Dokumen tersebut membahas pentingnya memahami konteks bahasa, sejarah, dan penulis Alkitab untuk memahami pesan-pesannya dengan tepat. Beberapa poin pentingnya adalah bahwa Alkitab ditulis dalam bahasa-bahasa tertentu pada zamannya, kata-kata dapat memiliki berbagai makna, pengulangan kata digunakan untuk penekanan, dan memahami konteks sejarah dan identitas penulis memb
1. Pelajaran 7 untuk 16 Mei 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“ ‘Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di
samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu,
supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau.’
” (Ulangan 31:26).
2. Bahasa
Kata-kata
Pengulangan
Konteks
Kepengarangan
Untuk suatu periode di masa lalu, ALLAH mengijinkan Firman-Nya berada di
bawah tekanan (Wahyu 11). Namun, di Akhir Zaman – zaman kita –, Ia telah
mengijinkan Alkitab untuk dibaca oleh 95% populasi Bumi.
Lembaga Alkitab sangat penting dalam menerjemahkan dan menyalurkan
Kitab Suci.
Kita dapat membaca Alkitab dalam bahasa kita
masing-masing, tetapi kita harus memahami
beberapa konsep dasar tentang bahasa dan
konteks aslinya, agar kita dapat memahami
pekabarannya dengan tepat.
3. BAHASA“Kami semua rebah ke
tanah dan aku
mendengar suatu suara
yang mengatakan
kepadaku dalam bahasa
Ibrani: Saulus, Saulus,
mengapa engkau
menganiaya Aku? Sukar
bagimu menendang ke
galah rangsang.’”
(Kisah 26:14)
Mengapa Allah ingin
Alkitab ditulis?
Untuk bersaksi tentang pekerjaan-Nya
melalui sejarah.
Untuk membuat rencana Keselamatan-Nya
diketahui.
Untuk mengajar kita cara bertindak dengan
keadilan.
ALLAH memilih suatu bangsa dan memberi tahu
mereka kebenaran dalam bahasa mereka, yaitu
bahasa Ibrani.
Kitab-kitab yang ditulis pada pembuangan di Babel
mencakup beberapa bagian dalam bahasa Aram.
Bahasa tersebut adalah bahasa “universal” pada
zamannya.
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani “umum,”
yang dapat dipahami semua orang pada waktu itu.
Saat ini, ada terjemahan-terjemahan Alkitab yang
memungkinkan kita untuk memahaminya, sehingga
kita dapat menerapkan prinsip-prinsipnya.
4. KATA-KATA
“Sebab kasih setia-Mu
lebih baik dari pada
hidup; bibirku akan
memegahkan Engkau.”
(Mazmur 63:3)
Seperti halnya dengan bahasa lain, ada kata-kata dalam bahasa Ibrani dan
Yunani yang memiliki beberapa arti atau meneruskan berbagai konsep.
Sebagai contoh:
Chesed. Rahmat, kebajikan, kebaikan hati, belas kasihan, kesalehan,
bantuan, kebenaran, keanggunan, belas kasihan.
Shalom. Kedamaian antara dua pihak, kedamaian batin, ketenangan,
keutuhan, kesempurnaan, kesejahteraan.
Ada juga kata-kata berbeda yang diterjemahkan
oleh hanya satu kata dalam bahasa kita.
Misalnya, “remnant / sisa” (she’ār, pālat,
mālat, yāthar, sārid dan ‘aharît).
Pengetahuan akan bahasa memungkinkan kita
untuk lebih memahami pekabaran yang ALLAH
telah sampaikan melalui firman-Nya.
5. PENGULANGAN
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-
Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27)
Kita dapat menekankan suatu pemikiran dengan
menggunakan tanda seru, huruf tebal, cetak miring, atau
menggarisbawahinya. Namun, itu tidak mungkin dalam
bahasa Ibrani Alkitabiah.
Para penulis Alkitab menggunakan
cara-cara lain untuk menekankan
suatu gagasan. Salah satunya
adalah mengulang sebuah kata,
seperti “created / menciptakan”
atau “holy / suci.” Ketika para
penulis ingin menyoroti sifat khas
ALLAH, mereka mengulangi kata
yang sama tiga kali (Kejadian
1:27; Yesaya 6:3; Yeremia 7:4).
Sebagai contoh, Daniel menekankan bagaimana Nebukadnezar menantang ALLAH
dengan mengulangi sepuluh kali bahwa ia membangun patung itu (Daniel
3:1,2,3,3,5,7,12,14,18).
6. KONTEKS
Selain memahami makna kata-kata asli, kita juga harus
memahami bagaimana kata-kata itu digunakan dalam
konteks sastra dan sejarahnya.
Contoh yang baik adalah kata Ibrani “adam,” yang dapat
diterjemahkan baik sebagai nama Adam (Kejadian 5:3; lih
2:23) dan sebagai manusia (Kejadian 5:2; lih 1:27).
“laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia
memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada
mereka, pada waktu mereka diciptakan.” (Kejadian 5:2)
Konteksnya sangat penting untuk
menjelaskan pekabaran dalam setiap ayat
dengan benar.
Menurut konteks Roma 5:14, bagaimana
seharusnya kita menafsirkan kata “Adam”
dalam kasus ini?
7. KEPENGARANGAN
“Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah
seorang peternak domba dari Tekoa, tentang
Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam
zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua
tahun sebelum gempa bumi.” (Amos 1:1)
Kita dapat lebih memahami pekabaran Alkitab
jika kita mengetahui rincian dan latar belakang
tentang siapa yang menulis setiap kitab dan gaya
penulisan si penulis.
Kita tahu siapa yang menulis banyak buku dalam
Alkitab, dan bahkan waktu ketika itu ditulis
(Amos adalah contoh yang baik). Namun, dalam
kasus lain informasi ini hanya tersedia melalui
tradisi Yahudi-Kristen.
Dalam beberapa kasus, konteks sejarah sangat
penting. Misalnya, kita mungkin tidak
memahami kitab Keluaran sepenuhnya jika kita
belum membaca kitab Kejadian terlebih dahulu.
Selain itu, Alkitab berisi kita-kitab puitis,
sejarah, nubuatan, dan surat-surat. Setiap
bentuk harus dibaca dan dijelaskan dengan cara
yang berbeda.
BERAGAM PENULIS
BERAGAM ZAMAN
BERAGAM GAYA PENULISAN