Yesus mengajarkan prinsip-prinsip kasih sejati yakni saling mengasihi, suka melayani, dan bahkan mengasihi musuh. Dia mencontohkan prinsip-prinsip ini dengan selalu melayani orang lain hingga di kayu salib tanpa memandang agama atau keyakinan mereka.
1. 16
Matius 13:34
Aku memberikan perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu
demikian pula kamu harus saling
mengasihi.
2. Matius 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya
kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi
kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
3. “yaitu tentang Yesus dari Nazaret:
bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa,
Dia, yang berjalan berkeliling sambil
berbuat baik dan menyembuhkan
semua orang yang dikuasai Iblis,
sebab Allah menyertai Dia.”
(Kisah 10:38)
Yesus selalu menunjukkan kesediaan
yang menyenangkan dan terus
menerus untuk melayani orang lain,
dari masa kanak-kanak-Nya hingga di
kayu salib. Dia tidak pernah
menempatkan keperluan-Nya sendiri
sebagai yang pertama.
4. Kasih dan belas kasihan yang tetap adalah
prinsip-prinsip yang mendukung semua
tindakan-Nya: “Sama seperti Ia
senantiasa mengasihi murid-murid-Nya
demikianlah sekarang Ia mengasihi
mereka sampai kepada kesudahannya.?”
(Yohanes 13: 1)
Prinsip-prinsip utama yang menggerakkan
hati-Nya dan yang Dia ingin untuk kita
ikuti adalah:
Yesus selalu menunjukkan
kesediaan yang
menyenangkan dan terus
menerus untuk melayani
orang lain, dari masa kanak-
kanak-Nya hingga di kayu
salib. Dia tidak pernah
menempatkan keperluan-Nya
sendiri sebagai yang pertama.
1. Kasihilah
sesamamu.
2. Suka melayani.
3. Kasihilah musuhmu.
5. Yesus mengutip perintah lama – kasihilah
sesamamu – untuk beberapa kali. Dan Ia
hidup menurut perintah itu.
Orang-orang Yahudi berpikir
hanyalah orang Yahudi (atau sahabat-
sahabat kita) yang adalah sesama
kita, jadi Yesus menceritakan kisah
tentang “Orang Samaria yang baik
hati” untuk menegur pemikiran itu.
Dia mengajarkan kita untuk mengasihi semua pria dan wanita dengan
menggunakan “peraturan emas” (Matius 7:12). Kita harus
memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya
orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 7:12)
6. E.G.W. (The Review and Herald, April 9, 1908)
“Bukanlah ceramah, bukanlah
pekerjaan, atau pernyataan
kesalehan dan kealiman, yang
bernilai bagi Allah, tetapi pekerjaan
kebenaran yang menyatakan
karakter seperti Kristus. Mematuhi
hukum Allah berarti harus cepat
untuk melihat keperluan sesama,
dan dengan cepat untuk menolong
mereka dengan tidak berhenti untuk
menanyakan tentang, “Apakah
mereka percaya doktrin yang sama
sebagaimana yang saya percayai?”
Mematuhi hukum Allah berarti
bertindak sebagai tangan penolong
Allah dalam meringankan keperluan
umat manusia yang menderita, tidak
peduli apa keyakinan agama mereka
yang sedang memerlukan itu.”
7. Suka melayani adalah karakteristik
utama dari pelayanan Yesus. Dia
memiliki belas kasihan bagi orang
banyak dan selalu berusaha untuk
meringankan beban mereka.
Peduli terhadap kebutuhan orang lain
haruslah juga menjadi ciri utama dari
setiap kehidupan orang percaya.
“Ibadah yang murni dan yang tak bercacat
di hadapan Allah, Bapa kita, ialah
mengunjungi yatim piatu dan janda-janda
dalam kesusahan mereka, dan menjaga
supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan
oleh dunia.” (Yakobus 1:27)
“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat
Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” (Matius 25:35-36)
8. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44)
Bagaimana kita harus memperlakukan musuh-musuh kita?
Melakukan
perbuatan
baik kepada
mereka
Mereka yang
menunjukkan
sikap
bermusuhan
Berbicara
dengan baik
kepada
mereka
Mereka yang
menyakiti hati
kita dengan
perkataan
mereka
Perantara
dihadapan
Allah untuk
mereka
Mereka yang
mengambil
keuntungan
dari kita
Ketika kita mengasihi musuh kita,
kita hidup di atas dari standar
rendah dunia yang jahat ini. Dengan
begitu kita menunjukkan
persekutuan yang erat dengan Bapa
surgawi kita.
9. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia
wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6)
Kita bisa mengasihi musuh kita karena
Allah terlebih dahulu mengasihi kita,
meskipun kita adalah musuh-musuh-Nya
(Roma 5:10). Semakin kita menyadari dan
mengalami kasih Allah bagi kita, semakin
banyak kasih-Nya akan mengalir dari kita
kepada sesama, bahkan kepada musuh-
musuh kita.
Keperluan kita setiap hari bukan hanya
menerima kembali kematian Yesus bagi
kita tetapi untuk menyerahkan kehendak
kita kepada-Nya dan tinggal di dalam Dia.
Dengan cara ini Yesus Sendiri tidak mencari kehendak-Nya
sendiri melainkan kehendak Bapa (Yohanes 5:30), jadi kita
perlu bergantung pada Yesus dan kehendak-Nya. Karena
tanpa Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
10. E.G.W. (This Day with God, February 29)
“Ketika kita melintas melalui
kehidupan, terdapat begitu banyak
kesempatan bagi kita untuk melayani.
Di sekitar kita ada pintu-pintu yang
terbuka untuk pelayanan. Oleh
menggunakan talenta berbicara
dengan benar, kita dapat berbuat
banyak bagi sang Guru. Perkataan
adalah kekuatan untuk kebajikan
ketika berisi dengan kelembutan dan
simpati Kristus. Uang, pengaruh,
kebijaksanaan, waktu, dan kekuatan –
semua ini adalah karunia yang
dipercayakan kepada kita untuk
membuat kita lebih bermanfaat untuk
orang di sekitar kita, dan lebih dari itu
menjadi suatu kehormatan untuk
Pencipta kita.”