Dokumen tersebut merangkum beberapa kisah penting dalam Alkitab, seperti dosa Kain dan Habel, air bah Nuh, pengalaman Abraham yang hampir mengorbankan anaknya, konflik Yakub dengan saudaranya Esau, dan kisah Yusuf yang dijual menjadi budak namun kemudian menjadi orang kuat di Mesir. Dokumen ini menggunakan kisah-kisah tersebut untuk menjelaskan konflik kosmis antara kebaikan dan kejahat
1. www.gmahktanjungpinang.org
Adapted from : www.fustero.es
Pelajaran 3untuk 16 Januari 2016
Kejadian 28:15
Sesungguhnya Aku menyertai engkau
dan Aku akan melindungi engkau, ke
mana pun engkau pergi, dan Aku akan
membawa engkau kembali ke negeri
ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan
engkau, melainkan tetap melakukan
apa yang Kujanjikan kepadamu."
2. Kitab Kejadian menceritakan kisah penipuan dan
hubungan yang retak sejak kejatuhan manusia ke dalam
dosa. Selama kurun waktu tersebut, konflik Kosmis
menyebarluas ke seluruh penjuru bumi.
3. “Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana
Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak
tahu! Apakah aku penjaga adikku?” (Kej. 4:9)
Persembahan Kain ditolak,
sebaliknya, ALLAH menerima
persembahan Habel. Gantinya
merenungkan mengapa
persembahannya ditolak, ia malahan
marah kepada Habel.
Ketika Kain lahir, Hawa
berpikir bahwa dialah
Jurus’lamat yang dijanjikan
ALLAH, namun ternyata tidak.
Kain menjawab Allah dengan cara menantang,
ia tidak menunjukkan pertobatan.
Kelahiran Set membawa harapan kembali,
karena Mesias yang dijanjikan akan berasal
dari keturunannya.
DOSA KAIN
Bapa segala dusta (Setan) menggodanya
untuk membunuh adiknya. Ia pun
melakukannya lalu ia berdusta untuk
menyembunyikan dosanya dengan
mengatakan (“Aku tidak tahu.”)
4. “... dilihat TUHAN, bahwa kejahatan
manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-
mata.” (Kejadian 6:5)
Keturunan Kain dengan cepat jatuh ke
dalam kehidupan yang berdosa.
Keturunan Set tetap setia untuk
sementara waktu, tetapi pada akhirnya
mereka dan seluruh umat manusiapun
memberontak terhadap ALLAH.
ALLAH memutuskan untuk
menghentikan pemberontakan tersebut,
Ia akan mengembalikan keadaan Bumi
seperti keadaannya ketika pertama kali
diciptakan: “belum berbentuk dan
kosong.” (Kejadian 1:2). “Tetapi Nuh
mendapat kasih karunia di mata
TUHAN.” (Kejadian 6:8).
Hal tersebut merupakan suatu
permulaan yang baru. Namun masalah
kembali muncul. Nuh mabuk, lalu Ham
bertindak tidak sopan dan memalukan.
Meskipun demikian, harapan masih ada
melalui keturunan Sem yang setia.
PEMBERONTAKAN GENERASI PERMULAAN
5. PENGALAMAN ABRAHAM
“Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang
tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu
mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.” (Kej. 22:13)
ALLAH menjanjikan Abraham
seorang anak; Oleh keturunannya
semua bangsa di bumi akan
mendapat berkat (Kej. 22:18).
Lalu ALLAH meneguhkan janji
tersebut kepada Ishak (Kej. 26:4)
dan kepada Yakub (Kej. 28:14).
“Oleh sebab Abraham telah menunjukkan satu kekurangan iman di dalam janji-janji
Allah, Setan telah menuduh di hadapan malaikat-malaikat dan di hadapan Allah bahwa
dia telah gagal untuk memenuhi syarat perjanjian itu, dan dia tidak layak untuk
menerima berkat berkatnya, Allah ingin membuktikan kesetiaan hamba-Nya di hadapan
segenap surga, untuk menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu selain penurutan yang
sempurna dapat diterima, dan untuk menyatakan dengan lebih jelas di hadapan mereka
rencana keselamatan itu.” E.G.W. (Patriarchs and Prophets, cp. 13, pg. 154)
Apa hubungan antara harus membunuh
anak perjanjian dengan Konflik kosmis
kebaikan melawan kejahatan?
6. “Sesungguhnya Aku menyertai engkau ... ke mana pun
engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke
negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau,
melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan
kepadamu.”(Kejadian 28:15)
Yakub meminta saudaranya
Esau untuk menjual hak
kesulungannya. Lalu ia
menipu ayahnya untuk
mencuri berkat yang
seharusnya menjadi bagian
Esau.
Reaksi Esau adalah jelas dan tegas; ia akan
membunuh saudaranya. Ribka mengirim
Yakub jauh dari rumah untuk
menyelamatkannya.
ALLAH bertemu dengan Yakub dan
memberkatinya di tengah-tengah
keputusasaannya. Terlepas dari segala
kesalahannya, ALLAH tidak melihat dia
sebagai Yakub-si penipu-tetapi sebagai
Israel yang akan berpaut erat dengan Allah.
7. “Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari
tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-
jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu
dengan anak-anaknya.” (Kejadian 32:11)
Yakub memutuskan untuk kembali ke rumah
setelah ditipu oleh ayah mertuanya (Laban)
selama 20 tahun.
Ia dikejar oleh ayah mertuanya dan ALLAH
melepaskannya (Kej. 31:29). Ia kembali
putus asa ketika ia tahu saudaranya Esau
mendatanginya dengan 400 orang bersenjata.
Ia berdoa sepanjang malam lalu bergumul
melawan ALLAH dan memegang-Nya erat-
erat, walaupun ia menang, akhirnya ia
pincang dan tak berdaya.
Ketika Esau melihat Yakub seperti itu, ia
berpikir bahwa Yakub tidaklah berbahaya,
dan iapun memaafkan adiknya tersebut.
Jika kita ingin mengalahkan konflik dalam
kehidupan, kita harus berpegang teguh
kepada TUHAN seperti yang telah Yakub
lakukan. TUHAN akan mengalahkan Iblis
dan menuntun kita ke Tanah Perjanjian.
KONFLIK
YAKUB (II)
8. “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan
janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku
ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah
menyuruh aku mendahului kamu.” (Kejadian 45:5)
Sebuah jubah maha indah, 2 mimpi
dan seorang ayah yang mengirim
anak bungsunya untuk mengawasi
saudara-saudaranya, sungguh suatu
kisah yang tragis.
Yusuf berjanji kepada ALLAH; ia memilih untuk setia
kepada-Nya bagaimanapun keadaannya. Dan ternyata
keadaan yang dihadapinya selama bertahun-tahun adalah
begitu keras untuk dilaluinya.
Yusufpun menjadi orang paling berkuasa ke-2 di Mesir, jadi
sebenarnya sekarang ia mampu membalas dendam kepada
saudara-saudaranya. Namun, ia tidak melihat kejahatan
mereka, tetapi ia melihat suatu rencana ALLAH terhadap
kehidupannya, keluarganya dan setiap orang di muka bumi.
Kita membutuhkan cara pandang Yusuf. Kita harus melihat melampaui
apa yang ada di hadapan kita saat ini. Kita harus melihat bahwa ALLAH
sedang menuntun jalan kita untuk memenuhi rencana-Nya bagi dunia
melalui keluarga dan diri kita sendiri.
CARA PANDANG
YUSUF