1. “Lalu Allah memberkati hari
ketujuh itu dan menguduskannya,
karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya
itu.” (Kejadian 2:3)
Pelajaran ke-9, Triwulan III 2021
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
2. Sabat dan Penciptaan.
Sabat dan Penebusan.
Sabat dan Perhentian.
Sabat mengingatkan kita bahwa TUHAN-
lah Yang menciptakan kita dan bahwa IA
mampu membebaskan dan menebus
kita. Pencipta Yang Mahakuasa Yang
membebaskan Israel dari perbudakan di
Mesir dapat membebaskan kita dari dosa
yang memperbudak kita.
Kita beristirahat pada hari Sabat dengan
berkat dari IA Yang menciptakan, menebus,
menguduskan kita, dan ingin bersekutu
dengan kita.
Hari Sabat adalah sebuah oasis perhentian
surgawi di gurun gersang dari hiruk pikuk
dunia dan keduniawiannya.
3. SABAT DAN
PENCIPTAAN
(1)
“Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan
pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada
hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah
dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:2.”
Penciptaan dimulai dengan dunia yang
tidak beraturan, gelap, dan tanpa
kehidupan (Kejadian 1:1-2). Sedikit demi
sedikit, hal-hal lain seperti terang, udara,
tanah, dan tumbuh-tumbuhan diciptakan.
Akhirnya, kehidupan memenuhi dunia selama dua hari berikutnya. Kemudian TUHAN
menciptakan bentuk kehidupan yang unik menurut gambar-Nya dengan perhatian khusus:
seorang pria (‘ish) dan seorang wanita (‘ishshah). Semuanya “sungguh amat baik.”
(Kejadian 1:31).
Penciptaan belum selesai. Setelah enam hari
aktivitas kreatif, TUHAN pun berhenti.
Perhatikan bahwa hari perhentian dianggap
sebagai bagian dari pekan Penciptaan.
Setelah tempat kediaman telah tersedia,
TUHAN menciptakan ritme dunia baru dengan
menempatkan beberapa “pengatur waktu”:
Matahari, Bulan, dan bintang-bintang.
4. SABAT DAN
PENCIPTAAN (2)
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan
yang telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:3)
Hari terakhir pekan penciptaan diberkati
dan dikhususkan bagi ciptaan TUHAN
untuk memiliki persekutuan penuh
dengan-Nya. Meskipun dunia saat itu
masih bebas dari dosa dan tekanan,
manusia perlu mengesampingkan tugas
sehari-hari dan menggunakan satu hari
penuh bersama Sang Pencipta mereka.
Ketika dosa memasuki dunia, rasa sakit,
kelemahan, dan kekerasan menggantikan
sukacita dan kedamaian. Karena itu,
manusia memerlukan hari istirahat
tersebut untuk menggunakan waktu yang
berharga bersama Pencipta mereka lebih
daripada ketika sebelum mereka berdosa.
Ketika TUHAN merangkum Hukum-Nya dalam
Sepuluh Perintah, IA menyertakan hari Sabat
bagi kita untuk beristirahat dan untuk
mengingat bahwa IA-lah Yang menciptakan kita
(Keluaran 20:8-11).
5. SABAT DAN
PENEBUSAN (1)
“Enam hari lamanya kamu
memungutnya, tetapi pada hari yang
ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak
ada pada hari itu.” (Keluaran 16:26)
Musa mendorong Israel kembali untuk memelihara hari Sabat
sebelum keluar dari Mesir. Namun, Firaun menghalanginya
(Keluaran 5:4-5).
Hari Sabat tiba-tiba disebutkan dalam Keluaran 16, sehingga,
pastilah orang Israel telah mengetahui tentang Sabat sebelum
peristiwa tersebut. Begitu mereka dibebaskan dari Mesir dan
sebelum tiba di Gunung Sinai, TUHAN mengingatkan mereka
tentang pentingnya perhentian Sabat melalui keajaiban manna.
ALLAH menghubungkan perhentian Sabat dengan kasih dan
pemeliharaan-Nya bagi mereka (Ulangan 8:3).
Musa kembali menyebutkan hari Sabat sebelum orang Israel memasuki
Tanah Perjanjian, ia menghubungkannya dengan Penebusan.
6. SABAT DAN
PENEBUSAN (2)
“Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di
tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN,
Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung;
itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau
merayakan hari Sabat.” (Ulangan 5:15)
Sebuah generasi baru muncul setelah hampir 40 tahun
Sepuluh Perintah ALLAH dinyatakan di Gunung Sinai.
Generasi baru ini bersedia memasuki Kanaan dan
perhentian yang dijanjikan (Ibrani 3:8-11, 16-19).
Ketika mengingat Sepuluh Perintah, penekanan Sabat
pada saat ini dihubungkan dengan kuasa penebusan
ALLAH (Ulangan 5:12-15).
Oleh karena itu, Sabat terhubung dengan masa lalu
[Penciptaan], masa sekarang [Penebusan], dan masa
depan [Ciptaan Baru bagi orang-orang yang ditebus]
(Yesaya 66:23).
Sabat menuntun kita kepada YESUS, Pencipta dan
Penebus kita. Kita akan hidup bersama DIA selamanya.
7. SABAT DAN
PERHENTIAN
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan
urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari
kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau
menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak
mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,” (Yesaya 58:13)
Bagaimana saya harus
berhenti pada hari Sabat,
sesuai dengan Mazmur 92,
Keluaran 16:29, dan
Yesaya 58:13?
Memuliakan TUHAN (Mazmur 92:1)
Memberitakan tentang Allah kepada orang lain (Mazmur 92: 2)
Bernyanyi untuk TUHAN (Mazmur 92:3)
Bersukacita dalam Penciptaan TUHAN (Mazmur 92:4-5)
Mengingat kebenaran TUHAN (Mazmur 92:6-9)
Menemukan kekuatan baru di dalam TUHAN (Mazmur 92:10)
Bertemu TUHAN bersama dengan Gereja-Nya (Mazmur 92:13)
Gunakan waktu bersama keluarga dan sahabat (Keluaran 16:29)
Jangan lakukan kehendakmu sendiri (Yesaya 58:13)
Menikmati Sabat (Yesaya 58:13)
Jangan memikirkan atau membicarakan pekerjaanmu (Yes. 58:13)
“maka engkau akan
bersenang-senang
karena TUHAN.”
(Yesaya 58:14)
8. “Hari Sabat bukannya hanya untuk
orang Israel saja, tetapi untuk dunia.
Hukum itu telah diumumkan kepada
manusia di taman Eden dan
mempunyai keharusan yang tidak
akan binasa, sebagaimana halnya
dengan sepuluh hukum. […] Dan
apabila Eden akan kembali
memberikan kembangnya di atas
dunia, maka hari Sabat TUHAN yang
suci akan dimuliakan oleh seluruhnya
yang ada pada naungan Matahari.”
E. G. W. (The Desire of
Ages, cp. 29, p. 283)