1. Pelajaran 2 untuk 14 Juli 2018
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Kisah Para Rasul 2:32,33
“Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang
dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.”
2. 1. Kisah Para Rasul 2:1-3.
Hujan Awal
2. Kisah Para Rasul 2:4-13.
Karunia Lidah
3. Kisah Para Rasul 2:14-32.
Khotbah Mula-mula
4. Kisah Para Rasul 2:33-36.
Pemuliaan YESUS
5. Kisah Para Rasul 2:37-41.
Buah-buah Sulung
Kisah Rasul pasal 2 adalah peresmian
Gereja Kristen.
3.000 orang bertobat dalam satu hari.
Berkat kuasa Roh Kudus, Gereja “maju
sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.” (Wahyu 6:2)
3. HUJAN AWAL
Kisah Para Rasul 2:1-3
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu
bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana
mereka duduk; dan tampaklah kepada
mereka lidah-lidah seperti nyala api
yang bertebaran dan hinggap pada
mereka masing-masing.” (Kisah Para
Rasul 2:2-3)
Para murid disatukan dalam
pertobatan, peribadatan
dan doa. Mereka siap
menerima janji Roh Kudus,
yang dikenal juga sebagai
“HUJAN AWAL”
(YOEL 2:23). Ini terjadi
bersamaan dengan
fenomena yang luar biasa.
Roh selalu bekerja, namun belum dicurahkan
dalam kepenuhannya hingga saat itu. Itu adalah
jawaban atas doa syafaat Yesus yang pertama di
hadapan Bapa (Yoh. 14:16).
Peristiwa ini terjadi pada beberapa waktu yang
lain, dan itu akan terjadi lagi, sebelum
Kedatangan YESUS kali ke2, dengan kekuatan
yang sama (“HUJAN AKHIR”)
4. KARUNIA LIDAH “Mereka semua tercengang-cengang
dan heran, lalu berkata: "Bukankah
mereka semua yang berkata-kata itu
orang Galilea? Bagaimana mungkin kita
masing-masing mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita
sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di
negeri asal kita” (Kisah 2:7-8)
Roh Kudus memberikan beragam karunia
(1Kor. 12:4-11). Karunia-karunia ini
disediakan untuk menyanggupkan Gereja
memberitakan Injil secara efektif.
Orang-orang yang berkumpul di Yerusalem
dapat memahami Kabar Baik yang sedang
dikhotbahkan para murid karena mereka
mendengarkan bahasa para murid dalam
bahasa mereka sendiri.
Karunia itu dicurahkan kembali di rumah
Kornelius (Kisah 10:46; 11:15-17). Ada
juga karunia lidah yang berbeda yang tidak
dapat dipahami oleh siapa pun dan perlu
ditafsirkan (1Kor. 14:2, 5, 13)
Namun, beberapa orang mencoba
mengejek karunia ini (Kisah 2:13) dan
mencemooh pekerjaan para murid.
Kisah 2:4-13
5. “Orang-orang Yahudi telah tersebar ke hampir setiap bangsa,
dan berbicara berbagai bahasa. Mereka telah datang jauh ke
Yerusalem, dan sementara waktu tinggal di sana, untuk tinggal
dan mengikuti hari raya keagamaan yang sedang berlangsung
dan untuk memenuhi persyaratannya. Ketika berkumpul,
mereka menggunakan bahasa mereka masing-masing.
Keanekaragaman bahasa ini merupakan penghalang besar bagi
pekerjaan hamba-hamba Allah dalam menyuarakan ajaran
Kristus ke ujung bumi. Allah harus menyediakan kekurangan
para rasul tersebut dengan cara yang menakjubkan kepada
orang-orang merupakan penegasan yang paling sempurna dari
kesaksian para saksi bagi Kristus ini. Roh Kudus telah
melakukan bagi mereka apa yang tidak dapat mereka capai oleh
diri mereka sendiri dalam seumur hidup; mereka sekarang
dapat menyebarkan kebenaran Injil ke negeri asing, ... Karunia
yang menakjubkan ini adalah bukti tertinggi yang dapat mereka
berikan kepada dunia bahwa amanat mereka mengandung
meterai Surga.” E.G.W. (The Story of Redemption, cp. 32, p. 242)
6. KHOTBAH MULA-MULA
Untuk menghadapi ejekan-ejekan yang datang,
Petrus memulai khotbahnya dengan
menggunakan Firman Tuhan untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi.
Kemudian dia menjelaskan pelayanan,
kematian dan kebangkitan Yesus
menggunakan kutipan dari Kitab Suci
(Mazmur 16)
Khotbah ini adalah contoh tentang
bagaimana cara kita membawa orang
kepada Kebenaran. Kita harus
memperkenalkan Yesus kepada mereka
dan didasarkan pada Alkitab.
“Yesus inilah yang dibangkitkan Allah,
dan tentang hal itu kami semua adalah
saksi.” (Kisah 2:32)
Kisah 2:14-32
Ia mengutip Yoel 2:28-32 untuk
menjelaskan bahwa Roh Kudus akan
dicurahkan pada hari-hari terakhir,
seperti yang terjadi saat itu juga.
7. PERMULIAAN
YESUS
“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu
dengan pasti, bahwa Allah telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi
Tuhan dan Kristus.” (Kisah 2:36)
Dalam bagian ketiga
khotbahnya, Petrus
menjelaskan pengangkatan
Yesus di Surga dengan sekali
lagi mengutip Kitab Suci:
Mazmur 110:1.
Kisah 2:33-36
Bapa telah mensahkan pengorbanan di
kayu salib dengan menempatkan Yesus di
sisi kanan-Nya.
Roh Kudus dicurahkan karena permuliaan-
Nya.
Begitulah cara Petrus menjelaskan bahwa
pengorbanan Yesus di salib adalah satu-
satunya cara untuk keselamatan.
8. BUAH-BUAH
SULUNG
“Kemudian mereka yang
dengan senang hati menerima
firmannya menerima baptisan;
dan hari itu sekitar tiga ribu
jiwa ditambahkan kepada
mereka.” (Kisah 2:41)
Buah sulung dari pekerjaan Roh
Kudus melalui Gereja adalah
3.000 orang Kristen baru.
ROH KUDUS menyadarkan
mereka akan dosa, sehingga
mereka bertanya bagaimana
agar mereka dapat
diselamatkan. Petrus
memperkenalkan dua
persyaratan dasar:
PERTOBATAN. Keinginan yang
kuat untuk menjauh dari dosa.
Itu adalah tanggapan terhadap
panggilan Roh Kudus.
BAPTISAN. Suatu pernyataan di
hadapan umum dari perubahan
yang tleah terjadi dalam hatinya.
Kisah 2:37-41
Selain pengampunan atas dosa-dosa kita, kita juga menerima
karunia Roh Kudus. Sehingga kita siap untuk memenuhi misi
yang telah diamanatkan kepada gereja.
9. “Apabila Roh Allah sudah memiliki hati, maka kehidupan
pun diubahkannya. Segala pikiran yang penuh dosa
dibuang jauh, segala perbuatan jahat ditinggalkan; kasih,
kerendahan hati, dan damai menggantikan amarah, iri
hati, dan perselisihan. Sukacita menggantikan dukacita,
dan wajah memantulkan cahaya surga. Tidak seorang
pun yang melihat tangan yang mengangkat behan itu,
atau melihat cahaya yang turun dari istana yang di surga.
Berkat itu datang apabila oleh iman jiwa menyerahkan
dirinya kepada Allah. Lalu kuasa yang tidak dapat dilihat
oleh mata manusia itu pun menciptakan satu makhluk
baru menurut peta Allah.”
E.G.W. (The Desire of Ages, cp. 17, p. 173)