Dokumen tersebut membandingkan instrumen akreditasi dengan profil SKM/SSN terkait standar isi kurikulum. Beberapa poin perbandingan meliputi penyusunan KTSP yang melibatkan berbagai pihak, komponen-komponen KTSP, pengembangan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP, penerapan prinsip-prinsip tertentu dalam kurikulum, penyusunan silabus, kurikulum muatan lokal, program pengembangan
1. PERBANDINGAN INSTRUMEN AKREDITASI DENGAN PROFIL SKM/SSN
I. STANDAR ISI
NO INSTRUMEN AKREDITASI PROFIL SKM/SSN DAN MASUKAN
1. Sekolah/Madrasah Memiliki dokumen Kurikulum
melaksanakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan A. Dokumen KTSP berlaku dengan disahkan oleh kepala sekolah dengan pertimbangan komite dan diketahui Dinas Pendidikan
(KTSP). Provinsi
A. Melaksanakan B. KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional yang mencakup :
kurikulum berdasarkan 1) Agama
9 (sembilan) 2) Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
komponen muatan 3) Persatuan nasional dan nilai kebangsaan
KTSP. 4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
B. Melaksanakan
6) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
kurikulum berdasarkan
8 (delapan) komponen
7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
muatan KTSP. 8) Dinamika perkembangan global
9) Tuntutan dunia kerja
C. Melaksanakan 10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
kurikulum berdasarkan 11) Kesetaraan jender
7 (tujuh) komponen 12) Karakteristik satuan pendidikan
muatan KTSP.
C. Proses penyusunan dokumen KTSP dilakukan dengan :
D. Melaksanakan 1) Membentuk Tim Penyusun KTSP disertai uraian tugas masing-masing unsur (Kasek, Guru/Konselor)
kurikulum berdasarkan 2) Menyusun progam dan jadwal kerja Tim Penyusun KTSP, yang memuat kegiatan: penyusunan draf, reviu, revisi, finalisasi,
6 (enam) atau kurang pemantapan, penilaian keterlaksanaan KTSP, dan tindak lanjut hasil penilaian
komponen muatan 3) Menganalisis konteks dan menyusun hasil analisis berupa :
KTSP. Identifikasi SI, SKL, SK, dan KD sebagai acuan dalam merumuskan Indikator, menjabarkan Materi Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, alokasi waktu Bahan Penilaian, dan Bahan/ Media/Alat Pembelajaran
E. Tidak melaksanakan Profil kondisi satuan pendidikan (peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya dan
KTSP. program-program)
Deskripsi peluang dan tantangan (daya dukung : Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, sumberdaya alam
dan sosial budaya)
1
2. 2. Sekolah/Madrasah Komponen KTSP, memuat :
mengembangkan kurikulum
melalui mekanisme a. Visi, misi, tujuan satuan pendidikan dan strategi yang mencerminkan upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didik, yang
penyusunan KTSP. didukung suasana belajar dan suasana sekolah yang kondusif.
A. Mengembangkan b. Struktur dan muatan KTSP, yang mencakup:
kurikulum melalui
mekanisme yang 1) Mata pelajaran dan alokasi waktu dengan berpedoman pada struktur kurikulum dalam Standar Isi
mencakup 7 (tujuh) tahap 2) Program muatan lokal (mencakup : jenis program dan strategi pelaksanaan)
penyusunan. 3) Kegiatan pengembangan diri (mencakup : jenis program dan strategi pelaksanaan)
4) Pengaturan beban belajar, memuat :
B. Mengembangkan Penerapan Sistem Satuan Kredit Semester (dengan karakter pengelompokan MP wajib/pokok dan pilihan
kurikulum melalui paket/bebas, setiap SKS diperhitungkan 45 menit Tatap Muka dan 25 menit penugasan terstruktur dan kegiatan tidak
mekanisme yang terstruktur, tidak menerapkan kenaikan kelas, peserta didik dimungkinkan menyelesaikan pendidikan kurang dari 6
mencakup 5 (lima) atau 6 (enam) semester.
(enam) tahap penyusunan Ketuntasan belajar
- Ditentukan sebagai hasil analisis SK, KD, dan Indikator, dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata
C. Mengembangkan peserta didik (intake), kompleksitas SK/KD dan ketersediaan sumberdaya dukung
kurikulum melalui - Dirumuskan dalam bentuk KKM seluruh MP ≥ 75 % dan dilengkapi dengan rencana pencapaian kriteria ketuntasan
mekanisme yang ideal 100%.
mencakup 3 (tiga) atau 4 Kriteria Kelulusan
(empat) tahap - Kriteria kelulusan di atas rata-rata standar nasional (≥75%)
penyusunan. Kriteria Penjurusan (dengan mempertimbangkan bakat, minat, prestasi peserta didik yang disesuaikan dengan KKM
dan karateristik sekolah yang bersangkutan)
D. Mengembangkan Ketentuan Mutasi peserta didik (mutasi ke dalam maupun ke luar sesuai ketentuan yang berlaku)
kurikulum melalui Pendidikan kecakapan hidup, yang meliputi:
mekanisme yang - Program kecakapan hidup (terintegrasi pada MP atau berupa paket/modul yang dirancang secara khusus)
mencakup 1 (satu) atau 2 - Strategi pelaksanaan program kecakapan hidup
(dua) tahap penyusunan. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, yang meliputi :
- Program yang terintegrasi pada MP atau berupa paket/modul yang dirancang secara khusus
E. Tidak mengembangkan - Strategi pelaksanaan PBKL/PBKG
kurikulum. Kalender pendidikan tingkat satuan pendidikan yang disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik
sekolah.
2
3. 3. Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP.
A. Mengembangkan kurikulum melalui mekanisme yang mencakup 7 (tujuh) tahap penyusunan.
B. Mengembangkan kurikulum melalui mekanisme yang mencakup 5 (lima) atau 6 (enam) tahap
penyusunan.
C. Mengembangkan kurikulum melalui mekanisme yang mencakup 3 (tiga) atau 4 (empat) tahap
penyusunan.
D. Mengembangkan kurikulum melalui mekanisme yang mencakup 1 (satu) atau 2 (dua) tahap
penyusunan.
E. Tidak mengembangkan kurikulum.
4. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran, Penyusunan/pengembangan silabus:
pengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondisi alam, serta pendayagunaan kondisi sosial A. Disusun/dikembangkan secara mandiri dengan
dan budaya. melibatkan seluruh guru dari sekolah yang
A. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran, bersangkutan
pengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondisi alam, serta pendayagunaan kondisi B. Disusun/dikembangkan melalui proses penjabaran
sosial dan budaya. SK/KD menjadi Indikator, Materi Pembelajaran,
B. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Jenis Penilaian
pengayaan layanan pembelajaran, dan pendayagunaan kondisi alam. C. Mencakup seluruh mata pelajaran baik yang SK/KD
C. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran nya telah disiapkan oleh Pemerintah maupun yang
dan pengayaan layanan pembelajaran. disusun oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan
D. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran. sekolah
E. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum tidak menggunakan prinsip tersebut. D. Memanfaatkan berbagai panduan dan contoh
silabus yang dikembangkan oleh Pusat sebagai
referensi
5. Sekolah/Madrasah memiliki kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak.
A. Penyusunan kurikulum muatan lokal melibatkan guru, komite sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, dan instansi terkait di daerah.
B. Penyusunan kurikulum muatan lokal melibatkan guru, komite sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga pendidikan, dan dinas pendidikan.
C. Penyusunan kurikulum muatan lokal melibatkan guru dan komite sekolah/madrasah atau
penyelenggara lembaga pendidikan.
D. Penyusunan kurikulum muatan lokal hanya melibatkan guru.
E. Tidak menyusun kurikulum muatan lokal.
3
4. 6. Sekolah/Madrasah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan konseling dan kegiatan
ekstrakurikuler.
A. Di samping kegiatan konseling, melaksanakan 4 (empat) jenis atau lebih program ekstrakurikuler.
B. Di samping kegiatan konseling, melaksanakan 3 (tiga) jenis program ekstrakurikuler.
C. Di samping kegiatan konseling, melaksanakan 2 (dua) jenis program ekstrakurikuler.
D. Di samping kegiatan konseling, melaksanakan 1 (satu) jenis program ekstrakurikuler.
E. Tidak melaksanakan kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakulikuler.
7. Sekolah/Madrasah memiliki beberapa mata pelajaran yang dilengkapi dokumen standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran.
A. Sebanyak 13 (tiga belas) mata pelajaran atau lebih memiliki dokumen standar kompetensi dan kompetensi dasar.
B. Sebanyak 9 (sembilan) sampai dengan 12 (dua belas) mata pelajaran memiliki dokumen standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
C. Sebanyak 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) mata pelajaran memiliki dokumen standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
D. Sebanyak 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) mata pelajaran memiliki dokumen standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
E. Tidak ada satu pun mata pelajaran memiliki dokumen standar kompetensi dan kompetensi dasar.
8. Sekolah/Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan beban belajar yang tertuang pada
lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
A. Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 38 jam, dan
jumlah minggu efektif per tahun minimal 34 minggu.
B. Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 38 jam, dan
jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu.
C. Satu jam pembelajaran tatap muka selama 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu kurang dari 38 jam,
dan jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu.
D. Satu jam pembelajaran tatap muka kurang dari 45 menit, jumlah jam pembelajaran per minggu kurang dari 38
jam, dan jumlah minggu efektif per tahun kurang dari 34 minggu.
E. Tidak menerapkan ketentuan beban belajar yang ditetapkan Depdiknas.
9. Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa.
A. Sebanyak 76% - 100% guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi
waktu tiap mata pelajaran.
B. Sebanyak 51% - 75% guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi
waktu tiap mata pelajaran.
C. Sebanyak 26% - 50% guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi
waktu tiap mata pelajaran.
4
5. D. Sebanyak 1% - 25% guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi
waktu tiap mata pelajaran.
E. Tidak ada seorang pun guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa maksimal 60% dari alokasi
waktu tiap mata pelajaran.
10. Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu.
A. Sebanyak 76% - 100% guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi
tertentu maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
B. Sebanyak 51% - 75% guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi
tertentu maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
C. Sebanyak 26% - 50% guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi
tertentu maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
D. Sebanyak 1% - 25% guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi
tertentu maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
E. Tidak ada seorang pun guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi
tertentu.
11. Pengembangan KTSP telah disahkan oleh Dinas Pendidikan yang bersangkutan atau Kanwil Depag/Kandepag.
A. Sebanyak 13 (tiga belas) silabus mata pelajaran atau lebih telah dikembangkan KTSP-nya.
B. Sebanyak 9 (sembilan) sampai dengan 12 (dua belas) silabus mata pelajaran telah dikembangkan KTSP-nya.
C. Sebanyak 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) silabus mata pelajaran telah dikembangkan KTSP-nya.
D. Sebanyak 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) silabus mata pelajaran telah dikembangkan KTSP-nya.
E. Tidak ada silabus mata pelajaran yang dikembangkan KTSP-nya.
12. Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus sendiri.
A. Sebanyak 76% - 100% guru menyusun silabus sendiri.
B. Sebanyak 51% - 75% guru menyusun silabus sendiri.
C. Sebanyak 26% - 50% guru menyusun silabus sendiri.
D. Sebanyak 1% - 25% guru menyusun silabus sendiri.
E. Tidak ada seorang pun guru menyusun silabus sendiri.
13. Sekolah/Madrasah memiliki silabus untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan panduan penyusunan KTSP.
A. Sebanyak 13 (tiga belas) mata pelajaran atau lebih memiliki silabus.
B. Sebanyak 9 (sembilan) sampai dengan 12 (dua belas) mata pelajaran memiliki silabus.
C. Sebanyak 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) mata pelajaran memiliki silabus.
D. Sebanyak 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) mata pelajaran memiliki silabus.
E. Tidak ada satu pun mata pelajaran memiliki silabus.
5
6. 14. Guru mengembangkan silabus sesuai dengan langkah–langkah pada panduan penyusunan KTSP ?
A. Sebanyak 76%-100% silabus mata pelajaran dikembangkan melalui 7 (tujuh) langkah.
B. Sebanyak 51%-75% silabus mata pelajaran dikembangkan melalui 6 (enam) langkah.
C. Sebanyak 26%-50% silabus mata pelajaran dikembangkan melalui 5 (lima) langkah.
D. Sebanyak 1%-25% silabus mata pelajaran dikembangkan melalui 1 (satu) sampai 4 (empat) langkah.
E. Tidak mengikuti langkah-langkah pengembangan silabus.
15. Sekolah/Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, pembelajaran efektif, dan hari libur pada
kalender akademik yang dimiliki.
A. Menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, pembelajaran efektif, dan hari libur.
B. Menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, dan pembelajaran efektif.
C. Menjadwalkan awal tahun pelajaran dan minggu efektif.
D. Menjadwalkan awal tahun pelajaran.
E. Tidak memiliki kalender akademik.
6
7. II. STANDAR PROSES
NO INSTRUMEN AKREDITASI PROFIL SKM/SSN DAN MASUKAN
16. Sekolah/Madrasah mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar
isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.
A. Mengembangkan silabus secara mandiri.
B. Mengembangkan silabus melalui kelompok guru mata pelajaran dalam sebuah
sekolah/madrasah.
C. Mengembangkan silabus melalui kelompok guru dari beberapa sekolah/madrasah.
D. Mengembangkan silabus dengan mengadopsi contoh yang sudah ada.
E. Tidak mengembangkan silabus.
17. Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus. Penyiapan perangkat pembelajaran, dengan indikator:
A. Sebanyak 13 (tiga belas) mata pelajaran atau lebih memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus. a. Adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Sebanyak 9 (sembilan) sampai 12 (dua belas) mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari yang dikembangkan dari silbus oleh setiap Guru
silabus. (paling luas mencakup satu KD yang terdiri atas satu
C. Sebanyak 5 (lima) sampai 8 (delapan) mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan
silabus.
atau lebih)
D. Sebanyak 1 (satu) sampai 4 (empat) mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus.
b. Substansi RPP sekurang-kurangnya berisi tentang :
E. Tidak ada satu pun mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus.
Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode
18. Penyusunan RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong partisipasi aktif pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian Hasil
siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Belajar
A. Sebanyak 76% - 100% RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong c. Penyusunan RPP sudah memperhatikan prinsip
partisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. perbedaan individu siswa mendorong partisifasi aktif
B. Sebanyak 51% - 75% RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong siswa dan menerapkan teknologi informasi dan
partisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. komunikasi.
C. Sebanyak 26% - 50% RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong d. Pengembangan bahan ajar dalam bentuk :
partisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Bahan cetak (modul, hand out, LKS, dll)
D. Sebanyak 1% - 25% RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong
Audio, visual, audio visual
partisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Bahan ajar berbasis TIK/multi media : CD
E. Tidak ada satu pun RPP memerhatikan prinsip perbedaan individu siswa, mendorong partisipasi interaktif, computer based
aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
7
8. 19. Sekolah/Madrasah melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi persyaratan yang Pelaksanaan proses pembelajaran :
ditentukan. a. Menerapkan 4 (empat) persyaratan,yaitu:
A. Memenuhi 4 (empat) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran. perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak
B. Memenuhi 3 (tiga) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran. lanjut
C. Memenuhi 2 (dua) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran. b. Menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan
D. Memenuhi 1 (satu) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran. terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
E. Tidak memenuhi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Dilakukan guru melalui langkah-langkah
20. Proses pembelajaran di sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi pembukaan, inti,
pembelajaran. penutup
A. Sebanyak 76% - 100% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah d. Menerapkan pengelolaan pembelajaran dengan
pembelajaran. sistem pindah ruang kelas (moving class). Untuk itu
B. Sebanyak 51% - 75% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah diperlukan kelas mata pelajaran
pembelajaran. e. Guru menyediakan jadwal untuk konsultasi mata
C. Sebanyak 26% - 50% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pelajaran
pembelajaran.
f. Disusun jadwal pemanfaatan laboratorium untuk
D. Sebanyak 1% - 25% guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
kegiatan di luar jadwal rutin
pembelajaran.
E. Tidak ada seorang pun guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah g. Pemanfaatan perpustakaan untuk menunjang
pembelajaran. pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur, dan
belajar mandiri
21. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/ madrasah mencakup tahap h. Ada penasihat akademik yang dapat mendeteksi
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. potensi peserta didik (bisa dengan tes bakat disertai
A. Mencakup 3 (tiga) tahap pemantauan serta dilakukan diskusi hasil pemantauan. data prestasi belajar), memberikan bimbingan
B. Mencakup 3 (tiga) tahap pemantauan tanpa dilakukan diskusi hasil pemantauan. akademik, dan membantu memecahkan masalah
C. Mencakup 2 (dua) tahap pemantauan. peserta didik
D. Mencakup 1 (satu) tahap pemantauan. i. Ada program remedi sepanjang semester
E. Tidak pernah melakukan pemantauan.
j. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK
22. Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan cara pemberian k. Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
A. Melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 4 (empat) cara. didik untuk berpartisipasi aktif
B. Melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 3 (tiga) cara. l. Proses pembelajaran mendorong prakarsa,
C. Melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 2 (dua) cara. kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
D. Melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 1 (satu) cara. minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
E. Tidak melakukan supervisi. peserta didik
8
9. 23. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah. m. Pelaksanaan proses pembelajaran
A. Dengan memerhatikan 2 (dua) aspek evaluasi yaitu proses pembelajaran dan kinerja guru. mempertimbangkan jumlah maksimal peserta didik
B. Dengan memerhatikan 1 (satu) aspek evaluasi yaitu proses pembelajaran. per kelas dan beban mengajar maksimal per
C. Dengan memerhatikan 1 (satu) aspek evaluasi yaitu kinerja guru. pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap
D. Evaluasi dilakukan tetapi tidak memerhatikan kedua aspek evaluasi. peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta
E. Tidak ada proses evaluasi. didik setiap pendidik
24. n. Setiap proses pembelajaran dilakukan dengan
Kepala sekolah/madrasah melaporkan pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku
kepentingan. mengembangkan budaya membaca dan menulis
A. Pengawasan dilaporkan kepada yang bersangkutan, dewan guru, dan pengawas o. Pendidik menerapkan aspek keteladanan dalam
sekolah/madrasah. setiap proses pembelajaran
B. Pengawasan dilaporkan kepada yang bersangkutan dan dewan guru.
C. Pengawasan dilaporkan kepada yang bersangkutan saja.
D. Tidak dilaporkan.
E. Tidak melakukan pengawasan.
25. Kepala sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses Pengawasan proses pembelajaran
pembelajaran.
A. Sebanyak 76% - 100% hasil pengawasan selama satu tahun terakhir dilakukan tindak lanjut. Dilakukan secara terprogram dan intensif melalui
B. Sebanyak 51% - 75% hasil pengawasan selama satu tahun terakhir dilakukan tindak lanjut. pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
C. Sebanyak 26% - 50% hasil pengawasan selama satu tahun terakhir dilakukan tindak lanjut. pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan
D. Sebanyak 1% - 25% hasil pengawasan selama satu tahun terakhir dilakukan tindak lanjut.
E. Tidak ada satu pun hasil pengawasan ditindaklanjuti.
9
10. III. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PROFIL SKM/SSN DAN
NO INSTRUMEN AKREDITASI
MASUKAN
1. Sekolah memberi
26. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengalaman belajar yang
pengambilan keputusan. luas agar siswa memiliki
A. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek ditetapkan 75,0 atau lebih.
sikap positif dalam
B. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek ditetapkan 70,0 sampai 74,9.
C. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek ditetapkan 65,0 sampai 69,9. pengembangan ilmu
D. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek ditetapkan 60,0 sampai 64,9. pengetahuan, teknologi,
E. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek ditetapkan kurang dari 60. dan seni serta bijaksana
dalam kehidupan sosial,
27. Siswa terlibat dalam kegiatan belajar yang berkaitan dengan analisis dan pemecahan masalah-masalah kompleks. sikap positif terhadap
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak lingkungan ekologis
4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak 2. Guru mampu merancang
3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir. berbagai model
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak
pembelajaran untuk
2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak mencapai kompetensi
1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir. tertentu yang tersusun
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah dalam RPP (skenario
kompleks. pembelajaran)
28. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menganalisis gejala alam dan sosial. 3. Guru mampu
A. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran IPA dan IPS ditetapkan 75,0 atau lebih. menerapkan berbagai
B. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran IPA dan IPS ditetapkan 70,0 sampai 74,9. model pembelajaran
C. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran IPA dan IPS ditetapkan 65,0 sampai 69,9. untuk mencapai
D. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran IPA dan IPS ditetapkan 60,0 sampai 64,9. kompetensi tertentu
E. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran IPA dan IPS ditetapkan kurang dari 60.
10
11. 29. Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam kelompok mata pelajaran iptek secara efektif.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar,
buku teks, perpustakaan, laboratorium, dan internet.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar,
buku teks, perpustakaan, dan laboratorium.
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar,
buku teks, dan perpustakaan.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar
dan buku teks.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa dengan sumber belajar.
30. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari
berbagai sumber belajar.
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber
belajar sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber
belajar sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber
belajar sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber
belajar sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari
berbagai sumber belajar.
31. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan pembelajaran yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif
dan bertanggung jawab.
11
12. 32. Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 4 (empat) jenis
dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 3 (tiga) jenis
dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun.
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 2 (dua) jenis
dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sebanyak 1 (satu) jenis
dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
33. Siswa memperoleh pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 4 (empat) jenis
dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau
3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau
2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau
1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengapresiasikan karya seni dan budaya.
34. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab.
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri
dan bertanggung jawab.
12
13. 35. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali
atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali
dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam
satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali
dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan penegakan aturan-aturan sosial.
36. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan sikap kompetitif untuk mendapatkan hasil terbaik.
A. Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah, juara jurusan, juara kelas, dan juara mata
pelajaran.
B. Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah, juara jurusan, dan juara kelas.
C. Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah dan juara kelas.
D. Sekolah/Madrasah memberikan penghargaan bagi juara sekolah/madrasah.
E. Sekolah/Madrasah tidak memberikan penghargaan bagi juara.
37. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik.
A. Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil
terbaik sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil
terbaik sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil
terbaik sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil
terbaik sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk
mendapatkan hasil terbaik.
13
14. 38. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.
A. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
B. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis.
39. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk membentuk karakter siswa, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan
lingkungan.
A. Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan
lingkungan sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan
lingkungan sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan
lingkungan sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan
lingkungan sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak melaksanakan program bagi siswa untuk membentuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan
kebersihan lingkungan.
40. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui pembiasaan untuk memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
A. Sebanyak 76% - 100% silabus khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran
dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
B. Sebanyak 51% - 75% silabus khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran
dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
C. Sebanyak 26% - 50% silabus khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran
dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
D. Sebanyak 1% - 25% silabus khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran
dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
E. Tidak ada satu pun silabus khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran
dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
14
15. 41. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia yang bersifat afektif.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi 4 (empat) jenis atau lebih kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi 3 (tiga) jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama.
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi 2 (dua) jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi 1 (satu) jenis kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama.
E. Sekolah/Madrasah tidak melaksanakan kegiatan pembiasaan dan pengamalan ajaran agama.
42. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global.
A. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
B. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Tidak ada kegiatan pembelajaran untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam
lingkup global.
43. Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam pembentukan akhlak mulia melalui pembiasaan dan pengamalan.
A. Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali
atau lebih setiap minggu.
B. Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali
setiap minggu.
C. Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali setiap
minggu.
D. Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali
setiap minggu.
E. Tidak ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri.
44. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk menghargai perbedaan pendapat dan berempati
terhadap orang lain.
A. Sebanyak 76% - 100% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.
B. Sebanyak 51% - 75% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.
C. Sebanyak 26% - 50% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.
D. Sebanyak 1% - 25% kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.
E. Tidak ada kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat.
15
16. 45. Siswa memperoleh pengalaman dalam menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 4
(empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 3
(tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 2
(dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok sebanyak 1
(satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memfasilitasi kegiatan siswa untuk menghasilkan karya kreatif baik individual maupun
kelompok.
46. Siswa memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun.
A. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun
sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun
C. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun
sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu tahun terakhir.tulisan secara efektif dan santun sebanyak 3 (tiga) jenis
dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun
sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif dan santun.
47. Siswa memperoleh keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis.
A. Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi
lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah/madrasah.
B. Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi
lapangan, dan majalah dinding.
C. Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, dan laporan hasil kunjungan karya wisata/studi
lapangan.
D. Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba.
E. Tidak tersedia kumpulan karya tulis siswa.
48. Siswa memperoleh keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.
A. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 75,0 atau lebih.
B. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 70,0 sampai 74,9.
C. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 65,0 sampai 69,9.
D. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan 60,0 sampai 64,9.
E. Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ditetapkan kurang dari 60.
16
17. 49. Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam mengembangkan iptek seiring dengan perkembangannya.
A. Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 4 (empat) jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih
dalam satu tahun terakhir.
B. Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 3 (tiga) jenis dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu
tahun terakhir.
C. Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 2 (dua) jenis dan/atau 2 (dua) kali dalam satu
tahun terakhir.
D. Sekolah/Madrasah memberikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak 1 (satu) jenis dan/atau 1 (satu) kali dalam satu
tahun terakhir.
E. Sekolah/Madrasah tidak pernah memberikan layanan dalam pengembangan iptek.
50. Siswa memperoleh pengalaman belajar agar menguasai pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
A. Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 4 (empat)
jenis dan/atau 4 (empat) kali atau lebih dalam satu semester.
B. Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 3 (tiga) jenis
dan/atau 3 (tiga) kali dalam satu semester.
C. Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 2 (dua) jenis
dan/atau 2 (dua) kali dalam satu semester.
D. Sekolah/Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 1 (satu) jenis
dan/atau 1 (satu) kali dalam satu semester.
E. Sekolah/Madrasah tidak melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.
17
18. IV. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
NO INSTRUMEN AKREDITASI PROFIL SKM/SSN DAN MASUKAN
51. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). 1. Kualifikasi akademik dan kompetensi
A. Sebanyak 76% - 100% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV. tenaga pendidik
B. Sebanyak 51% - 75% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV. a. Lebih dari 75% tenaga pendidik
C. Sebanyak 26% - 50% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV. berkualifikasi akademik minimum
D. Sebanyak 1% - 25% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV. diploma empat (D-IV) atau
E. Tidak ada seorang pun guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.
sarjana (S1)
52. Guru pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. b. Lebih dari 75% tenaga pendidik
A. Sebanyak 76% - 100% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar berlatar belakang pendidikan
belakang pendidikannya. tinggi dengan program pendidikan
B. Sebanyak 51% - 75% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar sesuai dengan mata pelajaran
belakang pendidikannya. yang diajarkan
C. Sebanyak 26% - 50% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar c. Lebih dari 75% tenaga pendidik
belakang pendidikannya. bersertifikat profesi guru
D. Sebanyak 1% - 25% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar d. Lebih dari 75% Guru mampu
belakang pendidikannya.
menjalankan tugas mengajar
E. Tidak ada seorang pun guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diampu dengan latar
e. Guru memiliki integritas
belakang pendidikannya.
kepribadian dan bertindak sesuai
53. Guru sehat jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar. dengan norma agama, hukum,
A. Sebanyak 76% - 100% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. sosial, serta peraturan dan
B. Sebanyak 51% - 75% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. ketentuan yang berlaku.
C. Sebanyak 26% - 50% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. f. Guru berkomunikasi secara
D. Sebanyak 1% - 25% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. efektif dan santun dengan sesama
E. Tidak ada seorang pun guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. guru, tenaga kependidikan, dan
54. orangtua siswa.
Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.
g. Guru menguasai materi pelajaran
A. Sebanyak 76% -100% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran. yang diampu serta
B. Sebanyak 51% -75% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan mengembangkannya dengan
prinsip-prinsip pembelajaran. metode ilmiah.
C. Sebanyak 26% -50% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan h. Guru bimbingan
prinsip-prinsip pembelajaran. konseling/konselor yang
18
19. D. Sebanyak 1% -25% guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip- kompeten dalam membantu
prinsip pembelajaran. layanan akademik maupun non
E. Tidak ada seorang pun guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan akademik peserta didik
prinsip-prinsip pembelajaran.
55. Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan
dan ketentuan yang berlaku.
A. Semua guru bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
B. Ada guru yang melanggar norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku; dan telah
dikenai sanksi yang sepadan seperti dibebastugaskan dari mengajar atau dikeluarkan.
C. Ada guru yang melanggar norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku namun
diberi kesempatan memperbaiki diri dan dilakukan pembinaan.
D. Ada guru yang melanggar norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku namun
hanya diberikan peringatan tertulis.
E. Ada guru yang melanggar norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku namun
tidak diberikan sanksi apa pun.
56. Guru berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan orangtua siswa.
A. Adanya rapat dewan guru, rapat antara guru dan kepala sekolah/madrasah, guru dan komite
sekolah/madrasah, serta pertemuan antara guru dan orangtua siswa.
B. Adanya rapat dewan guru, rapat antara guru dan kepala sekolah/madrasah, serta guru dan komite
sekolah/madrasah.
C. Adanya rapat dewan guru serta rapat antara guru dan kepala sekolah/madrasah.
D. Adanya rapat dewan guru.
E. Tidak pernah diadakan rapat.
57. Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta mengembangkannya dengan metode ilmiah.
A. Adanya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu dengan
pengalaman mengajar rata-rata di atas 9 tahun.
B. Adanya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu dengan
pengalaman mengajar rata-rata antara 7 sampai dengan 9 tahun.
C. Adanya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu dengan
pengalaman mengajar rata-rata antara 4 sampai dengan 6 tahun.
D. Adanya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu dengan
pengalaman mengajar rata-rata 3 tahun atau kurang.
E. Tidak ada kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu.
19
20. 58. Kepala sekolah/madrasah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai 2. Tenaga kependidikan
kepala sekolah/madrasah. a. Tenaga kependidikan sekurang-
A. Berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan memiliki SK sebagai kepala sekolah/madrasah. kurangnya terdiri atas :
B. Berstatus sebagai guru, tidak memiliki sertifikat pendidik, tetapi memiliki SK sebagai kepala Kepala sekolah
sekolah/madrasah. Tenaga administrasi
C. Berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, tetapi tidak memiliki SK sebagai kepala Pustakawan
sekolah/madrasah. Tenaga laboratorium
D. Tidak berstatus sebagai guru, tidak memiliki sertifikat pendidik, tetapi memiliki SK sebagai kepala sekolah/ Tenaga kebersihan
madrasah. b. Kualifikasi umum dan khusus tenaga
E. Tidak berstatus sebagai guru, tidak memiliki sertifikat pendidik, dan tidak memiliki SK sebagai kepala kependidikan terpenuhi untuk :
sekolah/madrasah.
Kepala sekolah
Tenaga administrasi
59. Kepala sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Pustakawan
A. Memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV kependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi Tenaga laboratorium
terakreditasi. Tenaga kebersihan
B. Memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV Kependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi tidak c. Kompetensi sebagai Kepala Sekolah
terakreditasi. terpenuhi, meliputi:
C. Memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV nonkependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi 1) berstatus sebagai guru, memiliki
terakreditasi. sertifikat pendidik, dan Surat
D. Memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV nonkependidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi tidak Keputusan (SK) sebagai kepala
terakreditasi. sekolah
E. Tidak memiliki kualifikasi akademik minimum yang dipersyaratkan. 2) memiliki kualifikasi akademik
minimum sarjana (S1) atau
60. Kepala sekolah/madrasah memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun. diploma empat (D-IV).
3) memiliki pengalaman mengajar
A. Memiliki pengalaman mengajar 5 (lima) tahun atau lebih.
sekurang-kurangnya 5 tahun.
B. Memiliki pengalaman mengajar 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) tahun.
4) memiliki kompetensi kepribadian
C. Memiliki pengalaman mengajar 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun. yang ditunjukkan dalam
D. Memiliki pengalaman mengajar 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) tahun. memimpin
E. Memiliki pengalaman mengajar kurang dari 1 (satu) tahun. 5) memiliki kemampuan manajerial
20
21. yang ditunjukkan dengan
61. Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa. keberhasilan mengelola siswa.
A. Sebanyak 76% - 100% lulusan diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir. 6) memiliki kemampuan
B. Sebanyak 51% - 75% lulusan diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir. kewirausahaan yang ditunjukkan
C. Sebanyak 26% - 50% lulusan diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir. antara lain dengan adanya naluri
D. Sebanyak 1% - 25% lulusan diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir. kewirausahaan dalam mengelola
E. Tidak ada seorang pun lulusan yang diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir. kegiatan produksi/jasa sebagai
sumber belajar siswa.
7) merencanakan, melaksanakan
62. Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan antara lain dengan adanya naluri dan menindaklanjuti supervisi
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa. 8) mampu bekerja sama,
A. Mampu menggalang dana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri sebanyak 76% - 100% dari berpartisifasi dan memiliki
dana ekstrakurikuler dalam Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah (RKS/M). kepekaan social.
B. Mampu menggalang dana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri sebanyak 51% - 75% dari dana
ekstrakurikuler dalam RKS/M. d. Kepala Sekolah dibantu minimal tiga
C. Mampu menggalang dana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri sebanyak 26% - 50% dari dana Wakil Kepala Sekolah untuk bidang
ekstrakurikuler dalam RKS/M. akademik, sarana prasarana, dan
D. Mampu menggalang dana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri sebanyak 1% - 25% dari dana kesiswaan
ekstrakurikuler dalam RKS/M. e. Tenaga administrasi dengan kriteria
E. Tidak mampu menggalang dana pengembangan kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri. :
1) minimum memiliki kualifikasi
akademik pendidikan menengah
63. Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi dan monitoring. atau yang sederajat.
A. Melakukan supervisi dan monitoring secara terencana dengan implementasi sebanyak 76% - 100% dari kegiatan 2) memiliki latar belakang
monitoring yang direncanakan dalam RKS/M. pendidikan sesuai dengan
B. Melakukan supervisi dan monitoring secara terencana dengan implementasi sebanyak 51% - 75% dari kegiatan tugasnya.
monitoring yang direncanakan dalam RKS/M. 3) memiliki latar belakang
C. Melakukan supervisi dan monitoring secara terencana dengan implementasi sebanyak 26% - 50% dari kegiatan pendidikan sesuai dengan
monitoring yang direncanakan dalam RKS/M. tugasnya.
D. Melakukan supervisi dan monitoring secara terencana dengan implementasi sebanyak 1% - 25% dari kegiatan f. Tenaga Perpustakaan dengan
monitoring yang direncanakan dalam RKS/M.
kriteria :
E. Tidak melakukan supervisi dan monitoring.
21
22. 1) minimum memiliki kualifikasi
64. Tenaga administrasi minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat. yang dipersyaratkan
A. Sebanyak 76% - 100% tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang 2) memiliki latar belakang
sederajat. pendidikan sesuai dengan
B. Sebanyak 51% - 75% tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang tugasnya.
sederajat.
g. Tenaga Laboran dengan kriteria :
C. Sebanyak 26% - 50% tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang
sederajat. 1) memiliki kualifikasi yang
D. Sebanyak 1% - 25% tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang dipersyaratkan
sederajat. 2) memiliki latar belakang
E. Tidak ada seorang pun tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang pendidikan sesuai dengan
sederajat. tugasnya.
h. Sekolah/Madrasah memiliki minimal
65. Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya. 4 tenaga layanan khusus.
A. Sebanyak 76% - 100% tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
B. Sebanyak 51% - 75% tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
C. Sebanyak 26% - 50% tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
D. Sebanyak 1% - 25% tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
E. Tidak ada seorang pun tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
66. Tenaga perpustakaan minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat.
A. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 2 (dua) orang, keduanya memenuhi kualifikasi
Diploma satu (D-I).
B. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 2 (dua) orang, salah satu di antaranya memenuhi
kualifikasi Diploma satu (D-I).
C. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 1 (satu) orang dan memenuhi kualifikasi Diploma satu
(D-I).
D. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 1 (satu) orang dan tidak memenuhi kualifikasi
Diploma satu (D-I).
E. Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga perpustakaan.
22
23. 67. Tenaga perpustakaan memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
A. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 2 (dua) orang, keduanya sesuai dengan tugasnya.
B. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 2 (dua) orang, salah satu di antaranya sesuai dengan
tugasnya.
C. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 1 (satu) orang, keduanya sesuai dengan tugasnya.
D. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal 1 (satu) orang dan tidak sesuai dengan tugasnya.
E. Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga perpustakaan.
68. Tenaga laboratorium memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan.
A. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 2 (dua) orang, keduanya memenuhi kualifikasi
Diploma satu (D-I).
B. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 2 (dua) orang, salah satu di antaranya memenuhi
kualifikasi Diploma satu (D-I).
C. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 1 (satu) orang dan memenuhi kualifikasi Diploma satu
(D-I).
D. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 1 (satu) orang dan tidak memenuhi kualifikasi
Diploma satu (D-I).
E. Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga laboratorium.
69. Tenaga laboratorium memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.
A. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 2 (dua) orang, keduanya sesuai dengan tugasnya.
B. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 2 (dua) orang, salah satu di antaranya sesuai dengan
tugasnya.
C. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 1 (satu) orang, keduanya sesuai dengan tugasnya.
D. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga laboratorium minimal 1 (satu) orang dan tidak sesuai dengan tugasnya.
E. Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga laboratorium.
70. Sekolah/Madrasah memiliki tenaga layanan khusus.
A. Memiliki 4 (empat) jenis atau lebih tenaga layanan khusus.
B. Memiliki 3 (tiga) jenis tenaga layanan khusus.
C. Memiliki 2 (dua) jenis tenaga layanan khusus.
D. Memiliki 1 (satu) jenis tenaga layanan khusus.
E. Tidak memiliki satupun tenaga layanan khusus.
23
24. V. STANDAR PENGELOLAAN
NO INSTRUMEN AKREDITASI PROFIL SKM/SSN DAN MASUKAN
101 Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan visi 1. Perencanaan program, dengan indikator :
lembaga. a. Memiliki visi sekolah yang dapat:
A. Merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan 1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang
sering disosialisasikan. berkepentingan
B. Merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan 2) memberikan inspirasi, motivasi, dan kakuatan pada warga sekolah dan segenap pihak
pernah disosialisasikan. Merumuskan dan menetapkan yang berkepentingan
visi, mudah dipahami tetapi tidak disosialisasikan. 3) dirumuskan berdasar masukkan dari berbagai warga sekolah dan pihak-pihak yang
C. Merumuskan dan menetapkan visi, sulit dipahami dan berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional
tidak disosialisasikan. 4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik dengan memperhatikan masukan komite
D. Tidak merumuskan dan menetapkan visi. sekolah
5) disosialisasikan kepada warga sekolah dan pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
102 Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan misi tantangan di masyarakat.
lembaga. b. Memiliki misi sekolah yang dapat:
A. Merumuskan dan menetapkan misi, mudah dipahami 1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
dan sering disosialisasikan. nasional;
B. Merumuskan dan menetapkan misi, mudah dipahami 2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
dan pernah disosialisasikan. 3) menjadi dasar program pokok sekolah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan
C. Merumuskan dan menetapkan misi, mudah dipahami oleh sekolah;
tetapi tidak disosialisasikan. 5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah;
D. Merumuskan dan menetapkan misi, sulit dipahami dan 6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
tidak disosialisasikan. sekolah yang terlibat;
E. Tidak merumuskan dan menetapkan misi. 7) diputuskan oleh rapat dewan pendidik berdasarkan masukan dari segenap
pihak yang berkepentingan
103 Sekolah/Madrasah telah merumuskan dan menetapkan 7) disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
tujuan lembaga.
8) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
A. Merumuskan dan menetapkan tujuan, mudah
dan tantangan di masyarakat.
dipahami dan sering disosialisasikan. c. Memiliki tujuan sekolah, yang :
B. Merumuskan dan menetapkan tujuan, mudah 1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
dipahami dan pernah disosialisasikan. tahunan);
C. Merumuskan dan menetapkan tujuan, mudah 2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
dipahami tetapi tidak disosialisasikan. kebutuhan masyarakat;
D. Merumuskan dan menetapkan tujuan, sulit dipahami 3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
Pemerintah;
dan tidak disosialisasikan.
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
24
25. E. Tidak merumuskan dan menetapkan tujuan. sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik
5) disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
104 Sekolah/Madrasah memiliki rencana kerja jangka menengah d. Memiliki rencana kerja sekolah
(empat tahunan) dan rencana kerja tahunan. 1) Sekolah membuat :
A. Memiliki rencana kerja jangka menengah dan rencana rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
kerja tahunan dan sudah disosialisasikan oleh dalam kurun waktu empat tahun;
pimpinan. rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
B. Memiliki rencana kerja jangka menengah dan rencana
2) Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah:
kerja tahunan tetapi belum disosialisasikan oleh disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertim-bangan dari
pimpinan. komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
C. Memiliki rencana kerja jangka menengah atau rencana Pada sekolah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara
kerja tahunan dan sudah disosialisasikan oleh sekolah;
pimpinan. dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
D. Memiliki rencana kerja jangka menengah atau rencana 3) Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat
dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah.
kerja tahunan tetapi belum disosialisasikan oleh
4) Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan
pimpinan. kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
E. Tidak memiliki rencana kerja jangka menengah dan 5) Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
rencana kerja tahunan. kesiswaan;
kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
sarana dan prasarana;
keuangan dan pembiayaan;
budaya dan lingkungan sekolah;
peranserta masyarakat dan kemitraan;
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan
mutu.
105 Sekolah/Madrasah memiliki pedoman yang mengatur 2. Pelaksanaan pengembangan pedoman sekolah, dengan indikator :
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah a. Perumusan pedoman sekolah mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah
dipahami oleh pihak-pihak terkait. b. Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan
A. Memiliki 7 (tujuh) atau 8 (delapan) dokumen aspek
secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait berupa : KTSP, kalender
pengelolaan secara tertulis.
pendidikan/akademik, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas diantara guru dan
B. Memiliki 5 (lima) atau 6 (enam) dokumen aspek
tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, dan
pengelolaan secara tertulis.
biaya operasional sekolah, pedoman pembelajaran, pedoman memilih mata pelajaran,
C. Memiliki 3 (tiga) atau 4 (empat) dokumen aspek
pedoman menjajagi potensi peserta didik, pedoman penilaian
pengelolaan secara tertulis.
25
26. D. Memiliki 1 (satu) atau 2 (dua) dokumen aspek
pengelolaan secara tertulis.
E. Tidak memiliki dokumen aspek pengelolaan secara
tertulis.
106 Sekolah/Madrasah memiliki struktur organisasi dengan 3. Pelaksanaan pengembangan struktur organisasi sekolah
kejelasan uraian tugas. a. Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi yang
A. Memiliki struktur organisasi yang dipajang di dinding
diuraikan secara jelas dan transparan
dan disertai uraian tugas yang jelas.
b. Pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang dan
B. Memiliki struktur organisasi dan disertai uraian tugas
tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah
yang jelas.
C. Memiliki struktur organisasi dan disertai uraian tugas
tetapi tidak jelas.
D. Memiliki struktur organisasi tetapi tidak ada uraian
tugas.
E. Tidak memiliki struktur organisasi.
107 Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan sesuai dengan 4. Pelaksanaan kegiatan sekolah
rencana kerja tahunan. a. Kegiatan sekolah dilaksanakan berdasarkan program kerja tahunan
A. Sebanyak 76% - 100% kegiatan dilaksanakan sesuai b. Melaksanakan program kerjasama dengan instansi/lembaga pendidikan untuk program:
rencana kerja tahunan. Muatan Lokal, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berkeunggulan
B. Sebanyak 51% - 75% kegiatan dilaksanakan sesuai Lokal/Global/Internasional (SBI), Uji Kompetensi dll
rencana kerja tahunan. c. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah
C. Sebanyak 26% - 50% kegiatan dilaksanakan sesuai d. Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan tata usaha
rencana kerja tahunan. e. Melakukan pertemuan rutin sekolah dengan orang tua peserta didik
D. Sebanyak 1% - 25% kegiatan dilaksanakan sesuai
rencana kerja tahunan.
E. Tidak melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja
tahunan.
26
27. 108 Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan 5. Pelaksanaan rencana kerja bidang kesiswaan
kesiswaan. a. Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional proses penerimaan peserta didik
A. Memiliki 4 (empat) atau 5 (lima) dokumen
b. Sekolah menyusun dan menetapkan persyaratan, petunjuk pelaksanaan kenaikan kelas/melanjutkan
kegiatan kesiswaan.
semester dan mutasi peserta didik
B. Memiliki 3 (tiga) dokumen kegiatan
c. Sekolah memberikan layanan konseling kepada peserta didik
kesiswaan.
d. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler
C. Memiliki 2 (dua) dokumen kegiatan
e. Melakukan pembinaan prestasi unggulan
kesiswaan.
f. Melakukan pelacakan terhadap alumni
D. Memiliki 1 (satu) dokumen kegiatan
g. Meningkatkan peran serta alumni untuk mendukung program kerja sekolah
kesiswaan.
h. Merencanakan strategi untuk meningkatkan Pendaftar calon peserta didik
E. Tidak memiliki dokumen kegiatan
kesiswaan.
109 Sekolah/Madrasah melaksanakan kegiatan 6. Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran
pengembangan kurikulum dan pembelajaran. a. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan
A. Memiliki 4 (empat) atau 5 (lima)
pelaksanaannya
dokumen kegiatan kurikulum dan
b. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya
pembelajaran.
masyarakat setempat, dan peserta didik
B. Memiliki 3 (tiga) dokumen kegiatan
c. Sekolah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
kurikulum dan pembelajaran.
kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur
C. Memiliki 2 (dua) dokumen kegiatan
d. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan
kurikulum dan pembelajaran.
pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar Penilaian
D. Memiliki 1 (satu) dokumen kegiatan
e. Sekolah menilai basil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
kurikulum dan pembelajaran.
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang
E. Tidak memiliki dokumen kegiatan direncanakan, laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan,
kurikulum dan pembelajaran.
dan dokumentasi
f. Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian
ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar
g. Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik yang berisi :
Persyaratan minimal kehadiran peserta didik untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru;
Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan;
Ketentuan mengenai hak peserta didik untuk menggunakan fasilitas belajar, laboratorium,
perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;
h. Ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor
27