SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Nama Kelompok:
1. Chandra Wijaya
2. Darvin Try Ananda
3. Fahira Aulia
4. Farhan Sa’adilah
5. Nadya Arnianti
6. Putri Anisah Farah
Peta Konsep
Hubungan Struktural
dan Fungsional
Pemerintahan Pusat
dan Daerah
Hubungan
Pemerintah
Pusat Dengan
Pemerintah
Daerah
Otonomi
Daerah
A. Hubungan Struktural dan Fungsional
Pemerintahan Pusat dan Daerah
1. Pemerintahan Pusat
Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri atas Presiden dan para pembantu presiden.
Pembantu presiden adalah wakil presiden dan para menteri.
Pemerintah mempunyai tugas menjalankan pemerintahan untuk
mencapai tujuan nasional.
Tujuan nasional negara kita adalah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan perdamaian dunia.
Kewenangan Pemerintah Pusat
Urusan-urusan pemerintahan yang tetap menjadi
kewenangan pemerintah pusat. Dalam pasal 10 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, disebutkan bahwa kewenangan-kewenangan yang
menjadi urusan pemerintahan pusat adalah meliputi
sebagai berikut:
a. Urusan Politik Luar Negeri
b. Urusan Pertahanan
c. Urusan Keamanan
d. Urusan Yustisi
e. Urusan Agama
f. Urusan Moneter
ORGANISASI PEMERINTAHAN PUSAT
1.
• Presiden
2.
• Wakil Presiden
3.
• Menteri
1. Presiden
Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan.
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar. Dalam menyelenggarakan pemerintahan
presiden dibantu oleh seorang wakil presiden.
Urutan Presiden Republik Indonesia:
1. Ir. Soekarno.
2. Soeharto.
3. Baharuddin Jusuf Habibie.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
5.Diah Permata MegawatiSetiawati Soekarnoputri.
6. Jenderal (TNI) Susilo BambangYudhoyono.
2. Wakil Presiden
Jika presiden meninggal dunia, berhenti atau diberhentikan
maka wakil presiden harus menggantikan kedudukan sebagai
presiden.
Berikut ini Wakil Presiden Republik Indonesia :
1. Dr. Mohammad Hatta (1945 - 1956)
2. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973 - 1978)
3. Adam Malik (1978 - 1983)
4. Umar Wirahadikusumah (1988 - 1993)
5. Sudharmono (1988 - 1993)
6. Try Sutrisno (1993 - 1998)
7. B.J. Habibie (1998)
8. Megawati Soekarnoputri (1998 - 2001)
9. Hamzah Haz (2001 - 2004)
10. Jusuf Kalla (2004 - 2009)
11. DR.Budiono (2009 – 2014)
3. Menteri
Menteri adalah orang yang diangkat oleh presiden untuk
membantu penyelenggaraan pemerintahan. Mereka adalah
pembantu presiden. Para menteri bertanggung jawab kepada
presiden. Sebelum memangku jabatannya para menteri diambil
sumpah kemudian dilantik oleh presiden. Pembagian menteri
ada tiga, yaitu menteri koordinator, menteri departemen, dan
menteri negara.
a. Menteri Koordinator
Menteri koordinator mempunyai tugas membantu presiden
dalam mengoordinasikan perencanaan dan penyusunan
kebijakan serta pelaksanaannya dalam bidang tertentu.
b. Menteri Departemen
Menteri departemen adalah menteri yang memimpin departemen.
Departemen merupakan badan pelaksana pemerintah yang terdiri dari
berbagai bidang, misalnya Departemen Pendidikan, Departemen Luar
Negeri, Departemen Keuangan, dan lain-lain.
c. Menteri Negara
Menteri negara merupakan menteri yang menangani bidang khusus
yang tidak ditangani oleh menteri departemen. Menteri negara tidak
memimpin sebuah departemen. Menteri negara disebut juga menteri
nondepartemen. Kabinet SBY diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
Selain menteri-menteri masih ada pejabat yang setingkat dengan
menteri negara, yaitu:
a. Sekretaris Negara
b. Jaksa Agung
c.Sekretaris Kabinet
2. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah menurut UU No. 12 Tahun 2008 adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Pemerintahan daerah dalam arti luas adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas
luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam
UUD 1945.
Adapun pemerintah daerah dalam arti sempit adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang terdiri dari
Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah.
Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai hak-hak
sebagai berikut:
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
b. Memilih pemimpin daerah.
c. Mengelola aparatur daerah.
d. Mengelola kekayaan daerah.
e. Memungut pajak dan retribusi daerah.
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah.
g. Mendapat sumber sumber pendapatan yang lain yang sah.
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang undangan.
Unsur – Unsur Pemerintahan Daerah
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Perangkat Daerah
DPRD
1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah
yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi
disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan
untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh
satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut
wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati
dan untuk kota disebut wakil wali kota.
Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas,
wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah
juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah,
dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
2. Perangkat Daerah
Perangkat daerah provinsi terdiri atas
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah,
dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah
kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah,
sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis
daerah, kecamatan, dan kelurahan.
3. DPRD
Dewan perwakilan rakyat daerah (disingkat DPRD) adalah bentuk
lembaga perwakilan rakyat (parlemen) daerah (provinsi/
kabupaten/kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan pemerintah
daerah. DPRD diatur dengan undang-undang, terakhir melalui Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2009.
1) DPRD Provinsi
Keanggotaan DPRD Provinsi diresmikan dengan keputusan
Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden. Anggota
DPRD Provinsi berdomisili di Ibu Kota Provinsi yang bersangkutan.
DPRD Provinsi berhak meminta pertanggungjawaban Gubernur.
2) DPRD Kabupaten/Kota
Keangotaan DPRD Kabupaten/Kota diresmikan dengan keputusan
Gubernur atas nama Presiden. Anggota DPRD Kabupaten/Kota
berdomisili di ibukota kabupaten/kota yang bersangkutan.
B. HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN
PEMERINTAH DAERAH
Hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah di wujudkan dalam bentuk
pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab.
Hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berlangsung dalam
beberapa bidang antara lain dalam bidang
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
1. Hubungan dalam bidang keuangan
a. Pemberiansumber-sumber keuangan untuk
menyelenggarakanurusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah.
b. Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan
daerah.
c. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan
daerah.
2. Hubungan dalam bidang pelayanan umum
a. Kewenangan, Tanggungjawab, dan penentuan standar
pelayanan minimal.
b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi
kewenangan daerah.
c. Memfasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan
daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.
3. Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya
a. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan,
pemeliharaan, pengedalian
dampak, budidaya, dan pelestarian.
b. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya.
c. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta
rehabilitasi lahan
d. Daerah yang memiliki wilayah laut di berikan
kewenangan untuk mengelola sumber daya di
wilayah laut.
C. Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi Daerah
Secara etimologi
Kata otonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu auto (daerah)
dan nomos (hukum). Jadi, pengertian otonomi daerah secara etimologi
adalah hak darah untuk mengatur pemerintahan sendiri.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2. Asas Pelaksanaan Otonomi Daerah
1. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
dilakukan dengan pelimpahan beberapa urusan pemerintahan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sehingga daerah
dapat mengurus rumah tangganya sendiri.
2. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintahan kepada daerah otonom sebagai wakil pemerintah
dan perangkat pusat di daerah dalam kerangka NKRI.
3. Asas Medebewind (Tugas Pembantuan)
Tugas pembantuan pada dasarnya merupakan penugasan dari
pemerintah pusat kepada daerah dan desa dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
3. Lembaga Negara yang Berperan Dalam Otonomi Daerah
a. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Rancangan UU baik yang berasal dari DPR, Presiden, maupun
DPD disusun berdasarkan program legislasi Nasional (prolegnas).
Adapun RUU yang dapat di ajukan oleh DPR antara lain berkaitan
dengan RUU tentang otonomi daerah; hubungan pusat dan daera;
pembentukan,pengabungan, dan pemekaran daerah; pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi; serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan.
b. Presiden
Presiden adalah badan pemegang kekuasaan pemerintahan
negara yang diatur dalam UUD 1945. Presiden bukan sekedar
pelaksana kekuasaan pemerintahan, melainkan juga menjalankan
kekuasaan membentuk perundang undangan.
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Pasal 22 D UUD 1945 menegaskan tentang kewenangan DPD
yang salah satu diantaranya DPD dapat mengajukan kepada DPR
RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaraan serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
d. Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD)
DPOD adalah lembaga yang memberikan saran dan
pertimbangan kepada Presiden terhadap kebijakan otonomi daerah
termasuk diantaranya sebagai berikut:
1. Rancangan pembentukan, pengahapusan, dan penggabungan
daerah, serta Pembentukan kawasan khusus.
2. Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
3. Rancangan kebijakan penilaian kemampuan daerah, evaluasi,
dan monitoring terhadap daerah.
4. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia
Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
pelaksanaan Otonomi Daerah:
1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Di Daerah
2) Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah
3) Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
4) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
5) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
6) Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
7) Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan
Daerah
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945
berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah
di Indonesia, yaitu:
1. Nilai Unitaris
Nilai Unitaris yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia
tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang
bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang
melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak
akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan.
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial
Dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta
penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa
Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi
dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas,
penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada
pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan
sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian
sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.
5. Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Masa
Orde Baru
Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan
otoritas administrasi inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Daerah Otonom,
selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang
dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Pelaksanaan Otonomi Daerah Setelah Masa
Orde Baru
Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa
reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan
dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih
demokratis). Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim
Suharto harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas
nasional dan dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu:
1) melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang
berarti mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan
otonomi kepada daerah;
2) pembentukan negara federal; atau
3) membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni pemerintah
pusat.
Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum
desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun
1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Thank for your attention

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Siti Hardiyanti
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesiaMystic333
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIA
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIAPERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIA
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIASiti Sahati
 
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusat
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusatPpt sistem pemerintahan tingkat pusat
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusatCha-cha Taulanys
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMuhamad Yogi
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenanganciciliaintan
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangananik1985
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Farid Ma'ruf
 

Mais procurados (20)

Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Makalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerahMakalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerah
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesia
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIA
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIAPERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIA
PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA DI NEGARA JERMAN DENGAN INDONESIA
 
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusat
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusatPpt sistem pemerintahan tingkat pusat
Ppt sistem pemerintahan tingkat pusat
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangan
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
 

Semelhante a Pemerintah Pusat dan Daerah

Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusRafi Mariska
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4Andi Widya
 
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9Anastasya Mustika
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerahhoseapito
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xfatimaharyenfa
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatapotek agam farma
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat apotek agam farma
 
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)apotek agam farma
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.pptAsuKina
 
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IXMs.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IXFrancisca Paramitha
 
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRI
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRIDinamika / Proses Penyelenggaran NKRI
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRIVina Widya Putri
 
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerahNegara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerahUngGhi Giviallo
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahYadhi Muqsith
 

Semelhante a Pemerintah Pusat dan Daerah (20)

Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptxSOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
Otoda
OtodaOtoda
Otoda
 
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
 
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt
 
06 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 106 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 1
 
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IXMs.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
 
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRI
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRIDinamika / Proses Penyelenggaran NKRI
Dinamika / Proses Penyelenggaran NKRI
 
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerahNegara kesatuan dengan kemandirian daerah
Negara kesatuan dengan kemandirian daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
 

Mais de Darvin Try Ananda

Mais de Darvin Try Ananda (10)

INDONESIA MERDEKA Sejarah Indonesia
INDONESIA MERDEKA Sejarah Indonesia INDONESIA MERDEKA Sejarah Indonesia
INDONESIA MERDEKA Sejarah Indonesia
 
Contoh Proposal Usaha
Contoh Proposal UsahaContoh Proposal Usaha
Contoh Proposal Usaha
 
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Latihan soal-1 2 SMA
Latihan soal-1 2 SMALatihan soal-1 2 SMA
Latihan soal-1 2 SMA
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
DEMOKRASI DI INDONESIA
DEMOKRASI DI INDONESIADEMOKRASI DI INDONESIA
DEMOKRASI DI INDONESIA
 
Organel Sel
Organel Sel Organel Sel
Organel Sel
 
Jaringan tumbuhan Biologi SMA
Jaringan tumbuhan Biologi SMA Jaringan tumbuhan Biologi SMA
Jaringan tumbuhan Biologi SMA
 
Kesadaran Berbangsa Bernegara
Kesadaran Berbangsa Bernegara Kesadaran Berbangsa Bernegara
Kesadaran Berbangsa Bernegara
 
Correlative conjunctions
Correlative conjunctionsCorrelative conjunctions
Correlative conjunctions
 

Último

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Último (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Pemerintah Pusat dan Daerah

  • 1. PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Nama Kelompok: 1. Chandra Wijaya 2. Darvin Try Ananda 3. Fahira Aulia 4. Farhan Sa’adilah 5. Nadya Arnianti 6. Putri Anisah Farah
  • 2. Peta Konsep Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah Otonomi Daerah
  • 3. A. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah 1. Pemerintahan Pusat Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden dan para pembantu presiden. Pembantu presiden adalah wakil presiden dan para menteri. Pemerintah mempunyai tugas menjalankan pemerintahan untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional negara kita adalah: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan perdamaian dunia.
  • 4. Kewenangan Pemerintah Pusat Urusan-urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat. Dalam pasal 10 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa kewenangan-kewenangan yang menjadi urusan pemerintahan pusat adalah meliputi sebagai berikut: a. Urusan Politik Luar Negeri b. Urusan Pertahanan c. Urusan Keamanan d. Urusan Yustisi e. Urusan Agama f. Urusan Moneter
  • 5. ORGANISASI PEMERINTAHAN PUSAT 1. • Presiden 2. • Wakil Presiden 3. • Menteri
  • 6. 1. Presiden Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam menyelenggarakan pemerintahan presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Urutan Presiden Republik Indonesia: 1. Ir. Soekarno. 2. Soeharto. 3. Baharuddin Jusuf Habibie. 4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 5.Diah Permata MegawatiSetiawati Soekarnoputri. 6. Jenderal (TNI) Susilo BambangYudhoyono.
  • 7. 2. Wakil Presiden Jika presiden meninggal dunia, berhenti atau diberhentikan maka wakil presiden harus menggantikan kedudukan sebagai presiden. Berikut ini Wakil Presiden Republik Indonesia : 1. Dr. Mohammad Hatta (1945 - 1956) 2. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1973 - 1978) 3. Adam Malik (1978 - 1983) 4. Umar Wirahadikusumah (1988 - 1993) 5. Sudharmono (1988 - 1993) 6. Try Sutrisno (1993 - 1998) 7. B.J. Habibie (1998) 8. Megawati Soekarnoputri (1998 - 2001) 9. Hamzah Haz (2001 - 2004) 10. Jusuf Kalla (2004 - 2009) 11. DR.Budiono (2009 – 2014)
  • 8. 3. Menteri Menteri adalah orang yang diangkat oleh presiden untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan. Mereka adalah pembantu presiden. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden. Sebelum memangku jabatannya para menteri diambil sumpah kemudian dilantik oleh presiden. Pembagian menteri ada tiga, yaitu menteri koordinator, menteri departemen, dan menteri negara. a. Menteri Koordinator Menteri koordinator mempunyai tugas membantu presiden dalam mengoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya dalam bidang tertentu.
  • 9. b. Menteri Departemen Menteri departemen adalah menteri yang memimpin departemen. Departemen merupakan badan pelaksana pemerintah yang terdiri dari berbagai bidang, misalnya Departemen Pendidikan, Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, dan lain-lain. c. Menteri Negara Menteri negara merupakan menteri yang menangani bidang khusus yang tidak ditangani oleh menteri departemen. Menteri negara tidak memimpin sebuah departemen. Menteri negara disebut juga menteri nondepartemen. Kabinet SBY diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu. Selain menteri-menteri masih ada pejabat yang setingkat dengan menteri negara, yaitu: a. Sekretaris Negara b. Jaksa Agung c.Sekretaris Kabinet
  • 10. 2. Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah menurut UU No. 12 Tahun 2008 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan daerah dalam arti luas adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Adapun pemerintah daerah dalam arti sempit adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah.
  • 11. Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai hak-hak sebagai berikut: a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. b. Memilih pemimpin daerah. c. Mengelola aparatur daerah. d. Mengelola kekayaan daerah. e. Memungut pajak dan retribusi daerah. f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah. g. Mendapat sumber sumber pendapatan yang lain yang sah. h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang undangan.
  • 12. Unsur – Unsur Pemerintahan Daerah Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Perangkat Daerah DPRD
  • 13. 1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
  • 14. 2. Perangkat Daerah Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.
  • 15. 3. DPRD Dewan perwakilan rakyat daerah (disingkat DPRD) adalah bentuk lembaga perwakilan rakyat (parlemen) daerah (provinsi/ kabupaten/kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan pemerintah daerah. DPRD diatur dengan undang-undang, terakhir melalui Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2009. 1) DPRD Provinsi Keanggotaan DPRD Provinsi diresmikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden. Anggota DPRD Provinsi berdomisili di Ibu Kota Provinsi yang bersangkutan. DPRD Provinsi berhak meminta pertanggungjawaban Gubernur. 2) DPRD Kabupaten/Kota Keangotaan DPRD Kabupaten/Kota diresmikan dengan keputusan Gubernur atas nama Presiden. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di ibukota kabupaten/kota yang bersangkutan.
  • 16. B. HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di wujudkan dalam bentuk pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlangsung dalam beberapa bidang antara lain dalam bidang keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
  • 17. 1. Hubungan dalam bidang keuangan a. Pemberiansumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakanurusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah. b. Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah. c. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah. 2. Hubungan dalam bidang pelayanan umum a. Kewenangan, Tanggungjawab, dan penentuan standar pelayanan minimal. b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah. c. Memfasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.
  • 18. 3. Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya a. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengedalian dampak, budidaya, dan pelestarian. b. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya. c. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan d. Daerah yang memiliki wilayah laut di berikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut.
  • 19. C. Otonomi Daerah 1. Pengertian Otonomi Daerah Secara etimologi Kata otonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu auto (daerah) dan nomos (hukum). Jadi, pengertian otonomi daerah secara etimologi adalah hak darah untuk mengatur pemerintahan sendiri. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 20. 2. Asas Pelaksanaan Otonomi Daerah 1. Asas Desentralisasi Asas desentralisasi adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan dengan pelimpahan beberapa urusan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sehingga daerah dapat mengurus rumah tangganya sendiri. 2. Asas Dekonsentrasi Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintahan kepada daerah otonom sebagai wakil pemerintah dan perangkat pusat di daerah dalam kerangka NKRI. 3. Asas Medebewind (Tugas Pembantuan) Tugas pembantuan pada dasarnya merupakan penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
  • 21. 3. Lembaga Negara yang Berperan Dalam Otonomi Daerah a. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rancangan UU baik yang berasal dari DPR, Presiden, maupun DPD disusun berdasarkan program legislasi Nasional (prolegnas). Adapun RUU yang dapat di ajukan oleh DPR antara lain berkaitan dengan RUU tentang otonomi daerah; hubungan pusat dan daera; pembentukan,pengabungan, dan pemekaran daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi; serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan. b. Presiden Presiden adalah badan pemegang kekuasaan pemerintahan negara yang diatur dalam UUD 1945. Presiden bukan sekedar pelaksana kekuasaan pemerintahan, melainkan juga menjalankan kekuasaan membentuk perundang undangan.
  • 22. c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pasal 22 D UUD 1945 menegaskan tentang kewenangan DPD yang salah satu diantaranya DPD dapat mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaraan serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. d. Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) DPOD adalah lembaga yang memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden terhadap kebijakan otonomi daerah termasuk diantaranya sebagai berikut: 1. Rancangan pembentukan, pengahapusan, dan penggabungan daerah, serta Pembentukan kawasan khusus. 2. Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 3. Rancangan kebijakan penilaian kemampuan daerah, evaluasi, dan monitoring terhadap daerah.
  • 23. 4. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah: 1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah 2) Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 3) Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah 4) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 6) Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 7) Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah
  • 24. Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu: 1. Nilai Unitaris Nilai Unitaris yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan. 2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial Dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan. Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.
  • 25. 5. Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Masa Orde Baru Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan otoritas administrasi inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Selanjutnya yang dimaksud dengan Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 26. 6. Pelaksanaan Otonomi Daerah Setelah Masa Orde Baru Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih demokratis). Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim Suharto harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas nasional dan dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu: 1) melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada daerah; 2) pembentukan negara federal; atau 3) membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni pemerintah pusat. Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • 27. Thank for your attention