SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
Baixar para ler offline
60




                                  BAB IV
                      HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

  1. Analisis Hasil Tes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

    Hasil tes kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai

    berikut :

    TABEL 4.1. Hasil Tes Kelas Kontrol dan Eksperimen
                      Kelas kontrol                         Kelas eksperimen
                          Hasil     Hasil                    Hasil      Hasil   Gain
     No    Kode siswa                       Gain Nama
                         Pre test Post test                 Pre test Post test
       1   AN               25           59  34 AZ                38         73  35
       2   AS               40           50  10 AM                41         70  29
       3   AP               38           68  30 AA                49         70  21
       4   AM               36           55  19 A L               15         60  45
       5   AMI              37           66  29 BA                36         64  28
       6   AA               51           57    6 DM               35         51  16
       7   BN               38           68  30 DS                33         51  18
       8   CA               41           68  27 ENW               22         70  48
       9   DM               33           64  31 HE                50         69  19
      10   DCS              36           66  30 IK                44         70  26
      11   EN               45           58  13 IB                44         65  21
      12   HN               36           54  18 IP                40         69  29
      13   HR               44           77  33 IS                40         62  22
      14   IR               51           56    5 MM               30         74  44
      15   IM               31           55  24 MR                30         75  45
      16   IMD              29           47  18 MRZ               24         69  45
      17   JA               35           57  22 MI                32         80  48
      18   KH               58           64    6 NB               46         52    6
      19   LSO              34           55  21 NU                27         51  24
      20   MA               44           56  12 PL                37         58  21
      21   MR               33           60  27 RM                50         75  25
      22   MN               24           55  31 RA                47         70  23
      23   NC               35           62  27 RSA               11         70  59
      24   NP               44           55  11 RZA               34         79  45
      25   NU               24           57  33 SB                35         75  40
61




 Tabel 4.1 Sambungan
                    Hasil           Hasil               Hasil                 Hasil   Gain
 No Kode siswa                              Gain Nama
                   Pre test       Post test            Pre test             Post test
 26 PS                43                 68  25 ST           28                    62  34
 27 RP                48                 73  25 STA          55                    57    2
 28 RA                45                 53    8 SN          21                    69  48
 29 SH                47                 67  20 SR           32                    50  18
 30 SN                32                 54  22 SA           48                    79  31
 31 SI                33                 51  18 SS           33                    70  37
 32 TF                40                 54  14 SI           52                    69  17
 33 UK                52                 74  22 SNF          45                    76  31
 34 VRA               40                 53  13 WY           36                    69  33
 35 WP                35                 45  10 YA           37                    60  23
 36 YU                60                 66    6
 Rata-rata          39,36            59,64            36,48                     66,66
 Standar deviasi     8,69              7,68           10,44                      8,61

      Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil pre test pada kelas eksperimen

(VIIIC) mempunyai rata-rata 39,36 dan standar deviasinya 8,69, pada kelas

kontrol (VIIIB) mempunyai rata-rata 36,48 dan standar deviasinya 10,44.

Rata-rata post test kelas kontrol (VIIIB) adalah 59,64 dengan standar deviasi

7,68 sedangkan rata-rata kelas eksperimen (VIIIC) adalah 66,66 dengan

standar deviasi 8,61

      Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada data skor pre test kelas

eksperimen. Diperoleh χ2hitung sebesar 4,41, sedangkan pada taraf kesalahan

5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh χ2 tabel sebesar 7,81 (Lampiran E-3 ). Hal

ini menunjukkan χ2hitung < χ2 tabel, disimpulkan bahwa data pre test kelas

eksperimen berdistribusi normal (Lampiran B-4).

      Pada uji normalitas hasil pre test kelas kontrol diperoleh χ2hitung sebesar

4,95, sedangkan pada taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh

χ2 tabel sebesar 7,81. Hal ini berarti χ2 hitung < χ2tabel, disimpulkan bahwa data pre
62




test kelas kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas

varians, dari hasil Uji homogenitas diperoleh Fhitung sebesar 1,44, sedangkan

nilai FTabel (35-34) pada taraf kepercayaan 95% (taraf nyata, α = 5%) diperoleh

Ftabel =1,78 (Lampiran E-4), diperoleh Fhitung< FTabel (1,44 <1,78), dapat

disimpulkan kedua data homogen, berarti kedua data ini keragaman yang

sama. Selanjutnya, digunakan uji t-student, dari uji t-student pada data pre test

kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai              t   hitung   sebesar -3,89

sedangkan t tabel sebesar = 1,67 dengan interval kepercayaan 95% (taraf nyata,

α = 5%), diterima HO jika –tTabel < thitung < tTabel dan Tolak HO jika berharga

lain. Nilai t   hitung   yang diperoleh tidak berada di antara nilai t   tabel   maka dapat

disimpulkan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

berbeda signifikan

      Data yang dianalisis lebih lanjut adalah selisih post test dan pre test,baik

pada kelas kontrol maupun kelas ekperimen (Tabel 4.1). Uji normalitas data

gain kelas kontrol diperoleh nilai χ2hitung sebesar 11,84, pada taraf kesalahan

5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh χ2tabel sebesar 7,81 (Lampiran B-6). Hal

ini menunjukkan bahwa χ2hitung > χ2tabel, maka disimpulkan bahwa data gain

kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Karena salah satu data tidak

berdistribusi normal maka dilakukan uji U-Mann Witney, dari uji ini diperoleh

Zhitung = -3,09, sedangkan berdasarkan tabel pada α = 5% Ho diterima jika

-1,96 ≤ Zhitung ≤ 1,96 dan Ho ditolak jika Zhitung < -1,96 atau Zhitung > 1,96.

Karena Zhitung = -3,09 terletak pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Berdasarkan uji U-Mann Witney tersebut dapat disimpulkan
63




  bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada

  materi bahan kimia dalam makanan yang di ajar dengan pembelajaran terpadu

  menggunakan startegi peta konsep dengan bantuan media komputer dan yang

  diajar menggunakan metode konvesional (Lampiran B-6)

       Hasil Post test digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

  pada materi pembelajaran dan untuk mengetahui besarnya pengaruh

  pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media

  komputer terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Pontianak pada

  meteri bahan kimia pada makanan yang dihubungkan dengan sistem

  pencernaan pada manusia. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar IPA apabila

  rata-rata hasil belajar siswa lebih besar atau sama dengan SKBM IPA yaitu

  sebesar 60. Perubahan rata-rata skor pre test ke post test pada kelas

  eksperimen adalah 30,18 dan ketuntasan belajar tercapai 80% (Lampiran B-8),

  sedangkan pada kelas kontrol perubahan skor sebesar 20,28 dengan siswa

  yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 41,67% (Lampiran B-8)

       Berdasarkan perhitungan diperoleh effect size sebesar 0,913 (Lampiran

  B-7), yang berarti bahwa pengajaran terpadu menggunakan strategi belajar

  dengan bantuan media komputer memiliki pengaruh yang tinggi terhadap hasil

  belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Pontianak pada meteri bahan kimia pada

  makanan dan sistem pencernaan pada manusia


2. Analisis Angket Siswa

       Untuk mengetahui tanggapan siswa digunakan angket, adapun hasil

  angket tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut.
64




 Tabel 4.2 Hasil Angket Respon Siswa
                           Jumlah                                 Jumlah
    No    Nama Siswa                   No      Nama Siswa
                            Skor                                   Skor
     1    AZ                 5         21      RM                   5
     2    AM                 4         22      RA                   5
     3    AA                 5         23      RSA                  4
     4    AL                 3         24      RZA                  5
     5    BA                 5         25      SB                   5
     6    DM                 5         26      ST                   4
     7    DS                 4         27      STA                  5
     8    ENW                5         28      SN                   5
     9    HE                 5         29      SR                   5
    10    IK                 5         30      SA                   5
    11    IB                 4         31      SS                   4
    12    IP                 5         32      SI                   5
    13    IS                 4         33      SNF                  5
    14    MM                 5         34      WY                   5
    15    MR                 4         35      YA                   5
    16    MRZ                4
    17    MI                 5
    18    NB                 4
    19    NU                 3
    20    PL                 5
                            Jumlah                                 162

         Dari data diatas diperoleh jumlah skor angket sebesar 162, melalui

   analisis   persentase   diperoleh   bahwa   respon   positif    siswa   terhadap

   pembelajaran tinggi yaitu sebesar 92,5% (Lampiran B-9)


B. Pembahasan Penelitian

  1. Kelas Eksperimen

          Kemampuan awal siswa diketahui dari analisis hasil pre test. Skor pre

     test terendah adalah 11 dan skor tertinggi sebesar 55 dengan skor rata-rata

     36,48 (36,48% dari skor total 100). Untuk mengetahui hasil belajar siswa
65




setelah diberikan perlakuan dilihat dari analisis skor post test. Skor post test

terendah 50 dan tertinggi 80 dengan rata-rata 66,66 (66,66% dari skor total

100). Dari hasil perbandingan rata-rata skor pre test dan post test tersebut

diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 30,18. Secara

keseluruhan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil

belajar setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan

strategi peta konsep dengan bantuan media komputer.

    Dalam pemberian pre test dari 36 siswa kelas VIIIC, ada satu siswa

yang tidak mengikuti pre test dikarenakan sakit, tetapi saat pemberian post

test siswa tersebut hadir. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil

belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan menggunakan strategi peta

konsep dengan bantuan media komputer, maka hanya 35 siswa yang data

pre test dan post testnya dianalisis. Dari hasil post test siswa terdapat 7

siswa (20%) yang tidak mencapai ketuntasan dalam belajar. Berdasarkan

hasil wawancara terhadap ketujuh siswa yang bersangkutan diketahui bahwa

7 siswa tersebut tidak belajar, mereka hanya mengharapkan pembelajaran

dikelas saja tetapi tidak mempelajarinya dirumah. setelah ditelusuri lebih

jauh 3 dari 7 siswa tersebut tidak belajar dikarenakan malamnya kecapaian

setelah membantu orang tuanya dirumah, sedangkan 2 siswa lainnya

mengatakan lupa kalau hari itu ada ulangan sehingga tidak belajar,

sedangkan 1 siswa mengatakan bahwa catatannya hilang. dan 1 siswa yang

lainnya terburu-buru dalam menjawab soal (Lampiran D-7)
66




      Pada penelitian ini, kelas eksperimen diajar menggunakan strategi peta

konsep dengan bantuan media komputer. Dalam pembelajaran, guru terlebih

dahulu      melakukan   apersepsi   kemudian    mengulas    sedikit   materi

menggunakan peta konsep dengan bantuan media komputer. Selanjutnya,

guru membagi siswa dalam 8 kelompok belajar, dalam kelompok siswa

diminta guru mengerjakan soal pada lembar kerja siswa (Lampiran A-13)

yang tersedia, yaitu dengan cara mengamati kandungan beberapa produk

makanan dan minuman yang telah disediakan guru. Setelah selesai

perwakilan siswa dari tiap kelompok menuliskan hasil pengamatannya,

sedangkan lembar jawaban LKS dibacakan siswa tersebut. Selanjutnya,

siswa bersama-sama guru membahasnya dan membuat kesimpulan dari

pembelajaran secara keseluruhan

      Secara rinci pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap pendahuluan

guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi) dan motivasi belajar

dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema

bahan kimia dalam makanan, sambil mengajukan pertanyaan guru

menunjukkan sampel makanan ringan (cha-cha) kepada siswa, adapun

pertanyaan yang diajukan sebagai bahan apersepsi dan motivasi sebagai

berikut :

 1. Apa beda makanan ringan (cha-cha) yang satu dengan yang lainnya?

      Pada pertanyaan ini, hampir semua siswa menjawab ”warnanya”.

 2.    Mengapa diberi warna yang berbeda-beda?
67




     pada pertanyaan ini, ada sebagian siswa yang menjawab “supaya

     bagus”, “biar enak”, dan ada sebagian yang menjawab “agar lebih

     menarik”

     guru memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan siswa

  3. Apakah kalian pernah memperhatikan komposisi makanan dalam

     kemasan makanan dan minuman yang kalian beli?

     Pada pertanyaan ini, sebagian besar menjawab ”tidak pernah”,

     sedangkan sebagain lagi menjawab pernah

    Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, guru meminta siswa

membacakan komposisi pada makanan ringan cha-cha yang terdapat pada

kemasan cha-cha. Setelah selesai, guru menyampaikan tujuan belajar

sekaligus memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik mempelajari

lebih lanjut dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan berkata

”agar kalian mengetahui bahaya atau tidaknya bahan kimia yang terdapat

pada makanan kemasan ini, hari ini kita akan mempelajari bahan kimia

dalam makanan dan efeknya terhadap kesehatan”. Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada tahap pendahuluan ini siswa

terlihat antusias mengikuti pelajaran yang ditandai dengan aktifnya mereka

saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebagai bahan

apersepsi

    Pada kegiatan inti, guru menyampaikan ulasan materi menggunakan

media komputer, dalam proses ini siswa terlihat antusias dalam

pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru mengajukan pertanyaan disela-sela
68




materi siswa antusias mengacungkan tangan berlomba-lomba untuk

menjawab pertanyaan. Penyampaian meteri pelajaran berlangsung selama

35 menit. Selanjutnya guru memasukkan siswa kedalam kelompok belajar

yang sudah guru bentuk sebelum proses belajar, jadi saat pembelajaran guru

hanya menyebutkan anggota kelompoknya. Kelompok yang dibentuk

berjumlah     delapan    kelompok      masing-masing   berisi     4-5   siswa,

pengelompokan siswa dilakukan secara heterogen baik dari kemampuan

akademik maupun jenis kelamin berdasarkan hasil ulangan pada matri

pelajaran sbelumnya dan hasil pre test. Kemudian guru memberikan arahan

cara bekerja dan berdiskusi kepada semua kelompok. Selanjutnya, guru

membagikan LKS dan kemasan makanan dan minuman yang akan

diidentifikasi secara berkelompok dalam tiap kelompok. Setiap anggota

kelompok secara bersama-sama dituntut untuk mengidentifikasi zat aditif

serta zat makanan yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman

tersebut. Setiap kelompok harus mengerjakan pertanyaan yang terdapat

dalam LKS dan sekaligus membuat suatu kesimpulam pelajaran hari itu

dengan      membuat     suatu   peta   konsep   (Lampiran       D-8).   Dalam

pengidentifikasian, jumlah makanan dan minuman yang diamati ada 16

jenis dimana masing-masing kelompok mendapatkan 2 jenis makanan atau

minuman yang berbeda-beda. Makanan dan minuman yang dipilih untuk

diidentifikasi adalah makanan dan minuman yang sering dikonsumsi oleh

siswa baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah
69




    Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pada kelompok 3 dan

5 terdapat anggota kelompok yang tidak berperan aktif dalam

kelompoknya. Anggota kedua kelompok ini asik bersenda gurau, ada yang

jalan-jalan, mengganggu kelompok lainnya dengan menanyakan jawaban

kelompok lain, untuk mengatasi hal ini guru memberikan teguran kepada

kelompok    tersebut   sekaligus   menghampirinya   untuk   memberikan

bimbingan kepada kelompok tersebut agar diskusi berjalan dengan baik

    Saat proses diskusi kelompok, terdapat pula kelompok yang saling

kerja sama satu sama lain dalam kelompoknya, kelompok tersebut adalah

kelompok 1, 2, 6, dan 8. Anggota kelompok pada empat kelompok ini

mendapatkan tugas masing-masing, prsoses pembagian kerja didalam

kelompoknya dibagi menjadi dua bagian yaitu 2-3 orang mengidentifikasi

kemasan produk makanan/minuman serta menjawab LKS, sedangkan yang

lainnya membuat peta konsep pembelajaran, ketika sudah selesai mereka

baru mendiskusikanya. Untuk kelompok 4 dan 7, semua anggota

kelompoknya bersama-sama mengidentifikasi bahan kimia dalam kemasan

makanan atau minuman, kemudian membuat peta konsep. Setelah

melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing, perwakilan setiap

kelompok menuliskan hasil identifikasi produk makanan/minuman

dipapan tulis dan membacakan jawaban pertanyaan di LKS yang

berhubungan dengan identifikasi produk makanan/minuman kemasan

tersebut, sementara kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok

tersebut. Dalam membacakan hasil diskusinya, siswa terlihat terbata-bata
70




    dalam membacakannya. Hal ini terjadi karena siswa tidak terbiasa

    berbicara atau mengungkapkan gagasan mereka di depan kelas, sehingga

    mereka malu dan tidak percaya diri apalagi hanya perwakilan kelompok

    saja. Kemudian guru membahas bersama-sama siswa hasil diskusi tersebut

         Langkah selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk menanyakan materi seputar tema bahan kimia dalam makanan yang

    belum dipahami. Pada kegiatan terakhir, guru membimbing siswa dalam

    membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memberikan evaluasi

    terhadap kinerja siswa dalam diskusi kelompok.

         Pada pembelajaran ini sebagian besar siswa sangat antusias dan aktif

    pada saat pembelajaran berlangsung, karena mereka merasa tertarik

    dengan pembelajaran yang menghubungkan atau memadukan materi dari

    dua mata pelajaran serta mempunyai keterhubungan dengan kehidupan

    sehari-hari siswa apalagi didukung dengan teknologi komputer. Di

    samping itu, adanya situasi pembelajaran yang beda dari biasanya juga

    menambah semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Kelas Kontrol

       Skor pre test terendah pada kelas kontrol adalah 24 dan skor tertinggi

   sebesar 60 dengan skor rata-rata 39,36 (39,36% dari skor total 100). Untuk

   mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dilihat dari

   analisis skor post test. Skor post test terendah adalah 45 dan tertinggi adalah

   77 dengan rata-rata 59,64 (59,64% dari skor total 100). Dari hasil

   perbandingan rata-rata skor pre test dan post test tersebut diketahui bahwa
71




terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 20,28. Secara keseluruhan siswa

pada kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan

perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional

    Dalam analisis data, dari 38 siswa kelas VIIIB ada 2 siswa yang

datanya tidak dianalisis karena 2 siswa tersebut tidak mengikuti pre test,

sehingga data yang diolah sebanyak 36 siswa. Dari 36 siswa, terdapat 21

siswa yang tidak tuntas (58,8%). Berdasarkan pengamatan peneliti

ketidaktuntasan ini disebabkan saat pembelajaran siswa tidak aktif, selain

itu siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan dan ada sebagian

siswa yang tidak mau mencatat penjelasan dan catatan dari guru dipapan

tulis. Untuk mengetahui lebih jelas guru mencari informasi dari siswa yang

menyebabkan nilai siswa tidak tuntas. dari informasi yang diperoleh

diketahui bahwa siswa sukar memahami materi palajaran dan mereka

kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

    Pada penelitian di kelas kontrol, siswa diajar menggunakan pendekatan

konvensional. Pendekatan konvensional disini adalah pembelajaran yang

biasa dilakukan oleh guru dikelas yaitu pendekatan ceramah. Pada proses

belajar, proses pembelajaran di bagi menjadi 3 tahapan        yaitu tahap

pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru menggali

pengetahuan awal siswa (apersepsi) dan motivasi belajar dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema bahan kimia

dalam makanan, sambil mengajukan pertanyaan guru menunjukkan sampel
72




makanan ringan (cha-cha) kepada siswa, adapun pertanyaan yang diajukan

sebagai bahan apersepsi dan motivasi sebagai berikut :

  1. Apa beda makanan ringan cha-cha yang satu dengan yang lainnya?

     Pada pertanyaan ini, hampir semua siswa menjawab ”warnanya”.

  2. Mengapa diberi warna yang berbeda-beda?

     Pada pertanyaan ini, ada sebagian siswa yang menjawab “agar bagus”,

     dan ada sebagian yang menjawab “agar lebih menarik”

     guru memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan siswa

  3. Apakah kalian pernah memperhatikan komposisi makanan dalam

     kemasan makanan dan minuman yang kalian beli?

     Pada pertanyaan ini, sebagian besar menjawab ”tidak pernah”,

     sedangkan sebagain lagi menjawab pernah

    Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, guru meminta siswa

membacakan komposisi pada makanan ringan cha-cha yang terdapat pada

kemasan makanan ringan cha-cha. Setelah selesai, guru menyampaikan

tujuan belajar sekaligus memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik

mempelajari lebih lanjut, dengan berkata ” agar kalian mengetahui bahaya

atau tidaknya bahan kimia yang terdapat pada makanan kemasan ini, hari ini

kita akan mempelajari bahan kimia dalam makanan dan efeknya terhadap

kesehatan”. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti diketahui

bahwa pada tahap pendahuluan ini siswa terlihat antusias mengikuti

pelajaran yang ditandai dengan aktifnya mereka saat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan guru sebagai bahan apersepsi
73




    Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara

mencatatnya dipapan tulis baru kemudian menjelaskannya. Setelah papan

tulis penuh catatan, guru menghapusnya dan memerikan catatan lagi serta

menjelaskannya sampai materi habis, dalam menjelaskan materi pelajaran

guru mengaitkannya dengan bahaya bahan kimia bagi kesehatan manusia,

pada pembelajaran ini siswa terlihat pasif dan guru dominan ceramah

sehingga   kegiatan   belajar   terlihat   monoton.   Dalam   pelaksanaan

pembelajaran, guru mencoba menggali informasi dari siswa berupa

pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran namun hanya 1-2 orang siswa

yang menjawab dan sebagaian besar siswa lainnya hanya terdiam, sehingga

guru cenderung memberikan informasi kepada siswa. Saat diberikan

kesempatan bertanya siwa tidak ada yang mau bertanya. Hal ini

menyebabkan guru tidak mengetahui kemampuan siswa dalam memahami

materi pembelajaran yang sudah diberikan. Hal ini jugalah yang

menyebabkan siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik sehingga

hasil yang diperoleh tidak maksimal

    Dari hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa tampak bahwa

siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, yang

ditandai kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Hal inilah

yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru tidak

maksimal sehingga menyebabkan ketidaktuntasan hasil berlajar siswa

    Setelah dilakukan post test, semua siswa kelas kontrol mengalami

peningkatan hasil belajar (Lampiran B-3), namun peningkatan tersebut tidak
74




   terlalu besar walaupun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru

   telah melakukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan

   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran A-18). Peningkatan hasil

   belajar tidak terlalu besar daapt disebabkan oleh dua faktor yaitu guru dan

   siswa. faktor guru dapat berupa cara penyampain materi pelajaran,

   sedangkan faktor siswa bisa berupa minat belajar siswa dan kecerdasan

   siswa


3. Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

             Berdasarkan hasil pre test, rata-rata skor antara kelas kontrol dan

   kelas eksperimen, hanya selisih 2,87. Hasil pre test ini setelah dianalisis

   dengan menggunakan uji t-student diperoleh t       hitung   sebesar -3,89 sedangkan

   t tabel sebesar = 1,67 dengan interval kepercayaan 95% (taraf nyata,α = 5%).

   Nilai t   hitung   yang diperoleh tidak berada di antara nilai t    tabel   (Lampiran

   B-6), maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal antara kelas

   eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan, dimana kemampuan kelas

   kontrol lebih tinggi (rata-rata 39,361) dibandingkan dengan kelas

   eksperimen (rata-rata 36,48)

             Setelah kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan sesuai yang

   direncanakan yaitu kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan

   konvensional (ceramah) dan kelas eksperimen dengan menggunakan strategi

   peta konsep dengan bantuan media komputer diperoleh perbedaan rata-rata
75




   hasil post test kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 7,02 ( X

   eksperimen = 66,66 dan X kontrol = 59,64)

           Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas

   kontrol digambarkan dalam bentuk gambar 4.1 dan 4.2 sebagai berikut
                                    gambar




     80
           66,66
                   59,64
     60
                39,36
     40 36,48              Pretest   Posttest             Gain
                                                                    20,28
     20

      0

                                                                    Kontrol
                                                  30,18
                                                                    Eksperimen

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Pre test      Gambar 4.2 Grafik Gain Kelas Eksperimen
          dan Post test Kelas                             dan Kelas Kontrol
          Eksperimen dan Kelas Kontrol

           Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa, diketahui bahwa rata
                                                                          rata-

   rata perubahan skor pre test dan post test pada kelas eksperimen adalah
                                               ada

   30,18 dan dilihat dari ketuntasan belajar (SKBM sebesar 60) tercapai 80%.
          an                                                0)

   Sedangkan pada kelas kontrol perubahan skor sebesar 20,28 dengan siswa
                                                       20,28

   yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 41,67%. Ini menunjukkan
                                                  %.

   bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengajaran terpadu menggunakan
                                                       padu

   strategi peta konsep dengan bantuan media komputer pada materi bahan

   kimia dalam makanan di kelas VIII SMPN 4 Pontianak mengalami

   peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
76




diberikan dengan pengajaran konvensional yaitu sebesar 9,9 (eksperimen

30,18 dan kontrol 20,28). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil

belajar siswa pada materi bahan kimia pada makanan yang diajarkan dengan

strategi peta konsep dengan bantuan media komputer dan yang diajarkan

dengan pendekatan konvensional, maka digunakan uji statistik U Mann-

Whitney. Berdasarkan uji U-Mann Witney diperoleh Z hitung = -3,09. Karena

Zhitung = -3,09 terletak pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Berdasarkan uji U-Mann Witney      tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan selisih hasil belajar siswa pada

materi bahan kimia dalam makanan yang di ajar dengan pembelajaran

terpadu menggunakan startegi peta konsep dengan bantuan media komputer

dan yang diajar dengan metode konvesional (Lampiran B-6)

       Berdasarkan ketuntasan belajar terdapat 7 siswa pada kelas

eksperimen dan 21 siswa pada kelas kontrol yang tidak tuntas, tingginya

ketidaktuntasan pada kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen

dapat disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.

Adanya perbedaan perlakuan yang diberikan menimbulkan perbedaan

suasana kegiatan belajar mengajar belajar. Pada kelas eksperimen yang

diajar menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer

lebih menarik dan berbeda dari pembelajaran yang biasanya, sehingga

memberikan suasana dan cara belajar yang baru kepada siswa. Selain itu,

siswa menjadi lebih semangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.

Sedangkan pada siswa dari kelas kontrol yang diajar menggunakan
77




pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif dan tidak semangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun perbedaan kondisi pada kelas

kontrol dengan kelas eksperimen sebagai berikut :

1. Kelas Kontrol

    a. Kegiatan belajar tidak interaktif, kegiatan pembelajaran tidak

       bervariasi menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada

       kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak termotivasi untuk

       mengikuti kegiatan belajar lebih lanjut dan akhirnya hasil belajar

       siswa kurang baik.

    b. Dalam kegiatan belajar siswa tidak melakukan diskusi kelompok,

       tetapi guru ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga

       proses belajar tidak monoton, interaksi antara guru dengan siswa,

       serta siswa dengan siswa tidak berimbang

    c. Siswa terlihat pasif, terlihat saat guru mengajukan pertayaan

       pembelajaran siswa tidak aktif menjawab tetapi menuggu jawaban

       dari guru sehingga menjadikan kegiatan belajar mengajar yang

       monoton.

    d. Pembelajaran hanya sedikit menghubungkan materi pelajaran

       dengan kehidupan sehari-hari, dengan demikian siswa hanya sedikit

       mengetahui kaitan dan manfaat belajar IPA dengan kehidupan

       sehari-hari mereka

    e. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran, hal

       ini   menyebabkan    siswa   kurang   tertarik   dalam   mengiukuti
78




        pembelajaran yang akhirnya siswa menjadi bosan, selain itu waktu

        yang digunakan lebih lama

2. Kelas Eksperimen

  a. Kegiatan belajar mengajar terlihat interaktif, kegitan pembelajaran

     bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar

  b. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dalam kelas, guru tidak

     ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga proses belajar

     tidak monoton, terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa

     dengan siswa yang lebih berimbang daripada kelas control, dengan

     bekerja dalam kelompok siswa juga dapat meningkatkan rasa kerja

     sama dan meningkatkan komunikasi antarsiswa

  c. Siswa terlihat aktif, terlihat saat guru mengajukan pertayaan

     pembelajaran siswa aktif menjawab bahkan berebutan untukmenjawab

     pertanyaan yang diajukan

  d. Pembelajaran     terpadu    menggunakan      strategi   peta    konsep

     menghubungkan materi atau konsep dari 2 (dua) mata pelajaran yang

     berbeda serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,

     dengan demikian siswa mengetahui langsung hubungan antara satu

     konsep dengan konsep lain serta mengetahui kaitan dan manfaat belajar

     IPA dengan kehidupan sehari-hari mereka

  e. Guru dalam proses belajar mengajar menggunakan media komputer,

     sehingga mengakibatkab siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses
79




    belajar mengajar, selain itu waktu yang digunakan lebih sedikit

    dibandingkan dengan kelas kontrol

        Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa pengajaran

terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer

ini telah membuat siswa lebih aktif dalam belajar, karena pada pengajaran

dengan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer siswa dapat

menerima konsep materi lebih mudah serta siswa menemukan hal baru

sehingga   mereka    lebih   semangat   untuk    mengikuti    pembelajaran,

penggunaan media komputer membantu memfokuskan siswa dalam

mengikuti pelajaran. Sejalan dengan itu, Levied an Lentz (dalam Busan,

2002) mengungkapkan bahwa media belajar memiliki beberapa fungsi,

salah   satunya   menarik    dan   mengarahkan    perhatian   siswa   untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran.

        Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntut mengidentifikasi

bahan-bahan kimia yang terkandung didalam makanan dan minuman ringan

yang biasa mereka konsumsi sehari-hari. Setelah itu, siswa menentukan

bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan berdasarkan materi yang sudah

di sampaikan sebelumnya, selanjutnya dibahas bersama-sama siswa dengan

guru. Oleh sebab itu siswa lebih mudah mamahami pelajaran karena langsng

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hal ini sejalan dengan gambaran

yang dikemukan oleh Dale (dalam Arsyad, 2002) dengan istilah “Dale’s

Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Dale mengungkapkan
80




  bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika dialami siswa langsung,

  sehingga hasil belajar siswa akan meningkat


4. Besarnya Pengaruh Pembelajaran Terpadu Menggunakan Strategi

  Peta Konsep Dengan Bantuan Media Komputer Terhadap Hasil

  Belajar Siswa

         Untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran terpadu

  menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer

  terhadap hasil belajar siswa pada materi bahan kimia pada makanan

  dilakukan perhitungan menggunakan Effect size

         Harga Effect size (ES) yang diperoleh sebesar 0,913 (Lampiran B-9).

  Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, harga effect size termasuk dalam

  katergori tinggi. Dari tabel luas dibawah kurva normal, harga effect size

  sebesar 0,913 bernilai 3182. Hal ini berarti bahwa pengajaran terpadu

  menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer

  memberikan kontribusi sebesar 31,82% terhadap peningkatan hasil belajar

  siswa kelas VIII SMP N 4 Pontianak pada tema bahan kimia dalam

  keseharian.

         Besarnya Effect size (ES)    yang diperoleh menunjukkan bahwa

  pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan

  media komputer memiliki pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa

  kelas VIII    SMP N 4 Pontianak pada tema bahan kimia dalam keseharian.

  Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Supriono yang mengungkapkan

  bahwa ”Upaya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan
81




   menerapkan strategi pembelajaran peta konsep”. Selain itu juga Yusuf

   (2006), mengungkapkan bahwa strategi peta konsep dapat meningkatkan

   hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan

   perlakuan menggunakan strategi peta konsep tidak terlepas dari keunggulan

   yang dimiliki peta konsep,yaitu:

   1. Melalui proses pembelajaran menggunakan peta konsep akan

       meningkatkan pemahaman konsep yang telah diperoleh (Trianto, 2007)

   2. Peta konsep dapat mengembangkan dan membentuk struktur kognitif

       siswa (Muhaemin, 2006)


5. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Terpadu Menggunakan Strategi

   Peta Konsep Dengan Bantuan Media Komputer          `

          Dari hasil pengisian angket yang merupakan respon siswa terhadap

   pembelajaran dihitung menggunakan skala Guttman. Skala ini memberikan

   skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk jawaban “tidak”. Adapun

   jumlah respon siswa peritem pernyataan terhadap pembelajaran dikemas

   seperti tabel 4.3 berikut

   Tabel 4.3 Jumlah Respon Siswa Peritem Pernyataan Terhadap Pembelajaran
                               No Item
      Jawaban                 Pernyataan               Total
                   1     2       3      4     5
   Ya              35    34      35     29    29     162
   Tidak           0     1       0      6     6      13


          Berdasarkan data diatas, dapat dilihat besarnya persentase respon

   siswa peritem sebagai berikut :
82




1. Penyataan item pada no 1 “Saya merasa senang dengan pembelajaran

   ini”,diperoleh persentase respon sebesar 100% (Lampiran B-9), maka

   respon positif siswa tergolong kuat. Selanjutnya dilakukan wawancara

   terhadap siswa yang menjawab “ya” pada item 1, sehingga dapat

   diketahui penyebab siswa 100% menjawab ya, dari hasil wawancara

   diketahui bahwa siswa 100% menjawab “ya” dikarenakan pembelajaran

   seperti ini merupakan hal yang baru dilakukan

2. Pernyataan pada item no 2 jumlah siswa yang menjawab “ya” sebanyak

   34 orang dan menjawab “tidak” sebanyak 1 orang, maka pernyataan

   “Saya merasa pelajaran ini sesuai dengan kepentingan saya karena saya

   dapat mengetahui manfaat dan efek dari bahan kimia pada makanan”

   tergolong kuat yaitu sebesar 97% (Lampiran B-9), setelah dilakukan

   wawancara terhadap 1 siswa yang menjawab “tidak”, diperoleh

   informasi bahwa siswa tersebut merasa pembelajaran yang dilakukan

   membuatnya menjadi seperti ditakut-takuti untuk membeli makanan

   ringan sehingga siswa tersebut tidak mudah makan makanan ringan

   karena siswa ini hobi ngemil jajanan jadi tidak sesuai dengan

   kepentingannya

3. Pernyataan item no 3 yaitu “Saya senang materi bahan kimia pada

   makanan dihubungkan dengan sistem pencernaan pada             manusia

   sehingga dapat di ketahui efek bahan kimia bagi kesehatan”, dari hasil

   wawancara diketahui bahwa siswa 100% menjawab “ya” dikarenakan

   pembelajaran seperti ini sangat menarik bagi siswa
83




4. Pernyataan item no 4 “Saya senang dalam proses pembelajaran guru

   menggunakan media komputer”, siswa yang menjawab “ya” sebanyak

   29 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 6 siswa, sehingga respon

   siswa terhadap item 4 tergolong kuat yaitu sebesar 83%. Hasil

   wawancara terhadap siswa yang menjawab “tidak” pada item no 4 yaitu

   “Saya senang dalam proses pembelajaran guru menggunakan media

   komputer” dapat ditarik kesimpulan bahwa keenam siswa tidak leluasa

   untuk mencatat palajaran yang disampaikan guru.

5. Pernyataan     item no 5 “Setelah belajar tentang bahan kimia pada

   makanan ini saya akan lebih berhati-hati dalam memilih produk

   makanan maupun minuman” masing-masing siswa yang menjawab “ya”

   sebanyak 29 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 6 siswa sehingga

   respon siswa terhadap item 5 tergolong kuat yaitu sebesar 83%.

   Berdasarkan wawancara dapat diketahui secara garis besar alasan ke

   enam siswa tersebut bahwa semua produk makanan ringan mengandung

   bahan kimia jadi walaupun mereka berhati-hati masih memakannya juga

   karena sebagai seorang siswa seusia mereka tidak dapat lepas dari

   makanan ringan

6. Secara keseluruhan siswa yang menjawab “ya” sebanyak 162 dan yang

   menjawab “tidak” sebanyak 13, jadi secara keseluruhan persentase

   respon siswa     untuk pernyataan positif tergolong kuat yaitu sebesar

   92,57% (Lampiran B-9), berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan
84




      respon siswa positif kuat sudah dirasakan peneliti saat pembelajaran,

      yaitu dari keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung


6. Keterbatasan Penelitian

         Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah masalah aliran

  listrik yang tidak tersedia dikelas tempat penelitian sehingga listrik diambil

  dari kelas sebelahnya sehingga memakan waktu ±7 menit. Hal ini

  menyebabkan kesimpulan yang dibuat siswa berupa peta konsep tidak dapat

  dipersentasikan oleh siswa tetapi kesimpulan hanya dilakukan secara

  bersama-sama guru dengan siswa. Selain itu, dalam penelitian mengunakan

  strategi ini memiliki kelemahan yaitu tidak semua sekolah memiliki

  komputer dan projektor terutama bagi sekolah di daerah

Mais conteúdo relacionado

Mais de sabar darono hadi pranowo (20)

U kimia2005
U kimia2005U kimia2005
U kimia2005
 
U kimia2004
U kimia2004U kimia2004
U kimia2004
 
U kimia2003
U kimia2003U kimia2003
U kimia2003
 
U kimia2002
U kimia2002U kimia2002
U kimia2002
 
U kimia2001
U kimia2001U kimia2001
U kimia2001
 
Prediksi soal cpns ok
Prediksi soal cpns okPrediksi soal cpns ok
Prediksi soal cpns ok
 
Peta konsep buat lks
Peta konsep   buat lksPeta konsep   buat lks
Peta konsep buat lks
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
Souvenir
SouvenirSouvenir
Souvenir
 
Peta konsep buat lks
Peta konsep   buat lksPeta konsep   buat lks
Peta konsep buat lks
 
Rpp terpadu kelas viii
Rpp terpadu kelas viiiRpp terpadu kelas viii
Rpp terpadu kelas viii
 
Olimpiade sains nasional 2006
Olimpiade sains nasional 2006Olimpiade sains nasional 2006
Olimpiade sains nasional 2006
 
U kimia2006
U kimia2006U kimia2006
U kimia2006
 
Tik x 09
Tik x 09Tik x 09
Tik x 09
 
Perangkat pembelajaran (legal)
Perangkat pembelajaran (legal)Perangkat pembelajaran (legal)
Perangkat pembelajaran (legal)
 
Pangan
PanganPangan
Pangan
 
Ktsp.Doc
Ktsp.DocKtsp.Doc
Ktsp.Doc
 
Tugas Makalah Radiokimia
Tugas Makalah RadiokimiaTugas Makalah Radiokimia
Tugas Makalah Radiokimia
 
Materi 5. Model Model Pembelajaran
Materi 5. Model Model PembelajaranMateri 5. Model Model Pembelajaran
Materi 5. Model Model Pembelajaran
 
Tipe Manusia
Tipe ManusiaTipe Manusia
Tipe Manusia
 

Último

UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 

Último (20)

UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 

Hasil Pembelajaran

  • 1. 60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Hasil Tes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil tes kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut : TABEL 4.1. Hasil Tes Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas kontrol Kelas eksperimen Hasil Hasil Hasil Hasil Gain No Kode siswa Gain Nama Pre test Post test Pre test Post test 1 AN 25 59 34 AZ 38 73 35 2 AS 40 50 10 AM 41 70 29 3 AP 38 68 30 AA 49 70 21 4 AM 36 55 19 A L 15 60 45 5 AMI 37 66 29 BA 36 64 28 6 AA 51 57 6 DM 35 51 16 7 BN 38 68 30 DS 33 51 18 8 CA 41 68 27 ENW 22 70 48 9 DM 33 64 31 HE 50 69 19 10 DCS 36 66 30 IK 44 70 26 11 EN 45 58 13 IB 44 65 21 12 HN 36 54 18 IP 40 69 29 13 HR 44 77 33 IS 40 62 22 14 IR 51 56 5 MM 30 74 44 15 IM 31 55 24 MR 30 75 45 16 IMD 29 47 18 MRZ 24 69 45 17 JA 35 57 22 MI 32 80 48 18 KH 58 64 6 NB 46 52 6 19 LSO 34 55 21 NU 27 51 24 20 MA 44 56 12 PL 37 58 21 21 MR 33 60 27 RM 50 75 25 22 MN 24 55 31 RA 47 70 23 23 NC 35 62 27 RSA 11 70 59 24 NP 44 55 11 RZA 34 79 45 25 NU 24 57 33 SB 35 75 40
  • 2. 61 Tabel 4.1 Sambungan Hasil Hasil Hasil Hasil Gain No Kode siswa Gain Nama Pre test Post test Pre test Post test 26 PS 43 68 25 ST 28 62 34 27 RP 48 73 25 STA 55 57 2 28 RA 45 53 8 SN 21 69 48 29 SH 47 67 20 SR 32 50 18 30 SN 32 54 22 SA 48 79 31 31 SI 33 51 18 SS 33 70 37 32 TF 40 54 14 SI 52 69 17 33 UK 52 74 22 SNF 45 76 31 34 VRA 40 53 13 WY 36 69 33 35 WP 35 45 10 YA 37 60 23 36 YU 60 66 6 Rata-rata 39,36 59,64 36,48 66,66 Standar deviasi 8,69 7,68 10,44 8,61 Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil pre test pada kelas eksperimen (VIIIC) mempunyai rata-rata 39,36 dan standar deviasinya 8,69, pada kelas kontrol (VIIIB) mempunyai rata-rata 36,48 dan standar deviasinya 10,44. Rata-rata post test kelas kontrol (VIIIB) adalah 59,64 dengan standar deviasi 7,68 sedangkan rata-rata kelas eksperimen (VIIIC) adalah 66,66 dengan standar deviasi 8,61 Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada data skor pre test kelas eksperimen. Diperoleh χ2hitung sebesar 4,41, sedangkan pada taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh χ2 tabel sebesar 7,81 (Lampiran E-3 ). Hal ini menunjukkan χ2hitung < χ2 tabel, disimpulkan bahwa data pre test kelas eksperimen berdistribusi normal (Lampiran B-4). Pada uji normalitas hasil pre test kelas kontrol diperoleh χ2hitung sebesar 4,95, sedangkan pada taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh χ2 tabel sebesar 7,81. Hal ini berarti χ2 hitung < χ2tabel, disimpulkan bahwa data pre
  • 3. 62 test kelas kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians, dari hasil Uji homogenitas diperoleh Fhitung sebesar 1,44, sedangkan nilai FTabel (35-34) pada taraf kepercayaan 95% (taraf nyata, α = 5%) diperoleh Ftabel =1,78 (Lampiran E-4), diperoleh Fhitung< FTabel (1,44 <1,78), dapat disimpulkan kedua data homogen, berarti kedua data ini keragaman yang sama. Selanjutnya, digunakan uji t-student, dari uji t-student pada data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai t hitung sebesar -3,89 sedangkan t tabel sebesar = 1,67 dengan interval kepercayaan 95% (taraf nyata, α = 5%), diterima HO jika –tTabel < thitung < tTabel dan Tolak HO jika berharga lain. Nilai t hitung yang diperoleh tidak berada di antara nilai t tabel maka dapat disimpulkan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan Data yang dianalisis lebih lanjut adalah selisih post test dan pre test,baik pada kelas kontrol maupun kelas ekperimen (Tabel 4.1). Uji normalitas data gain kelas kontrol diperoleh nilai χ2hitung sebesar 11,84, pada taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan 3 diperoleh χ2tabel sebesar 7,81 (Lampiran B-6). Hal ini menunjukkan bahwa χ2hitung > χ2tabel, maka disimpulkan bahwa data gain kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Karena salah satu data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji U-Mann Witney, dari uji ini diperoleh Zhitung = -3,09, sedangkan berdasarkan tabel pada α = 5% Ho diterima jika -1,96 ≤ Zhitung ≤ 1,96 dan Ho ditolak jika Zhitung < -1,96 atau Zhitung > 1,96. Karena Zhitung = -3,09 terletak pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji U-Mann Witney tersebut dapat disimpulkan
  • 4. 63 bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada materi bahan kimia dalam makanan yang di ajar dengan pembelajaran terpadu menggunakan startegi peta konsep dengan bantuan media komputer dan yang diajar menggunakan metode konvesional (Lampiran B-6) Hasil Post test digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi pembelajaran dan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Pontianak pada meteri bahan kimia pada makanan yang dihubungkan dengan sistem pencernaan pada manusia. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar IPA apabila rata-rata hasil belajar siswa lebih besar atau sama dengan SKBM IPA yaitu sebesar 60. Perubahan rata-rata skor pre test ke post test pada kelas eksperimen adalah 30,18 dan ketuntasan belajar tercapai 80% (Lampiran B-8), sedangkan pada kelas kontrol perubahan skor sebesar 20,28 dengan siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 41,67% (Lampiran B-8) Berdasarkan perhitungan diperoleh effect size sebesar 0,913 (Lampiran B-7), yang berarti bahwa pengajaran terpadu menggunakan strategi belajar dengan bantuan media komputer memiliki pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Pontianak pada meteri bahan kimia pada makanan dan sistem pencernaan pada manusia 2. Analisis Angket Siswa Untuk mengetahui tanggapan siswa digunakan angket, adapun hasil angket tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut.
  • 5. 64 Tabel 4.2 Hasil Angket Respon Siswa Jumlah Jumlah No Nama Siswa No Nama Siswa Skor Skor 1 AZ 5 21 RM 5 2 AM 4 22 RA 5 3 AA 5 23 RSA 4 4 AL 3 24 RZA 5 5 BA 5 25 SB 5 6 DM 5 26 ST 4 7 DS 4 27 STA 5 8 ENW 5 28 SN 5 9 HE 5 29 SR 5 10 IK 5 30 SA 5 11 IB 4 31 SS 4 12 IP 5 32 SI 5 13 IS 4 33 SNF 5 14 MM 5 34 WY 5 15 MR 4 35 YA 5 16 MRZ 4 17 MI 5 18 NB 4 19 NU 3 20 PL 5 Jumlah 162 Dari data diatas diperoleh jumlah skor angket sebesar 162, melalui analisis persentase diperoleh bahwa respon positif siswa terhadap pembelajaran tinggi yaitu sebesar 92,5% (Lampiran B-9) B. Pembahasan Penelitian 1. Kelas Eksperimen Kemampuan awal siswa diketahui dari analisis hasil pre test. Skor pre test terendah adalah 11 dan skor tertinggi sebesar 55 dengan skor rata-rata 36,48 (36,48% dari skor total 100). Untuk mengetahui hasil belajar siswa
  • 6. 65 setelah diberikan perlakuan dilihat dari analisis skor post test. Skor post test terendah 50 dan tertinggi 80 dengan rata-rata 66,66 (66,66% dari skor total 100). Dari hasil perbandingan rata-rata skor pre test dan post test tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 30,18. Secara keseluruhan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer. Dalam pemberian pre test dari 36 siswa kelas VIIIC, ada satu siswa yang tidak mengikuti pre test dikarenakan sakit, tetapi saat pemberian post test siswa tersebut hadir. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer, maka hanya 35 siswa yang data pre test dan post testnya dianalisis. Dari hasil post test siswa terdapat 7 siswa (20%) yang tidak mencapai ketuntasan dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ketujuh siswa yang bersangkutan diketahui bahwa 7 siswa tersebut tidak belajar, mereka hanya mengharapkan pembelajaran dikelas saja tetapi tidak mempelajarinya dirumah. setelah ditelusuri lebih jauh 3 dari 7 siswa tersebut tidak belajar dikarenakan malamnya kecapaian setelah membantu orang tuanya dirumah, sedangkan 2 siswa lainnya mengatakan lupa kalau hari itu ada ulangan sehingga tidak belajar, sedangkan 1 siswa mengatakan bahwa catatannya hilang. dan 1 siswa yang lainnya terburu-buru dalam menjawab soal (Lampiran D-7)
  • 7. 66 Pada penelitian ini, kelas eksperimen diajar menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer. Dalam pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan apersepsi kemudian mengulas sedikit materi menggunakan peta konsep dengan bantuan media komputer. Selanjutnya, guru membagi siswa dalam 8 kelompok belajar, dalam kelompok siswa diminta guru mengerjakan soal pada lembar kerja siswa (Lampiran A-13) yang tersedia, yaitu dengan cara mengamati kandungan beberapa produk makanan dan minuman yang telah disediakan guru. Setelah selesai perwakilan siswa dari tiap kelompok menuliskan hasil pengamatannya, sedangkan lembar jawaban LKS dibacakan siswa tersebut. Selanjutnya, siswa bersama-sama guru membahasnya dan membuat kesimpulan dari pembelajaran secara keseluruhan Secara rinci pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada tahap pendahuluan guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi) dan motivasi belajar dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema bahan kimia dalam makanan, sambil mengajukan pertanyaan guru menunjukkan sampel makanan ringan (cha-cha) kepada siswa, adapun pertanyaan yang diajukan sebagai bahan apersepsi dan motivasi sebagai berikut : 1. Apa beda makanan ringan (cha-cha) yang satu dengan yang lainnya? Pada pertanyaan ini, hampir semua siswa menjawab ”warnanya”. 2. Mengapa diberi warna yang berbeda-beda?
  • 8. 67 pada pertanyaan ini, ada sebagian siswa yang menjawab “supaya bagus”, “biar enak”, dan ada sebagian yang menjawab “agar lebih menarik” guru memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan siswa 3. Apakah kalian pernah memperhatikan komposisi makanan dalam kemasan makanan dan minuman yang kalian beli? Pada pertanyaan ini, sebagian besar menjawab ”tidak pernah”, sedangkan sebagain lagi menjawab pernah Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, guru meminta siswa membacakan komposisi pada makanan ringan cha-cha yang terdapat pada kemasan cha-cha. Setelah selesai, guru menyampaikan tujuan belajar sekaligus memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik mempelajari lebih lanjut dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan berkata ”agar kalian mengetahui bahaya atau tidaknya bahan kimia yang terdapat pada makanan kemasan ini, hari ini kita akan mempelajari bahan kimia dalam makanan dan efeknya terhadap kesehatan”. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada tahap pendahuluan ini siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran yang ditandai dengan aktifnya mereka saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebagai bahan apersepsi Pada kegiatan inti, guru menyampaikan ulasan materi menggunakan media komputer, dalam proses ini siswa terlihat antusias dalam pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru mengajukan pertanyaan disela-sela
  • 9. 68 materi siswa antusias mengacungkan tangan berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan. Penyampaian meteri pelajaran berlangsung selama 35 menit. Selanjutnya guru memasukkan siswa kedalam kelompok belajar yang sudah guru bentuk sebelum proses belajar, jadi saat pembelajaran guru hanya menyebutkan anggota kelompoknya. Kelompok yang dibentuk berjumlah delapan kelompok masing-masing berisi 4-5 siswa, pengelompokan siswa dilakukan secara heterogen baik dari kemampuan akademik maupun jenis kelamin berdasarkan hasil ulangan pada matri pelajaran sbelumnya dan hasil pre test. Kemudian guru memberikan arahan cara bekerja dan berdiskusi kepada semua kelompok. Selanjutnya, guru membagikan LKS dan kemasan makanan dan minuman yang akan diidentifikasi secara berkelompok dalam tiap kelompok. Setiap anggota kelompok secara bersama-sama dituntut untuk mengidentifikasi zat aditif serta zat makanan yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman tersebut. Setiap kelompok harus mengerjakan pertanyaan yang terdapat dalam LKS dan sekaligus membuat suatu kesimpulam pelajaran hari itu dengan membuat suatu peta konsep (Lampiran D-8). Dalam pengidentifikasian, jumlah makanan dan minuman yang diamati ada 16 jenis dimana masing-masing kelompok mendapatkan 2 jenis makanan atau minuman yang berbeda-beda. Makanan dan minuman yang dipilih untuk diidentifikasi adalah makanan dan minuman yang sering dikonsumsi oleh siswa baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah
  • 10. 69 Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pada kelompok 3 dan 5 terdapat anggota kelompok yang tidak berperan aktif dalam kelompoknya. Anggota kedua kelompok ini asik bersenda gurau, ada yang jalan-jalan, mengganggu kelompok lainnya dengan menanyakan jawaban kelompok lain, untuk mengatasi hal ini guru memberikan teguran kepada kelompok tersebut sekaligus menghampirinya untuk memberikan bimbingan kepada kelompok tersebut agar diskusi berjalan dengan baik Saat proses diskusi kelompok, terdapat pula kelompok yang saling kerja sama satu sama lain dalam kelompoknya, kelompok tersebut adalah kelompok 1, 2, 6, dan 8. Anggota kelompok pada empat kelompok ini mendapatkan tugas masing-masing, prsoses pembagian kerja didalam kelompoknya dibagi menjadi dua bagian yaitu 2-3 orang mengidentifikasi kemasan produk makanan/minuman serta menjawab LKS, sedangkan yang lainnya membuat peta konsep pembelajaran, ketika sudah selesai mereka baru mendiskusikanya. Untuk kelompok 4 dan 7, semua anggota kelompoknya bersama-sama mengidentifikasi bahan kimia dalam kemasan makanan atau minuman, kemudian membuat peta konsep. Setelah melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing, perwakilan setiap kelompok menuliskan hasil identifikasi produk makanan/minuman dipapan tulis dan membacakan jawaban pertanyaan di LKS yang berhubungan dengan identifikasi produk makanan/minuman kemasan tersebut, sementara kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok tersebut. Dalam membacakan hasil diskusinya, siswa terlihat terbata-bata
  • 11. 70 dalam membacakannya. Hal ini terjadi karena siswa tidak terbiasa berbicara atau mengungkapkan gagasan mereka di depan kelas, sehingga mereka malu dan tidak percaya diri apalagi hanya perwakilan kelompok saja. Kemudian guru membahas bersama-sama siswa hasil diskusi tersebut Langkah selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi seputar tema bahan kimia dalam makanan yang belum dipahami. Pada kegiatan terakhir, guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memberikan evaluasi terhadap kinerja siswa dalam diskusi kelompok. Pada pembelajaran ini sebagian besar siswa sangat antusias dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung, karena mereka merasa tertarik dengan pembelajaran yang menghubungkan atau memadukan materi dari dua mata pelajaran serta mempunyai keterhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa apalagi didukung dengan teknologi komputer. Di samping itu, adanya situasi pembelajaran yang beda dari biasanya juga menambah semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Kelas Kontrol Skor pre test terendah pada kelas kontrol adalah 24 dan skor tertinggi sebesar 60 dengan skor rata-rata 39,36 (39,36% dari skor total 100). Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dilihat dari analisis skor post test. Skor post test terendah adalah 45 dan tertinggi adalah 77 dengan rata-rata 59,64 (59,64% dari skor total 100). Dari hasil perbandingan rata-rata skor pre test dan post test tersebut diketahui bahwa
  • 12. 71 terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 20,28. Secara keseluruhan siswa pada kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional Dalam analisis data, dari 38 siswa kelas VIIIB ada 2 siswa yang datanya tidak dianalisis karena 2 siswa tersebut tidak mengikuti pre test, sehingga data yang diolah sebanyak 36 siswa. Dari 36 siswa, terdapat 21 siswa yang tidak tuntas (58,8%). Berdasarkan pengamatan peneliti ketidaktuntasan ini disebabkan saat pembelajaran siswa tidak aktif, selain itu siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan dan ada sebagian siswa yang tidak mau mencatat penjelasan dan catatan dari guru dipapan tulis. Untuk mengetahui lebih jelas guru mencari informasi dari siswa yang menyebabkan nilai siswa tidak tuntas. dari informasi yang diperoleh diketahui bahwa siswa sukar memahami materi palajaran dan mereka kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pada penelitian di kelas kontrol, siswa diajar menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional disini adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dikelas yaitu pendekatan ceramah. Pada proses belajar, proses pembelajaran di bagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi) dan motivasi belajar dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema bahan kimia dalam makanan, sambil mengajukan pertanyaan guru menunjukkan sampel
  • 13. 72 makanan ringan (cha-cha) kepada siswa, adapun pertanyaan yang diajukan sebagai bahan apersepsi dan motivasi sebagai berikut : 1. Apa beda makanan ringan cha-cha yang satu dengan yang lainnya? Pada pertanyaan ini, hampir semua siswa menjawab ”warnanya”. 2. Mengapa diberi warna yang berbeda-beda? Pada pertanyaan ini, ada sebagian siswa yang menjawab “agar bagus”, dan ada sebagian yang menjawab “agar lebih menarik” guru memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan siswa 3. Apakah kalian pernah memperhatikan komposisi makanan dalam kemasan makanan dan minuman yang kalian beli? Pada pertanyaan ini, sebagian besar menjawab ”tidak pernah”, sedangkan sebagain lagi menjawab pernah Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, guru meminta siswa membacakan komposisi pada makanan ringan cha-cha yang terdapat pada kemasan makanan ringan cha-cha. Setelah selesai, guru menyampaikan tujuan belajar sekaligus memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik mempelajari lebih lanjut, dengan berkata ” agar kalian mengetahui bahaya atau tidaknya bahan kimia yang terdapat pada makanan kemasan ini, hari ini kita akan mempelajari bahan kimia dalam makanan dan efeknya terhadap kesehatan”. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada tahap pendahuluan ini siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran yang ditandai dengan aktifnya mereka saat menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru sebagai bahan apersepsi
  • 14. 73 Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara mencatatnya dipapan tulis baru kemudian menjelaskannya. Setelah papan tulis penuh catatan, guru menghapusnya dan memerikan catatan lagi serta menjelaskannya sampai materi habis, dalam menjelaskan materi pelajaran guru mengaitkannya dengan bahaya bahan kimia bagi kesehatan manusia, pada pembelajaran ini siswa terlihat pasif dan guru dominan ceramah sehingga kegiatan belajar terlihat monoton. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mencoba menggali informasi dari siswa berupa pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran namun hanya 1-2 orang siswa yang menjawab dan sebagaian besar siswa lainnya hanya terdiam, sehingga guru cenderung memberikan informasi kepada siswa. Saat diberikan kesempatan bertanya siwa tidak ada yang mau bertanya. Hal ini menyebabkan guru tidak mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang sudah diberikan. Hal ini jugalah yang menyebabkan siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal Dari hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa tampak bahwa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, yang ditandai kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru tidak maksimal sehingga menyebabkan ketidaktuntasan hasil berlajar siswa Setelah dilakukan post test, semua siswa kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar (Lampiran B-3), namun peningkatan tersebut tidak
  • 15. 74 terlalu besar walaupun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran A-18). Peningkatan hasil belajar tidak terlalu besar daapt disebabkan oleh dua faktor yaitu guru dan siswa. faktor guru dapat berupa cara penyampain materi pelajaran, sedangkan faktor siswa bisa berupa minat belajar siswa dan kecerdasan siswa 3. Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil pre test, rata-rata skor antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hanya selisih 2,87. Hasil pre test ini setelah dianalisis dengan menggunakan uji t-student diperoleh t hitung sebesar -3,89 sedangkan t tabel sebesar = 1,67 dengan interval kepercayaan 95% (taraf nyata,α = 5%). Nilai t hitung yang diperoleh tidak berada di antara nilai t tabel (Lampiran B-6), maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan, dimana kemampuan kelas kontrol lebih tinggi (rata-rata 39,361) dibandingkan dengan kelas eksperimen (rata-rata 36,48) Setelah kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan sesuai yang direncanakan yaitu kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional (ceramah) dan kelas eksperimen dengan menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer diperoleh perbedaan rata-rata
  • 16. 75 hasil post test kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 7,02 ( X eksperimen = 66,66 dan X kontrol = 59,64) Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digambarkan dalam bentuk gambar 4.1 dan 4.2 sebagai berikut gambar 80 66,66 59,64 60 39,36 40 36,48 Pretest Posttest Gain 20,28 20 0 Kontrol 30,18 Eksperimen Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Pre test Gambar 4.2 Grafik Gain Kelas Eksperimen dan Post test Kelas dan Kelas Kontrol Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa, diketahui bahwa rata rata- rata perubahan skor pre test dan post test pada kelas eksperimen adalah ada 30,18 dan dilihat dari ketuntasan belajar (SKBM sebesar 60) tercapai 80%. an 0) Sedangkan pada kelas kontrol perubahan skor sebesar 20,28 dengan siswa 20,28 yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 41,67%. Ini menunjukkan %. bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengajaran terpadu menggunakan padu strategi peta konsep dengan bantuan media komputer pada materi bahan kimia dalam makanan di kelas VIII SMPN 4 Pontianak mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
  • 17. 76 diberikan dengan pengajaran konvensional yaitu sebesar 9,9 (eksperimen 30,18 dan kontrol 20,28). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa pada materi bahan kimia pada makanan yang diajarkan dengan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional, maka digunakan uji statistik U Mann- Whitney. Berdasarkan uji U-Mann Witney diperoleh Z hitung = -3,09. Karena Zhitung = -3,09 terletak pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji U-Mann Witney tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan selisih hasil belajar siswa pada materi bahan kimia dalam makanan yang di ajar dengan pembelajaran terpadu menggunakan startegi peta konsep dengan bantuan media komputer dan yang diajar dengan metode konvesional (Lampiran B-6) Berdasarkan ketuntasan belajar terdapat 7 siswa pada kelas eksperimen dan 21 siswa pada kelas kontrol yang tidak tuntas, tingginya ketidaktuntasan pada kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen dapat disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan. Adanya perbedaan perlakuan yang diberikan menimbulkan perbedaan suasana kegiatan belajar mengajar belajar. Pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer lebih menarik dan berbeda dari pembelajaran yang biasanya, sehingga memberikan suasana dan cara belajar yang baru kepada siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih semangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar. Sedangkan pada siswa dari kelas kontrol yang diajar menggunakan
  • 18. 77 pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif dan tidak semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun perbedaan kondisi pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen sebagai berikut : 1. Kelas Kontrol a. Kegiatan belajar tidak interaktif, kegiatan pembelajaran tidak bervariasi menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar lebih lanjut dan akhirnya hasil belajar siswa kurang baik. b. Dalam kegiatan belajar siswa tidak melakukan diskusi kelompok, tetapi guru ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga proses belajar tidak monoton, interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa tidak berimbang c. Siswa terlihat pasif, terlihat saat guru mengajukan pertayaan pembelajaran siswa tidak aktif menjawab tetapi menuggu jawaban dari guru sehingga menjadikan kegiatan belajar mengajar yang monoton. d. Pembelajaran hanya sedikit menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dengan demikian siswa hanya sedikit mengetahui kaitan dan manfaat belajar IPA dengan kehidupan sehari-hari mereka e. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengiukuti
  • 19. 78 pembelajaran yang akhirnya siswa menjadi bosan, selain itu waktu yang digunakan lebih lama 2. Kelas Eksperimen a. Kegiatan belajar mengajar terlihat interaktif, kegitan pembelajaran bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar b. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dalam kelas, guru tidak ceramah terus dari awal sampai akhir pelajaran sehingga proses belajar tidak monoton, terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa yang lebih berimbang daripada kelas control, dengan bekerja dalam kelompok siswa juga dapat meningkatkan rasa kerja sama dan meningkatkan komunikasi antarsiswa c. Siswa terlihat aktif, terlihat saat guru mengajukan pertayaan pembelajaran siswa aktif menjawab bahkan berebutan untukmenjawab pertanyaan yang diajukan d. Pembelajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep menghubungkan materi atau konsep dari 2 (dua) mata pelajaran yang berbeda serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, dengan demikian siswa mengetahui langsung hubungan antara satu konsep dengan konsep lain serta mengetahui kaitan dan manfaat belajar IPA dengan kehidupan sehari-hari mereka e. Guru dalam proses belajar mengajar menggunakan media komputer, sehingga mengakibatkab siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses
  • 20. 79 belajar mengajar, selain itu waktu yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan kelas kontrol Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer ini telah membuat siswa lebih aktif dalam belajar, karena pada pengajaran dengan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer siswa dapat menerima konsep materi lebih mudah serta siswa menemukan hal baru sehingga mereka lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran, penggunaan media komputer membantu memfokuskan siswa dalam mengikuti pelajaran. Sejalan dengan itu, Levied an Lentz (dalam Busan, 2002) mengungkapkan bahwa media belajar memiliki beberapa fungsi, salah satunya menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntut mengidentifikasi bahan-bahan kimia yang terkandung didalam makanan dan minuman ringan yang biasa mereka konsumsi sehari-hari. Setelah itu, siswa menentukan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan berdasarkan materi yang sudah di sampaikan sebelumnya, selanjutnya dibahas bersama-sama siswa dengan guru. Oleh sebab itu siswa lebih mudah mamahami pelajaran karena langsng diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hal ini sejalan dengan gambaran yang dikemukan oleh Dale (dalam Arsyad, 2002) dengan istilah “Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale). Dale mengungkapkan
  • 21. 80 bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika dialami siswa langsung, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat 4. Besarnya Pengaruh Pembelajaran Terpadu Menggunakan Strategi Peta Konsep Dengan Bantuan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi bahan kimia pada makanan dilakukan perhitungan menggunakan Effect size Harga Effect size (ES) yang diperoleh sebesar 0,913 (Lampiran B-9). Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, harga effect size termasuk dalam katergori tinggi. Dari tabel luas dibawah kurva normal, harga effect size sebesar 0,913 bernilai 3182. Hal ini berarti bahwa pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer memberikan kontribusi sebesar 31,82% terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 4 Pontianak pada tema bahan kimia dalam keseharian. Besarnya Effect size (ES) yang diperoleh menunjukkan bahwa pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer memiliki pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 4 Pontianak pada tema bahan kimia dalam keseharian. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Supriono yang mengungkapkan bahwa ”Upaya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan
  • 22. 81 menerapkan strategi pembelajaran peta konsep”. Selain itu juga Yusuf (2006), mengungkapkan bahwa strategi peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan perlakuan menggunakan strategi peta konsep tidak terlepas dari keunggulan yang dimiliki peta konsep,yaitu: 1. Melalui proses pembelajaran menggunakan peta konsep akan meningkatkan pemahaman konsep yang telah diperoleh (Trianto, 2007) 2. Peta konsep dapat mengembangkan dan membentuk struktur kognitif siswa (Muhaemin, 2006) 5. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Terpadu Menggunakan Strategi Peta Konsep Dengan Bantuan Media Komputer ` Dari hasil pengisian angket yang merupakan respon siswa terhadap pembelajaran dihitung menggunakan skala Guttman. Skala ini memberikan skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk jawaban “tidak”. Adapun jumlah respon siswa peritem pernyataan terhadap pembelajaran dikemas seperti tabel 4.3 berikut Tabel 4.3 Jumlah Respon Siswa Peritem Pernyataan Terhadap Pembelajaran No Item Jawaban Pernyataan Total 1 2 3 4 5 Ya 35 34 35 29 29 162 Tidak 0 1 0 6 6 13 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat besarnya persentase respon siswa peritem sebagai berikut :
  • 23. 82 1. Penyataan item pada no 1 “Saya merasa senang dengan pembelajaran ini”,diperoleh persentase respon sebesar 100% (Lampiran B-9), maka respon positif siswa tergolong kuat. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap siswa yang menjawab “ya” pada item 1, sehingga dapat diketahui penyebab siswa 100% menjawab ya, dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa 100% menjawab “ya” dikarenakan pembelajaran seperti ini merupakan hal yang baru dilakukan 2. Pernyataan pada item no 2 jumlah siswa yang menjawab “ya” sebanyak 34 orang dan menjawab “tidak” sebanyak 1 orang, maka pernyataan “Saya merasa pelajaran ini sesuai dengan kepentingan saya karena saya dapat mengetahui manfaat dan efek dari bahan kimia pada makanan” tergolong kuat yaitu sebesar 97% (Lampiran B-9), setelah dilakukan wawancara terhadap 1 siswa yang menjawab “tidak”, diperoleh informasi bahwa siswa tersebut merasa pembelajaran yang dilakukan membuatnya menjadi seperti ditakut-takuti untuk membeli makanan ringan sehingga siswa tersebut tidak mudah makan makanan ringan karena siswa ini hobi ngemil jajanan jadi tidak sesuai dengan kepentingannya 3. Pernyataan item no 3 yaitu “Saya senang materi bahan kimia pada makanan dihubungkan dengan sistem pencernaan pada manusia sehingga dapat di ketahui efek bahan kimia bagi kesehatan”, dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa 100% menjawab “ya” dikarenakan pembelajaran seperti ini sangat menarik bagi siswa
  • 24. 83 4. Pernyataan item no 4 “Saya senang dalam proses pembelajaran guru menggunakan media komputer”, siswa yang menjawab “ya” sebanyak 29 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 6 siswa, sehingga respon siswa terhadap item 4 tergolong kuat yaitu sebesar 83%. Hasil wawancara terhadap siswa yang menjawab “tidak” pada item no 4 yaitu “Saya senang dalam proses pembelajaran guru menggunakan media komputer” dapat ditarik kesimpulan bahwa keenam siswa tidak leluasa untuk mencatat palajaran yang disampaikan guru. 5. Pernyataan item no 5 “Setelah belajar tentang bahan kimia pada makanan ini saya akan lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan maupun minuman” masing-masing siswa yang menjawab “ya” sebanyak 29 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 6 siswa sehingga respon siswa terhadap item 5 tergolong kuat yaitu sebesar 83%. Berdasarkan wawancara dapat diketahui secara garis besar alasan ke enam siswa tersebut bahwa semua produk makanan ringan mengandung bahan kimia jadi walaupun mereka berhati-hati masih memakannya juga karena sebagai seorang siswa seusia mereka tidak dapat lepas dari makanan ringan 6. Secara keseluruhan siswa yang menjawab “ya” sebanyak 162 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 13, jadi secara keseluruhan persentase respon siswa untuk pernyataan positif tergolong kuat yaitu sebesar 92,57% (Lampiran B-9), berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan
  • 25. 84 respon siswa positif kuat sudah dirasakan peneliti saat pembelajaran, yaitu dari keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung 6. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah masalah aliran listrik yang tidak tersedia dikelas tempat penelitian sehingga listrik diambil dari kelas sebelahnya sehingga memakan waktu ±7 menit. Hal ini menyebabkan kesimpulan yang dibuat siswa berupa peta konsep tidak dapat dipersentasikan oleh siswa tetapi kesimpulan hanya dilakukan secara bersama-sama guru dengan siswa. Selain itu, dalam penelitian mengunakan strategi ini memiliki kelemahan yaitu tidak semua sekolah memiliki komputer dan projektor terutama bagi sekolah di daerah