1. MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI
KUANTITATIF
Ir. MURSAL BOER MAg rSc
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
T he London School of Public Relations –
Jakar ta
2. PENDAHULUAN
Mata kuliah MPK Kuantitatif secara umum bertujuan
untuk :
1. Memperkenalkan mahasiswa dengan prinsip - prinsip
pendekatan penelitian yang menggunakan metode
kuantitatif.
2. Mempersiapkan mahasiswa agar dapat :
menyusun proposal penelitian,
melaksanakan kegiatan penelitian,
menulis skripsi untuk penelitian kuantitatif.
2
3. SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SESSION
1. Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Paradigma
2. Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi.
3. Desain Penelitian & Proses Penelitian,
4. Teori dan Model.
5. Variabel Penelitian
6. Hipotesis Penelitian.
7. Skala ukuran dan Metode Pengukuran
MID TEST
3
4. SESSION
8. Validitas dan Reliabilitas
9. Populasi, Sampel, Data dan Metoda Pengumpulan
Data
10. Metode Survai dan Eksperimen
11. Quis
12. Analisis Data Kuantitatif : Pengolahan dan
Penyajian data
13. Analisis Data Kuantitatif : Univariat, Bivariat dan
Multivariat
14. Analisis Data Kuantitatif. : Analisis Statistik
Inferensial
FINAL TEST
4
5. IL U P NGE AH
M E T UAN,
P NE IT
E L IAN DAN P ARADIGMA
SESSION 1
METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
6. TUJUAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan dan
sumber - sumber untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Menjelaskan pengertian penelitian dan proses
penelitian.
Menjelaskan pengertian dan jenis paradigma
penelitian.
Menjelaskan perbedaan penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
6
7. INFORMASI DAN P NGE AH
E T UAN
Definisi Informasi :
a. Fakta atau situasi yang didapatkan dari pembelajaran,
pengalaman, atau suatu instruksi.
b. Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih
berguna untuk pengambilan keputusan.
Definisi Pengetahuan (Knowledge) :
a. Kemampuan, kesadaran atau pengenalan akan suatu fakta
atau situasi yang diperoleh dari pembelajaran,
pengalaman, atau instruksi.
b. Pemahaman secara teoretis dan atau praktis mengenai
suatu situasi atau beberapa situasi yang saling berkaitan.
7
8. SUMBER
PENGETAHUAN
i. Tradisi (tradition) – Pengetahuan diperoleh berdasarkan
informasi dari sumber adat, budaya dan sejarah.
ii. Otoritas (authority) – Pengetahuan diperoleh
berdasarkan informasi yang disampaikan oleh
seseorang yang diakui kredibilitasnya atau ahli akan
suatu topik.
iii. Pengalaman (experience) – Pengetahuan diperoleh
berdasarkan informasi dari pengalaman pribadi.
iv. Pencarian pribadi (personal inquiry) – Pengetahuan
diperoleh berdasarkan informasi dari pencarian pribadi
didukung data empiris (induksi) dan logis (deduksi).
8
9. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Berdasarkan sumber informasi maka ada 2 cara
memperoleh pengetahuan adalah :
1. Agreement reality (AR) – suatu informasi
menjadi pengetahuan sebab diceritakan pada
kita dan semua orang nampaknya setuju
dengan informasi itu (kesepakatan).
Tradisi dan Otoritas.
2. Experiential Reality (ER) – suatu informasi
menjadi pengetahuan berdasarkan pengalaman
dan pengamatan pribadi. Pengalaman
dan Observasi.
9
10. PROSES PEMBENTUKAN ILMU PENGETAHUAN
Informasi dari tradisi, otoritas, pengalaman dan observasi
Apabila informasi itu :
diuji mengandalkan logika (AR) : logis dan dapat dipercaya
(prinsip deduktif)
diuji melalui realita empirik (ER) : sesuai pengamatan empiris
(prinsip induktif)
ILMU PENGETAHUAN (Science)
10
11. Metode Ilmiah
Metode Ilmiah (Scientific Method) – proses menghasilkan
pengetahuan melalui pengamatan dan analisis obyektif.
Memerlukan ketaatan pada aturan dan prosedur spesifik
untuk meningkatkan ketelitian dan obyektifitas dan
untuk mengurangi penyimpangan dan ketidak – tepatan
Perlu diingat : Metode Ilmiah hanya melindungi dan
meningkatkan kebenaran informasi tetapi tidak menjamin
kebenaran mutlak suatu informasi.
Pengetahuan hanya didasarkan pada data yang tersedia
pada suatu waktu tertentu.
11
12. EMPAT KAIDAH ILMU
1. ORDE :
Ilmu percaya bahwa alam itu teratur. Semua peristiwa yang terjadi di
dunia mengikuti aturan dan pola tertentu dalam suatu orde atau
tatanan, sehingga akan menemukan hukum-hukum yang berlaku
umum (generalisasi).
2. DETERMINASI :
Ilmu percaya bahwa setiap peristiwa mempunyai sebab, determinan
atau anteseden yang dapat diselidiki.
3. PARSIMONI :
Parsimoni (kesederhanaan) menyatakan bahwa ilmu mengutamakan
penjelasan yang sederhana dari yang kompleks ketika keduanya
sama-sama menjelaskan fakta.
4. EMPIRISME :
Ilmu hanya percaya pada hasil observasi atau eksperimen.
Kesimpulan-kesimpulan ilmu harus berdasarkan pada data yang
dapat diamati dari suatu peristiwa empiris dan bukan dari suatu
spekulasi yang tidak dapat diamati.
12
13. PENELITIAN
Penelitian merupakan terjemahan kata bahasa Inggeris
Research, yang berasal dari kata re = kembali dan search =
mencari. Dengan demikian “penelitian” adalah suatu proses
mencari kembali.
Definisi Penelitian Menurut beberapa Pakar (Nazir, 1988):
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara
sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan
terhadap masalah – masalah yang dapat dipecahkan.
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menggunakan metode
ilmiah yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum.
13
14. METODE PENELITIAN ILMIAH
Metode Penelitian Ilmiah adalah suatu prosedur
standard yang mengandung unsur rasional, empiris,
dan sistematis untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
Unsur penelitian ilmiah :
1. Rasional artinya penelitian dilakukan dengan cara-
cara yang masuk akal atau bersifat logis sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris artinya penelitian menggunakan cara yang
dapat diamati dengan indera manusia.
3. Sistematis artinya penelitian merupakan suatu
proses dengan langkah-langkah spesifik dan terukur.
14
15. PROSES, SASARAN
DAN PROSEDUR
PENELITIAN
Proses Penelitian adalah suatu kegiatan pengamatan
yang tidak pernah berhenti, yang terus menerus,
yang selalu berulang bagi kemajuan pengetahuan
lebih lanjut.
Sasaran utama penelitian adalah meningkatkan
ketepatan pengukuran pengamatan dalam rangka
menafsirkan realitas dengan seteliti mungkin .
Prosedur penelitian mengacu pada aplikasi aturan
dan prosedur standar untuk memahami suatu
peristiwa secara deduktif dan induktif .
15
16. PROSES PENELITIAN
Metode Deduktif (Deductive Method)
Suatu proses yang berawal dari teori dan hipotesis
kemudian melakukan observasi untuk menerima atau
menolak teori atau hipotesis.
Metode Induktif (Inductive method)
Suatu proses yang berawal dari observasi untuk
mengembangkan teori dan membuat hipotesis.
Kedua metode ini penting dalam proses penelitian,
karena kedua tidak bersaing tetapi saling melengkapi
16
17. METODE DEDUKTIF
Metode Deduktif : proses atau cara berpikir yang
berpangkal dari pernyataan yang bersifat umum kepada
suatu kesimpulan yang bersifat khusus dengan
menggunakan prinsip logika.
Proses berpikir deduktif (deductive reasoning) pertama
kali diperkenalkan oleh ahli falsafah Yunani bernama
Aristotles.
Cara berpikir deduktif disebut juga “ Silogisme”
(syllogism), terdiri dari beberapa preposisi yang
disebut : premises mayor, premises minor dan
kesimpulan.
Contoh :
Semua manusia akan mati. - (premises
mayor) 17
Raja adalah seorang manusia. - (premises minor)
18. Prinsip deduksi mempunyai keterbatasan yaitu :
- premises yang digunakan harus benar, untuk
mendapatkan kesimpulan yang juga benar.
- kesimpulan yang dihasilkan tidak akan melebihi isi
dari premises – premises yang digunakan dalam
menarik kesimpulan.
Aplikasi prinsip deduksi dalam proses penelitian
dilakukan dengan 3 prosedur :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian yang spesifik.
2. Membuat kerangka teori untuk merumuskan jawaban
penelitian sementara atau hipotesis.
3. Menguji hipotesis.
18
19. METODE INDUKTIF
Metode induktif : cara berpikir yang berawal dari pernyataan yang
bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Proses berpikir induktif dikenalkan oleh Francis Bacon (1561 –
1626) sehingga dikenal sebagai “ Baconian sistem ”.
Contoh :
Apel 1 keras dan hijau, rasanya asam
Apel 2 keras dan hijau, rasanya asam
Apel keras dan hijau yang diamati rasanya asam
O.s.i, semua apel yang keras dan hijau rasanya asam
Aplikasi prinsip induksi dalam penelitian dilakukan juga dengan 3
(tiga) prosedur :
- Memilih sumber data
- Menyusun instrumen penelitian untuk mengumpulkan data
- Memilih tehnik statistik untuk mengolah dan analisis data.
19
20. TAHAPAN PENELITIAN
ILMIAH
1. Pengajuan masalah penelitian :
Mengajukan pertanyaan yang problematik
2. Pembuatan kerangka teoretis :
Merupakan penjabaran teori, model dan
operasionalisasi konsep sebagai jawaban sementara
dari pertanyaan penelitan yang diajukan
3. Verifikasi data :
Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
empiris.
4. Kesimpulan :
Jawaban defenitif dari masalah penelitian sebagai hasil
dari analisis dan interpretasi data. 20
22. DEFENISI PARADIGMA
Paradigma adalah cara pandang atau kerangka
pemikiran yang dipergunakan oleh suatu komunitas
ilmuwan sebagai dasar dalam menelaah atau mengkaji
suatu fenomena alam atau sosial.
Dengan demikian, suatu Paradigma akan memberikan
petunjuk terhadap penelitian sbb:
a. bagaimana suatu penelitian itu harus dilaksanakan,
b. bagaimana merumuskan permasalahan penelitian dan
bagaimana menjawabnya dengan tepat,
c. serta aturan – aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterprestasikan informasi yang dikumpulkan.
22
23. JENIS PARADIGMA
Guba dan Lincoln (1994) membagi paradigma
menjadi empat, yakni :
1. p
o
s
i
t
i
v
i
s
m
,
23
24. Jabaran Jenis
Paradigma
1. Paradigma Klasik: Menganalogikan ilmu sosial seperti ilmu alam.
Menggunakan deductive logic dan pengamatan empiris, untuk
menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab-
akibat yang digunakan untuk memprediksi pola-pola umum gejala
sosial tertentu.
2. Paradigma Konstruktivis: Memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis terhadap suatu tindakan sosial penuh makna (socially
meaningful action). Menggunakan pengamatan langsung dan rinci
terhadap pelaku sosial secara alamiah, untuk memahami dan
menafsirkan bagaimana para pelaku sosial menciptakan dan
memelihara dunia sosial mereka.
3. Paradigma Kritis: Mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses
yang secara kritis berusaha mengungkap the real structures dibalik
struktur nyata yang nampak, dengan tujuan membentuk suatu
kesadaran sosial untuk memperbaiki dan merubah kondisi
kehidupan manusia.
24
25. Elemen-Elemen Paradigma
Guba (1990) memberikan pemahaman mengenai
masing-masing paradigma berdasarkan elemen
paradigma sbb ;
Ontologi : Asumsi tentang “realitas”. What is the
nature of “reality” ?
Epistemologi : Asumsi tentang hubungan antara peneliti
dan yang diteliti. What is the nature of the
relationship between the inquirer and the inquiree?
Aksiologis : Asumsi tentang nilai, etika dan norma yang
dianut peneliti dalam memperoleh pengetahuan . What
is the value judgement followed by the inquirer?
Metodologi : Asumsi tentang bagaimana peneliti
memperoleh pengetahuan. How should the inquirer go
about finding out knowledge?
25
26. Perbedaan Ontologis
(Hakekat tentang realitas sosial)
Klasik :
Realitas sosial diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang
berlaku universal, walaupun kebenaran tentang realita
tersebut hanya bisa diperoleh secara probabilistik.
Konstruktivis :
Realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang
dilakukan oleh pelaku, sesuai dengan konteks khusus yang
dinilai relevan oleh pelaku sosial. Kebenaran suatu realitas
bersifat relatif.
Kritis :
Realitas sosial merupakan sesuatu yang semu (virtual
reality) yang terbentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial,
budaya dan ekonomi politik.
26
27. Perbedaan Epistemologis
(Hubungan peneliti dan yang
diteliti)
Klasik :
Realitas berada di luar diri peneliti, maka peneliti harus
membuat jarak dengan obyek penelitian.
Konstruktivis :
Pemahaman suatu realitas, atau temuan penelitian
merupakan produk interaksi antara peneliti dan yang
diteliti.
Kritis :
Hubungan peneliti dengan yang diteliti dijembatani oleh
nilai-nilai tertentu. Pemahaman terhadap realitas
merupakan value meditiated findings.
27
28. Perbedaan Aksiologis
(Posisi nilai, etika dan pilihan
moral )
Klasik:
Peneliti sbg observer. Nilai, etika dan pilihan moral berada di luar
proses penelitian. Peneliti berperan sbg disinterested scientist.
Tujuan penelitian = eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial
Konstruktivis:
Peneliti sbg fasilitator. Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan
bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti sbg passionate
participant, fasilitator yg menjembatani keragaman subyektivitas
pelaku sosial. Tujuan penelitian = rekonstruksi realitas sosial secara
dialektis antara peneliti dan yg diteliti.
Kritis:
Peneliti sbg aktivis. Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian
tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti menempatkan diri sbg
transformative intellectual, advokat, dan aktivis. Tujuan penelitian
= kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment.
28
29. Perbedaan Metodologis
(Prosedur dan desain penelitian)
Klasik:
Interventionist : pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-
deductive method dengan analisis kuantitatif. Kriteria kualitas penelitian
: obyectivity, reliability, dan validity.
Konstruktivis:
Participative : mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan
multi level analysis melalui penempatan diri sebagai aktivis / partisipan
dalam proses transformasi sosial. Kriteria kualitas penelitian : Historical
Situatedness , yaitu sejauh mana peneliti memperhatikan konteks
historis, sosial budaya, ekonomi dan politik.
Kritis:
Reflective/dialectical : menekankan empati dan interaksi dialektis antara
peneliti-responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui
metode – metode kualitatif seperti participant observation .
Kriteria kualitas penelitian : Authenticity and reflectivity , sejauh mana
temuan merupakan refleksi otentik dari realitas terhayati oleh para
pelaku sosial.
29
30. TIPE PENELITIAN
Penelitian Kuantitatif = Menggunakan deskripsi data
numerikal untuk mengidentifikasi suatu hubungan atau pola
sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
Menggunakan metode deduktif
Umumnya untuk menguji teori
Desain penelitian deskriptif dan eksplanatif
Penelitian Kualitatif = Menggunakan deskripsi data non
numerikal untuk membentuk pola dan makna sesuai dengan
rumusan masalah penelitian.
Menggunakan metode induktif
Umumnya sebagai dasar pembentukan teori (“grounded
theory”)
Desain penelitian eksploratif dan deskriptif
30
31. PENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN
KUALITATIF
Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif tidak
hanya dari data yang digunakan, tetapi terutama dari paradigma
yang menjadi dasar kedua jenis penelitian itu.
Paradigma penelitian kuantitatif :
Scientific Paradigm (Paradigma keilmuan) : bersumber dari
pandangan positivisme yang berusaha memahami penyebab
gejala sosial berdasarkan fakta dan data tanpa
mempertimbangkan subyektivitas individu/obyek penelitian.
Paradigma penelitian kualitatif :
Naturalistic Paradigm (Paradigma alamiah) : bersumber pada
pandangan fenomenologis yang berusaha memahami gejala
sosial berdasarkan pengalaman subyektivitas individu/obyek
penelitian.
31
32. PERBEDAAN PARADIGMA KEILMUAN (KUANTITATIF) DAN
PARADIGMA ALAMIAH (KUALITATIF)
(Dari segi asumsi, tujuan, pendekatan dan peranan peneliti).
PARADIGMA KEILMUAN PARADIGMA ALAMIAH
ASUMSI : ASUMSI :
Fakta sosial mempunyai kenyataan Fakta sosial dilihat juga secara
obyektif. subyektif.
Mengutamakan analisis statitistik Mengutamakan analisis makna dari
dari data. data.
Variabel dapat diidentifikasi dan variabel kompleks, terkait satu
hubungannya dapat diukur. dengan lain dan sulit diukur.
Etik (pandangan dari luar). Emik (pandangan dari dalam).
TUJUAN : TUJUAN :
Generalisasi, Prediksi, dan Kontekstualisasi, Interpretasi.
Penjelasan kausal. Memahami perspektif subyek.
32
33. PERBEDAAN PARADIGMA KEILMUAN (KUANTITATIF) DAN
PARADIGMA ALAMIAH (KUALITATIF)
(Dari segi asumsi, tujuan, pendekatan dan peranan peneliti) .
Cont ..............
PENDEKATAN : PENDEKATAN :
Mulai dengan hipotesis dan teori Berakhir dengan hipotesis dan teori
(Deduktif). “grounded” (Induktif).
Manipulasi dan kontrol. Muncul dan dapat digambarkan.
Eksperimentasi dan Analisis Peneliti sebagai instrumen.
komponen. Mencari pola, pluralisme dan
Mencari konsensus dan nilai. kompleksitas.
Mereduksi data dengan jalan Hanya sedikit menggunakan
indikator numerikal. indikator numerikal.
Penulisan laporan secara Penulisan laporan secara
eksplanatif korelasional
PERANAN PENELITI : deskriptif.
PERANAN PENELITI :
Peneliti tidak terikat. Keterlibatan pribadi.
Gambaran obyektif Pengertian emphatik.
33
34. PERBEDAAN APLIKASI
PENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF
PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF
Mengukur variabel atau Tidak mengukur variabel, tetapi
hubungan antar variabel. menjabarkan konsep.
Rumusan masalah penelitian Rumusan masalah penelitian
mempertanyakan deskripsi mempertanyakan cerita detail
variabel atau hubungan antar dari konsep.
variabel.
Tujuan : menguji teori yang Tujuan : menemukan konsep
sudah ada. atau hubungan antar konsep
(teori).
Teori berfungsi sebagai titik Teori berfungsi untuk
tolak menjabarkan konsep menjelaskan bagaiman
menjadi variabel yang akan fenomena sosial yang diteliti
diukur. terjadi. 34
35. PERBEDAAN APLIKASI
PENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF
(Cont.......)
PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF
Menggunakan hipotesis sejak Hipotesis ditemukan pada akhir
awal penelitian. penelitian
Penyajian data berupa tabel Penyajian data berupa cerita rinci
distribusi dan analisa data dari narasumber dan analisa data
dengan statistik. secara interpretasi dan
konseptualisasi.
Pengumpulan data atau Pengumpulan data atau
Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah
menggunakan kuestioner peneliti yang menggunakan
wawancara mendalam dan
observasi
35
36. PERBEDAAN APLIKASI
PENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF
( Cont ..... )
PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF
Perspektif etik yaitu data sesuai Perspektif emik yaitu data
indikator yang ditentukan oleh berupa pendapat, pengalaman
peneliti, baik jumlah atau atau pandangan hidup
jenisnya. narasumber.
Menggunakan definisi Tidak perlu definisi operasional
operasional untuk mengukur karena tidak mengukur variabel.
variabel.
Penentuan sampel berdasarkan Penentuan narasumber dengan
kriteria populasi untuk prinsip kualitas dan kecukupan
mendapatkan sampel yang informasi.
representatif.
Kesimpulan penelitian Kesimpulan penelitian berproses
berproses secara deduktif secara induktif dalam bentuk
dalam bentuk nilai – nilai temuan konsep. 36
37. BAHAN BACAAN
Babbie, E. R. 2001. The practice of Social Research. Wadsworth
Publishing Company. Belmont, California.
Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. (1994). Competing paradigms in
qualitative research. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.),
Handbook of qualitative research. London: Sage.
Kerlinger, F. N. 1986. Foundation of Behavioral Research. Third
Edition. Holth, Rine Hart & Winston Inc. New York.
Neuman, L. W. 1997. Social Research Methods : Qualitative and
Quantitative Approaches. Allyn and Bacon. London.
37