SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 30
IMUNISASI
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan
pencegahan primer terhadap
penyakit infeksi yang paling
efektif. Imunisasi bukan saja
dapat melindungi individu dari
penyakit yang serius namun
dapat juga menghindari
tersebarnya penyakit menular
CAKUPAN IMUNISASI
101.70%
97.20%
100.70%
99.40%
98.10%
97.20%
BCG HB0 DPT(HB1) DPT(HB3) polio campak
DEFINISI
• Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibody secara pasif.
Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit
TUJUAN IMUNISASI
• Untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat
(populasi) atau
menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia.
PROSES IMUNOLOGI
PROSEDUR IMUNISASI
• Prosedur imunisasi dimulai dari
menyiapkan dan membawa
vaksin, mempersiakan anak dan
orang tua, teknik penyuntikan
yang aman, pencatatan,
pembuangan limbah sampai
pada teknik penyimpanan dan
penggunaan sisa vaksin dengan
benar.
BCG
• Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1
tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1
tahun). Vaksin BCG diberikan secara
intrakutan di daerah lengan kanan
atas.
• KIPI : limfadenitis, BCG-itis
• Rekomendasi
– BCG diberikan pada bayi < 2bulan.
– Pada bayi yang kontak erat dengan
penderita TB sebaiknya diberikan
profilaksis dulu, apabila pasien kontak
sudah tenang bayi dapat diberi BCG.
Hep B
• Vaksin hepatitis B (hep B) harus
segera diberikan setelah lahir,
• Vaksin diberikan secara
intramuscular dalam.
• Bayi dg HBsAg :
– Tdk diketahui : berikan HB0 dlm 12
jm pertama (bb >2000 gram)
– Positif : HbsAg dan HBIG dlm 12 jm
pertama
• Ulangan hep B (hepB 4) dapat
dipertimbangkan pada umur 10-12
tahun apabila kadar anti HBs<10 ug
• Imunisasi pada bayi prematur
• Efek samping
– Umumnya berupa reaksi local yang
ringan dan bersifat sementara.
Kadang-kadang dapat menimbulkan
demam ringan untuk 1-2 hari.
• Kontra indikasi (-)
DTwP (whole-cell pertussis) dan DTap
(acelluler pertussis)
• Dosis DTwP atau DTaP atau DT adalah
0,5 ml, intramuscular, baik untuk
imunisasi dasar maupun ulangan.
• Kejadian ikutan pasca imunisasi DTP
– Reaksi local kemerahan, bengkak dan
nyeri
– Proporsi Demam ringan dengan reaksi
local sama dan diantaranya dapat
mengalami hiperpireksia.
– inconsolable crying
– Terjadinya ensefelopati dan raksi
anafilaktik
• Kontra indikasi
– anafilaksis pada pemberian vaksin
sebelumnya.
– Ensefalopati sesudah pemberian vaksin
pertusis sebelumnya.
– Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai
perhatian khusus (precaution)
– Riwayat kejang dalam keluarga dan
kejang yang tidak berhubungan dengan
pemberian vaksin sebelumnya
POLIO
• Terdapat 2 macam vaksin polio:
• IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin
Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
• OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin
Sabin), mengandung vaksin hidup
yang telah dilemahkan dan diberikan
dalam bentuk pil atau cairan.
• Dosis pertama dan kedua diperlukan
untuk menimbulkan respon kekebalan
primer, sedangkan dosis ketiga dan
keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibody sampai pada tingkat
yang tertinggi.
• Cara Pemberian:
Bisa lewat suntikan atau lewat mulut (
• Efek Samping:
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja
yang mengalami pusing, diare ringan, dan
sakit otot.
CAMPAK (MORBILLI)
• Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak.
• Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan
mengandung : Virus Campak >= 1.000 CCID50,
Kanamycin sulfat <= 100 mcg, Erithromycin <= 30
mcg
• Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang
disuntikkan secara SUBKUTAN
• Efek Samping:
Umumnya tidak ada
• Sediaan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml
pelarut dalam ampul.
Imunisasi HIB
• Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk
mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae
type B).
• Terdapat dua jenis vaksin Hib konjungat yang yang
berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl
ribitol phosphate- konjugasi dengan protein
tetanus) dan PRP-OMP (PRP berkonjugasi outer
membrane protein complex).
• Dosis
– Satu dosis Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara
intramuscular.
– Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib,
DTaP/Hib/IPV (vaksin kombinasi yang beredar berisi
vaksin Hib PRT-P) dalam kemasan prefilled syringe
0,5 ml.
PCV
• PCV atau Pneumococcal Vaccine alias
imunisasi pneumokokus memberikan
kekebalan terhadap serangan penyakit IPD
(Invasive Peumococcal Diseases), yakni
meningitis (radang selaput otak), bakteremia
(infeksi darah), dan pneumonia (radang paru).
• Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yang
beredar di Indonesia, pneumococus
polysaccharide vaccine (PPV23) dan
pneumococcal conjungate vaccine (PCV7).
• Vaksin PCV7 dikemas dalam prefilled syringe 5
ml dieberikan intramuskular.
MMR
• Memberikan kekebalan terhadap serangan
penyakit Mumps (gondongan/parotitis),
Measles (campak), dan Rubella (campak
Jerman).
• Toksin MMR diberikan pada umur 15 -18
bulan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak (9 bulan) dan MMR.
Dosis satu kali 0,5 ml secara sub kutan.
• Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada umur 12 -18 bulan
dan 6 tahun, imunisasi campak tambahan
pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan.
Ulangan imunisasi MMR diberikan pada
umur 6 tahun.
Imunisasi Influenza
• Influenza merupakan penyakit infeksi
saluran napas yang disebabkan virus.
• Jadwal
Vaksin influenza diberikan pada anak
umur 6 sampai 23 bulan, baik anak
sehat maupun dengan risiko (asma,
penyakit jantung, penyakit sel sickle,
HIV, dan Diabetes).
Imunisasi Tifoid
• Ada 2 jenis vaksin tifoid yang bisa
diberikan ke anak, yakni vaksin oral
(Vivotif) dan vaksin suntikan
(TyphimVi). Keduanya efektif
mencekal demam tifoid alias
penyakit tifus, yaitu infeksi akut
yang disebabkan bakteri Salmonella
typhi.
• Imunisasi ulangan diberikan setiap
3-5 tahun.
• Jenis vaksin
– Vaksin kapsuler Vi polisakarida
• Diberikan pada umur lebih dua tahun,
ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
• Kemasan dalam prefilled syringe 0,5 ml
pemberian secara intramuskular.
– Tifoid oral Ty21a
• Diberikan pada umur lebih dari 6 tahun.
• Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis
dengan interval selang sehari (hari 1,3,5).
Imunisasi Hepatitis A
• Vaksin Hep A diberikan pada umur
lebih dari 2 tahun. Vaksin kombinasi
HepB atau HepA diberikan pada bayi
kurang dari 12 bulan.
• Kemasan liquid satu dosis/vial
prefilled syringe 0,5 ml. Dosis
pediatrik 720 ELISA units diberikan 2
kali dengan interval 6-12 bulan,
intramuskular di daerah deltoid.
Imunisasi Varisela
• Memberikan kekebalan terhadap cacar air
atau chicken pox, penyakit yang disebabkan
virus varicella zooster
• Imunisasi varisela diberikan pada anak
umur lebih dari 5 tahun. Untuk anak yang
mengalami kontak dengan pasien varisela,
imunisasi dapat mencegah apabila
diberikan dalam kurun 72 jam setelah
kontak. Dosis 0,5 ml subkutan satu kali.
Untuk umur lebih dari 13 tahun atau
dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8
minggu.
IMUNISASI HPV
• Terdapat 2 jenis vaksin HPV, vaksin
bivalen (tipe 16 dan 18, cervarix)
vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan
18, gardasil)
• Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan
pada anak perempuan sejak umur >
10 tahun
• Dosis 0,5 ml diberikan secara
intramuskular pada deltoid
• Jadwal bivalen (0,1,dan 6 bulan);
kuadrivalen (0,2,6 bulan)
JADWAL TIDAK TERATUR
PENUTUP
• Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa imunisasi
merupakan cara preventif yang
efektif untuk mengurangi angka
mortalitas dan morbiditas pada
anak dan balita. Peningkatan
angka kecukupan imunisasi akan
meningkatkan angka harapan
hidup.
DAFTAR PUSTAKA
• Ign, Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di
Indonesia edisi ketiga tahun 2008. IDAI
• Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. Depkes
• American academy of pediatrics. 2012.
AAP 2012 childhood and adult
immunization schedule. United states
• Karnen Grada, Baratawijaya. 2005.
Immunologi dasar. FKUI

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
miftaulmi95
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
Gepy Gbu
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
whenny
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
Ira Rosita
 
Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malaria
Joni Iswanto
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
Taufik Tias
 

Mais procurados (20)

Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropikKb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
Kb 2 asuhan kebidanan dengan penyakit infeksi atau tropik
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Kontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kbKontrasepsi pemakaian pil kb
Kontrasepsi pemakaian pil kb
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Lochea
LocheaLochea
Lochea
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malaria
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikKontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
 
Vulvitis
VulvitisVulvitis
Vulvitis
 

Semelhante a Imunisasi

KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
IwanSyaputra6
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
Ferdiansah Umar
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
 

Semelhante a Imunisasi (20)

LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
 
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptxImunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
 
Vaksinasi
VaksinasiVaksinasi
Vaksinasi
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
Imunisasi bcg dan polio
Imunisasi bcg dan polioImunisasi bcg dan polio
Imunisasi bcg dan polio
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
Mini project
Mini project Mini project
Mini project
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 

Mais de Dadan Fakhrurijal (6)

Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 
Presentasi besok pagi
Presentasi besok pagiPresentasi besok pagi
Presentasi besok pagi
 
Penyuluhan ispa
Penyuluhan ispaPenyuluhan ispa
Penyuluhan ispa
 
Referat hidrosefalus
Referat hidrosefalusReferat hidrosefalus
Referat hidrosefalus
 
Konseling
KonselingKonseling
Konseling
 
Presentasi dr prima
Presentasi dr primaPresentasi dr prima
Presentasi dr prima
 

Último

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Último (20)

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 

Imunisasi

  • 2. PENDAHULUAN Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang paling efektif. Imunisasi bukan saja dapat melindungi individu dari penyakit yang serius namun dapat juga menghindari tersebarnya penyakit menular
  • 4. DEFINISI • Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit
  • 5. TUJUAN IMUNISASI • Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.
  • 7. PROSEDUR IMUNISASI • Prosedur imunisasi dimulai dari menyiapkan dan membawa vaksin, mempersiakan anak dan orang tua, teknik penyuntikan yang aman, pencatatan, pembuangan limbah sampai pada teknik penyimpanan dan penggunaan sisa vaksin dengan benar.
  • 8.
  • 9. BCG • Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1 tahun). Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas. • KIPI : limfadenitis, BCG-itis • Rekomendasi – BCG diberikan pada bayi < 2bulan. – Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB sebaiknya diberikan profilaksis dulu, apabila pasien kontak sudah tenang bayi dapat diberi BCG.
  • 10. Hep B • Vaksin hepatitis B (hep B) harus segera diberikan setelah lahir, • Vaksin diberikan secara intramuscular dalam. • Bayi dg HBsAg : – Tdk diketahui : berikan HB0 dlm 12 jm pertama (bb >2000 gram) – Positif : HbsAg dan HBIG dlm 12 jm pertama
  • 11. • Ulangan hep B (hepB 4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun apabila kadar anti HBs<10 ug • Imunisasi pada bayi prematur • Efek samping – Umumnya berupa reaksi local yang ringan dan bersifat sementara. Kadang-kadang dapat menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari. • Kontra indikasi (-)
  • 12. DTwP (whole-cell pertussis) dan DTap (acelluler pertussis) • Dosis DTwP atau DTaP atau DT adalah 0,5 ml, intramuscular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan. • Kejadian ikutan pasca imunisasi DTP – Reaksi local kemerahan, bengkak dan nyeri – Proporsi Demam ringan dengan reaksi local sama dan diantaranya dapat mengalami hiperpireksia. – inconsolable crying – Terjadinya ensefelopati dan raksi anafilaktik
  • 13. • Kontra indikasi – anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya. – Ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya. – Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution) – Riwayat kejang dalam keluarga dan kejang yang tidak berhubungan dengan pemberian vaksin sebelumnya
  • 14. POLIO • Terdapat 2 macam vaksin polio: • IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. • OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
  • 15. • Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibody sampai pada tingkat yang tertinggi. • Cara Pemberian: Bisa lewat suntikan atau lewat mulut ( • Efek Samping: Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.
  • 16. CAMPAK (MORBILLI) • Indikasi Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak. • Komposisi Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung : Virus Campak >= 1.000 CCID50, Kanamycin sulfat <= 100 mcg, Erithromycin <= 30 mcg • Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara SUBKUTAN • Efek Samping: Umumnya tidak ada • Sediaan Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam ampul.
  • 17. Imunisasi HIB • Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae type B). • Terdapat dua jenis vaksin Hib konjungat yang yang berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl ribitol phosphate- konjugasi dengan protein tetanus) dan PRP-OMP (PRP berkonjugasi outer membrane protein complex). • Dosis – Satu dosis Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara intramuscular. – Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV (vaksin kombinasi yang beredar berisi vaksin Hib PRT-P) dalam kemasan prefilled syringe 0,5 ml.
  • 18. PCV • PCV atau Pneumococcal Vaccine alias imunisasi pneumokokus memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit IPD (Invasive Peumococcal Diseases), yakni meningitis (radang selaput otak), bakteremia (infeksi darah), dan pneumonia (radang paru). • Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yang beredar di Indonesia, pneumococus polysaccharide vaccine (PPV23) dan pneumococcal conjungate vaccine (PCV7). • Vaksin PCV7 dikemas dalam prefilled syringe 5 ml dieberikan intramuskular.
  • 19. MMR • Memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit Mumps (gondongan/parotitis), Measles (campak), dan Rubella (campak Jerman). • Toksin MMR diberikan pada umur 15 -18 bulan minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak (9 bulan) dan MMR. Dosis satu kali 0,5 ml secara sub kutan. • Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12 -18 bulan dan 6 tahun, imunisasi campak tambahan pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan. Ulangan imunisasi MMR diberikan pada umur 6 tahun.
  • 20. Imunisasi Influenza • Influenza merupakan penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan virus. • Jadwal Vaksin influenza diberikan pada anak umur 6 sampai 23 bulan, baik anak sehat maupun dengan risiko (asma, penyakit jantung, penyakit sel sickle, HIV, dan Diabetes).
  • 21. Imunisasi Tifoid • Ada 2 jenis vaksin tifoid yang bisa diberikan ke anak, yakni vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Keduanya efektif mencekal demam tifoid alias penyakit tifus, yaitu infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. • Imunisasi ulangan diberikan setiap 3-5 tahun.
  • 22. • Jenis vaksin – Vaksin kapsuler Vi polisakarida • Diberikan pada umur lebih dua tahun, ulangan dilakukan setiap 3 tahun. • Kemasan dalam prefilled syringe 0,5 ml pemberian secara intramuskular. – Tifoid oral Ty21a • Diberikan pada umur lebih dari 6 tahun. • Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis dengan interval selang sehari (hari 1,3,5).
  • 23. Imunisasi Hepatitis A • Vaksin Hep A diberikan pada umur lebih dari 2 tahun. Vaksin kombinasi HepB atau HepA diberikan pada bayi kurang dari 12 bulan. • Kemasan liquid satu dosis/vial prefilled syringe 0,5 ml. Dosis pediatrik 720 ELISA units diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan, intramuskular di daerah deltoid.
  • 24. Imunisasi Varisela • Memberikan kekebalan terhadap cacar air atau chicken pox, penyakit yang disebabkan virus varicella zooster • Imunisasi varisela diberikan pada anak umur lebih dari 5 tahun. Untuk anak yang mengalami kontak dengan pasien varisela, imunisasi dapat mencegah apabila diberikan dalam kurun 72 jam setelah kontak. Dosis 0,5 ml subkutan satu kali. Untuk umur lebih dari 13 tahun atau dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu.
  • 25. IMUNISASI HPV • Terdapat 2 jenis vaksin HPV, vaksin bivalen (tipe 16 dan 18, cervarix) vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan 18, gardasil) • Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan pada anak perempuan sejak umur > 10 tahun • Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuskular pada deltoid • Jadwal bivalen (0,1,dan 6 bulan); kuadrivalen (0,2,6 bulan)
  • 27.
  • 28.
  • 29. PENUTUP • Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa imunisasi merupakan cara preventif yang efektif untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas pada anak dan balita. Peningkatan angka kecukupan imunisasi akan meningkatkan angka harapan hidup.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA • Ign, Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ketiga tahun 2008. IDAI • Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Depkes • American academy of pediatrics. 2012. AAP 2012 childhood and adult immunization schedule. United states • Karnen Grada, Baratawijaya. 2005. Immunologi dasar. FKUI