Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan bencana alam di Indonesia yang kurang terkoordinasi dengan baik sehingga bantuan yang diberikan kurang merata dan tidak tepat sasaran, berbeda dengan cara Khalifah Umar bin Khattab menangani bencana paceklik dengan membentuk tim sosial, mencatat data korban, menyediakan makanan, dan mengantar korban pulang.
2. Penanggulangan bencana
• Bangsa Indonesia sudah sangat akrab dengan berbagai jenis bencana
alam,karena wilayah kepulauan Indonesia dilintasi oleh 3 jalur vulkanis,3
jalur gempa dan 3 pula rangkaian platnya yang lebih dinamis dari pada
kawasan lainnya.Oleh sebab itu,wilayah kepulauan Indonesia sering juga
disebut orang sebagai kawasan “cincin api”yang mengitari dan memotong
wilayah nusantara .Namun anehnya meskipun sudah menyadari ,bahwa
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu
wilayah “akrab bencana”,tetapi jika bencana terjadi senantiasa pula aksi
tanggap daruratnya tidak terkordinasikan dengan baik.Dan hal tersebut
senantiasa pula terulang kembali sebagaimana halnya terulangnya
bencana alam itu sendiri.
3. • Proses penanggulangan bencana alam di Indonesia yang kurang
terkordinasi dengan baik,mengakibatkan proses penanggulangan
bantuannya pun kurang merata .Padahal selalu tanggapan masyarakat
Indonesia sangat cepat dalam membantu daerah-daerah yang ditimpa
bencana alam tersebut, tetapi karena kurang kordinasi bantuan -bantuan
tersebut tetap tidak merata,serta kurang pula mencapai sasarannya
.Kekurang tepat gunanya bantuan yang datang,boleh jadi bisa menambah
jumlah korban yang semestinya bisa dikurangi itu.
4. • Dalam konteks ini kemungkinan bisa diambil suatu pembelajaran tentang
proses penanggulangan bencana alam yang dilakukan oleh Khalifah Umar
Bin Khattab ,sebagai Khalifah kedua dari Khalifah Ar Rasyidin yang sangat
bijaksana itu.Khalifah Umar Bin Khattab melakukannya dengan sangat
profesional dan sangat efektif dan efisien, sehingga segala bantuan tepat
sasarannya serta para korbanpun merasa sangat puas karena layanannya
sangat baik.
• Pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab datang suatu masa
paceklik di seluruh kawasan jazirah Arab,sehingga kebanyakan tanaman
para petani gagal panen karena lahan-lahannya kekurangan air
,termasuk di lahan-lahan di lembah Sungai Euprat,Tigris dan Nil yang
biasanya sangat subur tersebut turut pula terkena dampaknya. Karena
masa paceklik tersebut,maka berbagai kabilah Arab dari berbagai wilayah
yang luas itu membanjiri kota Madinah,pusat pemerintahan Khalifah
Umar Bin Khattab,untuk meminta bantuan dari pihak pemerintah .
5. • Untuk menanggulangi bencana alam tersebut,Khalifah Umar bin Khattab
segera membentuk suatu tim sosial yang bertugas untuk memberikan
bantuan pangan kepada korban yang semakin banyak membanjiri kota
Madinah.Tim Sosial tersebut terdiri dari Yazid bin Ukhtinnamur,Miswar bin
Makhramah,Abdurrahman bin Abdul Qari dan Abdullah bin Utbah bin
Mas’ud.Setiap sore keempat mereka berkumpul di kediaman Khalifah
Umar bin Khattab untuk melaporkan berbagai aktifitas mereka
sehari,bersamaan merencanakan program-program kerja untuk hari-hari
selanjutnya .
6. • Setiap orang dari anggota “Tim Sosial “ tersebut ditempatkan pada pos-
pos mereka masing-masing di perbatasan kota Madinah,untuk mencatat
hilir mudiknya orang yang masuk dan keluar kota Madinah yang mencari
bantuan pangan tersebut.Pada suatu malam Khalifah Umar bin Khattab
pernah berkata:”Hitunglah orang -orang yang makan malam di tempat
ini”,dan setelah dihitung dengan sangat cermat ternyata jumlahnya tujuh
ribu orang. Lalu selanjutnya Khalifah Umar bin Khattab berkata
lagi:”Hitunglah jumlah keluarga yang tidak mampu datang kemari”,dan
tim sosial segera menghitungnya dengan cermat yang ternyata jumlahnya
ada empar puluh ribu orang.
7. • Panitia terus mencatat setiap orang dan keluarga yang datang ke kota
Madinah,yang tampaknya terus bertambah jumlahnya.Pada suatu malam
setelah dihitung ,dan ternyata jumlah orang yang makan malam itu
dikediaman Amirul Mukminin,Khalifah Umar bin Khattab berjumlah
sepuluh ribu orang,sedangkan yang tidak ikut hadir di kediaman Khalifah
diperkirakan sekitar lima puluh ribu orang.Dan para pendatang tersebut
tetap tinggal di kota Madinah sampai berakhirnya masa paceklik yang
melanda kawasan Arab.
8. • Ketika musim paceklik dengan datangnya musim hujan,maka segera Khalifah
Umar Bin Khattab mengintruksikan Tim Sosial tersebut untuk mengantarkan
keberangkatan kabilah-kabilah Arab itu ke kampung mereka masing-
masing.Dan setiap rombongan(kabilah)di beri perbekalan bahan makanan
secukupnya.Selama terjadi musim paceklik itu Khalifah Umar bin Khattab
senantiasa sibuk menyiapkan bahan makanan ,bahkan sering pula Khalifah
Umar sendiri yang memasak makanan untuk di hidangkan kepada para korban
tersebut.Dan selama itu pula Amirul Mukminin,Khalifah Umar bin Khattab
tidak pernah makan di rumah keluarganya.
• Kemungkinan dari cara-cara Khalifah Umar bin Khattab menanggulangi
bencana paceklik tersebut, yang tidak hanya menunjuk sebuah tim sosialnya
saja yang berkerja keras untuk menanggulanginya.Akan tetapi bahkan beliau
sendiri aktif sekali dalam melayani para korban tersebut.Kemudian beliau
menyuruh tim sosialnya mengantar para korban kekampungnya masing-
masing setelah musim paceklik berakhir,dan selama korban masih
membutuhkan bantuannya beliau selalu pula bersedia melayaninya.
9. • Selama musim paceklik berduyun -duyun orang mendatangi Madinah
untuk minta bantuan kepada pemerintah muslim waktu itu,yang dilayani
dengan amat baik oleh Khalifah Umar bin Khattab.Bahkan beliau sendiri
sangat aktif dalam melayani korban,sehingga selama itu pula tidak pernah
pulang kepada keluarganya.Berbeda dengan tim penanggulangan bencana
alam di Indonesia,yang seringkali kurang pengawasan sehingga sering kali
bantuan tidak mencapai sasaran.Dan tidak jarang karena kurang
kordinasi,serta terlalu longgar pengawasannya sehingga bantuan-bantuan
kepada para korban bencana alam sering diterima oleh yang tidak berhak
menerimanya.Dan juga jika bencana alam datang,maka berbagai
organisasi masayarakat dan Partai Politik pun ikut memamfaatkan
momentum itu untuk memasarkan produknya atau berkampanye demi
keuntunganya.
10. • Berbagai bantuan mereka kepada para korban bencana alam ,seringkali
diselipkan dengan embel-embel atau bendera-bendera organiasai sosial
politik tertentu .Hal tersebut semakin semarak jika disorot oleh berbagai
media cetak dan elektronika,namun setelah masa tanggap darurat
berakhir maka berakhir pula hiruk pikuknya mereka.Akhirnya para korban
bencana alampun tinggal dalam penderitaan,karena bantuan-bantuan
yang sudah adapun belum sampai kepada yang membutuhkannya.Coba
lihat ! para korban gempa dan tsunami Aceh-Nias, dan korban bencana
gempa Yogya,Lapindo Brantas,Tsunami Mentawai danm sebagainya.