Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan akibat kenakalan remaja. Hasil riset dan observasi lapangan menunjukkan bahwa 35% responden pernah melakukan kenakalan remaja."
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Kenakalan Remaja
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Seorang
remaja tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, tetapi ia pun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Masa remaja adalah masa yang paling
rentan, sebab seorang remaja biasanya masih kurang stabil dalam emosi. Hal itu pun
sering dilalui dengan metode mencoba segala hal melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang remaja, kerap kali menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan di sekitarnya,
terutama bagi orang tua remaja itu sendiri. Kesalahan yang banyak dilakukan oleh
para remaja hanya akan menimbulkan efek menyenangkan bagi teman sebayanya
saja. Hal ini dikarenakan mereka semua masih sama-sama dalam masa pencarian jati
diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan keresahan bagi lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Bagi suatu bangsa, remaja merupakan kader-kader penting dalam
menentukan pergerakan dan keberhasilan bangsa itu sendiri. Namun dewasa ini, pola
dan tingkah laku para remaja, khususnya di Jakarta, amat memprihatinkan. Akhir-
akhir ini kita sering melihat kemorosotan moral yang semakin melanda kalangan
1
2. 2
sebagian para remaja. Dalam media cetak maupun elektronik, sering kali kita dapati
berita mengenai tawuran antar pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan
tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain
sebagainya.
Hal tersebut bahkan tidak hanya terjadi di lingkungan Jakarta, tetapi telah
banyak menyebar luas hampir di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Kenakalan
remaja merupakan masalah yang nyata dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, hal
ini seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus dari berbagai
kalangan, terutama para orang tua agar meminimalisir tindak kenakalan para remaja
mereka.
1.2. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah
yang dapat penyusun rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Pengertian kenakalan remaja;
2. Penyebab kenakalan remaja;
3. Akibat kenakalan remaja;
4. Riset dan observasi di lapangan;
5. Upaya mengatasi kenakalan remaja.
3. 3
1.3. Maksud dan Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan agar para pembaca dan kami
selaku penyusun mampu memahami tentang perilaku kenakalan remaja yang ada di
sekitar lingkungan masing-masing, dan bagaimana cara terbaik untuk meminimalisir
perilaku tersebut.
Sedangkan tujuan penulisan tugas ini adalah sebagai syarat kelulusan pada
mata kuliah Character Building Jurusan Manajemen Informatika di Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI).
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi segala aspek perilaku remaja yang bertentangan
dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana tempat ia tinggal.
Kenakalan remaja menurut Dr. Fuad Hasan dalam Sudarsono (2012:11) adalah
“Perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan
orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan”. Sedangkan dalam arti yang
lebih luas, kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang dari aturan atau melanggar
hukum sehingga menggangu ketertiban dan ketenangan hidup di masyarakat. Apapun
yang dilakukan remaja, yang dianggap mengganggu ketenteraman dan ketertiban
umum, bisa dikategorikan ke dalam kenakalan remaja.
Menurut Didik Hermawan dalam Nurul Chomaria (2008:98) kenakalan
remaja dibagi dalam 4 jenis, yaitu:
1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian,
perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan,
pemerasan, dan lain-lain.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain: pelacuran,
penyalahgunaan obat, menonton VCD porno, dan lain-lain.
4
5. 5
4. Kenakalan yang melawan status, misalnya melawan status sebagai pelajar
dengan cara membolos sekolah, melawan statusnya sebagai anak dengan cara
‘kabur’ dari rumah, dan lain-lain.
Segala hal yang berkaitan dengan kenakalan remaja sangat perlu diwaspadai
dan membutuhkan perhatian khusus, sebab seorang remaja yang masih dalam tahap
tumbuh kembang masih sangat labil dalam hal emosi dan juga memiliki rasa
keingintahuan yang sangat besar. Jadi wajar memang jika seorang anak remaja
melakukan sebuah kenakalan, apabila masih dalam tingkat kenakalan yang wajar.
Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik anak, apalagi anak yang telah
memasuki usia remaja sangat dibutuhkan. Orang tua perlu menanamkan nilai dan
norma bagi anak remaja mereka sedini mungkin. Sebab hal tersebut dapat sangat
memengaruhi sifat dan sikap seorang remaja untuk dapat memilah mana yang dapat
ditiru, dan mana yang tidak boleh ditiru.
Selain peran orang tua di rumah, lingkungan sekitar dan teman sebaya juga
menjadi faktor penentu terhadap sifat dan sikap para remaja. Banyak contoh terjadi
seorang remaja yang kedapatan merokok, minum-minuman keras, sampai dengan
seks bebas, karena dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya maupun ajakan teman.
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang remaja berperilaku yang
tidak seharusnya di dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kurang adanya etika dalam berkomunikasi.
6. 6
Contoh kecilnya adalah ketika seorang remaja sedang berkomunikasi dengan
teman sebayanya, mereka sering menggunakan kata-kata yang kasar dan dapat
menyinggung perasaan orang lain tanpa adanya rasa bersalah.
2. Tidak adanya sikap disiplin.
Biasanya hal ini terjadi karena remaja yang mencontoh perilaku orang-orang
dewasa di sekitarnya, contoh: membuang sampah sembarangan, merokok di
tempat umum, menyoret-nyoret fasilitas umum, dan sebagainya.
3. Kebebasan yang berlebihan.
Pada dasarnya kebebasan merupakan hal baik apabila ada kontrol yang baik pula
terhadap kebebasan itu sendiri. Tetapi saat ini kebebasan tersebut banyak
disalahgunakan. Para remaja bila diberi kebebasan tanpa disertai rasa tanggung
jawab atas kebebasannya tersebut, pasti akan berakibat buruk.
4. Pengaruh media massa.
Memang tidak dapat dipungkirin bahwa pengaruh media masa sangat kuat di era
globalisasi saat ini. Hal ini tentu juga sangat berpengaruh dikalangan para
remaja. Terkadang, para remaja malah merasa bangga jika mereka dapat
mencontoh apa yang mereka lihat pada media cetak maupun elektronik.
5. Keadaan keluarga yang kurang harmonis.
Keluarga, terutama para orang tua adalah pemegang kendali utama atas perilaku
seorang anak. Keharmonisan dalam keluarga juga memiliki pengaruh penting
dalam menentukan sifat dan sikap seorang anak. Banyak anak yang berperilaku
menyimpang dikarenakan faktor keluarga yang tidak harmonis, sehingga anak
7. 7
menjadi tidak nyaman di dalam lingkungan rumahnya sendiri dan kemudian
mencari pelarian ke hal-hal yang menyimpang.
6. Pengaruh teman sebaya.
Dalam hal ini, pengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan
hal lainnya yang dapat menyebabkan kenakalan remaja. Karena biasanya para
remaja justru lebih dekat dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan
keluarga ataupun guru di sekolah. Hal ini yang biasanya banyak terjadi
dikalangan remaja. Kemungkinan faktor ini terjadi adalah karena adanya
intimidasi dari teman sebaya, apabila si remaja tidak mau melakukan apa yang
diperintahkan oleh temannya tersebut.
2.3. Akibat Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dapat digolongkan menjadi berbagai tingkatan. Mulai dari
sikap suka menentang orang tua, bolos sekolah, mengganggu teman, sampai
kenakalan remaja yang tergolong dalam tindak kriminal. Kenakalan-kenakalan
tersebut akan menimbulkan akibat bagi lingkungan maupun remaja itu sendiri, antara
lain:
1. Menurunnya semangat belajar dan prestasi di sekolah;
2. Merasa menjadi jagoan;
3. Berkurangnya kadar iman dan taqwa;
4. Tidak patuh terhadap guru dan orang tua;
5. Acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitar;
6. Terjebak dalam pergaulan bebas.
8. 8
2.4. Riset dan Observasi Lapangan
Dalam melakukan penyusunan tulisan ini, penyusun melakukan riset dan
observasi lapangan terhadap 60 orang responden remaja, 27 orang remaja putri dan
33 orang remaja putra dengan rentang usia 11 sampai dengan 17 tahun di 3 sekolah
yang berbeda, yaitu SDN Kota Bambu 01 Pagi, SMP Negeri 130 Jakarta, dan SMA 1
Barunawati Jakarta.
Metode yang penyusun gunakan dalam mengambil sampel terhadap
responden adalah dengan cara membagian selembar kertas kuesioner yang berisi 25
pernyataan tentang Kenakalan Remaja, yang harus diisi sesuai dengan kondisi pribadi
remaja itu sendiri. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, dilakukan sesi tanya
jawab dan pemberian motivasi yang membangun seputar Kenakalan Remaja. Hasil
yang diperoleh dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel II.1
Perolehan Hasil Kuesioner
No. Pernyataan
Jumlah
Responden
Menjawab
“YA”
Jumlah
Responden
Menjawab
“TIDAK”
1. Saya mengetahui tentang kenakalan remaja. 58 2
2.
Saya pernah melakukan hal yang berkaitan
dengan kenakalan remaja.
33 27
3.
Saya melakukan kenakalan remaja karena ajakan
teman.
51 9
4.
Saya melakukan kenakalan remaja atas kemauan
sendiri.
16 44
5.
Saya melakukan kenakalan remaja karena
masalah dalam keluarga.
20 40
6. Saya suka menganggu teman untuk sekedar iseng. 5 55
9. 9
No. Pernyataan
Jumlah
Responden
Menjawab
“YA”
Jumlah
Responden
Menjawab
“TIDAK”
7.
Saat mengerjakan ulangan saya sering
menyontek.
51 9
8.
Saya suka mencorat-coret fasilitas umum (tembok
sekolah, meja belajar, dll.)
29 31
9.
Saya sering lupa mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan oleh guru.
12 48
10. Saya sering terlambat ke sekolah. 30 30
11. Saya pernah merokok. 7 53
12. Saya pernah berjudi. 26 34
13. Saya pernah tawuran. 8 52
14. Saya pernah meminum minuman keras. 15 45
15. Saya pernah menggunakan narkoba. 8 52
16. Saya pernah menonton film dewasa. 4 56
17. Saya mengetahui tentang pergaulan bebas. 20 40
18. Saya memiliki pacar. 40 20
19. Orang tua mengetahui jika saya memiliki pacar. 22 38
20. Orang tua mengizinkan saya untuk keluar malam. 13 47
21.
Saya pernah melakukan kissing,necking,grinding,
petting, dan intercourse dengan lawan jenis. 10 50
22. Seks bebas bukanlah hal baru bagi remaja. 12 48
23.
Seks bebas bukanlah hal yang baru dalam
kehidupan remaja.
25 35
24.
Seks bebas bukan masalah apabila sama-sama
suka.
5 55
25. Seks bebas tidak masalah asal tidak hamil. 7 53
Total Poin 527 973
Sumber : Hasil Kuesioner Responden Remaja
10. 10
Berdasarkan hasil seperti tampak pada tabel di atas, terlihat total poin
responden yang menjawab “YA” sebesar 527 poin, sedangkan total poin responden
yang menjawab “TIDAK sebesar 973 poin. Dari hasil tersebut akan diperoleh nilai
presentase Kenakalan Remaja sebagai berikut.
Jumlah keseluruhan poin = 527 + 973
= 1500 poin
Persentase “YA” =
527
1500
x100%
= 35%
Persentase “TIDAK” =
973
1500
x100%
= 65%
Gambar II.1
Persentase Kenakalan Remaja
Sumber : Hasil Kuesioner Responden Remaja
35%
65%
TIDAK
YA
11. 11
Menurut perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 60 orang
responden, 527 poin dari 25 pernyataan atau 35% responden setuju, mengetahui, dan
mengakui bahwa dirinya pernah melakukan hal yang berkaitan dengan kenakalan
remaja. Dan 973 poin dari 25 pernyataan atau sekitar 65% responden tidak setuju,
tidak mengetahui, dan tidak mengakui bahwa dirinya pernah melakukan hal yang
berkaitan dengan kenakalan remaja.
Data di atas menunjukkan bahwa tindak kenakalan remaja usia 11 sampai
dengan 17 tahun telah cukup memprihatinkan. Tentunya hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap diri remaja itu sendiri maupun terhadap lingkungan dan orang-
orang di sekitarnya.
2.5. Upaya Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja
Masa remaja merupakan periode yang sarat dengan adanya perubahan dan
rentan akan munculnya masalah. Untuk itu, diperlukan perhatian yang khusus serta
pemahaman dan penanganan yang tepat terhadap remaja, mengingat masa ini adalah
masa yang paling menentukan.
Selain adanya kerja sama dari remaja itu sendiri, perlu juga adanya kerja
sama dari orang tua, guru, ataupun teman sebaya, agar remaja tersebut termotivasi
untuk membentengi dirinya dari perilaku yang menyimpang. Upaya pencegahan
terjadinya kenakalan remaja, antara lain:
1. Penanaman dasar agama yang dianut pada remaja sedini mungkin, untuk
memperkuat iman dan taqwanya;
12. 12
2. Menguatkan sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya;
3. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan, melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etika;
4. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar;
5. Memberikan pengarahan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat;
6. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik;
7. Mengadakan diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif;
8. Memperbaiki keadaan sosial dalam keluarga;
9. Pengawasan dari orang tua yang intensif dalam berbagai hal yang berkaitan
dengan remaja;
10. Mengajak remaja bertukar pendapat tentang masalah yang sering terjadi di
lingkungan keluarga maupun masyarakat;
11. Memberikan batasan dan sanksi yang wajar bagi anak dalam masalah pergaulan;
12. Hindari perdebatan yang menyebabkan remaja merasa tidak didengarkan,
sehingga menjadikan hal tersebut sebagai konflik baru bagi remaja.
Jika beberapa upaya pencegahan kenakalan remaja di atas telah dapat
terapkan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja akan berkurang dan
dapat diatasi. Dari pembahasan mengenai upaya pencegahan kenakalan remaja ini
13. 13
perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan
ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berkepribadian kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam iman, serta mampu membentengi diri dari segala perilaku yang
dapat merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.
14. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penyusun
menarik kesimpulan tentang kenakalan remaja, yaitu sebagai berikut.
1. Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang dari aturan atau melanggar
hukum sehingga menggangu ketertiban dan ketenangan hidup di masyarakat.
2. Segala hal yang dilakukan remaja, yang dianggap mengganggu ketenteraman dan
ketertiban umum, dapat dikategorikan ke dalam kenakalan remaja.
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja, antara lain:
a. Kurang adanya etika dalam berkomunikasi.
b. Tidak adanya sikap disiplin.
c. Kebebasan yang berlebihan.
d. Pengaruh media massa.
e. Keadaan keluarga yang kurang harmonis.
f. Pengaruh teman sebaya.
4. Upaya mencegah terjadinya kenakalan remaja adalah dengan menanamkan dasar
agama sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh remaja untuk memperkuat
iman dan taqwanya, serta peran orang tua dalam mendidik remaja mereka di
rumah dan lingkungan sekitarnya. Orang tua juga perlu membatasi dan
14
15. 15
memberikan sanksi sewajarnya untuk menerapkan efek jera pada remaja.
3.2. Saran
Saran yang mungkin dapat penyusun sampaikan untuk beberapa pihak yang
terkait masalah kenakalan remaja, yaitu:
1. Orang Tua
Disarankan kepada orang tua untuk dapat menjaga hubungan dalam keluarga
dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang serta
menghindari konflik suami-istri di depan anak. Selain itu berikan pengarahan
tentang cara bergaul terhadap orang yang lebih muda, teman sebaya, dan orang
yang lebih tua. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka
tentang masalahanya dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai orang yang
dapat dipercaya olehnya.
2. Sekolah
Untuk pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-
potensi diri yang dimiliki siswa. Adakan seminar atau bimbingan konseling yang
dapat mengarahkan siswa ke hal-hal yang lebih positif, sehingga membangkitkan
minat siswa untuk lebih berprestasi di sekolah.
3. Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan
remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja. Kerja sama
antara pemerintah dengan institusi di bidang pendidikan juga dapat diberlakukan
untuk meminimalisir kenakalan remaja.
16. 16
4. Masyarakat
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna mencegah terjadinya
hal yang berkaitan dengan kenakalan remaja. Apabila melihat hal-hal yang tidak
wajar yang dilakukan oleh para remaja, segera laporkan ke penegak hukum
setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
5. Remaja
Kenakalan di usia remaja merupakan hal yang wajar, jika masih dalam batas
yang wajar pula. Sebab dari kesalahan tersebut para remaja dapat belajar untuk
memperbaikinya dan menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman hidup. Saran
bagi para remaja adalah berperilakulah dengan wajar sesuai usia kalian. Kenali
hal-hal yang dapat kalian tiru, dan hindari hal-hal yang tidak boleh ditiru.
Pertimbangkan resiko atau akibat dari segala tindakan yang akan kalian lakukan.