SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Pasar Persaingan Sempurna 
Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan 
penawaran yang ditandai oleh jumlah konsumen dan produsen yang sangat banyak dan tidak 
terbatas. Pasar persaingan sempurna merupakan pasar/industri yang dicirikan oleh perusahaan 
kecil yang banyak jumlahnya dan membuat produk yang sama. Pasar persaingan sempurna 
dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana setiap penjual ataupun 
pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. 
Di dalam pasar persaingan sempurna terdapat mobilitas sempurna dari sumber daya 
serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual, sehingga kekuatan 
permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Contoh pasar persaingan sempurna antara 
lain bursa efek atau pasar modal atau pasar uang. 
Pasar disebut bersaing sempurna jika : 
1. Terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi, sehingga tindakan seorang 
individu tidak dapat mempengaruhi harga komoditi tersebut ; 
2. Produk dari seluruh perusahaan dalam pasar adalah homogen ; 
3. Terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna ; dan 
4. Konsumen pemilik sumber daya dan perusahaan dalam pasar mempunyai 
pengetahuan yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang 
dan yang akan datang. 
Dalam pasar persaingan sempurna, harga komoditi hanya ditentukan oleh 
perpotongan antara kurva permintaan pasar dan kurva penawaran. Dengan demikian, 
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna merupakan “penerima harga” (price taker) dan 
dapat dapat menjual setiap jumlah komoditi pada harga yang telah ditetapkan. 
2.2 Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna 
Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah seperti yang diuraikan 
sebagai berikut : 
a. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan 
pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga 
pasar. 
4 
b. Keleluasaan Masuk – Keluar Pasar (Free Entry and Exit) 
Dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas 
dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. 
c. Homogenitas Produk (Homogeneous Product) 
Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen. Produk yang mampu 
memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa 
produsennya. 
d. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput) 
Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – 
rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu 
dianggap relative kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri. 
e. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain 
(free mobility of resources). 
f. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) 
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan 
sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. 
g. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak 
langsung. 
h. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan 
pemerintah. 
Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat 
mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price
taker). Dan dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang 
berada pada pasar persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat 
mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal 
(MR) sama dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya. 
Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya 
dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam 
industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya rata-rata atau AC). 
Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan mendorong harga turun sampai 
pada posisi di mana harga jual sama dengan biaya produksi. 
Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya perluasan 
kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut dinamakan ekuilibrium 
jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya rata-rata atau AC minimum). 
5 
2.3 Permintaan Dan Hasil Julalan 
1) Permintaan Pasar dan Perusahaan 
Ciri pertama dari pasar persaingan sempurna adalah setiap perusahaan adalah 
pengambil harga, yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk 
menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli dipasar yang akan 
menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya “menerima” saja harga yang 
sudah ditentukan tersebut. Ini berarti banyak pun barang yang diproduksikan dan 
dijual oleh produsen, ia tidak akan dapat mengubah harga yang ditentukan di pasar, 
karena jumlah yang diproduksikan itu hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang 
diperjualbelikan di pasar.
Gambar (ii) menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas barang yang 
dihasilkan perusahaan-perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat 
dilihat bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp. 3000, dan julmah barang yang 
diperjualbeilkan adalah 200.000 unit. Dalam gambar (i) ditunjukkan permintaan yang 
dihadapi oleh suatu perusahaan dalam industri tersebut. Kurva permintaa d-d adalah 
berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai 
adalah Rp. 3000. Kurva d-d bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang 
pertama, hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan 
produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industry itu, dengan demikian apabila 
perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun hasil 
produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan 
kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang 
diperjualbelikan di pasar, perusahaantersebut dapat menjual seluruh produksinya pada 
harga Rp. 3000. Sumbu datar pada gambar (i) menunjukkan bahwa produksi 
perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjualbelikan di 
pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya, tidak ada alas 
an kepada perusahaan untuk menurunkan harga penjualan barangnya. 
6
7 
2) Hasil Penjualan Rata-rata, Marjinal dan Total 
a. Hasil Penjualan Rata-rata 
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan 
rata-rata (AR) adalah seperti ditunjukkan dalam gambar (i). apabila dimisalkan harga 
barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp. 3000 maka d0=AR0=MR0 adalah kurva 
permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil 
penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp. 3000 (dan dinyatakan sebagai 
AR0). Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp. 6000, kurva 
d1=AR1=MR1 adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada 
harga Rp. 6000. 
b. Hasil Penjualan Marjinal 
Satu konsep mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui 
dalam analisis penetuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah hasil 
penjualan Marjinal/Marjinal Revenue (MR), yaitu tambahan hasil penjualan yang 
diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Kalau 
harga barang tetap Rp. 3000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan 
menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp. 3000 juga. Begitu juga, sekiranya harga 
tetap Rp. 6000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah hasil
penjualan sebanyak Rp. 6000. Dengan demikian, dalam pasar persaingan sempurna 
berlaku keadaan berikut harga = hasil penjualan rata-rata = hasil penjualan 
marjinal. Dalam gambar (i) kurva d0=AR0=MR0 menggambarkan kesamaan tersebut 
pada harga Rp. 3000, dan kurva d1=AR1=MR1 menggambarkan kesamaan tersebut 
pada harga Rp. 6000. 
8 
c. Hasil Penjualan Total 
Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari marjinal barang 
yang diproduksinya dinamakan hasil penjualan total/Total Revenue (TR). Telah 
diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau 
bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan 
kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik 0. 
Dalam gambar (ii) garis TR0 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga adalah 
Rp. 3000, sedangkan garis TR1 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga 
barang meningkat Rp. 6000. Titik pada TR0 dan TR1 menggambarkan banyaknya 
hasil penjualan total pada berbagai jumlah barang yang dijual. Sebagai contoh titik A 
menggambarkan bahwa pada harga Rp. 30.000 dan titik A1 menunjukkan bahwa pada 
harga Rp. 6000 penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan total 
perusahaan mencapai Rp. 60.000. 
2.4 Cara Memaksimumkan Keuntungan Jangka Pendek 
Dalam bagian ini secara serentak akan ditunjukan contoh angka tentang biaya 
produksi, hasil penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) 
cara menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung hasil 
penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii) menunjukan caranya 
suatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. 
Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dirumuskan 
dua cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan. 
1) Syarat Pemaksimuman Keuntungan 
Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan 
dapat diterangkan dengan dua cara berikut: 
 Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total
9 
 Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marginal sama dengan biaya 
marginal. 
Dalam cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan 
membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah 
perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total 
yang dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara 
keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keuntungan yang 
maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan 
biaya total adalah yang paling maksimum. 
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya 
rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat 
produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) 
atau MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah 
produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya 
marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan 
menambah keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, 
mengurangi produksi dan mpenjualan akan menambah untung. Maka keuntungan 
maksimum dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku. 
Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat 
contoh angka untuk menunjukan kedua cara untuk menentukan pemaksimum 
keuntungan oleh suatu perusahaan. 
2) Jumlah Produksi dan Biaya Produksi
Pada tabel 11.1 bertujuan untuk memberikan gambaran hipotesis mengenai sifat 
hubungan di antara tingkat produksi dengan berbagai konsep biaya produksi (biaya 
total, biaya rata-rata dan biaya marjinal). Pada dasarnya data tersebut menerangkan : 
 Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai. 
 Kolom (2) menggambarkan biaya tetap total, yaitu biaya yang dikeluarkan 
10 
untuk membeli input tetap yang digunakan dalam proses produksi. 
 Kolom (3) menunjukkan biaya berubah total, yaitu semua biaya yang 
dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja). 
 Dengan menjumlahkan biaya tetap total (dalam kolom 2) dengan biaya 
berubah total (dalam kolom 3) diperoleh biaya total, yaitu seperti 
ditunjukkan dalam kolom (4). 
 Biaya marjinal, yaitu tambahan biaya yang perlu dikeluarkan untuk 
menambah satu unit produksi, ditunjukkan dalam kolom (5) 
 Kolom (6) menunjukkan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi 
dengan jumlah produksi. 
 Kolom (7) menunjukkan biaya berubah rata-rata, yaitu biaya berubah total 
dibagi dengan jumlah produksi.
 Biaya total rata-rata ditunjukkan dalam kolom (8). Biaya ini 
11 
menggambarkan biaya per unit untuk menghasilkan suatu barang. 
3) Jumlah Produksi dan Hasil Penjualan 
Hubungan di antara jumlah produksi dengan hasil penjualan total, hasil 
penjualan rata-rata dan hasil penjualan marjinal ditunjukkan dalam Tabel 11.2. 
Data dan informasi yang digambarkan dalam setiap kolom adalah seperti yang 
dinyatakn di bawah ini : 
 Data dalam kolom (1) menggambarkan jumlah produksi yang dapat dicapai. 
 Kolom (2) menunjukkan tingkat harga barang yang diproduksi. Harga seunit 
tetap Rp. 150 ribu oleh karena produsen tersebut berada di pasar persaingan 
sempurna. 
 Kolom (3) menunjukkan hasil penjualan total yang akan diterima produsen 
pada berbagai tingkat produksi. Data hasil penjualan total dalam kolom 
tersebut dihitung menggunakan rumus berikut : 푇푅 = 푃 × 푄 di mana TR 
adalah jumlah hasil penjualan, P adalah tingkat harga Q adalah jumlah 
produksi.
 Kolom (4) menunjukkan hasil penjualan rata-rata. Telah diterangkan bahwa 
dalam persaingan sempurna harga adalah tetap, walau berapa pun jumlah 
produksi yang dilakukan. Oleh sebab itu hasil penjualan rata-rata (AR) 
adalah sama dengan tingkat harga (P). 
 Kolom (5) menunjukkan hasil penjualan marjinal, yaitu tambahan hasil 
penjualan yang disebabkan oleh petambahn seunit barang yang dijual. Oleh 
karena harga adalah tetap, maka hasil penjualan marjinal adalah sama 
dengan tingkat harga. 
12 
4) Menentukan Keuntungan Maksimum 
Setelah secara lengkap menjelaskan berbagai angka/data yang terdapat dalam 
Tabel 11.1 dan 11.2, dapatlah sekarang dilihat caranya perusahaan menentukan 
tingkat produksi yang akan menghasilkan keuntungan yang paling maksimum. Telah 
dinyatakan bahwa terdapat dua cara untuk menentukan tingkat produksi yang 
memaksimumkan untung tersebut: (i) dengan menggunakan pendekatan biaya total 
dan hasil total, dan (ii) dengan menggunakan pendekatan hasil marjinal dan biaya 
marjinal. Kedua pendekatan tersebut diterangkan dalam uraian berikut. 
a. Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan
Cara ini merupakan yang paling mudah untuk menentukan produksi yang akan 
memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan keadaan tersebut yang perlu 
dilakukan adalah: 
 Membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat produksi. 
 Menentukan tingkat produksi dimana hasil penjualan total melebihi biaya total 
13 
pada jumlah yang paling maksimum 
Dengan mengingat kepada kedua langkah tersebut sekarang perhatikan contoh angka 
dalam Tabel 11.3. 
Kolom (2) menunjukkan hasil penjualan, manakala kolom (3) menunjukkan 
biaya produksi. Keuntungan yang diperoleh pada berbagai tingkat produksi 
ditunjukkan pada kolom (4) – yang dihitung dengan formula berikut: 
Keuntungan = Hasil penjualan total – Biaya produksi total 
Hasil penghitungan yang diperoleh menunjukkan maksimum dicapai apabila 
perusahaan memproduksikan sebanyak 6 atau 7 unit dan keuntungan maksimum yang 
dinikmati perusahaan adalah Rp. 420 ribu. Catatan: Untuk menyesuaikan dengan 
analisis secara grafik, produksi yang akan dilakukan perusahaan adalah sebanyak 7 
unit – yaitu pada ketika hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal 
(MC). 
b. Hasil Penjualan Marjinal, Biaya Marjinal dan Keuntungan
Untuk memahami pendekatan hasil penjualan marjinal – biaya marjinal (MC = 
MR) dengan lebih baik, satu contoh angka akan diterangkan. Perhatikan Tabel 11.4 – 
yang membandingkan hasil penjualan marjinal dengan biaya marjinal. Data dalam 
tabel tersebut diambil dari Tabel 11.1(untuk data biaya marjinal) dan Tabel 11.2 
(untuk data hasil penjualan marjinal). Data dalam kolom (4), yang menggambarkan 
tambahan (atau pengurangan) untung apabila produksi ditambah satu unit, dihitung 
berdasarkan formula berikut: 
14 
*Catatan Dalam nilai ini masih termasuk biaya tetap sebanyak Rp.100 ribu 
Tambahan untung = Tambahan penjualan total – Tambahan biaya 
Berdasarkan kepada data dalam kolom (4), dalam kolom (5) ditunjukkan jumlah 
untung yang diperoleh pada berbagai tingkat produksi. 
Jumlah untung dalam kolom (5) itu merupakan keuntungan “bruto”, yaitu 
sebelum dikurangi dengan biaya tetap. Sebagai contoh, keuntungan yang diperoleh
apabila produksi adalah 4 unit adalah: Rp.320 ribu (lihat Tabel 11.4) – Rp. 100 ribu = 
220 ribu. Seperti dengan dalam pendekatan penentuan keuntungan yang pertama, 
dalam pendekatan kedua ini juga dapat dilihat bahwa keuntungan maksimum dicapai 
pada tingkat produksi sebanyak 6 atau 7 unit. Jumlah keuntungan maksimum tersebut 
adalah: Rp. 520 ribu (lihat Tabel 11.4) – 100 ribu (biaya tetap) = Rp. 420 ribu. Nilai 
keuntungan maksimum ini adalah sama dengan yang dihitung dalam pendekatan 
pertama. Analisis yang kedua ini jelas menunjukkan bahwa pada produksi sebanyak 7 
unit berlaku keadaan berikut: MC=MR. maka dalam analisis akan selalu dinyatakan 
hal yang berikut: perusahaan akan memproduksi 7 unit, yaitu pada tingkat produksi 
dimana MC=MR. 
Dalam analisis secara grafik penentuan produksi (dan harga) yang 
memaksimumkan keuntungan selalu akan menggunakan persamaan MC = MR. Oleh 
sebab kesamaan MC = MR adalah penting dalam penentuan “keseimbangan 
perusahaan” – yaitu keadaan yang memaksimumkan keuntungan, dalam Gambar 
dibawah ini ditunjukkan kurva MC dan MR dan penentuan tingkat produksi yang 
memaksimumkan keuntungan. Grafik tersebut dibuat berdasarkan data dalam Tabel 
11.4. Sesuai dengan data pada Tabel 11.4, kurva MC dan kurva MR akan berpotongan 
pada tingkat produksi sebanyak 7 unit. 
15 
2.5 Grafik Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek
Seperti juga halnya dengan penggambaran dengan menggunakan angka-angka, 
dengan secara grafik, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat ditunjukkan 
dengan dua cara, yaitu : 
16 
 Dengan grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan total 
 Dengan grafik yang menunjukkan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal 
1) Pendekatan Biaya Total-Hasil Penjualan Total 
Pemaksimuman keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini ditunjukkan 
dalam Gambar berikut. Kurva TC (biaya total), dan TR (hasil penjualan total) dibuat 
berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 11.1 dan 11.2. Kurva TC bermula diatas 
kurva TR, dan ini terus berlangsung sehingga tingkat produksi hampir 2 unit. Keadaan 
dimana kurva TC berada diatas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan 
mengalami kerugian. Pada waktu produksi mencapai di perusahaan antara 2 sampai 9 
unit kurva TC berada di bawah kurva TR, dan ini menggambarkan bahwa perusahaan 
memperoleh keuntungan.
Apabila dibuat garis tegak diantara TC dan TR, garis tegak yang terpanjang – 
yaitu pada keadaan dimana produksi adalah 7 unit, menggambarkan keuntungan yang 
paling maksimum. Apabila produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah 
berada diatas kurva TR kembali, yang berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian 
kembali. Perpotongan diantara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even 
point) – yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah 
sama dengan hasil penjualan total yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di 
dua titik, yaitu titik A dan titik B. 
17 
2) Pendekatan Biaya Marjinal-Hasil Penjualan Marjinal 
Cara yang kedua, yaitu mencari keadaaan dimana MC = MR, ditunjukkan dalam 
Gambar 11.5. Seperti halnya dengan di dalam Gambar 11.4, di dalam Gambar 11.5 
kurva-kurva dibuat berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 11.1 
dan 11.2. Kurva-kurva yang dibuat adalah AVC, AC, MC, dan MR. Kegiatan 
perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila pada jumlah produksi yang 
digambarkan dalam Tabel 11.4 tercapai keadaan di mata MC = MR. Dalam Gambar 
11.5 keadaan dimana MC = MR berlaku pada waktu produksi adalah 7 unit. Dengan 
demikian perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila produksi adalah 
sebanyak 7 unit. Jumlah keuntungan ditunjukkan oleh kotak EABC.
Walaupun dimisalkan setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan 
keuntungan, tidaklah berarti bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat untung 
dalam kegiatannya. Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak 
keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu 
: 
 Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal) 
 Mendapat untuk normal 
 Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah 
 Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan 
18 
a. Keuntungan Normal Atau Lebih Normal 
Keadaan kegiatan perusahaan yang memperoleh untung lebih normal 
ditunjukkan dalam Gambar 11.6 (i). Perusahaan akan mendapat untung luar 
biasa apabila harga adalah lebih tinggi dari biaya rata-rata yang paling 
minimum. Jadi apabila harga adalah P() perusahaan akan mendapat 
keuntungan luar biasa. Keuntungan ini dicapai pada waktu jumlah produksi
adalah Q() dan besarnya keuntungan luar biasa tersebut adalah AEP()B. 
Keuntungan seperti ini hanya akan berlaku dalam jangka pendek. Dalam 
jangka panjang adanya keuntungan tersebut akan menarik kemasukan 
perusahaan-perusahaan baru. Maka penawaran barang akan bertambah dan ini 
mengakibatkan penurunan harga Sehingga akhirnya keuntungan luar biasa 
tersebut tidak wujud lagi. Keseimbangan jangka panjang akan diterangkan 
dalam bagian lain dari bab ini. 
19
Gambar 11.6 (i) juga menggambarkan keadaan dimana perusahaan 
mendapat keuntungan biasa atau keuntungan normal. Suatu perusahaan 
dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya 
adalah sama dengan biaya total. 
Dalam biaya total termasuk biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. (Lihat 
pendahuluan Bab Sepuluh untuk definisi dari kedua jenis biaya ini). Dalam 
Gambar 11.6 (i) perusahaan dikatakan memperoleh untung normal apabila 
harga P1. Pada harga ini MC dipotong oleh MR1 pada titik E1, dan titik E1 
tersebut adalah titik singgung garis d1 = AR1 = MR1 dengan kurva AC. 
Karena AC = AR1, (biaya total rata-rata = hasil penjualan rata-rata) maka 
biaya total adalah sama dengan hasil penjualan total. 
20 
b. Kerugian Tetapi Dapat Membayar Sebagian Biaya Tetap 
Gambar 11.6 (ii) menunjukkan keadaan dimana perusahaan mengalami 
kerugian tetapi masih dapat beroperasi, yaitu harga adalah lebih rendah dari 
biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari biaya berubah rata-rata. Gambaran 
yang seperti itu berarti perusahaan memperoleh hasil penjualan yang melebihi 
biaya berubah yang dikeluarkannya, tetapi kelebihan tersebut belum dapat 
menutupi biaya tetapnya. Dalam keadaan yang seperti ini perusahaan akan 
meneruskan usahanya, karena kalau tidak ia akan mengalami kerugian yang 
lebih besar lagi, yaitu sebanyak biaya tetap yang dikeluarkannya. Dalam
meneruskan kegiatannya perusahaan akan menghasilkan produksi sampai 
kepada tingkat dimana MC = MR, karena tingkat ini akan meminimumkan 
kerugian yang akan dideritanya. Dalam Gambar 11.6 (ii) kesamaan diantara 
MC dan MR dicapa titik E. Dengan demikian produksi yang harus dicapai 
perusahaan supaya kerugiannya minimum adalah Q. Biaya produksi yang 
dikeluarkan perusahaan adalah sebanyak OQAB dan hasil penjualannya 
adalah sebanyak OQEP. Ini berarti kerugian minimum yang ditanggung 
perusahaan adalah sebesar PEAB. 
21 
c. Perusahaan Menutup Usahanya 
Gambar 11.6 (iii) menunjukkan keadaan yang menyebabkan perusahaan 
akan menutup usahanya. Keadaan yang seperti itu akan berlaku apabila hasil 
penjualan hanyalah sebesar atau kurang dari biaya berubah. Dalam grafik ia 
ditunjukkan oleh keadaan dimana garis d = AR = MR menyinggung kurva 
AVC dan garis d1 = AR1 = MR1 berada dibawah AVC. Sekiranya perusahaan 
menghadapi keadaan seperti ini, tidak ada gunanya bagi perusahaan untuk 
meneruskan kegiatan memproduksi. Walaupun perusahaan menghasilkan 
barang, ia sama sekali tidak dapat memperoleh pendapatan untuk menutupi 
biaya tetap yang telah dikeluarkannya. Oleh sebab itu lebih baiklah baginya 
untuk menghentikan kegiatan memproduksi. Tetapi hal ini tidaklah berarti 
bahwa perusahaan itu dengan serta merta membubarkan usahanya. Di dalam 
jangka pendek dimisalkan perusahaan tidak mempunyai waktu untuk 
membubarkan kegiatannya, yaitu ia tidak dapat menjual harta-harta yang 
dimilikinya. Dengan demikian perusahaan dianggap baru berada pada tingkat 
menghentikan kegiatan memproduksinya, atau “menutup perusahaan” – atau 
“shutdown” dan belum pada tingkat membubarkan perusahaan dan 
meninggalkan industri tersebut. 
2.6 Biaya Marjinal dan Kurva Penawaran 
Masih ingatkah anda dengan definisi/arti kurva penawaran? Untuk mengingatkan 
kembali baiklah dinyatakan sekali lagi definisi tersebut. Kurva penawaran adalah suatu kurva 
yang menunjukkan perkaitan diantara harga sesuatu barang tertentu dan jumlah barang 
tersebut yang ditawarkan. Dalam bagian ini akan diterangkan bahwa semenjak ia memotong 
kurva AVC, kurva biaya marjinal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna, adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Kurva MC 
perusahaan tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran, yaitu ia 
menggambarkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi produksi (barang yang 
ditawarkan) perusahaan tersebut. Untuk melihat buktinya, perhatikanlah Gambar 11.7. 
22 
1) Kurva Penawaran Perusahaan 
Dalam gambar (i) ditunjukkan keseimbangan suatu perusahaan pada berbagai 
tingkat harga. Pada permulaannya dimisalkan tingkat harga di pasar adalah P1. Pada 
harga ini titik minimum AVC adalah sama dengan harga. Maka perusahaan dalam 
keadaan “menutup perusahaan”. Tetapi katakanlah bahwa ia tidak ingin menutup 
perusahaan, ia akan terus memproduksi. Untuk meminimumkan kerugiannya 
perusahaan akan memproduksi pada keadaan di mana MC=MR. keadaan itu tercapai 
pada titik E1, maka pada harga P1 perusahaan akan menghasilkan barang sebanyak Q1. 
Sekiranya harga menjadi P2 perusahaan akan menyesuaaikan tingkat produksinya 
dengan perubahan ini. Untuk meminimumkan kerugiannya sekali lagi ia akan 
memproduksi pada keadaan dimana MC=MR, dan pada harga P2 ini akan tercapai 
pada titik E2. Maka pada harga P2 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q2. Pada 
harga P3 dan P4 perusahaan telah memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh karena
pada harga P3 keadaan dimana MC=MR dicapa pada E3 dan pada harga P4 dicapai 
pada E4, maka untuk memaksimumkan keuntungan, pada harga P3 perusahaan akan 
memproduksi sebanyak Q3 dan pada harga P4 perusahaan akan memproduksi 
sebanyak Q4. 
Dalam gambar (ii) ditunjukkan kembali titik-titik keseimbangan yang terdapat 
dalam gambar (i). titik A menggambarkan keadaan yang ditunjukkan oleh E1, yaitu 
pada harga P1 perusahaan akan memproduksi dan menjual sebanyak Q1. Titik-tik B, 
C, dan D berturut-turut menunjukkan keadaan yang digambarkan oleh E2, E3 dan E4. 
Maka kurva S-S, yaitu kurva yang digambarkan melalui titik A,B,C dan D adalah 
kurva penawaran dari perusahaan tersebut karena ia menggambarkan perkaitan 
diantar tingkat harga dengan jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan 
perusahaan tersebut di pasar. 
23 
2) Kurva Penawaran Industri 
Kurva penawaran dari suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi 
seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri itu. 
Bagaimana kurva penawaran suatu industri diperoleh atau diwujudkan dapat 
diterangkan dengan menggunakan suatu contoh sederhana, yaitu seperti yang 
dikemukakan dalam Gambar 11.8. Dimisalkan suatu industri dalam pasar persaingan 
sempurna meliputi tiga buah perusahaan: Perusahaaan A, perusahaan B dan 
perusahaan C. Kurva penawaran masing-masing perusahaan, yang terbentuk 
berdasarkan biaya marjinal perusahaan tersebut, digambarkan oleh kurva SA, SB dan 
SC dalam Gambar 11.8 (i) hingga 11.8 (iii). Berdasarkan kepada kurva-kurva ini, 
dalam Gambar 11.8 (iv) dibentuk kurva penawaran dari industri tersebut. 
Pada harga P1 hanya perusahaan C yang akan memproduksi dan menawarkan 
barang, yaitu sebanyak 14 unit. Titik K menggambarkan keadilan ini. Pada harga P2 
perusahaan A dan C akan menawarkan barang di pasar, yaitu sebanyak 33 unit (15 
unit diproduksikan oleh perusahaan A dan 18 unit oleh perusahaan C). Keadaan ini 
ditunjukkan oleh titik L. Pada harga P3 dan P4 ketiga perusahaan akan menawarkan 
barangnya ke pasar. Jumlah penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23 + 14 + 24) 
dan ini digambarkan oleh titik M. Sedangkan jumlah penawaran pada harga P4 adalah 
90 unit (38 + 18 + 34) dan ia digambarkan oleh titik N. Dengan menghubungkan titik 
K, L, M dan N terbentuk kurva SS yang menunjukkan penawaran industri atau
penawaran barang yang berlaku di pasar persaingan sempurna tersebut – yang terdiri 
dari gabungan penawaran ketiga perusahaan diatas. 
24 
2.7 Operasi Perusahaan dan Industri Dalam Jangka Panjang 
Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa perubahan 
tertentu yang di dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan. Perusahaan dapat menambah
faktor-faktor produksi yang di dalam jangka pendek adalah tetap jumlahnya. Kemungkinan 
ini menyebabkan perusahaan tidak lagi engeluarkan biaya tetap. Semuanya adalah biaya 
berubah. Seterusnya keadaan dalam industri juga mengalami perubahan, yaitu perusahaan-perusahaan 
baru akan memasuki industri dan beberapa perusahaan lama yang tidak efisien 
akan gulung tikar dan meninggalkan industri. Perubahan seperti ini tidak berlaku dalam 
jangka pendek. Telah dinyatakan, apabila sesuatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya 
berubahnya, ia tidak akan membubarkan usahanya tetapi hanya akan menghentikan kegiatan 
produksinya. Perubahan lain yang mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah kemajuan 
teknologi, kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga-harga umum (inflasi). Perubahan 
ini akan mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan. 
Dengan adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut 
25 
keadaan dalam perusahaan dan dalam industri akan mengalami perubahan. 
Analisis dalam bagian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penyesuaian-penyesuaian 
yang berlaku menimbulkan perubahan dalam keadaan di pasar. Dua keadaan 
berikut akan diperhatikan : 
 Keadaan yang wujud apabila permintaann bertambah. 
 Keadaan yang wujud apabila permintaan berkurang. 
Efek perubahan-perubahan lainnya, yang akan mempengaruhi biaya produksi, akan 
diterangkan pada bagian yang kemudian dari bab ini. 
1) Perubahan Akibat Kenaikan Permintaan
Kurva permintaan dan penawaran yang ditunjukkan dalam Gambar 11.9 
(ii) menggambarkan permintaan dan penawaran dalam industri (pasar) dan 
dimisalkan industri terdiri dari 1000 perusahaan. Pada permulaannya permintaan 
dalam pasar adalah D0 dan penawaran adalah S0. maka harga pasar adalah P0 dan 
jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 4000 unit. Karena ada 1000 
perusahaan, dan setiap perusahaan mempunyai kurva biaya yang sama, maka 
setiap perusahaan akan menghasilkan 40 unit. Gambar 11.9 (ii) menunjukkan 
bahwa pada harga P0 perusahaan mendapat untung normal. Dalam masa 
berikutnya misalkanlah permintaan bertambah dari D0 menjadi D1. akibatnya 
harga naik menjadi P1 dan jumlah yang ditawarkan di pasar bertambah 48000. 
setiap perusahaan memproduksikan 48 unit. 
Dapat dilihat dalam Gambar 11.9 (i) bahwa kenaikan harga dari P0 
menjadi P1 menyebabkan setiap perusahaan mendapat keuntungan melebihi 
normal. Hal ini merupakan daya penarik kepada perusahaan-perusahaan baru 
untuk masuk ke dalam industri. Kemasukan itu akan terus berlangsung sehingga 
keuntungan melebihi normal ini tidak wujud lagi. Ini berarti kemasukan 
perusahaan baru akan terus berlangsung sehingga penawaran telah menjadi S1 dan 
harga menjadi P0 kembali. Sekarang jumlah barng yang diperjualbelikan telah 
menjadi 60000 unit sedangkan setiap perusahaan memproduksi sebanyak seperti 
pada keadaan permulaan, yaitu 40 unit. Berarti jumlah perusahaan yang ada dalam 
industri telah menjadi 1500. 
26 
2) Perubahan Yang Diakibatkan Oleh Kemerosotan Permintaan 
Sekarang kita akan memperhatikan keadaan yang sebaliknya dari yang 
diterangkan di atas, yaitu penyesuaian yang berlaku dalam perusahaan dan 
industri apabila terjadi pengurngan permintaan. Keadaan permulaannya dan 
penyesuaian yang berlaku sebagai akibat pengurangan perimntaan tersebut 
digambarkan dalam Gambar 11.10. pada mulanya pemisalan yang digunakan 
dalam uraian sebelum ini digunakan juga di sini, yaitu permintaan adalah D0 dan 
penawaran S0. dengan demikian harga adalah P0 dan jumlah barang yang 
diperjualbelikan 40000 unit. Juga dimisalkan dalam industri terdapat 1000 
perusahaan, maka setiap perusahaan menghasilkan 40 unit. Gambar 11.10 (i) 
menunjukkan bahwa dengan pemisalan-pemisalan di atas perusahaan hanya 
mendapat untung normal.
Sekarang misalkan permintaan dalam pasar turun dari D0 menjadi D1. 
perubahan ini menyebabkan harga turun dari P0 menjadi P1, yang selanjutnya 
menyebabkan jumlah barang yang diperjualbelikan turun dari 40000 unit menjadi 
34000 unit. Dengan demikian setiap perusahaan memproduksikan sebanyak 34 
unit. Harga yang baru (P1) adalah lebih rendah dari biaya rata-rata yang paling 
minimum. Oleh karenanya setiap perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi 
dari keadaan ini sebagian perusahaan menghentikan kegiatannya. Jumlah barang 
yang ditawarkan semakin lama semakin berkurang, dan sedikit demi sedikit 
harganya mengalami kenaikan kembali. Pada akhirnya penawaran adalah seperti 
yang ditunjukkan oleh kurva S1 dan penawaran yang seperti itu menyebabkan 
harga kembali menjadi P0. sekarang jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar 
hanya sebanyak 2800, sedangkan setiap perusahaan telah kembali menghasilkan 
sebanyak 40 unit. Dengan demikian jumlah perusahaan telah berkurang, yaitu dari 
pada mulanya berjumlah 1000 sekarang hanya terdapat sebanyak 2800/40 = 700 
perusahaan. 
27 
3) Keuntungan Jangka Panjang: Untung Normal 
Dua keadaan yang baru saja diuraikan di atas menunjukkan bahwa di 
dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin memperoleh
keuntungan luar biasa (melebih normal). Keuntungan luar biasa akan menarik 
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Kemasukan 
mereka akan menambah penawaran, dan seterusnya pertambahan penawaran ini 
akan menurunkan harga. Penyesuaian seperti ini akan terus berlangsung sehingga 
tidak terdapat lagi keuntungan yang melebihi normal. 
Juga keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian adalah merupakan 
keadaan yang sementara. Kerugian mendorong beberapa perusahaan untuk 
mengundurkan diri dari industri tersebut. Penawaran barang akan menjadi 
semakin berkurang dan menyebabkan kenaikan harga. Penawaran yang semakin 
berkurang dan harga yang semakin naik akan terus berlangsung sehingga 
perusahaan-perusahaan akan mengalami keuntungan normal kembali. 
Kedua-dua keadaan di atas jelas menunjukkan bahwa dalam jangka 
panjang perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung 
untuk memperoleh keuntungan normal saja. 
28 
2.8 Kurva Penawaran Industri Dalam Jangka Panjang 
Dalam jangka panjang faktor-faktor produksi dapat ditambah dan teknologi 
berkembang. Perubahan seperti ini mengurangi biaya produksi. Tetapi di samping itu harga-harga 
faktor produksi dapat mengalami kenaikan dan inflasi berlaku dalam ekonomi. Kedua 
keadaan ini – yaitu kenaikan harga faktor produksi dan inflasi, seterusnya akan 
mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Telah diterangkan bahwa biaya produksi penting 
peranannya dalam menentukan penawaran. Maka perubahan-perubahan biaya produksi dalam 
jangka panjang akan mempengaruhi kurva penawaran. Berdasarkan kepada sifat perubahan 
biaya produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran industri dalam pasar persaingan 
sempurna dapat dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu yang dipengaruhi biaya produksi yang 
bersifat : 
 Biaya jangka panjang yang tidak berubah. 
 Biaya jangka panjang yang semakin meningkat. 
 Biaya jangka panjang yang semakin sempurna. 
1) Industri Biaya Tetap 
Dalam uraian dengan menggunakan Gambar 11.9 dan dan 11.10 telah 
ditunjukkan bahwa permintaan dapat mengalami kenaikan atau penurunan.
Perubahan ini menyebabkan penyesuaian ke atas kurva penawaran. Pada akhirnya 
interaksi di antara permintaan yang telah mengalami perubahan dengan 
penawaran yang menyesuaikan dengan perubahan permintaan tersebut akan 
menyebabkan harga tetap sebesar P0. proses penyesuaian yang digunakan dalam 
Gambar 11.9 dan 11.10 dapat juga diterangkan dengan menggunakan Gambar 
11.11 dengan cara yang baru ini dapat pula ditunjukkan penawaran jangka 
panjang dalam industri. Gambar 11.11 (i) menunjukkan perubahan biaya dalam 
perusahaan, dan Gambar 11.11 (ii) menunjukkan kurva penawaran jangka panjang 
dalam industri. 
Pada mulanya permintaan dalam pasar adalah D0 dan harga (yang 
ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran) adalah P0. maka titik E0 
adalah titik keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 40000 
unit. Kemudian dimisalkan permintaan naik menjadi D1 dan ini menyebabkan 
kenaikan harga. Tetapi setelah proses penyesuaian berlangsung pada akhirnya 
harga kembali ke tingkat P0. dengan demikian titik E1 adalah titik keseimbangan 
yang baru dalam industri, dan dalam keadaan yang baru ini jumlah barang yang 
29
diperjualbelikan adalah 60000 unit. Sesudah itu dimisalkan permintaan turun 
menjadi D2. Sebelum ada penyesuaian dalam penawaran jangka pendek harga 
turun di bawah P0. Tetapi akhirnya, sebagai akibat dari penawaran yang berkurang 
harga kembali ke tingkat P0. Maka E2 merupakan tingkat keseimbangan yang 
berikut, dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 28000 unit. 
Kalau dibuat garis melalui E0, E1, dan E2 diperolehlah garis SS yang 
sejajar dengan sumbu datar. Garis ini adalah kurva penawaran jangka panjang 
yang wujud dalam industri apabila biaya produksi tidak mengalami perubahan di 
dalam jangka panjang. Bahwa biaya produksi perusahaan adalah tetap di dalam 
jangka panjang ditunjukkan oleh Gambar 11.11 (i). Di dalam jangka panjang 
kurva AC dan MC mengalami perubahan. 
30 
2) Industry Biaya Meningkat 
Memisalkan bahwa biaya produksi adalah tetap dalam jangka panjang 
kuranglah mendekat kenyataan yang sebenarnya wujud. Pada umumnya di dalam 
jangka panjang perusahaan akan mengalami kenaikan biaya produksi. Hal ini 
terutama disebabkan oleh harga-harga faktor produksi yang semakin bertambah 
tinggi. Bagaimana kenaikan biaya produksi akan mempengaruhi kurva penawaran 
jangka panjang dalam industri ditunjukkan dalam Gambar 11.12. Bagian (i) 
menunjukkan perubahan biaya dalam industri dan bagian (ii) menunjukkan bentuk 
kurva penawaran jangka panjang. Misalkan pada mulanya permintaan adalah D0 
dan harga pasar adalah P0. Maka keseimbangan adalah pada E0 dan jumlah 
barang yang diperjualbelikan adalah 30000 unit. Kurva biaya rata-rata dan 
marjinal adalah AC0 dan MC0, dan setiap perusahaan menghasilkan 50 unit. 
Berarti jumlah perusahaan adalah adalah 30000 / 50 = 600 perusahaan. 
Selanjutnya katakanlah permintaan bertambah menjadi D1. Perusahaan 
akan menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dann menyebabkan 
kenaikan harga faktor produksi dan biaya produksi. Pada keseimbangan 
berikutnya biaya rata-rata dan marjinal mencapai AC1 dan MC1, maka harga 
cenderung untuk mencapai P1. dengan demikian E1 adalah keseimbangan dalam 
industri dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 42000 unit. Masing-masing 
perusahaan akan menghasilkan sebanyak 60 unit. Sekarang jumlah 
perusahaan dalam industri adalah 42000 / 60 = 700 perusahaan. Kita misalkan 
lebih lanjut bahwa permintaan akan bertambah lagi dan menyebabkan perusahaan-
perusahaan menambah penggunaan faktor produksi. Perubahan ini ditunjukkan 
oleh AC2 dan MC2. Maka harga cenderung untuk mencapai P2. Dalam keadaan 
seperti ini keseimbangan dalam pasar akan dicapai pada E2 dan jumlah barang 
yang diperjualbelikan adalah 60000 unit. Karena setiap perusahaan menghasilkan 
80 unit, maka jumlah perusahaan dalam industri sekarang adalah 60000 / 80 = 750 
perusahaan. 
Dengan menarik garis yang melalui E0, E1, dan E2 akan diperoleh kurva penawaran 
jangka panjang dalam industri, yaitu kurva SS. Kurva itu naik dari kiri bawah ke kanan atas, 
dan ini menggambarkan bahwa dalam jangka panjang semakin banyak jumlah barang yang 
dihasilkan, semakin tinggi biaya produksi per unit. 
31 
3) Industri Biaya Menurun
32 
2.9 Kelebihan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna 
Kelebihan : 
 Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah 
 Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal 
(kemakmuran maksimal). 
 Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak 
takut ditipu dalam kualitas dan harga. 
 Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau 
kekecewaan. 
 Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar. 
 Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen. 
 Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya. 
 Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan. 
 Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya. 
 Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi. 
 Kebebasan bertindak dan memilih
33 
Kelemahan : 
 Kelemahan dalam hal konsumsi 
 Kelemahan dalam pengembangan teknologi 
 Konflik efisiensi-keadilan 
 Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna, 
sedangkan sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan. 
 Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan 
optimum konsumen. 
 Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen 
 Pasar persaingan sempurna tidak mendorong inovasi 
 Pasar persaingan sempurna menimbulkan budaya social 
 Pasar persaingan sempurna membatasi pilihan konsumen 
 Biaya dalam persaingan sempurna cenderung lebih tinggi 
 Distribusi pendapatan tidak merata

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksPuja Lestari
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROFalanni Firyal Fawwaz
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikFisa Tiana
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salomarnitabanne
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakAnzilina Nisa
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKstephaniejessey
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 

Mais procurados (20)

Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Sempurna
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salo
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIKPengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
Pengantar ekonomi PERUSAHAAN MONOPOLISTIK
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 

Destaque

Kurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikKurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikFitri Hamasah
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaCikoyen
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaanEka Ardiyanti
 
Bayu dita & widya bab 11 12
Bayu dita & widya bab 11 12Bayu dita & widya bab 11 12
Bayu dita & widya bab 11 12Leite Bayukaka
 
Teori Usaha Ekonomi Mikro
Teori Usaha Ekonomi MikroTeori Usaha Ekonomi Mikro
Teori Usaha Ekonomi Mikrogoder21
 
Pasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptPasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptCikoyen
 
Pasar persaingan sempurna.ppt
Pasar persaingan sempurna.pptPasar persaingan sempurna.ppt
Pasar persaingan sempurna.pptDamayanti
 

Destaque (9)

Kurva+tabel
Kurva+tabelKurva+tabel
Kurva+tabel
 
Kurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikKurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emik
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
Makalah  fungsi biaya dan penerimaanMakalah  fungsi biaya dan penerimaan
Makalah fungsi biaya dan penerimaan
 
Bayu dita & widya bab 11 12
Bayu dita & widya bab 11 12Bayu dita & widya bab 11 12
Bayu dita & widya bab 11 12
 
Teori Usaha Ekonomi Mikro
Teori Usaha Ekonomi MikroTeori Usaha Ekonomi Mikro
Teori Usaha Ekonomi Mikro
 
Pasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptPasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna ppt
 
Pasar persaingan sempurna.ppt
Pasar persaingan sempurna.pptPasar persaingan sempurna.ppt
Pasar persaingan sempurna.ppt
 

Semelhante a PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiDaniel Tumanken
 
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurnaIndah Sri Berutu
 
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarMakalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarShafa Nabilah Eka Puteri
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2matiolestari
 
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptxpasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptxSheikaroyNimoTv
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAi Amm
 
Kuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarKuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarBayu Setiarbi
 
Kuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarKuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarBayu Setiarbi
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaNoni1225
 
6.Biaya produksi dan Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx
6.Biaya produksi dan  Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx6.Biaya produksi dan  Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx
6.Biaya produksi dan Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptxahay8
 
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international tradeEconomies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international trademhanifhidayat
 
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"Prachela Angela
 
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdf
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdfTUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdf
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdfAnandaRiniWidya
 
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docxMakalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docxAlyaraisa Alpasha
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistikfauzie zie
 
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)Pasar persaingan sempurna (Semester 1)
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)PT. Maleo Prima Ideal
 

Semelhante a PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (20)

Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomi
 
PASAR
PASARPASAR
PASAR
 
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
286799915 bab-11-pasar-persaingan-sempurna
 
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur PasarMakalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi - Struktur Pasar
 
Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2Makalah ekonomi mikro kel.2
Makalah ekonomi mikro kel.2
 
Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)Slide 11 (pe)
Slide 11 (pe)
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptxpasar monopoli dan oligopoli.pptx
pasar monopoli dan oligopoli.pptx
 
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
Pertemuan 7 struktur pasar dalam islam 2
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
 
Kuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarKuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasar
 
Kuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasarKuliah pie 06 xi-pasar
Kuliah pie 06 xi-pasar
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Sempurna
 
6.Biaya produksi dan Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx
6.Biaya produksi dan  Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx6.Biaya produksi dan  Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx
6.Biaya produksi dan Struktur Industri Pangan_inisiasi 6.2.pptx
 
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international tradeEconomies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
 
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"
Ekonomi " Pasar Persaingan sempurna dan tidak Sempurna"
 
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdf
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdfTUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdf
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK6.pdf
 
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docxMakalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
Makalah PENGANTAR EKONOMI MIKRO.docx
 
Pasar Monopolistik
Pasar MonopolistikPasar Monopolistik
Pasar Monopolistik
 
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)Pasar persaingan sempurna (Semester 1)
Pasar persaingan sempurna (Semester 1)
 

Último

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 

Último (17)

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

  • 1. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah konsumen dan produsen yang sangat banyak dan tidak terbatas. Pasar persaingan sempurna merupakan pasar/industri yang dicirikan oleh perusahaan kecil yang banyak jumlahnya dan membuat produk yang sama. Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Di dalam pasar persaingan sempurna terdapat mobilitas sempurna dari sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual, sehingga kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak bebas. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain bursa efek atau pasar modal atau pasar uang. Pasar disebut bersaing sempurna jika : 1. Terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi, sehingga tindakan seorang individu tidak dapat mempengaruhi harga komoditi tersebut ; 2. Produk dari seluruh perusahaan dalam pasar adalah homogen ; 3. Terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna ; dan 4. Konsumen pemilik sumber daya dan perusahaan dalam pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang akan datang. Dalam pasar persaingan sempurna, harga komoditi hanya ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan pasar dan kurva penawaran. Dengan demikian, perusahaan dalam pasar persaingan sempurna merupakan “penerima harga” (price taker) dan dapat dapat menjual setiap jumlah komoditi pada harga yang telah ditetapkan. 2.2 Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah seperti yang diuraikan sebagai berikut : a. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
  • 2. Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. 4 b. Keleluasaan Masuk – Keluar Pasar (Free Entry and Exit) Dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. c. Homogenitas Produk (Homogeneous Product) Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen. Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. d. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput) Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relative kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri. e. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain (free mobility of resources). f. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. g. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun tidak langsung. h. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur tangan pemerintah. Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak dapat mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai pengambil harga (price
  • 3. taker). Dan dalam jangka pendek hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna adalah menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan keuntungan maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya. Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya rata-rata atau AC). Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga jual sama dengan biaya produksi. Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya perluasan kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut dinamakan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya rata-rata atau AC minimum). 5 2.3 Permintaan Dan Hasil Julalan 1) Permintaan Pasar dan Perusahaan Ciri pertama dari pasar persaingan sempurna adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga, yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli dipasar yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen hanya “menerima” saja harga yang sudah ditentukan tersebut. Ini berarti banyak pun barang yang diproduksikan dan dijual oleh produsen, ia tidak akan dapat mengubah harga yang ditentukan di pasar, karena jumlah yang diproduksikan itu hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang diperjualbelikan di pasar.
  • 4. Gambar (ii) menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp. 3000, dan julmah barang yang diperjualbeilkan adalah 200.000 unit. Dalam gambar (i) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam industri tersebut. Kurva permintaa d-d adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp. 3000. Kurva d-d bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang pertama, hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industry itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun hasil produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang diperjualbelikan di pasar, perusahaantersebut dapat menjual seluruh produksinya pada harga Rp. 3000. Sumbu datar pada gambar (i) menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya, tidak ada alas an kepada perusahaan untuk menurunkan harga penjualan barangnya. 6
  • 5. 7 2) Hasil Penjualan Rata-rata, Marjinal dan Total a. Hasil Penjualan Rata-rata Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah seperti ditunjukkan dalam gambar (i). apabila dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp. 3000 maka d0=AR0=MR0 adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp. 3000 (dan dinyatakan sebagai AR0). Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp. 6000, kurva d1=AR1=MR1 adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp. 6000. b. Hasil Penjualan Marjinal Satu konsep mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penetuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah hasil penjualan Marjinal/Marjinal Revenue (MR), yaitu tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Kalau harga barang tetap Rp. 3000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp. 3000 juga. Begitu juga, sekiranya harga tetap Rp. 6000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah hasil
  • 6. penjualan sebanyak Rp. 6000. Dengan demikian, dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga = hasil penjualan rata-rata = hasil penjualan marjinal. Dalam gambar (i) kurva d0=AR0=MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp. 3000, dan kurva d1=AR1=MR1 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp. 6000. 8 c. Hasil Penjualan Total Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari marjinal barang yang diproduksinya dinamakan hasil penjualan total/Total Revenue (TR). Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik 0. Dalam gambar (ii) garis TR0 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga adalah Rp. 3000, sedangkan garis TR1 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga barang meningkat Rp. 6000. Titik pada TR0 dan TR1 menggambarkan banyaknya hasil penjualan total pada berbagai jumlah barang yang dijual. Sebagai contoh titik A menggambarkan bahwa pada harga Rp. 30.000 dan titik A1 menunjukkan bahwa pada harga Rp. 6000 penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan total perusahaan mencapai Rp. 60.000. 2.4 Cara Memaksimumkan Keuntungan Jangka Pendek Dalam bagian ini secara serentak akan ditunjukan contoh angka tentang biaya produksi, hasil penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) cara menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung hasil penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii) menunjukan caranya suatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dirumuskan dua cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan. 1) Syarat Pemaksimuman Keuntungan Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut:  Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total
  • 7. 9  Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marginal sama dengan biaya marginal. Dalam cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan mpenjualan akan menambah untung. Maka keuntungan maksimum dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku. Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat contoh angka untuk menunjukan kedua cara untuk menentukan pemaksimum keuntungan oleh suatu perusahaan. 2) Jumlah Produksi dan Biaya Produksi
  • 8. Pada tabel 11.1 bertujuan untuk memberikan gambaran hipotesis mengenai sifat hubungan di antara tingkat produksi dengan berbagai konsep biaya produksi (biaya total, biaya rata-rata dan biaya marjinal). Pada dasarnya data tersebut menerangkan :  Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai.  Kolom (2) menggambarkan biaya tetap total, yaitu biaya yang dikeluarkan 10 untuk membeli input tetap yang digunakan dalam proses produksi.  Kolom (3) menunjukkan biaya berubah total, yaitu semua biaya yang dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja).  Dengan menjumlahkan biaya tetap total (dalam kolom 2) dengan biaya berubah total (dalam kolom 3) diperoleh biaya total, yaitu seperti ditunjukkan dalam kolom (4).  Biaya marjinal, yaitu tambahan biaya yang perlu dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi, ditunjukkan dalam kolom (5)  Kolom (6) menunjukkan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi dengan jumlah produksi.  Kolom (7) menunjukkan biaya berubah rata-rata, yaitu biaya berubah total dibagi dengan jumlah produksi.
  • 9.  Biaya total rata-rata ditunjukkan dalam kolom (8). Biaya ini 11 menggambarkan biaya per unit untuk menghasilkan suatu barang. 3) Jumlah Produksi dan Hasil Penjualan Hubungan di antara jumlah produksi dengan hasil penjualan total, hasil penjualan rata-rata dan hasil penjualan marjinal ditunjukkan dalam Tabel 11.2. Data dan informasi yang digambarkan dalam setiap kolom adalah seperti yang dinyatakn di bawah ini :  Data dalam kolom (1) menggambarkan jumlah produksi yang dapat dicapai.  Kolom (2) menunjukkan tingkat harga barang yang diproduksi. Harga seunit tetap Rp. 150 ribu oleh karena produsen tersebut berada di pasar persaingan sempurna.  Kolom (3) menunjukkan hasil penjualan total yang akan diterima produsen pada berbagai tingkat produksi. Data hasil penjualan total dalam kolom tersebut dihitung menggunakan rumus berikut : 푇푅 = 푃 × 푄 di mana TR adalah jumlah hasil penjualan, P adalah tingkat harga Q adalah jumlah produksi.
  • 10.  Kolom (4) menunjukkan hasil penjualan rata-rata. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga adalah tetap, walau berapa pun jumlah produksi yang dilakukan. Oleh sebab itu hasil penjualan rata-rata (AR) adalah sama dengan tingkat harga (P).  Kolom (5) menunjukkan hasil penjualan marjinal, yaitu tambahan hasil penjualan yang disebabkan oleh petambahn seunit barang yang dijual. Oleh karena harga adalah tetap, maka hasil penjualan marjinal adalah sama dengan tingkat harga. 12 4) Menentukan Keuntungan Maksimum Setelah secara lengkap menjelaskan berbagai angka/data yang terdapat dalam Tabel 11.1 dan 11.2, dapatlah sekarang dilihat caranya perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan menghasilkan keuntungan yang paling maksimum. Telah dinyatakan bahwa terdapat dua cara untuk menentukan tingkat produksi yang memaksimumkan untung tersebut: (i) dengan menggunakan pendekatan biaya total dan hasil total, dan (ii) dengan menggunakan pendekatan hasil marjinal dan biaya marjinal. Kedua pendekatan tersebut diterangkan dalam uraian berikut. a. Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan
  • 11. Cara ini merupakan yang paling mudah untuk menentukan produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan keadaan tersebut yang perlu dilakukan adalah:  Membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat produksi.  Menentukan tingkat produksi dimana hasil penjualan total melebihi biaya total 13 pada jumlah yang paling maksimum Dengan mengingat kepada kedua langkah tersebut sekarang perhatikan contoh angka dalam Tabel 11.3. Kolom (2) menunjukkan hasil penjualan, manakala kolom (3) menunjukkan biaya produksi. Keuntungan yang diperoleh pada berbagai tingkat produksi ditunjukkan pada kolom (4) – yang dihitung dengan formula berikut: Keuntungan = Hasil penjualan total – Biaya produksi total Hasil penghitungan yang diperoleh menunjukkan maksimum dicapai apabila perusahaan memproduksikan sebanyak 6 atau 7 unit dan keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan adalah Rp. 420 ribu. Catatan: Untuk menyesuaikan dengan analisis secara grafik, produksi yang akan dilakukan perusahaan adalah sebanyak 7 unit – yaitu pada ketika hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC). b. Hasil Penjualan Marjinal, Biaya Marjinal dan Keuntungan
  • 12. Untuk memahami pendekatan hasil penjualan marjinal – biaya marjinal (MC = MR) dengan lebih baik, satu contoh angka akan diterangkan. Perhatikan Tabel 11.4 – yang membandingkan hasil penjualan marjinal dengan biaya marjinal. Data dalam tabel tersebut diambil dari Tabel 11.1(untuk data biaya marjinal) dan Tabel 11.2 (untuk data hasil penjualan marjinal). Data dalam kolom (4), yang menggambarkan tambahan (atau pengurangan) untung apabila produksi ditambah satu unit, dihitung berdasarkan formula berikut: 14 *Catatan Dalam nilai ini masih termasuk biaya tetap sebanyak Rp.100 ribu Tambahan untung = Tambahan penjualan total – Tambahan biaya Berdasarkan kepada data dalam kolom (4), dalam kolom (5) ditunjukkan jumlah untung yang diperoleh pada berbagai tingkat produksi. Jumlah untung dalam kolom (5) itu merupakan keuntungan “bruto”, yaitu sebelum dikurangi dengan biaya tetap. Sebagai contoh, keuntungan yang diperoleh
  • 13. apabila produksi adalah 4 unit adalah: Rp.320 ribu (lihat Tabel 11.4) – Rp. 100 ribu = 220 ribu. Seperti dengan dalam pendekatan penentuan keuntungan yang pertama, dalam pendekatan kedua ini juga dapat dilihat bahwa keuntungan maksimum dicapai pada tingkat produksi sebanyak 6 atau 7 unit. Jumlah keuntungan maksimum tersebut adalah: Rp. 520 ribu (lihat Tabel 11.4) – 100 ribu (biaya tetap) = Rp. 420 ribu. Nilai keuntungan maksimum ini adalah sama dengan yang dihitung dalam pendekatan pertama. Analisis yang kedua ini jelas menunjukkan bahwa pada produksi sebanyak 7 unit berlaku keadaan berikut: MC=MR. maka dalam analisis akan selalu dinyatakan hal yang berikut: perusahaan akan memproduksi 7 unit, yaitu pada tingkat produksi dimana MC=MR. Dalam analisis secara grafik penentuan produksi (dan harga) yang memaksimumkan keuntungan selalu akan menggunakan persamaan MC = MR. Oleh sebab kesamaan MC = MR adalah penting dalam penentuan “keseimbangan perusahaan” – yaitu keadaan yang memaksimumkan keuntungan, dalam Gambar dibawah ini ditunjukkan kurva MC dan MR dan penentuan tingkat produksi yang memaksimumkan keuntungan. Grafik tersebut dibuat berdasarkan data dalam Tabel 11.4. Sesuai dengan data pada Tabel 11.4, kurva MC dan kurva MR akan berpotongan pada tingkat produksi sebanyak 7 unit. 15 2.5 Grafik Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek
  • 14. Seperti juga halnya dengan penggambaran dengan menggunakan angka-angka, dengan secara grafik, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat ditunjukkan dengan dua cara, yaitu : 16  Dengan grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan total  Dengan grafik yang menunjukkan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal 1) Pendekatan Biaya Total-Hasil Penjualan Total Pemaksimuman keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini ditunjukkan dalam Gambar berikut. Kurva TC (biaya total), dan TR (hasil penjualan total) dibuat berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 11.1 dan 11.2. Kurva TC bermula diatas kurva TR, dan ini terus berlangsung sehingga tingkat produksi hampir 2 unit. Keadaan dimana kurva TC berada diatas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Pada waktu produksi mencapai di perusahaan antara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva TR, dan ini menggambarkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan.
  • 15. Apabila dibuat garis tegak diantara TC dan TR, garis tegak yang terpanjang – yaitu pada keadaan dimana produksi adalah 7 unit, menggambarkan keuntungan yang paling maksimum. Apabila produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah berada diatas kurva TR kembali, yang berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian kembali. Perpotongan diantara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) – yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil penjualan total yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua titik, yaitu titik A dan titik B. 17 2) Pendekatan Biaya Marjinal-Hasil Penjualan Marjinal Cara yang kedua, yaitu mencari keadaaan dimana MC = MR, ditunjukkan dalam Gambar 11.5. Seperti halnya dengan di dalam Gambar 11.4, di dalam Gambar 11.5 kurva-kurva dibuat berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 11.1 dan 11.2. Kurva-kurva yang dibuat adalah AVC, AC, MC, dan MR. Kegiatan perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila pada jumlah produksi yang digambarkan dalam Tabel 11.4 tercapai keadaan di mata MC = MR. Dalam Gambar 11.5 keadaan dimana MC = MR berlaku pada waktu produksi adalah 7 unit. Dengan demikian perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila produksi adalah sebanyak 7 unit. Jumlah keuntungan ditunjukkan oleh kotak EABC.
  • 16. Walaupun dimisalkan setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan, tidaklah berarti bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat untung dalam kegiatannya. Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu :  Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)  Mendapat untuk normal  Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah  Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan 18 a. Keuntungan Normal Atau Lebih Normal Keadaan kegiatan perusahaan yang memperoleh untung lebih normal ditunjukkan dalam Gambar 11.6 (i). Perusahaan akan mendapat untung luar biasa apabila harga adalah lebih tinggi dari biaya rata-rata yang paling minimum. Jadi apabila harga adalah P() perusahaan akan mendapat keuntungan luar biasa. Keuntungan ini dicapai pada waktu jumlah produksi
  • 17. adalah Q() dan besarnya keuntungan luar biasa tersebut adalah AEP()B. Keuntungan seperti ini hanya akan berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang adanya keuntungan tersebut akan menarik kemasukan perusahaan-perusahaan baru. Maka penawaran barang akan bertambah dan ini mengakibatkan penurunan harga Sehingga akhirnya keuntungan luar biasa tersebut tidak wujud lagi. Keseimbangan jangka panjang akan diterangkan dalam bagian lain dari bab ini. 19
  • 18. Gambar 11.6 (i) juga menggambarkan keadaan dimana perusahaan mendapat keuntungan biasa atau keuntungan normal. Suatu perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya adalah sama dengan biaya total. Dalam biaya total termasuk biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. (Lihat pendahuluan Bab Sepuluh untuk definisi dari kedua jenis biaya ini). Dalam Gambar 11.6 (i) perusahaan dikatakan memperoleh untung normal apabila harga P1. Pada harga ini MC dipotong oleh MR1 pada titik E1, dan titik E1 tersebut adalah titik singgung garis d1 = AR1 = MR1 dengan kurva AC. Karena AC = AR1, (biaya total rata-rata = hasil penjualan rata-rata) maka biaya total adalah sama dengan hasil penjualan total. 20 b. Kerugian Tetapi Dapat Membayar Sebagian Biaya Tetap Gambar 11.6 (ii) menunjukkan keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian tetapi masih dapat beroperasi, yaitu harga adalah lebih rendah dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari biaya berubah rata-rata. Gambaran yang seperti itu berarti perusahaan memperoleh hasil penjualan yang melebihi biaya berubah yang dikeluarkannya, tetapi kelebihan tersebut belum dapat menutupi biaya tetapnya. Dalam keadaan yang seperti ini perusahaan akan meneruskan usahanya, karena kalau tidak ia akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, yaitu sebanyak biaya tetap yang dikeluarkannya. Dalam
  • 19. meneruskan kegiatannya perusahaan akan menghasilkan produksi sampai kepada tingkat dimana MC = MR, karena tingkat ini akan meminimumkan kerugian yang akan dideritanya. Dalam Gambar 11.6 (ii) kesamaan diantara MC dan MR dicapa titik E. Dengan demikian produksi yang harus dicapai perusahaan supaya kerugiannya minimum adalah Q. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebanyak OQAB dan hasil penjualannya adalah sebanyak OQEP. Ini berarti kerugian minimum yang ditanggung perusahaan adalah sebesar PEAB. 21 c. Perusahaan Menutup Usahanya Gambar 11.6 (iii) menunjukkan keadaan yang menyebabkan perusahaan akan menutup usahanya. Keadaan yang seperti itu akan berlaku apabila hasil penjualan hanyalah sebesar atau kurang dari biaya berubah. Dalam grafik ia ditunjukkan oleh keadaan dimana garis d = AR = MR menyinggung kurva AVC dan garis d1 = AR1 = MR1 berada dibawah AVC. Sekiranya perusahaan menghadapi keadaan seperti ini, tidak ada gunanya bagi perusahaan untuk meneruskan kegiatan memproduksi. Walaupun perusahaan menghasilkan barang, ia sama sekali tidak dapat memperoleh pendapatan untuk menutupi biaya tetap yang telah dikeluarkannya. Oleh sebab itu lebih baiklah baginya untuk menghentikan kegiatan memproduksi. Tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa perusahaan itu dengan serta merta membubarkan usahanya. Di dalam jangka pendek dimisalkan perusahaan tidak mempunyai waktu untuk membubarkan kegiatannya, yaitu ia tidak dapat menjual harta-harta yang dimilikinya. Dengan demikian perusahaan dianggap baru berada pada tingkat menghentikan kegiatan memproduksinya, atau “menutup perusahaan” – atau “shutdown” dan belum pada tingkat membubarkan perusahaan dan meninggalkan industri tersebut. 2.6 Biaya Marjinal dan Kurva Penawaran Masih ingatkah anda dengan definisi/arti kurva penawaran? Untuk mengingatkan kembali baiklah dinyatakan sekali lagi definisi tersebut. Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan perkaitan diantara harga sesuatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Dalam bagian ini akan diterangkan bahwa semenjak ia memotong kurva AVC, kurva biaya marjinal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan
  • 20. sempurna, adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Kurva MC perusahaan tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran, yaitu ia menggambarkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi produksi (barang yang ditawarkan) perusahaan tersebut. Untuk melihat buktinya, perhatikanlah Gambar 11.7. 22 1) Kurva Penawaran Perusahaan Dalam gambar (i) ditunjukkan keseimbangan suatu perusahaan pada berbagai tingkat harga. Pada permulaannya dimisalkan tingkat harga di pasar adalah P1. Pada harga ini titik minimum AVC adalah sama dengan harga. Maka perusahaan dalam keadaan “menutup perusahaan”. Tetapi katakanlah bahwa ia tidak ingin menutup perusahaan, ia akan terus memproduksi. Untuk meminimumkan kerugiannya perusahaan akan memproduksi pada keadaan di mana MC=MR. keadaan itu tercapai pada titik E1, maka pada harga P1 perusahaan akan menghasilkan barang sebanyak Q1. Sekiranya harga menjadi P2 perusahaan akan menyesuaaikan tingkat produksinya dengan perubahan ini. Untuk meminimumkan kerugiannya sekali lagi ia akan memproduksi pada keadaan dimana MC=MR, dan pada harga P2 ini akan tercapai pada titik E2. Maka pada harga P2 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q2. Pada harga P3 dan P4 perusahaan telah memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh karena
  • 21. pada harga P3 keadaan dimana MC=MR dicapa pada E3 dan pada harga P4 dicapai pada E4, maka untuk memaksimumkan keuntungan, pada harga P3 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q3 dan pada harga P4 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q4. Dalam gambar (ii) ditunjukkan kembali titik-titik keseimbangan yang terdapat dalam gambar (i). titik A menggambarkan keadaan yang ditunjukkan oleh E1, yaitu pada harga P1 perusahaan akan memproduksi dan menjual sebanyak Q1. Titik-tik B, C, dan D berturut-turut menunjukkan keadaan yang digambarkan oleh E2, E3 dan E4. Maka kurva S-S, yaitu kurva yang digambarkan melalui titik A,B,C dan D adalah kurva penawaran dari perusahaan tersebut karena ia menggambarkan perkaitan diantar tingkat harga dengan jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan perusahaan tersebut di pasar. 23 2) Kurva Penawaran Industri Kurva penawaran dari suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri itu. Bagaimana kurva penawaran suatu industri diperoleh atau diwujudkan dapat diterangkan dengan menggunakan suatu contoh sederhana, yaitu seperti yang dikemukakan dalam Gambar 11.8. Dimisalkan suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi tiga buah perusahaan: Perusahaaan A, perusahaan B dan perusahaan C. Kurva penawaran masing-masing perusahaan, yang terbentuk berdasarkan biaya marjinal perusahaan tersebut, digambarkan oleh kurva SA, SB dan SC dalam Gambar 11.8 (i) hingga 11.8 (iii). Berdasarkan kepada kurva-kurva ini, dalam Gambar 11.8 (iv) dibentuk kurva penawaran dari industri tersebut. Pada harga P1 hanya perusahaan C yang akan memproduksi dan menawarkan barang, yaitu sebanyak 14 unit. Titik K menggambarkan keadilan ini. Pada harga P2 perusahaan A dan C akan menawarkan barang di pasar, yaitu sebanyak 33 unit (15 unit diproduksikan oleh perusahaan A dan 18 unit oleh perusahaan C). Keadaan ini ditunjukkan oleh titik L. Pada harga P3 dan P4 ketiga perusahaan akan menawarkan barangnya ke pasar. Jumlah penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23 + 14 + 24) dan ini digambarkan oleh titik M. Sedangkan jumlah penawaran pada harga P4 adalah 90 unit (38 + 18 + 34) dan ia digambarkan oleh titik N. Dengan menghubungkan titik K, L, M dan N terbentuk kurva SS yang menunjukkan penawaran industri atau
  • 22. penawaran barang yang berlaku di pasar persaingan sempurna tersebut – yang terdiri dari gabungan penawaran ketiga perusahaan diatas. 24 2.7 Operasi Perusahaan dan Industri Dalam Jangka Panjang Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa perubahan tertentu yang di dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan. Perusahaan dapat menambah
  • 23. faktor-faktor produksi yang di dalam jangka pendek adalah tetap jumlahnya. Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi engeluarkan biaya tetap. Semuanya adalah biaya berubah. Seterusnya keadaan dalam industri juga mengalami perubahan, yaitu perusahaan-perusahaan baru akan memasuki industri dan beberapa perusahaan lama yang tidak efisien akan gulung tikar dan meninggalkan industri. Perubahan seperti ini tidak berlaku dalam jangka pendek. Telah dinyatakan, apabila sesuatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya, ia tidak akan membubarkan usahanya tetapi hanya akan menghentikan kegiatan produksinya. Perubahan lain yang mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah kemajuan teknologi, kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga-harga umum (inflasi). Perubahan ini akan mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan. Dengan adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut 25 keadaan dalam perusahaan dan dalam industri akan mengalami perubahan. Analisis dalam bagian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penyesuaian-penyesuaian yang berlaku menimbulkan perubahan dalam keadaan di pasar. Dua keadaan berikut akan diperhatikan :  Keadaan yang wujud apabila permintaann bertambah.  Keadaan yang wujud apabila permintaan berkurang. Efek perubahan-perubahan lainnya, yang akan mempengaruhi biaya produksi, akan diterangkan pada bagian yang kemudian dari bab ini. 1) Perubahan Akibat Kenaikan Permintaan
  • 24. Kurva permintaan dan penawaran yang ditunjukkan dalam Gambar 11.9 (ii) menggambarkan permintaan dan penawaran dalam industri (pasar) dan dimisalkan industri terdiri dari 1000 perusahaan. Pada permulaannya permintaan dalam pasar adalah D0 dan penawaran adalah S0. maka harga pasar adalah P0 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 4000 unit. Karena ada 1000 perusahaan, dan setiap perusahaan mempunyai kurva biaya yang sama, maka setiap perusahaan akan menghasilkan 40 unit. Gambar 11.9 (ii) menunjukkan bahwa pada harga P0 perusahaan mendapat untung normal. Dalam masa berikutnya misalkanlah permintaan bertambah dari D0 menjadi D1. akibatnya harga naik menjadi P1 dan jumlah yang ditawarkan di pasar bertambah 48000. setiap perusahaan memproduksikan 48 unit. Dapat dilihat dalam Gambar 11.9 (i) bahwa kenaikan harga dari P0 menjadi P1 menyebabkan setiap perusahaan mendapat keuntungan melebihi normal. Hal ini merupakan daya penarik kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Kemasukan itu akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal ini tidak wujud lagi. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan terus berlangsung sehingga penawaran telah menjadi S1 dan harga menjadi P0 kembali. Sekarang jumlah barng yang diperjualbelikan telah menjadi 60000 unit sedangkan setiap perusahaan memproduksi sebanyak seperti pada keadaan permulaan, yaitu 40 unit. Berarti jumlah perusahaan yang ada dalam industri telah menjadi 1500. 26 2) Perubahan Yang Diakibatkan Oleh Kemerosotan Permintaan Sekarang kita akan memperhatikan keadaan yang sebaliknya dari yang diterangkan di atas, yaitu penyesuaian yang berlaku dalam perusahaan dan industri apabila terjadi pengurngan permintaan. Keadaan permulaannya dan penyesuaian yang berlaku sebagai akibat pengurangan perimntaan tersebut digambarkan dalam Gambar 11.10. pada mulanya pemisalan yang digunakan dalam uraian sebelum ini digunakan juga di sini, yaitu permintaan adalah D0 dan penawaran S0. dengan demikian harga adalah P0 dan jumlah barang yang diperjualbelikan 40000 unit. Juga dimisalkan dalam industri terdapat 1000 perusahaan, maka setiap perusahaan menghasilkan 40 unit. Gambar 11.10 (i) menunjukkan bahwa dengan pemisalan-pemisalan di atas perusahaan hanya mendapat untung normal.
  • 25. Sekarang misalkan permintaan dalam pasar turun dari D0 menjadi D1. perubahan ini menyebabkan harga turun dari P0 menjadi P1, yang selanjutnya menyebabkan jumlah barang yang diperjualbelikan turun dari 40000 unit menjadi 34000 unit. Dengan demikian setiap perusahaan memproduksikan sebanyak 34 unit. Harga yang baru (P1) adalah lebih rendah dari biaya rata-rata yang paling minimum. Oleh karenanya setiap perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi dari keadaan ini sebagian perusahaan menghentikan kegiatannya. Jumlah barang yang ditawarkan semakin lama semakin berkurang, dan sedikit demi sedikit harganya mengalami kenaikan kembali. Pada akhirnya penawaran adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva S1 dan penawaran yang seperti itu menyebabkan harga kembali menjadi P0. sekarang jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar hanya sebanyak 2800, sedangkan setiap perusahaan telah kembali menghasilkan sebanyak 40 unit. Dengan demikian jumlah perusahaan telah berkurang, yaitu dari pada mulanya berjumlah 1000 sekarang hanya terdapat sebanyak 2800/40 = 700 perusahaan. 27 3) Keuntungan Jangka Panjang: Untung Normal Dua keadaan yang baru saja diuraikan di atas menunjukkan bahwa di dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin memperoleh
  • 26. keuntungan luar biasa (melebih normal). Keuntungan luar biasa akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Kemasukan mereka akan menambah penawaran, dan seterusnya pertambahan penawaran ini akan menurunkan harga. Penyesuaian seperti ini akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi keuntungan yang melebihi normal. Juga keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian adalah merupakan keadaan yang sementara. Kerugian mendorong beberapa perusahaan untuk mengundurkan diri dari industri tersebut. Penawaran barang akan menjadi semakin berkurang dan menyebabkan kenaikan harga. Penawaran yang semakin berkurang dan harga yang semakin naik akan terus berlangsung sehingga perusahaan-perusahaan akan mengalami keuntungan normal kembali. Kedua-dua keadaan di atas jelas menunjukkan bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk memperoleh keuntungan normal saja. 28 2.8 Kurva Penawaran Industri Dalam Jangka Panjang Dalam jangka panjang faktor-faktor produksi dapat ditambah dan teknologi berkembang. Perubahan seperti ini mengurangi biaya produksi. Tetapi di samping itu harga-harga faktor produksi dapat mengalami kenaikan dan inflasi berlaku dalam ekonomi. Kedua keadaan ini – yaitu kenaikan harga faktor produksi dan inflasi, seterusnya akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Telah diterangkan bahwa biaya produksi penting peranannya dalam menentukan penawaran. Maka perubahan-perubahan biaya produksi dalam jangka panjang akan mempengaruhi kurva penawaran. Berdasarkan kepada sifat perubahan biaya produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran industri dalam pasar persaingan sempurna dapat dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu yang dipengaruhi biaya produksi yang bersifat :  Biaya jangka panjang yang tidak berubah.  Biaya jangka panjang yang semakin meningkat.  Biaya jangka panjang yang semakin sempurna. 1) Industri Biaya Tetap Dalam uraian dengan menggunakan Gambar 11.9 dan dan 11.10 telah ditunjukkan bahwa permintaan dapat mengalami kenaikan atau penurunan.
  • 27. Perubahan ini menyebabkan penyesuaian ke atas kurva penawaran. Pada akhirnya interaksi di antara permintaan yang telah mengalami perubahan dengan penawaran yang menyesuaikan dengan perubahan permintaan tersebut akan menyebabkan harga tetap sebesar P0. proses penyesuaian yang digunakan dalam Gambar 11.9 dan 11.10 dapat juga diterangkan dengan menggunakan Gambar 11.11 dengan cara yang baru ini dapat pula ditunjukkan penawaran jangka panjang dalam industri. Gambar 11.11 (i) menunjukkan perubahan biaya dalam perusahaan, dan Gambar 11.11 (ii) menunjukkan kurva penawaran jangka panjang dalam industri. Pada mulanya permintaan dalam pasar adalah D0 dan harga (yang ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran) adalah P0. maka titik E0 adalah titik keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 40000 unit. Kemudian dimisalkan permintaan naik menjadi D1 dan ini menyebabkan kenaikan harga. Tetapi setelah proses penyesuaian berlangsung pada akhirnya harga kembali ke tingkat P0. dengan demikian titik E1 adalah titik keseimbangan yang baru dalam industri, dan dalam keadaan yang baru ini jumlah barang yang 29
  • 28. diperjualbelikan adalah 60000 unit. Sesudah itu dimisalkan permintaan turun menjadi D2. Sebelum ada penyesuaian dalam penawaran jangka pendek harga turun di bawah P0. Tetapi akhirnya, sebagai akibat dari penawaran yang berkurang harga kembali ke tingkat P0. Maka E2 merupakan tingkat keseimbangan yang berikut, dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 28000 unit. Kalau dibuat garis melalui E0, E1, dan E2 diperolehlah garis SS yang sejajar dengan sumbu datar. Garis ini adalah kurva penawaran jangka panjang yang wujud dalam industri apabila biaya produksi tidak mengalami perubahan di dalam jangka panjang. Bahwa biaya produksi perusahaan adalah tetap di dalam jangka panjang ditunjukkan oleh Gambar 11.11 (i). Di dalam jangka panjang kurva AC dan MC mengalami perubahan. 30 2) Industry Biaya Meningkat Memisalkan bahwa biaya produksi adalah tetap dalam jangka panjang kuranglah mendekat kenyataan yang sebenarnya wujud. Pada umumnya di dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami kenaikan biaya produksi. Hal ini terutama disebabkan oleh harga-harga faktor produksi yang semakin bertambah tinggi. Bagaimana kenaikan biaya produksi akan mempengaruhi kurva penawaran jangka panjang dalam industri ditunjukkan dalam Gambar 11.12. Bagian (i) menunjukkan perubahan biaya dalam industri dan bagian (ii) menunjukkan bentuk kurva penawaran jangka panjang. Misalkan pada mulanya permintaan adalah D0 dan harga pasar adalah P0. Maka keseimbangan adalah pada E0 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 30000 unit. Kurva biaya rata-rata dan marjinal adalah AC0 dan MC0, dan setiap perusahaan menghasilkan 50 unit. Berarti jumlah perusahaan adalah adalah 30000 / 50 = 600 perusahaan. Selanjutnya katakanlah permintaan bertambah menjadi D1. Perusahaan akan menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dann menyebabkan kenaikan harga faktor produksi dan biaya produksi. Pada keseimbangan berikutnya biaya rata-rata dan marjinal mencapai AC1 dan MC1, maka harga cenderung untuk mencapai P1. dengan demikian E1 adalah keseimbangan dalam industri dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 42000 unit. Masing-masing perusahaan akan menghasilkan sebanyak 60 unit. Sekarang jumlah perusahaan dalam industri adalah 42000 / 60 = 700 perusahaan. Kita misalkan lebih lanjut bahwa permintaan akan bertambah lagi dan menyebabkan perusahaan-
  • 29. perusahaan menambah penggunaan faktor produksi. Perubahan ini ditunjukkan oleh AC2 dan MC2. Maka harga cenderung untuk mencapai P2. Dalam keadaan seperti ini keseimbangan dalam pasar akan dicapai pada E2 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 60000 unit. Karena setiap perusahaan menghasilkan 80 unit, maka jumlah perusahaan dalam industri sekarang adalah 60000 / 80 = 750 perusahaan. Dengan menarik garis yang melalui E0, E1, dan E2 akan diperoleh kurva penawaran jangka panjang dalam industri, yaitu kurva SS. Kurva itu naik dari kiri bawah ke kanan atas, dan ini menggambarkan bahwa dalam jangka panjang semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, semakin tinggi biaya produksi per unit. 31 3) Industri Biaya Menurun
  • 30. 32 2.9 Kelebihan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna Kelebihan :  Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah  Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal).  Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.  Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi kerugian atau kekecewaan.  Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.  Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen.  Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.  Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.  Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-rendahnya.  Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi.  Kebebasan bertindak dan memilih
  • 31. 33 Kelemahan :  Kelemahan dalam hal konsumsi  Kelemahan dalam pengembangan teknologi  Konflik efisiensi-keadilan  Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan sempurna, sedangkan sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.  Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi kesejahteraan optimum konsumen.  Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen  Pasar persaingan sempurna tidak mendorong inovasi  Pasar persaingan sempurna menimbulkan budaya social  Pasar persaingan sempurna membatasi pilihan konsumen  Biaya dalam persaingan sempurna cenderung lebih tinggi  Distribusi pendapatan tidak merata