SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 75
Baixar para ler offline
LAPORA PRAKTI KERJA LAPANG
            AN     IK


   LISIS PERA
ANAL        AMALAN TOTAL DAY LISTRIK
                   T       YA      K(VA)
  BE
   ERDASARK KAN DATA JUMLAH PELANGGA
                            P      AN
MENG
   GGUNAKA FUNGSI TRANSFER SINGLE I
            AN              R      INPUT

Studi K
      Kasus : PT PLN (perser Distribu Jawa
                  P        ro)       usi     Ti
                                              imur Area
              Pela
                 ayanan & Ja
                           aringan Ked
                                     diri



                       Ol
                        leh:
               SITI CHOIR
               S        RUN NISAK
                                K
                   0710950042-95




         PROG
            GRAM STU STATIS
                     UDI     STIKA
           JU
            URUSAN MA ATEMATIK
                             KA
FAKUL
    LTAS MATEEMATIKA DAN ILMU PENGETA
                             U      AHUAN
                   ALAM
          UNIIVERSITAS BRAWIJA
                      S      AYA
                  MALLANG
                    20
                     010
LEMBAR PENGESAHAN
                 Laporan Praktik Kerja Lapang
                       Analisis Peramalan
   Total Daya Listrik(VA) Berdasarkan Data Jumlah Pelanggan
           Menggunakan Fungsi Transfer Single Input

              PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur
              Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri


                                 Oleh:
                          Siti Choirun Nisak
                            0710950042-95

                     Diperiksa dan Disetujui oleh :

   Dosen Pembimbing,                           Pembimbing Lapang,




Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., MAgr.                 Soedarto
  NIP. 194703271974121001                         NIP. 7594061-J


                             Mengetahui,
                      Ketua Jurusan Matematika




                       Dr. Agus Suryanto, MSc
                       NIP. 19690807199412100
Analisis Peramalan
   Total Daya Listrik(VA) Berdasarkan Data Jumlah Pelanggan
           Menggunakan Fungsi Transfer Single Input

                             ABSTRAK

Siti Choirun Nisak, 0710950042. Laporan Praktek Kerja Lapang di
PT PLN (Persero) Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri.
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Loekito Adi Suhono, MAgr.

          Model fungsi transfer merupakan salah satu model time series
yaitu gabungan pendekatan regresi dan time series (ARIMA) untuk
errornya. Analisis ini merupakan salah satu alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan jika terdapat lebih dari satu deret berkala,
dimana keadaan ini sering disebut multivariate time series dalam ilmu
statistik.  Tujuan utama pemodelan fungsi transfer adalah untuk
menetapkan model sederhana yang dapat digunakan untuk meramalkan
deret output berdasarkan deret input pada masa mendatang. PT PLN
(persero) APJ Kediri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Dalam meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap loyalitas perusahaan, perlu dilakukan upaya-upaya
yang dapat mencapai kepuasan konsumen. Salah satu faktor yang
mempengaruhi daya listrik adalah jumlah pelanggan. Tujuan dari
laporan PKL ini adalah untuk memodelkan fungsi transfer satu deret
input dan satu deret output pada data jumlah pelanggan dan total daya
listrik (VA). Berdasarkan variabel-variabel tersebut diperoleh model
fungsi transfer(1,0,1)(0,1). Dari model tersebut diperoleh peramalan
data mulai Juli 2010 sampai dengan Juni 2012. Hasil peramalan tersebut
dapat dijadikan bahan acuan untuk membuat target persediaan daya
energi listrik agar konsumen terpuaskan dengan pelayanan yang
diberikan PT PLN (persero) APJ Kediri.


Kata kunci : time series, fungsi transfer, single input, output, daya
             listrik(VA), jumlah pelanggan
KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang di PT PLN (persero) Distribusi
Jawa Timur APJ Kediri dapat terselesaiakn dengan baik.
    Dalam penulisan ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bpk. Prof. Dr. Ir. Loekito MAgr. selaku dosen pembimbing atas
    waktu dan bimbingan konsultasi yang telah diberikan.
2. Dr. Agus Suryanto, M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematika
    Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
3. Bpk. Sudarto selaku pembimbing lapang di PT PLN (persero) APJ
    Kediri atas masukan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan.
4. Pimpinan dan seluruh pegawai PT PLN (persero) APJ Kediri
    khusunya Bagian Perencanaan atas bantuan dan semangat yang
    telah diberikan.
5. Kedua orang tua, kakak, adik-adik tercinta dan Mas AnjaQ untuk
    kasih sayang dan semangat yang selalu diberikan.
6. Teman-teman Statistika angkatan 2005,2006 & 2007 atas perhatian,
    dukungan dan kehangatan persahabatan yang tiada tara.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
    PKL .
    Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini masih kurang sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penulisan yang lebih baik. Semoga laporan PKL ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususmya PT PLN
(persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri .
                                       Malang, November 2010




                                                 Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                        Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................. .             i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................                    ii
ABSTRAK ............................................................................     iii
KATA PENGANTAR ...........................................................               iv
DAFTAR ISI ..........................................................................    v
DAFTAR TABEL ..................................................................          vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................              vii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................                viii
BAB I. PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang ........................................................        1
    1.2. Tujuan .....................................................................   2
         1.2.1. Tujuan Umum ...............................................             2
         1.2.2. Tujuan Khusus ..............................................            2
    1.3. Manfaat ...................................................................    2
    1.4. Batasan Masalah......................................................          3
BAB II. TINJAUAN UMUM DAN PERMASALAHAN
    2.1. Tinjauan Umum .. ..................................................            4
         2.1.1. Sejarah Singkat dan Profil PT PLN (persero)
                APJ Kediri ......................................................       5
         2.1.2. Lokasi ............................................................     6
         2.1.3. Struktur Orgnisasi .........................................            6
         2.1.4. Visi dan Misi ................................................          6
         2.1.5. Kinerja dan Pelayanan PT PLN (persero)
                APJ Kediri ......................................................       6
         2.1.6. Jenis-Jenis Tarif Dasar Listrik (TDL) ............                      8
    2.2. Permasalahan dan Ide Pemecahan .........................                       8
         2.2.1. Permasalahan .................................................          8
         2.2.2. Ide Pemecahan Masalah .................................                 9
    2.3. Tinjauan Statistika .................................................          10
         2.3.1. Analisis Deret Waktu ....................................               10
         2.3.2. Kestasioneran Deret Waktu ..........................                    10
                2.3.2.1 Stasioner Terhadap Ragam ................                       10
                2.3.2.2 Stasioner Terhadap Rata-rata .............                      11
         2.3.3. ACF(Autokorelation Function) .....................                      12
         2.3.4. PACF( Partial Autokorelation Function) .....                            12
         2.3.5. Metode Peramalan..........................................              13
         2.3.6. Autoregressive Integrated Moving Average ..                             15
2.3.6.1 Pemodelan ARIMA............................                       17
               2.3.6.2 Pemilihan Model Terbaik...................                        18
         2.3.7. Fungsi Transfer .............................................            19
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
    3.1. Hasil Kegiatan PKL di PT PLN APJ Kediri ...........                             31
    3.2. Pemodelan ARIMA(p,d,q)......................................                    31
         3.2.1 Plot Data ......................................................          31
         3.2.2 Kestasioneran Data.......................................                 32
         3.2.3 Identifikasi Model ARIMA Untuk Deret
                Input (Xt) ......................................................        33
         3.2.4 Pemutihan deret input dan deret output........                            34
         3.2.5 Pendugaan korelasi silang antara αt dan βt ...                            36
         3.2.6 Pendugaan nilai r,s,b ....................................                37
         3.2.7 Pendugaan langsung bobot respon impuls ...                                38
         3.2.8 Pengujian deret gangguan (nt) ......................                      39
         3.2.9 Pendugaan parameter fungsi transfer ...........                           40
         3.2.10 Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer ...                                42
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
    4.1. Kesimpulan .............................................................        44
    4.2. Saran .......................................................................   44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................              45
LAMPIRAN ...........................................................................     46
DAFTAR TABEL

                                                                      Halaman

Tabel 2.1 Nilai λ dan Bentuk-bentuk Transformasi............................11
Tabel 3.1 Model Tentatif ARIMA (p,d,q) Deret Input (Xt)...................33
Tabel 3.2 Diagnostik model ARIMA Deret Input (Xt)..........................34
Tabel 3.3 Nilai AIC model yang layak Deret Input (Xt)........................34
Table 3.4 Dugaan Langsung Bobot Respon Impuls...............................38
Tabel 3.5 Model Tentatif ARMA (p,q) Deret Gangguan.......................39
Tabel 3.6 Nilai AIC dari semua model yang layak Deret Gangguan.....39
Tabel 3.7 Diagnostik model fungsi transfer (0,0,1) (0,1).......................40
Tabel 3.8 Diagnostik model fungsi transfer (1,0,1) (0,1).......................40
Tabel 3.9 Pemilihan model terbaik fungsi transfer (r,s,b) (p,q)............41
Tabel 3.10 Hasil ramalan daya listrik berdasarkan data pelanggan.......42
DAFTAR GAMBAR


                                                                                  Halaman
Gambar 2.1 . Sistem TUL........................................................    7
Gambar 2.2 . Skema metode peramalan Box-Jenkins .............                      15
Gambar 2.3 . Konsep fungsi transfer .......................................        20
Gambar 3.1 . Plot Data Total Jumlah Pelanggan .....................                31
Gambar 3.2. Plot Data Total Daya Listrik (VA) .....................                32
Gambar 3.3. Plot ACF untuk αt ...............................................      35
Gambar 3.4. Plot ACF untuk βt ...............................................      36
Gambar 3.4 . Plot korelasi silang antara αt dan βt....................             37
DAFTAR LAMPIRAN


                                                          Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PLN (persero)
             Distribusi Jawa Timur APJ Kediri……………………...46
Lampiran 2. Data Jumlah Pelanggan (orang) dan Total Daya
             Listrik (VA) periode Januari 2006 sampai dengan
             Juni 2010……………………………………………….47
Lampiran 3. Kegiatan selama Praktik Kerja Lapang di PT PLN
            (persero) APJ Kediri pada tanggal 1 Juli 2010
            sampai 23 Juli 2010……………………………………...49
Lampiran 4. Transformasi Box-Cox, Plot ACF & Plot PACF
             Deret input ( Data Jumlah Pelanggan)………………….52
Lampiran 5. Transformasi Box-Cox, Plot ACF & Plot PACF
             Deret output ( Data Total Daya Listrik)………………...54
Lampiran 6. Pendugaan Parameter Deret Input (Xt) & Nilai
            AIC untuk model layak………………………………….56
Lampiran 7. Nilai deret αt dan βt serta nt Pemodelan Fungsi
            Transfer Data Jumlah Pelanggan dan Total Daya
             Listrik…………………………………………………...60
Lampiran 8. Nilai AIC untuk model layak Deret gangguan (nt)……...62
Lampiran 9. Pendugaan Parameter Fungsi Transfer yang terbentuk….64
Lampiran 10. Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer (1,0,1)(0,1)...66
BAB I
                         PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

        Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu kegiatan
   akademik kemahasiswaan untuk mempersiapkan tenaga profesional
   yang berkualitas dan berpotensi dalam pembangunan. Dalam
   menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
   pesat maka diperlukan wawasan dan pengetahuan yang lebih serta
   cara berpikir praktis dan logis untuk menghadapi dunia usaha yang
   semakin berkembang. Sasaran PKL adalah seluruh mahasiswa
   Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas MIPA,
   Universitas Brawijaya Malang.

         Statistika dapat diterapkan di berbagai bidang, baik bidang
   sosial, ekonomi, pemerintahan, jasa kesehatan maupun industri.
   Salah satu penerapan statistika di bidang pemerintahan, yaitu pada
   PT PLN         dalam hal meramalkan daya berdasarkan jumlah
   pelanggan sebagai informasi awal dalam persediaan kebutuhan
   listrik agar penggunaan listrik sesuai dengan ketersediaan listrik
   yang ada. Peramalan menggunakan fungsi transfer single input.
   Metode ini digunakan karena pada analisis terdapat dua data deret
   berkala yang diasumsikan kedua data tersebut saling berpengaruh
   (jumlah pelanggan mempengaruhi tingkat pasokan daya listrik).
   Dengan demikian, pihak PT PLN dapat memberikan pelayanan
   yang terbaik terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan listrik.

        Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang
   mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. PT PLN
   (persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan & Jaringan (APJ)
   Kediri merupakan salah satu perusahaan listrik yang menjadi sentral
   (pusat) dari pelayanan ketenagalistrikan di Kota Kediri. Sesuai
   dengan visi dan misi perusahaan maka PT PLN (persero) Area
   Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri berusaha meningkatkan mutu
   dan pelayanan pemenuhan kebutuhan listrik secara maksimal.
1.2 Tujuan

    1.2.1.Tujuan Umum

           Tujuan umum dari pelaksanaan PKL adalah mengetahui
     secara umum kondisi di PT PLN (persero) Area Pelayanan &
     Jaringan (APJ) Kediri sebagai perusahaan yang bergerak di
     bidang jasa pelayanan kebutuhan listrik dan sejauh mana
     penerapan metode statistika yang telah digunakan.

    1.2.2. Tujuan Khusus

           Menerapkan statistika inferensial dalam menjawab
     permasalahan utama yaitu meramalkan daya (VA) berdasarkan
     jumlah pelanggan dengan menggunakan model peramalan
     Transfer Function di PT PLN (persero) APJ Kediri untuk
     beberapa periode waktu mendatang.

1.3 Manfaat

   Setelah pelaksanaan PKL ini, dapat dilihat manfaat yang diperoleh
   mahasiswa, perusahaan, serta pihak universitas sebagai berikut:
   1. Mahasiswa mampu menerapkan lebih jauh ilmu yang telah
       diterima pada saat kuliah, terutama yang berkaitan dengan
       peramalan.
   2. PT PLN (persero) APJ Kediri mendapatkan kontribusi dari
       sudut pandang statistika mengenai metode peramalan untuk
       meramalkan jumlah kebutuhan energi listrik.
   3. Universitas Brawijaya khususnya Program Studi Statistika
       Jurusan Matematika FMIPA dapat menjalin kerja sama yang
       baik dengan pihak PT PLN (persero) APJ Kediri dan sebagai
       bahan masukan untuk mengevaluasi sejauh mana program /
       kurikulum pada saat perkuliahan yang telah diterapkan sesuai
       dengan kenyataannya di lapangan.
1.4 Batasan Masalah

   Dalam laporan PKL ini dibuat batasan masalah sebagai berikut :
   1. Metode peramalan yang dipakai adalah metode fungsi transfer
      single input.
   2. Data dibatasi hanya pada data jumlah pelanggan sebagai variable
      input dan jumlah daya (VA) sebagai variable output selama
      bulan Januari 2006 hingga Juni 2010 (54 bulan), terdapat pada
      lampiran 2. Data yang digunakan berasal dari laporan penjualan
      tenaga listrik versi Jatim perbulan yang di sebut sitem TUL-309
      PT PLN (persero) APJ Kediri.
BAB II
             TINJAUAN UMUM DAN PERMASALAHAN

2.1 Tinjauan Umum PT PLN (persero) APJ Kediri
   2.1.1 Sejarah Singkat PT PLN & Profil PT PLN (persero) APJ
         Kediri

               Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah
          BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di
          Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir
          abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan
          pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Direktur
          Utamanya adalah Dahlan Iskan, yang dilantik pada 23
          Desember 2009 menggantikan Fahmi Mochtar (yang menjabat
          sejak 2008). Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan
          umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM
          memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula
          hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
          berdirinya perusahaan swasta lainnya. Berikut ini peristiwa-
          peristiwa seiring berdirinya PT PLN :
          1. Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan
              Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak
              di bidang listrik, gas dan kokas.
          2. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan
              dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
              Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan
              Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
          3. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status
              Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum
              Listrik Negara (PLN).
          4. Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN
              ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
          5. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada
              sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan
              tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada
              bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan
              Umum        menjadi     Perusahaan    Perseroan   (Persero)
              (http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara).
          PT PLN (persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua
      aspek kelistrikan yang ada di Indonesia yang bergerak di bidang
jasa pelayanan listrik. Peran PT PLN yaitu berperan dalam hal
   menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
   akumulasi profit berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
   Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
   yang memadai dengan tujuan :

  1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil
     dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
  2. Mengusahakan        keuntungan      agar    dapat   membiayai
     pengembangan.
  3. Merintis kegiatan kegiatan usaha menyediakan tenaga listrik.
  4. Menyelengarakan usaha usaha lain yang menunjang penyediaan
     tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
     berlaku.

        Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur
   dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah
   administrasi propinsi Jawa Timur salah satunya yaitu Area
   Pelayanan & Jaringan Kediri yang melayani Kota Kediri, Kota
   Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten
   Blitar.Dari kedua kota dan ketiga wilayah kabupaten tersebut, Area
   Pelayanan & Jaringan Kediri membawahi sebelas Unit Pelayanan &
   Jaringan yaitu UPJ Kediri Utara, UPJ Blitar, UPJ Tulung Agung,
   UPJ gunut, UPJ Srengat, UPJ Pare, UPJ Wlingi, UPJ Sutojayan,
   UPJ Kediri Selatan, UPJ Kediri Barat, dan UPJ Campur Darat.

2.1.2 Lokasi

          PT PLN (persero) APJ Kediri berlokasi di Kota Kediri,
   tepatnya di Jalan Jendral Basuki Rakhmat Nomor 1. Lokasi ini
   cukup strategis karena berada di pusat Kota Kediri dan berdekatan
   dengan kantor pusat pemerintahan, lingkungan pendidikan serta
   lingkungan perdagangan.

2.1.3 Struktur Organisasi

           Struktur Organisasi merupakan hal terpenting dalam
     memanage kelancaran jalannya kegiatan pada suatu perusahaan.
     Struktur organisasi memberikan wewenang pada setiap bagian
     perusahaan untuk melaksanakan fungsi kinerja masing-masing.
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka masing-
     masing bagian dalam perusahaan tersebut dapat saling
     berkoordinasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
     kinerja yang dilakukan lebih efisien. Struktur organisasi PT PLN
     (persero) APJ Kediri dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.1.4 Visi dan Misi

           Visi PT PLN (persero) APJ Kediri adalah Diakui sebagai
     Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang, Unggul dan
     terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
           Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, maka pihak PT PLN
     (persero) APJ Kediri mempunyai misi:
     1. Menjalankan bisnis ketenagalistrikan dan bidang lain yang
         terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
         perusahaan, dan pemegang saham.
     2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
         kualitas kehidupan masyarakat.
     3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
         kegiatan ekonomi.
     4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.1.5 Kinerja dan Pelayanan di PT PLN (persero) APJ Kediri

            Kinerja PT PLN (persero) APJ Kediri dapat di nilai
     berdasarkan indikator-indikator sesuai dengan keputusan
     DIREKSI NO. : 031.K/DIR/2010 tanggal 1 Februari 2010 yaitu
     sebagai berikut :
       1. Perspektif Keuangan
       2. Perspektif Pelayanan Pelanggan
       3. Perspektif Bisnis Internal
       4. Perspektif Pembelajaran
             Dari perspektif-perspektif tersebut dapat dinilai
     keberhasilannya sesuai dengan indikator yang terkait. Jika
     realisasi perusahaan sesuai dengan yang ditargetkan PT PLN
     (persero) Distribusi Jawa Timur, maka kinerja dapat dikatakan
     baik dan perlu dipertahankan.
            Pelayanan yang tersedia di PT PLN (persero) APJ Kediri
     dapat dijelaskan dengan sistem TUL (Tata Usaha Langganan)
     yang disajikan dengan pie-chart sebagai berikut :
fungsi TUL

                           Pengawasan  Pelayanan 
                            kredit F6 Pelanggan F1



                     Penagihan F5   TUL       baca Meter 
                                                  F2


                           Pembukuan      Buat 
                            Piutang F4 Rekening F3




                            Gambar 2.1 Sistem TUL

          Tata usaha langganan merupakan suatu proses bisnis yang
     meliputi prosedur, proses dan pengendalian administrasi yaitu
     dimulai dengan calon pelanggan mengajukan permohonan
     SL(sambung langsung) untuk pembuatan rekening dan proses
     penagihan yang merupakan sumber pendapatan PLN.
     Tujuan System TUL:
     1. Pintu gerbang pelayanan pelanggan
     2. Mata rantai kegiatan administrasi pelanggan
     3. Sumber pembukuan / akuntansi
     4. Proses untuk menciptakan pendapatan dari pemakaian tenaga
        listrik pelanggan / non pelanggan.

2.1.6 Jenis-Jenis Tarif Dasar Listrik (TDL)

           Tarif dasar listrik merupakan tarif yang dikenakan oleh
     PLN berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah kepada para
     pelanggan PLN seluruh Indonesia. Jenis-jenis TDL yaitu sebagai
     berikut :
     1. Tarif Rumah Tangga
     2. Tarif Sosial
3.   Tarif Bisnis
     4.   Tarif Industri
     5.   Tarif Pemerintah & PJU
     6.   Tarif Curah
     7.   Tarif Traksi
     8.   Tarif Multiguna

2.2 Permasalahan & Ide Pemecahan Masalah
2.2.1 Permasalahan

          Pada zaman sekarang, listrik merupakan kebutuhan vital bagi
     pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. PT PLN (persero) APJ
     Kediri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
     pemenuhan kebutuhan listrik. Oleh karena itu untuk
     meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap loyalitas
     perusahaan, maka dilakukan upaya-upaya yang dapat mencapai
     kepuasan konsumen dalam hal kebutuhan listrik.
          Setiap bulan, PT PLN (persero) APJ Kediri merekap data
     dari seluruh Unit yang berada di bawah control Area Pelayanan
     dan Jaringan Kediri. Diataranya yaitu data tentang jumlah
     pelanggan dan daya listrik dalam VA. Jumlah pelanggan
     mempengaruhi besarnya daya listrik yang harus disediakan pihak
     PLN. Permasalahan utama yaitu bagaimana model peramalan
     daya (VA) berdasarkan jumlah pelanggan sehingga dari hasil
     peramalan daya tersebut dapat digunakan bahan acuan untuk
     membuat target persediaan daya energi listrik ke depannya.
          Permasalahan utama tersebut muncul akibat semakin
     bertambahnya jumlah penduduk di wilayah Kediri sehingga
     berakibat semakin bertambah jumlah pelanggan PT PLN APJ
     Kediri. Hal ini menuntut pihak PLN untuk lebih efektif, cepat dan
     sesuai dalam pendistribusian daya listrik.

2.2.2 Ide Pemecahan Masalah

           Statistika dapat digunakan untuk meramalkan daya listrik
     (VA) berdasarkan jumlah pelanggan untuk beberapa bulan
     mendatang. Salah satu metode peramalan yang dapat digunakan
     adalah Transfer Function. Peramalan dilakukan karena daya
     listrik per bulan di PT PLN (persero) APJ Kediri dipengaruhi oleh
     jumlah pelanggan dan faktor-faktor lain yang disebut gangguan
(noise). Pengaruh dari jumlah pelanggan didistribusikan secara
     dinamis melalui periode-periode yang akan datang berdasarkan
     sebuah fungsi transfer, sehingga dapat diperoleh model yang
     dapat mengungkapkan bagaimana pengaruh jumlah pelanggan
     terhadap daya listrik pada bulan tertentu. Dengan begitu pihak
     PLN dapat membuat program kerja yang lebih terarah untuk
     setiap bulan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
     dan fasilitas yang diberikan oleh pihak PLN. Selain tersebut diatas
     juga dapat digunakan sebagai pembanding antara peramalan
     menggunakan program DKL yang digunakan perusahaan tentang
     gambaran total pasokan daya listrik seluruh pelanggan di masa
     mendatang sehingga pihak perusahaan dapat mengantisipasi dan
     mengambil langkah dalam rangka meminimumkan angka losses
     menjadi serendah mungkin. Program DKL yang dijalankan
     diperusahaan masih menggunakan perhitungan secara kasar dan
     peramalan yang didapatkan berdasarkan nilai tahunan sehingga
     peramalan fungsi transfer ini lebih memberikan informasi yang
     lebih informatif karena peramalan pada fungsi transfer dilakukan
     pada nilai bulanan.
          Untuk mengetahui data hasil ramalan daya listrik
     berdasarkan jumlah pelanggan dalam beberapa bulan mendatang,
     digunakan data mulai Januari 2006 hingga Juni 2010 (dapat
     dilihat pada Lampiran 2). Analisis yang dilakukan dengan metode
     Transfer Function menggunakan software Minitab 14, eviews 3
     dan SAS 6.12.

2.3 Tinjauan Statistika
  2.3.1 Analisis Deret Waktu

         Deret waktu adalah sekelompok nilai-nilai pengamatan yang
     diperoleh pada titik waktu yang berbeda dengan selang waktu
     yang sama dan barisan data diasumsikan saling berhubungan satu
     sama lain. Jadi model deret waktu adalah suatu model runtun
     waktu dimana observasi yang satu dengan yang lain saling
     berkorelasi (Box dan Jenkins, 1976). Menurut Cryer (1986), deret
     waktu adalah serangkaian data pengamatan yang disusun menurut
     waktu, dimana data pengamatan tersebut bersifat acak dan saling
     berhubungan secara statistika. Analisis data deret waktu pada
     dasarnya digunakan untuk melakukan analisis data yang
     mempertimbangkan pengaruh waktu.
2.3.2 Kestasioneran Data Deret Waktu

       Menurut Makridakis, dkk. (1999), stasioneritas berarti bahwa
   tidak terdapat pertambahan atau penurunan pada data dari waktu
   ke waktu. Data secara kasarnya harus horizontal sepanjang sumbu
   waktu. Dengan kata lain, fluktuasi data berada di sekitar suatu
   nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung pada waktu dan
   ragam dari fluktuasi tersebut tetap konstan sepanjang waktu.
   Deret waktu stasioner adalah deret yang ciri-ciri statistik dasarnya
   seperti rata-rata dan ragam tetap konstan sepanjang waktu (Hanke,
   dkk., 2003).

   2.3.2.1     Stasioneritas pada Ragam

             Data dikatakan stasioner pada ragam apabila fluktuasi
       data tidak terlalu besar dari waktu ke waktu. Sebagai upaya
       perbaikan terhadap data yang tidak stasioner pada ragam
       dapat dilakukan transformasi Box-Cox dengan bentuk
       transformasi sebagai berikut:
                                    Z tλ − 1
         T (Z t ) = Z    (λ )
                                =                           (2.1)
                                         λ
                        t

         dimana λ adalah parameter transformasi.
           Beberapa nilai λ dan bentuk transformasi yang
       berhubungan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

             Tabel 2.1 Nilai λ dan Bentuk Transformasi yang
                               Berhubungan
             Nilai λ        -1     -0.5      0      0.5     1
          Bentuk                    1          1
                                                    LnZ t   Zt      Zt
       Transformasi                 Zt         Zt

   2.3.2.2     Stasioneritas pada Rata-rata

         Data dikatakan stasioner pada rata-rata apabila pada plot
     autokorelasi, 95% dari data masuk ke dalam selang ± 2 .
                                                                         n
     Menurut Hanke, dkk., (2003), apabila datanya tidak stasioner
     pada rata-rata, maka dapat dikonversikan menjadi deret
stasioner melalui differencing (pembedaan), yaitu deret asli
        diganti dengan deret selisih. Jumlah differencing yang dilakukan
        untuk mencapai stasioner dinotasikan sebagai d. Bentuk
        pembedaan pertama (d = 1) adalah sebagai berikut :
             ∇Z t = Z t − Z t −1                          (2.2)
            Sedangkan bentuk pembedaan kedua (d = 2) adalah sebagai
        berikut
             ∇ 2 Zt = ∇Zt − ∇Zt −1                        (2.3)
            dimana:
        Zt       : pengamatan pada periode waktu ke-t,
        Z t −1   : pengamatan pada periode waktu ke-t-1,
        ∇Z t    : data hasil pembedaan pertama pada periode waktu
                ke-t,
        ∇Z t −1 : data hasil pembedaan pertama pada periode waktu ke-
                t-1,
        ∇ Z t : data hasil pembedaan kedua pada periode waktu ke-t.
          2


            Proses pembedaan dilakukan sampai data hasil pembedaan
        menunjukkan kondisi stasioner pada rata-rata dan autokorelasi
        sampel menghilang agak cepat (menurun secara eksponensial).

2.3.3   ACF(Autocorelation Function)

            Koefisien autokorelasi menyatakan hubungan antara nilai-
        nilai dari variabel yang sama tetapi pada periode waktu berbeda.
        Autokorelasi merupakan suatu alat penentu dari identifikasi pola
        dasar yang menggambarkan data. Autokorelasi dapat digunakan
        untuk mengidentifikasi apakah data bersifat acak, stasioner
        ataupun musiman (Arsyad, 1994).

            Menurut Hanke, dkk. (2003), autokorelasi adalah hubungan
        deret berkala dengan deret berkala itu sendiri dengan selisih
        waktu (lag) 0,1,2 periode atau lebih. Cryer (1986) menjelaskan
        bahwa koefisien fungsi autokorelasi ρ k dapat diduga dengan:
∑ (Z                   )(        )
                     t −k

                               t     − Z Z t −k − Z
              rk =   t =1                                      (2.4)
                             ∑ (Z                )
                               n
                                                 2
                                        t   −Z
                              t =1


        Keterangan dari persamaan 2.1:
        rk     : koefisien autokorelasi pada lag k
         Zt       : data pengamatan pada waktu ke-t
         Z        : rata-rata data pengamatan

2.3.4   PACF( Partial Autocorelation Function)

            Autokorelasi Parsial digunakan untuk mengukur tingkat
        keeratan hubungan linier antara data Zt dengan Zt + k apabila
        pengaruh dari time lag 1,2,…,k-1 dianggap terpisah
        (Makridakis dkk., 1999). Menurut Cryer (1986), taksiran dari
        PACF adalah berdasarkan koefisien autokorelasi pada
        persamaan Yule-Walker untuk k time lag, yaitu :

              ρ1 = φ k1 + φ k 2 ρ1 + ... + φ kk ρ k −1
              ρ 2 = φ k1 ρ1 + φ k 2 + ... + φ kk ρ k − 2
              ρ k = φ k1 ρ k −1 + φ k 2 ρ k − 2 + ... + φ kk

        sehingga didapatkan pendugaan nilai PACF sebagai berikut:
                            k −1
                 ρ k − ∑ φ k −1, j ρ k − j
                            j =1
        φ kk =              k −1
                                                               (2.5)
                   1 − ∑ φ k −1, j ρ j
                            j =1

        dengan φkj = φk −1, j − φkkφk −1, j − k , untuk j=1,2,…,k-1, dimana :
        φkk : koefisien autokorelasi parsial pada lag k
        ρ kk : koefisien autokorelasi parsial pada lag k yang diduga
              dengan rk
ρj     : koefisien autokorelasi parsial pada lag j yang diduga
             dengan rj
        ρ k − j : koefisien autokorelasi parsial pada lag (k-j) yang diduga
             dengan rk − j

2.3.5   Metode Peramalan

            Peramalan adalah aktivitas menghitung atau memprediksi
        beberapa kejadian atau kondisi yang akan datang. Dalam
        penerapan, model deret waktu seringkali dapat digunakan
        dengan mudah untuk meramal karena pendugaan masa depan
        dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel
        (Makridakis, dkk., 1999).
            Metode peramalan dengan model deret berkala terdiri dari:
        1. Metode pemulusan.
        2. Metode Box Jenkins.
        3. Metode proyeksi trend dengan regresi (Makridakis, dkk.,
        1999).
            Identifikasi merupakan langkah awal analisis deret berkala
        untuk menentukan metode analisis yang tepat. Identifikasi pola
        dilakukan dengan membuat plot data untuk mendapatkan
        gambaran kecenderungan dari data secara grafis. Dari plot data
        tersebut akan diketahui apakah data bersifat acak, mempunyai
        pola trend, mempunyai pola musiman, atau apakah data
        mempunyai pola siklus.
            Deret ber-trend didefinisikan sebagai deret waktu yang
        bersisi komponen jangka yang mewakili pertumbuhan atau
        penurunan disepanjang periode waktu. Teknik peramalan untuk
        data ber-trend digunakan ketika:
        1. Peningkatan produktifitas dan teknologi baru yang
            mengarah ke perubahan gaya hidup.
        2. Kenaikan populasi menyebabkan peningkatan permintaan
            atas barang dan jasa.
        3. Daya beli dolar mempengaruhi variabel ekonomi akibat
            inflasi.
        4. Meningkatnya permintaan pasar (Arsyad, 1994).
Teknik yang perlu dipertimbangkan ketika data berpola
        trend adalah rata-rata bergerak, pemuluasan eksponensial Holt,
        regresi linier sederhana, kurva pertumbuhan, model
        eksponensial, dan model ARIMA (metode Box-Jenkins).
            Box dan Jenkins (1976) telah mengembangkan suatu skema
        yang menggambarkan pendekatan metode ARIMA sehingga
        memudahkan dalam penerapannya sebagaimana terlihat pada
        Gambar 2.2.

              Tahap                          Rumuskan
              Identifikasi                kelompok model-
                                            model umum




                                           Penetapan model
                                          sementara (tentatif)




              Tahap                          Pendugaan
              Pendugaan dan                parameter pada
              Pengujian                    model sementara



                                             Pemeriksaan
                                          diagnosis (apakah
                                          model memadai?)


                                           Tidak
                                                     Ya


              Tahap                        Gunakan model
              Penerapan                    untuk peramalan



                 Gambar 2.2 Skema metode peramalan Box-Jenkins

2.3.6   Autoregressive Integrated Moving Average(ARIMA)
            Suatu proses dikatakan non-stasioner jika proses tersebut
        mempunyai rata-rata dan ragam yang tidak konstan untuk
        sembarang waktu pengamatan. Model deret waktu yang non-
        stasioner dapat dikatakan sebagai proses Auto Regressive
        Integrated Moving Average ordo (p,d,q) atau disingkat ARIMA
        (p,d,q), dimana: p adalah order dari parameter autoregresif , d
adalah besaran yang menyatakan berapa kali dilakukan
differencing pada proses sehingga menjadi proses yang
stasioner, dan q adalah order dari parameter moving average
(Box dan Jenkins, 1976).
     Pada kenyataannya, tidak semua observasi deret waktu
membentuk proses yang stasioner. Metode ARIMA dapat juga
digunakan untuk peramalan yang dikembangkan oleh Box
Jenkins. Metode ini menggunakan pendekatan iteratif pada
identifikasi suatu model yang mungkin dari model umum.
Model terpilih kemudian diperiksa terhadap data historis untuk
melihat apakah model ini akurat dalam menjelaskan deret
(Hanke, dkk., 2003).
     Cryer (1986) merumuskan beberapa model umum ARIMA
sebagai berikut:
     Model ARIMA(p,d,q)
     Wt = ∇ d Z t                                     (2.6)
    Wt = φ1Wt −1 + ... + φ pWt − p + at − θ1at −1 − ... − θ q at − q (2.7)

   Model ARMA(p,q)
    Zt = φ1Zt −1 + ... + φ p Zt − p + at − θ1at −1 − ... − θ q at − q (2.8)

   Model AR(p)
    Zt = φ1Zt −1 + φ2 Zt − 2 + ... + φ p Zt − p + at                (2.9)

   Model MA(q)
    Zt = at − θ1at −1 − θ 2at − 2 − ... − θ q at − q               (2.10)

   dimana:
      φ    = parameter autoregressive
     θ     = parameter moving average
     p = derajat autoregressive
     d     = derajat pembedaan (difference)
     q     = derajat moving average
     a t = galat acak (white noise)
   Pada prakteknya, nilai p dan q pada model ARIMA (p,d,q)
masing-masing jarang menggunakan nilai p dan q melebihi 2
(Hanke, dkk., 2003). Sedangkan untuk nilai d juga jarang
      menggunakan nilai selain 0, 1, atau 2, karena pada umumnya
      stasioneritas dapat dicapai dengan melakukan pembedaan
      berturut-turut sebanyak satu atau dua kali (Makridakis, dkk.,
      1999).
          Pendekatan       Box-Jenkins      menggunakan       strategi
      pembentukan iteratif yang terdiri dari pemilihan model awal
      (identifikasi model), estimasi koefisien model (pendugaan
      parameter), dan penganalisaan residual (pemeriksaan model).
      Jika diperlukan, model awal dimodifikasi dan proses diulangi
      sampai didapat residual yang memberikan indikasi bahwa tidak
      ada lagi modifikasi yang diperlukan. Sampai di sini, model yang
      sesuai dapat digunakan untuk meramal (Hanke, dkk., 2003).

2.3.6.1 Pemodelan ARIMA
          Untuk menentukan model dalam analisa deret waktu,
      banyak hal yang perlu diperhatikan. Box dan Jenkins (1976)
      secara efektif telah berhasil mencapai kesepakatan mengenai
      informasi yang diperlukan untuk memahami dan memakai
      model-model ARIMA untuk deret berkala univariate. Dari
      dasar pendekatan tersebut dirangkum dalam tiga tahap, yaitu:
   a. Identifikasi model
               Menurut Makridakis, dkk. (1999), langkah pertama
          yang penting dalam memilih suatu model deret waktu
          adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga
          metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.
          Jenis pola data tersebut antara lain:
      1. Pola Horizontal (H), terjadi apabila data berfluktuasi di
          sekitar nilai rata-rata yang konstan.
      2. Pola Trend (T), terjadi apabila terdapat kenaikan atau
          penurunan sekuler jangka panjang dalam data.
      3. Pola Musiman (S), terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh
          faktor musiman.
      4. Pola Siklis (L), terjadi bila data dipengaruhi oleh fluktuasi
          ekonomi jangka panjang.

   b. Pendugaan parameter
         Berdasarkan kenyataan bahwa parameter model mempunyai
      hubungan autokorelasi atau autokorelasi parsial, maka
pendugaan parameter-parameter ini dapat diperoleh dengan
       menyelesaikan hubungan tersebut, hubungan antara autokorelasi
       dan parameternya dinyatakan dalam persamaan Yule Walker
       (Persamaan 2.2) (Box dan Jenkins, 1976).
           Menurut Cryer (1986), terdapat beberapa metode untuk
       menduga parameter-parameter tersebut, yaitu metode momen,
       metode kuadrat terkecil, dan metode maximum likelihood.

   c. Diagnostik model
          Setelah nilai duga parameter ARIMA didapatkan, maka
      perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk membuktikan
      bahwa model layak digunakan. Pemeriksaan diagnostik model
      dapat diuji dengan Uji Kelayakan Model Ljung-Box (Q),
      dimana nilai statistik Q mengikuti distribusi χ k − m , dengan
                                                      2


      hipotesis:
           H o : Model Layak
           H 1 : Model Tidak Layak
           Rumus untuk statistik uji Q adalah:
                         K
                              rk2
           Q = n(n + 2 )∑                                    (2.11)
                        k =1 n − k
       dimana:
                n = banyak pengamatan
                 rk = koefisien autokorelasi sisa pada lag-k
                K = lag maksimum
                m = banyaknya parameter yang diduga dalam model.
            Keputusan terhadap hipotesis autokorelasi sisaan didasarkan
       apabila nilai Q ≤ χ k − m pada taraf nyata α atau p-value dari
                              2


       statistik uji Q lebih besar dari nilai α , maka model layak
       digunakan ( Cryer, 1986 ).


2.3.6.2 Pemilihan model terbaik
           Menurut Wei(1994), salah satu pemilihan model terbaik
       dari beberapa model yang sesuai dapat berdasarkan nilai AIC
       (Akaike Information Criterion ), dengan rumus :
)2
                        ( )
            AIC = nLn σ a + 2M                                (2.12)

           dimana:
           n     = banyaknya pengamatan efektif, yaitu banyaknya
                 pengamatan yang yang diikutkan dalam proses
                 pendugaan parameter.
            )2
           σ a = penduga Maximum Likelihood dari ragam sisaan..
           M = banyaknya parameter yang diduga dalam model
           Model terbaik adalah model yang memiliki nilai AIC
       terkecil.

2.3.7 Fungsi Transfer

         Analisis fungsi transfer merupakan salah satu alternatif untuk
     menyelesaikan permasalahan apabila terdapat lebih dari satu deret
     berkala, dimana keadaan ini sering disebut multivariate deret
     waktu dalam statistika.
a. Konsep fungsi transfer
        Menurut Makridakis dkk. (1999) model fungsi transfer adalah
   suatu model yang menggambarkan nilai dari prediksi masa depan
   dari suatu deret berkala (disebut deret output atau Yt) didasarkan
   pada nilai-nilai masa lalu dari deret itu sendiri (Yt) dan didasarkan
   pula pada satu atau lebih deret berkala yang berhubungan (disebut
   deret input atau Xt) dengan deret output tersebut. Model fungsi
   transfer merupakan fungsi dinamis yang pengaruhnya tidak hanya
   pada hubungan linier antara deret input dengan deret output pada
   waktu ke-t, tetapi juga pada waktu t+1, t+2, …, t+k. Hubungan
   seperti ini pada fungsi transfer dapat menimbulkan delai (waktu
   senjang) antara variable input dan variabel output.
        Wei (1994) menjelaskan bahwa di dalam fungsi transfer
   terdapat deret berkala output (Yt) yang diperkirakan akan
   dipengaruhi oleh deret berkala input (Xt) dan input-input lain yang
   digabungkan dalam satu kelompok yang disebut gangguan (noise)
   nt. Seluruh sistem merupakan sistem yang dinamis. Dengan kata lain
   deret input Xt memberikan pengaruhnya kepada deret output
   melalui fungsi transfer yang mendistribusikan dampak Xt melalui
   beberapa waktu yang akan datang. Hal ini dapat digambarkan
   seperti pada Gambar 2.2.
Deret input               Fungsi                  Deret Output
                         Transfer                 (Yt)


                    Seluruh pengaruh
                      lain, disebut
                    gangguan (noise),


              Gambar 2.3 Konsep fungsi transfer

    Tujuan pemodelan fungsi transfer adalah untuk menetapkan
model yang sedehana, yang menghubungkan Yt dengan Xt dan nt.
namun tujuan utama pemodelan jenis ini adalah untuk menetapkan
peranan indikator penentu (leading indicator) deret input dalam
rangka menetapkan variabel yang dibicarakan (deret output).
    Menurut Makridakis dkk. (1999) model fungsi transfer bivariat
ditulis dalam 2 bentuk umum, bentuk pertama adalah sebagai
berikut:
          Yt = v(B)Xt + nt                              (2.13)
    Dimana;
         Yt     = deret output
         Xt     = deret input
         nt     = Pangaruh kombinasi dari seluruh factor yang
                    mempengaruhi Yt , dan disebut dengan gangguan
                    (noise)
         v(B) = fungsi dari bobot respons impuls.
         v(B) = (v0 +v1B +v2B2 +….+vkBk), dimana k adalah orde
                    fungsi transfer.
         vk     = bobot respons impuls pada lag k.
         B      = operator mundur

    Orde fungsi transfer adalah k (menjadi orde tertinggi untuk
proses pembedaan) dan ini kadang-kadang dapat menjadi lebih
besar, sehingga model fungsi transfer dapat dituliskan dalam model
yang kedua sebagai berikut:
ω ( B)
              yt =          xt-b + nt                        (2.14)
                     δ ( B)
       atau
                     ω ( B)        θ ( B)
              yt =          xt-b +        at                 (2.15)
                     δ ( B)        φ ( B)
       dimana;
          ω(B)       = ω0 -ω1B - ω2B2-….-ωkBk
          δ(B)       = 1- δ1B- δ2B2-……..- δrBr
          θ(B)       = 1- θ1B- θ2B2-……..- θqBq
          φ(B)       = 1- φ1B- φ2B2-……..- φpBp
          yt         = nilai Yt yang telah ditransformasikan dan
                         dibedakan
           xt        = nilai Xt yang telah ditransformasikan dan
                         dibedakan
           at        = nilai gangguan acak
           r, s, p, q dan b adalah konstanta.

       Pernyataan θ(B) dan φ(B) menyatakan operator rata-rata
   bergerak atau moving average dan operator autoregresif (AR) untuk
   gangguan nt. Sedangkan untuk r,s,b menunjukkan penentuan
   parameter (parameterisasi) model fungsi transfer yang
   menghubungkan yt dengan xt dan p,q menunjukkan pembentukkan
   parameter dari model gangguan (noise model).
       Pembentukkan model fungsi transfer untk deret input (Xt) dan
   deret output (Yt) tertentu dalam bentuk data mentah meliputi 4 tahap
   utama dan beberapa sub utama dan beberapa sub tahap. Empat tahap
   utama tersebut yaitu identifikasi model fungsi transfer, penaksiran
   parameter model fungsi transfer, dan penggunaan model fungsi
   transfer untuk peramalan (Makridakis dkk., 1999).

b. Identifikasi model fungsi transfer
      Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam
   pengidentifikasian model fungsi transfer terdiri atas 8 tahap, yaitu :
   1. Mempersiapkan Deret Input dan Deret Output
          Makridakis dkk. (1999) menjelaskan tantang beberapa hal
      yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan deret input dan
      deret output adalah memeriksa :
a. apakah transformasi perlu dilakukan terhadap deret input
         dan deret output karena transformasi yang tepat dapat
         mengatasi ragam yang tidak stasioner,
   b. berapa tingkat pembedaan yang harus diterapkan untuk
         deret input dan deret output supaya menjadi stasioner,
   c. apakah pengaruh musiman pada deret input dan deret output
         perlu dihilangkan, karena menyebabkan nilai – nilai (r,s,b)
         menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jika tidak
         dilakukan pengujian terhadap musiman (walaupun bukan
         merupakan persyaratan dari fungsi transfer ).
         Dengan demikian, deret data yang telah ditransformasi dan
         telah sesuai disebut dengan xt dan yt.
2. Pemutihan Deret Input
         Menurut Makridakis dkk. (1999), deret input dapat dibuat
   lebih mudah diatur dengan pemutihan. Maksudnya adalah
   dengan menghilangkan seluruh pola yang diketahui sehingga
   yang tertinggal hanya white noise. Sebagai contoh, jika deret
   input dapat dimodelkan sebagai proses ARIMA, misalnya
   ARIMA (px,0,qx), maka dapat didefinisikan sebagai :
   φ x ( B) xt = θ x ( B)α t                           (2.16)
    dimana φ x ( B ) adalah operator autoregresif, θx(B) adalah
    operator rata-rata bergerak dan αt adalah galat acak yaitu white
    noise.
        Pemutihan deret input xt didapatkan melalui persamaan
    (2.17) yang diperoleh dengan mengubah persamaan (2.16)
    dengan menyusun kembali suku – sukunya, sebagai berikut:
           Φ x ( B)
    αt =            xt                              (2.17)
           θ x ( B)
   Deret αt inilah yang disebut dengan pemutihan deret input xt.
3. Pemutihan Deret Output
       Transformasi pemutihan untuk deret input xt seperti pada
   persamaan (2.17) harus diterapkan juga terhadap deret output yt
   untuk mempertahankan integritas hubungan fungsional karena
   fungsi transfer memetakan xt ke dalam yt seperti dalam skema
   berikut:
   Input (xt)         fungsi transfer         Output (yt)
⎛ Φ x ( B) ⎞                                             ⎛ Φ x ( B) ⎞
   Input ⎜
         ⎜           ⎟ xt
                     ⎟         fungsi transfer              Output ⎜
                                                                   ⎜          ⎟ yt
                                                                              ⎟
          ⎝ θ x ( B) ⎠                                             ⎝ θ x ( B) ⎠

       Makridakis dkk. (1999) menyatakan bahwa transformasi
   pada deret output yt tidak harus mengubah yt menjadi white
   noise. Deret yt yang telah diputihkan disebut dengan deret βt,
   yaitu:
                   ⎛ Φ x ( B) ⎞
             βt , = ⎜
                    ⎜         ⎟ yt                               (2.18)
                   ⎝ θ x ( B) ⎟
                              ⎠
4. Perhitungan Korelasi silang dan Autokorelasi untuk Deret Input
   dan Deret Output yang telah Diputihkan
       Abraham dan Ledolter (1983) menjelaskan, pada proses
   stasioner:
   a. E(Xt) = µxt, E(Yt) = µyt, ragam xt = σxt2 , ragam yt = σy2
   b. Fungsi autokovarian γx(k) = E(xt - µt)(xt+k – µt) dan γy(k) =
       E(yt - µt)(yt+k – µt) dengan time lag k.
   c. Kovarian silang antara x dan y pada lag k (γxy) dan kovarian
       silang antara y dan x (γyx) sebagai berikut:
       γxy (k)       = {(xt – µx)(yt+k – µy)}         (2.19)
       γyx (k)       = {(yt – µy)(xt+k – µx)}         (2.20)

       Oleh karena γxy (k) = E(xt – µx)(yt+k - µ) = E(yt+k – µy)(xt –
       µx) = γxy (-k) maka hanya perlu mendefinisikan satu fungsi
       γxy (k) untuk k = 0, ± 1, ± 2, … yang disebut sebagai fungsi
       kovarian silang antara x dan y pada lag k adalah

                        γ xy (k )
             Ρxy(k) =             , k = 0, ± 1, ± 2, …           (2.21)
                        σ xσ y

   Dan penduganya adalah
                                       C xy (k )
             ρ xy (k ) = rxy ( k ) =
             ˆ                                     , k = 0, ± 1, ± 2, …
                                        SxS y
                                                                 (2.22)
Di mana:

            ⎧ 1 n−k
            ⎪ n ∑ ( xt − &&&)( yt + k − &y&), k = 0,1,2,...
            ⎪ t =1
                          x              &
   Cxy(k) = ⎨ n                                             (2.23)
            ⎪ 1 ∑ ( xt − &&&)( yt + k − &y&), k = 0,−1,−2
                          x              &
            ⎪ n t =1− k
            ⎩

                          1 n
   Sx =   C xx (0) =        ∑ ( xt − &x&)2 , Cxx (0):ragam x
                          n t =1
                                      &

                                                            (2.24)
                         1 n
   Sy =   C yy (0) =       ∑ ( yt − &y&)2 , Cyy (0) : ragam y
                         n t =1
                                     &

                                                      (2.25)
   x = rata – rata deret input yang telah disesuaikan
    y = rata – rata deret output yang telah disesuaikan.
       Dengan demikian, korelasi silang antara deret input (αt) dan
   deret output (βt) yang telah diputihkan dan disesuaikan adalah
                         Cαβ (k )
            rαβ (k ) =                                          (2.26)
                          Sα S β
       Menurut Wei (1994), fungsi korelasi silang tidak hanya
   mengukur kekuatan hubungan, tetapi juga mengukur arah
   hubungan itu,sehingga untuk melihat hubungan antara deret
   input (Xt) dan deret output (Yt) secara grafik, perlu menghitung
   CCF (Cross Correlation Function), ρ x , y (k ) untuk kedua lag
   baik positif maupun negatif.
       Untuk deret input Xt yang telah diputihkan (deret αt)
   seharusnya tidak terdapat beberapa autokeralasi yang signifikan,
   tetapi pada deret output Yt yang telah diputihkan (deret βt)
   terdapat beberapa pola dan inilah yang diharapkan dari fungsi
   transfer (Makridakis dkk., 1999).
5. Penaksiran langsung bobot repons impuls
       Menurut Makridakis dkk. (1999), dasar pemikiran teoritis
   untuk mendapatkan penaksir bobot respons impuls berawal dari
   mengasumsikan b = 0 sehingga model fungsi transfer dapat
   ditulis sbb;
yt = v(B)xt + nt                      (2.27)
     Jika xt ditransformasi dengan φx(B)/θx(B) maka dari persamaan
     (2.27) diperoleh:
                    γ αβ (k ) ραβ (k ) xσ α σ β σ β
             vk =            =                 =    ραβ (k )     (2.28)
                      σα 2         σ αβ2
                                                 σα
     jadi, hanya suku vk yang terlihat karena αt-k bebas dari pengaruh
     αt lainnya.
          Dengan mensubstitusikan persamaan di atas, maka
     didapatkan bobot respons impuls (impulse response weights)
     sebagai berikut;
                    Sβ
             vk =         rαβ (k )       k = 0, 1, 2,…. (2.29)
                    Sα
     (Abraham dan Ledolter, 1983).

6.   Penetapan r, s, b untuk model fungsi transfer
         Tiga parameter kunci dalam membentuk model fungsi
     transfer adalah (r,s,b) dimana:
              r = derajat fungsi δ(B)
              s = derajat fungsi ω(B)
              b = keterlambatan yang dicatat dalam subskrip dari Xt-b
         Untuk mendapatkan nilai r, s, b merupakan suatu tugas
     peramal. Sehingga diperoleh persamaan berikut ini;
                          ω ( B)
             v( B) xt =          xt −b                  (2.30)
                          δ ( B)
         Jika pernyataan tersebut diperluas dan koefisien
     dibandingkan, akan diperoleh persamaan berikut ini;
     vk = 0                         untuk k ≤ b-1           (2.31a)
     vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r +ω0 untuk k = b              (2.31b)
     vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r +ωk-b untuk k = b+1,..., b+s (2.32c)
     vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r       untuk k ≥ b+s+1          (2.33d)

         Makridakis dkk.(1999), menyatakan bahwa jika berfikir
     secara intuitif tentang arti (r, s, b) maka:
     1. Nilai b menyatakan bahwa y tidak dipengaruhi oleh nilai xt
         sampai pada periode t+b atau yt = 0xt+0xt-1+0xt-2+ ...+ω0xt-b
2. Nilai s menyatakan untuk berapa lama deret output (y)
        secara terus menerus dipengaruhi nilai baru dari deret input
        (xt), atau yt dipengaruhi oleh nilai xt-b,xt-b-1,… xt-b-s
     3. Nilai r menyatakan bahwa yt berkaitan dengan nilai-nilai
        masa lalunya.

          Kenyataan-kenyataan ini biasanya disimpulkan ke dalam
     tiga bentuk prinsip petunjuk, yang ditunjukkan untuk membantu
     seorang peramal dalam menentukan nilai yang tepat untuk
     (r,s,b) yaitu sebagai berikut:
     a. sampai lag waktu ke-b, korelasi silang tidak akan berbeda
          nyata dari nol.
     b. untuk s time lag selanjutnya, korelasi silang tidak akan
          memperlihatkan adanya pola yang jelas.
     c. untuk r time lag selanjutnya, korelasi silang akan
          memperlihatkan suatu pola yang jelas.
          Wei (1994), memberikan suatu petunjuk dalam menentukan
     nilai r, s dan b yang jelas
     1. Untuk kasus r = 0, fungsi transfer hanya mengandung
          sejumlah bobot respons impuls yang dimulai dari vb = 0 dan
          vb+s = -ωs
     2. Untuk kasus r = 1, bobot respons impuls menunjukkan pola
          menurun secara eksponensial dari vb jika s = 0, dari vb+1 jika
          s =1 dan dari vb+2 jika s = 2.
     3. Untuk kasus r = 2, bobot respons impuls menunjukkan pola
          gelombang sinus teredam.

         Menurut Wei (1994), dalam praktek pada umumnya nilai r
     dan s tidak lebih dari 2, sehingga untuk nilai r dan s dipilih dari
     kombinasi r=0,1,2 dan s=0,1,2.

7.   Pengujian pendahuluan deret gangguan (noise series)
         Penaksiran langsung bobot respons impuls memungkinkan
     dilakukannya perhitungan nilai taksiran pendahuluan dari deret
     gangguan nt. Berdasarkan rumus (2.27) maka:
     nt = y t −v0 xt − v1 xt −1 − ... − v g xt − g (2.32)
     di mana g adalah nilai praktis yang dipilih oleh peramal.
8. Penetapan (pn, qn) untuk model ARIMA (pn, 0, qn) dari deret
      gangguan
          Makridakis dkk. (1999) menjelaskan bahwa penetapan
      parameter deret gangguan (p,q) dilakukan dengan menganalisa
      nilai-nilai nt menggunakan metode ARIMA bisa untuk
      menemukan apakah terdapat model ARIMA (pn, 0, qn) yang
      tepat untuk menjelaskan deret tersebut. Fungsi φ m ( B ) dan
        θ n (B) untuk deret gangguan nt diperoleh dengan metode
        ARIMA seperti pada bagian 2.3.6 untuk mendapatkan
        φ n ( B ) nt = θ n ( B ) a t                (2.33)

c. Penaksiran parameter model fungsi transfer
       Menurut Wei (1994), setelah melakukan identifikasi model
   fungsi transfer secara tentatif maka dilanjutkan dengan penaksiran
   parameter-parameter             model            fungsi       transfer yaitu
   δ = (δ 1 ,...,δ r )' ; ω = (ω0 , ω1 ,...,ω s )' ;φ = (φ1 ,...,φ p )' ;  dan
   θ = (θ1 ,...,θ q )' .
       Seperti penaksiran parameter pada model ARIMA, penaksiran
   parameter model fungsi transfer juga menggunakan metode
   Conditional Least Square. Makridakis dkk (1999) menyatakan
   bahwa tahap penaksiran parameter ini terbagi menjadi dua bagian
   yaitu taksiran awal dan iterasi dalam rangka mendapatkan taksiran
   yang lebih baik. Hal ini melibatkan sejumlah besar perhitungan dan
   penaksiran parameter sehingga biasanya dilakukan dengan
   komputer.
       Taksiran awal dari parameter – parameter fungsi transfer, δ
   dan ω, didapatkan berdasarkan persamaan (2.30) dan bentuk
   pengembangannya yaitu pada persamaan (2.31a) sampai (2.31d).
   Untuk taksiran awal parameter noise, φ dan θ , dapat dicari seperti
   pada bagian 2.3.6.

d. Diagnostik model
      Diagnostik model bertujuan untuk menguji apakah asumsi
   bahwa at merupakan white noise dan bebas terhadap deret input
   yang telah diputihkan dan disesuaikan, α t , telah terpenuhi. Jika
   asumsi ini terpenuhi maka model fungsi transfer yang telah diuji ini
merupakan model fungsi transfer yang layak digunakan untuk
peramalan (Wei,1994).
    Abraham dan Ledolter (1983) menyatakan bahwa model fungsi
transfer yang telah dipilih dapat menjadi model yang tidak layak
karena permodelan deret noise, pemodelan fungsi transfer, atau
kedua pemodelan ini yang salah, sehingga terdapat dua macam
pemeriksaan dan pengujian dalam diagnostik yaitu:
1. Pemeriksaan Korelasi Silang
         Menurut Makridakis dkk (1999) dalam proses perkiraan
    bobot fungsi transfer terdapat asumsi bahwa deret input yang
    telah diputihkan ( α t ) adalah bebas dari komponen noise (at).
    Wei (1994) menjelaskan bahwa untuk sebuah model fungsi
    transfer yang layak maka koefisien korelasi silang antara at
    dengan αt seharusnya tidak menunjukkan suatu pola tertentu
    dan berada diantara dua kesalahan standar 2(n-k)-1/2.
    Sebuah uji Ljung-Box dapat digunakan untuk mengetahui
    kelayakan model fungsi transfer di bawah hipotesis nol yaitu
    korelasi silang antara αt dan at tidak berbeda nyata dari nol,
    dengan statistik uji sebagai berikut :
                            2
                    K     rat ,αt (k )
    Q = m ( m + 2) ∑                                  (2.34)
                   k =0    m−k
    Dimana :
    m = n – t0 +1
    n = banyaknya pengamatan
    t0 = mx {p+r+1,b+p+s+1}
    K : lag maksimum
     rα ,a (k ) : Koefisien korelasi silang antara deret αt dan at pada
   lag k. Statistik Q menyebar mengikuti sebaran chi-kuadrat
   dengan derajat bebas (K+1-r-s). Jika Q lebih kecil dari χ2(k+1-r-s)
   maka dapat dikatkan bahwa model fungsi transfer sudah layak.
       Menurut Wei (1994), tahap pemeriksaan ini sangat penting
   dalam pemeriksaan diagnostik sehingga pemeriksaan korelasi
   silang harus dilakukan pertama sebelum memeriksa autokorelasi
   nilai sisa akhir.
2. Pemeriksaan Autokorelasi
       Box dan Jenkins (1976) menyatakan bahwa jika fungsi
   autokorelasi nilai sisa menunjukkan suatu pola dapat dikatakan
model fungsi transfer tidak cukup layak atau jika korelasi silang
       menunjukkan       ketidaklayakan    model      fungsi    transfer
       kemungkinan kerena kesalahan dalam mengidentifikasi model
       untuk noise (nt).
           Model untuk noise dikatakan layak jika koefisien ACF dan
       PACF dari noise tidak menunjukkan suatu pola tertentu (Wei,
       1994).
           Uji Ljung-Box digunakan untuk menguji kelayakan model
       noise di bawah hipotesis nol yaitu autokorelasi nilai sisa (at)
       tidak berbeda nyata dari nol, dengan menghitung statistik Q
       sebagai berikut:
                       K
                            rk2
       Q = m ( m + 2) ∑                                   (2.35)
                      k =1 m − k
       dimana;
       m = n – t0 +1
       rk = Koefisien autokorelasi at pada lag k
       t0 = max (p+r+1,p+s+1)
       K = lag maksimum
       m = jumlah parameter yang diduga dalam model.

           Statistik Q menyebar mengikuti sebaran chi-kuadrat dengan
       derajat bebas (K-p-q), dimana (p,q) merupakan parameter model
       noise. Jika nilai statistik Q lebih kecil daripada χ2(k-p-q) maka
       dapat dikatakan model untuk deret noise nt sudah layak.


e. Peramalan dengan fungsi transfer
       Wei (1994) menjelaskan, ketika Yt dan Xt stasioner dan
   dihubungkan dalam suatu model fungsi transfer:
              ω ( B) b          θ ( B)
       Yt =          B Xt +            at         (2.36)
              δ ( B)            φ ( B)
       Dan
       φ x ( B) X t = θ x ( B )α t                (2.37)
       Di mana ω ( B), δ ( B),θ ( B), φ ( B), φ x ( B), dan θ x ( B) adalah
   bentuk dari polinomial B. Deret at dan αt adalah deret white noise
   yang saling bebas dengan rata-rata nol masing-masing ragamnya
   adalah σ a dan σ α .
            2       2
Jika
            ω ( B) B bθ x ( B)
   u ( B) =                    = u 0 + u1 B + u 2 B 2 + ... (2.38)
             δ ( B)φ x ( B)
   Dan
                  θ ( B)
   ψ ( B) =              = 1 + ψ 1 B + ψ 2 B 2 + ...       (2.39)
                  φ ( B)
   Maka persamaan (2.36) dapat ditulis sebagai
   Yt = u ( B )α t + ψ ( B ) a t
           ∞                         ∞                     (2.40)
       =   ∑u α
           j =0
                       j   t− j   + ∑ψ j at − j
                                    j =0

   Di mana ψ 0 = 1, sehingga:
               ∞                           ∞
   Yt +1 = ∑ u jα t +1− j + ∑ψ j at +1− j                  (2.41)
             j =0                          j =0
   Jika
                   ∞                              ∞
   Yt (l ) = ∑ u * l + j α t − j + ∑ψ * l + j a t − j
    ˆ                                                      (2.42)
                  j =0                            j =0
     Akan menjadi ramalan yang optimal l periode ke depan dari
Yt +1 .
BAB III
                                   HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan PKL di PT PLN APJ Kediri

            Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT PLN APJ
     Kediri pada tanggal 1 Juli 2010 sampai 23 Juli 2010. Adapun
     kegiatan–kegiatan yang dilakukan selama PKL dapat dilihat pada
     lampiran 3. Secara umum, selama tiga minggu berada di kantor
     PLN dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing bagian
     sudah optimal dan baik. Tetapi dalam hal penerapan metode
     statistika, pihak PT PLN APJ Kediri belum menerapkan secara
     lebih intensif sehingga PT PLN (persero) APJ Kediri perlu
     menerapkan metode statistika agar lebih efisien dalam
     meramalkan data-data tersebut pada waktu mendatang.

3.2 Pemodelan ARIMA (p,d,q)
3.2.1 Plot Data

     Plot data total jumlah pelanggan(Xt) dan total daya listrik (VA)
     sebagai (Yt):

                                             Plot jumlah pelanggan
                      790000

                      780000

                      770000

                      760000
        total_plggn




                      750000

                      740000

                      730000

                      720000

                      710000
                               1    5   10   15   20    25   30      35   40   45   50
                                                         Index


                       Gambar 3.1 Plot Data Total Jumlah Pelanggan
Plot total daya listrik (VA)
              760000000

              740000000

              720000000

              700000000
      total




              680000000

              660000000

              640000000

              620000000

              600000000
                          1   5   10   15   20    25   30    35   40   45   50
                                                   Index



                   Gambar 3.2 Plot Data Total Daya Listrik (VA)

            Dari kedua plot diatas dapat dilihat bahwa pola data secara
      umum menunjukkan kecenderungan linier naik. Jadi, dapat
      dikatakan data belum stasioner pada rata-rata. Akan tetapi,
      varians data tidak terlalu besar sehingga dapat disimpulkan
      bahwa data telah stasioner terhadap ragam. Untuk membuktikan
      kestasioneran terhadap ragam dan nilai tengahnya maka
      dilakukan plot Box-Cox untuk melihat stasioneritas data terhadap
      ragam dan plot ACF untuk melihat stasioneritas data terhadap
      nilai tengah.

3.2.2 Kestasioneran Data

           Berdasarkan plot Box-Cox pada Lampiran 4, terlihat bahwa
      data total jumlah pelanggan (Xt) belum stasioner terhadap ragam.
      Hal ini ditunjukkan dengan nilai λ = -3.74, sehingga data perlu
      ditransformasi untuk mencapai stasioneritas terhadap ragam.
      Dari hasil transformasi I Box-Cox, diperoleh nilai λ = 1.00, ini
      menunjukkan bahwa data sudah stasioner terhadap ragam.
           Berdasarkan plot ACF pada Lampiran 4, terlihat bahwa data
      input(Xt) belum stasioner terhadap nilai tengah. Hal ini
      ditunjukkan dengan terdapat beberapa nilai ACF berada diluar
batas toleransi (± 2           ). Setelah dilakukan differencing satu
                                 n
      kali, data input(Xt) sudah stasioner terhadap rata-rata.
           Berdasarkan plot Box-Cox pada Lampiran 5, juga terlihat
      bahwa data total daya listrik (Yt) belum stasioner terhadap
      ragam. Hal ini ditunjukkan dengan nilai λ = -2.90, sehingga data
      perlu ditransformasi untuk mencapai stasioneritas terhadap
      ragam. Dari hasil transformasi I Box-Cox, diperoleh nilai λ =
      1.00, ini menunjukkan bahwa data sudah stasioner terhadap
      ragam.
           Berdasarkan plot ACF pada Lampiran 5, terlihat bahwa data
      output(Yt) belum stasioner terhadap nilai tengah. Hal ini
      ditunjukkan dengan terdapat beberapa nilai ACF berada diluar
      batas toleransi (± 2           ). Setelah dilakukan differencing satu
                                 n
      kali, data output(Yt) sudah stasioner terhadap rata-rata.

3.2.3 Identifikasi Model ARIMA Untuk Deret Input (Xt)

         Pemodelan ARIMA untuk deret input diawali dengan
     menentukan model sementara untuk deret input berdasarkan plot
     ACF dan PACF deret ini. Berdasarkan plot ACF dan PACF deret
     input maka dapat di tentukan model-model tentative yang sesuai
     dengan deret input yaitu:

           Tabel 3.1 Model Tentatif ARIMA (p,d,q)

        AR(p)         I(d)             MA(q)       ARIMA (p,d,q)
           0                 1           1              0,1,1
           0                 1           2              0,1,2
           1                 1           0              1,1,0
           1                 1           1              1,1,1
           1                 1           2              1,1,2

         Selanjutnya dilakukan diagnostik terhadap model ARIMA
     tersebut     untuk mengetahui kelayakan model. Hasilnya
     ditunjukkan pada lampiran 6 dan diringkas pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Diagnostik model ARIMA
              ARIMA
         no                         12      24      36      48     kesimpulan
              (p,d,q)
         1     0,1,1    p-value    0.292   0.084   0.108   0.119   Model layak
         2     0,1,2    p-value    0.210   0.025   0.056   0.097   Tidak layak
         3     1,1,0    p-value    0.145   0.032   0.062   0.079   Tidak layak
         4     1,1,1    p-value    0.199   0.045   0.074   0.102   Tidak layak
         5     1,1,2    p-value    0.475   0.189   0.223   0.202   Model layak

     Hasil dari pengujian menggunakan uji Ljung-Box dan plot ACF
     sisaan tersebut, yaitu terdapat 2 model yang sesuai atau layak
     digunakan untuk peramalan, karena didapatkan p-value>
     α = 0 , 05 . Sehingga dari kedua model tersebut, pilih model
     terbaik dengan memilih nilai AIC (Akaike Info Criterion) terkecil.
          Dari perhitungan menggunakan software EVIEWS 3.0,
     didapatkan nilai AIC sebagai berikut:
        Tabel 3.3 Nilai AIC model yang layak
            no model                Nilai AIC
            1.    ARIMA(0,1,1)         17.17875
            2.    ARIMA(1,1,2)         16.96429

           Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk masing-masing
     model tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model ARIMA
     (1,1,2) yang dipilih sebagai model terbaik dari data input.

3.2.4 Pemutihan deret input dan deret output

           Setelah didapatkan model ARIMA yang sesuai untuk deret
     input ARIMA (1,1,2) dengan persamaan model sebagai berikut:
               Xt= 1Xt-1 + at - θ1at-1 – θ2at-2
               Xt= 0.6684 Xt-1 + at - 0.4987at-1 - 0.4330at-2
     Atau dapat dituliskan dengan menggunakan fungsi backward(B):
               (1-0.6684B) Xt = (1-0.4987B - 0.4330B2) at
         Pemutihan deret input dilakukan untuk membentuk deret
     white noise, sehingga dibentuk persamaan:
                        (1 - 0.6684B)
          αt =                              Xt
                 (1 - 0.4987B - 0.4330B 2 )
Dengan demikian data deret αt merupakan data diferensi satu
        kali deret berkala jumlah pelanggan di PT PLN (Persero) APJ
        Kediri (Xt). Dengan mengikuti model ARIMA (1,1,2), maka
        pemutihan deret output menghasilkan persamaan:
                                    (1 - 0.6684B)
                     βt =                               Yt
                             (1 - 0.4987B - 0.4330B 2 )
            Dengan demikian data deret βt merupakan data diferensi satu
        kali deret berkala total daya listrik di PT PLN (Persero) APJ Kediri
        (Yt).
            Dari pemutihan untuk deret input dan deret output di atas,
        didapatkan nilai αt dan βt. Dapat dilihat pada lampiran 7. Deret αt
        yang sudah dibentuk diuji autokorelasi sisaannya untuk memastikan
        bahwa αt adalah deret white noise(rata-rata nol dan ragam konstan).

                                      Autocorrelation Function for alpha
                                   (with 5% significance limits for the autocorrelations)

                  1.0
                  0.8
                  0.6
                  0.4
Autocorrelation




                  0.2
                  0.0
                  -0.2
                  -0.4
                  -0.6
                  -0.8
                  -1.0

                         2     4      6     8   10    12    14     16   18   20    22   24   26   28   30
                                                                 Lag

                                          Gambar 3.3 Plot ACF untuk αt
Autocorrelation Function for betha
                                     (with 5% significance limits for the autocorrelations)

                      1.0
                      0.8
                      0.6
                      0.4
    Autocorrelation




                      0.2
                      0.0
                      -0.2
                      -0.4
                      -0.6
                      -0.8
                      -1.0

                             2   4      6    8    10    12    14     16   18   20    22   24   26   28   30
                                                                   Lag



                                       Gambar 3.4 Plot ACF untuk βt

       Berdasarkan Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 dapat disimpulkan
   bahwa αt dan βt merupakan white noise kerena nilai autokorelasinya
   berada dalam selang 2 n , selain itu juga dapat dilihat bahwa
   terdapat pola gelombang sinus teredam pada deret βt, hal ini
   bersesuaian dengan teori yang dikatakan oleh Makridakis dkk.
   (1999) yang menyatakan bahwa untuk deret input Xt yang telah
   diputihkan (deret αt) seharusnya tidak terdapat beberapa autokeralasi
   yang signifikan, tetapi pada deret output Yt yang telah diputihkan
   (deret βt) terdapat beberapa pola dan inilah yang diharapkan dari
   fungsi transfer.

3.2.5 Pendugaan korelasi silang antara αt dan βt
               Berikut adalah hasil perhitungan korelasi silang yang
           diperoleh dari output SAS 6.12. dilakukan korelasi silang antara
           deret αt dan βt.
Gambar 3.5 Plot korelasi silang antara αt dan βt

3.2.6 Pendugaan nilai r,s,b
        Berdasarkan nilai korelasi silang antara αt dan βt ,
   menunjukkan dengan jelas bahwa deret input menentukan deret
   output, terdapat penundaan satu bulan (sebelum α secara signifikan
   mempengaruhi β ), dan setelah empat bulan tenggang waktu
   berlangsung, α muncul tanpa dampak yang signifikan terhadap β .
   sehingga parameter b=1. Hal ini menunjukkan ada penundaan
   sebelum jumlah pelanggan mulai mempengaruhi daya listrik di PT
   PLN (Persero) APJ Kediri. Artinya, daya listrik pada bulan ke-t
   dipengaruhi oleh jumlah pelanggan sampai bulan ke-(t+1). Nilai r
   dapat ditentukan yaitu 0 dan 1 berdasarkan Wei(1994). Kemudian s
   dapat ditentukan sebesar 0 karena korelasi silang yang tidak berbeda
   nyata setelah lag ke-0. Jadi model sementara fungsi transfer (r,s,b)
   adalah (0,0,1) dan (1,0,1).
3.2.7 Pendugaan langsung bobot respon impuls
       Berdasarkan korelasi silang antara αt dan βt dapat diketahui
   bahwa simpangan baku αt = 1013dan βt = 2074081. Bobot respon
   impuls dapat dihitung untuk memperoleh dugaan awal parameter
   fungsi transfer, menggunakan persamaan sebagai berikut :

                              √1013
                                      √2074081

   Data kedua belas bobot respons impuls seperti tampak pada tabel
   berikut:
               k          r                 v
               0      0.35748          0.007900301
               1      0.05996          0.001325115
               2      -0.09993         -0.002208451
               3      0.11191          0.002473209
               4       -0.0737         -0.001627884
               5       -0.0043         -9.43669E-05
               6      0.09156          0.002023474
               7       -0.0004         -9.50299E-06
               8      0.10525          0.002326023
               9      0.04057          0.000896596
              10      0.00764          0.000168844
              11       -0.0489         -0.001080247
              12      0.01768          0.000390728

           Table 3.4 Dugaan Langsung Bobot Respon Impuls

        Berdasarkan table 3.4, dapat diketahui bahwa bobot respon
   impuls terbesar yaitu 0.007900301. Ini menunjukkan bahwa jumlah
   pelanggan mempengaruhi daya listrik (VA) sebesar 0.007900301.
3.2.8 Pengujian deret gangguan (nt)
      Hasil dugaan dari deret gangguan (nt) diperoleh dengan
   menghitung nilai nt sebagai berikut :

                0.007900301     0.001325115xt 1 0.002208451xt      2
                       0.002473209xt 3      0.000390728xt 12

        Dengan demikian akan diperoleh nilai          ,    ,…,
   sebagaimana pada lampiran 7. Selanjutnya identifikasi model
   ARMA untuk deret gangguan, hasilnya dapat dilihat dari plot ACF
   dan PACF pada pada lampiran 8.
       Pemodelan ARIMA untuk deret gangguan dapat di tentukan
   oleh model-model tentative yang sesuai dengan deret gangguan
   yaitu:
          Tabel 3.5 Model Tentatif ARMA (p,q)

        AR(p)        MA(q)       ARMA (p,q)
           0           1              0,1
           0           2              0,2
           1           0              1,0
           1           1              1,1
           1           2              1,2

         Diagnostik model menunjukkan model-model ARMA
     tersebut layak. Sehingga dari semua model tersebut, pilih model
     terbaik dengan memilih nilai AIC (Akaike Info Criterion) terkecil
     (lampiran 8).
          Dari perhitungan menggunakan software EVIEWS 3.0,
     didapatkan nilai AIC sebagai berikut:

       Tabel 3.6 Nilai AIC dari semua model yang layak
           no model                Nilai AIC
           1.    ARMA(0,1)            31.01861
           2.    ARMA(0,2)            31.30228
           3.    ARMA(1,0)            31.12709
           4.    ARMA(1,1)            31.06068
           5.    ARMA(1,2)            31.07591
          Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk masing-masing
     model tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model ARMA
(0,1) yang dipilih sebagai model terbaik dari deret gangguan.
     Dengan demikian model sementara fungsi transfer (r,s,b)(p,q)
     adalah (0,0,1)(0,1) dan (1,0,1)(0,1). Persamaannya sebagai
     berikut:
     • Fungsi transfer(0,0,1)(0,1) :  
                          Yt = ω 0 X t −1 + (1 - θ B )α t  
     •    Fungsi transfer(1,0,1)(0,1) :  
                                   ω0
                         Yt =                X t −1 + (1 - θ B )α t
                                (1 − δ 1 B )                         

3.2.9 Pendugaan parameter fungsi transfer
       Untuk mendapatkan pendugaan parameter fungsi transfer,
   digunakan macro SAS dan hasil dari pendugaan dapat dilihat pada
   Lampiran 9.
       Tabel 3.7 Diagnostik model fungsi transfer (0,0,1) (0,1)
                  Uji    Lag     Nilai Statistik Q       P
                  CCF     5            2.72            0.743
                         11           13.93            0.237
                         17           19.03            0.327
                         23           22.04            0.518
                  ACF     6            5.84            0.322
                         12           10.22            0.511
                         18           25.83            0.078
                         24           34.49            0.058


         Tabel 3.8 Diagnostik model fungsi transfer (1,0,1) (0,1)
                  Uji    Lag     Nilai Statistik Q       P
                  CCF     5            1.72            0.786
                         11           13.11            0.217
                         17           18.79            0.280
                         23           21.39            0.497
                  ACF     6            4.83            0.437
                         12           11.02            0.442
                         18           18.52            0.357
                         24           30.07            0.148
             Berdasarkan uji Ljung-Box pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8,
     nilai p>α(0.05). Dengan demikian, kedua model fungsi transfer
tersebut merupakan model yang layak diterapkan dalam
peramalan.
    Karena terdapat dua model layak, maka perlu dipilih model
terbaik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wei (1990) bahwa
model terbaik yang dipilih di antara model-model yang sesuai
adalah model yang memiliki nilai AIC terkecil dibandingkan
dengan model lainnya. Nilai AIC untuk masing-masing model
ditunjukkan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Pemilihan model terbaik fungsi transfer (r,s,b) (p,q)
          Model Fungsi Transfer
                                          AIC
              (r,s,b) (p,q)
              (0,0,1) (0,1)           1637.47942
              (1,0,1) (0,1)           1604.69542
      Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk kedua model
tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model fungsi transfer
(1,0,1)(0,1) yang dipilih sebagai model terbaik untuk digunakan
sebagai peramalan daya listrik bulan-bulan kedepan.
    Sehingga persamaan model fungsi transfer untuk meramalkan
daya listrik pada PT PLN (Persero) APJ Kediri dengan
mempertimbangkan jumlah pelanggan sebagai faktor input adalah
sebagai berikut:
                     - 436.66
          Yt =                   X t −1 + (1 + 0.712489B)α t
                 (1 - 0.56338B )
    Dengan yt=Yt–Yt-1 dan xt=Xt–Xt-1 maka persamaan model
fungsi transfer ini ekivalen dengan persamaan berikut:

  Yt = 1.56338 Yt-1 - 0.56338 Yt-2 – 436.66 Xt-1 + 436.66 Xt-2 + at
      + 0.1490109at-1 - 0.4014at-2

     Model persamaan Yt berarti bahwa daya listrik pada bulan
tertentu dipengaruhi oleh 1.56338 kali daya listrik pada satu bulan
sebelumnya (Yt-1),  dikurangi 0.56338 kali daya listrik pada dua
bulan sebelumnya (Yt-2), dikurangi 436.66 kali jumlah pelanggan
pada satu bulan sebelumnya (Xt-1), ditambah 436.66 kali jumlah
pelanggan pada dua bulan sebelumnya (Xt-2), ditambah dengan
gangguan pada bulan tersebut , ditambah 0.1490109 gangguan
pada bulan sebelumnya dan dikurangi 0.4014 gangguan pada dua
bulan sebelumnya.
Terapan model untuk meramalkan daya listrik pada bulan Juli
     2010 yaitu sebagai berikut :

      Y55     = (1.56338 *  745781647) - (0.56338 *  740359952) –
                (436.66 *  787326) + (436.66 *  784983) + 0 +
                (0.1490109*3705763.948) – (0.4014* 4727364.177)
              = 750555403

3.2.10 Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer
        Hasil ramalan terhadap daya listrik untuk beberapa bulan
     kedepan dapat dilihat pada Tabel 3.10 dan lampiran 10.

     Tabel 3.10 Hasil ramalan daya listrik berdasarkan data pelanggan

    Periode        Tahun           Bulan           Hasil ramalan
      55                            Juli           750.555.403
      56                          Agustus          755.254.381
      57                         September         759.918.202
                    2010
      58                          Oktober          764.554.037
      59                         November          769.144.269
      60                         Desember          773.663.758
      61                          Januari          778.087.930
      62                          Februari         782.396.118
      63                           Maret           786.572.515
      64                           April           790.606.012
      65                            Mei            794.489.584
      66                            Juni           798.219.552
                    2011
      67                            Juli           801.794.867
      68                          Agustus          805.216.486
      69                         September         808.486.857
      70                          Oktober          811.609.502
      71                         November          814.588.692
      72                         Desember          817.429.196
      73            2012          Januari          820.136.091
74                         Februari         822.714.618
     75                          Maret           825.170.073
     76                          April           827.507.733
     77                           Mei            829.732.797
     78                           Juni           831.850.345


        Berdasarkan hasil ramalan pada Tabel 3.10, dapat diketahui
    bahwa peramalan daya listrik berdasarkan data jumlah pelanggan
    menunjukkan kecenderungan naik dengan kenaikan rata-rata
    sebesar 353KVA.
 
BAB IV
                                  PENUTUP

4.1 Kesimpulan
         Berdasarkan hasil analisis peramalan data total daya listrik
    (VA) berdasarkan data total jumlah pelanggan tiap bulan PT PLN
    (Persero) APJ Kediri dapat disimpulkan bahwa :
    1. Analisis peramalan yang tepat digunakan adalah peramalan
        dengan menggunakan fungsi transfer single input.
    2. Model fungsi transfer single input yang terbentuk untuk data
        total daya lisrik dan total jumlah pelanggan adalah model fungsi
        transfer (1,0,1)(0,1) dengan persamaan model sebagai berikut:
        Yt = 1.56338 Yt‐1    ‐ 0.56338 Yt‐2  – 436.66 Xt‐1  + 436.66 Xt‐2  + at + 
              0.1490109at‐1 ‐ 0.4014at‐2 

    3. Hasil peramalan 24 periode ke depan menunjukkan
       kecenderungan naik dengan kenaikan rata-rata sebesar
       353KVA.

4.2 Saran
        Berdasarkan praktik kerja lapangan ini terdapat beberapa saran
    yang perlu diperhatikan antara lain:
    1. PT PLN (Persero) APJ Kediri sebaiknya lebih memperhatikan
        pertambahan jumlah pelanggan pada tiap bulan untuk dapat
        mengantisipasi meningkatnya daya listrik pada bulan-bulan
        yang akan datang, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
        lebih baik bagi pelanggan.
    2. Penggunaan model peramalan dalam jangka panjang sebaiknya
        perlu dilakukan pembaharuan model, artinya jika telah
        didapatkan data tambahan perlu dilakukan updating data
        dengan tambahan data tersebut agar model selalu konsisten
        dalam meramalkan data di masa datang.
    3. Untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat, dapat
        dilakukan analisis peramalan yang lebih kompleks dengan
        melibatkan banyak variabel input karena daya listrik tidak
        hanya dipengaruhi oleh jumlah pelanggan tetapi juga
        dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
DAFTAR PUSTAKA


Abraham, B. dan Ledolter, J. 1983. Statistical Method for
      Forecasting. John Willey and Sons, Inc., Canada.

Arsyad, L. 1994. Peramalan Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Box, Jenkin. Reisel. 1994. Time Series Analysis and Control
      Forecasting. Prentice Hall. New Yersey.

Cryer, J.D. 1986. Time Series Analysis.      PWS-KENT       Publising
       Company, Boston.

Hanke, J.E., Reitsch, A.G. dan Wichern, D.W. 2003. Peramalan Bisnis.
       Edisi Ketujuh. Alih Bahasa: Devy Anantanur. PT. Prenhallindo.
       Jakarta.

Makridakis, S., Wheelwright, S.c., dan McGee, V. Alih bahasa Ir. Hari
       Suminto. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi kedua.
       Binarupa Aksara, Jakarta.

PLN. 2010. Bagan Susunan Jabatan Area Pelayanan dan Jaringan
       Kediri. PT PLN (Persero) APJ Kediri.

Wei, W.W.S. 1994. Time Series Analysis: Univariate and
     Multivariate Methods. Addison-Wesley Publishing Company,
     New York.

Wiki. 2008.Perusahaan Listrik Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/
       Perusahaan_Listrik_Negara// Diakses 22 Juli 2010, pukul 10.30
       WIB.
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri.




46 
       
                                 Sumber : Pembukuan PT PLN (Persero) APJ Kediri 
Lampiran 2. Data Jumlah Pelanggan (orang) dan Total Daya
Listrik (VA) periode Januari 2006 sampai dengan Juni 2010.

                     Jumlah Pelanggan   Total Daya Listrik(VA)
    t     periode
    1      Jan-06        718369              618174508
    2     Feb-06         720973              620777033
    3     Mar-06         721647              621709143
    4     Apr-06         721993              621108993
    5     Mei-06         723804              623393773
    6      Jun-06        724872              625258073
    7      Jul-06        725113              626116718
    8     Agst-06        725164              626900118
    9     Sept-06        725355              627828608
    10    Okt-06         726842              630041883
    11    Nov-06         727148              630922008
    12    Des-06         728284              632800423
    13     Jan-07        730077              636053373
    14    Feb-07         732819              639603954
    15    Mar-07         732911              640366944
    16    Apr-07         734379              642588734
    17    Mei-07         735873              644826684
    18     Jun-07        736044              645743714
    19     Jul-07        737179              647650664
    20    Agst-07        738916              651208458
    21    Sept-07        740730              650273882
    22    Okt-07         742672              653283437
    23    Nov-07         743710              655370837
    24    Des-07         744917              658427617
    25     Jan-08        746786              661874727
    26    Feb-08         749556              666482628


                                                                  
 
Lampiran 2(Lanjutan).

                        Jumlah Pelanggan   Total Daya Listrik(VA)
    t      periode
    27     Mar-08           751923              670195056
    28     Apr-08           752423              672353296
    29     Mei-08           752635              674574058
    30     Jun-08           752858              676701643
    31     Jul-08           753534              679123453
    32     Agst-08          755480              682648423
    33     Sept-08          757560              685990926
    34     Okt-08           759560              688831696
    35     Nov-08           759596              689695086
    36     Des-08           762181              693409916
    37     Jan-09           763001              695404967
    38     Feb-09           763106              696752514
    39     Mar-09           764985              699200277
    40     Apr-09           767228              702164857
    41     Mei-09           768569              704624907
    42     Jun-09           769875              707020257
    43     Jul-09           770050              708073157
    44     Agst-09          770216              713214757
    45     Sept-09          772385              717705242
    46     Okt-09           775976              722889042
    47     Nov-09           777876              725799172
    48     Des-09           780450              729501052
    49     Jan-10           781891              731907152
    50     Feb-10           781477              733639602
    51     Mar-10           781598              735309902
    52     Apr-10           781628              735623002
    53     Mei-10           784983              740359952
    54     Jun-10           787326              745781647
                                                                     
 
Lampiran 3. Kegiatan selama Praktik Kerja Lapang di PT PLN
 (persero) APJ Kediri pada tanggal 1 Juli 2010 sampai 23 Juli 2010.
Tanggal                    Kegiatan                      Lokasi
           Perkenalan kepada seluruh pegawai PLN   Kantor PLN
  1 Juli   Briefing PKL dan penempatan PKL         lantai 2 Bagian
  2010     Dialog interaktif Dengan supervisor Perencanaan
           bagian perencanaan tentang statistika
                                                   Halaman depan
                          Senam pagi               kantor PT PLN
  2 Juli                                           AJP KEDIRI
  2010     Perkenalan lanjutan kepada pegawai Kantor PLN
           khususnya pada bagian perencanaan       lantai 2 Bagian
                                                   Perencanaan
           Menghadap ketua bagian Perencanaan Ruang ketua
           untuk mengetahui kinerja di bagian Bagian
           perencanaan                             Perencanaan PT
                                                   PLN APJ
                                                   KEDIRI
  5 Juli
                                                   Ruang Bagian
  2010          Mengambil data di Bagian Niaga
                                                   Niaga &
                                                   Pemasaran
           Menganalisis data untuk dibandingkan Kantor PLN
           dengan hasil analisis yang sudah ada    lantai 2 Bagian
                                                   Perencanaan
           Survey dan sharing dengan pegawai
                                                   Kantor PLN
           Bagian SDM tentang struktur organisasi
                                                   lantai 2 Bagian
           PT PLN APJ KEDIRI beserta fungsinya
                                                   SDM &
           serta survey tentang kinerja Bagian SDM
                                                   KEUANGAN
           tersebut
  6 Juli   Pengambilan data di Bagian Distribusi   Kantor PLN
  2010                                             lantai 1 Bagian
                                                   Distribusi
           Memahami data yang diperoleh serta
                                                   Kantor PLN
           konsultasi dengan Pak Darto dalam hal
                                                   lantai 2 Bagian
           memahami data dan segala sesuatu yang
                                                   Perencanaan
           belum diketahui selama PKL berlangsung


                                                                       
 
Lampiran 3(Lanjutan).
Tanggal                   Kegiatan                            Lokasi
         Memasukkan data dan menata data
         berdasarkan tariff dasar listrik                Kantor PLN
 7 Juli
         Konsultasi tentang hasil forcast dari data      lantai 2 Bagian
  2010
         yang sudah digolongkan berdasarkan tariff       Perencanaan
         listrik
         Memasukkan data kumulatif jumlah
         pelanggan dan kWh yang terpakai serta
         menganalisis data untuk mengetahui              Kantor PLN
 8 Juli
         forecast data secara kasar                      lantai 2 Bagian
  2010
         Browsing teori-teori tentang metode             Perencanaan
         analisis yang tepat untuk digunakan dalam
         peramalan data (untuk laporan PKL)
                                                         Halaman depan
                           Senam pagi                    kantor PT PLN
                                                         AJP KEDIRI
             Konsultasi system TUL (Tata Usaha           Lantai 1 PT PLN
             Langganan) yang merupakan system            APJ KEDIRI
    9 Juli
             bisnis yang dijalankan PLN oleh             ruang Supervisor
    2010
             supervisor TUL (Bpk. karyono)               TUL bagian
                                                         Niaga
             Browsing teori-teori tentang metode         Kantor PLN
             analisis yang tepat untuk digunakan dalam   lantai 2 Bagian
             peramalan data (untuk laporan PKL)          Perencanaan
             Konsultasi kepada pak darto tentang hasil
             peramalan data pelanggan kumulatif dan
             data kWh kumulatif sampai bulan juni        Kantor PLN
12 Juli
             2010                                        lantai 2 Bagian
 2010
             Membantu pak agung cara menggunakan         Perencanaan
             software statistika dalam hal peramalan
             data
             Sharing dengan Pak Darto tentang model-
                                                         Kantor PLN
13 Juli      model metode peramalan data yang ada di
                                                         lantai 2 Bagian
 2010        statistika
                                                         Perencanaan
             Membantu menata dokumen-dokumen


                                                                            
 
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input
fungsi transfer single input

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataRani Nooraeni
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorIrene Novita
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearHelvyEffendi
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distributionangita wahyu suprapti
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...AbrahamDarwanto
 
Model regresi-non-linear
Model regresi-non-linearModel regresi-non-linear
Model regresi-non-linearGifard Narut
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyAgung Handoko
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
Jurnal Time Series Model Intervensi
Jurnal Time Series Model IntervensiJurnal Time Series Model Intervensi
Jurnal Time Series Model Intervensiguest35d07b
 

Mais procurados (20)

Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektor
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program Linear
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distribution
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Peramalan ARIMA
Peramalan ARIMAPeramalan ARIMA
Peramalan ARIMA
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
 
Analisis real
Analisis realAnalisis real
Analisis real
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
 
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
 
Model regresi-non-linear
Model regresi-non-linearModel regresi-non-linear
Model regresi-non-linear
 
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
Jurnal Time Series Model Intervensi
Jurnal Time Series Model IntervensiJurnal Time Series Model Intervensi
Jurnal Time Series Model Intervensi
 

Destaque

Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanitaNisa Imoet
 
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Yohanes Agusanto
 
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothing
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothingUndip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothing
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothingZulyy Astutik
 
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...Gumilar Aditya
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi LaplaceYosefh Gultom
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersihReza Nuari
 
Dinamika Pariwisata Bali
Dinamika Pariwisata BaliDinamika Pariwisata Bali
Dinamika Pariwisata BaliFitri Ciptosari
 
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bBab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bSlamet Setiyono
 
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KV
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KVMakalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KV
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KVJanedi Jhaned
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiFitri Ciptosari
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanWanaco Indo Niaga
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikdwiprananto
 

Destaque (19)

Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita
8 hal yang langsung menarik perhatian pria dari wanita
 
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
 
Jurnal Time Series
Jurnal Time SeriesJurnal Time Series
Jurnal Time Series
 
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothing
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothingUndip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothing
Undip paper 2-penerapan metode optimasi exponential smoothing
 
09 e01292
09 e0129209 e01292
09 e01292
 
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...
Perancangan dan Realisasi Sistem Kendali Digital Pada Plant Temperatur dengan...
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersih
 
Dinamika Pariwisata Bali
Dinamika Pariwisata BaliDinamika Pariwisata Bali
Dinamika Pariwisata Bali
 
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bBab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
 
113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih
113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih
113862274 skripsi-kebutuhan-air-bersih
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KV
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KVMakalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KV
Makalah Pengukuran Keserempakan PMT 150 KV
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasi
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasan
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
 

Semelhante a fungsi transfer single input

ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...
ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...
ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...dessybudiyanti
 
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2saitama182
 
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)Haikal Ridho Labbaika
 
Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009fsfarisya
 
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-f
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-fJbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-f
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-fbromo telecenter
 
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Amanda Hurin
 
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraMas Niban
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKREko Supriyadi
 
Estimasi parameter
Estimasi parameterEstimasi parameter
Estimasi parameterIrmaya Yukha
 
Penelitian rev 1
Penelitian rev 1Penelitian rev 1
Penelitian rev 1Joni Candra
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianJoni Candra
 
Teknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi StatistikaTeknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi StatistikaRezzy Caraka
 
Laporan penelitian
Laporan penelitianLaporan penelitian
Laporan penelitianJoni Candra
 
Studi menara 2010
Studi menara 2010Studi menara 2010
Studi menara 2010fsfarisya
 

Semelhante a fungsi transfer single input (20)

ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...
ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...
ANALISIS PENYEIMBANGAN LINTASAN SERTA PENGUJIAN PERBEDAAN SHIFT KERJA TERHADA...
 
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
 
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)
Laporan kerja praktek Haikal Ridho Labbaika (1610120007)
 
Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009
 
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-f
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-fJbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-f
Jbptunikompp gdl-agusnovyni-25155-12-unikom a-f
 
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
Faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan permukiman kumuh di kawas...
 
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktek
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
 
Pendahuluan pbl
Pendahuluan pblPendahuluan pbl
Pendahuluan pbl
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Estimasi parameter
Estimasi parameterEstimasi parameter
Estimasi parameter
 
Penelitian rev 1
Penelitian rev 1Penelitian rev 1
Penelitian rev 1
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Teknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi StatistikaTeknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi Statistika
 
Laporan penelitian
Laporan penelitianLaporan penelitian
Laporan penelitian
 
Cover kp
Cover kpCover kp
Cover kp
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Studi menara 2010
Studi menara 2010Studi menara 2010
Studi menara 2010
 

Último

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptJhonSutarka1
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaMichael Rada
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxinichaneldhea
 

Último (20)

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 

fungsi transfer single input

  • 1. LAPORA PRAKTI KERJA LAPANG AN IK LISIS PERA ANAL AMALAN TOTAL DAY LISTRIK T YA K(VA) BE ERDASARK KAN DATA JUMLAH PELANGGA P AN MENG GGUNAKA FUNGSI TRANSFER SINGLE I AN R INPUT Studi K Kasus : PT PLN (perser Distribu Jawa P ro) usi Ti imur Area Pela ayanan & Ja aringan Ked diri Ol leh: SITI CHOIR S RUN NISAK K 0710950042-95 PROG GRAM STU STATIS UDI STIKA JU URUSAN MA ATEMATIK KA FAKUL LTAS MATEEMATIKA DAN ILMU PENGETA U AHUAN ALAM UNIIVERSITAS BRAWIJA S AYA MALLANG 20 010
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktik Kerja Lapang Analisis Peramalan Total Daya Listrik(VA) Berdasarkan Data Jumlah Pelanggan Menggunakan Fungsi Transfer Single Input PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri Oleh: Siti Choirun Nisak 0710950042-95 Diperiksa dan Disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapang, Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., MAgr. Soedarto NIP. 194703271974121001 NIP. 7594061-J Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika Dr. Agus Suryanto, MSc NIP. 19690807199412100
  • 3. Analisis Peramalan Total Daya Listrik(VA) Berdasarkan Data Jumlah Pelanggan Menggunakan Fungsi Transfer Single Input ABSTRAK Siti Choirun Nisak, 0710950042. Laporan Praktek Kerja Lapang di PT PLN (Persero) Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Loekito Adi Suhono, MAgr. Model fungsi transfer merupakan salah satu model time series yaitu gabungan pendekatan regresi dan time series (ARIMA) untuk errornya. Analisis ini merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan jika terdapat lebih dari satu deret berkala, dimana keadaan ini sering disebut multivariate time series dalam ilmu statistik.  Tujuan utama pemodelan fungsi transfer adalah untuk menetapkan model sederhana yang dapat digunakan untuk meramalkan deret output berdasarkan deret input pada masa mendatang. PT PLN (persero) APJ Kediri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap loyalitas perusahaan, perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat mencapai kepuasan konsumen. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya listrik adalah jumlah pelanggan. Tujuan dari laporan PKL ini adalah untuk memodelkan fungsi transfer satu deret input dan satu deret output pada data jumlah pelanggan dan total daya listrik (VA). Berdasarkan variabel-variabel tersebut diperoleh model fungsi transfer(1,0,1)(0,1). Dari model tersebut diperoleh peramalan data mulai Juli 2010 sampai dengan Juni 2012. Hasil peramalan tersebut dapat dijadikan bahan acuan untuk membuat target persediaan daya energi listrik agar konsumen terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan PT PLN (persero) APJ Kediri. Kata kunci : time series, fungsi transfer, single input, output, daya listrik(VA), jumlah pelanggan
  • 4. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang di PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri dapat terselesaiakn dengan baik. Dalam penulisan ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bpk. Prof. Dr. Ir. Loekito MAgr. selaku dosen pembimbing atas waktu dan bimbingan konsultasi yang telah diberikan. 2. Dr. Agus Suryanto, M.Sc selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya. 3. Bpk. Sudarto selaku pembimbing lapang di PT PLN (persero) APJ Kediri atas masukan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan. 4. Pimpinan dan seluruh pegawai PT PLN (persero) APJ Kediri khusunya Bagian Perencanaan atas bantuan dan semangat yang telah diberikan. 5. Kedua orang tua, kakak, adik-adik tercinta dan Mas AnjaQ untuk kasih sayang dan semangat yang selalu diberikan. 6. Teman-teman Statistika angkatan 2005,2006 & 2007 atas perhatian, dukungan dan kehangatan persahabatan yang tiada tara. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan PKL . Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan yang lebih baik. Semoga laporan PKL ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususmya PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri . Malang, November 2010 Penulis
  • 5. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................. . i LEMBAR PENGESAHAN ................................................... ii ABSTRAK ............................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ............................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... viii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................ 1 1.2. Tujuan ..................................................................... 2 1.2.1. Tujuan Umum ............................................... 2 1.2.2. Tujuan Khusus .............................................. 2 1.3. Manfaat ................................................................... 2 1.4. Batasan Masalah...................................................... 3 BAB II. TINJAUAN UMUM DAN PERMASALAHAN 2.1. Tinjauan Umum .. .................................................. 4 2.1.1. Sejarah Singkat dan Profil PT PLN (persero) APJ Kediri ...................................................... 5 2.1.2. Lokasi ............................................................ 6 2.1.3. Struktur Orgnisasi ......................................... 6 2.1.4. Visi dan Misi ................................................ 6 2.1.5. Kinerja dan Pelayanan PT PLN (persero) APJ Kediri ...................................................... 6 2.1.6. Jenis-Jenis Tarif Dasar Listrik (TDL) ............ 8 2.2. Permasalahan dan Ide Pemecahan ......................... 8 2.2.1. Permasalahan ................................................. 8 2.2.2. Ide Pemecahan Masalah ................................. 9 2.3. Tinjauan Statistika ................................................. 10 2.3.1. Analisis Deret Waktu .................................... 10 2.3.2. Kestasioneran Deret Waktu .......................... 10 2.3.2.1 Stasioner Terhadap Ragam ................ 10 2.3.2.2 Stasioner Terhadap Rata-rata ............. 11 2.3.3. ACF(Autokorelation Function) ..................... 12 2.3.4. PACF( Partial Autokorelation Function) ..... 12 2.3.5. Metode Peramalan.......................................... 13 2.3.6. Autoregressive Integrated Moving Average .. 15
  • 6. 2.3.6.1 Pemodelan ARIMA............................ 17 2.3.6.2 Pemilihan Model Terbaik................... 18 2.3.7. Fungsi Transfer ............................................. 19 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Kegiatan PKL di PT PLN APJ Kediri ........... 31 3.2. Pemodelan ARIMA(p,d,q)...................................... 31 3.2.1 Plot Data ...................................................... 31 3.2.2 Kestasioneran Data....................................... 32 3.2.3 Identifikasi Model ARIMA Untuk Deret Input (Xt) ...................................................... 33 3.2.4 Pemutihan deret input dan deret output........ 34 3.2.5 Pendugaan korelasi silang antara αt dan βt ... 36 3.2.6 Pendugaan nilai r,s,b .................................... 37 3.2.7 Pendugaan langsung bobot respon impuls ... 38 3.2.8 Pengujian deret gangguan (nt) ...................... 39 3.2.9 Pendugaan parameter fungsi transfer ........... 40 3.2.10 Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer ... 42 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ............................................................. 44 4.2. Saran ....................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 45 LAMPIRAN ........................................................................... 46
  • 7. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Nilai λ dan Bentuk-bentuk Transformasi............................11 Tabel 3.1 Model Tentatif ARIMA (p,d,q) Deret Input (Xt)...................33 Tabel 3.2 Diagnostik model ARIMA Deret Input (Xt)..........................34 Tabel 3.3 Nilai AIC model yang layak Deret Input (Xt)........................34 Table 3.4 Dugaan Langsung Bobot Respon Impuls...............................38 Tabel 3.5 Model Tentatif ARMA (p,q) Deret Gangguan.......................39 Tabel 3.6 Nilai AIC dari semua model yang layak Deret Gangguan.....39 Tabel 3.7 Diagnostik model fungsi transfer (0,0,1) (0,1).......................40 Tabel 3.8 Diagnostik model fungsi transfer (1,0,1) (0,1).......................40 Tabel 3.9 Pemilihan model terbaik fungsi transfer (r,s,b) (p,q)............41 Tabel 3.10 Hasil ramalan daya listrik berdasarkan data pelanggan.......42
  • 8. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 . Sistem TUL........................................................ 7 Gambar 2.2 . Skema metode peramalan Box-Jenkins ............. 15 Gambar 2.3 . Konsep fungsi transfer ....................................... 20 Gambar 3.1 . Plot Data Total Jumlah Pelanggan ..................... 31 Gambar 3.2. Plot Data Total Daya Listrik (VA) ..................... 32 Gambar 3.3. Plot ACF untuk αt ............................................... 35 Gambar 3.4. Plot ACF untuk βt ............................................... 36 Gambar 3.4 . Plot korelasi silang antara αt dan βt.................... 37
  • 9. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri……………………...46 Lampiran 2. Data Jumlah Pelanggan (orang) dan Total Daya Listrik (VA) periode Januari 2006 sampai dengan Juni 2010……………………………………………….47 Lampiran 3. Kegiatan selama Praktik Kerja Lapang di PT PLN (persero) APJ Kediri pada tanggal 1 Juli 2010 sampai 23 Juli 2010……………………………………...49 Lampiran 4. Transformasi Box-Cox, Plot ACF & Plot PACF Deret input ( Data Jumlah Pelanggan)………………….52 Lampiran 5. Transformasi Box-Cox, Plot ACF & Plot PACF Deret output ( Data Total Daya Listrik)………………...54 Lampiran 6. Pendugaan Parameter Deret Input (Xt) & Nilai AIC untuk model layak………………………………….56 Lampiran 7. Nilai deret αt dan βt serta nt Pemodelan Fungsi Transfer Data Jumlah Pelanggan dan Total Daya Listrik…………………………………………………...60 Lampiran 8. Nilai AIC untuk model layak Deret gangguan (nt)……...62 Lampiran 9. Pendugaan Parameter Fungsi Transfer yang terbentuk….64 Lampiran 10. Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer (1,0,1)(0,1)...66
  • 10. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu kegiatan akademik kemahasiswaan untuk mempersiapkan tenaga profesional yang berkualitas dan berpotensi dalam pembangunan. Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat maka diperlukan wawasan dan pengetahuan yang lebih serta cara berpikir praktis dan logis untuk menghadapi dunia usaha yang semakin berkembang. Sasaran PKL adalah seluruh mahasiswa Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya Malang. Statistika dapat diterapkan di berbagai bidang, baik bidang sosial, ekonomi, pemerintahan, jasa kesehatan maupun industri. Salah satu penerapan statistika di bidang pemerintahan, yaitu pada PT PLN dalam hal meramalkan daya berdasarkan jumlah pelanggan sebagai informasi awal dalam persediaan kebutuhan listrik agar penggunaan listrik sesuai dengan ketersediaan listrik yang ada. Peramalan menggunakan fungsi transfer single input. Metode ini digunakan karena pada analisis terdapat dua data deret berkala yang diasumsikan kedua data tersebut saling berpengaruh (jumlah pelanggan mempengaruhi tingkat pasokan daya listrik). Dengan demikian, pihak PT PLN dapat memberikan pelayanan yang terbaik terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan listrik. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri merupakan salah satu perusahaan listrik yang menjadi sentral (pusat) dari pelayanan ketenagalistrikan di Kota Kediri. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan maka PT PLN (persero) Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri berusaha meningkatkan mutu dan pelayanan pemenuhan kebutuhan listrik secara maksimal.
  • 11. 1.2 Tujuan 1.2.1.Tujuan Umum Tujuan umum dari pelaksanaan PKL adalah mengetahui secara umum kondisi di PT PLN (persero) Area Pelayanan & Jaringan (APJ) Kediri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan kebutuhan listrik dan sejauh mana penerapan metode statistika yang telah digunakan. 1.2.2. Tujuan Khusus Menerapkan statistika inferensial dalam menjawab permasalahan utama yaitu meramalkan daya (VA) berdasarkan jumlah pelanggan dengan menggunakan model peramalan Transfer Function di PT PLN (persero) APJ Kediri untuk beberapa periode waktu mendatang. 1.3 Manfaat Setelah pelaksanaan PKL ini, dapat dilihat manfaat yang diperoleh mahasiswa, perusahaan, serta pihak universitas sebagai berikut: 1. Mahasiswa mampu menerapkan lebih jauh ilmu yang telah diterima pada saat kuliah, terutama yang berkaitan dengan peramalan. 2. PT PLN (persero) APJ Kediri mendapatkan kontribusi dari sudut pandang statistika mengenai metode peramalan untuk meramalkan jumlah kebutuhan energi listrik. 3. Universitas Brawijaya khususnya Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pihak PT PLN (persero) APJ Kediri dan sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sejauh mana program / kurikulum pada saat perkuliahan yang telah diterapkan sesuai dengan kenyataannya di lapangan.
  • 12. 1.4 Batasan Masalah Dalam laporan PKL ini dibuat batasan masalah sebagai berikut : 1. Metode peramalan yang dipakai adalah metode fungsi transfer single input. 2. Data dibatasi hanya pada data jumlah pelanggan sebagai variable input dan jumlah daya (VA) sebagai variable output selama bulan Januari 2006 hingga Juni 2010 (54 bulan), terdapat pada lampiran 2. Data yang digunakan berasal dari laporan penjualan tenaga listrik versi Jatim perbulan yang di sebut sitem TUL-309 PT PLN (persero) APJ Kediri.
  • 13. BAB II TINJAUAN UMUM DAN PERMASALAHAN 2.1 Tinjauan Umum PT PLN (persero) APJ Kediri 2.1.1 Sejarah Singkat PT PLN & Profil PT PLN (persero) APJ Kediri Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Direktur Utamanya adalah Dahlan Iskan, yang dilantik pada 23 Desember 2009 menggantikan Fahmi Mochtar (yang menjabat sejak 2008). Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya. Berikut ini peristiwa- peristiwa seiring berdirinya PT PLN : 1. Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. 2. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. 3. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). 4. Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. 5. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara). PT PLN (persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia yang bergerak di bidang
  • 14. jasa pelayanan listrik. Peran PT PLN yaitu berperan dalam hal menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus akumulasi profit berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan : 1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. 2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan. 3. Merintis kegiatan kegiatan usaha menyediakan tenaga listrik. 4. Menyelengarakan usaha usaha lain yang menunjang penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah administrasi propinsi Jawa Timur salah satunya yaitu Area Pelayanan & Jaringan Kediri yang melayani Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar.Dari kedua kota dan ketiga wilayah kabupaten tersebut, Area Pelayanan & Jaringan Kediri membawahi sebelas Unit Pelayanan & Jaringan yaitu UPJ Kediri Utara, UPJ Blitar, UPJ Tulung Agung, UPJ gunut, UPJ Srengat, UPJ Pare, UPJ Wlingi, UPJ Sutojayan, UPJ Kediri Selatan, UPJ Kediri Barat, dan UPJ Campur Darat. 2.1.2 Lokasi PT PLN (persero) APJ Kediri berlokasi di Kota Kediri, tepatnya di Jalan Jendral Basuki Rakhmat Nomor 1. Lokasi ini cukup strategis karena berada di pusat Kota Kediri dan berdekatan dengan kantor pusat pemerintahan, lingkungan pendidikan serta lingkungan perdagangan. 2.1.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan hal terpenting dalam memanage kelancaran jalannya kegiatan pada suatu perusahaan. Struktur organisasi memberikan wewenang pada setiap bagian perusahaan untuk melaksanakan fungsi kinerja masing-masing.
  • 15. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka masing- masing bagian dalam perusahaan tersebut dapat saling berkoordinasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan kinerja yang dilakukan lebih efisien. Struktur organisasi PT PLN (persero) APJ Kediri dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.1.4 Visi dan Misi Visi PT PLN (persero) APJ Kediri adalah Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, maka pihak PT PLN (persero) APJ Kediri mempunyai misi: 1. Menjalankan bisnis ketenagalistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 2.1.5 Kinerja dan Pelayanan di PT PLN (persero) APJ Kediri Kinerja PT PLN (persero) APJ Kediri dapat di nilai berdasarkan indikator-indikator sesuai dengan keputusan DIREKSI NO. : 031.K/DIR/2010 tanggal 1 Februari 2010 yaitu sebagai berikut : 1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelayanan Pelanggan 3. Perspektif Bisnis Internal 4. Perspektif Pembelajaran Dari perspektif-perspektif tersebut dapat dinilai keberhasilannya sesuai dengan indikator yang terkait. Jika realisasi perusahaan sesuai dengan yang ditargetkan PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur, maka kinerja dapat dikatakan baik dan perlu dipertahankan. Pelayanan yang tersedia di PT PLN (persero) APJ Kediri dapat dijelaskan dengan sistem TUL (Tata Usaha Langganan) yang disajikan dengan pie-chart sebagai berikut :
  • 16. fungsi TUL Pengawasan  Pelayanan  kredit F6 Pelanggan F1 Penagihan F5 TUL baca Meter  F2 Pembukuan  Buat  Piutang F4 Rekening F3 Gambar 2.1 Sistem TUL Tata usaha langganan merupakan suatu proses bisnis yang meliputi prosedur, proses dan pengendalian administrasi yaitu dimulai dengan calon pelanggan mengajukan permohonan SL(sambung langsung) untuk pembuatan rekening dan proses penagihan yang merupakan sumber pendapatan PLN. Tujuan System TUL: 1. Pintu gerbang pelayanan pelanggan 2. Mata rantai kegiatan administrasi pelanggan 3. Sumber pembukuan / akuntansi 4. Proses untuk menciptakan pendapatan dari pemakaian tenaga listrik pelanggan / non pelanggan. 2.1.6 Jenis-Jenis Tarif Dasar Listrik (TDL) Tarif dasar listrik merupakan tarif yang dikenakan oleh PLN berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah kepada para pelanggan PLN seluruh Indonesia. Jenis-jenis TDL yaitu sebagai berikut : 1. Tarif Rumah Tangga 2. Tarif Sosial
  • 17. 3. Tarif Bisnis 4. Tarif Industri 5. Tarif Pemerintah & PJU 6. Tarif Curah 7. Tarif Traksi 8. Tarif Multiguna 2.2 Permasalahan & Ide Pemecahan Masalah 2.2.1 Permasalahan Pada zaman sekarang, listrik merupakan kebutuhan vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. PT PLN (persero) APJ Kediri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Oleh karena itu untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap loyalitas perusahaan, maka dilakukan upaya-upaya yang dapat mencapai kepuasan konsumen dalam hal kebutuhan listrik. Setiap bulan, PT PLN (persero) APJ Kediri merekap data dari seluruh Unit yang berada di bawah control Area Pelayanan dan Jaringan Kediri. Diataranya yaitu data tentang jumlah pelanggan dan daya listrik dalam VA. Jumlah pelanggan mempengaruhi besarnya daya listrik yang harus disediakan pihak PLN. Permasalahan utama yaitu bagaimana model peramalan daya (VA) berdasarkan jumlah pelanggan sehingga dari hasil peramalan daya tersebut dapat digunakan bahan acuan untuk membuat target persediaan daya energi listrik ke depannya. Permasalahan utama tersebut muncul akibat semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah Kediri sehingga berakibat semakin bertambah jumlah pelanggan PT PLN APJ Kediri. Hal ini menuntut pihak PLN untuk lebih efektif, cepat dan sesuai dalam pendistribusian daya listrik. 2.2.2 Ide Pemecahan Masalah Statistika dapat digunakan untuk meramalkan daya listrik (VA) berdasarkan jumlah pelanggan untuk beberapa bulan mendatang. Salah satu metode peramalan yang dapat digunakan adalah Transfer Function. Peramalan dilakukan karena daya listrik per bulan di PT PLN (persero) APJ Kediri dipengaruhi oleh jumlah pelanggan dan faktor-faktor lain yang disebut gangguan
  • 18. (noise). Pengaruh dari jumlah pelanggan didistribusikan secara dinamis melalui periode-periode yang akan datang berdasarkan sebuah fungsi transfer, sehingga dapat diperoleh model yang dapat mengungkapkan bagaimana pengaruh jumlah pelanggan terhadap daya listrik pada bulan tertentu. Dengan begitu pihak PLN dapat membuat program kerja yang lebih terarah untuk setiap bulan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak PLN. Selain tersebut diatas juga dapat digunakan sebagai pembanding antara peramalan menggunakan program DKL yang digunakan perusahaan tentang gambaran total pasokan daya listrik seluruh pelanggan di masa mendatang sehingga pihak perusahaan dapat mengantisipasi dan mengambil langkah dalam rangka meminimumkan angka losses menjadi serendah mungkin. Program DKL yang dijalankan diperusahaan masih menggunakan perhitungan secara kasar dan peramalan yang didapatkan berdasarkan nilai tahunan sehingga peramalan fungsi transfer ini lebih memberikan informasi yang lebih informatif karena peramalan pada fungsi transfer dilakukan pada nilai bulanan. Untuk mengetahui data hasil ramalan daya listrik berdasarkan jumlah pelanggan dalam beberapa bulan mendatang, digunakan data mulai Januari 2006 hingga Juni 2010 (dapat dilihat pada Lampiran 2). Analisis yang dilakukan dengan metode Transfer Function menggunakan software Minitab 14, eviews 3 dan SAS 6.12. 2.3 Tinjauan Statistika 2.3.1 Analisis Deret Waktu Deret waktu adalah sekelompok nilai-nilai pengamatan yang diperoleh pada titik waktu yang berbeda dengan selang waktu yang sama dan barisan data diasumsikan saling berhubungan satu sama lain. Jadi model deret waktu adalah suatu model runtun waktu dimana observasi yang satu dengan yang lain saling berkorelasi (Box dan Jenkins, 1976). Menurut Cryer (1986), deret waktu adalah serangkaian data pengamatan yang disusun menurut waktu, dimana data pengamatan tersebut bersifat acak dan saling berhubungan secara statistika. Analisis data deret waktu pada dasarnya digunakan untuk melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu.
  • 19. 2.3.2 Kestasioneran Data Deret Waktu Menurut Makridakis, dkk. (1999), stasioneritas berarti bahwa tidak terdapat pertambahan atau penurunan pada data dari waktu ke waktu. Data secara kasarnya harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Dengan kata lain, fluktuasi data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung pada waktu dan ragam dari fluktuasi tersebut tetap konstan sepanjang waktu. Deret waktu stasioner adalah deret yang ciri-ciri statistik dasarnya seperti rata-rata dan ragam tetap konstan sepanjang waktu (Hanke, dkk., 2003). 2.3.2.1 Stasioneritas pada Ragam Data dikatakan stasioner pada ragam apabila fluktuasi data tidak terlalu besar dari waktu ke waktu. Sebagai upaya perbaikan terhadap data yang tidak stasioner pada ragam dapat dilakukan transformasi Box-Cox dengan bentuk transformasi sebagai berikut: Z tλ − 1 T (Z t ) = Z (λ ) = (2.1) λ t dimana λ adalah parameter transformasi. Beberapa nilai λ dan bentuk transformasi yang berhubungan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.1 Nilai λ dan Bentuk Transformasi yang Berhubungan Nilai λ -1 -0.5 0 0.5 1 Bentuk 1 1 LnZ t Zt Zt Transformasi Zt Zt 2.3.2.2 Stasioneritas pada Rata-rata Data dikatakan stasioner pada rata-rata apabila pada plot autokorelasi, 95% dari data masuk ke dalam selang ± 2 . n Menurut Hanke, dkk., (2003), apabila datanya tidak stasioner pada rata-rata, maka dapat dikonversikan menjadi deret
  • 20. stasioner melalui differencing (pembedaan), yaitu deret asli diganti dengan deret selisih. Jumlah differencing yang dilakukan untuk mencapai stasioner dinotasikan sebagai d. Bentuk pembedaan pertama (d = 1) adalah sebagai berikut : ∇Z t = Z t − Z t −1 (2.2) Sedangkan bentuk pembedaan kedua (d = 2) adalah sebagai berikut ∇ 2 Zt = ∇Zt − ∇Zt −1 (2.3) dimana: Zt : pengamatan pada periode waktu ke-t, Z t −1 : pengamatan pada periode waktu ke-t-1, ∇Z t : data hasil pembedaan pertama pada periode waktu ke-t, ∇Z t −1 : data hasil pembedaan pertama pada periode waktu ke- t-1, ∇ Z t : data hasil pembedaan kedua pada periode waktu ke-t. 2 Proses pembedaan dilakukan sampai data hasil pembedaan menunjukkan kondisi stasioner pada rata-rata dan autokorelasi sampel menghilang agak cepat (menurun secara eksponensial). 2.3.3 ACF(Autocorelation Function) Koefisien autokorelasi menyatakan hubungan antara nilai- nilai dari variabel yang sama tetapi pada periode waktu berbeda. Autokorelasi merupakan suatu alat penentu dari identifikasi pola dasar yang menggambarkan data. Autokorelasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah data bersifat acak, stasioner ataupun musiman (Arsyad, 1994). Menurut Hanke, dkk. (2003), autokorelasi adalah hubungan deret berkala dengan deret berkala itu sendiri dengan selisih waktu (lag) 0,1,2 periode atau lebih. Cryer (1986) menjelaskan bahwa koefisien fungsi autokorelasi ρ k dapat diduga dengan:
  • 21. ∑ (Z )( ) t −k t − Z Z t −k − Z rk = t =1 (2.4) ∑ (Z ) n 2 t −Z t =1 Keterangan dari persamaan 2.1: rk : koefisien autokorelasi pada lag k Zt : data pengamatan pada waktu ke-t Z : rata-rata data pengamatan 2.3.4 PACF( Partial Autocorelation Function) Autokorelasi Parsial digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan linier antara data Zt dengan Zt + k apabila pengaruh dari time lag 1,2,…,k-1 dianggap terpisah (Makridakis dkk., 1999). Menurut Cryer (1986), taksiran dari PACF adalah berdasarkan koefisien autokorelasi pada persamaan Yule-Walker untuk k time lag, yaitu : ρ1 = φ k1 + φ k 2 ρ1 + ... + φ kk ρ k −1 ρ 2 = φ k1 ρ1 + φ k 2 + ... + φ kk ρ k − 2 ρ k = φ k1 ρ k −1 + φ k 2 ρ k − 2 + ... + φ kk sehingga didapatkan pendugaan nilai PACF sebagai berikut: k −1 ρ k − ∑ φ k −1, j ρ k − j j =1 φ kk = k −1 (2.5) 1 − ∑ φ k −1, j ρ j j =1 dengan φkj = φk −1, j − φkkφk −1, j − k , untuk j=1,2,…,k-1, dimana : φkk : koefisien autokorelasi parsial pada lag k ρ kk : koefisien autokorelasi parsial pada lag k yang diduga dengan rk
  • 22. ρj : koefisien autokorelasi parsial pada lag j yang diduga dengan rj ρ k − j : koefisien autokorelasi parsial pada lag (k-j) yang diduga dengan rk − j 2.3.5 Metode Peramalan Peramalan adalah aktivitas menghitung atau memprediksi beberapa kejadian atau kondisi yang akan datang. Dalam penerapan, model deret waktu seringkali dapat digunakan dengan mudah untuk meramal karena pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel (Makridakis, dkk., 1999). Metode peramalan dengan model deret berkala terdiri dari: 1. Metode pemulusan. 2. Metode Box Jenkins. 3. Metode proyeksi trend dengan regresi (Makridakis, dkk., 1999). Identifikasi merupakan langkah awal analisis deret berkala untuk menentukan metode analisis yang tepat. Identifikasi pola dilakukan dengan membuat plot data untuk mendapatkan gambaran kecenderungan dari data secara grafis. Dari plot data tersebut akan diketahui apakah data bersifat acak, mempunyai pola trend, mempunyai pola musiman, atau apakah data mempunyai pola siklus. Deret ber-trend didefinisikan sebagai deret waktu yang bersisi komponen jangka yang mewakili pertumbuhan atau penurunan disepanjang periode waktu. Teknik peramalan untuk data ber-trend digunakan ketika: 1. Peningkatan produktifitas dan teknologi baru yang mengarah ke perubahan gaya hidup. 2. Kenaikan populasi menyebabkan peningkatan permintaan atas barang dan jasa. 3. Daya beli dolar mempengaruhi variabel ekonomi akibat inflasi. 4. Meningkatnya permintaan pasar (Arsyad, 1994).
  • 23. Teknik yang perlu dipertimbangkan ketika data berpola trend adalah rata-rata bergerak, pemuluasan eksponensial Holt, regresi linier sederhana, kurva pertumbuhan, model eksponensial, dan model ARIMA (metode Box-Jenkins). Box dan Jenkins (1976) telah mengembangkan suatu skema yang menggambarkan pendekatan metode ARIMA sehingga memudahkan dalam penerapannya sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. Tahap Rumuskan Identifikasi kelompok model- model umum Penetapan model sementara (tentatif) Tahap Pendugaan Pendugaan dan parameter pada Pengujian model sementara Pemeriksaan diagnosis (apakah model memadai?) Tidak Ya Tahap Gunakan model Penerapan untuk peramalan Gambar 2.2 Skema metode peramalan Box-Jenkins 2.3.6 Autoregressive Integrated Moving Average(ARIMA) Suatu proses dikatakan non-stasioner jika proses tersebut mempunyai rata-rata dan ragam yang tidak konstan untuk sembarang waktu pengamatan. Model deret waktu yang non- stasioner dapat dikatakan sebagai proses Auto Regressive Integrated Moving Average ordo (p,d,q) atau disingkat ARIMA (p,d,q), dimana: p adalah order dari parameter autoregresif , d
  • 24. adalah besaran yang menyatakan berapa kali dilakukan differencing pada proses sehingga menjadi proses yang stasioner, dan q adalah order dari parameter moving average (Box dan Jenkins, 1976). Pada kenyataannya, tidak semua observasi deret waktu membentuk proses yang stasioner. Metode ARIMA dapat juga digunakan untuk peramalan yang dikembangkan oleh Box Jenkins. Metode ini menggunakan pendekatan iteratif pada identifikasi suatu model yang mungkin dari model umum. Model terpilih kemudian diperiksa terhadap data historis untuk melihat apakah model ini akurat dalam menjelaskan deret (Hanke, dkk., 2003). Cryer (1986) merumuskan beberapa model umum ARIMA sebagai berikut: Model ARIMA(p,d,q) Wt = ∇ d Z t (2.6) Wt = φ1Wt −1 + ... + φ pWt − p + at − θ1at −1 − ... − θ q at − q (2.7) Model ARMA(p,q) Zt = φ1Zt −1 + ... + φ p Zt − p + at − θ1at −1 − ... − θ q at − q (2.8) Model AR(p) Zt = φ1Zt −1 + φ2 Zt − 2 + ... + φ p Zt − p + at (2.9) Model MA(q) Zt = at − θ1at −1 − θ 2at − 2 − ... − θ q at − q (2.10) dimana: φ = parameter autoregressive θ = parameter moving average p = derajat autoregressive d = derajat pembedaan (difference) q = derajat moving average a t = galat acak (white noise) Pada prakteknya, nilai p dan q pada model ARIMA (p,d,q) masing-masing jarang menggunakan nilai p dan q melebihi 2
  • 25. (Hanke, dkk., 2003). Sedangkan untuk nilai d juga jarang menggunakan nilai selain 0, 1, atau 2, karena pada umumnya stasioneritas dapat dicapai dengan melakukan pembedaan berturut-turut sebanyak satu atau dua kali (Makridakis, dkk., 1999). Pendekatan Box-Jenkins menggunakan strategi pembentukan iteratif yang terdiri dari pemilihan model awal (identifikasi model), estimasi koefisien model (pendugaan parameter), dan penganalisaan residual (pemeriksaan model). Jika diperlukan, model awal dimodifikasi dan proses diulangi sampai didapat residual yang memberikan indikasi bahwa tidak ada lagi modifikasi yang diperlukan. Sampai di sini, model yang sesuai dapat digunakan untuk meramal (Hanke, dkk., 2003). 2.3.6.1 Pemodelan ARIMA Untuk menentukan model dalam analisa deret waktu, banyak hal yang perlu diperhatikan. Box dan Jenkins (1976) secara efektif telah berhasil mencapai kesepakatan mengenai informasi yang diperlukan untuk memahami dan memakai model-model ARIMA untuk deret berkala univariate. Dari dasar pendekatan tersebut dirangkum dalam tiga tahap, yaitu: a. Identifikasi model Menurut Makridakis, dkk. (1999), langkah pertama yang penting dalam memilih suatu model deret waktu adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Jenis pola data tersebut antara lain: 1. Pola Horizontal (H), terjadi apabila data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. 2. Pola Trend (T), terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. 3. Pola Musiman (S), terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. 4. Pola Siklis (L), terjadi bila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang. b. Pendugaan parameter Berdasarkan kenyataan bahwa parameter model mempunyai hubungan autokorelasi atau autokorelasi parsial, maka
  • 26. pendugaan parameter-parameter ini dapat diperoleh dengan menyelesaikan hubungan tersebut, hubungan antara autokorelasi dan parameternya dinyatakan dalam persamaan Yule Walker (Persamaan 2.2) (Box dan Jenkins, 1976). Menurut Cryer (1986), terdapat beberapa metode untuk menduga parameter-parameter tersebut, yaitu metode momen, metode kuadrat terkecil, dan metode maximum likelihood. c. Diagnostik model Setelah nilai duga parameter ARIMA didapatkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk membuktikan bahwa model layak digunakan. Pemeriksaan diagnostik model dapat diuji dengan Uji Kelayakan Model Ljung-Box (Q), dimana nilai statistik Q mengikuti distribusi χ k − m , dengan 2 hipotesis: H o : Model Layak H 1 : Model Tidak Layak Rumus untuk statistik uji Q adalah: K rk2 Q = n(n + 2 )∑ (2.11) k =1 n − k dimana: n = banyak pengamatan rk = koefisien autokorelasi sisa pada lag-k K = lag maksimum m = banyaknya parameter yang diduga dalam model. Keputusan terhadap hipotesis autokorelasi sisaan didasarkan apabila nilai Q ≤ χ k − m pada taraf nyata α atau p-value dari 2 statistik uji Q lebih besar dari nilai α , maka model layak digunakan ( Cryer, 1986 ). 2.3.6.2 Pemilihan model terbaik Menurut Wei(1994), salah satu pemilihan model terbaik dari beberapa model yang sesuai dapat berdasarkan nilai AIC (Akaike Information Criterion ), dengan rumus :
  • 27. )2 ( ) AIC = nLn σ a + 2M (2.12) dimana: n = banyaknya pengamatan efektif, yaitu banyaknya pengamatan yang yang diikutkan dalam proses pendugaan parameter. )2 σ a = penduga Maximum Likelihood dari ragam sisaan.. M = banyaknya parameter yang diduga dalam model Model terbaik adalah model yang memiliki nilai AIC terkecil. 2.3.7 Fungsi Transfer Analisis fungsi transfer merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan apabila terdapat lebih dari satu deret berkala, dimana keadaan ini sering disebut multivariate deret waktu dalam statistika. a. Konsep fungsi transfer Menurut Makridakis dkk. (1999) model fungsi transfer adalah suatu model yang menggambarkan nilai dari prediksi masa depan dari suatu deret berkala (disebut deret output atau Yt) didasarkan pada nilai-nilai masa lalu dari deret itu sendiri (Yt) dan didasarkan pula pada satu atau lebih deret berkala yang berhubungan (disebut deret input atau Xt) dengan deret output tersebut. Model fungsi transfer merupakan fungsi dinamis yang pengaruhnya tidak hanya pada hubungan linier antara deret input dengan deret output pada waktu ke-t, tetapi juga pada waktu t+1, t+2, …, t+k. Hubungan seperti ini pada fungsi transfer dapat menimbulkan delai (waktu senjang) antara variable input dan variabel output. Wei (1994) menjelaskan bahwa di dalam fungsi transfer terdapat deret berkala output (Yt) yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh deret berkala input (Xt) dan input-input lain yang digabungkan dalam satu kelompok yang disebut gangguan (noise) nt. Seluruh sistem merupakan sistem yang dinamis. Dengan kata lain deret input Xt memberikan pengaruhnya kepada deret output melalui fungsi transfer yang mendistribusikan dampak Xt melalui beberapa waktu yang akan datang. Hal ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2.
  • 28. Deret input Fungsi Deret Output Transfer  (Yt) Seluruh pengaruh lain, disebut gangguan (noise), Gambar 2.3 Konsep fungsi transfer Tujuan pemodelan fungsi transfer adalah untuk menetapkan model yang sedehana, yang menghubungkan Yt dengan Xt dan nt. namun tujuan utama pemodelan jenis ini adalah untuk menetapkan peranan indikator penentu (leading indicator) deret input dalam rangka menetapkan variabel yang dibicarakan (deret output). Menurut Makridakis dkk. (1999) model fungsi transfer bivariat ditulis dalam 2 bentuk umum, bentuk pertama adalah sebagai berikut: Yt = v(B)Xt + nt (2.13) Dimana; Yt = deret output Xt = deret input nt = Pangaruh kombinasi dari seluruh factor yang mempengaruhi Yt , dan disebut dengan gangguan (noise) v(B) = fungsi dari bobot respons impuls. v(B) = (v0 +v1B +v2B2 +….+vkBk), dimana k adalah orde fungsi transfer. vk = bobot respons impuls pada lag k. B = operator mundur Orde fungsi transfer adalah k (menjadi orde tertinggi untuk proses pembedaan) dan ini kadang-kadang dapat menjadi lebih besar, sehingga model fungsi transfer dapat dituliskan dalam model yang kedua sebagai berikut:
  • 29. ω ( B) yt = xt-b + nt (2.14) δ ( B) atau ω ( B) θ ( B) yt = xt-b + at (2.15) δ ( B) φ ( B) dimana; ω(B) = ω0 -ω1B - ω2B2-….-ωkBk δ(B) = 1- δ1B- δ2B2-……..- δrBr θ(B) = 1- θ1B- θ2B2-……..- θqBq φ(B) = 1- φ1B- φ2B2-……..- φpBp yt = nilai Yt yang telah ditransformasikan dan dibedakan xt = nilai Xt yang telah ditransformasikan dan dibedakan at = nilai gangguan acak r, s, p, q dan b adalah konstanta. Pernyataan θ(B) dan φ(B) menyatakan operator rata-rata bergerak atau moving average dan operator autoregresif (AR) untuk gangguan nt. Sedangkan untuk r,s,b menunjukkan penentuan parameter (parameterisasi) model fungsi transfer yang menghubungkan yt dengan xt dan p,q menunjukkan pembentukkan parameter dari model gangguan (noise model). Pembentukkan model fungsi transfer untk deret input (Xt) dan deret output (Yt) tertentu dalam bentuk data mentah meliputi 4 tahap utama dan beberapa sub utama dan beberapa sub tahap. Empat tahap utama tersebut yaitu identifikasi model fungsi transfer, penaksiran parameter model fungsi transfer, dan penggunaan model fungsi transfer untuk peramalan (Makridakis dkk., 1999). b. Identifikasi model fungsi transfer Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam pengidentifikasian model fungsi transfer terdiri atas 8 tahap, yaitu : 1. Mempersiapkan Deret Input dan Deret Output Makridakis dkk. (1999) menjelaskan tantang beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan deret input dan deret output adalah memeriksa :
  • 30. a. apakah transformasi perlu dilakukan terhadap deret input dan deret output karena transformasi yang tepat dapat mengatasi ragam yang tidak stasioner, b. berapa tingkat pembedaan yang harus diterapkan untuk deret input dan deret output supaya menjadi stasioner, c. apakah pengaruh musiman pada deret input dan deret output perlu dihilangkan, karena menyebabkan nilai – nilai (r,s,b) menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jika tidak dilakukan pengujian terhadap musiman (walaupun bukan merupakan persyaratan dari fungsi transfer ). Dengan demikian, deret data yang telah ditransformasi dan telah sesuai disebut dengan xt dan yt. 2. Pemutihan Deret Input Menurut Makridakis dkk. (1999), deret input dapat dibuat lebih mudah diatur dengan pemutihan. Maksudnya adalah dengan menghilangkan seluruh pola yang diketahui sehingga yang tertinggal hanya white noise. Sebagai contoh, jika deret input dapat dimodelkan sebagai proses ARIMA, misalnya ARIMA (px,0,qx), maka dapat didefinisikan sebagai : φ x ( B) xt = θ x ( B)α t (2.16) dimana φ x ( B ) adalah operator autoregresif, θx(B) adalah operator rata-rata bergerak dan αt adalah galat acak yaitu white noise. Pemutihan deret input xt didapatkan melalui persamaan (2.17) yang diperoleh dengan mengubah persamaan (2.16) dengan menyusun kembali suku – sukunya, sebagai berikut: Φ x ( B) αt = xt (2.17) θ x ( B) Deret αt inilah yang disebut dengan pemutihan deret input xt. 3. Pemutihan Deret Output Transformasi pemutihan untuk deret input xt seperti pada persamaan (2.17) harus diterapkan juga terhadap deret output yt untuk mempertahankan integritas hubungan fungsional karena fungsi transfer memetakan xt ke dalam yt seperti dalam skema berikut: Input (xt) fungsi transfer Output (yt)
  • 31. ⎛ Φ x ( B) ⎞ ⎛ Φ x ( B) ⎞ Input ⎜ ⎜ ⎟ xt ⎟ fungsi transfer Output ⎜ ⎜ ⎟ yt ⎟ ⎝ θ x ( B) ⎠ ⎝ θ x ( B) ⎠ Makridakis dkk. (1999) menyatakan bahwa transformasi pada deret output yt tidak harus mengubah yt menjadi white noise. Deret yt yang telah diputihkan disebut dengan deret βt, yaitu: ⎛ Φ x ( B) ⎞ βt , = ⎜ ⎜ ⎟ yt (2.18) ⎝ θ x ( B) ⎟ ⎠ 4. Perhitungan Korelasi silang dan Autokorelasi untuk Deret Input dan Deret Output yang telah Diputihkan Abraham dan Ledolter (1983) menjelaskan, pada proses stasioner: a. E(Xt) = µxt, E(Yt) = µyt, ragam xt = σxt2 , ragam yt = σy2 b. Fungsi autokovarian γx(k) = E(xt - µt)(xt+k – µt) dan γy(k) = E(yt - µt)(yt+k – µt) dengan time lag k. c. Kovarian silang antara x dan y pada lag k (γxy) dan kovarian silang antara y dan x (γyx) sebagai berikut: γxy (k) = {(xt – µx)(yt+k – µy)} (2.19) γyx (k) = {(yt – µy)(xt+k – µx)} (2.20) Oleh karena γxy (k) = E(xt – µx)(yt+k - µ) = E(yt+k – µy)(xt – µx) = γxy (-k) maka hanya perlu mendefinisikan satu fungsi γxy (k) untuk k = 0, ± 1, ± 2, … yang disebut sebagai fungsi kovarian silang antara x dan y pada lag k adalah γ xy (k ) Ρxy(k) = , k = 0, ± 1, ± 2, … (2.21) σ xσ y Dan penduganya adalah C xy (k ) ρ xy (k ) = rxy ( k ) = ˆ , k = 0, ± 1, ± 2, … SxS y (2.22)
  • 32. Di mana: ⎧ 1 n−k ⎪ n ∑ ( xt − &&&)( yt + k − &y&), k = 0,1,2,... ⎪ t =1 x & Cxy(k) = ⎨ n (2.23) ⎪ 1 ∑ ( xt − &&&)( yt + k − &y&), k = 0,−1,−2 x & ⎪ n t =1− k ⎩ 1 n Sx = C xx (0) = ∑ ( xt − &x&)2 , Cxx (0):ragam x n t =1 & (2.24) 1 n Sy = C yy (0) = ∑ ( yt − &y&)2 , Cyy (0) : ragam y n t =1 & (2.25) x = rata – rata deret input yang telah disesuaikan y = rata – rata deret output yang telah disesuaikan. Dengan demikian, korelasi silang antara deret input (αt) dan deret output (βt) yang telah diputihkan dan disesuaikan adalah Cαβ (k ) rαβ (k ) = (2.26) Sα S β Menurut Wei (1994), fungsi korelasi silang tidak hanya mengukur kekuatan hubungan, tetapi juga mengukur arah hubungan itu,sehingga untuk melihat hubungan antara deret input (Xt) dan deret output (Yt) secara grafik, perlu menghitung CCF (Cross Correlation Function), ρ x , y (k ) untuk kedua lag baik positif maupun negatif. Untuk deret input Xt yang telah diputihkan (deret αt) seharusnya tidak terdapat beberapa autokeralasi yang signifikan, tetapi pada deret output Yt yang telah diputihkan (deret βt) terdapat beberapa pola dan inilah yang diharapkan dari fungsi transfer (Makridakis dkk., 1999). 5. Penaksiran langsung bobot repons impuls Menurut Makridakis dkk. (1999), dasar pemikiran teoritis untuk mendapatkan penaksir bobot respons impuls berawal dari mengasumsikan b = 0 sehingga model fungsi transfer dapat ditulis sbb;
  • 33. yt = v(B)xt + nt (2.27) Jika xt ditransformasi dengan φx(B)/θx(B) maka dari persamaan (2.27) diperoleh: γ αβ (k ) ραβ (k ) xσ α σ β σ β vk = = = ραβ (k ) (2.28) σα 2 σ αβ2 σα jadi, hanya suku vk yang terlihat karena αt-k bebas dari pengaruh αt lainnya. Dengan mensubstitusikan persamaan di atas, maka didapatkan bobot respons impuls (impulse response weights) sebagai berikut; Sβ vk = rαβ (k ) k = 0, 1, 2,…. (2.29) Sα (Abraham dan Ledolter, 1983). 6. Penetapan r, s, b untuk model fungsi transfer Tiga parameter kunci dalam membentuk model fungsi transfer adalah (r,s,b) dimana: r = derajat fungsi δ(B) s = derajat fungsi ω(B) b = keterlambatan yang dicatat dalam subskrip dari Xt-b Untuk mendapatkan nilai r, s, b merupakan suatu tugas peramal. Sehingga diperoleh persamaan berikut ini; ω ( B) v( B) xt = xt −b (2.30) δ ( B) Jika pernyataan tersebut diperluas dan koefisien dibandingkan, akan diperoleh persamaan berikut ini; vk = 0 untuk k ≤ b-1 (2.31a) vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r +ω0 untuk k = b (2.31b) vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r +ωk-b untuk k = b+1,..., b+s (2.32c) vk = δ1vk-1+ ... + δrvk-r untuk k ≥ b+s+1 (2.33d) Makridakis dkk.(1999), menyatakan bahwa jika berfikir secara intuitif tentang arti (r, s, b) maka: 1. Nilai b menyatakan bahwa y tidak dipengaruhi oleh nilai xt sampai pada periode t+b atau yt = 0xt+0xt-1+0xt-2+ ...+ω0xt-b
  • 34. 2. Nilai s menyatakan untuk berapa lama deret output (y) secara terus menerus dipengaruhi nilai baru dari deret input (xt), atau yt dipengaruhi oleh nilai xt-b,xt-b-1,… xt-b-s 3. Nilai r menyatakan bahwa yt berkaitan dengan nilai-nilai masa lalunya. Kenyataan-kenyataan ini biasanya disimpulkan ke dalam tiga bentuk prinsip petunjuk, yang ditunjukkan untuk membantu seorang peramal dalam menentukan nilai yang tepat untuk (r,s,b) yaitu sebagai berikut: a. sampai lag waktu ke-b, korelasi silang tidak akan berbeda nyata dari nol. b. untuk s time lag selanjutnya, korelasi silang tidak akan memperlihatkan adanya pola yang jelas. c. untuk r time lag selanjutnya, korelasi silang akan memperlihatkan suatu pola yang jelas. Wei (1994), memberikan suatu petunjuk dalam menentukan nilai r, s dan b yang jelas 1. Untuk kasus r = 0, fungsi transfer hanya mengandung sejumlah bobot respons impuls yang dimulai dari vb = 0 dan vb+s = -ωs 2. Untuk kasus r = 1, bobot respons impuls menunjukkan pola menurun secara eksponensial dari vb jika s = 0, dari vb+1 jika s =1 dan dari vb+2 jika s = 2. 3. Untuk kasus r = 2, bobot respons impuls menunjukkan pola gelombang sinus teredam. Menurut Wei (1994), dalam praktek pada umumnya nilai r dan s tidak lebih dari 2, sehingga untuk nilai r dan s dipilih dari kombinasi r=0,1,2 dan s=0,1,2. 7. Pengujian pendahuluan deret gangguan (noise series) Penaksiran langsung bobot respons impuls memungkinkan dilakukannya perhitungan nilai taksiran pendahuluan dari deret gangguan nt. Berdasarkan rumus (2.27) maka: nt = y t −v0 xt − v1 xt −1 − ... − v g xt − g (2.32) di mana g adalah nilai praktis yang dipilih oleh peramal.
  • 35. 8. Penetapan (pn, qn) untuk model ARIMA (pn, 0, qn) dari deret gangguan Makridakis dkk. (1999) menjelaskan bahwa penetapan parameter deret gangguan (p,q) dilakukan dengan menganalisa nilai-nilai nt menggunakan metode ARIMA bisa untuk menemukan apakah terdapat model ARIMA (pn, 0, qn) yang tepat untuk menjelaskan deret tersebut. Fungsi φ m ( B ) dan θ n (B) untuk deret gangguan nt diperoleh dengan metode ARIMA seperti pada bagian 2.3.6 untuk mendapatkan φ n ( B ) nt = θ n ( B ) a t (2.33) c. Penaksiran parameter model fungsi transfer Menurut Wei (1994), setelah melakukan identifikasi model fungsi transfer secara tentatif maka dilanjutkan dengan penaksiran parameter-parameter model fungsi transfer yaitu δ = (δ 1 ,...,δ r )' ; ω = (ω0 , ω1 ,...,ω s )' ;φ = (φ1 ,...,φ p )' ; dan θ = (θ1 ,...,θ q )' . Seperti penaksiran parameter pada model ARIMA, penaksiran parameter model fungsi transfer juga menggunakan metode Conditional Least Square. Makridakis dkk (1999) menyatakan bahwa tahap penaksiran parameter ini terbagi menjadi dua bagian yaitu taksiran awal dan iterasi dalam rangka mendapatkan taksiran yang lebih baik. Hal ini melibatkan sejumlah besar perhitungan dan penaksiran parameter sehingga biasanya dilakukan dengan komputer. Taksiran awal dari parameter – parameter fungsi transfer, δ dan ω, didapatkan berdasarkan persamaan (2.30) dan bentuk pengembangannya yaitu pada persamaan (2.31a) sampai (2.31d). Untuk taksiran awal parameter noise, φ dan θ , dapat dicari seperti pada bagian 2.3.6. d. Diagnostik model Diagnostik model bertujuan untuk menguji apakah asumsi bahwa at merupakan white noise dan bebas terhadap deret input yang telah diputihkan dan disesuaikan, α t , telah terpenuhi. Jika asumsi ini terpenuhi maka model fungsi transfer yang telah diuji ini
  • 36. merupakan model fungsi transfer yang layak digunakan untuk peramalan (Wei,1994). Abraham dan Ledolter (1983) menyatakan bahwa model fungsi transfer yang telah dipilih dapat menjadi model yang tidak layak karena permodelan deret noise, pemodelan fungsi transfer, atau kedua pemodelan ini yang salah, sehingga terdapat dua macam pemeriksaan dan pengujian dalam diagnostik yaitu: 1. Pemeriksaan Korelasi Silang Menurut Makridakis dkk (1999) dalam proses perkiraan bobot fungsi transfer terdapat asumsi bahwa deret input yang telah diputihkan ( α t ) adalah bebas dari komponen noise (at). Wei (1994) menjelaskan bahwa untuk sebuah model fungsi transfer yang layak maka koefisien korelasi silang antara at dengan αt seharusnya tidak menunjukkan suatu pola tertentu dan berada diantara dua kesalahan standar 2(n-k)-1/2. Sebuah uji Ljung-Box dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan model fungsi transfer di bawah hipotesis nol yaitu korelasi silang antara αt dan at tidak berbeda nyata dari nol, dengan statistik uji sebagai berikut : 2 K rat ,αt (k ) Q = m ( m + 2) ∑ (2.34) k =0 m−k Dimana : m = n – t0 +1 n = banyaknya pengamatan t0 = mx {p+r+1,b+p+s+1} K : lag maksimum rα ,a (k ) : Koefisien korelasi silang antara deret αt dan at pada lag k. Statistik Q menyebar mengikuti sebaran chi-kuadrat dengan derajat bebas (K+1-r-s). Jika Q lebih kecil dari χ2(k+1-r-s) maka dapat dikatkan bahwa model fungsi transfer sudah layak. Menurut Wei (1994), tahap pemeriksaan ini sangat penting dalam pemeriksaan diagnostik sehingga pemeriksaan korelasi silang harus dilakukan pertama sebelum memeriksa autokorelasi nilai sisa akhir. 2. Pemeriksaan Autokorelasi Box dan Jenkins (1976) menyatakan bahwa jika fungsi autokorelasi nilai sisa menunjukkan suatu pola dapat dikatakan
  • 37. model fungsi transfer tidak cukup layak atau jika korelasi silang menunjukkan ketidaklayakan model fungsi transfer kemungkinan kerena kesalahan dalam mengidentifikasi model untuk noise (nt). Model untuk noise dikatakan layak jika koefisien ACF dan PACF dari noise tidak menunjukkan suatu pola tertentu (Wei, 1994). Uji Ljung-Box digunakan untuk menguji kelayakan model noise di bawah hipotesis nol yaitu autokorelasi nilai sisa (at) tidak berbeda nyata dari nol, dengan menghitung statistik Q sebagai berikut: K rk2 Q = m ( m + 2) ∑ (2.35) k =1 m − k dimana; m = n – t0 +1 rk = Koefisien autokorelasi at pada lag k t0 = max (p+r+1,p+s+1) K = lag maksimum m = jumlah parameter yang diduga dalam model. Statistik Q menyebar mengikuti sebaran chi-kuadrat dengan derajat bebas (K-p-q), dimana (p,q) merupakan parameter model noise. Jika nilai statistik Q lebih kecil daripada χ2(k-p-q) maka dapat dikatakan model untuk deret noise nt sudah layak. e. Peramalan dengan fungsi transfer Wei (1994) menjelaskan, ketika Yt dan Xt stasioner dan dihubungkan dalam suatu model fungsi transfer: ω ( B) b θ ( B) Yt = B Xt + at (2.36) δ ( B) φ ( B) Dan φ x ( B) X t = θ x ( B )α t (2.37) Di mana ω ( B), δ ( B),θ ( B), φ ( B), φ x ( B), dan θ x ( B) adalah bentuk dari polinomial B. Deret at dan αt adalah deret white noise yang saling bebas dengan rata-rata nol masing-masing ragamnya adalah σ a dan σ α . 2 2
  • 38. Jika ω ( B) B bθ x ( B) u ( B) = = u 0 + u1 B + u 2 B 2 + ... (2.38) δ ( B)φ x ( B) Dan θ ( B) ψ ( B) = = 1 + ψ 1 B + ψ 2 B 2 + ... (2.39) φ ( B) Maka persamaan (2.36) dapat ditulis sebagai Yt = u ( B )α t + ψ ( B ) a t ∞ ∞ (2.40) = ∑u α j =0 j t− j + ∑ψ j at − j j =0 Di mana ψ 0 = 1, sehingga: ∞ ∞ Yt +1 = ∑ u jα t +1− j + ∑ψ j at +1− j (2.41) j =0 j =0 Jika ∞ ∞ Yt (l ) = ∑ u * l + j α t − j + ∑ψ * l + j a t − j ˆ (2.42) j =0 j =0 Akan menjadi ramalan yang optimal l periode ke depan dari Yt +1 .
  • 39. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kegiatan PKL di PT PLN APJ Kediri Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT PLN APJ Kediri pada tanggal 1 Juli 2010 sampai 23 Juli 2010. Adapun kegiatan–kegiatan yang dilakukan selama PKL dapat dilihat pada lampiran 3. Secara umum, selama tiga minggu berada di kantor PLN dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing bagian sudah optimal dan baik. Tetapi dalam hal penerapan metode statistika, pihak PT PLN APJ Kediri belum menerapkan secara lebih intensif sehingga PT PLN (persero) APJ Kediri perlu menerapkan metode statistika agar lebih efisien dalam meramalkan data-data tersebut pada waktu mendatang. 3.2 Pemodelan ARIMA (p,d,q) 3.2.1 Plot Data Plot data total jumlah pelanggan(Xt) dan total daya listrik (VA) sebagai (Yt): Plot jumlah pelanggan 790000 780000 770000 760000 total_plggn 750000 740000 730000 720000 710000 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Index Gambar 3.1 Plot Data Total Jumlah Pelanggan
  • 40. Plot total daya listrik (VA) 760000000 740000000 720000000 700000000 total 680000000 660000000 640000000 620000000 600000000 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Index Gambar 3.2 Plot Data Total Daya Listrik (VA) Dari kedua plot diatas dapat dilihat bahwa pola data secara umum menunjukkan kecenderungan linier naik. Jadi, dapat dikatakan data belum stasioner pada rata-rata. Akan tetapi, varians data tidak terlalu besar sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner terhadap ragam. Untuk membuktikan kestasioneran terhadap ragam dan nilai tengahnya maka dilakukan plot Box-Cox untuk melihat stasioneritas data terhadap ragam dan plot ACF untuk melihat stasioneritas data terhadap nilai tengah. 3.2.2 Kestasioneran Data Berdasarkan plot Box-Cox pada Lampiran 4, terlihat bahwa data total jumlah pelanggan (Xt) belum stasioner terhadap ragam. Hal ini ditunjukkan dengan nilai λ = -3.74, sehingga data perlu ditransformasi untuk mencapai stasioneritas terhadap ragam. Dari hasil transformasi I Box-Cox, diperoleh nilai λ = 1.00, ini menunjukkan bahwa data sudah stasioner terhadap ragam. Berdasarkan plot ACF pada Lampiran 4, terlihat bahwa data input(Xt) belum stasioner terhadap nilai tengah. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat beberapa nilai ACF berada diluar
  • 41. batas toleransi (± 2 ). Setelah dilakukan differencing satu n kali, data input(Xt) sudah stasioner terhadap rata-rata. Berdasarkan plot Box-Cox pada Lampiran 5, juga terlihat bahwa data total daya listrik (Yt) belum stasioner terhadap ragam. Hal ini ditunjukkan dengan nilai λ = -2.90, sehingga data perlu ditransformasi untuk mencapai stasioneritas terhadap ragam. Dari hasil transformasi I Box-Cox, diperoleh nilai λ = 1.00, ini menunjukkan bahwa data sudah stasioner terhadap ragam. Berdasarkan plot ACF pada Lampiran 5, terlihat bahwa data output(Yt) belum stasioner terhadap nilai tengah. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat beberapa nilai ACF berada diluar batas toleransi (± 2 ). Setelah dilakukan differencing satu n kali, data output(Yt) sudah stasioner terhadap rata-rata. 3.2.3 Identifikasi Model ARIMA Untuk Deret Input (Xt) Pemodelan ARIMA untuk deret input diawali dengan menentukan model sementara untuk deret input berdasarkan plot ACF dan PACF deret ini. Berdasarkan plot ACF dan PACF deret input maka dapat di tentukan model-model tentative yang sesuai dengan deret input yaitu: Tabel 3.1 Model Tentatif ARIMA (p,d,q) AR(p) I(d) MA(q) ARIMA (p,d,q) 0 1 1 0,1,1 0 1 2 0,1,2 1 1 0 1,1,0 1 1 1 1,1,1 1 1 2 1,1,2 Selanjutnya dilakukan diagnostik terhadap model ARIMA tersebut untuk mengetahui kelayakan model. Hasilnya ditunjukkan pada lampiran 6 dan diringkas pada Tabel 3.2.
  • 42. Tabel 3.2 Diagnostik model ARIMA ARIMA no 12 24 36 48 kesimpulan (p,d,q) 1 0,1,1 p-value 0.292 0.084 0.108 0.119 Model layak 2 0,1,2 p-value 0.210 0.025 0.056 0.097 Tidak layak 3 1,1,0 p-value 0.145 0.032 0.062 0.079 Tidak layak 4 1,1,1 p-value 0.199 0.045 0.074 0.102 Tidak layak 5 1,1,2 p-value 0.475 0.189 0.223 0.202 Model layak Hasil dari pengujian menggunakan uji Ljung-Box dan plot ACF sisaan tersebut, yaitu terdapat 2 model yang sesuai atau layak digunakan untuk peramalan, karena didapatkan p-value> α = 0 , 05 . Sehingga dari kedua model tersebut, pilih model terbaik dengan memilih nilai AIC (Akaike Info Criterion) terkecil. Dari perhitungan menggunakan software EVIEWS 3.0, didapatkan nilai AIC sebagai berikut: Tabel 3.3 Nilai AIC model yang layak no model Nilai AIC 1. ARIMA(0,1,1) 17.17875 2. ARIMA(1,1,2) 16.96429 Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk masing-masing model tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model ARIMA (1,1,2) yang dipilih sebagai model terbaik dari data input. 3.2.4 Pemutihan deret input dan deret output Setelah didapatkan model ARIMA yang sesuai untuk deret input ARIMA (1,1,2) dengan persamaan model sebagai berikut: Xt= 1Xt-1 + at - θ1at-1 – θ2at-2 Xt= 0.6684 Xt-1 + at - 0.4987at-1 - 0.4330at-2 Atau dapat dituliskan dengan menggunakan fungsi backward(B): (1-0.6684B) Xt = (1-0.4987B - 0.4330B2) at Pemutihan deret input dilakukan untuk membentuk deret white noise, sehingga dibentuk persamaan: (1 - 0.6684B) αt = Xt (1 - 0.4987B - 0.4330B 2 )
  • 43. Dengan demikian data deret αt merupakan data diferensi satu kali deret berkala jumlah pelanggan di PT PLN (Persero) APJ Kediri (Xt). Dengan mengikuti model ARIMA (1,1,2), maka pemutihan deret output menghasilkan persamaan: (1 - 0.6684B) βt = Yt (1 - 0.4987B - 0.4330B 2 ) Dengan demikian data deret βt merupakan data diferensi satu kali deret berkala total daya listrik di PT PLN (Persero) APJ Kediri (Yt). Dari pemutihan untuk deret input dan deret output di atas, didapatkan nilai αt dan βt. Dapat dilihat pada lampiran 7. Deret αt yang sudah dibentuk diuji autokorelasi sisaannya untuk memastikan bahwa αt adalah deret white noise(rata-rata nol dan ragam konstan). Autocorrelation Function for alpha (with 5% significance limits for the autocorrelations) 1.0 0.8 0.6 0.4 Autocorrelation 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Lag Gambar 3.3 Plot ACF untuk αt
  • 44. Autocorrelation Function for betha (with 5% significance limits for the autocorrelations) 1.0 0.8 0.6 0.4 Autocorrelation 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Lag Gambar 3.4 Plot ACF untuk βt Berdasarkan Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 dapat disimpulkan bahwa αt dan βt merupakan white noise kerena nilai autokorelasinya berada dalam selang 2 n , selain itu juga dapat dilihat bahwa terdapat pola gelombang sinus teredam pada deret βt, hal ini bersesuaian dengan teori yang dikatakan oleh Makridakis dkk. (1999) yang menyatakan bahwa untuk deret input Xt yang telah diputihkan (deret αt) seharusnya tidak terdapat beberapa autokeralasi yang signifikan, tetapi pada deret output Yt yang telah diputihkan (deret βt) terdapat beberapa pola dan inilah yang diharapkan dari fungsi transfer. 3.2.5 Pendugaan korelasi silang antara αt dan βt Berikut adalah hasil perhitungan korelasi silang yang diperoleh dari output SAS 6.12. dilakukan korelasi silang antara deret αt dan βt.
  • 45. Gambar 3.5 Plot korelasi silang antara αt dan βt 3.2.6 Pendugaan nilai r,s,b Berdasarkan nilai korelasi silang antara αt dan βt , menunjukkan dengan jelas bahwa deret input menentukan deret output, terdapat penundaan satu bulan (sebelum α secara signifikan mempengaruhi β ), dan setelah empat bulan tenggang waktu berlangsung, α muncul tanpa dampak yang signifikan terhadap β . sehingga parameter b=1. Hal ini menunjukkan ada penundaan sebelum jumlah pelanggan mulai mempengaruhi daya listrik di PT PLN (Persero) APJ Kediri. Artinya, daya listrik pada bulan ke-t dipengaruhi oleh jumlah pelanggan sampai bulan ke-(t+1). Nilai r dapat ditentukan yaitu 0 dan 1 berdasarkan Wei(1994). Kemudian s dapat ditentukan sebesar 0 karena korelasi silang yang tidak berbeda nyata setelah lag ke-0. Jadi model sementara fungsi transfer (r,s,b) adalah (0,0,1) dan (1,0,1).
  • 46. 3.2.7 Pendugaan langsung bobot respon impuls Berdasarkan korelasi silang antara αt dan βt dapat diketahui bahwa simpangan baku αt = 1013dan βt = 2074081. Bobot respon impuls dapat dihitung untuk memperoleh dugaan awal parameter fungsi transfer, menggunakan persamaan sebagai berikut : √1013 √2074081 Data kedua belas bobot respons impuls seperti tampak pada tabel berikut: k r v 0 0.35748 0.007900301 1 0.05996 0.001325115 2 -0.09993 -0.002208451 3 0.11191 0.002473209 4 -0.0737 -0.001627884 5 -0.0043 -9.43669E-05 6 0.09156 0.002023474 7 -0.0004 -9.50299E-06 8 0.10525 0.002326023 9 0.04057 0.000896596 10 0.00764 0.000168844 11 -0.0489 -0.001080247 12 0.01768 0.000390728 Table 3.4 Dugaan Langsung Bobot Respon Impuls Berdasarkan table 3.4, dapat diketahui bahwa bobot respon impuls terbesar yaitu 0.007900301. Ini menunjukkan bahwa jumlah pelanggan mempengaruhi daya listrik (VA) sebesar 0.007900301.
  • 47. 3.2.8 Pengujian deret gangguan (nt) Hasil dugaan dari deret gangguan (nt) diperoleh dengan menghitung nilai nt sebagai berikut : 0.007900301 0.001325115xt 1 0.002208451xt 2 0.002473209xt 3 0.000390728xt 12 Dengan demikian akan diperoleh nilai , ,…, sebagaimana pada lampiran 7. Selanjutnya identifikasi model ARMA untuk deret gangguan, hasilnya dapat dilihat dari plot ACF dan PACF pada pada lampiran 8. Pemodelan ARIMA untuk deret gangguan dapat di tentukan oleh model-model tentative yang sesuai dengan deret gangguan yaitu: Tabel 3.5 Model Tentatif ARMA (p,q) AR(p) MA(q) ARMA (p,q) 0 1 0,1 0 2 0,2 1 0 1,0 1 1 1,1 1 2 1,2 Diagnostik model menunjukkan model-model ARMA tersebut layak. Sehingga dari semua model tersebut, pilih model terbaik dengan memilih nilai AIC (Akaike Info Criterion) terkecil (lampiran 8). Dari perhitungan menggunakan software EVIEWS 3.0, didapatkan nilai AIC sebagai berikut: Tabel 3.6 Nilai AIC dari semua model yang layak no model Nilai AIC 1. ARMA(0,1) 31.01861 2. ARMA(0,2) 31.30228 3. ARMA(1,0) 31.12709 4. ARMA(1,1) 31.06068 5. ARMA(1,2) 31.07591 Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk masing-masing model tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model ARMA
  • 48. (0,1) yang dipilih sebagai model terbaik dari deret gangguan. Dengan demikian model sementara fungsi transfer (r,s,b)(p,q) adalah (0,0,1)(0,1) dan (1,0,1)(0,1). Persamaannya sebagai berikut: • Fungsi transfer(0,0,1)(0,1) :   Yt = ω 0 X t −1 + (1 - θ B )α t   • Fungsi transfer(1,0,1)(0,1) :   ω0 Yt = X t −1 + (1 - θ B )α t (1 − δ 1 B )   3.2.9 Pendugaan parameter fungsi transfer Untuk mendapatkan pendugaan parameter fungsi transfer, digunakan macro SAS dan hasil dari pendugaan dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 3.7 Diagnostik model fungsi transfer (0,0,1) (0,1) Uji Lag Nilai Statistik Q P CCF 5 2.72 0.743 11 13.93 0.237 17 19.03 0.327 23 22.04 0.518 ACF 6 5.84 0.322 12 10.22 0.511 18 25.83 0.078 24 34.49 0.058 Tabel 3.8 Diagnostik model fungsi transfer (1,0,1) (0,1) Uji Lag Nilai Statistik Q P CCF 5 1.72 0.786 11 13.11 0.217 17 18.79 0.280 23 21.39 0.497 ACF 6 4.83 0.437 12 11.02 0.442 18 18.52 0.357 24 30.07 0.148 Berdasarkan uji Ljung-Box pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8, nilai p>α(0.05). Dengan demikian, kedua model fungsi transfer
  • 49. tersebut merupakan model yang layak diterapkan dalam peramalan. Karena terdapat dua model layak, maka perlu dipilih model terbaik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wei (1990) bahwa model terbaik yang dipilih di antara model-model yang sesuai adalah model yang memiliki nilai AIC terkecil dibandingkan dengan model lainnya. Nilai AIC untuk masing-masing model ditunjukkan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9 Pemilihan model terbaik fungsi transfer (r,s,b) (p,q) Model Fungsi Transfer AIC (r,s,b) (p,q) (0,0,1) (0,1) 1637.47942 (1,0,1) (0,1) 1604.69542 Berdasarkan hasil perhitungan AIC untuk kedua model tersebut diperoleh AIC terkecil yaitu pada model fungsi transfer (1,0,1)(0,1) yang dipilih sebagai model terbaik untuk digunakan sebagai peramalan daya listrik bulan-bulan kedepan. Sehingga persamaan model fungsi transfer untuk meramalkan daya listrik pada PT PLN (Persero) APJ Kediri dengan mempertimbangkan jumlah pelanggan sebagai faktor input adalah sebagai berikut: - 436.66 Yt = X t −1 + (1 + 0.712489B)α t (1 - 0.56338B ) Dengan yt=Yt–Yt-1 dan xt=Xt–Xt-1 maka persamaan model fungsi transfer ini ekivalen dengan persamaan berikut: Yt = 1.56338 Yt-1 - 0.56338 Yt-2 – 436.66 Xt-1 + 436.66 Xt-2 + at + 0.1490109at-1 - 0.4014at-2 Model persamaan Yt berarti bahwa daya listrik pada bulan tertentu dipengaruhi oleh 1.56338 kali daya listrik pada satu bulan sebelumnya (Yt-1),  dikurangi 0.56338 kali daya listrik pada dua bulan sebelumnya (Yt-2), dikurangi 436.66 kali jumlah pelanggan pada satu bulan sebelumnya (Xt-1), ditambah 436.66 kali jumlah pelanggan pada dua bulan sebelumnya (Xt-2), ditambah dengan gangguan pada bulan tersebut , ditambah 0.1490109 gangguan pada bulan sebelumnya dan dikurangi 0.4014 gangguan pada dua bulan sebelumnya.
  • 50. Terapan model untuk meramalkan daya listrik pada bulan Juli 2010 yaitu sebagai berikut : Y55 = (1.56338 *  745781647) - (0.56338 *  740359952) – (436.66 *  787326) + (436.66 *  784983) + 0 + (0.1490109*3705763.948) – (0.4014* 4727364.177) = 750555403 3.2.10 Peramalan Menggunakan Fungsi Transfer Hasil ramalan terhadap daya listrik untuk beberapa bulan kedepan dapat dilihat pada Tabel 3.10 dan lampiran 10. Tabel 3.10 Hasil ramalan daya listrik berdasarkan data pelanggan Periode Tahun Bulan Hasil ramalan 55 Juli 750.555.403 56 Agustus 755.254.381 57 September 759.918.202 2010 58 Oktober 764.554.037 59 November 769.144.269 60 Desember 773.663.758 61 Januari 778.087.930 62 Februari 782.396.118 63 Maret 786.572.515 64 April 790.606.012 65 Mei 794.489.584 66 Juni 798.219.552 2011 67 Juli 801.794.867 68 Agustus 805.216.486 69 September 808.486.857 70 Oktober 811.609.502 71 November 814.588.692 72 Desember 817.429.196 73 2012 Januari 820.136.091
  • 51. 74 Februari 822.714.618 75 Maret 825.170.073 76 April 827.507.733 77 Mei 829.732.797 78 Juni 831.850.345 Berdasarkan hasil ramalan pada Tabel 3.10, dapat diketahui bahwa peramalan daya listrik berdasarkan data jumlah pelanggan menunjukkan kecenderungan naik dengan kenaikan rata-rata sebesar 353KVA.  
  • 52. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis peramalan data total daya listrik (VA) berdasarkan data total jumlah pelanggan tiap bulan PT PLN (Persero) APJ Kediri dapat disimpulkan bahwa : 1. Analisis peramalan yang tepat digunakan adalah peramalan dengan menggunakan fungsi transfer single input. 2. Model fungsi transfer single input yang terbentuk untuk data total daya lisrik dan total jumlah pelanggan adalah model fungsi transfer (1,0,1)(0,1) dengan persamaan model sebagai berikut: Yt = 1.56338 Yt‐1    ‐ 0.56338 Yt‐2  – 436.66 Xt‐1  + 436.66 Xt‐2  + at +  0.1490109at‐1 ‐ 0.4014at‐2  3. Hasil peramalan 24 periode ke depan menunjukkan kecenderungan naik dengan kenaikan rata-rata sebesar 353KVA. 4.2 Saran Berdasarkan praktik kerja lapangan ini terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain: 1. PT PLN (Persero) APJ Kediri sebaiknya lebih memperhatikan pertambahan jumlah pelanggan pada tiap bulan untuk dapat mengantisipasi meningkatnya daya listrik pada bulan-bulan yang akan datang, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan. 2. Penggunaan model peramalan dalam jangka panjang sebaiknya perlu dilakukan pembaharuan model, artinya jika telah didapatkan data tambahan perlu dilakukan updating data dengan tambahan data tersebut agar model selalu konsisten dalam meramalkan data di masa datang. 3. Untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat, dapat dilakukan analisis peramalan yang lebih kompleks dengan melibatkan banyak variabel input karena daya listrik tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pelanggan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
  • 53. DAFTAR PUSTAKA Abraham, B. dan Ledolter, J. 1983. Statistical Method for Forecasting. John Willey and Sons, Inc., Canada. Arsyad, L. 1994. Peramalan Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Box, Jenkin. Reisel. 1994. Time Series Analysis and Control Forecasting. Prentice Hall. New Yersey. Cryer, J.D. 1986. Time Series Analysis. PWS-KENT Publising Company, Boston. Hanke, J.E., Reitsch, A.G. dan Wichern, D.W. 2003. Peramalan Bisnis. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa: Devy Anantanur. PT. Prenhallindo. Jakarta. Makridakis, S., Wheelwright, S.c., dan McGee, V. Alih bahasa Ir. Hari Suminto. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi kedua. Binarupa Aksara, Jakarta. PLN. 2010. Bagan Susunan Jabatan Area Pelayanan dan Jaringan Kediri. PT PLN (Persero) APJ Kediri. Wei, W.W.S. 1994. Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods. Addison-Wesley Publishing Company, New York. Wiki. 2008.Perusahaan Listrik Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/ Perusahaan_Listrik_Negara// Diakses 22 Juli 2010, pukul 10.30 WIB.
  • 54. Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur APJ Kediri. 46    Sumber : Pembukuan PT PLN (Persero) APJ Kediri 
  • 55. Lampiran 2. Data Jumlah Pelanggan (orang) dan Total Daya Listrik (VA) periode Januari 2006 sampai dengan Juni 2010. Jumlah Pelanggan Total Daya Listrik(VA) t periode 1 Jan-06 718369 618174508 2 Feb-06 720973 620777033 3 Mar-06 721647 621709143 4 Apr-06 721993 621108993 5 Mei-06 723804 623393773 6 Jun-06 724872 625258073 7 Jul-06 725113 626116718 8 Agst-06 725164 626900118 9 Sept-06 725355 627828608 10 Okt-06 726842 630041883 11 Nov-06 727148 630922008 12 Des-06 728284 632800423 13 Jan-07 730077 636053373 14 Feb-07 732819 639603954 15 Mar-07 732911 640366944 16 Apr-07 734379 642588734 17 Mei-07 735873 644826684 18 Jun-07 736044 645743714 19 Jul-07 737179 647650664 20 Agst-07 738916 651208458 21 Sept-07 740730 650273882 22 Okt-07 742672 653283437 23 Nov-07 743710 655370837 24 Des-07 744917 658427617 25 Jan-08 746786 661874727 26 Feb-08 749556 666482628    
  • 56. Lampiran 2(Lanjutan). Jumlah Pelanggan Total Daya Listrik(VA) t periode 27 Mar-08 751923 670195056 28 Apr-08 752423 672353296 29 Mei-08 752635 674574058 30 Jun-08 752858 676701643 31 Jul-08 753534 679123453 32 Agst-08 755480 682648423 33 Sept-08 757560 685990926 34 Okt-08 759560 688831696 35 Nov-08 759596 689695086 36 Des-08 762181 693409916 37 Jan-09 763001 695404967 38 Feb-09 763106 696752514 39 Mar-09 764985 699200277 40 Apr-09 767228 702164857 41 Mei-09 768569 704624907 42 Jun-09 769875 707020257 43 Jul-09 770050 708073157 44 Agst-09 770216 713214757 45 Sept-09 772385 717705242 46 Okt-09 775976 722889042 47 Nov-09 777876 725799172 48 Des-09 780450 729501052 49 Jan-10 781891 731907152 50 Feb-10 781477 733639602 51 Mar-10 781598 735309902 52 Apr-10 781628 735623002 53 Mei-10 784983 740359952 54 Jun-10 787326 745781647    
  • 57. Lampiran 3. Kegiatan selama Praktik Kerja Lapang di PT PLN (persero) APJ Kediri pada tanggal 1 Juli 2010 sampai 23 Juli 2010. Tanggal Kegiatan Lokasi Perkenalan kepada seluruh pegawai PLN Kantor PLN 1 Juli Briefing PKL dan penempatan PKL lantai 2 Bagian 2010 Dialog interaktif Dengan supervisor Perencanaan bagian perencanaan tentang statistika Halaman depan Senam pagi kantor PT PLN 2 Juli AJP KEDIRI 2010 Perkenalan lanjutan kepada pegawai Kantor PLN khususnya pada bagian perencanaan lantai 2 Bagian Perencanaan Menghadap ketua bagian Perencanaan Ruang ketua untuk mengetahui kinerja di bagian Bagian perencanaan Perencanaan PT PLN APJ KEDIRI 5 Juli Ruang Bagian 2010 Mengambil data di Bagian Niaga Niaga & Pemasaran Menganalisis data untuk dibandingkan Kantor PLN dengan hasil analisis yang sudah ada lantai 2 Bagian Perencanaan Survey dan sharing dengan pegawai Kantor PLN Bagian SDM tentang struktur organisasi lantai 2 Bagian PT PLN APJ KEDIRI beserta fungsinya SDM & serta survey tentang kinerja Bagian SDM KEUANGAN tersebut 6 Juli Pengambilan data di Bagian Distribusi Kantor PLN 2010 lantai 1 Bagian Distribusi Memahami data yang diperoleh serta Kantor PLN konsultasi dengan Pak Darto dalam hal lantai 2 Bagian memahami data dan segala sesuatu yang Perencanaan belum diketahui selama PKL berlangsung    
  • 58. Lampiran 3(Lanjutan). Tanggal Kegiatan Lokasi Memasukkan data dan menata data berdasarkan tariff dasar listrik Kantor PLN 7 Juli Konsultasi tentang hasil forcast dari data lantai 2 Bagian 2010 yang sudah digolongkan berdasarkan tariff Perencanaan listrik Memasukkan data kumulatif jumlah pelanggan dan kWh yang terpakai serta menganalisis data untuk mengetahui Kantor PLN 8 Juli forecast data secara kasar lantai 2 Bagian 2010 Browsing teori-teori tentang metode Perencanaan analisis yang tepat untuk digunakan dalam peramalan data (untuk laporan PKL) Halaman depan Senam pagi kantor PT PLN AJP KEDIRI Konsultasi system TUL (Tata Usaha Lantai 1 PT PLN Langganan) yang merupakan system APJ KEDIRI 9 Juli bisnis yang dijalankan PLN oleh ruang Supervisor 2010 supervisor TUL (Bpk. karyono) TUL bagian Niaga Browsing teori-teori tentang metode Kantor PLN analisis yang tepat untuk digunakan dalam lantai 2 Bagian peramalan data (untuk laporan PKL) Perencanaan Konsultasi kepada pak darto tentang hasil peramalan data pelanggan kumulatif dan data kWh kumulatif sampai bulan juni Kantor PLN 12 Juli 2010 lantai 2 Bagian 2010 Membantu pak agung cara menggunakan Perencanaan software statistika dalam hal peramalan data Sharing dengan Pak Darto tentang model- Kantor PLN 13 Juli model metode peramalan data yang ada di lantai 2 Bagian 2010 statistika Perencanaan Membantu menata dokumen-dokumen