SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 34
Pelapukan dan Tanah
Apa itu Pelapukan ?
Yang tau dapat hadiah
• Pelapukan merupakan proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material
tanah pada permukaan bumi yang disebabkan karena proses Mekanik,
Kimiawi dan Biologis (Organik).
• Perlu diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan menjadi
bagian – bagian yang lebih kecil atau bahkan melarutkan sebagian dari
mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan
sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara
menyeluruh dan membentuk mineral baru.
• Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi
juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan
proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
Apa yang menyebabkan terjadinya pelapukan ?
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi
2. Pembekuan air di dalam batuan
3. Berubahnya air garam menjadi kristal
4. Insolasi
5. Perbedaan Warna Mineral
• Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pelapukan Mekanik
2. Pelapukan Kimiawi
3. Pelapukan Biologis (Organik)
Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan
menjadi bagian - bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur
kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan fisika.
Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut :
1. Frost Wedging
Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada
saat hujan, titik - titik air dapat masuk ke celah-celah atau retakan
batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat dingin, air di
celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es.
1. Pelapukan Mekanik
Akibat adanya gejala anomali air, yaitu pada saat membeku,
volumenya meningkat sekitar 0,6 m3 dan massa es tersebut akan
menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat
memecahkan massa batuan.
2. Unloading
Apabila intrusi besar dibawa ke permukaan melalui
pengangkatan tektonik dan erosi batuan diatasnya tekanan
pembatas diatas intrusi telah dilepaskan, tetapi tekanan di
bawahnya masih terus dikerahkan, memaksa batuan untuk
berkembang. Proses ini disebut pembongkaran (Unloading).
Karena lapisan terluar lebih mengembang, retakan atau lembaran
sambungan berkembang melengkung sejajar dengan batuan di
permukaan luasnya.
3. Thermal Expansion
Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah
iklim kering atau gurun. Pada siang hari, suhu udara sangat tinggi
akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat, akibatnya massa
batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat
rendah bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami
pengerutan secara tiba-tiba. Akibat pengerutan terus - menerus
bongkah batuan dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
4. Aktifitas Organisme
Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa
penembusan akar tumbuhan ke celah-celah batuan ataupun kegiatan
mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam tanah
Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses
penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur
kimianya.
Adapun penyebab terjadinya pelapukan kimia, antara lain:
1. Hidrolisis
Reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung
ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan
membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti
kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses
pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini
memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.
•Pelapukan Kimia
2. Hidrasi
Proses penambahan air pada suatu mineral sehingga
membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah
dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga
berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang
terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan
selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah
penambahan air pada mineral hematit sehingga
membentuk gutit.
3. Oksidasi
Berlangsung pada besi atau mangan yang pada
umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan
piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada
proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit
(Fe2S).
4. Reduksi
Terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh
jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang
tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah
elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut
sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang
pada sistem pelapukan dalam pelarutan.
5. Pelarutan
Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit,
dolomit dan gipsum oleh air hujan selama pelapukan
akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.
6. Penggantian Ion
Proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan
seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada
mineral lempung.
Apa itu Tanah ?
Yaaa hampir benar ……
Sedikit lagi
Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun
dari mineral dan bahan organik. Jenis tanah di setiap
daerah pun berbeda-beda jenisnya. Komposisi tanah pada
satu lokasi dengan lokasi yang lain juga berbeda. Setiap
tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang
berbeda.
Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil
pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk
tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik
yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh
mikroorganisme
Tanah
1. Batuan Induk
Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus
pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh
pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai
satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk
tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan
tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik, tetapi
harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik dimana
granit dibuka. Selama stadium awal pembentukan tanah,
penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan
tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju
perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum
tebal dapat berkembang dari batuan dasar (Foth. H.D, 1988).
Faktor – faktor Pengontrol Pembentuka
Tanah
2. Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti
perubahan bentuk bumi. Mereka mempunyai siklus hidup dengan
keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun
menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk
stadium bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada
tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat
sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi. Kematangan
dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai
penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh
kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang
menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih
mudah dilapukkan. (Foth.H.D, 1988).
3. Iklim
Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi
pembentukan tanah adalah dan temperatur. Iklim juga
mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung
yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu
mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim,
vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi.
Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia
dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan
kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata
temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang
sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan
selama genesa tanah (Foth.H.D, 1988).
•
4 . Organisme
Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk
tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan
organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri (Foth.H.D,
1988).
• Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organik terdistribusi lebih
uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah dengan vegetasi hutan
mempunyai kira-kira separuh dari kandungan bahan organik dan terdistribusi
tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna. Horizon-
horizon pada solum lebih asam dan % jenuh basa yang rendah dan lebih banyak
liat yang dipindahkan dari horizon A ke horizon B (Buckman & Brady, 1982).
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi
soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan
membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan
kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil
ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
5. Kemeringan Lereng / Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah
dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah
presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh
karenanya mempengaruhi kelembaban, (2) dengan
mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi,
(3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam
suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah
yang lain (Foth.H.D, 1988).
• Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada
tubuh tanah, tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam
(natural forces) terhadap proses pembentukan mineral.
• Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat
membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tiap tanah
dicirikan oleh susunan tertentu horizon. Secara umum
dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas
dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat
dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat
morfologis lainnya (Pairunan, 1985).
Profile Tanah
1. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil dari pelapukan
abu vulkanik dan abu. Tanah vulkanik terdiri dari
beberapa jenis yaitu : 1. Latosol
2. Regosol
Tipe – Tipe Tanah
2. Tanah Organosol
Tanah organosol terdiri dari tanah humus dan tanah
gambut
3. Tanah Aluvium
4. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian atau
tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan
curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara,
kurang subur, dan tandus. Berbagai mineral yang
dibutuhkan tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi
besi dan aluminium.
5. Tanah Padzol
Tanah podzol terbentuk karena pengaruh suhu
rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah podzol
bercirikan kandungan unsur haranya yang sangat miskin
dan tidak subur. Warna tanah podzol mulai dari merah
sampai kuning. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah
podzol menjadi subur.
6. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku
dan sedimen yang masih baru terbentuk sehingga
butirannya besar. Tanah litosol bercirikan tanahnya
miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada
butiran yang besar.
7. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari
campuran batuan pasir, kapur dan tanah liat.
Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang
tidak merata sepanjang tahun. Taah mergel subur dan
banyak terdapat di releng pegunungan dan dataran
rendah.
8. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan
beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir
kurang baik untuk daerah pertanian karena sedikit
mengandung bahan organik.
9. Tanah Terarosa
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari
batuan kapur. Tanah ini terdapat di dasar dolina-dolina
dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah
batu kapur.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan praktikum rdg
Laporan praktikum rdgLaporan praktikum rdg
Laporan praktikum rdgfahmiganteng
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirUNESA
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiTidar University
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewanradar radius
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringEkal Kurniawan
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
 
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...emildaemiliano
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
fisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficitfisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficitAisAisyah
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Biology Education
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 

Mais procurados (20)

Laporan praktikum rdg
Laporan praktikum rdgLaporan praktikum rdg
Laporan praktikum rdg
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Enzim dan Fotosintesis
Enzim dan FotosintesisEnzim dan Fotosintesis
Enzim dan Fotosintesis
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puring
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
Laporan Praktikum Biologi Pengaruh Warna Cahaya terhadap Fotosintesis Tanaman...
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
fisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficitfisiologi tumbuhan - water deficit
fisiologi tumbuhan - water deficit
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 

Destaque

Latihan soal pendekatan dan prinsip
Latihan soal pendekatan dan prinsipLatihan soal pendekatan dan prinsip
Latihan soal pendekatan dan prinsipSMAK 5 Penabur
 
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO FosfourtPendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO FosfourtMuhammad Rafi
 
Proses terbentuknya batuan beku
Proses terbentuknya  batuan bekuProses terbentuknya  batuan beku
Proses terbentuknya batuan bekuIpung Noor
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan BumiMakalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan BumiMulia Fathan
 

Destaque (9)

Latihan soal pendekatan dan prinsip
Latihan soal pendekatan dan prinsipLatihan soal pendekatan dan prinsip
Latihan soal pendekatan dan prinsip
 
Pendekatan Geografi
Pendekatan GeografiPendekatan Geografi
Pendekatan Geografi
 
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO FosfourtPendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
 
IPS SMP Kelas 7
IPS SMP Kelas 7IPS SMP Kelas 7
IPS SMP Kelas 7
 
Proses terbentuknya batuan beku
Proses terbentuknya  batuan bekuProses terbentuknya  batuan beku
Proses terbentuknya batuan beku
 
Batuan
BatuanBatuan
Batuan
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Proses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanahProses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanah
 
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan BumiMakalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
 

Semelhante a Pelapukan dan tanah kelompok 4

Semelhante a Pelapukan dan tanah kelompok 4 (20)

Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
 
Geografi faktor faktor pembentuk tanah
Geografi faktor faktor pembentuk tanahGeografi faktor faktor pembentuk tanah
Geografi faktor faktor pembentuk tanah
 
Litosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosferLitosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosfer
 
Tugas mekanika tanah 1
Tugas mekanika tanah 1Tugas mekanika tanah 1
Tugas mekanika tanah 1
 
TOPIK, 5. ILMU TANAH.ppt
TOPIK, 5. ILMU TANAH.pptTOPIK, 5. ILMU TANAH.ppt
TOPIK, 5. ILMU TANAH.ppt
 
Ilmu tanah
Ilmu tanahIlmu tanah
Ilmu tanah
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Pelapukan
PelapukanPelapukan
Pelapukan
 
Sejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumiSejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumi
 
Lingkungan abiotik
Lingkungan abiotikLingkungan abiotik
Lingkungan abiotik
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
01. ilmu tanah
01. ilmu tanah01. ilmu tanah
01. ilmu tanah
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenPower poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
 
Bahan organik tanah
Bahan organik tanah Bahan organik tanah
Bahan organik tanah
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferGeografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
 
1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
ringkasan materi ekologi tumbuhan biologi
ringkasan materi ekologi tumbuhan biologiringkasan materi ekologi tumbuhan biologi
ringkasan materi ekologi tumbuhan biologi
 

Pelapukan dan tanah kelompok 4

  • 2. Apa itu Pelapukan ? Yang tau dapat hadiah
  • 3. • Pelapukan merupakan proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada permukaan bumi yang disebabkan karena proses Mekanik, Kimiawi dan Biologis (Organik). • Perlu diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan menjadi bagian – bagian yang lebih kecil atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. • Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
  • 4. Apa yang menyebabkan terjadinya pelapukan ?
  • 5. 1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi 2. Pembekuan air di dalam batuan 3. Berubahnya air garam menjadi kristal 4. Insolasi 5. Perbedaan Warna Mineral
  • 6. • Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Pelapukan Mekanik 2. Pelapukan Kimiawi 3. Pelapukan Biologis (Organik)
  • 7. Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian - bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan fisika. Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut : 1. Frost Wedging Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada saat hujan, titik - titik air dapat masuk ke celah-celah atau retakan batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat dingin, air di celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es. 1. Pelapukan Mekanik
  • 8. Akibat adanya gejala anomali air, yaitu pada saat membeku, volumenya meningkat sekitar 0,6 m3 dan massa es tersebut akan menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat memecahkan massa batuan.
  • 9. 2. Unloading Apabila intrusi besar dibawa ke permukaan melalui pengangkatan tektonik dan erosi batuan diatasnya tekanan pembatas diatas intrusi telah dilepaskan, tetapi tekanan di bawahnya masih terus dikerahkan, memaksa batuan untuk berkembang. Proses ini disebut pembongkaran (Unloading). Karena lapisan terluar lebih mengembang, retakan atau lembaran sambungan berkembang melengkung sejajar dengan batuan di permukaan luasnya.
  • 10. 3. Thermal Expansion Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah iklim kering atau gurun. Pada siang hari, suhu udara sangat tinggi akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat, akibatnya massa batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat rendah bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami pengerutan secara tiba-tiba. Akibat pengerutan terus - menerus bongkah batuan dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • 11. 4. Aktifitas Organisme Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa penembusan akar tumbuhan ke celah-celah batuan ataupun kegiatan mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam tanah
  • 12. Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimianya. Adapun penyebab terjadinya pelapukan kimia, antara lain: 1. Hidrolisis Reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia. •Pelapukan Kimia
  • 13.
  • 14. 2. Hidrasi Proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.
  • 15. 3. Oksidasi Berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S). 4. Reduksi Terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam pelarutan.
  • 16. 5. Pelarutan Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru. 6. Penggantian Ion Proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.
  • 18. Yaaa hampir benar …… Sedikit lagi
  • 19. Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Jenis tanah di setiap daerah pun berbeda-beda jenisnya. Komposisi tanah pada satu lokasi dengan lokasi yang lain juga berbeda. Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme Tanah
  • 20. 1. Batuan Induk Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik, tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik dimana granit dibuka. Selama stadium awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar (Foth. H.D, 1988). Faktor – faktor Pengontrol Pembentuka Tanah
  • 21. 2. Waktu Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bumi. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadium bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan. (Foth.H.D, 1988).
  • 22. 3. Iklim Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah dan temperatur. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah (Foth.H.D, 1988). •
  • 23. 4 . Organisme Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri (Foth.H.D, 1988). • Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organik terdistribusi lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah dengan vegetasi hutan mempunyai kira-kira separuh dari kandungan bahan organik dan terdistribusi tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna. Horizon- horizon pada solum lebih asam dan % jenuh basa yang rendah dan lebih banyak liat yang dipindahkan dari horizon A ke horizon B (Buckman & Brady, 1982). Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
  • 24. 5. Kemeringan Lereng / Topografi Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, (3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain (Foth.H.D, 1988).
  • 25. • Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. • Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan tertentu horizon. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya (Pairunan, 1985). Profile Tanah
  • 26. 1. Tanah Vulkanik Tanah vulkanik adalah tanah hasil dari pelapukan abu vulkanik dan abu. Tanah vulkanik terdiri dari beberapa jenis yaitu : 1. Latosol 2. Regosol Tipe – Tipe Tanah
  • 27. 2. Tanah Organosol Tanah organosol terdiri dari tanah humus dan tanah gambut
  • 29. 4. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus. Berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan aluminium.
  • 30. 5. Tanah Padzol Tanah podzol terbentuk karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah podzol bercirikan kandungan unsur haranya yang sangat miskin dan tidak subur. Warna tanah podzol mulai dari merah sampai kuning. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah podzol menjadi subur.
  • 31. 6. Tanah Litosol Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru terbentuk sehingga butirannya besar. Tanah litosol bercirikan tanahnya miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar.
  • 32. 7. Tanah Mergel Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan pasir, kapur dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Taah mergel subur dan banyak terdapat di releng pegunungan dan dataran rendah.
  • 33. 8. Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk daerah pertanian karena sedikit mengandung bahan organik.
  • 34. 9. Tanah Terarosa Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari batuan kapur. Tanah ini terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur.