SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
BAB XVI. Mengimplementasikan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Mengubah Perilaku Petugas Klinis
Penguasaan kecakapan implementasi perubahan penting bagi para pimpinan
pelayanan kesehatan saat ini maupun kelak. Aspek penting lainnya adalah
memahami tingkah laku dokter sehubungan dengan peningkatan mutu dan
penggunaan praktik-praktik terbaik.
Memahami Manajemen Perubahan dalam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan telah melalui ledakan teknologi di beberapa tahun
belakangan ini, namun organisasi pelayanan kesehatan kita belum bereaksi dengan
kecepatan dan ketangkasan yang sama untuk meningkatkan proses mutu dan
mengurangi eror. Banyak organisasi pelayanan kesehatan masih melakukan
perawatan pasien dengan paradigma kuno yang telah mereka gunakan puluhan
tahun, meskipun cara itu tidak efisien dan rawan kesalahan. Kemampuan merangkul
perubahan menjadi sifat pembeda organisasi pelayanan kesehatan yang sukses—dan
pemimpin pelayanan kesehatan yang berhasil—pada abad 21.
Difusi Inovasi dan Teori Perubahan Lainnya
Ilmu difusi inovasi berfokus pada tingkatan yang ditempati perubahan dan
berpusat pada tiga tema utama: persepsi mengenai inovasi; karakteristik orang-
orang yang memilih atau menolak inovasi; dan konteks, yaitu cara perubahan
tersebut dibawakan dan dikomunikasikan (Berwick, 2003). Karakteristik yang
menentukan tingkat pengangkatan inovasi adalah
 Manfaat relatif yaitu tingkatan ketika inovasi itu terlihat lebih baik daripada cara
lama yang digantikannya
 Kesesuaian yaitu taraf ketika penganut potensial memandang bahwa inovasi
konsisten dengan nilai-nilai, pengalaman terdahulu, dan kebutuhan mereka.
 Kompleksitas yaitu persepsi mengenai kemudahan penerapan inovasi.
 Kemampuan percobaan berarti bahwa inovasi dapat dicoba sebelum dipakai dan
meyakinkan bahwa mencoba inovasi berisiko rendah
 Daya observasi adalah kemudahan ditemui penganut potensial ketika melihat
penganut potensial lain mencobanya dahulu.
Teori inovasi difusi Everett Roger (1995) menjelaskan bahwa inovasi yang
berlangsung dalam kelompok sosial dianut selama jangka waktu tertentu melalui
proses yang disebut difusi alami. Beberapa penganut, disebut inovator oleh Roger,
yang menyukai perubahan dan berkawan dengan ketidakpastian, umumnya
mengawali proses perubahan. Mereka berperan memperkenalkan gagasan-gagasan
baru ke dalam sistem. Walaupun peran ini penting, orang-orang lain dalam
kelompok memandang para inovator itu radikal. Selanjutnya, orang-orang dalam
kelompok yang menganut inovasi adalah para penganut awal. Kelompok ini memiliki
pembuka opini. Mereka biasanya adalah para ketua tak resmi dan mengurangi
ketakpastian tentang inovasi dengan menjalin jaringan dengan teman-temannya.
Terakhir, orang-orang yang lamban, selalu curiga terhadap agen perubahan dan
inovasi. Mereka cenderung memisahkan diri dan menolak upaya perubahan.
Dalam buku The Tipping Point, Malcolm Gladwell (2000) melakukan
pengamatan sehubungan dengan perubahan yang mungkin berguna bagi pimpinan
organisasi. Titik puncak (tipping point) adalah saat terjadinya penumpukan, titik
ambang atau titik didih perubahan dengan tiga perantara:
 The law of the few – menjelaskan tiga jenis orang yang dapat menyebarkan
epidemi: penghubung, menggunakan kekuatan ikatan yang lemah (mis. dari mulut
ke mulut) untuk menyebarkan ide-ide yang mengesankan; maven, berbakat
mengakumulasikan dan mengajarkan pengetahuan; dan salesmen, menyebarkan
epidemi dengan kemampuannya mengajak orang lain.
 Faktor kelekatan – berkaitan dengan inovasi atau karakteristik pesan yang
menentukan kerapatan penyebab inovasi atau perubahan “memuncak” (Gladwell,
2000).
 Kekuatan konteks – mengacu pada kerangka penyampaian pesan.
Teori dari Gladwell (2000) menyiratkan bahwa inisiatif-inisiatif mutu akan
diterima secara lebih efektif di organisasi pelayanan kesehatan dengan latar
belakang mutu yang mudah menjalar.
Riset Khusus Dokter
Kita harus memahami bagaimana dan mengapa dokter berubah, agar
penerapan perubahan dalam pelayanan kesehatan berjalan lancar. Sebuah studi
perilaku terhadap dokter-dokter umum di London menunjukkan bahwa jarang ada
pemicu tunggal yang mengubah perilaku, tetapi menurut bukti yang terkumpul,
perubahan itu mungkin, diinginkan dan layak.
Perubahan yang tiba-tiba muncul ketika timbul tantangan dikenal dengan
model perubahan tantangan. Penyebabnya bisa jadi pengalaman pribadi dokter
terkait dengan obat-obatan atau penyakit tertentu, kecelakaan klinis atau hasil
negatif yang cenderung mengubah perilaku dokter dalam membuat resep secara
mendadak. Model perubahan berkelanjutan mengandung pengertian bahwa
terkadang dokter berubah berdasarkan tingkat kesiapan terhadap perubahan
tertentu. Pendorong terkuat dalam hal ini adalah umpan balik pasien. Pada tahap-
tahap awal perubahan, terdapat risiko tinggi kembali pada pola pembuatan resep
seperti semula.
Para dokter sering gagal berpadu dengan praktik-praktik ideal. Satu
penelitian melaporkan alasan dokter tidak mengikuti praktik terbaik untuk
penanganan diabetes yaitu pemantauan yang tidak memenuhi, persoalan sistem,
dan penolakan pasien (Mottur-Pilson, Snow dan Bartlett¸ 2001). Menurut sudut
pandang dokter dalam penelitian tersebut, kurangnya pencapaian oleh profesi medis
memperlambat laju perubahan dalam gerakan peningkatan mutu.
Memimpin Perubahan
Perubahan dalam organisasi tidak akan muncul tanpa kepemimpinan yang
cakap. Kepemimpinan dijelaskan sebagai “serangkaian proses yang menciptakan
organisasi ... atau membiasakan mereka ke dalam keadaan yang berubah. Pimpinan
menentukan bayangan masa depan, menyatukan orang-orang dengan visi itu, dan
menginspirasi mereka untuk mewujudkannya walaupun terdapat halangan” (Kotter,
1996). Pemimpin perubahan merasakan perlunya menghilangkan batasan-batasan
struktural untuk memastikan bahwa perubahan yang dibutuhkan dapat terwujud.
Mengembangkan kepemimpinan semacam ini dalam organisasi pelayanan kesehatan
merupakan kunci memaksimalkan kepemimpinan yang kooperatif antara dokter dan
administrasi.
Mengurangi Variasi: Contoh Pedoman Praktik Klinik
Banyaknya variasi dalam standar-standar perawatan muncul pada berbagai
kondisi pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian (Jencks, Huff dan Cuerdon, 2003)
telah menunjukkan bahwa lonjakan pengeluaran pelayanan kesehatan dalam
populasi Medicare tidak menghasilkan mutu yang lebih baik, menambah akses
kepada layanan, meningkatkan kepuasan atau perbaikan hasil kesehatan.
Selama pengembangan pedoman, kebanyakan data diambil dari literatur oleh
badan sponsor. Para ahli meninjau kualitas bukti yang ada kemudian memadukan
informasi tersebut sebagai pedoman. Meskipun pedoman-pedoman ini tersedia
secara luas, sebagian besar dokter tidak menggunakannya dalam praktik sehari-hari,
dengan beberapa alasan. Mutu dari pedoman itu sendiri mempengaruhi daya
adopsinya oleh petugas klinis. Menurut para petugas, pedoman itu seharusnya (1)
simpel (2) praktis (3) tidak menambah beban kerja. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi adalah karakteristik petugas kesehatan, karakteristik penataan
praktik, dan penggunaan insentif dan peraturan yang diadakan.
Strategi-Strategi Implementasi Aktif
Menurut Greco dan Eisenberg (1993), terkadang perubahan dalam praktik
medis terjadi sangat cepat dan dramatis, dan di saat lain, prosesnya sangat lambat.
Pendidikan medis yang berkesinambungan (CME) paling sering digunakan dalam
mencoba memperluas penyebaran ilmu medis, namun pendekatan ini sudah terlalu
sering menunjukkan pengaruh yang kecil terhadap performa atau perkembangan
kesehatan (Davis, 1998), begitu pula dengan konferensi, khususnya ketika tak ada
upaya eksplisit yang membantu perubahan praktik.
Strategi-strategi penyebaran ilmu medis aktif lainnya lebih menjanjikan.
Keberadaan pemuka opini, dokter lokal yang berpengaruh yang opininya
didengarkan oleh rekan-rekannya terbukti efektif meningkatkan hasil (Davis, 1998).
Studi lainnya menyatakan bahwa rekrutmen para pemimpin ini untuk menyebarkan
informasi melalui penerapan pedoman praktik klinis secara lokal dapat efektif
mengubah pola pengobatan dan perkembangan pasien (Davis, 1998).
Strategi perincian akademis, meliputi kunjungan-kunjungan pemuka opini ke
tempat praktik, ternyata efektif mempercepat penyebaran praktik-praktik ideal.
Strategi ini bermodel metode cabang penjualan apotek, yang melatih dokter dan
apoteker untuk memberikan pelajaran atau umpan balik secara langsung. Percobaan
terkontrol membuktikan bahwa perincian akademis memberikan cara lain dalam
pembuatan resep, mempengaruhi praktik-praktik tranfusi produk tekanan darah,
dan meningkatkan kontrol hipertensi (Goldberg dkk., 1998). Penelitian ini
mengemukakan bahwa meskipun isi dari pedoman itu penting, presentasinya lebih
penting lagi dalam hal penerimaan. Panduan yang disajikan secara menyedihkan
tidak akan diterima sebaik pedoman yang disebarkan melalui metode-metode
seperti perincian akademis dan pemanfaatan pemuka opini.
Penggunaan pengingat meliputi tindakan-tindakan yang memaksa penyedia
layanan kesehatan bekerja secara klinis. Metode ini cukup efektif di beberapa
tatanan (Oxman dkk., 1995). Sistem audit dan umpan balik memberikan informasi
kepada para petugas klinis yang membandingkan praktik dan hasil mereka dengan
dokter lain di kelompok atau taraf tertentu. Metode ini menghasilkan pengurangan
perintah laboratorium (Ramoska, 1998), meningkatkan pencapaian pada perawatan
pencegahan dan pedoman pemeriksaan kanker (Mandelblatt dan Kanetsky, 1995)
dan pemberian resep obat-obatan yang lebih tepat (Schetcman dkk., 1995).
Intervensi administratif yang mengontrol urutan pengujian terbukti efektif di
berbagai tatanan. Pengadaan tim peningkatan mutu pun demikian. Tempat-tempat
praktik diberi pelatihan teknik-teknik peningkatan mutu, termasuk metode PDSA.
Penggunaan intervensi seperti kombinasi dari audit dan umpan balik, pengingat,
perincian akademis dan pemuka opini, telah mencontohkan perubahan pada kinerja
profesional dan pada hasil kesehatan.
Pendukung Keputusan/Informatika
Teknologi informasi dan rekam medis elektronik (EMR) memperlancar
proses-proses peninjauan diagram manual seperti daftar periksa rekam medis,
sistem pengingat bagi perawat, atau pengingat bagi pasien seperti surat-menyurat,
telepon dan lain-lain. Penelitian terbaru mengemukakan bahwa intervensi berbasis
informatika dapat meningkatkan penggunaan obat-obatan statin untuk pencegahan
sekunder penyakit koroner (Lester dkk., 2006) dan mengurangi polifarmasi serta
kemunduran pada lansia (Weber, White, dan McIlvried, 2008). Masih banyak yang
harus dilakukan untuk memahami jenis penggunaan EMR yang paling mampu
meningkatkan perawatan, termasuk masalah-masalah alur kerja dan otonomi dokter
(Lester dkk., 2006).
Penatalaksanaan Penyakit
Penatalaksanaan penyakit dapat dijelaskan sebagai program pengabdian
kepada perawatan populasi yang dicirikan oleh keberadaan penyakti kronis.
Sebagian besar program ini dirancang oleh pihak ketiga seperti organisasi perawatan
terjangkau, untuk mengurangi biaya melalui perbaikan kenyamanan. Strategi di balik
penatalaksanaan penyakit adalah meningkatkan hasil sambil menurunkan
pengeluaran dan biaya. Banyak yang meyakini bahwa metode paling efektif untuk
mengubah perilaku dokter adalah melakukan “hal yang benar” dengan bertanggung
jawab atas panduan dari dokter dan berbagi penatalaksanaan penyakit kronis
dengan tim pelayanan kesehatan. Karakteristik program-program seperti itu meliputi
penatalaksanaan penyakit populasi (metode identifikasi populasi pasien dengan
rencana pengelolaan gejala), manajemen pendidikan dan kasus, dan promosi
kesehatan/aktivitas pencegahan penyakit. Halangan program-program itu antara lain
kekurangan dana dan tenaga kerja, juga persoalan budaya yang muncul ketika para
dokter berkembang ke metode penatalaksanaan penyakit yang lebih berbasis tim.
Insentif Keuangan
Setelah penerbitan Crossing the Quality Chasm oleh Institute of Medicine,
pemerintah memperkenalkan insentif keuangan untuk memberi penghargaan
kepada para dokter dan organisasi kesehatan atas penyampaian perawatan bermutu
tinggi. Penelitian mengenai efek insentif langsung ini masih sedikit (Conrad dkk.,
2006; Peteren dkk., 2006), namun penggunaan skema pembayaran atas kinerja ini
telah memaparkan bukti secara cepat dan program-program seperti itu kini
dijalankan pada lebih dari separuh organisasi penatalaksanaan kesehatan sektor
swasta (Rosenthal dkk., 2006). Adapun kekhawatiran menyangkut program ini,
termasuk jika insentif akan menghalangi dokter dari memberikan perawatan kepada
orang sakit atau merugikan populasi dari segi ekonomi. Masih harus dilihat apakah
pembayaran atas kinerja cukup berpengaruh pada mutu agar sepadan dengan
biayanya.
Mengacu pada Biaya Implementasi
Banyak pedoman yang tidak memuat informasi mengenai pengaruh
implementasi terhadap sumber-sumber kesehatan. Akibatnya, ada penghalang
terhadap implementasi berupa salah persepsi bahwa nilai yang diperoleh tidak
sepadan dengan biayanya. Kita seharusnya dapat membedakan efektivitas biaya
perawatan (biaya tambahan dan keuntungan perawatan) dengan efektivitas biaya
kebijakan (biaya sehubungan dengan efektivitas biaya perawatan dan biaya dan
besar metode implementasi yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan).
Berinvestasi sumber-sumber daya untuk mengubah perilaku dokter memicu biaya
tambahan pada efektivitas biaya perawatan. Efektivitas biaya kebijakan akan tetap
menarik hanya bila terdapat metode implementasi yang efektif namun murah, atau
jika terdapat perolehan kesehatan yang besar per pasien untuk penyakit yang
merajalela.
Organisasi pelayanan kesehatan yang beroperasi di bawah struktur
pembayaran yang disamakan cenderung mengambil keuntungan dari strategi yang
mengurangi penggunaan atau rujukan ke rumah sakit. Sistem kesehatan yang
dibayar dengan sistem pembayaran sesuai layanan atau bergantung pada
pembayaran kelompok menurut diagnosis dari Medicare akan kehilangan uang dari
program yang menurunkan jumlah rujukan ke rumah sakit. Oleh karena itu,
penghematan atau kenaikan perolehan dari perawatan yang membaik harus
menambah pembayaran organisasi atas peningkatan yang terjadi, agar tercipta
perkara bisnis yang menguntungkan sehubungan dengan gerakan peningkatan mutu.
Insentif eksternal mungkin menjadi lebih penting dalam mengendalikan peningkatan
mutu dan penggunaan model-model pedoman klinis /penyakit kronis.
Kunci menuju Kesuksesan Implementasi dan Pelajaran yang Diambil
1. Fokus pada tindakan-tindakan berdampak tinggi. Untuk populasi yang sebagian
besar terdiri atas orang-orang dewasa, tiga penyakit yang paling sering muncul
adalah diabetes, hipertensi dan CHF. Tujuan mengurangi perawatan pasien CHF
di rumah sakit dapat diterapkan untuk jangka pendek, sedangkan tujuan
mengurangi jumlah amputasi pada pasien diabetes memerlukan waktu lebih
lama untuk mewujudkannya.
2. Bagaimana keadaanmu saat ini? Anda harus mengetahui kondisi kinerja
sekarang relatif terhadap taraf acuan.
3. Setiap jam yang dihabiskan untuk mendiskusikan isi inisiatif, luangkan empat
jam untuk merencanakan implementasinya. Pedoman praktik tidak akan
berguna jika tidak digunakan.
4. Siapa yang harus berubah? Analisis orang-orang dalam organisasi yang harus
menanggapi perubahan yang diajukan dan halangan-halangan yang muncul.
Berinvestasilah pada inovator dan para penganut awal.
5. Lakukan analisis biaya-keuntungan. Pertimbangkan biaya-biaya implementasi,
termasuk metode implementasi, bandingkan dengan biaya kelambanan dan
perolehan dari hasil yang sukses.
6. Buat daftar tim dari banyak bidang. Tim harus terdiri atas orang-orang yang
benar-benar bekerja, bukan kepemimpinan formal.
7. Berpikir besar, tetapi memulai dari hal kecil. Proyek yang terlalu ambisius dapat
menyebabkan kegagalan dini—Anda harus meraih prestasi jangka pendek agar
tetap mendapat dukungan bos dan membungkam para pencela.
8. Setelah menentukan tujuan, susunlah pengaturan waktu dan edarkan.
Terkadang tim berjalan terus-menerus tanpa mencapai apapun. Pengaturan
waktu akan membantu tim bergerak sesuai proses.
9. Perubahan harus dikomunikasikan dengan baik. Manfaatkan forum-forum
informal, semuanya mulai dari surat elektronik hingga percakapan santai.
10. Pimpinan harus membantu ucapannya dengan tindakan. Para pemimpin bebas
mengikuti langkah-langkah baru, dan harus menjadi panutan yang sempurna
mengenai proses-proses baru.
11. Apakah perubahannya berhasil? Rayakan. Selenggarakan pertemuan untuk
menyoroti betapa sistem yang baru dapat mengurangi kesalahan, agar
perubahan tersebut tidak terlalu menakutkan lagi untuk dilaksanakan.
12. Ciptakan budaya perubahan yang berkesinambungan di dalam organisasi.
Ketahanan organisasi tergantung pada penemunan-penemuan baru yang
berkesinambungan. Organisasi harus terus mengejar kesempurnaan yang
mungkin kita dekati namun sepertinya takkan kita raih.
Studi Kasus
Kasus 1: Strategi Bagus di Saat yang Salah
Sebuah badan pelayanan kesehatan besar di daerah Pantai Utara yang
merupakan bagian dari suatu pusat medis akademis berada dalam persaingan ketat.
Lonjakan jumlah layanan-layanan kesehatan terjangkau memaksa organisasi
tersebut bernegosiasi dengan kontrak penuh risiko. Untuk mempersiapkan diri
terhadap hal itu, CEO dan para kepala bagian berusaha mejadikan kualitas sebagai
tenaga penggerak organisasi. Mereka percaya bahwa strategi memberikan
pelayanan terbaik dengan pendampingan program-program penatalaksanaan
penyakit di dalam jaringan praktik organisasi akan membawa organisasi dalam
kapitasi penuh risiko, memberikan manfaat kompetitif kepada organisasi, dan
membantu organisasi menegosiasikan kontrak dalam pasar pelayanan kesehatan.
Program mengacu pada penyimpangan praktik ideal dalam perawatan
penyakit kronis seperti CHF, diabetes dan asma. Petugas klinis unggulan memimpin
tim dalam merancang panduan klinis pasien rawat jalan berdasarkan pengalaman
praktik-praktik ideal. Upayanya meliputi strategi-strategi pendidikan, pendukung
keputusan klinis dengan sistem anjuran dan pengingat, dan koordinator penyebaran
panduan. Program tersebut berhasil meningkatkan hasil dalam perawatan asma,
juga pemenuhan praktik-praktik ideal dalam perawatan CHF dan asma. Keberhasilan
itu disebabkan oleh fokus yang ketat pada pelaksanaannya, fokus pada penggunaan
pemuka opini dan petugas unggulan, dan berbagai tindakan untuk meningkatkan
keterlibatan dan pembauran dokter. Di samping itu, kepemimpinan sistem
menekankan perintah pada peningkatan mutu dan penatalaksanaan penyakit, dan
terdapat kepemimpinan dokter yang tegas untuk program tersebut. Program awal
mampu menunjukkan prestasi jangka pendek.
Kendati demikian, organisasi mulai mengalami kerugian finansial, dan seluruh
program runtuh ketika berupaya mengurangi pengeluaran. Kapitasi penuh risiko
yang diharapkan tidak terwujud, dan usaha organisasi menyangkut mutu tidak cukup
mengesankan di kalangan pasar. Kenyataannya, pihak yang mengeluarkan biaya
tidak memberikan keuntungan finansial. Para penjamin dan badan layanan
kesehatan terjangkau memperoleh keuntungan dari program sementara sistem
kesehatan yang membayar pengeluarannya. Oleh sebab itu, program tidak dapat
dipertahankan.
Kasus 2: Pendekatan Baru
Suatu sistem pelayanan kesehatan terintegrasi menerapkan penatalaksanaan
penyakit yang menekankan pada tujuan-tujuan jangka panjang dan pendek. Sistem
tersebut mencakup dua perawatan akut rumah sakit, praktik dokter akademis
berkelompok dan HMO. Pimpinan penatalaksanaan penyakit membuat beberapa
tujuan untuk menjalankan proses, seperti memperbaiki mutu perawatan pasien,
mengurangi variasi dalam perawatan dan menekan penggunaan jangka panjang dan
pendek oleh anggota fasilitas kesehatan. Para dokter yang aktif dalam kelompok
praktik membuka program tata laksana penyakit. Mereka adalah para dokter yang
terus melakukan praktik pada tingkat akar rumput, membantu menyebarkan
program kepada rekan-rekan dan menciptakan kredibilitas instan untuk program
tersebut.
Model dimulai dengan menarget populasi dan mencari strategi. Populasi
yang terpilih adalah kondisi-kondisi yang merata dan berdampak luas seperti
penghentian merokok, asma, diabetes, CHF, hipertensi dan osteoporosis. Tim
penyelenggara meliputi dokter, perawat penatalaksanaan kasus, sistem informasi,
sistem penanganan, staf kantor dokter dan para pasien. Rencana implementasi
meliputi strategi berikut:
 Menempatkan perawat koordinasi yang bekerja di fasilitas kesehatan ke kantor
dokter lokal untuk mengoordinasikan perawatan dan membantu dokter-dokter
perawatan dasar beserta para stafnya.
 Menerbitkan panduan-panduan dengan memanfaatkan pedoman dasar berskala
nasional dan melibatkan para pemuka opini dari kelompok praktik akademis
untuk meninjau dan menyebarkan data.
 Libatkan semua anggota populasi dalam program dan biarkan mereka memilih
 Pilahlah pasien berdasarkan risiko dan targetkan anggota populasi berisiko tinggi
terlebih dahulu untuk mencapai kesuksesan dini
 Gunakan manajer kasus regional untuk membantu memantau penatalaksanaan
kasus-kasus sulit atau berketajaman tinggi.
 Menggunakan penyokong keputusan elektronik agar para provider memiliki
kesempatan lebih besar untuk mengikuti panduan
 Giatkan manajemen mandiri oleh anggota, biarkan pasien menjadi stakeholder.
 Berikan pendidikan kepada anggota tetap dan provider dalam berbagai media dan
forum, bahkan termasuk komunikasi pasif.
 Pertahankan perolehan data aktif dan departemen pemrosesan untuk mengukur
kemajuan, prosedur-prosedur yang berjalan lancar dan mengenali kesuksesan.
Program ini mendapatkan hasil-hasil positif yang nyata seperti mutu
perawatan yang membaik, penurunan variasi dalam praktik, pengurangan biaya
sistem dan penggunaan yang menurun untuk fasilitas kesehatan. Sistem
penatalaksanaan penyakit ini berhasil karena:
1. Menggunakan pendekatan bertahap dan proyek-proyek pemandu diluncurkan
sebelum menjalankan proyek berskala besar. Tujuan-tujuan yang dapat dicapai
disusun dengan penyakit-penyakit berdampak tinggi, hasil-hasil diukur, dan
keberhasilan dirayakan.
2. Dalam prosesnya, semua menjadi stakeholder. Program mengambil pendekatan
global yang menggunakan sebanyak mungkin sumber dan alat berbeda.
Kasus 3: Sistem Implementasi Perancangan Ulang Kantor Klinis
Suatu sistem kesehatan terintegrasi di wilayah pertengahan Atlantis
bergabung dengan upaya kolaboratif dari Institute for Healthcare Improvement
bernama Idealized Design of Clinical Office Practices. Inti gerakan ini adalah
bermacam-macam segi praktik kantoran, termasuk akses, interaksi, keandalan, dan
vitalitas. Sistem pelayanan kesehatan ini fokus pada upaya awalnya yang
memperbaiki pengertian akses sebagai alat memperoleh saham pasar, meningkatkan
kepuasan pasien dan mengembangkan kinerja klinis dan finansial. Sistem dimulai
dengan implementasi pada dua tempat praktik dengan metode penyebaran
implementasi proses-proses yang sukses secara cepat ke berbagai fasilitas. Pelajaran
yang diambil kemudian digunakan untuk menyebarkan proses tersebut ke seluruh
sistem dan pusat-pusat medis khusus. Model ini memiliki komponen kunci
keberhasilan berikut:
 Dukungan yang nyata dari pimpinan
 Pencontohan keberhasilan jangka pendek dengan hasil-hasil dari tempat-
tempat percobaan
 Penggunaan tim lokal dari berbagai bidang
 Dukungan struktural untuk tim
 Komunikasi aktif mengenai proses melalui berbagai forum
 Pengembangan pengaturan waktu secara terstruktur dalam pelaksanaannya
 Akuntabilitas pada tingkat kepemimpinan lokal
 Perayaan kesuksesan baik secara lokal maupun nasional
Kesimpulan
Pelayanan kesehatan di Amerika memerlukan peningkatan substansial dalam
penyampaian perawatan; untuk para pimpinan kesehatan, penguasaan kecakapan
untuk membantu peningkatan mutu yang efektif itu penting. Kita harus
menyelenggarakan riset lebih lanjut tentang penggunaan informatika, pembayaran
atas kinerja, dan strategi lainnya untuk memperluas pengetahuan kita dan
menemukan metode-metode lain dalam mewujudkan perubahan di sistem
pelayanan kesehatan.
Sumber : Chapter 16 Buku The Health care Quality Book

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan KhususDokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khususpjj_kemenkes
 
Advance nursing vero
Advance nursing veroAdvance nursing vero
Advance nursing veroArmy Of God
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsAnalisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsSii AQyuu
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedahardiners
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetanpjj_kemenkes
 
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Kelompok KhususDokumentasi Keperawatan  pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khususpjj_kemenkes
 
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatanPerencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatanpjj_kemenkes
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 

Mais procurados (16)

Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan KhususDokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Pelayanan Khusus
 
Advance nursing vero
Advance nursing veroAdvance nursing vero
Advance nursing vero
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep 2 (pa mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
 
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gsAnalisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ina cb gs
 
Ebn vero
Ebn veroEbn vero
Ebn vero
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
 
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Kelompok KhususDokumentasi Keperawatan  pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
 
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi keperawatan lansia AKPER PEMKAB MUNA
 
Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatanPerencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan
 
2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 

Destaque

Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentationRebeccaGerrans
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in Saad Chan
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Změna právní formy
Změna právní formy Změna právní formy
Změna právní formy Firmin
 
ECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAREA-2015
 
Zrušení společnosti
Zrušení společnosti Zrušení společnosti
Zrušení společnosti Firmin
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...Nadia Naffi, Ph.D.
 
Prodej podílu v s.r.o.
Prodej podílu v s.r.o.Prodej podílu v s.r.o.
Prodej podílu v s.r.o.Firmin
 
SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009Rezvi Sheriff
 

Destaque (14)

Representation presentation
Representation presentationRepresentation presentation
Representation presentation
 
effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in effective lost love spell caster in
effective lost love spell caster in
 
Saadchaan8
Saadchaan8Saadchaan8
Saadchaan8
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Změna právní formy
Změna právní formy Změna právní formy
Změna právní formy
 
ECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDAECUADOR AMA LA VIDA
ECUADOR AMA LA VIDA
 
칭찬의 힘
칭찬의 힘칭찬의 힘
칭찬의 힘
 
Zrušení společnosti
Zrušení společnosti Zrušení společnosti
Zrušení společnosti
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...
Designing for innovative learning: Between making pedagogical decisions and u...
 
Prodej podílu v s.r.o.
Prodej podílu v s.r.o.Prodej podílu v s.r.o.
Prodej podílu v s.r.o.
 
SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009
 
CV 29062015
CV 29062015CV 29062015
CV 29062015
 

Semelhante a Chapter 16 Buku The Health care Quality Book

Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiInsan Adiwibowo
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiInsan Adiwibowo
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptx
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptxEvidance based clinical decision and scope of practice.pptx
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptxnurelila
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanPendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanJillyToar1
 
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?akunlastri
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainFkunand2010
 
Komunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainKomunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainFkunand2010
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainFkunand2010
 

Semelhante a Chapter 16 Buku The Health care Quality Book (20)

Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 2 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
 
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset ImplementasiChapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
Chapter 3 - Apa Itu Riset Implementasi
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medisAudit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
Audit medis meningkatkan mutu pelayanan medis
 
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptx
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptxEvidance based clinical decision and scope of practice.pptx
Evidance based clinical decision and scope of practice.pptx
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanPendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
 
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi Lain
 
Komunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainKomunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lain
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi Lain
 

Mais de Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 

Mais de Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 

Último

Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 

Último (15)

Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 

Chapter 16 Buku The Health care Quality Book

  • 1. BAB XVI. Mengimplementasikan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Mengubah Perilaku Petugas Klinis Penguasaan kecakapan implementasi perubahan penting bagi para pimpinan pelayanan kesehatan saat ini maupun kelak. Aspek penting lainnya adalah memahami tingkah laku dokter sehubungan dengan peningkatan mutu dan penggunaan praktik-praktik terbaik. Memahami Manajemen Perubahan dalam Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan telah melalui ledakan teknologi di beberapa tahun belakangan ini, namun organisasi pelayanan kesehatan kita belum bereaksi dengan kecepatan dan ketangkasan yang sama untuk meningkatkan proses mutu dan mengurangi eror. Banyak organisasi pelayanan kesehatan masih melakukan perawatan pasien dengan paradigma kuno yang telah mereka gunakan puluhan tahun, meskipun cara itu tidak efisien dan rawan kesalahan. Kemampuan merangkul perubahan menjadi sifat pembeda organisasi pelayanan kesehatan yang sukses—dan pemimpin pelayanan kesehatan yang berhasil—pada abad 21. Difusi Inovasi dan Teori Perubahan Lainnya Ilmu difusi inovasi berfokus pada tingkatan yang ditempati perubahan dan berpusat pada tiga tema utama: persepsi mengenai inovasi; karakteristik orang- orang yang memilih atau menolak inovasi; dan konteks, yaitu cara perubahan tersebut dibawakan dan dikomunikasikan (Berwick, 2003). Karakteristik yang menentukan tingkat pengangkatan inovasi adalah  Manfaat relatif yaitu tingkatan ketika inovasi itu terlihat lebih baik daripada cara lama yang digantikannya  Kesesuaian yaitu taraf ketika penganut potensial memandang bahwa inovasi konsisten dengan nilai-nilai, pengalaman terdahulu, dan kebutuhan mereka.  Kompleksitas yaitu persepsi mengenai kemudahan penerapan inovasi.  Kemampuan percobaan berarti bahwa inovasi dapat dicoba sebelum dipakai dan meyakinkan bahwa mencoba inovasi berisiko rendah
  • 2.  Daya observasi adalah kemudahan ditemui penganut potensial ketika melihat penganut potensial lain mencobanya dahulu. Teori inovasi difusi Everett Roger (1995) menjelaskan bahwa inovasi yang berlangsung dalam kelompok sosial dianut selama jangka waktu tertentu melalui proses yang disebut difusi alami. Beberapa penganut, disebut inovator oleh Roger, yang menyukai perubahan dan berkawan dengan ketidakpastian, umumnya mengawali proses perubahan. Mereka berperan memperkenalkan gagasan-gagasan baru ke dalam sistem. Walaupun peran ini penting, orang-orang lain dalam kelompok memandang para inovator itu radikal. Selanjutnya, orang-orang dalam kelompok yang menganut inovasi adalah para penganut awal. Kelompok ini memiliki pembuka opini. Mereka biasanya adalah para ketua tak resmi dan mengurangi ketakpastian tentang inovasi dengan menjalin jaringan dengan teman-temannya. Terakhir, orang-orang yang lamban, selalu curiga terhadap agen perubahan dan inovasi. Mereka cenderung memisahkan diri dan menolak upaya perubahan. Dalam buku The Tipping Point, Malcolm Gladwell (2000) melakukan pengamatan sehubungan dengan perubahan yang mungkin berguna bagi pimpinan organisasi. Titik puncak (tipping point) adalah saat terjadinya penumpukan, titik ambang atau titik didih perubahan dengan tiga perantara:  The law of the few – menjelaskan tiga jenis orang yang dapat menyebarkan epidemi: penghubung, menggunakan kekuatan ikatan yang lemah (mis. dari mulut ke mulut) untuk menyebarkan ide-ide yang mengesankan; maven, berbakat mengakumulasikan dan mengajarkan pengetahuan; dan salesmen, menyebarkan epidemi dengan kemampuannya mengajak orang lain.  Faktor kelekatan – berkaitan dengan inovasi atau karakteristik pesan yang menentukan kerapatan penyebab inovasi atau perubahan “memuncak” (Gladwell, 2000).  Kekuatan konteks – mengacu pada kerangka penyampaian pesan. Teori dari Gladwell (2000) menyiratkan bahwa inisiatif-inisiatif mutu akan diterima secara lebih efektif di organisasi pelayanan kesehatan dengan latar belakang mutu yang mudah menjalar.
  • 3. Riset Khusus Dokter Kita harus memahami bagaimana dan mengapa dokter berubah, agar penerapan perubahan dalam pelayanan kesehatan berjalan lancar. Sebuah studi perilaku terhadap dokter-dokter umum di London menunjukkan bahwa jarang ada pemicu tunggal yang mengubah perilaku, tetapi menurut bukti yang terkumpul, perubahan itu mungkin, diinginkan dan layak. Perubahan yang tiba-tiba muncul ketika timbul tantangan dikenal dengan model perubahan tantangan. Penyebabnya bisa jadi pengalaman pribadi dokter terkait dengan obat-obatan atau penyakit tertentu, kecelakaan klinis atau hasil negatif yang cenderung mengubah perilaku dokter dalam membuat resep secara mendadak. Model perubahan berkelanjutan mengandung pengertian bahwa terkadang dokter berubah berdasarkan tingkat kesiapan terhadap perubahan tertentu. Pendorong terkuat dalam hal ini adalah umpan balik pasien. Pada tahap- tahap awal perubahan, terdapat risiko tinggi kembali pada pola pembuatan resep seperti semula. Para dokter sering gagal berpadu dengan praktik-praktik ideal. Satu penelitian melaporkan alasan dokter tidak mengikuti praktik terbaik untuk penanganan diabetes yaitu pemantauan yang tidak memenuhi, persoalan sistem, dan penolakan pasien (Mottur-Pilson, Snow dan Bartlett¸ 2001). Menurut sudut pandang dokter dalam penelitian tersebut, kurangnya pencapaian oleh profesi medis memperlambat laju perubahan dalam gerakan peningkatan mutu. Memimpin Perubahan Perubahan dalam organisasi tidak akan muncul tanpa kepemimpinan yang cakap. Kepemimpinan dijelaskan sebagai “serangkaian proses yang menciptakan organisasi ... atau membiasakan mereka ke dalam keadaan yang berubah. Pimpinan menentukan bayangan masa depan, menyatukan orang-orang dengan visi itu, dan menginspirasi mereka untuk mewujudkannya walaupun terdapat halangan” (Kotter, 1996). Pemimpin perubahan merasakan perlunya menghilangkan batasan-batasan struktural untuk memastikan bahwa perubahan yang dibutuhkan dapat terwujud. Mengembangkan kepemimpinan semacam ini dalam organisasi pelayanan kesehatan
  • 4. merupakan kunci memaksimalkan kepemimpinan yang kooperatif antara dokter dan administrasi. Mengurangi Variasi: Contoh Pedoman Praktik Klinik Banyaknya variasi dalam standar-standar perawatan muncul pada berbagai kondisi pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian (Jencks, Huff dan Cuerdon, 2003) telah menunjukkan bahwa lonjakan pengeluaran pelayanan kesehatan dalam populasi Medicare tidak menghasilkan mutu yang lebih baik, menambah akses kepada layanan, meningkatkan kepuasan atau perbaikan hasil kesehatan. Selama pengembangan pedoman, kebanyakan data diambil dari literatur oleh badan sponsor. Para ahli meninjau kualitas bukti yang ada kemudian memadukan informasi tersebut sebagai pedoman. Meskipun pedoman-pedoman ini tersedia secara luas, sebagian besar dokter tidak menggunakannya dalam praktik sehari-hari, dengan beberapa alasan. Mutu dari pedoman itu sendiri mempengaruhi daya adopsinya oleh petugas klinis. Menurut para petugas, pedoman itu seharusnya (1) simpel (2) praktis (3) tidak menambah beban kerja. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah karakteristik petugas kesehatan, karakteristik penataan praktik, dan penggunaan insentif dan peraturan yang diadakan. Strategi-Strategi Implementasi Aktif Menurut Greco dan Eisenberg (1993), terkadang perubahan dalam praktik medis terjadi sangat cepat dan dramatis, dan di saat lain, prosesnya sangat lambat. Pendidikan medis yang berkesinambungan (CME) paling sering digunakan dalam mencoba memperluas penyebaran ilmu medis, namun pendekatan ini sudah terlalu sering menunjukkan pengaruh yang kecil terhadap performa atau perkembangan kesehatan (Davis, 1998), begitu pula dengan konferensi, khususnya ketika tak ada upaya eksplisit yang membantu perubahan praktik. Strategi-strategi penyebaran ilmu medis aktif lainnya lebih menjanjikan. Keberadaan pemuka opini, dokter lokal yang berpengaruh yang opininya didengarkan oleh rekan-rekannya terbukti efektif meningkatkan hasil (Davis, 1998). Studi lainnya menyatakan bahwa rekrutmen para pemimpin ini untuk menyebarkan
  • 5. informasi melalui penerapan pedoman praktik klinis secara lokal dapat efektif mengubah pola pengobatan dan perkembangan pasien (Davis, 1998). Strategi perincian akademis, meliputi kunjungan-kunjungan pemuka opini ke tempat praktik, ternyata efektif mempercepat penyebaran praktik-praktik ideal. Strategi ini bermodel metode cabang penjualan apotek, yang melatih dokter dan apoteker untuk memberikan pelajaran atau umpan balik secara langsung. Percobaan terkontrol membuktikan bahwa perincian akademis memberikan cara lain dalam pembuatan resep, mempengaruhi praktik-praktik tranfusi produk tekanan darah, dan meningkatkan kontrol hipertensi (Goldberg dkk., 1998). Penelitian ini mengemukakan bahwa meskipun isi dari pedoman itu penting, presentasinya lebih penting lagi dalam hal penerimaan. Panduan yang disajikan secara menyedihkan tidak akan diterima sebaik pedoman yang disebarkan melalui metode-metode seperti perincian akademis dan pemanfaatan pemuka opini. Penggunaan pengingat meliputi tindakan-tindakan yang memaksa penyedia layanan kesehatan bekerja secara klinis. Metode ini cukup efektif di beberapa tatanan (Oxman dkk., 1995). Sistem audit dan umpan balik memberikan informasi kepada para petugas klinis yang membandingkan praktik dan hasil mereka dengan dokter lain di kelompok atau taraf tertentu. Metode ini menghasilkan pengurangan perintah laboratorium (Ramoska, 1998), meningkatkan pencapaian pada perawatan pencegahan dan pedoman pemeriksaan kanker (Mandelblatt dan Kanetsky, 1995) dan pemberian resep obat-obatan yang lebih tepat (Schetcman dkk., 1995). Intervensi administratif yang mengontrol urutan pengujian terbukti efektif di berbagai tatanan. Pengadaan tim peningkatan mutu pun demikian. Tempat-tempat praktik diberi pelatihan teknik-teknik peningkatan mutu, termasuk metode PDSA. Penggunaan intervensi seperti kombinasi dari audit dan umpan balik, pengingat, perincian akademis dan pemuka opini, telah mencontohkan perubahan pada kinerja profesional dan pada hasil kesehatan. Pendukung Keputusan/Informatika Teknologi informasi dan rekam medis elektronik (EMR) memperlancar proses-proses peninjauan diagram manual seperti daftar periksa rekam medis, sistem pengingat bagi perawat, atau pengingat bagi pasien seperti surat-menyurat,
  • 6. telepon dan lain-lain. Penelitian terbaru mengemukakan bahwa intervensi berbasis informatika dapat meningkatkan penggunaan obat-obatan statin untuk pencegahan sekunder penyakit koroner (Lester dkk., 2006) dan mengurangi polifarmasi serta kemunduran pada lansia (Weber, White, dan McIlvried, 2008). Masih banyak yang harus dilakukan untuk memahami jenis penggunaan EMR yang paling mampu meningkatkan perawatan, termasuk masalah-masalah alur kerja dan otonomi dokter (Lester dkk., 2006). Penatalaksanaan Penyakit Penatalaksanaan penyakit dapat dijelaskan sebagai program pengabdian kepada perawatan populasi yang dicirikan oleh keberadaan penyakti kronis. Sebagian besar program ini dirancang oleh pihak ketiga seperti organisasi perawatan terjangkau, untuk mengurangi biaya melalui perbaikan kenyamanan. Strategi di balik penatalaksanaan penyakit adalah meningkatkan hasil sambil menurunkan pengeluaran dan biaya. Banyak yang meyakini bahwa metode paling efektif untuk mengubah perilaku dokter adalah melakukan “hal yang benar” dengan bertanggung jawab atas panduan dari dokter dan berbagi penatalaksanaan penyakit kronis dengan tim pelayanan kesehatan. Karakteristik program-program seperti itu meliputi penatalaksanaan penyakit populasi (metode identifikasi populasi pasien dengan rencana pengelolaan gejala), manajemen pendidikan dan kasus, dan promosi kesehatan/aktivitas pencegahan penyakit. Halangan program-program itu antara lain kekurangan dana dan tenaga kerja, juga persoalan budaya yang muncul ketika para dokter berkembang ke metode penatalaksanaan penyakit yang lebih berbasis tim. Insentif Keuangan Setelah penerbitan Crossing the Quality Chasm oleh Institute of Medicine, pemerintah memperkenalkan insentif keuangan untuk memberi penghargaan kepada para dokter dan organisasi kesehatan atas penyampaian perawatan bermutu tinggi. Penelitian mengenai efek insentif langsung ini masih sedikit (Conrad dkk., 2006; Peteren dkk., 2006), namun penggunaan skema pembayaran atas kinerja ini telah memaparkan bukti secara cepat dan program-program seperti itu kini dijalankan pada lebih dari separuh organisasi penatalaksanaan kesehatan sektor
  • 7. swasta (Rosenthal dkk., 2006). Adapun kekhawatiran menyangkut program ini, termasuk jika insentif akan menghalangi dokter dari memberikan perawatan kepada orang sakit atau merugikan populasi dari segi ekonomi. Masih harus dilihat apakah pembayaran atas kinerja cukup berpengaruh pada mutu agar sepadan dengan biayanya. Mengacu pada Biaya Implementasi Banyak pedoman yang tidak memuat informasi mengenai pengaruh implementasi terhadap sumber-sumber kesehatan. Akibatnya, ada penghalang terhadap implementasi berupa salah persepsi bahwa nilai yang diperoleh tidak sepadan dengan biayanya. Kita seharusnya dapat membedakan efektivitas biaya perawatan (biaya tambahan dan keuntungan perawatan) dengan efektivitas biaya kebijakan (biaya sehubungan dengan efektivitas biaya perawatan dan biaya dan besar metode implementasi yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan). Berinvestasi sumber-sumber daya untuk mengubah perilaku dokter memicu biaya tambahan pada efektivitas biaya perawatan. Efektivitas biaya kebijakan akan tetap menarik hanya bila terdapat metode implementasi yang efektif namun murah, atau jika terdapat perolehan kesehatan yang besar per pasien untuk penyakit yang merajalela. Organisasi pelayanan kesehatan yang beroperasi di bawah struktur pembayaran yang disamakan cenderung mengambil keuntungan dari strategi yang mengurangi penggunaan atau rujukan ke rumah sakit. Sistem kesehatan yang dibayar dengan sistem pembayaran sesuai layanan atau bergantung pada pembayaran kelompok menurut diagnosis dari Medicare akan kehilangan uang dari program yang menurunkan jumlah rujukan ke rumah sakit. Oleh karena itu, penghematan atau kenaikan perolehan dari perawatan yang membaik harus menambah pembayaran organisasi atas peningkatan yang terjadi, agar tercipta perkara bisnis yang menguntungkan sehubungan dengan gerakan peningkatan mutu. Insentif eksternal mungkin menjadi lebih penting dalam mengendalikan peningkatan mutu dan penggunaan model-model pedoman klinis /penyakit kronis. Kunci menuju Kesuksesan Implementasi dan Pelajaran yang Diambil
  • 8. 1. Fokus pada tindakan-tindakan berdampak tinggi. Untuk populasi yang sebagian besar terdiri atas orang-orang dewasa, tiga penyakit yang paling sering muncul adalah diabetes, hipertensi dan CHF. Tujuan mengurangi perawatan pasien CHF di rumah sakit dapat diterapkan untuk jangka pendek, sedangkan tujuan mengurangi jumlah amputasi pada pasien diabetes memerlukan waktu lebih lama untuk mewujudkannya. 2. Bagaimana keadaanmu saat ini? Anda harus mengetahui kondisi kinerja sekarang relatif terhadap taraf acuan. 3. Setiap jam yang dihabiskan untuk mendiskusikan isi inisiatif, luangkan empat jam untuk merencanakan implementasinya. Pedoman praktik tidak akan berguna jika tidak digunakan. 4. Siapa yang harus berubah? Analisis orang-orang dalam organisasi yang harus menanggapi perubahan yang diajukan dan halangan-halangan yang muncul. Berinvestasilah pada inovator dan para penganut awal. 5. Lakukan analisis biaya-keuntungan. Pertimbangkan biaya-biaya implementasi, termasuk metode implementasi, bandingkan dengan biaya kelambanan dan perolehan dari hasil yang sukses. 6. Buat daftar tim dari banyak bidang. Tim harus terdiri atas orang-orang yang benar-benar bekerja, bukan kepemimpinan formal. 7. Berpikir besar, tetapi memulai dari hal kecil. Proyek yang terlalu ambisius dapat menyebabkan kegagalan dini—Anda harus meraih prestasi jangka pendek agar tetap mendapat dukungan bos dan membungkam para pencela. 8. Setelah menentukan tujuan, susunlah pengaturan waktu dan edarkan. Terkadang tim berjalan terus-menerus tanpa mencapai apapun. Pengaturan waktu akan membantu tim bergerak sesuai proses. 9. Perubahan harus dikomunikasikan dengan baik. Manfaatkan forum-forum informal, semuanya mulai dari surat elektronik hingga percakapan santai. 10. Pimpinan harus membantu ucapannya dengan tindakan. Para pemimpin bebas mengikuti langkah-langkah baru, dan harus menjadi panutan yang sempurna mengenai proses-proses baru.
  • 9. 11. Apakah perubahannya berhasil? Rayakan. Selenggarakan pertemuan untuk menyoroti betapa sistem yang baru dapat mengurangi kesalahan, agar perubahan tersebut tidak terlalu menakutkan lagi untuk dilaksanakan. 12. Ciptakan budaya perubahan yang berkesinambungan di dalam organisasi. Ketahanan organisasi tergantung pada penemunan-penemuan baru yang berkesinambungan. Organisasi harus terus mengejar kesempurnaan yang mungkin kita dekati namun sepertinya takkan kita raih. Studi Kasus Kasus 1: Strategi Bagus di Saat yang Salah Sebuah badan pelayanan kesehatan besar di daerah Pantai Utara yang merupakan bagian dari suatu pusat medis akademis berada dalam persaingan ketat. Lonjakan jumlah layanan-layanan kesehatan terjangkau memaksa organisasi tersebut bernegosiasi dengan kontrak penuh risiko. Untuk mempersiapkan diri terhadap hal itu, CEO dan para kepala bagian berusaha mejadikan kualitas sebagai tenaga penggerak organisasi. Mereka percaya bahwa strategi memberikan pelayanan terbaik dengan pendampingan program-program penatalaksanaan penyakit di dalam jaringan praktik organisasi akan membawa organisasi dalam kapitasi penuh risiko, memberikan manfaat kompetitif kepada organisasi, dan membantu organisasi menegosiasikan kontrak dalam pasar pelayanan kesehatan. Program mengacu pada penyimpangan praktik ideal dalam perawatan penyakit kronis seperti CHF, diabetes dan asma. Petugas klinis unggulan memimpin tim dalam merancang panduan klinis pasien rawat jalan berdasarkan pengalaman praktik-praktik ideal. Upayanya meliputi strategi-strategi pendidikan, pendukung keputusan klinis dengan sistem anjuran dan pengingat, dan koordinator penyebaran panduan. Program tersebut berhasil meningkatkan hasil dalam perawatan asma, juga pemenuhan praktik-praktik ideal dalam perawatan CHF dan asma. Keberhasilan itu disebabkan oleh fokus yang ketat pada pelaksanaannya, fokus pada penggunaan pemuka opini dan petugas unggulan, dan berbagai tindakan untuk meningkatkan keterlibatan dan pembauran dokter. Di samping itu, kepemimpinan sistem menekankan perintah pada peningkatan mutu dan penatalaksanaan penyakit, dan
  • 10. terdapat kepemimpinan dokter yang tegas untuk program tersebut. Program awal mampu menunjukkan prestasi jangka pendek. Kendati demikian, organisasi mulai mengalami kerugian finansial, dan seluruh program runtuh ketika berupaya mengurangi pengeluaran. Kapitasi penuh risiko yang diharapkan tidak terwujud, dan usaha organisasi menyangkut mutu tidak cukup mengesankan di kalangan pasar. Kenyataannya, pihak yang mengeluarkan biaya tidak memberikan keuntungan finansial. Para penjamin dan badan layanan kesehatan terjangkau memperoleh keuntungan dari program sementara sistem kesehatan yang membayar pengeluarannya. Oleh sebab itu, program tidak dapat dipertahankan. Kasus 2: Pendekatan Baru Suatu sistem pelayanan kesehatan terintegrasi menerapkan penatalaksanaan penyakit yang menekankan pada tujuan-tujuan jangka panjang dan pendek. Sistem tersebut mencakup dua perawatan akut rumah sakit, praktik dokter akademis berkelompok dan HMO. Pimpinan penatalaksanaan penyakit membuat beberapa tujuan untuk menjalankan proses, seperti memperbaiki mutu perawatan pasien, mengurangi variasi dalam perawatan dan menekan penggunaan jangka panjang dan pendek oleh anggota fasilitas kesehatan. Para dokter yang aktif dalam kelompok praktik membuka program tata laksana penyakit. Mereka adalah para dokter yang terus melakukan praktik pada tingkat akar rumput, membantu menyebarkan program kepada rekan-rekan dan menciptakan kredibilitas instan untuk program tersebut. Model dimulai dengan menarget populasi dan mencari strategi. Populasi yang terpilih adalah kondisi-kondisi yang merata dan berdampak luas seperti penghentian merokok, asma, diabetes, CHF, hipertensi dan osteoporosis. Tim penyelenggara meliputi dokter, perawat penatalaksanaan kasus, sistem informasi, sistem penanganan, staf kantor dokter dan para pasien. Rencana implementasi meliputi strategi berikut:  Menempatkan perawat koordinasi yang bekerja di fasilitas kesehatan ke kantor dokter lokal untuk mengoordinasikan perawatan dan membantu dokter-dokter perawatan dasar beserta para stafnya.
  • 11.  Menerbitkan panduan-panduan dengan memanfaatkan pedoman dasar berskala nasional dan melibatkan para pemuka opini dari kelompok praktik akademis untuk meninjau dan menyebarkan data.  Libatkan semua anggota populasi dalam program dan biarkan mereka memilih  Pilahlah pasien berdasarkan risiko dan targetkan anggota populasi berisiko tinggi terlebih dahulu untuk mencapai kesuksesan dini  Gunakan manajer kasus regional untuk membantu memantau penatalaksanaan kasus-kasus sulit atau berketajaman tinggi.  Menggunakan penyokong keputusan elektronik agar para provider memiliki kesempatan lebih besar untuk mengikuti panduan  Giatkan manajemen mandiri oleh anggota, biarkan pasien menjadi stakeholder.  Berikan pendidikan kepada anggota tetap dan provider dalam berbagai media dan forum, bahkan termasuk komunikasi pasif.  Pertahankan perolehan data aktif dan departemen pemrosesan untuk mengukur kemajuan, prosedur-prosedur yang berjalan lancar dan mengenali kesuksesan. Program ini mendapatkan hasil-hasil positif yang nyata seperti mutu perawatan yang membaik, penurunan variasi dalam praktik, pengurangan biaya sistem dan penggunaan yang menurun untuk fasilitas kesehatan. Sistem penatalaksanaan penyakit ini berhasil karena: 1. Menggunakan pendekatan bertahap dan proyek-proyek pemandu diluncurkan sebelum menjalankan proyek berskala besar. Tujuan-tujuan yang dapat dicapai disusun dengan penyakit-penyakit berdampak tinggi, hasil-hasil diukur, dan keberhasilan dirayakan. 2. Dalam prosesnya, semua menjadi stakeholder. Program mengambil pendekatan global yang menggunakan sebanyak mungkin sumber dan alat berbeda. Kasus 3: Sistem Implementasi Perancangan Ulang Kantor Klinis Suatu sistem kesehatan terintegrasi di wilayah pertengahan Atlantis bergabung dengan upaya kolaboratif dari Institute for Healthcare Improvement bernama Idealized Design of Clinical Office Practices. Inti gerakan ini adalah bermacam-macam segi praktik kantoran, termasuk akses, interaksi, keandalan, dan
  • 12. vitalitas. Sistem pelayanan kesehatan ini fokus pada upaya awalnya yang memperbaiki pengertian akses sebagai alat memperoleh saham pasar, meningkatkan kepuasan pasien dan mengembangkan kinerja klinis dan finansial. Sistem dimulai dengan implementasi pada dua tempat praktik dengan metode penyebaran implementasi proses-proses yang sukses secara cepat ke berbagai fasilitas. Pelajaran yang diambil kemudian digunakan untuk menyebarkan proses tersebut ke seluruh sistem dan pusat-pusat medis khusus. Model ini memiliki komponen kunci keberhasilan berikut:  Dukungan yang nyata dari pimpinan  Pencontohan keberhasilan jangka pendek dengan hasil-hasil dari tempat- tempat percobaan  Penggunaan tim lokal dari berbagai bidang  Dukungan struktural untuk tim  Komunikasi aktif mengenai proses melalui berbagai forum  Pengembangan pengaturan waktu secara terstruktur dalam pelaksanaannya  Akuntabilitas pada tingkat kepemimpinan lokal  Perayaan kesuksesan baik secara lokal maupun nasional Kesimpulan Pelayanan kesehatan di Amerika memerlukan peningkatan substansial dalam penyampaian perawatan; untuk para pimpinan kesehatan, penguasaan kecakapan untuk membantu peningkatan mutu yang efektif itu penting. Kita harus menyelenggarakan riset lebih lanjut tentang penggunaan informatika, pembayaran atas kinerja, dan strategi lainnya untuk memperluas pengetahuan kita dan menemukan metode-metode lain dalam mewujudkan perubahan di sistem pelayanan kesehatan. Sumber : Chapter 16 Buku The Health care Quality Book