SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara sebagai suatu identitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-
unsur negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Rakyat merupakan salah
satu unsur wilayah dan unsur pemerintah (Dwiyatmi, 2012). Mereka yang tinggal di
wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan.
Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilakukan terhadap
negaranya. Sebaliknya negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya.
Segala sesuatu tentang hak dan kewajiban tersebut sudah diatur oleh negara. Dan demi
terwujudnya kesejahteraan setiap warga negara kita harus dapat menyeimbangkan
antara hak dan kewajiban (Dwiyatmi, 2012).
Pemahaman yang baik mengenai hubungan antara warga negara dengan negara
sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif,
dan demokratis sehingga pola hubungan yang baik antara warga negara dengan negara
dapat mendukung kelangsungan hidup bernegara.
Perkembangan lingkungan baik global, regional, maupun nasional yang terjadi
akhir-akhir ini sangat erat kaitanya dengan upaya bela negara yang menjadi hak dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Kondisi perkembangan lingkungan sangat
menarik sebagai bahan kajian, terutama apabila dikaitkan dengan sebuah negara,
warga negara maupun upaya bela negara karena pada dasarnya hal ini merupakan
peluang dan sekaligus tantangan bagi ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara sejatinya perlu ditumbuhkan dikalangan masyarakat
dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan jiwa memiliki
(nasionalisme) kepada bangsa dan negara serta siap sedia dalam memperjuangkan
dan membela bangsa dari segala ancaman dan kerusakan baik dari dalam dan luar.
Terutama adalah generasi muda yang memiliki kelebihan yang luar biasa dalam diri
mereka.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Negara kewarganegaraan dan bela negara ?
2. Bagaimana upaya warga Negara untuk melakukan bela Negara ?
1
1.2. Tujuan
1. Memahami pengertian Negara kewarganegaraan dan bela Negara
2. Bagaimana upaya warga Negara untuk melakukan bela negara
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Negara Kewarganegaraan
2.1.1 Pengertian Negara
Negara adalah sebuah sistem fungsi dan segenap lembaga Negara dan
rakyatnya yang tersusun menurut tata hukum yang berada dalam suatu
wilayah. Menurut Atmaja (2012), pengertian Negara dapat dibagi menjadi
beberapa pengertian, antara lain :
• Negara sebagai organisasi kekuasaan
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut.
Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski.
Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang
bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara
sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata
kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau
bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.
• Negara sebagai organisasi politik
Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam
masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi
politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik atau
merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi
politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar
manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala
kekuasaan yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak
dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam
bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara
ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban
suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang
1
diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa.
Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan
manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk
membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya.
Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat
mengikat dan memaksa.
• Negara sebagai organisasi kesusilaan
Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut
Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul
sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan
individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu menjelmakan
dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara
memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang
lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak
menyetujui adanya : Pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan
akan menyebabkan lenyapnya negara. Pemilihan umum karena negara
bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara
perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan
pendapat Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara
dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai
penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
• Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat
Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian
integral negara yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan
negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara:
 Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang
disusun berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi
anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk
mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori
1
ini antara lain : Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques
Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.
 Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas)
yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk
menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih
lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich
Engels, Lenin.
 Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara
semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat
merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara
integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham
perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan
kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori persatuan
diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller.
2.1.2 Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang
warga. Krakteristik atau atribut kewarganegaraan itu mencakup :
• Perasaan akan identitas
• Pemilikkan hak-hak tertentu
• Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai
• Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik
• Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas
atau status dalam lingkup nasional. Memiliki kewargnegaraan berarti
didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal balik
dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara
memilki hak dan kewajiban atas orang tersebut. Terkait dengan hak dan
kewajiban ini sahabat, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat atau
berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang
juga menjadikan orang tersebut berpartisipasi dengan warga negara lainnya
1
sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada di
negara tersebut.
Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identias
yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak
dan kewajiban sosial dalam komunitas politik(negara). Dalam kamus maya
Wikipedia juga diutarakan bahwa Kewarganegaraan merupakan
keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah
perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah
berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi
pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
Menurut Huda (2010) Pengertian Kewarganegaraan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosilogis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya
ikatan hukum antara orang-orang dengan negara atau
kewarganegaraan sebagai status legal. Dengan adanya ikatan hukum
itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, bahwa orang
tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan.
Tanda dari adanya ikatan hukum seperti akte kelahiran, surat
pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai
dengan adanya ikatan hukum, tetapi ikatan emosional seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, dan lain-lain. Dengan kata
lain ikatan ini lahir dari penghayatan orang yang bersangkutan.
2. Kewarganegaran dalam arti formal dan material
Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada tempat
kewarganegaraan dalam sistematika hukum. Masalah
kewarganegaraan atau ha ikhwat mengenai warga negara berada
pada hukum publik. Hal ini karena kaidah-kaidah mengenai negara
dan warga negara semata-mata bersifat publik.
Kewarganegaraan dalam arti material menujuk pada akibat
dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban serta
partisipasi warga negara. Kedudukan seseorang sebagai warga
1
negara akan berbeda dengan kedudukan seseorag sebagai orang
asing.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut
memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangutan Orang yang sudah memiiki kewarganegaraan tidak jatuh
pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga
negaranya.
2.2 Bela Negara
2.2.1 Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara
sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat 1
menjelaskan bahwa bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya (Dwiyatmi, 2012).
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep
ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela
negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
1
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-
olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada
tentara nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara
adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republic Indonesia
terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dapat
didefinisikan dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh,
secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan
Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara.
Menurut Wikipedia (2014), ada lima dasar bela negara yaitu :
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
2.2.2 Landasan Hukum Bela Negara
a. Landasan Idiil ; Pancasila
b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen) :
• Pasal 27 ayat 1
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara
• Pasal 30 (1 &2) ;
• Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara
• Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata
(TNI sebagai komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen
Pendukung).
c. Landasan Operasional ;
 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan
Nusantara dan Keamanan Nasional.
 Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
1
 Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan
POLRI.
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan
POLRI.
 Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
 Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
2.3 Upaya Warga Negara Untuk Bela Negara
Berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 tersebut dapat di
simpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban
setiap Negara Indonesia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap warga Negara
berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan Negara
melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan
yang berlaku.
Menurut Dhyah (2013) Konsep Bela Negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik:
• Secara Fisik yaitu dengan cara “memanggul bedil” menghadapi serangan atau agresi
musuh. Bela Negara secra fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar.
Menurut Undang-undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara , keikutsertaan
warga Negara dalam bela Negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan pelatihan Dasar Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan
dasar kemiliteran di selenggarakan melalui Program Rakyat Terlatih ( Ratih ) ,
meskipun konsep Rakyat Terlatih ( Ratih ) adalah amanat dari Undang-Undang No.20
Tahun 1982 tentang pokok-pokok Pertahanan dan Keamanan Negara.
Rakyat Terlatih ( Ratih ) terdiri dari berbagai unsure , seperti Resimen
Mahasiswa ( Menwa ) , Perlawanan Rakyat ( Wanra ) , Pertahanan Sipil ( Hansip ) ,
Mitra Bibinsa , dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ( OKP ) yang telah mengikuti
Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu
Ketertiban Umum , Perlindungan Masyarakat , Keamanan Rakyat , Perlawanan
Rakyat . Tiga Fungsi yang di sebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau
pada saar terjadinya bencana alam atau darurat sipil , di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat , sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
1
perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsure bantuan tempur bagi pasukan
regular TNI dan terlibat langsung di medan perang.
Bila keadaan ekonomi dan keuangan Negara memungkinkan , dapat pula di
pertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga Negara yang
memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak Negara maju di Barat . Mereka yang
telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional
Indonesia selama waktu tertentu , dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun
untuk mengikuti latihan atau kursus penyegaran . Dalam keadaan darurat perang ,
mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun
tugas-tugas territorial . Rekutmen dilakukan secara selektif , teratur , dan
berkesinambungan. Penepatan tugas dapat di sesuaikan dengan latar belakang
pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil , misalnya dokter ditempatkan
di Rumah Sakit Tentara , pengacara di Dinas Hukum , akuntan di Bagia Keungan ,
penerbang di Skuadron Angkutan , dan sebagainya.
• Secara Nonfisik didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara , menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara”.
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 2002 keikutsertaan warga Negara dalam bela
Negara secara nonfisik dapat di selenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan
dan pengabdian sesuai dengan profesi . Berdasarkan hal itu , keterlibatan warga Negara
dalam bela Negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbgaai bentuk , sepanjang
masa dan dalam segala situasi , misalnya dengan cara :
 Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
 Menanamkan kecintaan terhadap tanah air , melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
 Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara dengan berkarya nyata
( bukan retorika )
 Ikut berpartisipasi untuk mempengaruhi setiap proses pembuatan dan
pelaksanaan kebijaksanaan publik oleh para pejabat atau lembaga–lembaga
negara.
 Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
 Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
1
 Memberikan bantuan sosial, memberikan rehabilitasi sosial, mela- kukan
pembinaan kepada fakir miskin.
 Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
 Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
 Menciptakan kerukunan umat beragama.
 Ikut serta memajukan pendidikan nasional.
 Merubah budaya negatif yang dapat menghambat kemajuan bangsa.
 Memelihara nilai–nilai positif (hidup rukun, gotong royong, dll).
Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk
berkorban demi mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
2.4 Peran Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara
Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain dimungkinkan oleh
kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikan nilai-nilai dasar yang menjadi
landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya menyatu
dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa (Agustina, 2014). Menurut Andhita
(2014) Sikap mahasiswa untuk melakukan upaya bela Negara antara lain :
• Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut
dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa
depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan semangat
gemar menabung. mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang
gemilang serta dapat membantu kelangsungan pembangunan Negara .Ilmu yang
melimpah dari para pelajar apabila di amalkan kepada bangsa ini maka akan
membawa perubahan yang besar.
• Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar pajak, taat hukum, ikut
serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di
hadapan dunia internasional.
• Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan
rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan dalam
1
bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab, serta
berani membela kebenaran dan keadilan.
• Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam
berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap
perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola hidup
dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang baik, serta
selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.
• Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri.
Budaya merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak
ternilai tersebut dilestarikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik
(yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun
sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang
membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam
politik.
Sedangkan, bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga
negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Usaha pembelaan dan pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban
setiap Negara Indonesia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap warga
Negara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945
dan perundang-undangan yang berlaku.
3.2 Saran
Pembahasan materi kewarganegaraan hendaknya dikaitkan dengan langkah
konkrit warga Negara dalam upaya membela negaranya. Terutama pada
1
peran warga Negara dalam pembangunan bangsa, agar terwujud cita-cita
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyatmi, Sri Harini, (2012), Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Atmaja, Dewa Gede. 2012. Ilmu Negara: Sejarah, Konsep Negara dan Kajian
Kenegaraan. Setara Press: Malang.
Huda, Ni’matul. 2010. Ilmu Negara. Rajawali Pers: Jakarta.
Agustina, Emi. 2014. Peran Mahasiswa Dalam Bela Negara. http://emi-
agustina17.blogspot.com/2014/07/makalah-peran-mahasiswa-dalam-bela.html
diakses tanggal 3 Maret 2015
Andhita, Vinkha. 2014. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara. http://biologi-
tingkatsatu.blogspot.com/2014/01/peran-mahasiswa-dalam-upaya-bela-
negara.html diakses tanggal 3 Maret 2015
Dhyah. 2014. Peran Serta Masyarakat dalam Bela Negara.
https://ghustieubudiyyah.wordpress.com/2013/07/09/peran-serta-masyarakat-
dalam-bela-negara/ diakses tanggal 3 Maret 2015
Wikipedia. 2014. Bela Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara diakses
tanggal 3 Maret 2015
1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
Ilham W'ie
 
03.01 prediksi twk tata negara
03.01 prediksi twk tata negara03.01 prediksi twk tata negara
03.01 prediksi twk tata negara
ferdianasriadi
 
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Dedy Iskandar
 

Mais procurados (18)

99111 2-115826256402
99111 2-11582625640299111 2-115826256402
99111 2-115826256402
 
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
 
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Bab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaraBab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negara
 
Bab iii konsep bangsa dan negara
Bab iii konsep bangsa dan negaraBab iii konsep bangsa dan negara
Bab iii konsep bangsa dan negara
 
Bangsa dan Negara
Bangsa dan NegaraBangsa dan Negara
Bangsa dan Negara
 
363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negara363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negara
 
PKN BAB II Kelas XI
PKN BAB II  Kelas XIPKN BAB II  Kelas XI
PKN BAB II Kelas XI
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Teori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraTeori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negara
 
Remedial politik
Remedial politikRemedial politik
Remedial politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
03.01 prediksi twk tata negara
03.01 prediksi twk tata negara03.01 prediksi twk tata negara
03.01 prediksi twk tata negara
 
TUGAS 4 ISD (PERTEMUAN 5)
TUGAS 4 ISD (PERTEMUAN 5)TUGAS 4 ISD (PERTEMUAN 5)
TUGAS 4 ISD (PERTEMUAN 5)
 
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
 

Destaque

Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraanMateri ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Ahmad Dahlan University
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Andhika Pratama
 
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Rizki Noprian
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
Bryan Pradinda
 
Pendidikan pendahuluan bela negara
Pendidikan pendahuluan bela negaraPendidikan pendahuluan bela negara
Pendidikan pendahuluan bela negara
Ikhsan D'Zuheldy
 

Destaque (15)

Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
 
Visi Indonesia, Karakteristik Bangsa dan Tantangan Ilmu Pemerintahan
Visi Indonesia, Karakteristik Bangsa dan Tantangan Ilmu PemerintahanVisi Indonesia, Karakteristik Bangsa dan Tantangan Ilmu Pemerintahan
Visi Indonesia, Karakteristik Bangsa dan Tantangan Ilmu Pemerintahan
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
 
Warga negara dan negara
Warga negara dan negaraWarga negara dan negara
Warga negara dan negara
 
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
Bendera Pusaka Sang Saka Merah PutihBendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
 
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraanMateri ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
 
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan Kewarganegaraan
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Pendidikan pendahuluan bela negara
Pendidikan pendahuluan bela negaraPendidikan pendahuluan bela negara
Pendidikan pendahuluan bela negara
 
Bahan ajar Pendidikan dan Kewarganegaraan
Bahan ajar Pendidikan dan KewarganegaraanBahan ajar Pendidikan dan Kewarganegaraan
Bahan ajar Pendidikan dan Kewarganegaraan
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 

Semelhante a Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara

Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Aziza Zea
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
AbdullahMitrin
 

Semelhante a Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara (20)

Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptx
 
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfpengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.ppt
 
KompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.pptKompetensiDasar1.1.ppt
KompetensiDasar1.1.ppt
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
 
Unsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi NegaraUnsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi Negara
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
 
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptxSlide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
Slide-KOM999-TEORI-POLITIK.pptx
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusi
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
 
Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan
 
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
Hukumnegaradanpemerintahan 141112100048-conversion-gate01
 
Hukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahanHukum negara dan pemerintahan
Hukum negara dan pemerintahan
 
Materi 7
Materi  7Materi  7
Materi 7
 
OTONOMI DAERAH
OTONOMI DAERAHOTONOMI DAERAH
OTONOMI DAERAH
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Mais de Abdul Fauzan

Mais de Abdul Fauzan (20)

Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
 
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
 
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
 
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
 
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
 
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
 
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
 
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
 
Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK
 
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan KemendikbudContoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
 
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsE-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
 
Seminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatikaSeminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatika
 
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokokSistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
 
Dasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps apiDasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps api
 
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawaPeranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
Aliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilah
 
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh hurufTurunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara sebagai suatu identitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur- unsur negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Rakyat merupakan salah satu unsur wilayah dan unsur pemerintah (Dwiyatmi, 2012). Mereka yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilakukan terhadap negaranya. Sebaliknya negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya. Segala sesuatu tentang hak dan kewajiban tersebut sudah diatur oleh negara. Dan demi terwujudnya kesejahteraan setiap warga negara kita harus dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban (Dwiyatmi, 2012). Pemahaman yang baik mengenai hubungan antara warga negara dengan negara sangat penting untuk mengembangkan hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis sehingga pola hubungan yang baik antara warga negara dengan negara dapat mendukung kelangsungan hidup bernegara. Perkembangan lingkungan baik global, regional, maupun nasional yang terjadi akhir-akhir ini sangat erat kaitanya dengan upaya bela negara yang menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Kondisi perkembangan lingkungan sangat menarik sebagai bahan kajian, terutama apabila dikaitkan dengan sebuah negara, warga negara maupun upaya bela negara karena pada dasarnya hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi ketahanan nasional bangsa Indonesia. Kesadaran bela negara sejatinya perlu ditumbuhkan dikalangan masyarakat dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan jiwa memiliki (nasionalisme) kepada bangsa dan negara serta siap sedia dalam memperjuangkan dan membela bangsa dari segala ancaman dan kerusakan baik dari dalam dan luar. Terutama adalah generasi muda yang memiliki kelebihan yang luar biasa dalam diri mereka. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian Negara kewarganegaraan dan bela negara ? 2. Bagaimana upaya warga Negara untuk melakukan bela Negara ?
  • 2. 1 1.2. Tujuan 1. Memahami pengertian Negara kewarganegaraan dan bela Negara 2. Bagaimana upaya warga Negara untuk melakukan bela negara
  • 3. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Negara Kewarganegaraan 2.1.1 Pengertian Negara Negara adalah sebuah sistem fungsi dan segenap lembaga Negara dan rakyatnya yang tersusun menurut tata hukum yang berada dalam suatu wilayah. Menurut Atmaja (2012), pengertian Negara dapat dibagi menjadi beberapa pengertian, antara lain : • Negara sebagai organisasi kekuasaan Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu. • Negara sebagai organisasi politik Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang
  • 4. 1 diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa. • Negara sebagai organisasi kesusilaan Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya : Pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara. Pemilihan umum karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan pendapat Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri. • Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara:  Teori Perseorangan (Individualistik) Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori
  • 5. 1 ini antara lain : Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.  Teori Golongan (Kelas) Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels, Lenin.  Teori Intergralistik (Persatuan) Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller. 2.1.2 Pengertian Kewarganegaraan Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Krakteristik atau atribut kewarganegaraan itu mencakup : • Perasaan akan identitas • Pemilikkan hak-hak tertentu • Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai • Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik • Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam lingkup nasional. Memiliki kewargnegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal balik dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara memilki hak dan kewajiban atas orang tersebut. Terkait dengan hak dan kewajiban ini sahabat, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut berpartisipasi dengan warga negara lainnya
  • 6. 1 sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada di negara tersebut. Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identias yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik(negara). Dalam kamus maya Wikipedia juga diutarakan bahwa Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik. Menurut Huda (2010) Pengertian Kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosilogis Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara atau kewarganegaraan sebagai status legal. Dengan adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, bahwa orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum seperti akte kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan adanya ikatan hukum, tetapi ikatan emosional seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, dan lain-lain. Dengan kata lain ikatan ini lahir dari penghayatan orang yang bersangkutan. 2. Kewarganegaran dalam arti formal dan material Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada tempat kewarganegaraan dalam sistematika hukum. Masalah kewarganegaraan atau ha ikhwat mengenai warga negara berada pada hukum publik. Hal ini karena kaidah-kaidah mengenai negara dan warga negara semata-mata bersifat publik. Kewarganegaraan dalam arti material menujuk pada akibat dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban serta partisipasi warga negara. Kedudukan seseorang sebagai warga
  • 7. 1 negara akan berbeda dengan kedudukan seseorag sebagai orang asing. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangutan Orang yang sudah memiiki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya. 2.2 Bela Negara 2.2.1 Pengertian Bela Negara Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 menjelaskan bahwa bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya (Dwiyatmi, 2012). Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Tiap- tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
  • 8. 1 Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah- olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dapat didefinisikan dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Menurut Wikipedia (2014), ada lima dasar bela negara yaitu : 1. Cinta tanah air 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara 3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara 5. Memiliki kemampuan awal bela negara 2.2.2 Landasan Hukum Bela Negara a. Landasan Idiil ; Pancasila b. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen) : • Pasal 27 ayat 1 Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara • Pasal 30 (1 &2) ; • Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara • Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung). c. Landasan Operasional ;  Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.  Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
  • 9. 1  Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.  Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.  Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.  Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.  Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 2.3 Upaya Warga Negara Untuk Bela Negara Berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 tersebut dapat di simpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban setiap Negara Indonesia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Dhyah (2013) Konsep Bela Negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik: • Secara Fisik yaitu dengan cara “memanggul bedil” menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secra fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Menurut Undang-undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara , keikutsertaan warga Negara dalam bela Negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan pelatihan Dasar Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran di selenggarakan melalui Program Rakyat Terlatih ( Ratih ) , meskipun konsep Rakyat Terlatih ( Ratih ) adalah amanat dari Undang-Undang No.20 Tahun 1982 tentang pokok-pokok Pertahanan dan Keamanan Negara. Rakyat Terlatih ( Ratih ) terdiri dari berbagai unsure , seperti Resimen Mahasiswa ( Menwa ) , Perlawanan Rakyat ( Wanra ) , Pertahanan Sipil ( Hansip ) , Mitra Bibinsa , dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ( OKP ) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum , Perlindungan Masyarakat , Keamanan Rakyat , Perlawanan Rakyat . Tiga Fungsi yang di sebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saar terjadinya bencana alam atau darurat sipil , di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat , sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
  • 10. 1 perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsure bantuan tempur bagi pasukan regular TNI dan terlibat langsung di medan perang. Bila keadaan ekonomi dan keuangan Negara memungkinkan , dapat pula di pertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga Negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak Negara maju di Barat . Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu , dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus penyegaran . Dalam keadaan darurat perang , mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas territorial . Rekutmen dilakukan secara selektif , teratur , dan berkesinambungan. Penepatan tugas dapat di sesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil , misalnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara , pengacara di Dinas Hukum , akuntan di Bagia Keungan , penerbang di Skuadron Angkutan , dan sebagainya. • Secara Nonfisik didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara , menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara”. Menurut Undang-undang No 3 Tahun 2002 keikutsertaan warga Negara dalam bela Negara secara nonfisik dapat di selenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi . Berdasarkan hal itu , keterlibatan warga Negara dalam bela Negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbgaai bentuk , sepanjang masa dan dalam segala situasi , misalnya dengan cara :  Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak  Menanamkan kecintaan terhadap tanah air , melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat  Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara dengan berkarya nyata ( bukan retorika )  Ikut berpartisipasi untuk mempengaruhi setiap proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan publik oleh para pejabat atau lembaga–lembaga negara.  Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.  Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
  • 11. 1  Memberikan bantuan sosial, memberikan rehabilitasi sosial, mela- kukan pembinaan kepada fakir miskin.  Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.  Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.  Menciptakan kerukunan umat beragama.  Ikut serta memajukan pendidikan nasional.  Merubah budaya negatif yang dapat menghambat kemajuan bangsa.  Memelihara nilai–nilai positif (hidup rukun, gotong royong, dll). Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 2.4 Peran Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain dimungkinkan oleh kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya menyatu dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa (Agustina, 2014). Menurut Andhita (2014) Sikap mahasiswa untuk melakukan upaya bela Negara antara lain : • Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan semangat gemar menabung. mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang serta dapat membantu kelangsungan pembangunan Negara .Ilmu yang melimpah dari para pelajar apabila di amalkan kepada bangsa ini maka akan membawa perubahan yang besar. • Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di hadapan dunia internasional. • Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan dalam
  • 12. 1 bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab, serta berani membela kebenaran dan keadilan. • Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia. • Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri. Budaya merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak ternilai tersebut dilestarikan. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik. Sedangkan, bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Usaha pembelaan dan pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban setiap Negara Indonesia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. 3.2 Saran Pembahasan materi kewarganegaraan hendaknya dikaitkan dengan langkah konkrit warga Negara dalam upaya membela negaranya. Terutama pada
  • 13. 1 peran warga Negara dalam pembangunan bangsa, agar terwujud cita-cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat. DAFTAR PUSTAKA Dwiyatmi, Sri Harini, (2012), Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Atmaja, Dewa Gede. 2012. Ilmu Negara: Sejarah, Konsep Negara dan Kajian Kenegaraan. Setara Press: Malang. Huda, Ni’matul. 2010. Ilmu Negara. Rajawali Pers: Jakarta. Agustina, Emi. 2014. Peran Mahasiswa Dalam Bela Negara. http://emi- agustina17.blogspot.com/2014/07/makalah-peran-mahasiswa-dalam-bela.html diakses tanggal 3 Maret 2015 Andhita, Vinkha. 2014. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara. http://biologi- tingkatsatu.blogspot.com/2014/01/peran-mahasiswa-dalam-upaya-bela- negara.html diakses tanggal 3 Maret 2015 Dhyah. 2014. Peran Serta Masyarakat dalam Bela Negara. https://ghustieubudiyyah.wordpress.com/2013/07/09/peran-serta-masyarakat- dalam-bela-negara/ diakses tanggal 3 Maret 2015 Wikipedia. 2014. Bela Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara diakses tanggal 3 Maret 2015
  • 14. 1