SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 102
Baixar para ler offline
Kondom Bocor, Sobek Ujungnya
          Copyright 2011, 10 Penyair Wanna Be
               isbn 123-456-789012-3-4


                   Sampul Ilustrasi
             Umpu Prahara & Reski Kuantan

                      Editing Abjad
               Reski Kuantan & Jhon Pello

                     Susun Letak
               Umpu Prahara & Jhon Pello

               Penerbit Magenta Publishing

          Cetakan Pertama Banget, Oktober 2011
                  x + 89 hlm, 14x20 cm

          Hak Cipta Puisi ditangan Penulis Puisi,
        silahkan diperbanyak sebanyak-banyaknya


isi diluar tanggungjawab orang yang tidak bertanggungjawab
SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN



      Dipungkiri atau tidak, terlepas dari teori-teori, lepas dari
aturan-aturan dan terlepas dari perkembangan zaman dan perada-
ban, berseni bagi kami pada dasarnya adalah suatu kesenangan
dan sekaligus salah satu bentuk pembebasan atau membebaskan
diri dari segala macam tekanan yang datang dari dalam maupun
luar, serta adalah media penyampaian dan bahwa seni adalah
milik semua orang tanpa terkecuali. Begitu pula dengan bersastra
atau menulis suatu karya satra, salah satunya adalah puisi.
      Misalnya Wiji Thukul dengan puisi-puisinya yang bahkan
mampu menjadi motivasi serta semangat tersendiri pada aksi-aksi
kawan aktivis dan mahasiswa serta semua orang yang bergerak
menentang dan meruntuhkan pemerintahan Orde Baru dengan
“Hanya ada satu kawan: Lawan!” (Puisi Peringatan), atau WS.
Rendra yang kemudian dikenal dengan puisi-puisi pamfletnya.
William Shakespeare dengan romantismenya dan masih banyak
lagi penyair-penyair Tanah Air maupun luar dari latar belakang
yang berbeda-beda yang berseni merangkai kata untuk menyam-
paikan sesuatu hal, baik dari dalam diri sendiri mau pun dari luar
atau lingkungan sebagai makhluk sosial dengan berbagai tema,
kondisi dan situasi.
      Mereka adalah segelintir contoh orang-orang yang berhasil
membebaskan diri, terutama untuk berseni merangkai kata atau
berpuisi dan bahkan berhasil membebaskan orang lain secara
batiniah, seperti mampu memberi semangat, motivasi dan kepua-
san ketika menikmati karya-karya mereka.
      Lantas apa hanya penyair yang menulis puisi? Pertanyaan-
pertanyaan sederhana seperti inilah yang terkadang membelenggu
dan membatasi kreatifitas seseorang dalam berkarya, seseorang
seringkali terjebak dalam pemikirannya sendiri, sebab bukan pen-
yair maka tidak menulis puisi, sebab bukan pematung maka tidak
membuat patung, sebab bukan pelukis maka tidak melukis, dan
cenderung membuat batasan-batasan bagi diri sendiri. Selain itu
pola pikir yang dididik dan dipengaruhi lingkungan dengan per-
sepsi-persepsi yang terkadang memandang suatu bentuk hasil
suatu karya adalah subyektif yang sebenarnya adalah obyektif.
      Dan kembali pada hakekatnya, berseni dan bersastra itu be-
bas, bebas memaknai dan bebas berkarya. Dari itu semua orang
wajib bebas dari batasan-batasan dari dalam mau pun luar diri un-
tuk berseni dan berkarya.
      Berangkat dari pemahaman sederhana ini, kami dengan
segala kekurangan dan dengan segenap keberanian serta rasa per-
caya diri yang mungkin sebenarnya terlalu berlebihan dan dengan
keyakinan yang umum sebab yang terpenting adalah proses,
maka kami memulai, maka kami berkarya, kami bebaskan diri
kami, dan bersepakat untuk membukkukan kumpulan puisi-puisi
kami yang kami beri judul “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”.

Mengapa “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”?

      Begini sedikit penjelasannya : Kondom adalah alat kon-
trasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pe-
makaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin
laki-laki ketika akan bersenggama. Kondom di sini adalah bata-
san-batasan yang kami sarungkan dan kami ciptakan pada diri
sendiri yang sebenarnya justru menghancurkan rencana-rencana
kami, seringkali karena sangat elastisnya tanpa kami sadari telah
membunuh kreatifitas kami sendiri. Sehingga alat kontrasepsi ini
harus dibuka alias tidak disarungkan lagi pada kuasa nafsu ke-
bodohan dan ketololan pada diri kami semua, yang seharusnya
bebas bersenggama dengan kreatifitas dalam kehidupan kami se-
cara berkeadilan tentu saja. Atau adalah untuk menerabas batasan
-batasan dan tidak membatas-batasi diri sendiri.
      Bocor adalah pertama, berlubang sehingga air dan udara da-
pat keluar atau masuk; atau tiris, kedua tersiar sedikit-sedikit
(tentang rahasia dan sebagainya), ketiga, adalah kerap kali buang
air; keempat adalah mengeluarkan darah. Dan kami tentu saja me-
mang sengaja membocorkan atau menjadi bocor agar kami tidak
sakit perut, sesak nafas dan sakit kepala dalam berkreatifitas dan
menyampaikan sesuatu hal. Sehingga kami bebas dan merdeka
tanpa adanya pengkotak-kotakan atau apalagi sampai memenjara-
kan kreasi dan agar kami terus dapat bersirkulasi dan berproses.
      Sedangkan Sobek adalah cabik, robek, atau koyak. Dan
Ujung yaitu bagian penghabisan, puncak, akhir atau maksud dan
tujuan. Yang di sini adalah sebuah harapan atau keinginan agar
dengan buku kumpulan puisi ini kami dapat turut membantu
menyobek batasan-batasan pada orang lain atau dengan keinginan
bisa sedikit memotivasi bahwa untuk melakukan sesuatu, teru-
tama berkreatifitas, semua orang tanpa terkecuali memiliki hak
dan kebebasan yang sama, dan itu harga mati. Titik!.
      Akhirnya, menjadi penting atau tidak penjelasan ini, semoga
bisa dinikmati. Jika berkenan dan berlapang dada silahkan dibaca,
dikritik habis-habisan, disimpan dan disebarkan. Jika tidak berk-
enan, silakan buku antologi puisi ini dikilokan sebagai barang
loakan, didaurulang atau setidak-tidaknya diwariskan kepada
orang lain yang mungkin penasaran, meskipun akhirnya juga
akan bersikap sama, sakit perut, sakit kepala dan barangkali mun-
tah. Maka, mari berkondom bocor sobek ujungnya, berseni dan
bersastra untuk pembebasan diri dan berkeadilan sosial!


                                                       MaGenTa
PUISI RUANG DOKUMENTASI YANG MENERIMA
                 KEBEBASAN

                        Maira Eka Sari


       Setiap orang, melalui rangkaian peristiwa yang berbeda-
beda dalam menjalani hidup. Mau tidak mau, secara tidak lang-
sung mereka menuntut untuk dimengerti apapun itu. Akan tetapi,
keadaan alam kadang sering, bahkan lebih dominan memaksa
mereka untuk tidak bersikap sesukanya. Terbatas lebih tepatnya.
Menjalani hal yang seperti itu menghadirkan ekspresi yang ber-
beda pula dalam menanggapinya. Salah satu yang merupakan ek-
spresi mereka adalah keinginan untuk suatu hal yang dinamakan
kebebasan.
       Saat menjalani tuntutan alam yang terkadang mengukung
terkadang tidak, kebebasan itu sering diteriakan orang-orang –
siapapun dia– pada apapun, kapanpun, dimanapun, tanpa terkec-
uali. Bebas berfikir, bebas berbicara, bebas bergerak, bebas
berkeingin, dan masih banyak lagi yang ingin dibebaskan dari
dalam maupun luar diri mereka. Hal itu tidak bisa dipungkiri dan
itu bukan suatu hal yang tidak wajar apalagi suatu kesalahan. Ke-
bebasan itu hak semua, dan wajib diberikan oleh semua
       Seni kata atau lebih akrab dikenal dengan sastra menjadi
wadah untuk kebebasan itu bersuara. Baik itu dalam bentuk puisi
maupun prosa. Adapun peranan dari sastra adalah meneruskan
tradisi suatu bangsa kepada masyarakat se-zamannya dan kepada
masyarakat yang akan datang, antara lain berupa cara berpikir,
kepercayaan, kebiasaan, pengalaman sejarahnya, rasa keindahan,
bahasa, serta bentuk-bentuk kebudayaannya (Semi, 1984: 14)
      Melalui puisi, penulis bebas menuangkan apapun, baik itu
pikiran, perasaan, harapan, caci-maki, penghinaan dan lainnya
yang akan disampaikan pada orang lain ataupun hanya pada dir-
inya sendiri. Dalam antologi ini, puisi merupakan salah satu dari
sekian banyak bentuk yang bisa digunakan untuk mengekspresi-
kan sesuatu yang dinamakan kebebasan itu. Puisi adalah artefak
yang bisa menumpu suara, gerak, perasaan, bau, dan apapun ke-
jadian alam semesta ini dalam bentuk untaian kata, baik memiliki
keindahan ataupun tidak. Puisi berhak lahir dan menemui takdir
dan caranya masing-masing. Hal ini juga ada pada karya dan hal
yang lainnya.
     Dalam antologi puisi ini, para penyair wanna be mencoba
menghadirkan warna baru yang merupakan wujud keinginan
mereka dengan yang namanya kebebasan. Berbagai hal yang ber-
beda disajikan oleh mereka yang berlatarbekang berbeda pula
hingga secara tidak sengaja telah membatu memenuhi peran sas-
tra untuk meneruskan tradisi. Hal itu telah menjadi sumbangan
berharga dalam khasanah kesusastraan Indonesia.
     Hadir tanpa sebuah tema, mereka berani menyuguhkankan
dokumentasi berharga untuk artefak berharga pada mereka yang
akan datang dan berada di masa-masa berikutnya.

Padang, Oktober 2011
Daftar Puisi



Alfikri Ilmi
 • Pada Tanah Kelahiran                            1
 • Nostalgia Ramadhan                              2
 • Aku Ingin Tua Bersamamu                         3
 • Permintaan                                      4
 • Jadi Cleopatra Semalam                          5
 • Cepat Bangun, Nak                               7
 • Menjahit Nasib                                  9
 • Ibu                                             11

Amanike Liza Fitra
 • Hidupku                                         12
 • Kekecewaanku                                    13
 • Kepergianmu Sobat                               14

Gilank Ralicha
 • Garuda di Dadaku                                15
 • Titip Surat Untuk Ayah                          17
 • Surat Kepada Kawan                              19
 • Hanya Sepotong Kata Untuk Bangsa Yang Merdeka   21
 • Negeri Para Kesatria                            23
 • Logika Kosong (Anjing)                          25

Holy Adibz
 • Seorang Ibu Berbisik Pada Calon Bayinya         26
 • Sajak Seorang Pelacur                           28
 • Laut Kota Jakarta                               29
 • Anakku Akan Kuliah                              30
 • Ayo Bayar Pajak                                 31
 • Seorang Penyair dan Cangkulnya                  32
•   Labuhan Kerbau Kampungku                           34

Jhon Pello
 • Debu Cinta Palsu                                     36
 • Keegoan                                              37

Joey Rose
  • Sajak Mabuk                                         38
  • Al Faiz : Dengan Subuh dan Dibawah Gerimis Aku

    Bersaksi                                            39
  • Tiga Perempuan Dalam Kehidupanku                    41
  • Dari Asrama Ke Jalur Gaza                           42
  • Sajak Untuk Nenek (Selamat Jalan Nek)               43
  • Pagi Ini Seorang Mahasiswiku Kirim SMS              44
  • Kami Selalu Siap Berperang!                         46
  • Mungkin Kita Lupa                                   47
  • Ah, Revolusi Kok Ditakuti                           48
  • Aku Menangis Ketika Menggali Kubur Untuk Putriku,

    Dia Maju dan Kemudian Menyisir Janggutku            50
  • Jika Semua Sempurna                                 51
  • Bagaimana Mungkin Aku Bisa Diam, dan Kau?           52

Lismomon Nata
 • Negeri Parewa                                        53
 • Mau ke Mana Kau Indonesiaku                          54
 • Korupsi                                              55
 • Bupala                                               56
 • Wahai Penyair                                        57
 • Tanah                                                58
 • Apnea Masa Muda                                      59

Reski Kuantan
 • Penyair Tolol dan Perempuan Gila                     60
 • Aku Melihat Langit                                   61
•   Cicak                              62
 •   Aku Denganmu                       63
 •   Puisi-puisian                      64
 •   Menuai Hampa                       65
 •   Taplau Tujuh Tiga Puluh            66
 •   Aku dan Ibuku, Tuan.               67
 •   Ke Rumahmu Aku Hendak Pulang       68

Rizki Firdaus
 • Mengulum Biru                        69
 • I Sweep The Floor                    70
 • Antonimisme                          71
 • Author                               72
 • Perjalanan ke Kota Besar Perdanaku   73
 • Tawa Fatamorgana                     74

Umpu Prahara
 • Kau 1                                76
 • Kau 2                                77
 • Untuk Ibu                            78
 • Seorang Gadis di Sebuah Ruangan      79
 • Ahh...                               81
 • Malam                                82
 • Satu Hari                            83
 • Untukmu                              85
 • Perempuan                            86
Alfikry Ilmi
Pada Tanah Kelahiran

pada suatu waktu yang entah
aku akan pergi menghapus segala jejak kaki di tubuhmu
ijinkan aku menempuh ribuan kilo jauh dari pandangmu
ijinkan aku menjadi lelaki
ijinkan aku tepati janji
ijinkan mencoba peruntungan dari beberapa kemungkinan
dan ijinkan aku mengingatmu dalam kenang
karena kelak jika sudah sampai waktu
aku akan kembali lagi ke pelukanmu
membawa nyala api atau ditikam sepi berkali-kali

Padang, 6 Mei 2011




                             1
Alfikry Ilmi
Nostalgia Ramadhan

Tidurlah.
Besok sehabis Shubuh
kita bakar petasan
di samping orang pacaran

Pariaman, 1 Agustus 2011




                           2
Alfikry Ilmi
Aku Ingin Tua Bersamamu
: Rahma Welly

Aku ingin tua bersamamu
menghabiskan waktu dalam rentang umur yang beruban

Berpetak umpet di keriput kulitmu
Bernostalgia ciuman pertama di bibirmu yang sudah kemarau
Berkaca pada matamu yang masih menyimpan masa lalu.

Aku ingin tua bersamamu
Menikmati early reggae atau soul di beranda
sambil memandangi kepulangan burung-burung dalam formasi
menuju sarang
atau menikmati sunset,
sunset yang selalu membuatmu kagum atau gemetar.
Karena kau pikir masa depan tak pernah datang.

Aku ingin tua bersamamu
berdua kita tertawai masa sekarang.
Dan saat itu barangkali kita sudah pikun
tak terlalu ingat kapan pertama kali pandang kita bertemu.

Aku ingin tua bersamamu
masihkah kau ingin main ayunan di jenggotku?

Padang, 1 Juli 2011




                                3
Alfikry Ilmi
Permintaan

nyamuk tidurlah
masih ada malam lain
bagimu mencoba peruntungan
menghisap darah

malam ini jangan
aku sudah terlalu lelah
dihisap
seharian

Padang, 22 Juni 2011




                             4
Alfikry Ilmi
Jadi Cleopatra Semalam

Malam ini bulan ketakutan
bersembunyi di balik bangunan hotel bintang lima.
Kita di dalamnya
menikmati semangkuk kencan
setelah seribu panah rayuan kau lepaskan ke dadaku
usai makan malam.

Cleopatra-lah aku seketika
pasca mahkota janji-janji surga
kau letakkan di atas kepala.

Bangga atau mungkin juga tak sengaja
kau sempat bisikan
bahwa kita bisa berpesta berkat hasil penggelapan dana.
Tak ada yang merasa kehilangan
sebab fakta seketika dialihkan isu yang lebih menarik untuk disi-
mak.
Melebihi candu sinetron rumah tangga dengan cerita mem-
bosankan penuh peran antagonis.

Kita pun lalu sama-sama tertawa
atas kemenangan.
Atas kepecundangan.
Serupa aku yang menertawai nasib sendiri
karena nikmat materi berlimpah begini
belum tentu kutemukan esok hari.

Jadi, kucumbui saja kemewahan ini sampai pagi
sampai gelas tak mau lagi dituangi vodka
sampai tubuh tak sanggup lagi dipacu
dan napas kita yang memburu
sama-sama membisu berhimpitan.

                                  5
Alfikry Ilmi


Bulan gigil yang ketakuan semalam sudah digusur garangnya
matahari.
Kita berpisah di depan sebuah gang
setelah perempatan.
Barangkali kau langsung menuju pelukan anak istri yang setia
menanti
kepulanganmu dari rapat luar kota.
Dan aku juga kembali pada kenyataan kontrakan 4x4 meter
dengan beberapa lembar uang ratusan
untuk menghapus semua bekas ciuman dan biaya perawatan
badan.

Padang, 12 Januari 2011




                               6
Alfikry Ilmi
Cepat Bangun, Nak

Bangun, nak.
Lekas mandi
sebelum didahului matahari.
Hari tak sudi menanti
waktu tak mau menunggu.
Kita harus segera pergi
mencari remah roti
penyambung hidup pagi ini.

Mari, nak.
Mari keluar
Dari pengap rumah yang kita dirikan di pinggir kali
mereka selalu bilang tak layak huni
sementara janji membumbung tinggi
belum juga ditepati.

Cepat, nak.
Percepat gerakmu
kita kejar mimpi-mimpi yang tak terbeli
barangkali ada yang tercecer di jalanan
atau nyangkut di tali jemuran.

Perhatikan, nak.
Tajamkan matamu
Begitu banyak masa depan yang kita temui pada sampah-sampah
itu
kau pungutlah satu persatu
plastik, kaleng, besi, kardus, sepatu, kertas, baju
jika beruntung kita dapat buku
kau bisa peroleh ilmu
meski tak sebanyak anak-anak gedongan
yang sekolah untuk mendapatkan pengakuan.

                                7
Alfikry Ilmi


Sekarang matahari bermahkota di atas kepala
Badan kita dipanggang di bawahnya.

Istirahatlah, nak
di bawah beringin itu.
Tapi jangan terlalu nyaman
apalagi sampai ketiduran.
nanti kita diseret paksa keamanan.
Kota ini butuh keindahan!

Padang, 28 Desember 2010




                                8
Alfikry Ilmi
Menjahit Nasib

Kerja ini tak mampu membeli mimpi tinggi menjulang
menantang matahari.
Harga yang melambung seperti balon membuat diri semakin
sangsi.
Gempapun membuat jarum dan benang pisah ranjang
menganggur tanpa kerjaan.
Serupa di-PHK keadaan lem membeku dalam gumpalan gelisah.

Istri tak bosan menyanyikan sumpah serapah karena tak tahu apa
yang mau dimasak.
Anak mengeluh meminta uang jajan tanpa pemahaman bahwa
harga makanan ringan tak seringan namanya.

Mengganti pekerjaan demi kesejahteraan sempat terlintas dalam
pikiran.
Syaraf otak sering tegang dipaksa berpacu memutar ide
cemerlang tak kunjung datang.
Ijazah SD membuat tubuh tak punya banyak pilihan masa depan.
Alam memang memberikan banyak pelajaran tanpa biaya
pungutan.
Tapi kita hidup bukan di negri dongeng sebelum tidur dengan
akhir mengharukan.
Menjahit nasib tak segampang menjahit sepatu yang tinggal
menarik benang.

Hidup memang terus berjalan bahkan berlarian.
Dengan atau tanpa keluh kesah meratapi kenyataan.
Semakin pahit ditelan semakin sehat pikiran.
Bugarkan badan tanpa suplemen kimia pabrikan.

Warna aspal masih sama dengan iklim berbeda.
Nasib sepertinya bukan roda yang berputar begitu saja.

                               9
Alfikry Ilmi
Banting tulang berulang-ulang tinggal belulang.
Putar otak menderu laju tak maju-maju.

Padang, 29 Oktober 2010




                               10
Alfikry Ilmi
Ibu

Mengecup heningmu dalam doa air mata
peristiwa yang tak bisa kutuangkan lewat kata.
Cinta adalah keikhlasan menerima segala nyata
bukan sebatas kata berujung sia-sia.
Berkaca pada setiap peristiwa ;
tak semua kata sanggup ku eja.

Padang, 14 November 2010




                              11
Amanike Liza Fitra
Hidupku

Aku berdiri diam-diam tiada bergerak
Aku takut apa yang terjadi nanti
Aku telah dapat merasakannya
Tetapi seperti biasa aku tetap mengharap
Meskipun hatiku mengharap penuh ketakutan
Dan tahu, bahwa apa yang ku harap takkan datang
Dan dadaku terasa sesak
Bukan karena berlari keras
Tetapi menahan perasaan hatiku




                             12
Amanike Liza Fitra
Kekecewaanku

Aku perjuangkan semua yang kuimpikan
Hanya sekarang aku tidak tahu,
Bahwa penderitaan dan kekecewaan mengorek di bawah jiwa
sadarku
Mengubah pandangan hidupku, pikiranku dan sikapku kepada
hidup di sekelilingku
Ibarat api yang membakar Cinta pada Hati
Hebat laksana hembusan Taufan
Semua derita jiwaku, harapan-harapan hatiku
Yang melambung kemudian terbanting dan melambung kembali,
Terbanting lebih kejam,
Was-was hatiku, keraguan hatiku, ketakutanku
Sedih hatiku, pilu mengharapkan bahagia




                           13
Amanike Liza Fitra
Kepergianmu Sobat

Kalau aku lukis dahan dan ranting itu
Kamu paham betapa kering perasanku
Hujan Cuma membasuh rumput
Tidak menyegarkan kebun sukmaku
Dengar sobat, aku tak seperti yang dulu
Saat kamu tahu semangatku
Dan aku fasih bahasa matamu

Kertas putih yang kotor, bergambar di sisinya
Kau menarik batas, tapi milikku nyata
Ini bukan valentine dan rinciannya..
Semua akan jadi abu
Terimakasih untuk bintang emas dan kepergianmu
Aku akan selalu mengenangmu
Kau tetap sahabatku

Puisi ini tercipta setelah kepergian sahabatku untuk selamanya
For Erick Nova Prima HI07 UNAND




                               14
Gilank Ralicha
Garuda di Dadaku

Garuda di dadaku
Bukan hanya sepetak lapangan rumput
Bukan hanya nyanyian heroik kepada bachdim dan gonzales
Dan tak berbataskan GBK ataupun Bukit Jalil

Garuda di dadaku
Adalah simbol tekad dan ukiran kebanggaan
Semiotika semangat dan kekaguman
Garuda di dadaku
Adalah janji akan sebuah pengabdian
Yang selalu meminta kepalan
Memaksaku terus mempertanyakan semuanya
Hinggap apa menjadi makna dan nyata

Garuda di dadaku juga merupakan peringatan
Jangan coba membangun menara di bawah rakyat yang kelaparan
Jangan mencoba membanyol tentang keadilan dengan kokangan
senapan
Dan jangan pernah berkata peduli
Bila masih dalam nyanyian untung dan rugi

Mungkin garuda di dadaku juga merupakan teguran
Jangan pernah berhenti menziarahi lembaran masa lalu
Jangan pernah berhenti mengkhatabkan alfabet penyamarataan
Jangan berhenti teriakkan perubahan
Meski engkau tidak lagi didengarkan

Garuda di dadaku juga lambang kepedulian
Akan saudara-saudaraku yang dilewati derap langkah pemban-
gunan
Yang sesak bernafas akibat kemiskinan dihirup setiap hari
Dan tak lagi dapat bergerak, lantaran tanah adalah milik para tuan

                               15
Gilank Ralicha
tanah

Garuda di dadaku adalah sebuah ajakan
Jangan hanya diam melihat pembodohan
Jangan hanya menyatakan ironi melihat pemelaratan
Dan lakukan apapun
Meski hanya teriakan
Meski hanya mengacungkan kepalan
Selama garuda masih ada di dada kita




                             16
Gilank Ralicha
Titip Surat Untuk Ayah

Kepada yth
:Ayahanda

Melalui surat ini kusampaikan permintaan maafku pada ayah.
Maaf aku tidak pernah bisa jadi anak baik seperti manifesto don-
geng yang ayah ceritakan sebelum tidurku, aku masih saja men-
jadi begundal yang mencoreng muka ayah, dan bukan bahan yang
menarik untuk dibicarakan di komunitas orang tua kebanyakan.
Maafkan aku yang mengambil aksi berbeda dengan provokasi
ayah, yang selalu berkata coba lihat anak sifulan, sekarang dia
bekerja di koorporasi kapitalis ini, baru bekerja beberapa bulan
saja sudah bisa membeli ini, memberikan pada ayahnya ini dan
itu. Maafkan aku ayah bila megambil arah yang selama ini ayah
katakan merupakan jalan mereka yang telah kehilangan akal se-
hat.
Bagiku ada yang lebih berharga daripada kemapanan, yaitu kebe-
basan

Ada yang lebih berharga daripada kekayaan, yaitu kesamarataan
Ada yang kebih berharga daripada kemasyuran, yaitu kebenaran
Ada yang lebih berharga daripada kemenangan untuk diri sendiri,
yaitu keikhlasan
Ada yang lebih berharga daripada hidup aman dan berkecukupan,
yaitu pembangkangan terhadap ketidak adilan
Ada yang berharga daripada hidup dalam dikte penguasa arus,
yaitu gairah liar dari perjuangan kelas
Ada yang lebih berharga daripada menciptakan menara gading
dan hidup aman di atasnya, yaitu kepedulian akan menjaga ling-
kungan
Ada yang lebih berharga daripada mengumpulkan sebanyak-
banyaknya harta, yaitu mengumpulkan sebanyak-banyaknya cinta
dan membaginya keseantero dunia

                              17
Gilank Ralicha
Agar mereka yang dimarjinalkan merasa diperhatikan,
Agar mereka yang dimelaratkan tidak lagi merasa kesepian,
Agar mereka yang kelaparan merasakan sedikit kekuatan
Agar mereka yang dinafikan merasakan arti harapan
Dan agar mereka yang selama ini dibohongi penipu yang mereka
pilih sendiri merasakan arti kasih sayang

Maafkan aku ayah, karena aku tidak hidup dalam dikte rumus
kalkulator yang menghitung semuanya berdasarkan besarnya
angka yang bisa kita dapatkan, menghitung kebahagiaan berdas-
rkan konsumtifitas barang yang sebanyak mungkin bisa mereka
banggakan, mengukur rasa syukur berdasarkan berapa banyak
makanan yang mereka hidangkan, mengukur arti teman dengan
seberapa bagus topeng yang bisa mereka kenakan, mengukur arti
diri dari seberapa jengkal tanah dan tinggi pagar yang mereka
bangun.

Maafkan aku ayah bila aku tidak bisa menggunakan standar-
satandar moral yang kebanyakan itu. Bagiku hidup adalah pen-
carian akan kebenaran, dan teman adalah kejujuran dalam persa-
habatan.




                              18
Gilank Ralicha
Surat Kepada Kawan

Ini adalah sebuah jalan sulit kawan
Saat hidup ini semakin dihadapkan pada pilihan-pilihan berat
Akankah engkau akan menjadi militan atau anak baik bagi pen-
guasa arus
Menjadi anjing liar yang hidup bebas meski tak terurus
Atau setia menggonggong tiap pagi dan menjilat untuk sekedar
bertahan hidup
Dan mesti sabar diikat dan jadi permainan

Jalan ini semakin sulit untuk ditempuh teman
Saat pilihan hanyalah tunduk atau bangkit melawan
Akankah engkau akan melebur dalam barisan
Mereka yang merasa tak berdaya diperdaya oleh para pemodal
Ataukah berbaris bersama yang muak dengan pembodohan ini
Apakah jawabmu teman?
Tetap diam berkalang dendam atas ketidakadilan ini
Dan melanjutkan hidup dengan mengutuk ketidak mampuanmu
menguasai hidupmu

Karena hidup itu sendiri telah tergadai bersama surat kontrak
Karena setiap deru waktu adalah target produksi yang harus dica-
pai
Hingga bahkan keringatpun tak sempat lagi diseka
Dan jerih payah hanya dihargai sekedar roti penyambung nafas

Jadi,di mana barisanmu kawan?
Akankah kita akan mencoba mengakhiri ketidakadilan ini
Meski harus mati dalam mencoba?
Ataukah tetap menerima kenyatan yang ada
Dengan doktrin " suratan takdir" sebagai pelipurlara

Beritahu aku kawan,waktu sudah semakin dekat

                               19
Gilank Ralicha
Dan genderang telah terlalu lama dia tabuh
Dan hanya masalah waktulah
Revolusi ini akan mengetuk setiap pintu rumah kita
Dan mereka butuh kita.




                              20
Gilank Ralicha
Hanya Sepotong Kata Untuk Bangsa Yang Merdeka

Apakah kita memang harus merayakan kemerdekaan ini?
Disaat kita belum merdeka sepenuhnya.
Berjuta rakyat indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan
Dan mereka belum merdeka dari kemiskinan.

Berjuta rakyat indonesia
Masih belum mengecap pendidikan
Mereka belum merdeka dari kebodohan.

Apakah harus kita rayakan kemerdekaan ini?
Saat berjuta rakyat indonesia merasa was-was di rumah mereka
sendiri
Saat harus hidup berdampingan dengan bom berwarna hijau se-
berat 3kg
Mereka belum merdeka dari ketakutan
Saat berjuta rakyat indonesia
Mesti dihadapkan pada kenaikan harga
Yang semakin tidak terjangkau dari tahun ke tahun
Mereka belum merdeka dari tekanan.

Kawan
Cobalah lihat indonesia ini lebih dalam
Melintasi gemerlap kota dan cakrawala manja
Jauh menuju tempat yang tak tersentuh riuh pembangunan
Perlintasan bagi deru perubahan
Menuju dataran tak beraspal
Mereka belum merdeka dari keterasingan

Kenapa kita mesti merayakan kemerdekaan ini kawan?
Saat berjuta generasi muda indonesia
Menghambakan diri
Pada blackberry, apple dan nokia keluaran terbaru

                              21
Gilank Ralicha
Saat sukarno telah tergantikan oleh artis emo mtv
Dan semangat perjuangan telah dikooptasi oleh sinetron sedu na-
mun sarat kekerasan
Mereka belum merdeka dari pembodohan

Masihkah perlu kita rayakan kemerdekaan ini kawan
Karena bagiku itu adalah sebuah pengkhianatan




                              22
Gilank Ralicha
Negeri Para Kesatria

Aku ingi bercerita, tentang negeri para kesatria
yang membentang dari khandahar hingga gaza
daerah yang tidak mengenal kata takut dan kalah
karena takut adalah suatu yang memalukan

aku ingin menceritakan kepada kalian
negeri para kesatria dan kisah para pemberani
mereka yang menentang meski goliath bersenjatakan matahari
dan david hanya memegang segenggam batu

negeri yang tetap tegar berdiri
dari kelam malam dan teror matahari
dari ancaman kelaparan
dan deruderu senapan

negeri yang semua laki-lakinya adalah syuhada
yang merindukan kematian demi sebuah kebebasan
yang tak menyerah meski dihadapan ketidak berdayaan
setiap helaian nafas adalah perjuangan
dan setiap degupan adalah sebuah perlawanan

negeri yang tak pernah mengeluh.
meski peluh telah lama mengering
meski kematian adalah bayang-bayang
mereka tidak sedetikpun mengeluh
karena hidup adalah pengabdian
dan masa depan
adalah kemenangan yang telah dijanjikan

demi rahim ibu yang lahirkan para kesatria
demi makam syuhada yang membentang dari khandahar hingga
gaza

                               23
Gilank Ralicha
demi lemparan-lemparan batu para intifada
demi lantunan suci yang menjadi kidung tidur mereka

aku inging mengisahkan sebuah kisah negeri para kesatria
agar kalian semua percaya.
bahwa di dunia ini
masih ada kebaikan dan kesetiaan
dan tuhan, berdiri tepat di samping para pejuang




                              24
Gilank Ralicha
Logika Kosong (Anjing)

Aku melihat kelebatan hitam
mengitari jiwa dan hati semua orang
memangkas nurani dengan deru kehidupan
yang berputar kencang,lukiskan sembraut
aku merasa kini tuhan
tak lagi beri hati pada manusia
melainkan logika kosong dan jiwa serigala
kelamkan cahaya, samarkan langkah

Wahai….
di manakah dia kini?
dongeng suci yang kita eja kasih sayang
logika bodoh yang kita sebut cinta
impian buta yang kita sebut saudara

Apa yang terjadi kini?
apakah tuhan mulai bosan sendiri?
sehingga ia butuh teman tuk berdialog
ataukah ia telah pasrah
melihat manusia bergerak lebih cepat daripada kuasanya


entahlah teman......




                              25
Holy Adibz
Seorang Ibu Berbisik Pada Calon Bayinya

anakku
jika nanti kau keluar dari rahimku
jangan menangis
simpan air matamu untuk esok hari
aku takut kau kehabisan air mata
untuk menangisi nasi yang tak ada dalam tudung
sebab kita tidak lagi mendapat beras miskin
yang dibagi kepala desa untuk sanak keluarganya
yang berkarung beras dalam gudangnya

jika nanti kau keluar dari rahimku
tahan tangisanmu
air matamu lebih berguna untuk menangisi korban bencana alam
yang bantuannya tertahan di saku-saku para dermawan
dan di kantor-kantor urusan kemanusiaan

jika nanti kau keluar ke dunia
diam saja
setelah umurmu genap enam tahun
menangislah sekeras-kerasnya
untuk pemimpin bangsa yang gemar studi banding ke luar negeri
memakai uang bangsa atas nama tugas negara
sementara ribuan anak-anak terlempar ke jalan raya
karna tidak ada biaya untuk sekolah

saat kau lahir nanti
jangan menangis anakku sayang
air matamu sangat berguna sekali
untuk diminum para tenaga kerja di luar negeri
yang haus perlindungan dari negara yang mereka beri devisa

bila kau menangis saat lahir nanti

                                26
Holy Adibz
maka air matamu akan menyatu dengan air mataku
air mata kita akan menjadi samudera
yang memeluk air mata para buruh yang diberhentikan
karna menanyakan gaji yang tidak pernah berkecukupan
membiayai anak istri dan berbagai keperluan
yang tidak sepadan dengan peluh yang berceceran di pabrik-
pabrik

Padang, 1 November 2010




                              27
Holy Adibz
Sajak Seorang Pelacur

kau membumbung ke surga
dengan sorbanmu yang berkilau
sementara aku berjalan menuju neraka
dengan berjuta dosa dari kitabmu

malam, waktumu mengaji
bermesraan dengan tuhan
malam, waktuku mencari gaji
bermesraan dengan tuan-tuan

di atas sajadah panjang
kau sujud tanpa memikirkan periuk esok siang
di atas empuk ranjang
aku sujud di kelamin panjang demi periuk terjerang

demi tuhan yang memberi aku kehidupan
sungguh aku tak suka menanggalkan pakaian
tapi pekerjaan hanya ada di saku pemerintahan
yang akan menggusur lahan tempat aku cari makan

Padang, 5 November 2010




                              28
Holy Adibz
Laut Kota Jakarta

di laut kota ini
air tawar dan asin menyatu
di dalamnya ikan-ikan terombang-ambing
oleh ombak yang dipermainkan angin

di laut ibukota ini
angin menjadi selimut orang-orang
yang tidur di kolong jembatan
dan panas matahari menjadi tudung
para pedagang yang mendayung nasib
di pintu kemacetan

Jakarta adalah muara
dari segala suara
impian, jeritan dan kebahagiaan
yang tenggelam dalam samudera zaman

Jakarta adalah dermaga
kapal-kapal besar datang dan pergi
membawa semua harta yang tersimpan di dasarnya
kapal-kapal kecil yang sekedar mengail ikan kecil
makin terpinggirkan, tak dapat bagian

kota ini adalah lautan dalam dan luas sepanjang pandang
siapa yang tak punya kapal harus kuat berenang
agar tak tenggelam dan disantap ikan-ikan
yang tak pernah kenyang
siapa yang terjun ke kota ini
tak bisa kembali pulang
karna ia adalah laut tanpa daratan

Jakarta, 29 Januari 2011

                              29
Holy Adibz
Anakku Akan Kuliah

jangan belajar sastra anakku
nanti kau diberi tugas
keluar rumah malam-malam
menulis puisi
tentang bulan dan bintang

jangan belajar agama anakku
nanti kau disuruh menghafal kitab suci
berdiam diri di rumah ibadah
dan menutup telinga dari bisingnya jalan raya

jangan belajar sejarah anakku
nanti kau diajari
menghormati para pahlawan
yang menghabisi nenek moyangmu

jangan sekali-sekali
mempelajari ekonomi
nanti kau jadi mentri
yang mengakali rakyat sendiri

apalagi belajar politik
jangan anakku
pulang-pulang kau bisa saja membodohi
ayah ibu yang membesarkanmu

jangan juga belajar matematika
nanti matamu buta dari tanda-tanda
selain angka-angka
yang terjebak di buku-buku kuliah

kau ingin belajar teknik

                                30
Holy Adibz
aku mohon jangan anakku
nanti kau dirikan industri
yang membangun mimpi para buruh
lalu menghancrukannya kembali
lewat upah kecil dan pemutusan hubungan kerja

belajar olahraga saja anakku
jadi pemain sepak bola
atau atlit bulu tangkis
badanmu sehat jiwamu kuat
biar tidak ditangkap saat unjuk rasa
sebab kau akan sibuk berlatih
untuk kejuaraan melambungkan nama negara

Padang, 18 November 2010




                             31
Holy Adibz
Ayo Bayar Pajak

ayo bayar pajak
untuk menyemir aspal
biar kendaraan orang-orang besar
berselancar di jalan raya
menuju restoran-restoran mewah

ayo bayar pajak
untuk pembangunan gedung-gedung
biar kota kita indah
tanpa gubuk kardus para gelandangan
yang mengganggu pandangan mata

ayo bayar pajak
biar pejabat kita di atas sana
bisa berlibur ke luar negeri
setelah lelah memikirkan nasib rakyat

ayo bayar pajak
biar kantong negara gemuk
biar koruptor tak susah lagi
mencari lahan garapan baru

ayo bayar pajak
tunda dulu membeli beras itu
dahulukan kepentingan negara ketimbang perutmu
nanti kita akan kenyang dengan kenyataan-kenyataan sesudahnya

Padang, 12 November 2010




                               32
Holy Adibz
Seorang Penyair Dan Cangkulnya

seorang penyair
membawa parang
pergi ke hutan
mencari sebatang kayu
untuk tangkai cangkulnya

kayu ditebang
diperhalus
diukir
dicocokkan
dengan mata cangkul
cangkul siap berkubang di sawah

namun
cangkul mengkilap itu
diletakkan di ruang tamu
bersama boneka

dari dapur
istrinya menjerit
“padi tinggal sesudut karung”

Padang, 8 November 2010




                                33
Holy Adibz
Labuhan Kerbau Kampungku

labuhan kerbau kampungku
tempatku berkubang siang malam
menyendiri dengan bangau, lumpur dan daun nipah
bila aku pergi merantau
kutitipkan ibuku pada genang pasang bulanmu
asinkan doa beliau untukku sepanjang malam

labuhan kerbau kampungku
di bawah jembatan tuamu
ikan-ikan kecil menunggu cahaya bulan purnama
malam hari ayahku biasanya pulang dari kedai kopi
bila aku pergi merantau
kepada suara gemericik airmu aku berharap
lumuri kaki ayahku pada ingatan tentang rumah
yang kerap pulang setelah malam beruban

labuhan kerbau kampungku
di depan kubanganmu, sungai melarungkan kenangan masa
kecilku
dan di samping kananmu, laut senantiasa bercerita
bagai suara rabab dan tukang kaba
yang tak pernah punah dalam kenanganku
suatu saat, adik perempuanku akan menulis puisi
tentang riwayat para petani dan nelayan
yang terbakar di atas kemarau tanahmu
bila aku pergi merantau
tolong jaga adik perempuanku
saban hari, kera-kera yang bersembunyi di balik rimbun nipah
dan kelelawar yang bersarang di pucuk kelapa
mengintainya berkereta pulang sekolah

labuhan kerbau kampungku

                              34
Holy Adibz
tempatku berkubang siang malam
seperti kerbau-kerbau yang terusir dari kandangnya
aku akan mengembara ke ladang orang
mencari rumahku yang hilang
bila aku pergi merantau
tikamkan jejak-jejakku di tubuhmu
biar rinduku terpaku di jantungmu
katakan pada ibuku
aku akan pulang
bila abu di atas tungku sudah membatu

Padang, 28 Februari 2011




                              35
Jhon Pello
Debu Cinta Palsu

hanya luka terpahat
tak kan mati di hati

buana raya buat jiwa
yang terlena, tersandar dan terkapar

lusuhku tak terbasuh
perihku tak sanggup merintih

inilah jiwa yang terluka
bersama asa yang terlupa

di atas fana yang nyata
dihembus bayu semu dan debu cinta palsu

Kamarku, 25 Mei 2009




                                36
Jhon Pello
Keegoan

Kadang aku berpikir
Kenapa kau dan aku
Tak pernah bertemu
Pada satu ujung jalan

Adahkah karna aku berlari kearah yang salah
Atau memang jalan ini masih terlalu panjang untuk kutemui se-
buah ujung
Bukan suatu kerelaan ketika aku mencoba berlari
Dari sebuah kenyataan

Bahwa kau tak pernah tulus menyayanggiku
Tapi keterpaksaan telah membawa aku
Pada kelokkan yang bercabang pada ujung yang tak kelihatan

Mungkin sebenarnya tak perlu kutanya
Mungkin juga tak pelu kau jawab
Karena di dasar jiwamu dan jiwaku

Ada keegoan yang terpaksa harus kita akui
Hanya aku menunggu waktu yang tepat
Di mana aku harus berhenti melepaskan lelahnya perjalanan ini
Sebuah rasa keegoan tanpa pernah lagi menoleh ke belakang

Kamarku, 14 Juni 2009




                              37
Joey Rose
Sajak Mabuk

...semua orang sibuk...
...aku malah ngantuk...

...semua orang suntuk...
...aku malah sumuk...

...semua orang ngamuk...
...aku malah mabuk...

Aku mabuk Engkau,
datanglah,
rengkuh aku sekarang juga!

Bukit Karamunting, 23082010, 12:43




                             38
Joey Rose
Al Faiz: Dengan Subuh dan Di bawah Gerimis Aku Bersaksi
(Razaq Akbar Faiz, sebab aku selalu merindukanmu)

Al Faiz…
dengan subuh,
dan di bawah gerimis,
aku bersaksi:

Subuh adalah kesadaran
segala permulaan
rentang kehidupan
rancang kemenangan
bangun kekuatan
raih kemerdekaan.

Dengan subuh
bangunkan tubuh
sekaligus rubuh
lawan keluh
nyalakan suluh.

Refuge in the Lord of mankind
The Sovereign of mankind
The God of mankind
From the evil of the retreating whisperer
Whispers [evil] into the breasts of mankind
Among the jinn and mankind*.

Di bawah gerimis
hamburkan tangis
cinta kukais
perkuat baris
lawan iblis
tantang bengis

                               39
Joey Rose
kezaliman terkikis

Menjadi Al Faiz.

Padang, 11 September 2011, 05.00-06.00
*Surat Annas dari Al Quran.

Untuk kedua orangtuaku, untuk istriku dan anak-anakku, untuk
keluarga besarku, untuk sahabat-sahabat spiritualku, untuk ka-
wan-kawan seperjuanganku, untuk seluruh manusia dan kemanu-
siaanku, dan untuk Tuhanku.




                             40
Joey Rose

Tiga Perempuan Dalam Kehidupanku

Satu

Dari rahimMu aku dibuai-diasuh
Dalam dekap-kasihMu aku tumbuh
Engkau kupanggil Ibu

Dua

Dari rahimMu aku tanamkan generasi
Dalam dekap-cintaMu akulah laki-laki sejati
Engkau kupanggil Istri

Tiga

Dari rahimMu akan Kau lahirkan kelak
Dalam dekap-revolusionerMu generasi baru bergerak
Engkau kupanggil Anak

Padang, Jum'at, 16 Juli 2010, 12.30,

Merayakan Lima Tahun Hidup Bersama 16 Juli 2005-16 Juli
2010 dan Sampai Mati. (Mengenang Ibu Sri, disebabkan Welly,
dan untuk Rara-Ku).




                               41
Joey Rose
Dari Asrama Ke Jalur Gaza
:untuk saudara-saudaraku di Palestina

Aku sangka, begitu susah untuk tinggal di asrama
Ternyata, tidak ada artinya dibanding kehidupan di Jalur Gaza
30 September 2009 asrama terguncang gempa
Namun sepanjang waktu Jalur Gaza diterpa bencana

Lihatlah dengan mata, dengarkan dengan telinga dan rasakan
dengan hati
Kesaksian-kesaksian dari Jalur Gaza yang belum sepi
Tentang ribuan manusia-manusia kehilangan nyawa setiap hari
Tentang rintihan anak-anak muda kehilangan masa depan pasti
Tentang jeritan dan tangisan bayi-bayi tak berdosa tiada henti
Tentang kehidupan yang terayun terombangambing tak bertepi

Ketika pesawat-pesawat meluncurkan rudal memburu mangsa
ketika peluru-peluru dimuntahkan membabi buta
Ketika buldoser-buldoser menggilas rumah-rumah bahkan manu-
sia dengan paksa
Ketika pengkhianatan nilai-nilai kemanusiaan nyaris sempurna
Dilakukan dengan penuh keangkuhan oleh para Zionis durjana

Tidak ada
...




                               42
Joey Rose
Sajak Untuk Nenek (Selamat Jalan Nek)

I
Aku bosan dengan keluhan
Takkan selesai persoalan
Sebab hidup mencari jawaban

II
Meski mati harus temukan
Titik sempurna keabadian
Satukan manusia dengan Tuhan

Padang, 14 November 2010.




                               43
Joey Rose
Pagi Ini Seorang Mahasiswiku Kirim SMS

"Selamat hari guru ya bapak"
Aku tidak sempat lagi berpikir
apa beda guru dengan dosen
aku hanya tahu, sama-sama mengajar
itu saja, Nak!

"semoga bapak semakin sukses, selalu sabar dan semangat
dalam mengajar kami"
Nak, aku masih bingung dengan kata sukses
tapi untuk sabar, mungkin aku masih kurang
dan untuk semangat, paling tidak aku lebih memilih
bertemu kalian dibanding bertemu Rektor, Menteri, atau Presiden
sekalipun
Aku ingin mendidik, bukan hanya mengajar
jika itu mungkin, Nak!

"makasih buat semua ilmu dan kasih sayang yang bapak kasih
untuk kami selama ini"
Semua ilmuku adalah untukmu, Nak!
aku mengasihi kalian karena kemanusiaan
aku menyayangi kalian seperti anakku sendiri
selama ini dan selamanya
terimakasih juga untukmu
atas keseriusan kamu dalam belajar, Nak!

"sampai kapanpun jasa bapak nggak akan bisa kami balas den-
gan apapun"
Nak, semangat dan keseriusanmu dalam belajar
adalah balasan yang luar biasa bagiku
tidak menunggu kapan pun, tapi sekarang juga
aku pikir jasaku sebatas gaji bulananku
namun, engkau mengingatkanku

                              44
Joey Rose
kapitalisasi pendidikan harus dilawan!
Terimakasih, Nak!

"doakan kami supaya sukses ya Pak!"
doakan saya juga,
bisa jadi guru atau dosenmu
yang baik dan benar, Nak!

Padang, 25 November 2010, 13:20.

Terimakasih untuk Fina Resty Fauthrisna, dan semua mahasiswa-
mahasiswiku,
"Ayo terus belajar untuk berani berpikir kritis!, berani bersikap
tegas!!, berani bertindak nyata!!!...untuk Indonesia, untuk Kita
Semua".




                               45
Joey Rose
Kami Selalu Siap Berperang!

Malam yang senang.
Barisan sadar berkembang.
Berpikir bersikap matang.
Makin jalang makin garang.

Kehidupan kerontang.
Membangun pantang.
Dunia tak tergoyang.
Siap terus menerjang.
Menang tak terjelang.
Siap tuk berkalang.

Pasti, suara takkan hilang.
Yakin, gema akan terngiang.
Ada sebutan pembangkang.
Tidak butuh disebut pejuang.
Anak-cucu saja mengenang.

Kami selalu siap berperang!

Padang, 01 Desember 2010; 12.10.

Untuk "barisan sadar" (Iki, Reski, Gilank, Iko, Fiky, dan semua
orang yang siap masuk barisan membentuk pasukan)...dan untuk
Yogyakarta-ku tercinta..."Apa kabar Rakyat Berserak dari Pun-
cak Merapi sampai Pinggiran Parangtritis?!"




                               46
Joey Rose
Mungkin Kita Lupa

Obrolan santai tanpa tikai
dalam terpaan angin basah pantai
membuat kita semakin pandai
berlompatan seperti tupai
tanpa terjebak ocehan kedai
semakin membuat lalai
dan lebih tolol dari keledai

Padang, 20 Desember 2010

Pagi sampai siang yang suntuk dengan kepura-puraan, obrolan
membosankan seolah tanpa beban, "demi generasi masa depan
atau demi sesuapan?'"




                              47
Joey Rose
Ah, Revolusi Kok Ditakuti

Revolusi itu resolusi pergantian tahun.
Revolusi itu setelah lulus kuliah menerima gaji.
Revolusi itu nama yang anda cari tidak ada, meskipun demikian,
nama revolusi tersedia untuk didaftarkan.
Revolusi itu tidak hanya berupa tulisan dan semangat saja, tapi
nanti pada akhirnya terbukti melalui tindakan nyata.
Revolusi itu potong generasi tua yang sudah kronis dengan
korupsi.
Revolusi itu menguasai diri untuk menguasai dunia.
Revolusi itu monyet nyengir melihat model perempuan bugil di
atas puncak gunung meletus.
Revolusi itu sepakbola yang menjadi penyakit pada tubuh seo-
rang gadis mengelus dada.
Revolusi itu nafsu purba manusia yang diumbar ke dunia nyata
melalui dunia maya.
Revolusi itu aneka resep remeh temeh kehidupan manusia yang
bisa menjadi urusan gawat darurat bagi petualang kesepian.
Revolusi itu kerusuhan sosial yang bukan dipicu oleh seorang
pemimpin negara tapi oleh bahan penghilang lapar perut rakyat.
Revolusi itu bukan soal agama tapi tangisan untuk kehidupan
yang layak, pekerjaan, ketahanan pangan, kebebasan, dan marta-
bat untuk semua.
Revolusi itu soal harga soal gambar soal asuransi dan soal-soal
kehidupan lainnya yang semoga kau menikmatinya.
Revolusi itu agen bola yang menyamar dan sebenarnya agen judi
yang menjanjikan kekayaan sampai mati.
Revolusi itu sebuah bisnis networking dengan produknya sebuah
software website yang berulang-ulang bisa mendapatkan pengha-
silan tanpa batas.
Revolusi itu ketidakpercayaan akan merembet karena tidak ada
alasan soal lawannya banyak atau soal ada yang suka dan ada
yang tidak suka.

                              48
Joey Rose
Revolusi itu doa seorang gadis tentang tercapainya cita-cita seba-
gai status dalam jejaring sosial di dunia maya.
Revolusi itu sebuah peristiwa besar di negeri nun jauh di sana
yang bisa ditonton dari sebuah kampung relijius.
Revolusi itu ekspresi muka lucu dukun gondrong dengan celen-
gan koin berciuman untuk orgasme hebat di titik tersensitif dan
termahal di dunia.
Revolusi itu menonton, browsing, ngobrol di satu layar harganya
diperkirakan milyaran.
Revolusi itu sebuah puisi memaksa tentang sebuah karya dari co-
mot sana comot sini penyair gadungan yang rindu eksis.

...ah, revolusi kok ditakuti...

Padang, 01 Februari 2011, 23:15




                                  49
Joey Rose
Aku Menangis Ketika Menggali Kubur Untuk Putriku. Dia
Maju dan Kemudian Menyisir Janggutku

:sajak untuk Zahra Faiza Fitria

Seringkali kesadaran begitu cair namun tidak jarang sangat beku.
Ketika merasa sebagai pembuka jalan terang justru menyilaukan
mata sendiri, maka air mata akan menetes perlahan dan terus
menerus menganak sungai. Kuburan bagi yang hidup itu justru le-
bih menyiksa daripada mengubur yang mati. Bahkan yang
matipun akan membusuk dengan sendirinya dihantam terik
matahari, dihajar hujan deras yang mengguyur bumi, ditiup angin
yang menghempaskan apapun ke udara.

Dia yang selalu berharap aku pulang ketika kepergianku. Dia
yang selalu berharap aku ninabobokan menjelang lelapnya. Dia
yang benar-benar menyentuh, mengelus, menarik, dan akhirnya
benar-benar menyisir jenggotku. Dia yang begitu berarti untukku.
Hidup dan matiku sebagiannya untukmu, Bunga-ku.

Padang, 29 Juli 2009, 14:04.




                               50
Joey Rose
Jika Semua Sempurna

Jika semua sempurna
maka selesai sudah hidup dan dunia
bebas

maka bukan sudah benar atau masih salah
maka bukan sudah baik atau masih buruk

hanya belajar dan bekerja
menerabas batas-batas
yang dikonstruksi wajar dan pantas
yang semestinya besar dan luas
yang sesungguhnya bebas
sempurna

apakah sempurna mensyaratkan bebas
apakah bebas mensyaratkan sempurna

mungkin

Padang,8/5/2011




                              51
Joey Rose
Bagaimana mungkin Aku bisa diam, dan Kau?

:untuk mereka yang tidak pernah diam

Bagaimana mungkin aku bisa diam jika kebodohan dipelihara
oleh manusia-manusia,
bagaimana mungkin aku bisa diam jika ketidakberpihakan kepada
yang harus dibela merajalela,
bagaimana mungkin aku bisa diam jika kita semua hanya berkata-
kata bahkan diam saja.

Padang, 16092010; 09.45




                             52
Lismomon Nata
Negeri Parewa

Negeri parewa
Negeri Galau
Galau Hati nan tak Terkatakan
Resah membayang dalam mimpi yang tak berkesudahan

Malang sudah dilahirkan di tanah yang tak berarah
Sudah dan tak sudah
Bhatin perih
Jiwa sesak
Ingin terteriak

Takut tak makan
dan ditembak
Hanya menyaksikan dengan telanjang segala basa- basi
Jilatan liar atas semua kepalsuan yang disusun nyata
Pura- pura bertepuk tangan

Dalam sepi di Negeri Parewa
Bertanya dalam hati
Kapan akan kembali
atau hanya mimpi




                              53
Lismomon Nata
Mau Ke Mana Kau Indonesiaku

Kisah potret negeri kusam
dan tak pernah pasti
berjalan terseok
hilang dan menunggu mati

Sekolah untuk menjadi bodoh
bekerja untuk menjadi bodoh
pengangguran untuk menjadi bodoh
mau ke mana kau negeriku
kumencarimu

Kau tampak pilu
Arahmu kian gontai
Semangatmu padam

Wahai Indonesiaku
Mana suara- suara yang kau teriakan lantang dulu
Kokoh menatap hari esok
Tak takut akan badai
Menantang masa sekalipun

Mau ke manakah kau Indonesiaku
Tubuhmu kian kusam
Wajahmu kian legam
Bukan karena kedewasaan tapi sepertinya kau lupa ingatan




                              54
Lismomon Nata
Korupsi

Korupsi kata populer
Di mana- mana ada hingga di balik besi
Siapapun pasti suka
Virus bizurai negeri

Congkak
Merasa aman dan bisa dibeli
Bising dalam berita
Saling cakar

Gundik
Dalalah
Mall dan Hotel
Cilok
Burai sumpah serapah




                              55
Lismomon Nata
Bupala

Oh....
Bupala, kami akan cium tanganmu
Hingga jilati pantatmu

Bapala, kami akan cuci tapak kakimu
Hingga kau senang kegirangan karenanya
Tak mengapa

Pembantu di rumah sendiri
Budian di kampung sendiri
Buruh
Tak apa- apa asalkan kau senang

Oh...
Bupala
Ekor kami akan bergoyang- goyang
Sabar menanti titahmu




                              56
Lismomon Nata
Wahai Penyair

Penyair, apakah syairmu mampu mengubah dunia
Penyair, syairmu bukan lah kata sakti seperti memo yang bisa
menundukan kepala manusia atau mengesahkan anggaran belanja
negara

Penyair, untuk apa kau habiskan waktu dan tinta
Berkelahi siang malam, memutar kepala untuk merangkai kata-
kata
Sementara mereka tak juga mau mendengarnya

Penyair untuk apa, saat manusia kini tak perlu estetika, etika,
matematika, fisika
mati rasa
Semuanya telah digadaikan dengan mulut yang mengeluarkan
kata- kata namun bukan sastra, puisi, nasehat, dan cerita

Bermain kata, membolak- balik kata
Merubah putih menjadi hitam
Hitam menjadi putih
Itu sudah biasa

Penyair, apa yang kau bisa
Ketika manusia tak butuh lagi dan mempertanyakan untuk apa




                                57
Lismomon Nata
Tanah

Tanah
Tidak ada lagi yang kami miliki hanya tanah
Tanah air ini tanah

Tempat lahir dan mati ini tanah
Tempat kami bermain kelereng, galah, ucak
Adalah tanah

Kami adalah anak tanah
Tanah ibu Pertiwi
Tempat kami bertanam padi
Namun kini di manakah kau tanah

Kau semakin sempit bahkan tak terlihat lagi
Berganti dengan beton- beton paku bumi
Menjadi gedung- gedung
Tempat parkir mesin- mesin beroda

Tanah
Kau semakin mahal saja dan tak terbeli




                               58
Lismomon Nata
Apnea Masa Muda

Aku seperti santri bersarung dan berkutat dengan kitab tanpa
tanda baca
Terbata- bata membaca tanda hari esok
Akan datang dan tak sempat untuk kubaca
Menbaca kehidupan
Mencari suatu makna

Ghaib
Lantas berjalan dalam sesak nafas cinta
Waktu terus saja berjalan, entah kapan kan bersua
Kuhancurkan menara yang telah dibangun dengan peluh dan air
mata
Kuracuni kesempatan hanyut dalam derasnya cadai

Tertawa terbahak- bahak
Ke sana ke sini
Mondar mandir
Dan layu

Kini apa yang dikata
Senja kian mendekat, kusesal....
Tapi apa yang hendak dikata

Aku Apnea




                               59
Reski Kuantan
Penyair Tolol Dan Perempuan Gila

Aku ini penyair tolol dengan perempuan gila (tapi paling catik
sedunia) memegang urat leherku, aku mau jadi harimau tapi ia
menolak jadi kijang, katanya ia tidak mau ditindas tapi ditindih.
Ia lebih suka kata-kata, ia suka gombal-gombal, tapi ia tidak suka
dipolygami. Sesekali aku mengajaknya makan pecel, duduk di
pinggir jalan atau pulangpergi cari utang naik becak sembari
kubacakan puisi paling cinta.

Ketika ia lapar, aku akan cubit pipinya sampai merah, kuciumi
kelopak matanya,kukunyah telinganya, selalu ia setelah itu
menggigit pundakku dan berkata “kapan puisimu bakalan laku
dijual? Cinta”. Kukecup kening dan kuseduh aroma segala
macam bunga dirambutnya “nanti, aku janji, akan kuajak kau
makan di restoran mewah, kemudian nginap dan bercinta di hotel
bintang lima, cinta”. Selalu ia akan tertawa “cinta, kau pendusta
tapi aku suka” berbisik manja dan mengajakku bermain kucari
kau sampai lelah, kadang aku sembunyi di dadanya kadang pula
di pangkal paha dan bahasanya, bahasaku lalu adalah nafas
terburu, peluh, lenguh "aduh" serta sendi-sendi yang mendadak
ngilu.

Padang; 23/12/2010




                                60
Reski Kuantan
Aku Melihat Langit

Aku melihat langit,
kudengar anak-anak menangis
suara-suara perut lapar
burung-burung membisu
putik-putik bunga layu
mereka sakit
mereka kedinginan
mereka tersiksa
semua dirampas.

Aku berdoa,
orang-orang bertanya
di mana keadilan
semua terdiam
semua hilang
kini cuma derak ranting-ranting patah
derit di bibir-bibir luka
daun-daun detik diputus duka.

Oh, kuteguk air mata mereka
agar badai di dadaku
agar gemuruh di jantungku
agar runtuh, agar luluh
agar remuk batu hatiku.

Aku melihat langit
kemudian menunduk dan menciumi tanah,
orang-orang bertanya
siapa di atas sana?

Padang; 15/06/2011


                               61
Reski Kuantan
Cicak

Aku ingin jadi cicak yang menempel di langit-langit kamarmu,
dengan sepasang mata liarku, aku ingin menyimak gerak gerik
tidurmu, dengan harapan barangkali nanti di suatu malam kau
bakalan membaca namaku dari dalam mimpimu.

Aku selalu membayangkan dapat menyusup ke dalam piyamamu,
menggetarkan bulu-bulu halus di susumu, kemudian perlahan-
lahan kudengar degup jantungmu, mungkin saja kau sedang
bermimpi buruk dan aku akan bersegera siaga
membangunkanmu, barangkali dengan doaku.

Hampir di tiap kapan kau mulai mematikan lampu dan
menyembunyikan diri ke dalam selimutmu, selalu kulantunkan
doa-doa pengantar kebahagian terhadap Tuhan, agar kau
senantiasa diberikan kenyenyakan dan betapa di kehidupanmu
agar aku senantiasa dapat berjaga di luar tidurmu, berjaga serupa
udara yang ikhlas kau seduh ke dalam paru-paru.

Padang; 18/02/2011




                               62
Reski Kuantan
Aku Denganmu

Aku, denganmu, selalu takut sendiri-sendiri, semisal pohon
mangga di depan rumah, “Apa sekarang musim berbuah?” kau
selalu pura-pura tidak tahu dan pura-pura mencari jawaban ke
segenap bahasaku.

Tak ada yang lebih ajaib ketimbang kita yang senantiasa
berjumpa, meski telah saling tumbuh di lain dahan dan terkadang
retak di lain cabang.

Kau tak jarang menggantung-gantung sepi semacam angin di sela
ranting dan aku cerita yang tak sudah-sudah kau bawa ke semua
cuaca, seperti pula kau kusenbunyikan dari segala patah.

Di pucuk paling hingga, serupa doa dan airmata, kita sama
memeram kecemasan, “Apa hari ini kita telah tanak?” selalu
sembari kugenggam gemetar penempuhanmu dan kau seduh
debar kehidupanku, kita sama mendekap usia yang jatuh satu-
satu.

Padang; 14/02/2011




                              63
Reski Kuantan

Puisi-puisian

I
Aku ke laut
kau ke bukit
dan yang lain menatap langit
sementara kita sibuk saling berbohong
di perut orang-orang lapar
para penguasa berbagi tiket ke neraka.

II
Jangan cium di sana,
di sana geli,
aku tak mau kita cuma sekedar saling menertawai,
aku tertawa karena kau karena aku,
Indonesia.

III
Pohon itu tumbuh tinggi sekali
aku dengar,
ada seseorang di puncaknya
ingin menangkap bulan.

Padang; 17/05/2011




                                 64
Reski Kuantan
Menuai Hampa

Seusai padi kutanam aku hendak menuai
ilalang malah kiranya
seperti berladang pada yang tak mungkin
aku mesra memeluk angin
hampa nan dingin, sakit yang tak mengenal musim

Patahnya di pangkal paling bawah
kuncup-kuncup mengecup tanah
tak sempat menjadi bunga
duh, ada luka
katup-katupnya menganga
menelaga di ceruk mata

Padang; 10/04/2010




                             65
Reski Kuantan
Taplau tujuh tiga puluh

Melempar bola mata
dan sepasang dukacita tergelak tibatiba
ini bukan gelombang yang sama
tanpa koran pagi atau halaman puisi

Pukul tujuh tiga puluh,
tentang pantai, buih, pasir, dan aroma rambut
yang diamdiam menata simak
di bebatuan dan segumpal penantian

Siapa saja pernah salah kira
ini laut jantan atau betina
tapi, rindu tak faham angka merah
juga dermaga yang memisah badan
di ujung muara

Tuhan, aku ingin jadi angin
aku ingin jadi awan atau hujan
aku ingin jadi hari libur sepanjang musim

Padang; 03/10/2010

*Taplau:Tapi Lauik - Pantai Padang




                               66
Reski Kuantan
Aku dan Ibuku, Tuan.

Ibu menanak mimpi di dalam kepalaku, aku belanga di atas
tungku, api menjadi guru, api mencairkan apa saja yang beku,
mengabukan apa saja yang bisa menjadi abu, menelan apa saja
yang bisa ditelan, memakan apa saja yang bisa dimakan, aku dan
ibuku punya banyak tuntutan.

Tapi, dari atas sana, di atas entah itu kursi penuh beban atau
malah kasur idaman, keringat ibuku disedot, darah ibuku disedot,
doa dan airmata ibuku disedot, aku dan ibuku disedot, kami
disedot seperti tambang, disembelih kebijakan, dibuat akrab
dengan kecemasan.

Dari tubuh ibuku, dari rahim ibuku, dari seluruh luka dan duka
ibuku, bakalan terus kalian lahirkan ketidakadilan, benarkah
tuan?

Padang; 20/06/2011




                               67
Reski Kuantan
Ke Rumahmu Aku Hendak Pulang

Aku hendak pulang ke tubuhmu menjengkal belai. Meski tak
begitu kuhafal lagi musim-musim di matamu. Tapi aku ingat
sempat pernah dulu sembari menyimak kumbang bak lenggok
anak gadis memotret gerimis melubangi palang pitu, kita tulis
puisi tentang urat leher dan jabat di saku baju.

"Pantas saja lubang-lubang di kayu rumah ini kian berjumlah,
kelak mungkin saja bakalan patah atau runtuh" katamu.

"Tapi itu bukan aku!" kataku.

"Kau yakin? kenapa tapi aku ragu? tibatiba wajahmu batu.

.....................

Entah bagaimana kemudian aku telah di luar mencari pintu. Aku
tahu kau sedang di dalam menumbuhkan ulang paru-paru.

Padang; 02/09/2010




                                68
Rizki Firdaus
Mengulum Biru

binar matamu merayap terang
sambut untaian cahaya retoris benderang
dalam lebam hati yang lelah mengerang

kurungan berbatas jasad menjadi derau
bak birokrat menjaga rakyat tetap terpantau
cita membuka hanya mengigau

pusat harap pada tangan tak terlihat
meski nuansa takdir dan ayat
nyata menuai laba berlipat

ketika tali sebab terputus
membunuh logika determinasi
alih alih untuk bereksistensi

namun kau tak mesti rela memupus
tuk setia selalu menghampiri konklusi

Batu Taba, 240811

to: my tough sister, if only I could find the concrete help...




                                  69
Rizki Firdaus
I Sweep The Floor

I sweep the floor
not because my mom told me to
or conform to what people think
of dirtiness and tidiness
I sweep the floor
on my own bliss
for the process I love between

I sweep the floor
to pick any worth thing
out of awareness to be expelled
to check every corner of the room
as it might be some important things
are enclosed
at least
to figure out everything
need to be thrown out

I guess it will be delightful
to sweep the floor everyday
hoping for every new synthesis to get

Batu Taba, 010811




                               70
Rizki Firdaus
Antonimisme

ragam kemudi terlontar menyapa. isyarati hati mulai pelayaran.
satu pandu nyatanya mesti digenggam. sebentuk pilihan menurut
berita. atau hanya turunan sekedar menelan. selain mau bertanya
pada gerak periode alam.

kemudian ambisi meluap terus ke atas. melupakan dimensi ber-
nama masa. jatuh itu mudah. tanpa topangan dari bawah.

setiap mulut kini serempak bilang benar. sedikit tenar berpeluang
didengar. suara sayup bisa tersulut. berulang kali dituding salah.

menjadi pemenang tak lebih dari adu kuat. singkirkan dulu tang-
gung jawab. putar otak buat pertahanan. karena kalah bukan ber-
arti menyerah.

dan ketika air memberi dingin . bisa bimbing panas mereda. se-
makin deras mampu padamkan api kebenaran.

maka hitam hanya akan kembali menjadi gelap. dalam terang
figura putih. demikian juga sebaliknya.

adapun jika mati telah jadi pilihan menutup gusar. terse-
bab hidup cuma bermacam kepentingan. hanya Tuhan
yang punya kuasa. pada pahala yang mengurai hidayah
menuai pamrih. atau dosa yang memecah ikhlas.

cinta anugerah semesta. bukan dunia satu dua. berkawan tanpa
halangan perbedaan. melawan tembok sekat penyeragaman.

Batu Taba 090311



                                71
Rizki Firdaus
Author

a comfort zone fade away from my sight
together with millions groan of defeat
whose really suffer of no link up to the might
should I feel it?

they keep calling me a blockhead
for sliding the gold bargaining over
by refusing to get employed in the day to day linear
then spending my life in the taboo of insubordinate
must I notice that?

Come on man, never think to regret that
Cinderella shall find her happy ending faster
when she gets courage with the step mother
the sleeping princess ought to meet more than just a handsome
prince
if only she had bored to wait for the kiss
despite of a certain magic upon that

everyone has their right to be an author
thank God for letting me battle on my own

Batu Taba 010211




                                72
Rizki Firdaus
Perjalanan ke Kota Besar Perdanaku

baru kali pertama kulihat tembok-tembok dipaksa memanjat
memandangi riuh para kerabat bersusun rapi bersaing hebat
pikirku sang pemilik segala bakalan bangga
mengamati buah-buah pikiran ciptaannya
pantang kehabisan upaya manfaatkan sumber daya

lebar bumi sudah habis dipalu besi
langit tempat bersemayam matahari kan masih luas
terus bersemilah pembangunan mandiri abaikan proporsi

tengoklah variasi jajanan impor
mungkin ini keutamaan perdagangan bebas
seperti wibawa bicara mereka di monitor

usah jauh berkunjung
agen kami setia melayani
selera luar negri akan siap segera datang menemani
merata ke semua lini

coba kau bayangkan kesetaraan juga begitu terasa
jumlah beruang dan yang terawang sama banyak
mengalahkan jamaah kere di desa
hingga partisipasi mereka kelak ikut merebak

semoga ku tak salah langkah
palingkan mimpi usang pada koar kehidupan baru di pintu ger-
bang
puaskan mata berkaca ayah ibu yang penuh amanah
sampai nanti kuminta burung mengabarkan
perjalanan ke kota besar perdanaku

Batu Taba 200111

                              73
Rizki Firdaus
Tawa Fatamorgana

tegukan teh pahit penghabisan
dingin melukis waktu langit perhentian
lelaki tanggung
mengingat dalam lamunan

rute barisan itik tiap petang
siang tadi ditempuh seorang teman
saat istri dan hidangan dalam rantang
semua pada lesehan

hingar bingar kabar bin impian
tak merupa wajahnya
gemerlap dasi
pantulan kilat sepatu kulit
tak urungkan lelah jantung raga
di jeruji

tumpukan kartal menjelma dewa, balik mendakwa
bangga apa jika buat merana
tertumpah sia perasan keringat demi dangkalnya label harga

segera bangunkan tuan pemberani
reinkarnasi awal revolusi
cicipi sederhana hakiki yang kau ajari
kawan

iringan senyumku antar harapan
pada pusaran fatamorgana tawa

hingga luka lama kembali mengelupas
pada binar mata yang meredup
pada detik menutupnya kesempatan

                                  74
Rizki Firdaus
pada hati tertahan korban keadaan
pada teriakan sayup berjumlah jutaan

pencuri api,

Bukittinggi 12: 31, 101210

terinspirasi dari sinopsis Babbitt yang disampaikan ‘pak dosen’




                               75
Umpu Prahara
Kau 1

Apakah wanita yang terbalut kain sari itu bercelana dalam ?
Apakah wanita yang berjilbab itu mempunyai telinga ?
Apakah wanita dengan kaca mata hitam itu buta ?
Apakah aku?

Apakah cinta sebuah hambatan
Untuk mencapai tingkat spiritual yang tinggi
Lepas Bramu
Lepas celana dalammu
Lepas semuanya

Kita susuri tubuh ini dengan sentuhan halus
Dan jilatan-jilatan liar
Sampai terdengar lengguhan-lengguhan
Melengking dalam tempo riuh rendah
Kenikmatan kenikmatan

Ini jujur
Karena,
Keperawanan adalah kebohongan
Dan,
Keperjakaan adalah kesombongan
Aku?
Lagi-lagi keluhan ?
Akh

Cherry House. 12 Okt 2003. 21.37 WIB




                               76
Umpu Prahara
Kau 2

Tak kudengar lagi beritanya
Bukan seperti Legian, Timur Tengah atau WTC
Bukan pula seperti ESPN dengan Tiger Wood
Atau MTV dengan Christina Aguileranya

Tapi cuma dirimu
Yang tak kunjung datang
Dengan wajah yang sumringah
Senyum dikulum permen

Manis di dalam
Dan lesung pipit di luar

Cherry House. 05 Nov 03. 21.56 WIB




                              77
Umpu Prahara
Untuk Ibu

Semburat kemilau matahari pagi belum lagi muncul
Cericit burung-burung kecil belum lagi terdengar
Kokok ayam jantan belum lagi lantang
Celoteh serangga malam belum lagi usai

Tapi kau telah terbangun
Kau telah terjaga
Kau telah meninggalkan peraduanmu yang hangat
Meninggalkan tilam emasmu
Bagaikan dewi kau memelukku
Bagaikan ibu pertiwi kau melindungiku

Tak cukup tinta untuk menggoreskan segala kebaikanmu
Tak cukup kertas untuk mencatat semua yang telah kau berikan
Tak cukup mutiara untuk membalas semua hutangku padamu

Tetapi aku bukan milikmu seorang
Aku adalah milik anak bangsa
Aku adalah milik semua umat manusia

Maafkan aku Ibu
.
Turi, 00.00, 02 Apr 03.




                              78
Umpu Prahara
Seorang Gadis di Sebuah Ruangan

Di suatu senja yang temaram
Di penghujung bulan September
Bulan yang terkatung-katung diantara dua musim
Bulan yang tanggung kata orang

Seorang gadis yang sedang duduk mematung
Di sebuah kursi panjang disudut sebuah ruangan
Yang tak terlalu luas, tetapi terlihat lapang
Yang dipenuhi oleh bunga-bunga hidup yang berwarna-warni

Sesekali dia mendesah
Sesekali dia menggumam
Sesekali dia menengok kearah pintu masuk
Sepertinya ada yang di tunggu

Di suatu senja yang temaram
Di penghujung bulan September
Bulan yang terkatung-katung diantara dua musim
Bulan yang tanggung kata orang

Seorang gadis yang sedang duduk mematung
Menunggu kasihnya yang tak kunjung datang
Lama dia menatap kearah sebuah pintu
Yang menghubungkannya dengan dunia luar
Dunia yang hiruk pikuk oleh ramai manusia

Di suatu senja yang temaram
Di penghujung bulan September
Yang telah berganti dengan malam yang hampa
Tanpa bulan dan tanpa bintang menghiasinya

Seorang gadis yang sedang duduk mematung

                             79
Umpu Prahara
Di sebuah kursi panjang disudut sebuah ruangan
Yang tak terlalu luas, tetapi terlihat lapang
Yang dipenuhi oleh bunga-bunga hidup yang berwarna-warni

Perlahan dia beranjak pergi
dengan membawa kegundahan dan kegelisahan hatinya
Setelah lama menunggu kekasih hatinya
Yang tak juga muncul
Setelah sekian lama sang gadis menunggu

Cherry House, 15 Sep 03. 01.00 WIB




                             80
Umpu Prahara
Ahh...

Seperti pelukis dalam absurditas
Seperti filsuf dalam pencarian “tidak ada”
Seperti politikus dalam arena retorika
Seperti ekonom dalam dansa di lantai bursa
Dan seperti aku yang mencari “Mu”

Menangis di atas bangkai mayat
Tertawa dalam hari indah
Itu bohong
Justru menangis harus di hari yang indah
Dan, tertawa di atas bangkai mayat
Itu baru benar…. Ha…ha…haaaa…

Pintu ditutup
Hari telah malam
Melolonglah di siang hari serigalaku

Cherry House. 5 Nov 03. 21.16 WIB




                               81
Umpu Prahara
Malam

Keheningan malam bagaikan sebuah senjata
yang mengoyak senja
merobek mayapada
menodai cakrawala

Dalam keheningan malam tergambar kisah tentang duka
Tentang bayi yang menangis lapar
Tentang anak yang terlantar
Tentang kemanusian yang semakin memudar

Dalam keheningan malam tercipta sebuah berita
Tentang rakusnya penguasa
Tentang matinya sebuah cita-cita
Tentang hancurnya tatanan negara

Dalam keheningan malam terwujudlah sebuah cita-cita
Tentang rakyat yang merdeka
Tentang rakyat yang sejahtera
Tentang rakyat yang berkuasa

Painan, 28 Desember 2010




                             82
Umpu Prahara
Satu Hari

Subuh,
Tuhan tolong kami,
Ampuni kami,
Selamatkan kami,
Tanpamu kami tak berarti

Pagi,
Seorang gadis mengambil pisau
Memotong kentang, memotong wortel
Mengaduk bumbu dan mencampurnya
Lalu kemudian memasaknya

Siang,
Seekor teri bercerita tentang anaknya
Tentang kakap, tentang paus
dan juga gurita yang meraja lela
Sambil dikelilingi lalat

Sore,
Si gadis menangis ditinggal pacarnya
Ibu tiri memarahi anak tirinya
Ayah berselingkuh dengan sekretarisnya
Seorang gadis kaya senang menjadi pemulung

Malam,
Dor, suara tembakan terdengar
Suara tembakan saling bersahutan
Penjahat tersungkur dan mati
Sang jagoan berdiri sambil berlumuran darah

Tengah malam,
Orang kesurupan

                               83
Umpu Prahara
Orang meracau
Orang disembuhkan doa
Ada dunia selain dunia kita

Begitulah seterusnya dan seterusnya...

Padang, 24 Januari 2011




                               84
Umpu Prahara
Untukmu

Yang pernah kuajak merenda jeda
Tapi kau kata, tidak!
Kataku tak berbisa
Tak meliuk serampai
Mengapit helai tiada
Meski kata ini memang tumbuh dari lukaku
Namun ia tetap bersemi
Berharap takkan layu
Setelah kutinggalkan
Tak kubawa cakrawala
Kudapan sepi hanya
Lantas siapa yang akan menyiraminya?
Di saat panas menggoda
Kaupun tahu
Kabut dan hujan tidak datang bersamaan
Begitupun matahari
Kadang terbit dari arah yang berbeda
Tapi itu mereka, dan bukan kita
Siapa kan menyangka
Pada sebuah waktu
Kita akan bersua
Pada ruang yang sama

Cherry House. 01 Nov 03




                             85
Umpu Prahara
Perempuan

Perempuan itu
Tidak sekalipun pernah kulihat rinai rambutnya
Apakah ia berambut ekor kuda ?
ataukah ia berambut kepang dua ?
atau. Gadis berambut ular?
Yang pasti
Di matanya ada dua kerlip bintang

Perempuan tadi
Betisnyapun jarang terlihat
Entah padi bunting ?
Gading gajah ?
atau
Tiang penyangga menara Pisa
Yang ku tau Senyumnya adalah bunga

Perempuan yang lalu
Beraroma minyak kasturi
Bergaun ala burung Kaswari
Ia lahir di Manokwari
Dan menyusu pada puting bidadari
Kaulah Dinda Bestari

“Kan kuajak kau menikmati senja di kedai Singosari
tempat Ken Arok dan Ken Dedes memadu janji.
Dan kita bersama belajar mengaji, karena Ramadhan telah
menanti”

“Untuk ia yang datang menemaniku pada suatu malam di
Gamping pada saat bulan Ramadhan”

Cherry House. 05 Nov 03. 21.30 WIB

                              86
Alfikry Ilmi

                 Lahir di Pariaman, Sumatera Barat tanggal 21 Febru-
                 ari 1989. Seorang mahasiswa pendidikan Biologi
                 UNP yang mencintai seni dan sastra sejak kecil. Pe-
                 cinta musik Jamica yang biasa menghabiskan waktu
                 luang dengan membaca buku sambil mendengarkan
musik early reggae dan ska. Selain itu juga suka membaca, menulis,
diskusi dan nonton film. Beberapa puisi pernah dimuat media
online. Aktivitas kesehariannya adalah bergiat di organisasi MaGenTa
(Masyarakat Gerilyawan Kota). Email : madcitysociety@gmail.com


               Amanike Liza Fitra

               Lahir tanggal 15 Maret 1988 di Padang. Saat ini se-
               dang menuntut ilmu di Program Studi Hubungan In-
               ternasional, FISIP Universitas Andalas. Seorang yang
               memiliki minat yang tinggi terhadap seni dan sastra.



               Gilank Ralicha

               Lahir di Padang 20 September 1989. Seorang pecinta
               musik Punk Rock dan Folk serta penggiat filsafat
               Marxis dan Anarkisme. Menempuh studi di Program
               Studi Hubungan Internasional Universitas Andalas
               Padang. Saat ini bergiat di organisasi MaGenTa
(Masyarakat Gerilyawan Kota) sebagai Koordinator Umum, namun
pernah menjadi staf pengajar Bahasa Inggris di LSM PAKU (Padang
kota tercinta Bersatu) selama 3 tahun dan menjadi Leading Officer
Hong Kong Red Cross dalam operasi tanggap bencana gempa 30
September di Sumatera Barat pada tahun 2009



                                87
Holy Adibz

                Nama saya Holy Adib. Lahir 10 September 1988 di
                Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Berkuliah
                di STKIP PGRI Padang mengambil jurusan Bahasa
                Inggris. Saya gemar membaca, menulis puisi dan cer-
                pen. Beberapa puisi saya pernah dimuat di Suara
Pembaruan, Harian Singgalang (harian lokal di padang), oase kom-
pas.com dan blog penyair Nusantara. Aktivitas kesehariannya adalah
bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota). Saya
bisa dihubungi di 081363827775 dan di adhiebzt44@yahoo.com.


               Jhon Pello

              Bernama lengkap Faizul Azmi. Kelahiran Tanjung
              Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 11 September
              1988. Saat ini menuntut ilmu di bidang Komputer
              salah satu universitas swasta di kota Padang dan ter-
              gabung di dalam organisasi MaGenTa (Masyarakat
Gerilyawan Kota).


               Joey Rose

                Lahir di Ambarawa 20 Mei 1980, menulis puisi sejak
                kecil dan pada saat kelas 5 SD puisinya pernah
                dimuat dalam tabloid anak "Citra". Puisinya juga per-
                nah dimuat dalam antologi bersama "Dian Sastro for
                President! : End of Trilogy" (Februari 2005). Selain
menulis puisi juga menulis esai, salah satu esainya yang berjudul
"Berpuisi adalah Bekerja untuk Pembebasan : Apresiasi Buku Puisi
Tempurung Tengkurap" (karya Mahatma Muhammad dan Yori Ka-
yama) dimuat dalam http://horisononline.com (02 Agustus 2011). Se-
lain itu juga mempublikasikan puisi serta esai nya dalam media jejar-
ing sosial Facebook dengan akun : Joey VS Rose (Joey Rose). Ak-

                                 88
tivitas kesehariannya bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat
Gerilyawan Kota)


               Lismomon Nata

              Lahir di Kota Sawahlunto 30 Agustus 1984. Alumnus
              Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Padang.
              Seorang penyuka sastra dan seni. Menyelesaikan
              studinya dengan menulis “Makna Kesurupan
              Pertunjukan Kuda Kepang Pada Etnik Jawa di Kota
Sawahlunto”. Beberapa tulisannya pernah dimuat Harian Padang
Ekspress dan Harian Singgalang. Selain tulisan, puisinya juga pernah
dimuat di Majalah Ganto. Pernah menjadi juara penulisan ilmiah
tentang Bung Hatta dengan judul “Bung Hatta dalam Catatan Anak
Bangsa”. Bergiat pada Forum Lingkar Pena (FLP) Sumbar. Bekerja
pada Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat.


               Reski Kuantan

               Lahir 7 Mei 1988 di sebuah kota kecil Teluk Kuantan,
               Kab. Kuantan Singingi, Riau. Memiliki apresiasi
               tinggi terhadap kesenian dan kesastraan sejak masih
               kecil. Beberapa puisinya terhimpun dalam buku kum-
               pulan puisi bersama : Indonesia Berkaca (2011) dan
Sepuluh Kelok Di Mouseland (Kendi Aksara, 2011) Serta dipublika-
sikan di media cetak maupun cyber. Aktivitas kesehariannya bergiat
di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota)




                                89
Rizki Firdaus

                Lahir di Bukittinggi 15 Desember dua puluh tiga ta-
                hun yang lalu, pemuda asli Ampek Angkek, Agam ini
                kini masih bertempat tinggal di kediaman orang tua
                di sebuah desa bernama Batu Taba. Selama menem-
                puh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Andalas
hanya berkecimpung pasif di HIMA jurusan, bergiat di komunitas
tanpa basis ‘Pencuri Api’ dalam diskusi dan karya cipta terkait
fenomena budaya, menulis lepas di ‘BAHAS’ sebuah jurnal online lin-
guistik dan sastra http://www.bahas.multiply.com, serta tergabung
sekarang di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota)
mengkampanyekan wacana alternatif. Belakangan mengisi kesehar-
ian sebagai guru Bahasa Inggris pada salah satu Bimbingan Belajar di
Bukittinggi sembari terus belajar menulis dan memperkaya referensi
bacaan.


               Umpu Prahara

               Lahir pada 1 November di Yogyakarta. Seorang pe-
               cinta seni dan sastra. Sejak kecil telah sering mengi-
               kuti lomba baca dan tulis puisi baik antar sekolah
               maupun antar madrasah. Pernah mewakili sekolah
               dalam lomba pidato karangan sendiri saat SD namun
sayangnya tidak mendapatkan juara. Seorang pecinta keindahan alam
dan pecinta musik. Saat ini bermukim di kota Padang dan bekerja se-
bagai seorang pelayan publik di sebuah lembaga pemerintah di salah
satu daerah di Sumatera Barat. Saat ini bergiat di organisasi Ma-
GenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) Memiliki alamat dunia maya :
umpu.prahara@gmail.com




                                 90
91

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienAntologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienMaghfur Amien
 
Buku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuriBuku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuriRachardy Andriyanto
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"Maghfur Amien
 
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUHANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUHAldi Aldinar
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisiariyan29
 
Puisi tanpa judul
Puisi tanpa judulPuisi tanpa judul
Puisi tanpa judulLeo_Chandra
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)safiradita
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisDesy Sri Cahyani
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"Alghan123
 
Analisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaAnalisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaSunarti Narti
 
Jenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyaJenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyamuhammad afung
 

Mais procurados (18)

Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienAntologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
 
Buku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuriBuku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuri
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUHANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Puisi kehidupan
Puisi kehidupanPuisi kehidupan
Puisi kehidupan
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
Kumpulan puisi kacamata
Kumpulan puisi kacamataKumpulan puisi kacamata
Kumpulan puisi kacamata
 
Puisi tanpa judul
Puisi tanpa judulPuisi tanpa judul
Puisi tanpa judul
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)
 
Puisi Saya
Puisi SayaPuisi Saya
Puisi Saya
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi Fenomenologis
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
 
Analisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulanaAnalisis puisi soni farid maulana
Analisis puisi soni farid maulana
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Jenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyaJenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnya
 
Bertujuh
BertujuhBertujuh
Bertujuh
 

Semelhante a Kondom Bocor, Sobek Ujungnya

Jakarta undercover 1
Jakarta undercover 1Jakarta undercover 1
Jakarta undercover 1Sherry James
 
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesia
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesiaKesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesia
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Antasha Kamaruzzaman
 
Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Elsens Viele
 
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)hutami mawdy
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpDhek Prasetya
 
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"AmeliaTifany
 
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)Lautan Jiwa
 
Game is-over
Game is-overGame is-over
Game is-overonessfee
 
5 puisi kontemporer 2
5 puisi kontemporer 25 puisi kontemporer 2
5 puisi kontemporer 2buwarnisutopo
 
Bagaimanaseorangmuslimberpikir
BagaimanaseorangmuslimberpikirBagaimanaseorangmuslimberpikir
BagaimanaseorangmuslimberpikirAdi Utami
 

Semelhante a Kondom Bocor, Sobek Ujungnya (20)

Macapat
MacapatMacapat
Macapat
 
Jakarta undercover 1
Jakarta undercover 1Jakarta undercover 1
Jakarta undercover 1
 
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesia
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesiaKesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesia
Kesempurnaan seni warna ilahi. indonesian. bahasa indonesia
 
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
 
Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
Dalam mihrab cinta
Dalam mihrab cintaDalam mihrab cinta
Dalam mihrab cinta
 
Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)
 
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
B.indonesia karya sastra(syair,pantun,gurindam)
 
Penulisan kreatif
Penulisan kreatifPenulisan kreatif
Penulisan kreatif
 
08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur
 
Ukoro geni ebook
Ukoro geni ebookUkoro geni ebook
Ukoro geni ebook
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
 
Filosofi ok
Filosofi okFilosofi ok
Filosofi ok
 
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"
tugas apresiasi sastra novel "separuh bintang"
 
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)
Gelombang Lautan Jiwa: Sebuah Psikomemoar (v2, 29.8)
 
Game is-over
Game is-overGame is-over
Game is-over
 
bahasa.docx
bahasa.docxbahasa.docx
bahasa.docx
 
5 puisi kontemporer 2
5 puisi kontemporer 25 puisi kontemporer 2
5 puisi kontemporer 2
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Bagaimanaseorangmuslimberpikir
BagaimanaseorangmuslimberpikirBagaimanaseorangmuslimberpikir
Bagaimanaseorangmuslimberpikir
 

Último

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Último (20)

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Kondom Bocor, Sobek Ujungnya

  • 1.
  • 2.
  • 3. Kondom Bocor, Sobek Ujungnya Copyright 2011, 10 Penyair Wanna Be isbn 123-456-789012-3-4 Sampul Ilustrasi Umpu Prahara & Reski Kuantan Editing Abjad Reski Kuantan & Jhon Pello Susun Letak Umpu Prahara & Jhon Pello Penerbit Magenta Publishing Cetakan Pertama Banget, Oktober 2011 x + 89 hlm, 14x20 cm Hak Cipta Puisi ditangan Penulis Puisi, silahkan diperbanyak sebanyak-banyaknya isi diluar tanggungjawab orang yang tidak bertanggungjawab
  • 4. SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN Dipungkiri atau tidak, terlepas dari teori-teori, lepas dari aturan-aturan dan terlepas dari perkembangan zaman dan perada- ban, berseni bagi kami pada dasarnya adalah suatu kesenangan dan sekaligus salah satu bentuk pembebasan atau membebaskan diri dari segala macam tekanan yang datang dari dalam maupun luar, serta adalah media penyampaian dan bahwa seni adalah milik semua orang tanpa terkecuali. Begitu pula dengan bersastra atau menulis suatu karya satra, salah satunya adalah puisi. Misalnya Wiji Thukul dengan puisi-puisinya yang bahkan mampu menjadi motivasi serta semangat tersendiri pada aksi-aksi kawan aktivis dan mahasiswa serta semua orang yang bergerak menentang dan meruntuhkan pemerintahan Orde Baru dengan “Hanya ada satu kawan: Lawan!” (Puisi Peringatan), atau WS. Rendra yang kemudian dikenal dengan puisi-puisi pamfletnya. William Shakespeare dengan romantismenya dan masih banyak lagi penyair-penyair Tanah Air maupun luar dari latar belakang yang berbeda-beda yang berseni merangkai kata untuk menyam- paikan sesuatu hal, baik dari dalam diri sendiri mau pun dari luar atau lingkungan sebagai makhluk sosial dengan berbagai tema, kondisi dan situasi. Mereka adalah segelintir contoh orang-orang yang berhasil membebaskan diri, terutama untuk berseni merangkai kata atau berpuisi dan bahkan berhasil membebaskan orang lain secara
  • 5. batiniah, seperti mampu memberi semangat, motivasi dan kepua- san ketika menikmati karya-karya mereka. Lantas apa hanya penyair yang menulis puisi? Pertanyaan- pertanyaan sederhana seperti inilah yang terkadang membelenggu dan membatasi kreatifitas seseorang dalam berkarya, seseorang seringkali terjebak dalam pemikirannya sendiri, sebab bukan pen- yair maka tidak menulis puisi, sebab bukan pematung maka tidak membuat patung, sebab bukan pelukis maka tidak melukis, dan cenderung membuat batasan-batasan bagi diri sendiri. Selain itu pola pikir yang dididik dan dipengaruhi lingkungan dengan per- sepsi-persepsi yang terkadang memandang suatu bentuk hasil suatu karya adalah subyektif yang sebenarnya adalah obyektif. Dan kembali pada hakekatnya, berseni dan bersastra itu be- bas, bebas memaknai dan bebas berkarya. Dari itu semua orang wajib bebas dari batasan-batasan dari dalam mau pun luar diri un- tuk berseni dan berkarya. Berangkat dari pemahaman sederhana ini, kami dengan segala kekurangan dan dengan segenap keberanian serta rasa per- caya diri yang mungkin sebenarnya terlalu berlebihan dan dengan keyakinan yang umum sebab yang terpenting adalah proses, maka kami memulai, maka kami berkarya, kami bebaskan diri kami, dan bersepakat untuk membukkukan kumpulan puisi-puisi kami yang kami beri judul “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”. Mengapa “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”? Begini sedikit penjelasannya : Kondom adalah alat kon- trasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pe- makaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan bersenggama. Kondom di sini adalah bata- san-batasan yang kami sarungkan dan kami ciptakan pada diri sendiri yang sebenarnya justru menghancurkan rencana-rencana kami, seringkali karena sangat elastisnya tanpa kami sadari telah membunuh kreatifitas kami sendiri. Sehingga alat kontrasepsi ini
  • 6. harus dibuka alias tidak disarungkan lagi pada kuasa nafsu ke- bodohan dan ketololan pada diri kami semua, yang seharusnya bebas bersenggama dengan kreatifitas dalam kehidupan kami se- cara berkeadilan tentu saja. Atau adalah untuk menerabas batasan -batasan dan tidak membatas-batasi diri sendiri. Bocor adalah pertama, berlubang sehingga air dan udara da- pat keluar atau masuk; atau tiris, kedua tersiar sedikit-sedikit (tentang rahasia dan sebagainya), ketiga, adalah kerap kali buang air; keempat adalah mengeluarkan darah. Dan kami tentu saja me- mang sengaja membocorkan atau menjadi bocor agar kami tidak sakit perut, sesak nafas dan sakit kepala dalam berkreatifitas dan menyampaikan sesuatu hal. Sehingga kami bebas dan merdeka tanpa adanya pengkotak-kotakan atau apalagi sampai memenjara- kan kreasi dan agar kami terus dapat bersirkulasi dan berproses. Sedangkan Sobek adalah cabik, robek, atau koyak. Dan Ujung yaitu bagian penghabisan, puncak, akhir atau maksud dan tujuan. Yang di sini adalah sebuah harapan atau keinginan agar dengan buku kumpulan puisi ini kami dapat turut membantu menyobek batasan-batasan pada orang lain atau dengan keinginan bisa sedikit memotivasi bahwa untuk melakukan sesuatu, teru- tama berkreatifitas, semua orang tanpa terkecuali memiliki hak dan kebebasan yang sama, dan itu harga mati. Titik!. Akhirnya, menjadi penting atau tidak penjelasan ini, semoga bisa dinikmati. Jika berkenan dan berlapang dada silahkan dibaca, dikritik habis-habisan, disimpan dan disebarkan. Jika tidak berk- enan, silakan buku antologi puisi ini dikilokan sebagai barang loakan, didaurulang atau setidak-tidaknya diwariskan kepada orang lain yang mungkin penasaran, meskipun akhirnya juga akan bersikap sama, sakit perut, sakit kepala dan barangkali mun- tah. Maka, mari berkondom bocor sobek ujungnya, berseni dan bersastra untuk pembebasan diri dan berkeadilan sosial! MaGenTa
  • 7. PUISI RUANG DOKUMENTASI YANG MENERIMA KEBEBASAN Maira Eka Sari Setiap orang, melalui rangkaian peristiwa yang berbeda- beda dalam menjalani hidup. Mau tidak mau, secara tidak lang- sung mereka menuntut untuk dimengerti apapun itu. Akan tetapi, keadaan alam kadang sering, bahkan lebih dominan memaksa mereka untuk tidak bersikap sesukanya. Terbatas lebih tepatnya. Menjalani hal yang seperti itu menghadirkan ekspresi yang ber- beda pula dalam menanggapinya. Salah satu yang merupakan ek- spresi mereka adalah keinginan untuk suatu hal yang dinamakan kebebasan. Saat menjalani tuntutan alam yang terkadang mengukung terkadang tidak, kebebasan itu sering diteriakan orang-orang – siapapun dia– pada apapun, kapanpun, dimanapun, tanpa terkec- uali. Bebas berfikir, bebas berbicara, bebas bergerak, bebas berkeingin, dan masih banyak lagi yang ingin dibebaskan dari dalam maupun luar diri mereka. Hal itu tidak bisa dipungkiri dan itu bukan suatu hal yang tidak wajar apalagi suatu kesalahan. Ke- bebasan itu hak semua, dan wajib diberikan oleh semua Seni kata atau lebih akrab dikenal dengan sastra menjadi wadah untuk kebebasan itu bersuara. Baik itu dalam bentuk puisi maupun prosa. Adapun peranan dari sastra adalah meneruskan tradisi suatu bangsa kepada masyarakat se-zamannya dan kepada
  • 8. masyarakat yang akan datang, antara lain berupa cara berpikir, kepercayaan, kebiasaan, pengalaman sejarahnya, rasa keindahan, bahasa, serta bentuk-bentuk kebudayaannya (Semi, 1984: 14) Melalui puisi, penulis bebas menuangkan apapun, baik itu pikiran, perasaan, harapan, caci-maki, penghinaan dan lainnya yang akan disampaikan pada orang lain ataupun hanya pada dir- inya sendiri. Dalam antologi ini, puisi merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk yang bisa digunakan untuk mengekspresi- kan sesuatu yang dinamakan kebebasan itu. Puisi adalah artefak yang bisa menumpu suara, gerak, perasaan, bau, dan apapun ke- jadian alam semesta ini dalam bentuk untaian kata, baik memiliki keindahan ataupun tidak. Puisi berhak lahir dan menemui takdir dan caranya masing-masing. Hal ini juga ada pada karya dan hal yang lainnya. Dalam antologi puisi ini, para penyair wanna be mencoba menghadirkan warna baru yang merupakan wujud keinginan mereka dengan yang namanya kebebasan. Berbagai hal yang ber- beda disajikan oleh mereka yang berlatarbekang berbeda pula hingga secara tidak sengaja telah membatu memenuhi peran sas- tra untuk meneruskan tradisi. Hal itu telah menjadi sumbangan berharga dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Hadir tanpa sebuah tema, mereka berani menyuguhkankan dokumentasi berharga untuk artefak berharga pada mereka yang akan datang dan berada di masa-masa berikutnya. Padang, Oktober 2011
  • 9. Daftar Puisi Alfikri Ilmi • Pada Tanah Kelahiran 1 • Nostalgia Ramadhan 2 • Aku Ingin Tua Bersamamu 3 • Permintaan 4 • Jadi Cleopatra Semalam 5 • Cepat Bangun, Nak 7 • Menjahit Nasib 9 • Ibu 11 Amanike Liza Fitra • Hidupku 12 • Kekecewaanku 13 • Kepergianmu Sobat 14 Gilank Ralicha • Garuda di Dadaku 15 • Titip Surat Untuk Ayah 17 • Surat Kepada Kawan 19 • Hanya Sepotong Kata Untuk Bangsa Yang Merdeka 21 • Negeri Para Kesatria 23 • Logika Kosong (Anjing) 25 Holy Adibz • Seorang Ibu Berbisik Pada Calon Bayinya 26 • Sajak Seorang Pelacur 28 • Laut Kota Jakarta 29 • Anakku Akan Kuliah 30 • Ayo Bayar Pajak 31 • Seorang Penyair dan Cangkulnya 32
  • 10. Labuhan Kerbau Kampungku 34 Jhon Pello • Debu Cinta Palsu 36 • Keegoan 37 Joey Rose • Sajak Mabuk 38 • Al Faiz : Dengan Subuh dan Dibawah Gerimis Aku Bersaksi 39 • Tiga Perempuan Dalam Kehidupanku 41 • Dari Asrama Ke Jalur Gaza 42 • Sajak Untuk Nenek (Selamat Jalan Nek) 43 • Pagi Ini Seorang Mahasiswiku Kirim SMS 44 • Kami Selalu Siap Berperang! 46 • Mungkin Kita Lupa 47 • Ah, Revolusi Kok Ditakuti 48 • Aku Menangis Ketika Menggali Kubur Untuk Putriku, Dia Maju dan Kemudian Menyisir Janggutku 50 • Jika Semua Sempurna 51 • Bagaimana Mungkin Aku Bisa Diam, dan Kau? 52 Lismomon Nata • Negeri Parewa 53 • Mau ke Mana Kau Indonesiaku 54 • Korupsi 55 • Bupala 56 • Wahai Penyair 57 • Tanah 58 • Apnea Masa Muda 59 Reski Kuantan • Penyair Tolol dan Perempuan Gila 60 • Aku Melihat Langit 61
  • 11. Cicak 62 • Aku Denganmu 63 • Puisi-puisian 64 • Menuai Hampa 65 • Taplau Tujuh Tiga Puluh 66 • Aku dan Ibuku, Tuan. 67 • Ke Rumahmu Aku Hendak Pulang 68 Rizki Firdaus • Mengulum Biru 69 • I Sweep The Floor 70 • Antonimisme 71 • Author 72 • Perjalanan ke Kota Besar Perdanaku 73 • Tawa Fatamorgana 74 Umpu Prahara • Kau 1 76 • Kau 2 77 • Untuk Ibu 78 • Seorang Gadis di Sebuah Ruangan 79 • Ahh... 81 • Malam 82 • Satu Hari 83 • Untukmu 85 • Perempuan 86
  • 12. Alfikry Ilmi Pada Tanah Kelahiran pada suatu waktu yang entah aku akan pergi menghapus segala jejak kaki di tubuhmu ijinkan aku menempuh ribuan kilo jauh dari pandangmu ijinkan aku menjadi lelaki ijinkan aku tepati janji ijinkan mencoba peruntungan dari beberapa kemungkinan dan ijinkan aku mengingatmu dalam kenang karena kelak jika sudah sampai waktu aku akan kembali lagi ke pelukanmu membawa nyala api atau ditikam sepi berkali-kali Padang, 6 Mei 2011 1
  • 13. Alfikry Ilmi Nostalgia Ramadhan Tidurlah. Besok sehabis Shubuh kita bakar petasan di samping orang pacaran Pariaman, 1 Agustus 2011 2
  • 14. Alfikry Ilmi Aku Ingin Tua Bersamamu : Rahma Welly Aku ingin tua bersamamu menghabiskan waktu dalam rentang umur yang beruban Berpetak umpet di keriput kulitmu Bernostalgia ciuman pertama di bibirmu yang sudah kemarau Berkaca pada matamu yang masih menyimpan masa lalu. Aku ingin tua bersamamu Menikmati early reggae atau soul di beranda sambil memandangi kepulangan burung-burung dalam formasi menuju sarang atau menikmati sunset, sunset yang selalu membuatmu kagum atau gemetar. Karena kau pikir masa depan tak pernah datang. Aku ingin tua bersamamu berdua kita tertawai masa sekarang. Dan saat itu barangkali kita sudah pikun tak terlalu ingat kapan pertama kali pandang kita bertemu. Aku ingin tua bersamamu masihkah kau ingin main ayunan di jenggotku? Padang, 1 Juli 2011 3
  • 15. Alfikry Ilmi Permintaan nyamuk tidurlah masih ada malam lain bagimu mencoba peruntungan menghisap darah malam ini jangan aku sudah terlalu lelah dihisap seharian Padang, 22 Juni 2011 4
  • 16. Alfikry Ilmi Jadi Cleopatra Semalam Malam ini bulan ketakutan bersembunyi di balik bangunan hotel bintang lima. Kita di dalamnya menikmati semangkuk kencan setelah seribu panah rayuan kau lepaskan ke dadaku usai makan malam. Cleopatra-lah aku seketika pasca mahkota janji-janji surga kau letakkan di atas kepala. Bangga atau mungkin juga tak sengaja kau sempat bisikan bahwa kita bisa berpesta berkat hasil penggelapan dana. Tak ada yang merasa kehilangan sebab fakta seketika dialihkan isu yang lebih menarik untuk disi- mak. Melebihi candu sinetron rumah tangga dengan cerita mem- bosankan penuh peran antagonis. Kita pun lalu sama-sama tertawa atas kemenangan. Atas kepecundangan. Serupa aku yang menertawai nasib sendiri karena nikmat materi berlimpah begini belum tentu kutemukan esok hari. Jadi, kucumbui saja kemewahan ini sampai pagi sampai gelas tak mau lagi dituangi vodka sampai tubuh tak sanggup lagi dipacu dan napas kita yang memburu sama-sama membisu berhimpitan. 5
  • 17. Alfikry Ilmi Bulan gigil yang ketakuan semalam sudah digusur garangnya matahari. Kita berpisah di depan sebuah gang setelah perempatan. Barangkali kau langsung menuju pelukan anak istri yang setia menanti kepulanganmu dari rapat luar kota. Dan aku juga kembali pada kenyataan kontrakan 4x4 meter dengan beberapa lembar uang ratusan untuk menghapus semua bekas ciuman dan biaya perawatan badan. Padang, 12 Januari 2011 6
  • 18. Alfikry Ilmi Cepat Bangun, Nak Bangun, nak. Lekas mandi sebelum didahului matahari. Hari tak sudi menanti waktu tak mau menunggu. Kita harus segera pergi mencari remah roti penyambung hidup pagi ini. Mari, nak. Mari keluar Dari pengap rumah yang kita dirikan di pinggir kali mereka selalu bilang tak layak huni sementara janji membumbung tinggi belum juga ditepati. Cepat, nak. Percepat gerakmu kita kejar mimpi-mimpi yang tak terbeli barangkali ada yang tercecer di jalanan atau nyangkut di tali jemuran. Perhatikan, nak. Tajamkan matamu Begitu banyak masa depan yang kita temui pada sampah-sampah itu kau pungutlah satu persatu plastik, kaleng, besi, kardus, sepatu, kertas, baju jika beruntung kita dapat buku kau bisa peroleh ilmu meski tak sebanyak anak-anak gedongan yang sekolah untuk mendapatkan pengakuan. 7
  • 19. Alfikry Ilmi Sekarang matahari bermahkota di atas kepala Badan kita dipanggang di bawahnya. Istirahatlah, nak di bawah beringin itu. Tapi jangan terlalu nyaman apalagi sampai ketiduran. nanti kita diseret paksa keamanan. Kota ini butuh keindahan! Padang, 28 Desember 2010 8
  • 20. Alfikry Ilmi Menjahit Nasib Kerja ini tak mampu membeli mimpi tinggi menjulang menantang matahari. Harga yang melambung seperti balon membuat diri semakin sangsi. Gempapun membuat jarum dan benang pisah ranjang menganggur tanpa kerjaan. Serupa di-PHK keadaan lem membeku dalam gumpalan gelisah. Istri tak bosan menyanyikan sumpah serapah karena tak tahu apa yang mau dimasak. Anak mengeluh meminta uang jajan tanpa pemahaman bahwa harga makanan ringan tak seringan namanya. Mengganti pekerjaan demi kesejahteraan sempat terlintas dalam pikiran. Syaraf otak sering tegang dipaksa berpacu memutar ide cemerlang tak kunjung datang. Ijazah SD membuat tubuh tak punya banyak pilihan masa depan. Alam memang memberikan banyak pelajaran tanpa biaya pungutan. Tapi kita hidup bukan di negri dongeng sebelum tidur dengan akhir mengharukan. Menjahit nasib tak segampang menjahit sepatu yang tinggal menarik benang. Hidup memang terus berjalan bahkan berlarian. Dengan atau tanpa keluh kesah meratapi kenyataan. Semakin pahit ditelan semakin sehat pikiran. Bugarkan badan tanpa suplemen kimia pabrikan. Warna aspal masih sama dengan iklim berbeda. Nasib sepertinya bukan roda yang berputar begitu saja. 9
  • 21. Alfikry Ilmi Banting tulang berulang-ulang tinggal belulang. Putar otak menderu laju tak maju-maju. Padang, 29 Oktober 2010 10
  • 22. Alfikry Ilmi Ibu Mengecup heningmu dalam doa air mata peristiwa yang tak bisa kutuangkan lewat kata. Cinta adalah keikhlasan menerima segala nyata bukan sebatas kata berujung sia-sia. Berkaca pada setiap peristiwa ; tak semua kata sanggup ku eja. Padang, 14 November 2010 11
  • 23. Amanike Liza Fitra Hidupku Aku berdiri diam-diam tiada bergerak Aku takut apa yang terjadi nanti Aku telah dapat merasakannya Tetapi seperti biasa aku tetap mengharap Meskipun hatiku mengharap penuh ketakutan Dan tahu, bahwa apa yang ku harap takkan datang Dan dadaku terasa sesak Bukan karena berlari keras Tetapi menahan perasaan hatiku 12
  • 24. Amanike Liza Fitra Kekecewaanku Aku perjuangkan semua yang kuimpikan Hanya sekarang aku tidak tahu, Bahwa penderitaan dan kekecewaan mengorek di bawah jiwa sadarku Mengubah pandangan hidupku, pikiranku dan sikapku kepada hidup di sekelilingku Ibarat api yang membakar Cinta pada Hati Hebat laksana hembusan Taufan Semua derita jiwaku, harapan-harapan hatiku Yang melambung kemudian terbanting dan melambung kembali, Terbanting lebih kejam, Was-was hatiku, keraguan hatiku, ketakutanku Sedih hatiku, pilu mengharapkan bahagia 13
  • 25. Amanike Liza Fitra Kepergianmu Sobat Kalau aku lukis dahan dan ranting itu Kamu paham betapa kering perasanku Hujan Cuma membasuh rumput Tidak menyegarkan kebun sukmaku Dengar sobat, aku tak seperti yang dulu Saat kamu tahu semangatku Dan aku fasih bahasa matamu Kertas putih yang kotor, bergambar di sisinya Kau menarik batas, tapi milikku nyata Ini bukan valentine dan rinciannya.. Semua akan jadi abu Terimakasih untuk bintang emas dan kepergianmu Aku akan selalu mengenangmu Kau tetap sahabatku Puisi ini tercipta setelah kepergian sahabatku untuk selamanya For Erick Nova Prima HI07 UNAND 14
  • 26. Gilank Ralicha Garuda di Dadaku Garuda di dadaku Bukan hanya sepetak lapangan rumput Bukan hanya nyanyian heroik kepada bachdim dan gonzales Dan tak berbataskan GBK ataupun Bukit Jalil Garuda di dadaku Adalah simbol tekad dan ukiran kebanggaan Semiotika semangat dan kekaguman Garuda di dadaku Adalah janji akan sebuah pengabdian Yang selalu meminta kepalan Memaksaku terus mempertanyakan semuanya Hinggap apa menjadi makna dan nyata Garuda di dadaku juga merupakan peringatan Jangan coba membangun menara di bawah rakyat yang kelaparan Jangan mencoba membanyol tentang keadilan dengan kokangan senapan Dan jangan pernah berkata peduli Bila masih dalam nyanyian untung dan rugi Mungkin garuda di dadaku juga merupakan teguran Jangan pernah berhenti menziarahi lembaran masa lalu Jangan pernah berhenti mengkhatabkan alfabet penyamarataan Jangan berhenti teriakkan perubahan Meski engkau tidak lagi didengarkan Garuda di dadaku juga lambang kepedulian Akan saudara-saudaraku yang dilewati derap langkah pemban- gunan Yang sesak bernafas akibat kemiskinan dihirup setiap hari Dan tak lagi dapat bergerak, lantaran tanah adalah milik para tuan 15
  • 27. Gilank Ralicha tanah Garuda di dadaku adalah sebuah ajakan Jangan hanya diam melihat pembodohan Jangan hanya menyatakan ironi melihat pemelaratan Dan lakukan apapun Meski hanya teriakan Meski hanya mengacungkan kepalan Selama garuda masih ada di dada kita 16
  • 28. Gilank Ralicha Titip Surat Untuk Ayah Kepada yth :Ayahanda Melalui surat ini kusampaikan permintaan maafku pada ayah. Maaf aku tidak pernah bisa jadi anak baik seperti manifesto don- geng yang ayah ceritakan sebelum tidurku, aku masih saja men- jadi begundal yang mencoreng muka ayah, dan bukan bahan yang menarik untuk dibicarakan di komunitas orang tua kebanyakan. Maafkan aku yang mengambil aksi berbeda dengan provokasi ayah, yang selalu berkata coba lihat anak sifulan, sekarang dia bekerja di koorporasi kapitalis ini, baru bekerja beberapa bulan saja sudah bisa membeli ini, memberikan pada ayahnya ini dan itu. Maafkan aku ayah bila megambil arah yang selama ini ayah katakan merupakan jalan mereka yang telah kehilangan akal se- hat. Bagiku ada yang lebih berharga daripada kemapanan, yaitu kebe- basan Ada yang lebih berharga daripada kekayaan, yaitu kesamarataan Ada yang kebih berharga daripada kemasyuran, yaitu kebenaran Ada yang lebih berharga daripada kemenangan untuk diri sendiri, yaitu keikhlasan Ada yang lebih berharga daripada hidup aman dan berkecukupan, yaitu pembangkangan terhadap ketidak adilan Ada yang berharga daripada hidup dalam dikte penguasa arus, yaitu gairah liar dari perjuangan kelas Ada yang lebih berharga daripada menciptakan menara gading dan hidup aman di atasnya, yaitu kepedulian akan menjaga ling- kungan Ada yang lebih berharga daripada mengumpulkan sebanyak- banyaknya harta, yaitu mengumpulkan sebanyak-banyaknya cinta dan membaginya keseantero dunia 17
  • 29. Gilank Ralicha Agar mereka yang dimarjinalkan merasa diperhatikan, Agar mereka yang dimelaratkan tidak lagi merasa kesepian, Agar mereka yang kelaparan merasakan sedikit kekuatan Agar mereka yang dinafikan merasakan arti harapan Dan agar mereka yang selama ini dibohongi penipu yang mereka pilih sendiri merasakan arti kasih sayang Maafkan aku ayah, karena aku tidak hidup dalam dikte rumus kalkulator yang menghitung semuanya berdasarkan besarnya angka yang bisa kita dapatkan, menghitung kebahagiaan berdas- rkan konsumtifitas barang yang sebanyak mungkin bisa mereka banggakan, mengukur rasa syukur berdasarkan berapa banyak makanan yang mereka hidangkan, mengukur arti teman dengan seberapa bagus topeng yang bisa mereka kenakan, mengukur arti diri dari seberapa jengkal tanah dan tinggi pagar yang mereka bangun. Maafkan aku ayah bila aku tidak bisa menggunakan standar- satandar moral yang kebanyakan itu. Bagiku hidup adalah pen- carian akan kebenaran, dan teman adalah kejujuran dalam persa- habatan. 18
  • 30. Gilank Ralicha Surat Kepada Kawan Ini adalah sebuah jalan sulit kawan Saat hidup ini semakin dihadapkan pada pilihan-pilihan berat Akankah engkau akan menjadi militan atau anak baik bagi pen- guasa arus Menjadi anjing liar yang hidup bebas meski tak terurus Atau setia menggonggong tiap pagi dan menjilat untuk sekedar bertahan hidup Dan mesti sabar diikat dan jadi permainan Jalan ini semakin sulit untuk ditempuh teman Saat pilihan hanyalah tunduk atau bangkit melawan Akankah engkau akan melebur dalam barisan Mereka yang merasa tak berdaya diperdaya oleh para pemodal Ataukah berbaris bersama yang muak dengan pembodohan ini Apakah jawabmu teman? Tetap diam berkalang dendam atas ketidakadilan ini Dan melanjutkan hidup dengan mengutuk ketidak mampuanmu menguasai hidupmu Karena hidup itu sendiri telah tergadai bersama surat kontrak Karena setiap deru waktu adalah target produksi yang harus dica- pai Hingga bahkan keringatpun tak sempat lagi diseka Dan jerih payah hanya dihargai sekedar roti penyambung nafas Jadi,di mana barisanmu kawan? Akankah kita akan mencoba mengakhiri ketidakadilan ini Meski harus mati dalam mencoba? Ataukah tetap menerima kenyatan yang ada Dengan doktrin " suratan takdir" sebagai pelipurlara Beritahu aku kawan,waktu sudah semakin dekat 19
  • 31. Gilank Ralicha Dan genderang telah terlalu lama dia tabuh Dan hanya masalah waktulah Revolusi ini akan mengetuk setiap pintu rumah kita Dan mereka butuh kita. 20
  • 32. Gilank Ralicha Hanya Sepotong Kata Untuk Bangsa Yang Merdeka Apakah kita memang harus merayakan kemerdekaan ini? Disaat kita belum merdeka sepenuhnya. Berjuta rakyat indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan Dan mereka belum merdeka dari kemiskinan. Berjuta rakyat indonesia Masih belum mengecap pendidikan Mereka belum merdeka dari kebodohan. Apakah harus kita rayakan kemerdekaan ini? Saat berjuta rakyat indonesia merasa was-was di rumah mereka sendiri Saat harus hidup berdampingan dengan bom berwarna hijau se- berat 3kg Mereka belum merdeka dari ketakutan Saat berjuta rakyat indonesia Mesti dihadapkan pada kenaikan harga Yang semakin tidak terjangkau dari tahun ke tahun Mereka belum merdeka dari tekanan. Kawan Cobalah lihat indonesia ini lebih dalam Melintasi gemerlap kota dan cakrawala manja Jauh menuju tempat yang tak tersentuh riuh pembangunan Perlintasan bagi deru perubahan Menuju dataran tak beraspal Mereka belum merdeka dari keterasingan Kenapa kita mesti merayakan kemerdekaan ini kawan? Saat berjuta generasi muda indonesia Menghambakan diri Pada blackberry, apple dan nokia keluaran terbaru 21
  • 33. Gilank Ralicha Saat sukarno telah tergantikan oleh artis emo mtv Dan semangat perjuangan telah dikooptasi oleh sinetron sedu na- mun sarat kekerasan Mereka belum merdeka dari pembodohan Masihkah perlu kita rayakan kemerdekaan ini kawan Karena bagiku itu adalah sebuah pengkhianatan 22
  • 34. Gilank Ralicha Negeri Para Kesatria Aku ingi bercerita, tentang negeri para kesatria yang membentang dari khandahar hingga gaza daerah yang tidak mengenal kata takut dan kalah karena takut adalah suatu yang memalukan aku ingin menceritakan kepada kalian negeri para kesatria dan kisah para pemberani mereka yang menentang meski goliath bersenjatakan matahari dan david hanya memegang segenggam batu negeri yang tetap tegar berdiri dari kelam malam dan teror matahari dari ancaman kelaparan dan deruderu senapan negeri yang semua laki-lakinya adalah syuhada yang merindukan kematian demi sebuah kebebasan yang tak menyerah meski dihadapan ketidak berdayaan setiap helaian nafas adalah perjuangan dan setiap degupan adalah sebuah perlawanan negeri yang tak pernah mengeluh. meski peluh telah lama mengering meski kematian adalah bayang-bayang mereka tidak sedetikpun mengeluh karena hidup adalah pengabdian dan masa depan adalah kemenangan yang telah dijanjikan demi rahim ibu yang lahirkan para kesatria demi makam syuhada yang membentang dari khandahar hingga gaza 23
  • 35. Gilank Ralicha demi lemparan-lemparan batu para intifada demi lantunan suci yang menjadi kidung tidur mereka aku inging mengisahkan sebuah kisah negeri para kesatria agar kalian semua percaya. bahwa di dunia ini masih ada kebaikan dan kesetiaan dan tuhan, berdiri tepat di samping para pejuang 24
  • 36. Gilank Ralicha Logika Kosong (Anjing) Aku melihat kelebatan hitam mengitari jiwa dan hati semua orang memangkas nurani dengan deru kehidupan yang berputar kencang,lukiskan sembraut aku merasa kini tuhan tak lagi beri hati pada manusia melainkan logika kosong dan jiwa serigala kelamkan cahaya, samarkan langkah Wahai…. di manakah dia kini? dongeng suci yang kita eja kasih sayang logika bodoh yang kita sebut cinta impian buta yang kita sebut saudara Apa yang terjadi kini? apakah tuhan mulai bosan sendiri? sehingga ia butuh teman tuk berdialog ataukah ia telah pasrah melihat manusia bergerak lebih cepat daripada kuasanya entahlah teman...... 25
  • 37. Holy Adibz Seorang Ibu Berbisik Pada Calon Bayinya anakku jika nanti kau keluar dari rahimku jangan menangis simpan air matamu untuk esok hari aku takut kau kehabisan air mata untuk menangisi nasi yang tak ada dalam tudung sebab kita tidak lagi mendapat beras miskin yang dibagi kepala desa untuk sanak keluarganya yang berkarung beras dalam gudangnya jika nanti kau keluar dari rahimku tahan tangisanmu air matamu lebih berguna untuk menangisi korban bencana alam yang bantuannya tertahan di saku-saku para dermawan dan di kantor-kantor urusan kemanusiaan jika nanti kau keluar ke dunia diam saja setelah umurmu genap enam tahun menangislah sekeras-kerasnya untuk pemimpin bangsa yang gemar studi banding ke luar negeri memakai uang bangsa atas nama tugas negara sementara ribuan anak-anak terlempar ke jalan raya karna tidak ada biaya untuk sekolah saat kau lahir nanti jangan menangis anakku sayang air matamu sangat berguna sekali untuk diminum para tenaga kerja di luar negeri yang haus perlindungan dari negara yang mereka beri devisa bila kau menangis saat lahir nanti 26
  • 38. Holy Adibz maka air matamu akan menyatu dengan air mataku air mata kita akan menjadi samudera yang memeluk air mata para buruh yang diberhentikan karna menanyakan gaji yang tidak pernah berkecukupan membiayai anak istri dan berbagai keperluan yang tidak sepadan dengan peluh yang berceceran di pabrik- pabrik Padang, 1 November 2010 27
  • 39. Holy Adibz Sajak Seorang Pelacur kau membumbung ke surga dengan sorbanmu yang berkilau sementara aku berjalan menuju neraka dengan berjuta dosa dari kitabmu malam, waktumu mengaji bermesraan dengan tuhan malam, waktuku mencari gaji bermesraan dengan tuan-tuan di atas sajadah panjang kau sujud tanpa memikirkan periuk esok siang di atas empuk ranjang aku sujud di kelamin panjang demi periuk terjerang demi tuhan yang memberi aku kehidupan sungguh aku tak suka menanggalkan pakaian tapi pekerjaan hanya ada di saku pemerintahan yang akan menggusur lahan tempat aku cari makan Padang, 5 November 2010 28
  • 40. Holy Adibz Laut Kota Jakarta di laut kota ini air tawar dan asin menyatu di dalamnya ikan-ikan terombang-ambing oleh ombak yang dipermainkan angin di laut ibukota ini angin menjadi selimut orang-orang yang tidur di kolong jembatan dan panas matahari menjadi tudung para pedagang yang mendayung nasib di pintu kemacetan Jakarta adalah muara dari segala suara impian, jeritan dan kebahagiaan yang tenggelam dalam samudera zaman Jakarta adalah dermaga kapal-kapal besar datang dan pergi membawa semua harta yang tersimpan di dasarnya kapal-kapal kecil yang sekedar mengail ikan kecil makin terpinggirkan, tak dapat bagian kota ini adalah lautan dalam dan luas sepanjang pandang siapa yang tak punya kapal harus kuat berenang agar tak tenggelam dan disantap ikan-ikan yang tak pernah kenyang siapa yang terjun ke kota ini tak bisa kembali pulang karna ia adalah laut tanpa daratan Jakarta, 29 Januari 2011 29
  • 41. Holy Adibz Anakku Akan Kuliah jangan belajar sastra anakku nanti kau diberi tugas keluar rumah malam-malam menulis puisi tentang bulan dan bintang jangan belajar agama anakku nanti kau disuruh menghafal kitab suci berdiam diri di rumah ibadah dan menutup telinga dari bisingnya jalan raya jangan belajar sejarah anakku nanti kau diajari menghormati para pahlawan yang menghabisi nenek moyangmu jangan sekali-sekali mempelajari ekonomi nanti kau jadi mentri yang mengakali rakyat sendiri apalagi belajar politik jangan anakku pulang-pulang kau bisa saja membodohi ayah ibu yang membesarkanmu jangan juga belajar matematika nanti matamu buta dari tanda-tanda selain angka-angka yang terjebak di buku-buku kuliah kau ingin belajar teknik 30
  • 42. Holy Adibz aku mohon jangan anakku nanti kau dirikan industri yang membangun mimpi para buruh lalu menghancrukannya kembali lewat upah kecil dan pemutusan hubungan kerja belajar olahraga saja anakku jadi pemain sepak bola atau atlit bulu tangkis badanmu sehat jiwamu kuat biar tidak ditangkap saat unjuk rasa sebab kau akan sibuk berlatih untuk kejuaraan melambungkan nama negara Padang, 18 November 2010 31
  • 43. Holy Adibz Ayo Bayar Pajak ayo bayar pajak untuk menyemir aspal biar kendaraan orang-orang besar berselancar di jalan raya menuju restoran-restoran mewah ayo bayar pajak untuk pembangunan gedung-gedung biar kota kita indah tanpa gubuk kardus para gelandangan yang mengganggu pandangan mata ayo bayar pajak biar pejabat kita di atas sana bisa berlibur ke luar negeri setelah lelah memikirkan nasib rakyat ayo bayar pajak biar kantong negara gemuk biar koruptor tak susah lagi mencari lahan garapan baru ayo bayar pajak tunda dulu membeli beras itu dahulukan kepentingan negara ketimbang perutmu nanti kita akan kenyang dengan kenyataan-kenyataan sesudahnya Padang, 12 November 2010 32
  • 44. Holy Adibz Seorang Penyair Dan Cangkulnya seorang penyair membawa parang pergi ke hutan mencari sebatang kayu untuk tangkai cangkulnya kayu ditebang diperhalus diukir dicocokkan dengan mata cangkul cangkul siap berkubang di sawah namun cangkul mengkilap itu diletakkan di ruang tamu bersama boneka dari dapur istrinya menjerit “padi tinggal sesudut karung” Padang, 8 November 2010 33
  • 45. Holy Adibz Labuhan Kerbau Kampungku labuhan kerbau kampungku tempatku berkubang siang malam menyendiri dengan bangau, lumpur dan daun nipah bila aku pergi merantau kutitipkan ibuku pada genang pasang bulanmu asinkan doa beliau untukku sepanjang malam labuhan kerbau kampungku di bawah jembatan tuamu ikan-ikan kecil menunggu cahaya bulan purnama malam hari ayahku biasanya pulang dari kedai kopi bila aku pergi merantau kepada suara gemericik airmu aku berharap lumuri kaki ayahku pada ingatan tentang rumah yang kerap pulang setelah malam beruban labuhan kerbau kampungku di depan kubanganmu, sungai melarungkan kenangan masa kecilku dan di samping kananmu, laut senantiasa bercerita bagai suara rabab dan tukang kaba yang tak pernah punah dalam kenanganku suatu saat, adik perempuanku akan menulis puisi tentang riwayat para petani dan nelayan yang terbakar di atas kemarau tanahmu bila aku pergi merantau tolong jaga adik perempuanku saban hari, kera-kera yang bersembunyi di balik rimbun nipah dan kelelawar yang bersarang di pucuk kelapa mengintainya berkereta pulang sekolah labuhan kerbau kampungku 34
  • 46. Holy Adibz tempatku berkubang siang malam seperti kerbau-kerbau yang terusir dari kandangnya aku akan mengembara ke ladang orang mencari rumahku yang hilang bila aku pergi merantau tikamkan jejak-jejakku di tubuhmu biar rinduku terpaku di jantungmu katakan pada ibuku aku akan pulang bila abu di atas tungku sudah membatu Padang, 28 Februari 2011 35
  • 47. Jhon Pello Debu Cinta Palsu hanya luka terpahat tak kan mati di hati buana raya buat jiwa yang terlena, tersandar dan terkapar lusuhku tak terbasuh perihku tak sanggup merintih inilah jiwa yang terluka bersama asa yang terlupa di atas fana yang nyata dihembus bayu semu dan debu cinta palsu Kamarku, 25 Mei 2009 36
  • 48. Jhon Pello Keegoan Kadang aku berpikir Kenapa kau dan aku Tak pernah bertemu Pada satu ujung jalan Adahkah karna aku berlari kearah yang salah Atau memang jalan ini masih terlalu panjang untuk kutemui se- buah ujung Bukan suatu kerelaan ketika aku mencoba berlari Dari sebuah kenyataan Bahwa kau tak pernah tulus menyayanggiku Tapi keterpaksaan telah membawa aku Pada kelokkan yang bercabang pada ujung yang tak kelihatan Mungkin sebenarnya tak perlu kutanya Mungkin juga tak pelu kau jawab Karena di dasar jiwamu dan jiwaku Ada keegoan yang terpaksa harus kita akui Hanya aku menunggu waktu yang tepat Di mana aku harus berhenti melepaskan lelahnya perjalanan ini Sebuah rasa keegoan tanpa pernah lagi menoleh ke belakang Kamarku, 14 Juni 2009 37
  • 49. Joey Rose Sajak Mabuk ...semua orang sibuk... ...aku malah ngantuk... ...semua orang suntuk... ...aku malah sumuk... ...semua orang ngamuk... ...aku malah mabuk... Aku mabuk Engkau, datanglah, rengkuh aku sekarang juga! Bukit Karamunting, 23082010, 12:43 38
  • 50. Joey Rose Al Faiz: Dengan Subuh dan Di bawah Gerimis Aku Bersaksi (Razaq Akbar Faiz, sebab aku selalu merindukanmu) Al Faiz… dengan subuh, dan di bawah gerimis, aku bersaksi: Subuh adalah kesadaran segala permulaan rentang kehidupan rancang kemenangan bangun kekuatan raih kemerdekaan. Dengan subuh bangunkan tubuh sekaligus rubuh lawan keluh nyalakan suluh. Refuge in the Lord of mankind The Sovereign of mankind The God of mankind From the evil of the retreating whisperer Whispers [evil] into the breasts of mankind Among the jinn and mankind*. Di bawah gerimis hamburkan tangis cinta kukais perkuat baris lawan iblis tantang bengis 39
  • 51. Joey Rose kezaliman terkikis Menjadi Al Faiz. Padang, 11 September 2011, 05.00-06.00 *Surat Annas dari Al Quran. Untuk kedua orangtuaku, untuk istriku dan anak-anakku, untuk keluarga besarku, untuk sahabat-sahabat spiritualku, untuk ka- wan-kawan seperjuanganku, untuk seluruh manusia dan kemanu- siaanku, dan untuk Tuhanku. 40
  • 52. Joey Rose Tiga Perempuan Dalam Kehidupanku Satu Dari rahimMu aku dibuai-diasuh Dalam dekap-kasihMu aku tumbuh Engkau kupanggil Ibu Dua Dari rahimMu aku tanamkan generasi Dalam dekap-cintaMu akulah laki-laki sejati Engkau kupanggil Istri Tiga Dari rahimMu akan Kau lahirkan kelak Dalam dekap-revolusionerMu generasi baru bergerak Engkau kupanggil Anak Padang, Jum'at, 16 Juli 2010, 12.30, Merayakan Lima Tahun Hidup Bersama 16 Juli 2005-16 Juli 2010 dan Sampai Mati. (Mengenang Ibu Sri, disebabkan Welly, dan untuk Rara-Ku). 41
  • 53. Joey Rose Dari Asrama Ke Jalur Gaza :untuk saudara-saudaraku di Palestina Aku sangka, begitu susah untuk tinggal di asrama Ternyata, tidak ada artinya dibanding kehidupan di Jalur Gaza 30 September 2009 asrama terguncang gempa Namun sepanjang waktu Jalur Gaza diterpa bencana Lihatlah dengan mata, dengarkan dengan telinga dan rasakan dengan hati Kesaksian-kesaksian dari Jalur Gaza yang belum sepi Tentang ribuan manusia-manusia kehilangan nyawa setiap hari Tentang rintihan anak-anak muda kehilangan masa depan pasti Tentang jeritan dan tangisan bayi-bayi tak berdosa tiada henti Tentang kehidupan yang terayun terombangambing tak bertepi Ketika pesawat-pesawat meluncurkan rudal memburu mangsa ketika peluru-peluru dimuntahkan membabi buta Ketika buldoser-buldoser menggilas rumah-rumah bahkan manu- sia dengan paksa Ketika pengkhianatan nilai-nilai kemanusiaan nyaris sempurna Dilakukan dengan penuh keangkuhan oleh para Zionis durjana Tidak ada ... 42
  • 54. Joey Rose Sajak Untuk Nenek (Selamat Jalan Nek) I Aku bosan dengan keluhan Takkan selesai persoalan Sebab hidup mencari jawaban II Meski mati harus temukan Titik sempurna keabadian Satukan manusia dengan Tuhan Padang, 14 November 2010. 43
  • 55. Joey Rose Pagi Ini Seorang Mahasiswiku Kirim SMS "Selamat hari guru ya bapak" Aku tidak sempat lagi berpikir apa beda guru dengan dosen aku hanya tahu, sama-sama mengajar itu saja, Nak! "semoga bapak semakin sukses, selalu sabar dan semangat dalam mengajar kami" Nak, aku masih bingung dengan kata sukses tapi untuk sabar, mungkin aku masih kurang dan untuk semangat, paling tidak aku lebih memilih bertemu kalian dibanding bertemu Rektor, Menteri, atau Presiden sekalipun Aku ingin mendidik, bukan hanya mengajar jika itu mungkin, Nak! "makasih buat semua ilmu dan kasih sayang yang bapak kasih untuk kami selama ini" Semua ilmuku adalah untukmu, Nak! aku mengasihi kalian karena kemanusiaan aku menyayangi kalian seperti anakku sendiri selama ini dan selamanya terimakasih juga untukmu atas keseriusan kamu dalam belajar, Nak! "sampai kapanpun jasa bapak nggak akan bisa kami balas den- gan apapun" Nak, semangat dan keseriusanmu dalam belajar adalah balasan yang luar biasa bagiku tidak menunggu kapan pun, tapi sekarang juga aku pikir jasaku sebatas gaji bulananku namun, engkau mengingatkanku 44
  • 56. Joey Rose kapitalisasi pendidikan harus dilawan! Terimakasih, Nak! "doakan kami supaya sukses ya Pak!" doakan saya juga, bisa jadi guru atau dosenmu yang baik dan benar, Nak! Padang, 25 November 2010, 13:20. Terimakasih untuk Fina Resty Fauthrisna, dan semua mahasiswa- mahasiswiku, "Ayo terus belajar untuk berani berpikir kritis!, berani bersikap tegas!!, berani bertindak nyata!!!...untuk Indonesia, untuk Kita Semua". 45
  • 57. Joey Rose Kami Selalu Siap Berperang! Malam yang senang. Barisan sadar berkembang. Berpikir bersikap matang. Makin jalang makin garang. Kehidupan kerontang. Membangun pantang. Dunia tak tergoyang. Siap terus menerjang. Menang tak terjelang. Siap tuk berkalang. Pasti, suara takkan hilang. Yakin, gema akan terngiang. Ada sebutan pembangkang. Tidak butuh disebut pejuang. Anak-cucu saja mengenang. Kami selalu siap berperang! Padang, 01 Desember 2010; 12.10. Untuk "barisan sadar" (Iki, Reski, Gilank, Iko, Fiky, dan semua orang yang siap masuk barisan membentuk pasukan)...dan untuk Yogyakarta-ku tercinta..."Apa kabar Rakyat Berserak dari Pun- cak Merapi sampai Pinggiran Parangtritis?!" 46
  • 58. Joey Rose Mungkin Kita Lupa Obrolan santai tanpa tikai dalam terpaan angin basah pantai membuat kita semakin pandai berlompatan seperti tupai tanpa terjebak ocehan kedai semakin membuat lalai dan lebih tolol dari keledai Padang, 20 Desember 2010 Pagi sampai siang yang suntuk dengan kepura-puraan, obrolan membosankan seolah tanpa beban, "demi generasi masa depan atau demi sesuapan?'" 47
  • 59. Joey Rose Ah, Revolusi Kok Ditakuti Revolusi itu resolusi pergantian tahun. Revolusi itu setelah lulus kuliah menerima gaji. Revolusi itu nama yang anda cari tidak ada, meskipun demikian, nama revolusi tersedia untuk didaftarkan. Revolusi itu tidak hanya berupa tulisan dan semangat saja, tapi nanti pada akhirnya terbukti melalui tindakan nyata. Revolusi itu potong generasi tua yang sudah kronis dengan korupsi. Revolusi itu menguasai diri untuk menguasai dunia. Revolusi itu monyet nyengir melihat model perempuan bugil di atas puncak gunung meletus. Revolusi itu sepakbola yang menjadi penyakit pada tubuh seo- rang gadis mengelus dada. Revolusi itu nafsu purba manusia yang diumbar ke dunia nyata melalui dunia maya. Revolusi itu aneka resep remeh temeh kehidupan manusia yang bisa menjadi urusan gawat darurat bagi petualang kesepian. Revolusi itu kerusuhan sosial yang bukan dipicu oleh seorang pemimpin negara tapi oleh bahan penghilang lapar perut rakyat. Revolusi itu bukan soal agama tapi tangisan untuk kehidupan yang layak, pekerjaan, ketahanan pangan, kebebasan, dan marta- bat untuk semua. Revolusi itu soal harga soal gambar soal asuransi dan soal-soal kehidupan lainnya yang semoga kau menikmatinya. Revolusi itu agen bola yang menyamar dan sebenarnya agen judi yang menjanjikan kekayaan sampai mati. Revolusi itu sebuah bisnis networking dengan produknya sebuah software website yang berulang-ulang bisa mendapatkan pengha- silan tanpa batas. Revolusi itu ketidakpercayaan akan merembet karena tidak ada alasan soal lawannya banyak atau soal ada yang suka dan ada yang tidak suka. 48
  • 60. Joey Rose Revolusi itu doa seorang gadis tentang tercapainya cita-cita seba- gai status dalam jejaring sosial di dunia maya. Revolusi itu sebuah peristiwa besar di negeri nun jauh di sana yang bisa ditonton dari sebuah kampung relijius. Revolusi itu ekspresi muka lucu dukun gondrong dengan celen- gan koin berciuman untuk orgasme hebat di titik tersensitif dan termahal di dunia. Revolusi itu menonton, browsing, ngobrol di satu layar harganya diperkirakan milyaran. Revolusi itu sebuah puisi memaksa tentang sebuah karya dari co- mot sana comot sini penyair gadungan yang rindu eksis. ...ah, revolusi kok ditakuti... Padang, 01 Februari 2011, 23:15 49
  • 61. Joey Rose Aku Menangis Ketika Menggali Kubur Untuk Putriku. Dia Maju dan Kemudian Menyisir Janggutku :sajak untuk Zahra Faiza Fitria Seringkali kesadaran begitu cair namun tidak jarang sangat beku. Ketika merasa sebagai pembuka jalan terang justru menyilaukan mata sendiri, maka air mata akan menetes perlahan dan terus menerus menganak sungai. Kuburan bagi yang hidup itu justru le- bih menyiksa daripada mengubur yang mati. Bahkan yang matipun akan membusuk dengan sendirinya dihantam terik matahari, dihajar hujan deras yang mengguyur bumi, ditiup angin yang menghempaskan apapun ke udara. Dia yang selalu berharap aku pulang ketika kepergianku. Dia yang selalu berharap aku ninabobokan menjelang lelapnya. Dia yang benar-benar menyentuh, mengelus, menarik, dan akhirnya benar-benar menyisir jenggotku. Dia yang begitu berarti untukku. Hidup dan matiku sebagiannya untukmu, Bunga-ku. Padang, 29 Juli 2009, 14:04. 50
  • 62. Joey Rose Jika Semua Sempurna Jika semua sempurna maka selesai sudah hidup dan dunia bebas maka bukan sudah benar atau masih salah maka bukan sudah baik atau masih buruk hanya belajar dan bekerja menerabas batas-batas yang dikonstruksi wajar dan pantas yang semestinya besar dan luas yang sesungguhnya bebas sempurna apakah sempurna mensyaratkan bebas apakah bebas mensyaratkan sempurna mungkin Padang,8/5/2011 51
  • 63. Joey Rose Bagaimana mungkin Aku bisa diam, dan Kau? :untuk mereka yang tidak pernah diam Bagaimana mungkin aku bisa diam jika kebodohan dipelihara oleh manusia-manusia, bagaimana mungkin aku bisa diam jika ketidakberpihakan kepada yang harus dibela merajalela, bagaimana mungkin aku bisa diam jika kita semua hanya berkata- kata bahkan diam saja. Padang, 16092010; 09.45 52
  • 64. Lismomon Nata Negeri Parewa Negeri parewa Negeri Galau Galau Hati nan tak Terkatakan Resah membayang dalam mimpi yang tak berkesudahan Malang sudah dilahirkan di tanah yang tak berarah Sudah dan tak sudah Bhatin perih Jiwa sesak Ingin terteriak Takut tak makan dan ditembak Hanya menyaksikan dengan telanjang segala basa- basi Jilatan liar atas semua kepalsuan yang disusun nyata Pura- pura bertepuk tangan Dalam sepi di Negeri Parewa Bertanya dalam hati Kapan akan kembali atau hanya mimpi 53
  • 65. Lismomon Nata Mau Ke Mana Kau Indonesiaku Kisah potret negeri kusam dan tak pernah pasti berjalan terseok hilang dan menunggu mati Sekolah untuk menjadi bodoh bekerja untuk menjadi bodoh pengangguran untuk menjadi bodoh mau ke mana kau negeriku kumencarimu Kau tampak pilu Arahmu kian gontai Semangatmu padam Wahai Indonesiaku Mana suara- suara yang kau teriakan lantang dulu Kokoh menatap hari esok Tak takut akan badai Menantang masa sekalipun Mau ke manakah kau Indonesiaku Tubuhmu kian kusam Wajahmu kian legam Bukan karena kedewasaan tapi sepertinya kau lupa ingatan 54
  • 66. Lismomon Nata Korupsi Korupsi kata populer Di mana- mana ada hingga di balik besi Siapapun pasti suka Virus bizurai negeri Congkak Merasa aman dan bisa dibeli Bising dalam berita Saling cakar Gundik Dalalah Mall dan Hotel Cilok Burai sumpah serapah 55
  • 67. Lismomon Nata Bupala Oh.... Bupala, kami akan cium tanganmu Hingga jilati pantatmu Bapala, kami akan cuci tapak kakimu Hingga kau senang kegirangan karenanya Tak mengapa Pembantu di rumah sendiri Budian di kampung sendiri Buruh Tak apa- apa asalkan kau senang Oh... Bupala Ekor kami akan bergoyang- goyang Sabar menanti titahmu 56
  • 68. Lismomon Nata Wahai Penyair Penyair, apakah syairmu mampu mengubah dunia Penyair, syairmu bukan lah kata sakti seperti memo yang bisa menundukan kepala manusia atau mengesahkan anggaran belanja negara Penyair, untuk apa kau habiskan waktu dan tinta Berkelahi siang malam, memutar kepala untuk merangkai kata- kata Sementara mereka tak juga mau mendengarnya Penyair untuk apa, saat manusia kini tak perlu estetika, etika, matematika, fisika mati rasa Semuanya telah digadaikan dengan mulut yang mengeluarkan kata- kata namun bukan sastra, puisi, nasehat, dan cerita Bermain kata, membolak- balik kata Merubah putih menjadi hitam Hitam menjadi putih Itu sudah biasa Penyair, apa yang kau bisa Ketika manusia tak butuh lagi dan mempertanyakan untuk apa 57
  • 69. Lismomon Nata Tanah Tanah Tidak ada lagi yang kami miliki hanya tanah Tanah air ini tanah Tempat lahir dan mati ini tanah Tempat kami bermain kelereng, galah, ucak Adalah tanah Kami adalah anak tanah Tanah ibu Pertiwi Tempat kami bertanam padi Namun kini di manakah kau tanah Kau semakin sempit bahkan tak terlihat lagi Berganti dengan beton- beton paku bumi Menjadi gedung- gedung Tempat parkir mesin- mesin beroda Tanah Kau semakin mahal saja dan tak terbeli 58
  • 70. Lismomon Nata Apnea Masa Muda Aku seperti santri bersarung dan berkutat dengan kitab tanpa tanda baca Terbata- bata membaca tanda hari esok Akan datang dan tak sempat untuk kubaca Menbaca kehidupan Mencari suatu makna Ghaib Lantas berjalan dalam sesak nafas cinta Waktu terus saja berjalan, entah kapan kan bersua Kuhancurkan menara yang telah dibangun dengan peluh dan air mata Kuracuni kesempatan hanyut dalam derasnya cadai Tertawa terbahak- bahak Ke sana ke sini Mondar mandir Dan layu Kini apa yang dikata Senja kian mendekat, kusesal.... Tapi apa yang hendak dikata Aku Apnea 59
  • 71. Reski Kuantan Penyair Tolol Dan Perempuan Gila Aku ini penyair tolol dengan perempuan gila (tapi paling catik sedunia) memegang urat leherku, aku mau jadi harimau tapi ia menolak jadi kijang, katanya ia tidak mau ditindas tapi ditindih. Ia lebih suka kata-kata, ia suka gombal-gombal, tapi ia tidak suka dipolygami. Sesekali aku mengajaknya makan pecel, duduk di pinggir jalan atau pulangpergi cari utang naik becak sembari kubacakan puisi paling cinta. Ketika ia lapar, aku akan cubit pipinya sampai merah, kuciumi kelopak matanya,kukunyah telinganya, selalu ia setelah itu menggigit pundakku dan berkata “kapan puisimu bakalan laku dijual? Cinta”. Kukecup kening dan kuseduh aroma segala macam bunga dirambutnya “nanti, aku janji, akan kuajak kau makan di restoran mewah, kemudian nginap dan bercinta di hotel bintang lima, cinta”. Selalu ia akan tertawa “cinta, kau pendusta tapi aku suka” berbisik manja dan mengajakku bermain kucari kau sampai lelah, kadang aku sembunyi di dadanya kadang pula di pangkal paha dan bahasanya, bahasaku lalu adalah nafas terburu, peluh, lenguh "aduh" serta sendi-sendi yang mendadak ngilu. Padang; 23/12/2010 60
  • 72. Reski Kuantan Aku Melihat Langit Aku melihat langit, kudengar anak-anak menangis suara-suara perut lapar burung-burung membisu putik-putik bunga layu mereka sakit mereka kedinginan mereka tersiksa semua dirampas. Aku berdoa, orang-orang bertanya di mana keadilan semua terdiam semua hilang kini cuma derak ranting-ranting patah derit di bibir-bibir luka daun-daun detik diputus duka. Oh, kuteguk air mata mereka agar badai di dadaku agar gemuruh di jantungku agar runtuh, agar luluh agar remuk batu hatiku. Aku melihat langit kemudian menunduk dan menciumi tanah, orang-orang bertanya siapa di atas sana? Padang; 15/06/2011 61
  • 73. Reski Kuantan Cicak Aku ingin jadi cicak yang menempel di langit-langit kamarmu, dengan sepasang mata liarku, aku ingin menyimak gerak gerik tidurmu, dengan harapan barangkali nanti di suatu malam kau bakalan membaca namaku dari dalam mimpimu. Aku selalu membayangkan dapat menyusup ke dalam piyamamu, menggetarkan bulu-bulu halus di susumu, kemudian perlahan- lahan kudengar degup jantungmu, mungkin saja kau sedang bermimpi buruk dan aku akan bersegera siaga membangunkanmu, barangkali dengan doaku. Hampir di tiap kapan kau mulai mematikan lampu dan menyembunyikan diri ke dalam selimutmu, selalu kulantunkan doa-doa pengantar kebahagian terhadap Tuhan, agar kau senantiasa diberikan kenyenyakan dan betapa di kehidupanmu agar aku senantiasa dapat berjaga di luar tidurmu, berjaga serupa udara yang ikhlas kau seduh ke dalam paru-paru. Padang; 18/02/2011 62
  • 74. Reski Kuantan Aku Denganmu Aku, denganmu, selalu takut sendiri-sendiri, semisal pohon mangga di depan rumah, “Apa sekarang musim berbuah?” kau selalu pura-pura tidak tahu dan pura-pura mencari jawaban ke segenap bahasaku. Tak ada yang lebih ajaib ketimbang kita yang senantiasa berjumpa, meski telah saling tumbuh di lain dahan dan terkadang retak di lain cabang. Kau tak jarang menggantung-gantung sepi semacam angin di sela ranting dan aku cerita yang tak sudah-sudah kau bawa ke semua cuaca, seperti pula kau kusenbunyikan dari segala patah. Di pucuk paling hingga, serupa doa dan airmata, kita sama memeram kecemasan, “Apa hari ini kita telah tanak?” selalu sembari kugenggam gemetar penempuhanmu dan kau seduh debar kehidupanku, kita sama mendekap usia yang jatuh satu- satu. Padang; 14/02/2011 63
  • 75. Reski Kuantan Puisi-puisian I Aku ke laut kau ke bukit dan yang lain menatap langit sementara kita sibuk saling berbohong di perut orang-orang lapar para penguasa berbagi tiket ke neraka. II Jangan cium di sana, di sana geli, aku tak mau kita cuma sekedar saling menertawai, aku tertawa karena kau karena aku, Indonesia. III Pohon itu tumbuh tinggi sekali aku dengar, ada seseorang di puncaknya ingin menangkap bulan. Padang; 17/05/2011 64
  • 76. Reski Kuantan Menuai Hampa Seusai padi kutanam aku hendak menuai ilalang malah kiranya seperti berladang pada yang tak mungkin aku mesra memeluk angin hampa nan dingin, sakit yang tak mengenal musim Patahnya di pangkal paling bawah kuncup-kuncup mengecup tanah tak sempat menjadi bunga duh, ada luka katup-katupnya menganga menelaga di ceruk mata Padang; 10/04/2010 65
  • 77. Reski Kuantan Taplau tujuh tiga puluh Melempar bola mata dan sepasang dukacita tergelak tibatiba ini bukan gelombang yang sama tanpa koran pagi atau halaman puisi Pukul tujuh tiga puluh, tentang pantai, buih, pasir, dan aroma rambut yang diamdiam menata simak di bebatuan dan segumpal penantian Siapa saja pernah salah kira ini laut jantan atau betina tapi, rindu tak faham angka merah juga dermaga yang memisah badan di ujung muara Tuhan, aku ingin jadi angin aku ingin jadi awan atau hujan aku ingin jadi hari libur sepanjang musim Padang; 03/10/2010 *Taplau:Tapi Lauik - Pantai Padang 66
  • 78. Reski Kuantan Aku dan Ibuku, Tuan. Ibu menanak mimpi di dalam kepalaku, aku belanga di atas tungku, api menjadi guru, api mencairkan apa saja yang beku, mengabukan apa saja yang bisa menjadi abu, menelan apa saja yang bisa ditelan, memakan apa saja yang bisa dimakan, aku dan ibuku punya banyak tuntutan. Tapi, dari atas sana, di atas entah itu kursi penuh beban atau malah kasur idaman, keringat ibuku disedot, darah ibuku disedot, doa dan airmata ibuku disedot, aku dan ibuku disedot, kami disedot seperti tambang, disembelih kebijakan, dibuat akrab dengan kecemasan. Dari tubuh ibuku, dari rahim ibuku, dari seluruh luka dan duka ibuku, bakalan terus kalian lahirkan ketidakadilan, benarkah tuan? Padang; 20/06/2011 67
  • 79. Reski Kuantan Ke Rumahmu Aku Hendak Pulang Aku hendak pulang ke tubuhmu menjengkal belai. Meski tak begitu kuhafal lagi musim-musim di matamu. Tapi aku ingat sempat pernah dulu sembari menyimak kumbang bak lenggok anak gadis memotret gerimis melubangi palang pitu, kita tulis puisi tentang urat leher dan jabat di saku baju. "Pantas saja lubang-lubang di kayu rumah ini kian berjumlah, kelak mungkin saja bakalan patah atau runtuh" katamu. "Tapi itu bukan aku!" kataku. "Kau yakin? kenapa tapi aku ragu? tibatiba wajahmu batu. ..................... Entah bagaimana kemudian aku telah di luar mencari pintu. Aku tahu kau sedang di dalam menumbuhkan ulang paru-paru. Padang; 02/09/2010 68
  • 80. Rizki Firdaus Mengulum Biru binar matamu merayap terang sambut untaian cahaya retoris benderang dalam lebam hati yang lelah mengerang kurungan berbatas jasad menjadi derau bak birokrat menjaga rakyat tetap terpantau cita membuka hanya mengigau pusat harap pada tangan tak terlihat meski nuansa takdir dan ayat nyata menuai laba berlipat ketika tali sebab terputus membunuh logika determinasi alih alih untuk bereksistensi namun kau tak mesti rela memupus tuk setia selalu menghampiri konklusi Batu Taba, 240811 to: my tough sister, if only I could find the concrete help... 69
  • 81. Rizki Firdaus I Sweep The Floor I sweep the floor not because my mom told me to or conform to what people think of dirtiness and tidiness I sweep the floor on my own bliss for the process I love between I sweep the floor to pick any worth thing out of awareness to be expelled to check every corner of the room as it might be some important things are enclosed at least to figure out everything need to be thrown out I guess it will be delightful to sweep the floor everyday hoping for every new synthesis to get Batu Taba, 010811 70
  • 82. Rizki Firdaus Antonimisme ragam kemudi terlontar menyapa. isyarati hati mulai pelayaran. satu pandu nyatanya mesti digenggam. sebentuk pilihan menurut berita. atau hanya turunan sekedar menelan. selain mau bertanya pada gerak periode alam. kemudian ambisi meluap terus ke atas. melupakan dimensi ber- nama masa. jatuh itu mudah. tanpa topangan dari bawah. setiap mulut kini serempak bilang benar. sedikit tenar berpeluang didengar. suara sayup bisa tersulut. berulang kali dituding salah. menjadi pemenang tak lebih dari adu kuat. singkirkan dulu tang- gung jawab. putar otak buat pertahanan. karena kalah bukan ber- arti menyerah. dan ketika air memberi dingin . bisa bimbing panas mereda. se- makin deras mampu padamkan api kebenaran. maka hitam hanya akan kembali menjadi gelap. dalam terang figura putih. demikian juga sebaliknya. adapun jika mati telah jadi pilihan menutup gusar. terse- bab hidup cuma bermacam kepentingan. hanya Tuhan yang punya kuasa. pada pahala yang mengurai hidayah menuai pamrih. atau dosa yang memecah ikhlas. cinta anugerah semesta. bukan dunia satu dua. berkawan tanpa halangan perbedaan. melawan tembok sekat penyeragaman. Batu Taba 090311 71
  • 83. Rizki Firdaus Author a comfort zone fade away from my sight together with millions groan of defeat whose really suffer of no link up to the might should I feel it? they keep calling me a blockhead for sliding the gold bargaining over by refusing to get employed in the day to day linear then spending my life in the taboo of insubordinate must I notice that? Come on man, never think to regret that Cinderella shall find her happy ending faster when she gets courage with the step mother the sleeping princess ought to meet more than just a handsome prince if only she had bored to wait for the kiss despite of a certain magic upon that everyone has their right to be an author thank God for letting me battle on my own Batu Taba 010211 72
  • 84. Rizki Firdaus Perjalanan ke Kota Besar Perdanaku baru kali pertama kulihat tembok-tembok dipaksa memanjat memandangi riuh para kerabat bersusun rapi bersaing hebat pikirku sang pemilik segala bakalan bangga mengamati buah-buah pikiran ciptaannya pantang kehabisan upaya manfaatkan sumber daya lebar bumi sudah habis dipalu besi langit tempat bersemayam matahari kan masih luas terus bersemilah pembangunan mandiri abaikan proporsi tengoklah variasi jajanan impor mungkin ini keutamaan perdagangan bebas seperti wibawa bicara mereka di monitor usah jauh berkunjung agen kami setia melayani selera luar negri akan siap segera datang menemani merata ke semua lini coba kau bayangkan kesetaraan juga begitu terasa jumlah beruang dan yang terawang sama banyak mengalahkan jamaah kere di desa hingga partisipasi mereka kelak ikut merebak semoga ku tak salah langkah palingkan mimpi usang pada koar kehidupan baru di pintu ger- bang puaskan mata berkaca ayah ibu yang penuh amanah sampai nanti kuminta burung mengabarkan perjalanan ke kota besar perdanaku Batu Taba 200111 73
  • 85. Rizki Firdaus Tawa Fatamorgana tegukan teh pahit penghabisan dingin melukis waktu langit perhentian lelaki tanggung mengingat dalam lamunan rute barisan itik tiap petang siang tadi ditempuh seorang teman saat istri dan hidangan dalam rantang semua pada lesehan hingar bingar kabar bin impian tak merupa wajahnya gemerlap dasi pantulan kilat sepatu kulit tak urungkan lelah jantung raga di jeruji tumpukan kartal menjelma dewa, balik mendakwa bangga apa jika buat merana tertumpah sia perasan keringat demi dangkalnya label harga segera bangunkan tuan pemberani reinkarnasi awal revolusi cicipi sederhana hakiki yang kau ajari kawan iringan senyumku antar harapan pada pusaran fatamorgana tawa hingga luka lama kembali mengelupas pada binar mata yang meredup pada detik menutupnya kesempatan 74
  • 86. Rizki Firdaus pada hati tertahan korban keadaan pada teriakan sayup berjumlah jutaan pencuri api, Bukittinggi 12: 31, 101210 terinspirasi dari sinopsis Babbitt yang disampaikan ‘pak dosen’ 75
  • 87. Umpu Prahara Kau 1 Apakah wanita yang terbalut kain sari itu bercelana dalam ? Apakah wanita yang berjilbab itu mempunyai telinga ? Apakah wanita dengan kaca mata hitam itu buta ? Apakah aku? Apakah cinta sebuah hambatan Untuk mencapai tingkat spiritual yang tinggi Lepas Bramu Lepas celana dalammu Lepas semuanya Kita susuri tubuh ini dengan sentuhan halus Dan jilatan-jilatan liar Sampai terdengar lengguhan-lengguhan Melengking dalam tempo riuh rendah Kenikmatan kenikmatan Ini jujur Karena, Keperawanan adalah kebohongan Dan, Keperjakaan adalah kesombongan Aku? Lagi-lagi keluhan ? Akh Cherry House. 12 Okt 2003. 21.37 WIB 76
  • 88. Umpu Prahara Kau 2 Tak kudengar lagi beritanya Bukan seperti Legian, Timur Tengah atau WTC Bukan pula seperti ESPN dengan Tiger Wood Atau MTV dengan Christina Aguileranya Tapi cuma dirimu Yang tak kunjung datang Dengan wajah yang sumringah Senyum dikulum permen Manis di dalam Dan lesung pipit di luar Cherry House. 05 Nov 03. 21.56 WIB 77
  • 89. Umpu Prahara Untuk Ibu Semburat kemilau matahari pagi belum lagi muncul Cericit burung-burung kecil belum lagi terdengar Kokok ayam jantan belum lagi lantang Celoteh serangga malam belum lagi usai Tapi kau telah terbangun Kau telah terjaga Kau telah meninggalkan peraduanmu yang hangat Meninggalkan tilam emasmu Bagaikan dewi kau memelukku Bagaikan ibu pertiwi kau melindungiku Tak cukup tinta untuk menggoreskan segala kebaikanmu Tak cukup kertas untuk mencatat semua yang telah kau berikan Tak cukup mutiara untuk membalas semua hutangku padamu Tetapi aku bukan milikmu seorang Aku adalah milik anak bangsa Aku adalah milik semua umat manusia Maafkan aku Ibu . Turi, 00.00, 02 Apr 03. 78
  • 90. Umpu Prahara Seorang Gadis di Sebuah Ruangan Di suatu senja yang temaram Di penghujung bulan September Bulan yang terkatung-katung diantara dua musim Bulan yang tanggung kata orang Seorang gadis yang sedang duduk mematung Di sebuah kursi panjang disudut sebuah ruangan Yang tak terlalu luas, tetapi terlihat lapang Yang dipenuhi oleh bunga-bunga hidup yang berwarna-warni Sesekali dia mendesah Sesekali dia menggumam Sesekali dia menengok kearah pintu masuk Sepertinya ada yang di tunggu Di suatu senja yang temaram Di penghujung bulan September Bulan yang terkatung-katung diantara dua musim Bulan yang tanggung kata orang Seorang gadis yang sedang duduk mematung Menunggu kasihnya yang tak kunjung datang Lama dia menatap kearah sebuah pintu Yang menghubungkannya dengan dunia luar Dunia yang hiruk pikuk oleh ramai manusia Di suatu senja yang temaram Di penghujung bulan September Yang telah berganti dengan malam yang hampa Tanpa bulan dan tanpa bintang menghiasinya Seorang gadis yang sedang duduk mematung 79
  • 91. Umpu Prahara Di sebuah kursi panjang disudut sebuah ruangan Yang tak terlalu luas, tetapi terlihat lapang Yang dipenuhi oleh bunga-bunga hidup yang berwarna-warni Perlahan dia beranjak pergi dengan membawa kegundahan dan kegelisahan hatinya Setelah lama menunggu kekasih hatinya Yang tak juga muncul Setelah sekian lama sang gadis menunggu Cherry House, 15 Sep 03. 01.00 WIB 80
  • 92. Umpu Prahara Ahh... Seperti pelukis dalam absurditas Seperti filsuf dalam pencarian “tidak ada” Seperti politikus dalam arena retorika Seperti ekonom dalam dansa di lantai bursa Dan seperti aku yang mencari “Mu” Menangis di atas bangkai mayat Tertawa dalam hari indah Itu bohong Justru menangis harus di hari yang indah Dan, tertawa di atas bangkai mayat Itu baru benar…. Ha…ha…haaaa… Pintu ditutup Hari telah malam Melolonglah di siang hari serigalaku Cherry House. 5 Nov 03. 21.16 WIB 81
  • 93. Umpu Prahara Malam Keheningan malam bagaikan sebuah senjata yang mengoyak senja merobek mayapada menodai cakrawala Dalam keheningan malam tergambar kisah tentang duka Tentang bayi yang menangis lapar Tentang anak yang terlantar Tentang kemanusian yang semakin memudar Dalam keheningan malam tercipta sebuah berita Tentang rakusnya penguasa Tentang matinya sebuah cita-cita Tentang hancurnya tatanan negara Dalam keheningan malam terwujudlah sebuah cita-cita Tentang rakyat yang merdeka Tentang rakyat yang sejahtera Tentang rakyat yang berkuasa Painan, 28 Desember 2010 82
  • 94. Umpu Prahara Satu Hari Subuh, Tuhan tolong kami, Ampuni kami, Selamatkan kami, Tanpamu kami tak berarti Pagi, Seorang gadis mengambil pisau Memotong kentang, memotong wortel Mengaduk bumbu dan mencampurnya Lalu kemudian memasaknya Siang, Seekor teri bercerita tentang anaknya Tentang kakap, tentang paus dan juga gurita yang meraja lela Sambil dikelilingi lalat Sore, Si gadis menangis ditinggal pacarnya Ibu tiri memarahi anak tirinya Ayah berselingkuh dengan sekretarisnya Seorang gadis kaya senang menjadi pemulung Malam, Dor, suara tembakan terdengar Suara tembakan saling bersahutan Penjahat tersungkur dan mati Sang jagoan berdiri sambil berlumuran darah Tengah malam, Orang kesurupan 83
  • 95. Umpu Prahara Orang meracau Orang disembuhkan doa Ada dunia selain dunia kita Begitulah seterusnya dan seterusnya... Padang, 24 Januari 2011 84
  • 96. Umpu Prahara Untukmu Yang pernah kuajak merenda jeda Tapi kau kata, tidak! Kataku tak berbisa Tak meliuk serampai Mengapit helai tiada Meski kata ini memang tumbuh dari lukaku Namun ia tetap bersemi Berharap takkan layu Setelah kutinggalkan Tak kubawa cakrawala Kudapan sepi hanya Lantas siapa yang akan menyiraminya? Di saat panas menggoda Kaupun tahu Kabut dan hujan tidak datang bersamaan Begitupun matahari Kadang terbit dari arah yang berbeda Tapi itu mereka, dan bukan kita Siapa kan menyangka Pada sebuah waktu Kita akan bersua Pada ruang yang sama Cherry House. 01 Nov 03 85
  • 97. Umpu Prahara Perempuan Perempuan itu Tidak sekalipun pernah kulihat rinai rambutnya Apakah ia berambut ekor kuda ? ataukah ia berambut kepang dua ? atau. Gadis berambut ular? Yang pasti Di matanya ada dua kerlip bintang Perempuan tadi Betisnyapun jarang terlihat Entah padi bunting ? Gading gajah ? atau Tiang penyangga menara Pisa Yang ku tau Senyumnya adalah bunga Perempuan yang lalu Beraroma minyak kasturi Bergaun ala burung Kaswari Ia lahir di Manokwari Dan menyusu pada puting bidadari Kaulah Dinda Bestari “Kan kuajak kau menikmati senja di kedai Singosari tempat Ken Arok dan Ken Dedes memadu janji. Dan kita bersama belajar mengaji, karena Ramadhan telah menanti” “Untuk ia yang datang menemaniku pada suatu malam di Gamping pada saat bulan Ramadhan” Cherry House. 05 Nov 03. 21.30 WIB 86
  • 98. Alfikry Ilmi Lahir di Pariaman, Sumatera Barat tanggal 21 Febru- ari 1989. Seorang mahasiswa pendidikan Biologi UNP yang mencintai seni dan sastra sejak kecil. Pe- cinta musik Jamica yang biasa menghabiskan waktu luang dengan membaca buku sambil mendengarkan musik early reggae dan ska. Selain itu juga suka membaca, menulis, diskusi dan nonton film. Beberapa puisi pernah dimuat media online. Aktivitas kesehariannya adalah bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota). Email : madcitysociety@gmail.com Amanike Liza Fitra Lahir tanggal 15 Maret 1988 di Padang. Saat ini se- dang menuntut ilmu di Program Studi Hubungan In- ternasional, FISIP Universitas Andalas. Seorang yang memiliki minat yang tinggi terhadap seni dan sastra. Gilank Ralicha Lahir di Padang 20 September 1989. Seorang pecinta musik Punk Rock dan Folk serta penggiat filsafat Marxis dan Anarkisme. Menempuh studi di Program Studi Hubungan Internasional Universitas Andalas Padang. Saat ini bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) sebagai Koordinator Umum, namun pernah menjadi staf pengajar Bahasa Inggris di LSM PAKU (Padang kota tercinta Bersatu) selama 3 tahun dan menjadi Leading Officer Hong Kong Red Cross dalam operasi tanggap bencana gempa 30 September di Sumatera Barat pada tahun 2009 87
  • 99. Holy Adibz Nama saya Holy Adib. Lahir 10 September 1988 di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Berkuliah di STKIP PGRI Padang mengambil jurusan Bahasa Inggris. Saya gemar membaca, menulis puisi dan cer- pen. Beberapa puisi saya pernah dimuat di Suara Pembaruan, Harian Singgalang (harian lokal di padang), oase kom- pas.com dan blog penyair Nusantara. Aktivitas kesehariannya adalah bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota). Saya bisa dihubungi di 081363827775 dan di adhiebzt44@yahoo.com. Jhon Pello Bernama lengkap Faizul Azmi. Kelahiran Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 11 September 1988. Saat ini menuntut ilmu di bidang Komputer salah satu universitas swasta di kota Padang dan ter- gabung di dalam organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota). Joey Rose Lahir di Ambarawa 20 Mei 1980, menulis puisi sejak kecil dan pada saat kelas 5 SD puisinya pernah dimuat dalam tabloid anak "Citra". Puisinya juga per- nah dimuat dalam antologi bersama "Dian Sastro for President! : End of Trilogy" (Februari 2005). Selain menulis puisi juga menulis esai, salah satu esainya yang berjudul "Berpuisi adalah Bekerja untuk Pembebasan : Apresiasi Buku Puisi Tempurung Tengkurap" (karya Mahatma Muhammad dan Yori Ka- yama) dimuat dalam http://horisononline.com (02 Agustus 2011). Se- lain itu juga mempublikasikan puisi serta esai nya dalam media jejar- ing sosial Facebook dengan akun : Joey VS Rose (Joey Rose). Ak- 88
  • 100. tivitas kesehariannya bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) Lismomon Nata Lahir di Kota Sawahlunto 30 Agustus 1984. Alumnus Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Padang. Seorang penyuka sastra dan seni. Menyelesaikan studinya dengan menulis “Makna Kesurupan Pertunjukan Kuda Kepang Pada Etnik Jawa di Kota Sawahlunto”. Beberapa tulisannya pernah dimuat Harian Padang Ekspress dan Harian Singgalang. Selain tulisan, puisinya juga pernah dimuat di Majalah Ganto. Pernah menjadi juara penulisan ilmiah tentang Bung Hatta dengan judul “Bung Hatta dalam Catatan Anak Bangsa”. Bergiat pada Forum Lingkar Pena (FLP) Sumbar. Bekerja pada Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat. Reski Kuantan Lahir 7 Mei 1988 di sebuah kota kecil Teluk Kuantan, Kab. Kuantan Singingi, Riau. Memiliki apresiasi tinggi terhadap kesenian dan kesastraan sejak masih kecil. Beberapa puisinya terhimpun dalam buku kum- pulan puisi bersama : Indonesia Berkaca (2011) dan Sepuluh Kelok Di Mouseland (Kendi Aksara, 2011) Serta dipublika- sikan di media cetak maupun cyber. Aktivitas kesehariannya bergiat di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) 89
  • 101. Rizki Firdaus Lahir di Bukittinggi 15 Desember dua puluh tiga ta- hun yang lalu, pemuda asli Ampek Angkek, Agam ini kini masih bertempat tinggal di kediaman orang tua di sebuah desa bernama Batu Taba. Selama menem- puh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Andalas hanya berkecimpung pasif di HIMA jurusan, bergiat di komunitas tanpa basis ‘Pencuri Api’ dalam diskusi dan karya cipta terkait fenomena budaya, menulis lepas di ‘BAHAS’ sebuah jurnal online lin- guistik dan sastra http://www.bahas.multiply.com, serta tergabung sekarang di organisasi MaGenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) mengkampanyekan wacana alternatif. Belakangan mengisi kesehar- ian sebagai guru Bahasa Inggris pada salah satu Bimbingan Belajar di Bukittinggi sembari terus belajar menulis dan memperkaya referensi bacaan. Umpu Prahara Lahir pada 1 November di Yogyakarta. Seorang pe- cinta seni dan sastra. Sejak kecil telah sering mengi- kuti lomba baca dan tulis puisi baik antar sekolah maupun antar madrasah. Pernah mewakili sekolah dalam lomba pidato karangan sendiri saat SD namun sayangnya tidak mendapatkan juara. Seorang pecinta keindahan alam dan pecinta musik. Saat ini bermukim di kota Padang dan bekerja se- bagai seorang pelayan publik di sebuah lembaga pemerintah di salah satu daerah di Sumatera Barat. Saat ini bergiat di organisasi Ma- GenTa (Masyarakat Gerilyawan Kota) Memiliki alamat dunia maya : umpu.prahara@gmail.com 90
  • 102. 91