Dokumen tersebut membahas pengendalian hama tikus dengan pendekatan ekologi yaitu menggunakan predator alami seperti burung hantu, ular, kucing dan elang. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan racun karena dapat mengurangi populasi tikus hingga 57,8% tanpa mencemari lingkungan. Jenis burung hantu yang umumnya digunakan adalah Tyto alba karena makanan utamanya adalah t
2.
Serangan hama tikus dapat menyebabkan
kerusakan hingga 60% bahkan gagal panen
(puso)
setiap pasang tikus bisa beranak pinak
hingga 2000 ekor per tahunnya.
Pengendalian Hama Tikus dengan
Pendekatan Ekologi
3. Teknologi pengendalian tikus ada banyak
ragamnya, seperti
teknik jantan mandul,
pengusiran dengan suara (biosonik),
secara fisik mekanik (gropyokan, jebakan),
kimiawi (peracunan dengan rodentisida).
Pemasangan pagar sawah
Secara hayati/pendekatan ekologi
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
4. Kelemahan...
Menimbulkan pencemaran bahan kimia
beracun terhadap lingkungan misalnya air,
tanah, udara.
Menimbulkan bau bangkai tikus disekitar
kebun
Menimbulkan kejeraan terhadap tikus
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
5.
Tujuan pengendalian hama tikus berdasarkan
pendekatan ekologi meliputi:
pertama, meminimalisir efek jelek dari
metode lama terhadap spesies bukan sasaran
dan fungsi lingkungan,
kedua mengembangkan pendekatan yang
ekonomis bagi pengguna akhir teknologi, dan
ketiga berkelanjutan serta berefek positif
jangka panjang.
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
6.
Ular sanca (ular sawah)
Elang
Kucing
Anjing
Burung hantu
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
7. Kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari
jarak jauh dan kemampuannya menyergap
dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai
hewan nocturnal (mencari makan di malam hari)
membuatnya menjadi predator ideal untuk
tikus-tikus.
Mangsa utama burung hantu lebih dari 90%
adalah jenis tikus, dengan kemampuan
memangsa antara 3-5 ekor tikus per hari.
Sepasang burung hantu dapat mengendalikan seluas 25ha,
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
8.
tidak mengotori lingkungan dengan racun ataupun
zat polutan lainnya,
musuh alami tumbuh dan berkembang sendiri
sehingga semakin hari bukan semakin habis seperti
tumpukan pestisida.
Musuh alami dengan senang hati bekerja sendiri
sementara kita bisa tidur nyenyak menanti hasil
kerjanya.
kemampuan mencari dan mengkonsumsi mangsa
lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemangsa lain
dari Kelas Reptilia dan Mammalia.
Mengurangi kerusakan karena tikus hingga 57,8%
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
9. Jenis-jenis Burhan
Tyto alba
Serak /Barn Owl
Otus rufescens
Celepuk Merah/Reddish scopsowl
Otus angelinae
Celepuk Gunung/Javan Scops
Own
Phodilus badius
Wowo-wiwi/Bay Owl
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan
Ekologi
13. Pemilihan Bakalan untuk Induk
Anak (bakalan) berumur 3 bulan atau sudah dapat di
pastikan jantan atau betina.
Ciri-ciri burung hantu jantan adalah bulu leher depan
berwarna putih berbintik hitam dan ukuran tubuhnya
kecil. Sedangkan ciri-ciri burung hantu betina adalah bulu
leher depan berwarna kuning berbintik hitam dan ukuran
tubuhnya lebih besar daripada yang jantan.
Penjodohan induk jantan dan betina dilakukan dengan
melepas beberapa pasang burung hantu dalam kandang
penangkaran (polier/aviary) yang cukup besar. Burung
hantu tersebut biasanya akan memilih pasangannya
sendiri-sendiri. Penjodohan secara paksa tidak dianjurkan
karena burung hantu mudah sekali mengalami stress.
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
14. Kandang Penangkaran (polier/aviary) Burung hantu
dibuat dengan konstruksi besi berpagar anyaman kawat
berukuran 1,5 cm x 1,5 cm.
Ukuran ideal adalah 2m x 3m x 4m.
sedapat mungkin berada pada tempat yang sejuk dan jauh
dari keramaian.
di lengkapi dengan pagupon/nestbox/rumah burung,
tenggeran, dan tempat minum.
Pada bagian alas dan pinggir diplester dengan pasir semen
dan di beri tembok stinggi 0,5m, Untuk memudahkan
pekerja membersihkan kotoran dan mencegah tikus yang
diberikan kepada burung lari keluar kandang.
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi
15.
Tyto alba dapat mengendalikan hama tikus,
Rattus tiomanicus , secara efektif karena
makanan pokoknya spesifik tikus (99%) dan
serangga (1%).
Daya konsumsi T. alba 3 - 5 ekor tikus / hari
Selain itu T. alba melakukan aktifitasnya pada
malam hari mulai pukul 19.00 - 06.00 wib
dimana bersamaan dengan aktifitas tikus.
Perlu adanya regulasi.
Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi