Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membangun personal brand yang kuat dengan cara fokus pada spesialisasi bidang tertentu, memilih saluran pemasaran yang tepat, dan memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen. Dokumen tersebut menggunakan contoh personal brand Catur Pranowo, Yoris Sebastian, dan Lady Gaga untuk mengilustrasikan hal tersebut.
9. 22
ChannelsChannels
Inklusif, dapat dijalankan dengan memanfaatkan buzz
marketing, advertising, internet, point-of-purchase
display, PR, publishing, public seminar, sponsorship,
ataupun trade show
10. 22
ChannelsChannels
Eksklusif, dapat dilakukan dengan menjalankan
canvassing, client or professional referral, direct mail,
networking, private seminar, special events, ataupun
telemarketing
11. CATUR PWCATUR PW
Channels being used:
Internet,
networking,
special events,
private seminar,
advertising
(indoor, print)
13. LADY GAGALADY GAGA
Channels being used:
PR, advertising
(television,
radio, print),
publishing, buzz
marketing, clients
referrals, trade
show, internet
14. 33
Consumer delightConsumer delight
Miliki sistem selama menjalankan brand, cari tahu apa
yang diinginkan target audien , dan janjikan sesedikit
mungkin, dan buktikan semaksimal mungkin
Notas do Editor
Seseorang tidak akan bisa membangun brand yang efektif tanpa menjadi spesialis (Montoya, 2009). Dengan menjadi spesialis, sebuah brand akan memiliki beberapa keuntungan. Memiliki spesialisasi berarti memisahkan diri dari pesaing untuk menjadi unik, yang berarti diferensiasi. orang yang memandang brand dengan spesialisasi tertentu akan mempersepsikan bahwa seseorang ahli dalam bidang tertentu, sehingga mereka akan lebih menghargai brand tersebut. Dari sisi pribadi sendiri, spesialisasi berarti fokus pada kekuatan diri sendiri, pada hal-hal yang kau kuasai. Dengan menjadi spesialis pada hal tertentu, dengan sendirinya klien akan mengidentifikasi cocok-tidaknya mereka dengan diri kita. jika kita memiliki klien yang cocok, maka kemungkinan kegagalan hubungan timbal balik menjadi minimal. Tiga hal yang harus ada dalam specialist statement calon brand yang kuat, menurut Montoya (2009) adalah menunjukkan siapa dirimu, apa yang kamu lakukan, dan untuk siapa kamu melakukannya. Ketiga hal itulah yang harus bisa dimunculkan dalam setiap brand, untuk menjadi brand yang kuat.
Catur PW mengenalkan dirinya sebagai seorang online personal brand(er). Ketertarikannya mengenai tema tersebut ia tuangkan dalam blog miliknya. Ia berusaha menarik perhatian berbagai kalangan seperti mereka yang menggunakan kaskus.us sebagai media mempromosikan produknya secara online, komunitas-komunitas blogger, ataupun mereka yang baru tertarik dengan bagaimana membagun image dalam dunia maya. Bahkan, untuk menampungnya Catur PW bersama beberapa rekannya, secara rutin melakukan temu diskusi dengan tema-tema yang menarik dan up-to-date.
Wadah diskusi yang digunakan olehnya diberi nama FreSh (Freedom of Sharing). Forum ini dimulai dari Ibukota, Jakarta, yang dapat diakses melalui www.freshyourmind.com. Namun, tidak perlu waktu lama untuk menyebar hingga Surabaya. Bahkan di kota Semarang kita akan menemukan forum serupa yang merupakan capang dari FreSh, yaitu RoTi FreSh (Return of Tukar Ilmu) yang dapat diakses melalui www.rotifresh.net.
Roti Fresh hadir dari sebuah keyakinan bahwa barang siapa yang menebar bibit, maka ia akan memperoleh hasilnya. Catur percaya bahwa penting bagi para personal brander yang memilih jalur online untuk selalu memperbarui/memantain produk dan image mereka dengan memperhatikan tren populer. Oleh karena itu, forum-forum semacam Fresh atau Roti Fresh dihadirkan sebagai ajang untuk saling tukar pendapat dan diskusi.
Yoris Sebastian menaruh minat yang begitu besar mengenai bagamaina dan seberapa penting untuk selalu berpikir kreatif. Dalam blognya, ia banyak menyajikan kisah-kisah insprasional mengenai orang-orang yang berpikir kreatif. Tak jarang ia mendapatkan pemikiran-pemikiran tersebut dari kegiatannya sehari-hari.
Ide kreatif diibaratkan Yoris sebagai sebuah titik kecil yang bisa berevolusi menjadi hal yang luar biasa karena melewati serentetan proses. Pada pemrosesan tersebut dibutuhkan hal penting yang disebut kreatifitas. Kita, menurut Yoris bisa melatih diri kita untuk menjadi pribadi yang kreatif. Hal ini juga-lah yang menjadi penekanan Yoris pada bukunya, OMG: Buku Pintar Seorang Creative Junkies.
Stefani Germanotta saat ini lebih dikenal dengan nama Lady Gaga. Namanya kini bukan sekedar hasil ketidak sengajaan dari nama sebuah lagu, Radio Ga Ga—salah satu lagu milik band kenamaan, Queen. Namanya kini merupakan simbol dari kebebasan berekspresi.
Beberapa waktu lalu, dalam sebuah serial televisi “Glee”, posisi Gaga disejajarkan dengan nama-nama seperti Britney Spears dan Madonna yang telah melegenda. Lady Gaga dihadiahi satu episod yang yang bertema “tribute to Lady Gaga. Hal tersebut merupakan pembuktian bahwa walaupun dia masih kalah jauh dalam hal usia panggung—jika dibandingkan pengalaman musiknya yang baru berjalan empat tahun—tetapi Stef membuktikan bahwa dia bisa memberikan pengaruh yang sama besarnya pada dunia musik. Dalam serial tersebut Lady Gaga—seperti yang telah disinggung—di atas merupakan symbol dari kebebasan berekspresi.
Montoya (2009) menyebutkan rule of five untuk mengeksekusi channel yang dipilih. Brand yang sukses adalah brand yang memanfaatkan minimal lima channel yang telah disebutkan di atas. Dan pada akhirnya, untuk menentukan channel mana saja yang akan digunakan seseorang perlu mengingat kembali apa yang menjadi spesialisasi brand tersebut
inklusif, yang berarti seseorang tidak dapat mengontrol siapa saja yang akan mengenal brand tersebut. Dengan cara tersebut respon yang didapat bisa sangat besar, tetapi minim prospek.
eksklusif, dengan cara ini seseorang mengontrol siapa saja yang menjadi target yang berarti lebih sedikit orang yang terjaring, tetapi memiliki prospek dengan kualitas yang maksimal.
Sesuai dengan spesialisasinya yang menamakan dirinya sebagai online branding specialist, Catur PW menggunakan media internet sebagai jalan utama untuk menunjukkan personal brand-nya. Ia memaksimalkan media internet dengan mengintegrasikan secara menyeluruh berbagai submedia dalam internet. Blog yang tertulis di atas digunakan sebagai penegas spesialisasinya di bidang online branding. Dalam blognya Ia tak lupa menyediakan tautan yang terhubung pada berbagai jejaring sosial online, seperti: twitter (@caturpw), facebook, Skype, dan forum-forum yang mendukung penegasan dirinya sebagai online branding specialist (freshyourmind.com; rotifresh.net)
Untuk menjaring klien di luar dunia maya ia memiliki wadah yang diberi nama FreSh, bersama beberapa rekan se-pemikirannya. FreSh merupakan singkatan dari “Freedom of Sharing”. Secara rutin Catur dan rekan-rekan seperjuangannya mengadakan temu diskusi dengan sekelompok orang yang juga memiliki minat dan usaha online, seperti pengguna kaskus.us ataupun pengelola blog, seperti dirinya. Cara ini mewakili jenis channei seperti, networking, special events, dan seminar.
Channel lainnya yang ia gunakan adalah ads./iklan. Iklan yang dimaksud lebih kepada pengemasan konsep Fresh miliknya dalam sebuah logo. Logo memang bukan segala-galanya. Namun, keberadaan logo dapat mempertegas kehadian sebuah brand. Dengan menggunakan logo jeruk, Catur berhasil meng-capture forum FreSh-nya menjadi sesuatu yang benar-benar fresh.
Media internet menjadi media yang pasti dipilih oleh Yoris sebagai alat untuk membagi kisah-kisah menariknya mengenai pemikiran-pemikiran kreatif yang bisa menjadi insight para pembacanya. Blog/website miliknya dilengkapi juga dengan tautan-tautan ke situs jejaring sosial seperti twitter atau flickr.
Pemikirannya mengenai proses kreatif tidak hanya dituangkannya dalam blog saja. Yoris telah mengemas pemikirannya tentang kreatifitas melalui buku. Bahkan baru-baru ini ia mengemas bukunya dalam konsep baru dan menarik, buku dalam loose leaf. Cara semacam ini merupakan pemanfaatan channel publishing, special events dan public relation.
Disamping channel tersebut, Yoris juga menyertakan networking channel dalam proses pengenalannya pada dunia. Seperti yang ia lakukan pada proses launching bukunya. Ia menantang para wartawan yang hadir untuk mewarnai cover buku Creative Junkies-nya sesuai selera, sebagai cara untuk menunjukkan kreatifitas mereka, menunjukkan kekonsistennya untuk mendorong orang lain agar terus berpikir kreatif.
Media yang digunakan oleh Lady Gaga dalam mempertegas personal brand-nya melibatkan begitu banyak jalur. Sebagian besar dari 21 bentuk channels (dalam Montoya, 2009) ikut berperan dalam usaha mempertahankan imagenya tersebut. Channel yang digunakan mulai dari internet, public relation, ads, proffessional refferal, client refferals, trade show, publishing, hingga buzz marketing.
Melalui internet, www.ladygaga.com, ia mengenalkan tentang siapa dirinya, bagaimana kisahnya, apa kegiatannya, juga termasuk tautan-tautan ke situs-situs jejaring social seperti twitter, myspace, atau facebook.
The Fame, album musiknya, merupakan bukti dari bentuk penggunaan publishing, advertising (radio, televisi, print, dll). Dalam setiap publikasi albumnya, baik konser, ataupun video clip, Lady Gaga selalu memasukkan Gaga style dalam setiap aksinya.
Sebenarnya buzz marketing bukan menjadi media yang sengaja dipilih untuk membentuk image seorang Lady Gaga. Buzz marketing lebih merupakan collateral damage dari pemberitaan mengenai Lady gaga.
Untuk membentuk consumer delight, ada tiga langkah yang bisa dilakukan (Montoya, 2009). Pertama, memiliki sistem selama menjalankan brand tersebut seperti untuk menentukan pakem-pakem tertentu, bagaimana menghadapi klien yang marah dan mengenali cue-nya, ataupun pencatatan secara mendetail untuk tiap-tiap klien. Consumer delight menunjukkan sisi manajemen dari sebuah brand, yang nantinya aka menentukan perkembangan brand menjadi lebih besar tanpa mengurangi kesuksesannya. Kedua, mencari tahu apa yang diinginkan target audien dari brand tersebut, lewat research ataupun generalisasi klien-klien yang puas. Ketiga, Janjikan sesedikit mungkin, dan buktikan semaksimal mungkin. Hal ini dilakukan untuk mengontrol ekspektasi klien/audien dan menjaga kepuasan mereka pada level yang tinggi.