Tiga komoditas berpotensi menjadi komoditas unggulan berdasarkan kriteria ketersediaan sumber daya lokal, keterlibatan masyarakat, dan dukungan sarana prasarana. Komoditas tersebut akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan lapangan kerja.
1. PENENTUAN PRODUK UNGGULAN
KAWASAN PERDESAAN
SUGENG BUDIHARSONO
Unit Manajemen Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Dipresentasikan pada Pelatihan Daring Pusat Pengembangan Kawasan Perdesaan yang
Berdayasaing yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis KAHMI, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Universitas Nusa Bangsa dan
Alumni Pengembangan Wilayah Perdesaan (APWD) yang diselenggarakan pada tanggal 29-30 Maret 2022
2. TURNPIKE THEORY (1)
Dalam teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike theory) yang dipelopori oleh Samuelson,
disebutkan bahwa suatu daerah atau negara perlu untuk mengetahui sektor/komoditi
apa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan cepat, baik karena
potensi sumber daya alamnya maupun karena sektor tersebut memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan.
Perkembangan sektor tersebut akan dapat mendorong perkembangan sektor lainya
karena adanya keterkaitan antar sektor. Untuk negara atau daerah yang sedang
berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan secara serentak (imbalance
growth) namun dilakukan dengan menetapkan sektor unggulan, dimana sektor
unggulan ini akan memberi implikasi ke depan (forward linkage) dan ke belakang
(backward linkage) terhadap sektor-sektor lainnya (Hirschman dalam Todaro 1985).
Pembangunan pada sektor-sektor tersebut akan menimbulkan multiplier effect yang
relatif lebih besar terhadap sektor lainnya dan akan berdampak pada percepatan
pertumbuhan ekonomi. Dengan kebutuhan anggaran yang sama, maka sektor unggulan
tersebut akan dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar terhadap
perekonomian.
4. Komoditas Unggulan merupakan
Instrumen dan Motor
Penggerak untuk mempercepat
pembangunan klaster.
Komoditas Unggulan
dikembangkan dari mulai hulu
sampai hilir dan atau terkait
dengan sektor lainnya baik
secara vertikal (vertical value
chain) maupun horizontal
(horizontal value chain), dalam
suatu klaster yang disebut
Porterian cluster (Klaster
Porterian).
Pengembangan komoditas unggulan
mencakup berbagai aktifitas
ekonomi dari hulu hingga
hilir dalam satu sistem rantai pasokan
dan rantai nilai.
Merupakan wujud dari kapitalisasi
potensi klaster yang diharapkan
akan berdampak pada peningkatan
pendapatan dan penciptaan lapangan
kerja.
KOMODITAS UNGGULAN
5. URGENSI PENGEMBANGAN
KOMODITAS UNGGULAN
Meningkatkan
pendapatan
masyarakat dan
mengurangi angka
kemiskinan
Memberikan
implikasi
keterkaitan ke
depan (forward
linkage) dan ke
belakang
(backward linkage)
terhadap sektor
atau komoditi
lainnya
Memperluas
penyerapan tenaga
kerja dan
mengurangi jumlah
pengangguran
Meningkatkan nilai tambah dan
daya saing produk yang dihasilkan
oleh komunitas masyarakat kawasan
perdesaan
Daerah/wilayah/kawasan/negara perlu
untuk mengetahui sektor/komoditi yang
mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan dengan cepat, baik karena
mempunyai potensi sumber daya alamnya
maupun karena sektor/komoditi tersebut
memiliki competitive advantage untuk
dikembangkan
7. PROSES PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN
Proses pengembangan Komoditas Unggulan merupakan proses multi
stakeholder dan pembangunan kolaboratif. Sehingga perlu ditumbuhkan
kesadaran kolektif untuk seluruh stakeholder kunci agar mempunyai rasa
memiliki dan tanggungjawab
Masyarakat
Pemerintah:
Pusat, Daerah,
Desa/ Kelurahan
Dunia
Usaha
Masyarakat
Madani (Ormas,
LSM, dll)
Perguruan Tinggi/
Lembaga
Peneilitan PEMBANGUN
AN
KOLABORATI
F
9. Tahap Pengusulan Komoditas Unggulan
Kepala
Desa/Lura
h
Pengurus
Klaster
Pelaku
Usaha
Toga dan
Tomas
Komoditas
Unggulan
Desa/
Kelurahan
Komoditas
X
Komoditas
Y
Komoditas
Z
CALON
KOMODITI
UNGGULAN
1.
1.
10. Tahap Pemilihan Komoditas Unggulan dengan 9
Kriteria
Ketersediaan
Bahan Baku
Ketersediaan
SDM
Ketersediaan
Sarana
Prasarana
Unique
Selling Point
(USP)
Pasar
Domestik
dan Ekspor
Keterlibatan
Masyarakat
Kesesuaian
dengan
Regulasi
Aspek
Lingkungan
Lamanya
Masy. dalam
Melakukan
Usaha tsb.
Keterangan:
Penentuan Prukades berbasis Appreciative Inquiry yaitu
menentukan komoditas unggulan berbasis KEKUATAN dari
kawasan tersebut
KOMODITA
S
UNGGULA
N TERPILIH
NON
Komodita
s
Unggulan
Calon
Komoditi
Unggulan
2.
11. ANALISIS PENENTUAN PRODUK UNGGULAN
• Analisis komoditi unggulan dengan Location Quotient (LQ) atau Revealed Comparative Advantage (RCA), Tipologi Klasssen,
atau Analisis dengan Tabel Input-Output. Alat analisis ini hanya bersifat “retrospektif”.
• Pengembangan komoditi unggulan bukan hanya restrospektif tapi juga prospektif. Perlu metode analisis yang dapat
menganalisis keduanya, misalnya dengan menggunakan proyeksi dengan sistem dinamik. Akan tetapi
permasalahan yang ada biasanya adalah ketersediaan data dan terlalu top down, tanpa melibatkan si pelaku itu sendiri.
• Penentuan Produk Unggulan:
– Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada.
– Usaha/pasar yang telah dilakukan pada masa lalu dan masa yang akan datang
– Berorientasi kepada permintaan jangka pendek dan jangka panjang.
– Bukan hanya untuk pasar lokal, regional, tetapi juga untuk pasar internasional.
– Komoditi unggulan yang dipilih harus diintegrasikan dengan sektor lainnya. Pengembangan komoditi unggulan jangan
hanya satu komoditi saja (single commodity development), namun harus diintegrasikan dengan sektor lainnya
misalnya pariwisata (integrated vertical and horizontal value chain).
– Keberlanjutan (pengusahaan. Pengolahan sampai kepada pengelolaan limbah)
• Untuk mengetahui kondisi komoditi unggulan dari hulu ke hilir menggunakan Analisis Value Chain (Value Chain Analysis).
• Analisis Pengembangan Wilayah dengan menggunakan analisis Sosiogram, Skalogram dan Sistem Informasi Geografi
(Geoghrapical Information System)
• Apakah ada kesulitan menentukan komoditas unggulan dengan metode di atas?
12. KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU
A
Diutamakan bahan baku yang
digunakan berasal dari kawasan
perdesaan tersebut. Sehingga
dapat memanfaatkan sumber daya
lokal di kawasan perdesaan dan
tidak menimbulkan ketergantungan
terhadap kawasan lain.
Pengembangan bahan baku menjadi
produk unggulan diharapkan mampu
menimbulkan multiplier effects yang
dapat meningkatkan perokonomian
masyarakat.
Ketersediaan sumber daya
manusia yang kompeten
merupakan faktor utama dalam
pengembangan produk unggulan.
Sumber Daya Manusia berfungsi
sebagai intelectual capital. Tanpa
adanya SDM yang berkompeten,
maka SDA tidak akan terkelola
dengan optimal. Perlu didorong
adanya Balai Pelatihan dan
Pendidikan Kejuruan yang
mendukung pengolahan produk
unggulan.
KETERSEDIAAN SDM
B
13. Ketersediaan sarana dan
prasarana baik sarpras
pendukung hingga sarpras
transportasi, energi, dan
komunikasi yang mendukung dari
proses produksi hingga proses
pemasaran. Sarana Prasarana
seperti jalan, sarpras
pengolahan, hingga IT harus
tersedia untuk mendukung
kegiatan pengembangan
prukades.
KETERSEDIAAN
SARANA DAN
PRASARANA
C
Memiliki USP sangat penting,
agar yang dijual berbeda
dengan yang lainnya yang
ditawarkan oleh pesaing.
Sehingga pelanggan akan
memilih produk yang mempunyai
hal yang berbeda dengan psain
lainnya, namun bukan asal beda,
atau malah nyleneh.
UNIQUE SELLING
POINT
D
14. Produk unggulan memiliki
nilai jual dan berdaya saing
baik di pasar tingkat lokal,
regional dan internasional.
PASAR DOMESTIK
DAN EKSPOR
E
Pengembangan produk yang
diunggulkan harus melibatkan
UMKM. Semakin banyak
UMKM yang terlibat semakin
banyak masyarakat yang
terlibat. Pemanfaatan
masyarakat lokal yang
tergabung dalam UMKM
akan membuka banyak
lapangan pekerjaan.
KETERLIBATAN UMKM
F
15. Adanya regulasi dan deregulasi guna
mendukung pengembangan produk
unggulan. Apabila terdapat kebijakan
pemerintah yang menghambat
pengembangan produk unggulan
kawasan, maka kebijakan tersebut
dapat di-deregulasi. Contoh kebijakan
tentang insentif dari pemda untuk
perbaikan iklim investasi dengan
kemudahan perizinan bagi pengembang
produk unggulan
KESESUAIAN DENGAN
REGULASI
G
Pengembangan produk unggulan harus
mempertimbangkan kesesuaian lahan
dan peruntukan lahan yang ada di
kawasan perdesaan. Selain itu, status
kepemilikan lahan yang akan
dikembangkan merupakan milik
masyarakat atau aset desa.
Pengembangan produk yang
diunggulkan harus ramah
lingkungan dengan kata lain
tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Dengan demikian,
pengembangannya berjalan
secara berkelanjutan.
Misal pengembangan produk
jagung tidak boleh ditanam di
lahan yang memiliki kemiringan
tertentu karena akan
mengakibatkan erosi.
Proses produksi yang
menghasilkan limbah wajib
diperhatikan pengelolaannya.
ASPEK LINGKUNGAN
H
16. Kegiatan pengembangan produk
yang diunggulkan merupakan
kegiatan yang sudah membudaya
dalam kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat di kawasan perdesaan.
Misalnya pembuatan kerajinan
anyaman di Tasikmalaya sudah
dilakukan secara turun temurun dan
menjadi budaya tersendiri pada
masyarakat lokal disana.
LAMANYA MASYARAKAT
DALAM
MELAKUKAN USAHA
TERSEBUT
I
18. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN
No KOMODITAS KRITERIA Klasifikasi
Komoditas*)
Ketersediaan
bahan baku
SDM yang
berkompeten
Sarana dan
Prasarana
UniqueSelling
Point(USP)
Pasar
Domestik
dan ekspor
Keterlibatan UKM
dan pengusaha
besar
Lamanya
masyarakat
melaksanakan
usaha
Keseuaian
dengan
regulasi
Aspek
Lingkungan
1.
2.
3.
Keterangan:
*) Klasifikasi: (1) Komoditas Potensial dan (2) Komoditas Unggulan
19. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (1)
No
Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nilai
1
Ketersediaan
bahan baku secara
lokal
Kurang dari 25 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 0
3 0
Antara 25-50 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 1
Antara 50 – 75 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 2
Lebih dari 75 persen bahan baku tersedia secara
lokal = 3
2
Ketersediaan
SDM lokal yang
berkompeten
Kurang dari 25 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 0
3 0
Antara 25-50 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 1
Antara 50 – 75 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 2
Lebih dari 75 persen SDM terampil tersedia secara
lokal = 3
20. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (2)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nilai
3
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
yang berkaitan
dengan
pengembanga
n komoditas
unggulan
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan buruk = 0
4 0
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan cukup baik = 1
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan
prasarana lainnya penunjang pengembangan
komoditas unggulan (energy dana tau air baku dan
atau internet) kurang baik = 2
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan
prasarana lainnya penunjang pengembangan
komoditas unggulan (energy dana tau air baku dan
atau internet) cukup baik = 3
Aksesibilitas dari dan ke lokasi kawasan tempat lokasi
pengembangan komoditas unggulan baik dan prasarana
lainnya penunjang pengembangan komoditas unggulan
(energy dana tau air baku dan atau internet) cukup baik =
4
21. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (3)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
Nil
ai
4
Unique
Selling Point
(USP)
Produk tidak memiliki perbedaan dan keunikan
dibandingkan dengan produk dari wilayah lain = 0
2 0
Produk memiliki perbedaan dengan produk dari
wilayah lain= 1
Produk memiliki USP dibandingkan dengan wilayah
lain = 2
5
Pasar
domestik dan
ekspor
Tidak memiliki prospek untuk menjangkau pasar
nasional = 0
2 0
Komoditas memiliki prospek untuk pasar dengan
jangkauan secara nasional dan atau ekspor = 1
Komoditas memiliki prospek untuk pasar dengan
jangkauan secara nasional dan ekspor = 2
6.
Keterlibatan
masyarakat
dan UMKM
Kurang dari 25 persen masyarakat dan UMKM terlibat
dalam pengembangan komoditas unggulan = 0
3 0
Antara 25-50 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 1
Antara 50-75 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 2
Lebih 75 persen masyarakay terlibat dalam
pengembangan komoditas unggulan = 3
22. KUESIONER PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN (4)
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk Nilai
7
Kreatifitas
masyarakat
Masyarakat masih belum ada Kreatifitas mengembangkan
komoditas unggulan = 0
2 0
Sebagian kecil masyarakat sudah mempunyai Kreatifitas
mengembangkan komoditas unggulan = 1
Sebagian besar masyarakat sudah mempunyai Kreatifitas
mengembangkan komoditas unggulan = 2
8
Kesesuaian
pengusahaan calon
komoditas
unggulan dengan
regulasi
Pengusahaan komoditas tidak sesuai dengan regulasi= 0
1 0
Pengusahaan komoditas tidak sesuai dengan regulasi= 1
9
Dampak
pengusahaan
komoditas
unggulan terhadap
lingkungan
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative berat terhadap
lingkungan = 0
3 0
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative sedang terhadap
lingkungan = 1
Pengusahaan calon komoditas unggulan akan
menimbulkan dampak negative kecil terhadap lingkungan
= 2
Pengusahaan calon komoditas unggulan tisak akan
menimbulkan dampak negative = 3
23. MULTIDIMENSIONAL SCALING
• MDS digunakan untuk membangun 'peta' yang menunjukkan
hubungan antara sejumlah objek berdasarkan tabel jarak antar
objek (Manly, 1994 dalam Alder et al., 200).
• MDS dapat menghasilkan “peta” jarak yang tidak bias dari
suatu lokasi relatif (Clarke, 1993 dalam Pitcher dan Preikshot,
2001).
• MDS dapat menghitung bilangan metrik dan non-metrik
• Teknik ordinasi memprakirakan konfigurasi (ordinasi) titik
dalam ruang t-dimensi (biasanya 2 atau 3 dimensi) dengan
menggunakan jarak Euclidean (Euclidean distance). Jarak
Euclidean antar titik dihitung dengan menggunakan formula
Pythagoras.
• Jarak Euclidean ruang 2 dimensi:
25. KELAYAKAN MODEL MDS
Stress (%) Kesesuaian
0,0 – 2.5 Sempurna
2,5 – 5,0 Sangat Bagus
5,0 – 10,0 Baik
10,0 – 20,0 Cukup
>20,0 Kurang
n
Vf
i
Vf
n
i 1
2
)
1
(.,
)
1
,
(
2) RMS = R2 =
RMS = R2 ≥ 0,60 bagus
1) Nilai Stress =
26. PENGGUNAAN SOFTAWARE MDS
• Untuk memudahkan penghitungan nilai indeks dapat digunakan software
MDS yang telah dibuat oleh The Fisheries Center, University of British
Columbia, Vancouver, Canada, yaitu RAPFISH. Tetapi untuk pengukuran
indeks perkembangan desa perlu disesuaikan peubah dan skornya sesuai
dengan dimensi, peubah dan indikator perkembangan desa (sebut saja
RAPDESA).
• Pitcher (1999) menyatakan prinsip dasar dan fitur utama Rapfish, yang
dimodifikasi menjadi RAPDESA:
– Menghasilkan nilai indeks dimensi dan leverage attributes dimensi
– Menangkap sifat multivariat pembangunan desa
– Menangkap sifat multidisiplin pembangunan desa
– Skor atribut bisa berupa campuran biner, ordinal atau rasio
– Skor terbaik dan terburuk yang ditetapkan memberikan titik referensi tetap
untuk ordinasi statistik
– Teknik ordinasi tidak membuat asumsi distribusi
– Atribut yang tidak terkait dengan keberlanjutan dieliminasi sejak dini
– Dapat menunjukkan perubahan status sejalan dengan waktu
– Dapat direplikasi
– Kemudahan mengkoreksi
– Kemudahan memperbarui tanpa gangguan
– Teknik cepat
– Dapat menganalis satu individu desa
33. Pentingnya Unique Selling Point (USP)
• USP adalah konsep pemasaran yang pertama kali
diusulkan sebagai teori untuk menjelaskan pola
dalam kampanye iklan yang sukses di awal 1940-
an. Istilah ini dikembangkan oleh pelopor
periklanan televisi Rosser Reeves pada tahun 1960
dalam bukunya Reality in Advertising.
• Memiliki USP sangat penting, agar yang dijual
berbeda dengan yang lainnya yang ditawarkan oleh
pesaing. Sehingga pelanggan akan memilih produk
yang mempunyai hal yang berbeda dengan psain
lainnya, namun bukan asal beda, atau malah
nyleneh.
34. DEFINISI USP oleh Reeves
• Setiap iklan harus membuat proposisi kepada konsumen —
tidak hanya kata-kata, kepalsuan produk, atau iklan etalase
(show-window advertising). Setiap iklan harus mengatakan
kepada setiap orang yang melihatnya: "Beli produk ini,
untuk keuntungan khusus ini."
• Proposisi haruslah salah satu yang tidak dapat atau tidak
ditawarkan oleh pesaing. Itu harus unik — baik dalam
merek atau klaim yang tidak dibuat oleh bidang iklan
tertentu.
• Proposisi harus cukup kuat untuk menggerakkan massa,
mis., Menarik pelanggan baru dan juga pelanggan
potensial.
35. DEFINISI USP (2)
• Jim Blythe (2010) dalam bukunya Marketing Essentials menyatakan
bahwa USP mengandung satu fitur produk yang paling menonjol
berbeda dari pesaing, dan biasanya fitur yang memberikan manfaat
unik kepada konsumen.
• Felix et al. (2012) mendefinisikan USP sebagai meningkatkan posisi
dan daya jual perusahaan dan produk secara dramatis dengan
mencapai tujuan berikut:
– Unik - membedakan produk barang dan jasa yang dijual berbeda
dengan pesaing dan menempatkan posisi suatu
perusahaan/organisasi pada pilihan yang lebih logis
– Jual - membujuk orang lain untuk membeli produk atau layanan.
– Proposisi - penawaran yang disarankan untuk diterima.
36. KRITERIA BERBEDA DENGAN PESAING
• Penting. Perbedaannya memberikan manfaat yang sangat bernilai
bagi pembeli target.
• Khas. Pesaing tidak menawarkan perbedaan, atau perusahaan dapat
menawarkannya dengan cara yang lebih khas.
• Unggul. Perbedaannya lebih unggul daripada cara-cara lain bahwa
pelanggan mungkin mendapatkan manfaat yang sama.
• Berkomunikasi. Perbedaannya dapat dikomunikasikan dan terlihat
oleh pembeli.
• Lebih awal. Pesaing tidak dapat dengan mudah menyalin
perbedaannya.
• Terjangkau. Pembeli mampu membayar perbedaannya.
• Menguntungkan. Perusahaan dapat memperkenalkan perbedaan
secara menguntungkan.
37. TIGA DAYA TARIK DALAM MEMBUAT USP
• Daya tarik rasional melibatkan kepentingan pribadi dengan mengklaim
produk akan menghasilkan manfaat tertentu seperti nilai atau kinerja.
Dipercaya secara luas bahwa pembeli industri paling responsif terhadap
daya tarik rasional karena mereka memiliki pengetahuan tentang
produk, dilatih untuk mengenali nilai, dan bertanggung jawab kepada
orang lain atas pilihan mereka. Konsumen, ketika mereka membeli
barang-barang tertentu, juga cenderung mengumpulkan informasi dan
memperkirakan manfaat.
• Daya tarik emosional berupaya membangkitkan emosi negatif atau
positif yang akan memotivasi pembelian. Pemasar mencari proposisi
penjualan emosional yang tepat. Bahkan ketika produk tersebut mirip
dengan produk kompetisi, mungkin ada asosiasi unik yang dapat
dipromosikan.
• Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang
benar dan pantas. Ini sering digunakan untuk mendesak orang untuk
mendukung tujuan sosial.
38. TAHAPAN PEMBUATAN USP (1)
Identifikasi
Kelompok
Sarasan
Identifikasi
Masalah yang akan
dipecahkan
Menyenaraikan
Manftaan Khas
Terbaik
Menentukan Janji
Mengkombinasikan
dan Mengeolah lagi
Memformulaikan USP
Menguji USP
Menyebarkan USP
Menghidupkan USP
39. TAHAPAN PEMBUATAN USP (3)
• Menghidupkan USP. Setelah memiliki USP,
fokuslah untuk melakukannya - dengan sangat
baik dan konsisten. Lebih baik dari orang lain.
• Menyebarkan USP. USP yang sudah diuji sudah
dapat dipromosikan, dan yang lebih penting
akan memudahkan berkomunikasi dalam
memasarkan produk barang dan jasa, dan
kelompok sasaran dapat memahaminya dengan
cepat dan mudah.
40. CONTOH USP PRODUK YANG TERKENAL
• FedEx: When it absolutely, positively has to be
there overnight.
• M & Ms (Mars Incorporated): The milk chocolate
melts in your mouth, not in your hand.
• De Beers: A diamond is forever.
• Piza Domino: You get fresh, hot pizza delivered to
your door in 30 minutes or less or it's free.
• Mercedez Benz: Mercedes Driver Prevails
Pedestrian
41. POSITIONING STATEMENT (1)
• Seiring berjalannya waktu USP digantikan oleh positioning
statement yang dipolpulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout
(1980) dalam bukunya yang berjudul Positioning: Battle For
Your Mind.
• Positioning adalah pendekatan yang berupaya memandu
penempatan pesan tentang produk barang dan jasa ke dalam
benak calon pelanggan.
• Positioning sangat penting untuk berkomunikasi dalam
masyarakat yang terlalu banyak berkomunikasi.
• Cara termudah untuk masuk ke pikiran seseorang adalah
menjadi yang pertama di sana. Jika tidak bisa menjadi yang
pertama, maka harus menemukan cara untuk memposisikan
diri secara kompetitif terhadap produk, layanan, ide, atau
orang pertama yang sebenarnya.
42. POSITIONING STATEMENT (2)
• Posisi merek atau bisnis ada di mata calon pelanggan. Positioning
adalah bagaimana membedakan barang dan jasa yang diproduksi
dalam pikiran calon pelanggan. Artinya, memposisikan produk
terdesebut dalam pikiran calon pelanggan.
• Masyarakat terlalu banyak berkomunikasi. Bahkan 30 tahun yang
lalu ada begitu banyak iklan sehingga harus benar-benar bekerja
untuk menembus kebisingan.
• Sulit untuk mengubah pikiran. Strategi terbaik sesuai dengan yang
dipikirkan orang dan direncanakan untuk menambah atau
memindahkan persepsi yang ada, tidak sepenuhnya mengubahnya.
Begitu pikiran dibuat, hampir tidak mungkin untuk berubah.
Pikiran hanya menerima apa yang cocok dengan pengetahuan atau
pengalaman sebelumnya.
• Membuat pesan sederhana. Pesan sederhana akan mudah diingat
dan dapat mengaitkannya kepada produk barang dan jasa yang
ditawarkan.
43. POSITIONING STATEMENT (3)
• Buat kategori yang bisa dimenangkan. Tentukan kategori secara
berbeda sehingga menjadi yang terbesar / terbaik / terpesona.
Lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil dan kemudian
memperluas kolam.
• Cari lubangnya. Kemudian mengisinya. Apa yang tidak dimiliki
pesaing dalam posisi mereka. Apa manfaat pelanggan yang tidak
ditangani atau dieksploitasi oleh pesaing?
• 80% pembelajaran berlangsung melalui mata. Kata-kata penting.
Terutama dalam bisnis jasa. Perlu memiliki frasa. Visualisasikan
kata-kata yang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengarahkan
ide-ide verbal ke dalam pikiran.
• Mengisolasi target yang sempit biasanya merupakan langkah
pertama dalam menemukan posisi yang efektif. Semakin sempit
dan semakin baik sasaran, semakin baik. Hal ini akan membantu
memperjelas posisi.
44. MINDSHARE – MARKETSHARE –HEARTSHARE
• Positioning juga umumnya dikenal sebagai pemasaran
mindshare. Tujuannya adalah untuk mengajukan klaim
terhadap asosiasi kognitif dalam benak konsumen,
menghubungkan merek dagang dengan klaim manfaat
sebagai "sederhana, konsisten, dan sesering mungkin.
• Dari mindshare ini maka kita mengharapkan seberapa besar
produk barang dan jasa yang dapat dijual (market share)
dibandingkan dengan pesaing.
• Penguasaan market share saja tidak cukup, tetapi pelanggan
harus tetap diikat dengan memberikan nilai tambah
sebanyak mungkin kepada pelangan dengan meningkatkan
kepuasan pelanggan, yang disebut dengan heart share