SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
KOMPRESI AUDIO/VIDEO
Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk
kompresi data yang bertujuan untuk mengecilkan
ukuran file audio/video
Metode:
• Lossy  format : Vorbis, MP3;
• Loseless format : FLAC; pengguna : audio
  engineer, audiophiles

Kompresi dilakukan pada saat pembuatan file
audio/video dan pada saat distribusi file
audio/video tersebut!
Kendala kompresi audio:
• Perkembangan sound recording yang cepat dan
  beraneka ragam
• Nilai dari audio sample berubah dengan cepat
• Lossless audio codec tidak mempunyai masalah
  dalam kualitas suara,
penggunaannya dapat difokuskan pada:
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Derajat kompresi
• Dukungan hardware dan software
Lossy audio codec penggunaannya difokuskan
pada:
• Kualitas audio
• Faktor kompresi
• Kecepatan kompresi dan dekompresi
• Inherent latency of algorithm (penting bagi
  real-time streaming)
• Dukungan hardware dan software
Metode Kompresi Audio
- Metode Transformasi
   Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discrete
   Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke
   dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20
   Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB.

- Metode Waktu
  Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu digunakan
  untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal
  data pada suara manusia, kemudian mengirimkannya ke
  pendengar. Jadi seperti layaknya komputer yang berbicara
  dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps
Teknik kompresi audio dengan format MPEG
           (Motion Picture Expert Group)

MPEG-1 menggunakan bandwidth 1,5 Mbits/sec
untuk audio dan video,
• dimana 1,2 Mbits/sec digunakan untuk video
  sedangkan 0,3 Mbits/sec digunakan untuk audio.
• Nilai 0,3 Mbits/sec ini lebih kecil dibandingkan
  dengan bandwidth yang dibutuhkan oleh CD
  Audio yang tidak terkompres sebesar 44100
  samples/sec x 16 bits/sample * 2 channel > 1,4
  Mbits/sec yang hanya terdiri dari suara saja.
• Untuk ratio kompresi 6:1 untuk 16 bit stereo
  dengan frekuensi 48kHz dan bitrate 256 kbps
  CBR akan menghasilkan ukuran file
  terkompresi kira-kira 12.763 KB, sedangkan
  ukuran file tidak terkompresinya adalah
  75.576 KB
• MPEG-1 audio mendukung frekuensi dari
  8kHz, 11kHz, 12kHz, 16kHz, 22kHz, 24 kHz, 32
  kHz, 44kHz, dan 48 kHz. Juga mampu bekerja
  pada mode mono (single audio channel), dual
  audio channel, stereo, dan joint-stereo
Algoritma MPEG Audio
• Menggunakan filter untuk membagi sinyal audio: misalnya
  pada 48 kHz, suara dibagi menjadi 32 subband frekuensi.
• Memberikan pembatas pada masing-masing frekuensi yang
  telah dibagi-bagi, jika tidak akan terjadi intermodulasi
  (tabrakan frekuensi)
• Jika sinyal suara terlalu rendah, maka tidak dilakukan
  encode pada sinyal suara tersebut
• Diberikan bit parity yang digunakan untuk mengecek
  apakah data tersebut rusak atau tidak (yang mungkin
  disebabkan oleh gangguan / noise), apabila rusak, maka bit
  tersebut akan digantikan bit yang jenisnya sama dengan bit
  terdekatnya.
Kompresi Audio MP3
• Asal-usul MP3 dimulai dari penelitian IIS-FHG
  (Institute Integriette Schaltungen-Fraunhofer
  Gesellschaft), sebuah lembaga penelitian
  terapan di Munich, Jerman dalam penelitian
  coding audio perceptual.
• Penelitian tersebut menghasilkan suatu
  algoritma yang menjadi standard sebagai ISO-
  MPEG Audio Layer-3 (MP3)
Format Header MP3
File MP3 terdiri atas 2 bagian data:
• Header : berfungsi sebagai tanda pengenal
   bagi file MP3 agar dapat dibaca oleh MP3
   player yang berukuran 4 byte. Beberapa
   karakteristik yang dibaca komputer adalah bit
   ID, bit layer, bit sampling frequency dan bit
   mode.
• Data audio : berisi data file mp3.
Teknik kompresi MP3
Beberapa karakteristik dari MP3 memanfaatkan
kelemahan pendengaran manusia.
1. Model psikoakustik
• Model psikoakustik adalah model yang
    menggambarkan karakteristik pendengaran manusia.
• Salah satu karakteristik pendengaran manusia adalah
  memiliki batas frekuensi 20 Hz s/d 20 kHz, dimana
  suara yang memiliki frekuensi yang berada di bawah
  ambang batas ini tidak dapat didengar oleh
  manusia, sehingga suara seperti itu tidak perlu
  dikodekan.
2. Auditory masking
Manusia tidak mampu mendengarkan suara pada frekuensi tertentu
dengan amplitudo tertentu jika pada frekuensi di dekatnya terdapat
suara dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.
3. Critical band
• Critical band merupakan daerah frekuensi
   tertentu dimana pendengaran manusia lebih
   peka pada frekuensi-frekuensi rendah, sehingga
   alokasi bit dan alokasi sub-band pada filter critical
   band lebih banyak dibandingkan frekuensi lebih
   tinggi.
4. Joint stereo
• Terkadang dual channel stereo mengirimkan
  informasi yang sama.
• Dengan menggunakan joint stereo, informasi
  yang sama ini cukup ditempatkan dalam salah
  satu channel saja dan ditambah dengan
  informasi tertentu. Dengan teknik ini bitrate
  dapat diperkecil.
encoder/decoder MP3
Beberapa persyaratan :
• Ukuran file terkompresi harus sekecil mungkin
• Kualitas suara file yang telah terkompresi
  haruslah sedekat mungkin dengan file asli
  yang belum dikompresi
• Tingkat kesulitan rendah, sehingga dapat
  direalisasikan dengan aplikasi yang mudah
  dibuat dan perangkat keras yang ‘sederhana’
  dengan konsumsi daya yang rendah
Filter Bank, adalah kumpulan filter         Perceptual Model, dapat
yang berfungsi memfilter masukan
pada frekuensi tertentu, sesuai             menggunakan filter bank
dengan critical band yang telah             terpisah atau penggabungan
didefinisikan. Filter yang dipakai          antara perhitungan nilai energi
adalah gabungan dari filter bank
poly phase dan Modified Discrete            dan filter bank utama. Keluaran
Cosine Transform (MDCT)                     model ini adalah nilai masking
                                            treshold. Apabila noise berada
Quantization/Coding, merupakan              dibawah masking treshold, maka
proses kuantisasi setelah sinyal
disampling. Proses ini dilakukan oleh
                                            hasil kompresi tidak akan dapat
power-law quantizer, yang memiliki          dibedakan dari sinyal aslinya.
sifat mengkodekan amplitudo besar
dengan ketepatan rendah, dan
dimasukkannya proses noise shaping.         Encoding Bitstream, merupakan tahap
Setelah itu nilai yang telah dikuantisasi   terakhir dimana bit-bit hasil
dikodekan menggunakan Huffman               pengkodean sampling sinyal disusun
Coding                                      menjadi sebuah bitstream
KOMPRESI VIDEO
- Video memiliki 3 dimensi:
• 2 dimensi spatial (horisontal dan vertikal),
• 1 dimensi waktu.
- Di dalam video terdapat 2 hal yang dapat
   dikompresi yaitu frame (still image) dan
   audionya.
- Data video memiliki:
• redundancy spatial (warna dalam still image)
• redundancy temporal (perubahan antar frame)
- Penghilangan redundancy spatial (spatial /
  intraframe compression) dilakukan dengan
  mengambil keuntungan dari fakt bahwa mata
  manusia tidak terlalu dapat membedakan warna
  dibandingkan dengan brightness, sehingga image
  dalam video bisa dikompresi (teknik ini sama
  dengan teknik kompresi lossy color reduction
  pada image)
- Penghilangan redundancy temporal (temporal /
   interframe compression) dilakukan dengan
   mengirimkan dan mengenkode frame yang
   berubah saja sedangkan data yang sama masih
   disimpan.
Beberapa Teknik Video Coding
• H.261 dan H.263
 Merupakan standar video coding yang dibuat oleh CCITT
  (Consultative Commitee for International Telephone and Telegraph)
  pada tahun 1988-1990
 Dirancang untuk video conferencing, aplikasi video telepon
  menggunakan jaringan telepon ISDN
 Kecepatan bitrate antara p x 64 Kbps. Dimana p adalah frame
 rate (antara 1 sampai 30)
 Susunan frame H.261 berurutan dimana tiap-tiap 3 buah frame (I)
  dibatasi dengan 1 buah inter-frame (P)
 Tipe frame gambar yang didukung adalah CCIR 601 CIF (352 x 288)
  dan QCIF (176 x 144) dengan chroma sub sampling 4:2:0
 Mempunyai 2 tipe frame yaitu: Intra-frame (I-frame) dan Interfame
  (P-frame)
 I-frame digunakan untuk mengakses banyak pixel
 P-frame digunakan sebagai “pseudo-differences“ dari frame yang sebelumnya ke
frame sesudahnya, dimana antar frame terhubung satu sama lain.
 Intra frame coding




Makroblok yang digunakan pada gambar asli adalah 16 x 16 pixel
perblok, dimana Y menggunakan 4 blok, U (Cr) menggunakan 1
blok, dan V (Cb) menggunakan 1 blok.
Gambar sebelumnya dijadikan gambar acuan yang akan dibuat
gambar hasilnya, dengan menggunakan RMSE untuk mencari
tingkat error yang paling kecil.
 o Control berfungsi untuk mengatur kecepatan bit rate, jika buffer pengirim
  penuh, maka bit rate akan dikurangi
 o Memory digunakan sebagai tempat penyimpanan blok gambar yang telah
  direkonstruksi untuk penciptaan gambar pada P-frame selanjutnya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

MODULASI DIGITAL
MODULASI DIGITALMODULASI DIGITAL
MODULASI DIGITALnurulfahmb
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digitalBeny Nugraha
 
Sistem transmisi data
Sistem transmisi dataSistem transmisi data
Sistem transmisi dataguestca3fd33
 
Teknik multiplex
Teknik multiplexTeknik multiplex
Teknik multiplexkolodit
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan iipurli
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2hasbiyah
 
Modul 4 - Komunikasi Data
Modul 4 - Komunikasi DataModul 4 - Komunikasi Data
Modul 4 - Komunikasi Datajagoanilmu
 
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)lathifaahanif
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6 - Switching
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6  - SwitchingDasar Telekomunikasi - Slide week 6  - Switching
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6 - SwitchingBeny Nugraha
 
video conference
video conferencevideo conference
video conferenceseto07
 
Komunikasi analog dan digital
Komunikasi analog dan digitalKomunikasi analog dan digital
Komunikasi analog dan digitalMuchlis Soleiman
 

Mais procurados (18)

MODULASI DIGITAL
MODULASI DIGITALMODULASI DIGITAL
MODULASI DIGITAL
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
 
Sistem transmisi data
Sistem transmisi dataSistem transmisi data
Sistem transmisi data
 
Teknik multiplex
Teknik multiplexTeknik multiplex
Teknik multiplex
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Sistem Komunikasi Digital
Sistem Komunikasi DigitalSistem Komunikasi Digital
Sistem Komunikasi Digital
 
Makalah jarkom 2
Makalah jarkom 2Makalah jarkom 2
Makalah jarkom 2
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 
Pert. 2
Pert. 2Pert. 2
Pert. 2
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Modul 4 - Komunikasi Data
Modul 4 - Komunikasi DataModul 4 - Komunikasi Data
Modul 4 - Komunikasi Data
 
12. komunikasi data
12. komunikasi data12. komunikasi data
12. komunikasi data
 
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)
TIK BAB 6 KELAS 9 (AKSES INTERNET)
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6 - Switching
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6  - SwitchingDasar Telekomunikasi - Slide week 6  - Switching
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6 - Switching
 
Tik bab 6
Tik bab 6Tik bab 6
Tik bab 6
 
video conference
video conferencevideo conference
video conference
 
Komunikasi analog dan digital
Komunikasi analog dan digitalKomunikasi analog dan digital
Komunikasi analog dan digital
 

Semelhante a Kompresi av

Semelhante a Kompresi av (20)

Modul 8 kompresi audio video
Modul 8 kompresi audio videoModul 8 kompresi audio video
Modul 8 kompresi audio video
 
kompresi audio .docx
kompresi audio .docxkompresi audio .docx
kompresi audio .docx
 
Chapter 9 audio
Chapter 9 audioChapter 9 audio
Chapter 9 audio
 
Tugas representasi audio dan video
Tugas representasi audio dan videoTugas representasi audio dan video
Tugas representasi audio dan video
 
Chapter-audio-dan-suara
Chapter-audio-dan-suaraChapter-audio-dan-suara
Chapter-audio-dan-suara
 
Representasi audio dan video
Representasi audio dan videoRepresentasi audio dan video
Representasi audio dan video
 
Multimedia3
Multimedia3Multimedia3
Multimedia3
 
Audio video 1
Audio video 1Audio video 1
Audio video 1
 
suara dan audio
suara dan audiosuara dan audio
suara dan audio
 
multimedia Part 2
multimedia Part 2multimedia Part 2
multimedia Part 2
 
Video dalam multimedia
Video dalam multimediaVideo dalam multimedia
Video dalam multimedia
 
Modul 6 kompresi data dan teks
Modul 6 kompresi data dan teksModul 6 kompresi data dan teks
Modul 6 kompresi data dan teks
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
 
3 Dc173 B7d01
3 Dc173 B7d013 Dc173 B7d01
3 Dc173 B7d01
 
04. video
04. video04. video
04. video
 
6.suara
6.suara6.suara
6.suara
 
11719341
1171934111719341
11719341
 
Pertemuan 5 Database Multimedia
Pertemuan 5 Database MultimediaPertemuan 5 Database Multimedia
Pertemuan 5 Database Multimedia
 
Tugas dsm kelompok11
Tugas dsm kelompok11Tugas dsm kelompok11
Tugas dsm kelompok11
 
Pertemuan 6 Database Multimedia
Pertemuan 6 Database MultimediaPertemuan 6 Database Multimedia
Pertemuan 6 Database Multimedia
 

Último

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 

Último (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Kompresi av

  • 2. Kompresi audio/video adalah salah satu bentuk kompresi data yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran file audio/video Metode: • Lossy  format : Vorbis, MP3; • Loseless format : FLAC; pengguna : audio engineer, audiophiles Kompresi dilakukan pada saat pembuatan file audio/video dan pada saat distribusi file audio/video tersebut!
  • 3. Kendala kompresi audio: • Perkembangan sound recording yang cepat dan beraneka ragam • Nilai dari audio sample berubah dengan cepat • Lossless audio codec tidak mempunyai masalah dalam kualitas suara, penggunaannya dapat difokuskan pada: • Kecepatan kompresi dan dekompresi • Derajat kompresi • Dukungan hardware dan software
  • 4. Lossy audio codec penggunaannya difokuskan pada: • Kualitas audio • Faktor kompresi • Kecepatan kompresi dan dekompresi • Inherent latency of algorithm (penting bagi real-time streaming) • Dukungan hardware dan software
  • 5. Metode Kompresi Audio - Metode Transformasi Menggunakan algoritma seperti MDCT (Modified Discrete Cosine Transform) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke dalam sinyal digital agar tetap dapat didengar oleh manusia (20 Hz s/d 20kHz) , yaitu menjadi frekuensi 2 s/d 4kHz dan 96 dB. - Metode Waktu Menggunakan LPC (Linier Predictive Coding) yaitu digunakan untuk speech (pidato), dimana LPC akan menyesuaikan sinyal data pada suara manusia, kemudian mengirimkannya ke pendengar. Jadi seperti layaknya komputer yang berbicara dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4 kbps
  • 6. Teknik kompresi audio dengan format MPEG (Motion Picture Expert Group) MPEG-1 menggunakan bandwidth 1,5 Mbits/sec untuk audio dan video, • dimana 1,2 Mbits/sec digunakan untuk video sedangkan 0,3 Mbits/sec digunakan untuk audio. • Nilai 0,3 Mbits/sec ini lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth yang dibutuhkan oleh CD Audio yang tidak terkompres sebesar 44100 samples/sec x 16 bits/sample * 2 channel > 1,4 Mbits/sec yang hanya terdiri dari suara saja.
  • 7. • Untuk ratio kompresi 6:1 untuk 16 bit stereo dengan frekuensi 48kHz dan bitrate 256 kbps CBR akan menghasilkan ukuran file terkompresi kira-kira 12.763 KB, sedangkan ukuran file tidak terkompresinya adalah 75.576 KB
  • 8. • MPEG-1 audio mendukung frekuensi dari 8kHz, 11kHz, 12kHz, 16kHz, 22kHz, 24 kHz, 32 kHz, 44kHz, dan 48 kHz. Juga mampu bekerja pada mode mono (single audio channel), dual audio channel, stereo, dan joint-stereo
  • 10. • Menggunakan filter untuk membagi sinyal audio: misalnya pada 48 kHz, suara dibagi menjadi 32 subband frekuensi. • Memberikan pembatas pada masing-masing frekuensi yang telah dibagi-bagi, jika tidak akan terjadi intermodulasi (tabrakan frekuensi) • Jika sinyal suara terlalu rendah, maka tidak dilakukan encode pada sinyal suara tersebut • Diberikan bit parity yang digunakan untuk mengecek apakah data tersebut rusak atau tidak (yang mungkin disebabkan oleh gangguan / noise), apabila rusak, maka bit tersebut akan digantikan bit yang jenisnya sama dengan bit terdekatnya.
  • 11. Kompresi Audio MP3 • Asal-usul MP3 dimulai dari penelitian IIS-FHG (Institute Integriette Schaltungen-Fraunhofer Gesellschaft), sebuah lembaga penelitian terapan di Munich, Jerman dalam penelitian coding audio perceptual. • Penelitian tersebut menghasilkan suatu algoritma yang menjadi standard sebagai ISO- MPEG Audio Layer-3 (MP3)
  • 12.
  • 13. Format Header MP3 File MP3 terdiri atas 2 bagian data: • Header : berfungsi sebagai tanda pengenal bagi file MP3 agar dapat dibaca oleh MP3 player yang berukuran 4 byte. Beberapa karakteristik yang dibaca komputer adalah bit ID, bit layer, bit sampling frequency dan bit mode. • Data audio : berisi data file mp3.
  • 14.
  • 15. Teknik kompresi MP3 Beberapa karakteristik dari MP3 memanfaatkan kelemahan pendengaran manusia. 1. Model psikoakustik • Model psikoakustik adalah model yang menggambarkan karakteristik pendengaran manusia. • Salah satu karakteristik pendengaran manusia adalah memiliki batas frekuensi 20 Hz s/d 20 kHz, dimana suara yang memiliki frekuensi yang berada di bawah ambang batas ini tidak dapat didengar oleh manusia, sehingga suara seperti itu tidak perlu dikodekan.
  • 16. 2. Auditory masking Manusia tidak mampu mendengarkan suara pada frekuensi tertentu dengan amplitudo tertentu jika pada frekuensi di dekatnya terdapat suara dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.
  • 17. 3. Critical band • Critical band merupakan daerah frekuensi tertentu dimana pendengaran manusia lebih peka pada frekuensi-frekuensi rendah, sehingga alokasi bit dan alokasi sub-band pada filter critical band lebih banyak dibandingkan frekuensi lebih tinggi.
  • 18. 4. Joint stereo • Terkadang dual channel stereo mengirimkan informasi yang sama. • Dengan menggunakan joint stereo, informasi yang sama ini cukup ditempatkan dalam salah satu channel saja dan ditambah dengan informasi tertentu. Dengan teknik ini bitrate dapat diperkecil.
  • 19. encoder/decoder MP3 Beberapa persyaratan : • Ukuran file terkompresi harus sekecil mungkin • Kualitas suara file yang telah terkompresi haruslah sedekat mungkin dengan file asli yang belum dikompresi • Tingkat kesulitan rendah, sehingga dapat direalisasikan dengan aplikasi yang mudah dibuat dan perangkat keras yang ‘sederhana’ dengan konsumsi daya yang rendah
  • 20.
  • 21. Filter Bank, adalah kumpulan filter Perceptual Model, dapat yang berfungsi memfilter masukan pada frekuensi tertentu, sesuai menggunakan filter bank dengan critical band yang telah terpisah atau penggabungan didefinisikan. Filter yang dipakai antara perhitungan nilai energi adalah gabungan dari filter bank poly phase dan Modified Discrete dan filter bank utama. Keluaran Cosine Transform (MDCT) model ini adalah nilai masking treshold. Apabila noise berada Quantization/Coding, merupakan dibawah masking treshold, maka proses kuantisasi setelah sinyal disampling. Proses ini dilakukan oleh hasil kompresi tidak akan dapat power-law quantizer, yang memiliki dibedakan dari sinyal aslinya. sifat mengkodekan amplitudo besar dengan ketepatan rendah, dan dimasukkannya proses noise shaping. Encoding Bitstream, merupakan tahap Setelah itu nilai yang telah dikuantisasi terakhir dimana bit-bit hasil dikodekan menggunakan Huffman pengkodean sampling sinyal disusun Coding menjadi sebuah bitstream
  • 22. KOMPRESI VIDEO - Video memiliki 3 dimensi: • 2 dimensi spatial (horisontal dan vertikal), • 1 dimensi waktu. - Di dalam video terdapat 2 hal yang dapat dikompresi yaitu frame (still image) dan audionya. - Data video memiliki: • redundancy spatial (warna dalam still image) • redundancy temporal (perubahan antar frame)
  • 23. - Penghilangan redundancy spatial (spatial / intraframe compression) dilakukan dengan mengambil keuntungan dari fakt bahwa mata manusia tidak terlalu dapat membedakan warna dibandingkan dengan brightness, sehingga image dalam video bisa dikompresi (teknik ini sama dengan teknik kompresi lossy color reduction pada image) - Penghilangan redundancy temporal (temporal / interframe compression) dilakukan dengan mengirimkan dan mengenkode frame yang berubah saja sedangkan data yang sama masih disimpan.
  • 24. Beberapa Teknik Video Coding • H.261 dan H.263  Merupakan standar video coding yang dibuat oleh CCITT (Consultative Commitee for International Telephone and Telegraph) pada tahun 1988-1990  Dirancang untuk video conferencing, aplikasi video telepon menggunakan jaringan telepon ISDN  Kecepatan bitrate antara p x 64 Kbps. Dimana p adalah frame  rate (antara 1 sampai 30)  Susunan frame H.261 berurutan dimana tiap-tiap 3 buah frame (I) dibatasi dengan 1 buah inter-frame (P)  Tipe frame gambar yang didukung adalah CCIR 601 CIF (352 x 288) dan QCIF (176 x 144) dengan chroma sub sampling 4:2:0  Mempunyai 2 tipe frame yaitu: Intra-frame (I-frame) dan Interfame (P-frame)
  • 25.  I-frame digunakan untuk mengakses banyak pixel  P-frame digunakan sebagai “pseudo-differences“ dari frame yang sebelumnya ke frame sesudahnya, dimana antar frame terhubung satu sama lain.
  • 26.  Intra frame coding Makroblok yang digunakan pada gambar asli adalah 16 x 16 pixel perblok, dimana Y menggunakan 4 blok, U (Cr) menggunakan 1 blok, dan V (Cb) menggunakan 1 blok.
  • 27. Gambar sebelumnya dijadikan gambar acuan yang akan dibuat gambar hasilnya, dengan menggunakan RMSE untuk mencari tingkat error yang paling kecil.
  • 28.
  • 29.  o Control berfungsi untuk mengatur kecepatan bit rate, jika buffer pengirim penuh, maka bit rate akan dikurangi  o Memory digunakan sebagai tempat penyimpanan blok gambar yang telah direkonstruksi untuk penciptaan gambar pada P-frame selanjutnya.