RUMUSAN SEMENTARA
SINKRONISASI MATERI HASIL LITKAJI DAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Palembang, 24 Juli 2018
Sinkronisasi Materi Hasil Litkaji dan Programa Penyuluhan Pertanian Provinsi Sumatera Selatan
diselenggarakan di Palembang pada tanggal 24 Juli 2018. Peserta pertemuan sinkronisasi
materi hasil litkaji dan programa penyuluhan berjumlah 150 orang, terdiri dari: Penyuluh
Pertanian Provinsi Sumsel, Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan Sumsel, Dinas dan instansi
lingkup pertanian Tingkat Provinsi Sumsel, Balai Karantina Pertanian, Ketua KTNA Provinsi
Sumsel, BMKG Stasiun Kenten, Komisi Penyuluhan Provinsi Sumsel, ketua Jurusan/Program
Study Fakultas Pertanian UNSRI, Dosen Fakultas Pertanian Unsri dan Perguruan Tinggi Swasta
di Sumsel serta pengurus Peragi Pusat dan Komda Sumsel.
Pelaksanaan kegiatan Sinkronisasi Materi Hasil Litkaji dan Programa Penyuluhan Pertanian
merupakan salah satu upaya untuk percepatan diseminasi dan hilirisasi inovasi teknologi
pertanian hasil kajian Balitbangtan kepada stakeholders.
Tujuan Sinkronisasi ini adalah: 1). Menyelaraskan program pembangunan pertanian dinas
teknis dengan substansi programa penyuluhan pertanian tingkat provinsi dan issue-issue
strategis pengembangan inovasi hasil litkaji, 2). Memberi acuan penerapan inovasi melalui
berbagai media dan metoda, yang mudah diadopsi oleh pengguna (pelaku utama, pelaku usaha
dan stakeholder), 3). Menyusun matriks programa penyuluhan di tingkat provinsi.
Setelah memperhatikan arahan dan paparan dari para narasumber serta diskusi yang
berkembang, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
Produksi dan ketersediaan pangan tidak mencukupi kebutuhan penduduk sehingga perlu
pemanfaatan potensi sumberdaya alam berbasis sumberdaya lokal yang arif dan bijak
lingkungan. Untuk itu inovasi teknologi yang dihasilkan harus senantiasa berkembang. Inovasi
teknologi sudah banyak dihasilkan, namun perlu upaya penderasan dalam diseminasinya agar
dimanfaatkan secara luas.
Hasil litkaji tidak selalu diacu lembaga pendidikan dan pelatihan maupun lembaga penyuluhan.
Belum sinkron tata hubungan kerja antar kelembagaan teknis, penelitian dan pengembangan
serta penyuluhan pertanian, turut mempengaruhinya. Ego sektoral/subsektoral masih sangat
kuat. Oleh karena itu sinergisitas dan koordinasi antar lembaga dalam upaya pencapaian
tujuan program masih perlu ditingkatkan keterpaduannya.
Aplikasi inovasi teknologi bisa terjadi bila ada keterkaitan antara penelitian dan penyuluhan
(Research extension linkage). Penyuluh terlibat dalam kegiatan pengkajian dan peneliti
mengawal diseminasinya. Peneliti menghasilkan, mengadaptasikan, mengembangkan, dan
memodifikasi teknologi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna dan penyuluh menyiapkan
materi penyuluhan. Hasil Litkaji diterapkan dan berdampak luas hanya jika teknologi yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan petani, membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi dan hasilnya dapat cepat didiseminasikan dan diaplikasikan.
Dalam implementasi kegiatannya maka litkaji spesifik lokasi di BPTP merupakan bagian dan
mendukung kegiatan strategis Balitbangtan. Kegiatan Balitbangtan merupakan bagian dan
mendukung kegiatan strategis Kementan. Bahkan kegiatan litkaji spesifik lokasi haruslah juga
mengacu pada beberapa prioritas pembangunan daerah Sumsel seperti Pembangunan Manusia
Berkualitas, Pengurangan kesenjangan Wilayah, dan Peningkatan nilai tambah ekonomi
berbasis Green Growth.
Programa penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan yaitu desa, kecamatan, kabupaten dan
provinsi disusun setiap tahun dengan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya.
Substansinya meliputi aspek kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, prasarana sarana
dan pembiayaan penyuluhan pertanian.
Beberapa Hasil litkaji BPTP Sumsel dalam lima tahun terakhir (2013-2017) yang berpotensi
untuk dijadikan materi dalam programa pembangunan pertanian adalah: Teknologi
Penangkaran Benih (padi, kentang, bawang merah), Teknologi Perbaikan Produktivitas (itik,
ayam), Teknologi Pembuatan Produk Olahan Pangan, Teknologi Penyusunan Peta Wilayah
Komoditas, Teknologi Pengembangan Jagung dan Kedelai di Lahan Kering Masam, Teknologi
Pengelolaan Sawah Bukaan Baru, Teknologi Adaptasi Varietas Unggul Baru Padi Toleran
Kekeringan dan Rendaman di Lahan Lebak, Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Genetik,
Teknologi Pasca Panen Padi dengan Box Dryer berbahan Bakar Sekam, Peningkatan Kualitas
Lahan Suboptimal dengan Pemberian Bahan Pembenah Tanah, Pengendalian Penyakit Kresek
Padi Melalui Pemanfaatan Bio-Agent Mendukung Budidaya Ramah Lingkungan, Teknologi
Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak, Pengelolaan Tata Air dan Perbaikan
Budidaya Padi di Lahan Lebak, berbagai Pola Tanam Tanaman Pangan untuk Peningkatan IP di
Lahan Tadah Hujan dan Pasang Surut.
Beberapa program Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2019 di antaranya: Budidaya padi, jagung, kedelai, ubi kayu; sarana pasca
panen tanaman pangan dan pengolahan pupuk organik; perbanyakan dan sertifikasi benih;
Penguatan Agro Ekosistem Pajale; Penguatan Perlindungan Dampak Perubahan Iklim;
Penguatan Perlindungan Hama Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai; Pengembangan kawasan
cabe, bawang merah dan bawang putih; Optimalisasi lahan sub optimal, Pembangunan dan
pengembangan sarana pengairan, Fasilitasi penyediaan Alsintan, Asuransi pertanian,
Peningkatan Kinerja Penyuluh; Sekolah Lapangan mendukung Komoditas Strategis Pertanian;
Penyuluhan berbasis Teknologi Informasi Komunikasi; dan Penguatan Balai Penyuluhan
Pertanian.
Program yang akan dilakukan Disbun Provinsi Sumsel diantaranya: intensifikasi tanaman
tembakau, peremajaan dan pengembangan tanaman karet dan kopi, pengembangan tanaman
tebu, pengendalian penyakit tanaman karet, pasca panen karet dan kopi.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel akan melakukan Program
Peningkatan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan, Peningkatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan, Pencegahan Penanggulangan Penyakit
Ternak, Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.
Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di perdesaan seperti pembangunan sarana
pengairan, jalan usahatani, fasilitas pergudangan, penyediaan peralatan pra panen dan pasca
panen, saat ini pemerintah sudah menyediakan dana desa yang penggunaannya dapat
diputuskan melalui musyawarah desa. Penggunaannya wajib dipublikasikan oleh pemerintah
desa kepada masyarakatnya di ruang publik seta dipertanggung jawabkan.
Koordinasi merupakan kata kunci dalam mengimplementasikan berbagai program
pembangunan Pertanian. Terkait dengan hal tersebut, dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan kedepan, tetap diperlukan upaya meningkatkan komunikasi dan
sinergisme antara peneliti, penyuluh, aparat dinas dan pihak–pihak terkait lainnya.
Palembang, 24 Juli 2018
Tim Perumus:
1. Ir. Harnisah (Ketua)
2. Ir. Yanter Hutapea, M.Si (Anggota)
3. Ir. Tryandar Arief, M.Si (Anggota)
4. Dr. Ir. Yustisia, M.Si (Anggota)
5. Ir. NP. Sri Ratmini, M.Sc (Anggota)
6. Tumarlan Thamrin, SP, MP. (Anggota)
7. Budi Raharjo, S.TP,M.Si (Anggota)
8. Ir. Dedeh Hadiyanti, M,Si (Anggota)