2. APA ITU FILSAFAT?
A. Secara Etimologis
Berasal dari kata Yunani Philosophia
(Philia, Philos: yang berarti teman, cinta,
mencintai
dan
Sophos,
sophia:
kebijaksanaan,
kebenaran
atau
pengetahuan. Jadi philosophia artinya
cinta akan kebijaksanaan. Maka, seorang
filsuf adalah orang yg selalu mencintai
kebijaksanaan. Filsuf juga berarti pencari
kebenaran, kebijaksanaan.
3. Filsafat….
Dengan demikian seorang filsuf
sudah berdiri lebih dekat dengan
kebijaksanaan ketimbang seorang
yang bukan filsfuf. Perjuangan
menuju kebijaksanaan merupakan
awal dari filsafat.
4. Apa itu Filsafat (cont….)
Kata philosophia digunakan pertama
kali oleh Pythagoras ketika ditanya
apakah dia adalah seorang yang
bijaksana. Pythagoras dengan rendah
hati menjawab bahwa dia adalah
pencinta kebijaksanaan (lover of
wisdom). Karena kebijaksanaan tidak
mungkin terdapat pada manusia
melainkan hanya dalam Allah.
5. Filsafat…
Manusia harus menyadari dirinya
sebagai seorang filsuf. Sokrates
menegaskan bahwa seorang filsuf
adalah
seorang
yang
sungguh
menyadari dirinya sebagai yang tidak
tahu apa-apa, dan justru di sinilah
terletak kebijaksanaan.
6. Apa itu Filsafat (cont….)
Pada sisi lain, Plato mengatakan bahwa
yang berfilsafat itu bukannya orang yang
sudah menjadi sophos (bijaksana) dan
bukan pula orang yang tidak tahu apa-apa,
melainkan orang yang berdiri di tengahtengah antara yang sudah tahu banyak
dengan yang tidak tahu apa-apa. Seorang
filsuf tidak saja menjadi orang terpelajar
(terdidik) melainkan juga adalah orang
bijaksana.
7. Apa itu Filsafat (cont….)
Dalam perkembangannya, kata filsafat
mengandung arti yg lebih luas daripada
kebijaksanaan yakni:
(1) Kerajinan
(2) Kebenaran pertama
(3) Pengetahuan yang luas
(4) Kebajikan intelektual
(5) Pertimbangan yang sehat
(6) Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal
yang
praktis
8. Dengan kata lain, seseorang disebut
bijaksana bila dia memiliki pengetahuan
dan pengalaman, mampu menyatukan
segala sesuatu dengan dunia dan
manusia, terbuka, jujur, pandai berdialog
dengan
dunia
dan
manusia,
mendengarkan
orang
lain,
pandai
menguasai
diri
dalam
pelbagai
kecenderungan,
memiliki
kebebasan
batiniah, berpikir cermat, kritis, dan kreatif,
pandai menyatukan pengetahuan teoretis
dengan kehidupan praktis
9. B. Filsafat Sebagai Suatu Sikap
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dari
alam semesta. Ketika seseorang mendapatkan
problem maka kepadanya ditanyakan bagaimana
anda menanggapi keadaan seperti itu?. Jawaban
atas pertanyaan itu butuh jawaban secara filosofis.
Tanggapan atas pertanyaan itu menumbuhkan sikap
ketenangan, keseimbangan pribadi, mengendalikan
diri dan tidak emosional. Sikap dewasa dalam
konteks filsafat adalah menyelidiki secara kritis,
terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatu
problem dari semua sudut pandangan. (Bagaimana
anda kaitkan dengan aktivitas komunikasi?)
10. C. Filsafat sbg Suatu Metode
Artinya sebagai cara berpikir secara reflektif
(mendalam),penyelidikan yg menggunakan
alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti.
Filsafat berusaha memikirkan seluruh
pengalaman manusia secara mendalam dan
jelas. Metode berpikir semacam ini bersifat
inclusive (mencakup secara luas) dan
synoptic (secara garis besar) dan berbeda
dengan metode pemikiran yg dianut oleh
ilmu-ilmu khusus.
11. D. Filsafat sbg Kelompok Persoalan
Banyak persoalan abadi (perenial problems) yg
dihadapi manusia dan para filsuf berusaha
memikirkan dan menjawabnya. Misalnya
mengenai ide-ide bawaan telah dijawab oleh
John Locke pada abad ke 17. Pertanyaan
filosofis dan non filosofis berbeda.
Filosofis: apa itu kebenaran? Apa perbedaan
antara benar dan salah? Mengapa manusia
ada di dunia? Apa makna kehidupan manusia
di dunia? Apakah segala yg ada di dunia terjadi
secara kebetulan ataukah merupakan sebuah
peristiwa yang sudah pasti? Apakah manusia
mempunyai
kehendak
bebas
untuk
menentukan nasibnya sendiri ataukah sudah
ditentukan oleh Tuhan?
12. Non filosofis: Berapa IP anda semester
lalu? Siapa nama Anda? Berapa besar gaji
Anda sebulan? Anda tinggal di mana?
Siang ini kamu mau makan apa?
Pertanyaan non filosofis bila dilanjutkan
maka akan berujung menjadi persoalan
filosofis. Sebab memaksa manusia untuk
berpikir lebih lanjut dan lebih mendalam.
13. E.Filsafat sbg Sekelompok Teori dan Sistem Pemikiran
Sejarah Filsafat ditandai dengan pemunculan teoriteori adat sistem-sistem pemikiranyang terlekat pada
nama-nama filsuf besar i.e. Socrates, Plato,
Aristoteles, Thomas Aquinas, Hegel, Karl Marx, dll.
Teori atau sistem pemikiran itu dimunculkan oleh
masing-masing filsuf untuk menjawab masalah yang
seperti telah dikemukakan pada topik D.
F. Filsafat sbg Analisis Logis ttg Bahasa dan
Penjelasan Makna Istilah.
Banyak filsuf memakai metode analisis untuk
menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian
bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis
tentang arti bahasa merupakan tugas pokok filsafat
dan tugas analisis konsep sebagai satu-satunya
fungsi filsafat.
14. G.Filsafat merupakan Usaha untuk Memperoleh
Pandangan yg Menyeluruh
Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan2
dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia
menjadi suatu pandangan dunia yg konsisten.
Tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil2
pengalaman manusia dalam bidang keagamaan,
etika, dan ilmu pengetahuan kemudian hasil2
tersebut direnungkan secara menyeluruh. Dengan
cara ini diharapkan dapat diperoleh beberapa
kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam
semesta, kedudukan manusia di tengah alam
semesta serta pandangan2 ke depan.
15. Hubungan Ilmu dengan
Filsafat
Filsafat disebut sbg “ibu” dari ilmu
pengetahuan (mater scientiarium) karena ilmu
yg pertama kali muncul adalah filsafat dan
ilmu2 khusus menjadi bagian dari filsafat.
Tugas
filfasat
adalah
mengantisipasi
spesialisasi
dan
merumuskan
suatu
pandangan hidup yg didasarkan atas
pengalaman manusia yang luas. Oleh karena
itu filsafat merupakan salah satu bagian dari
proses pendidikan secara alami dari makhluk
yg
berpikir,
termasuk
dalam
proses
komunikasi antara manusia.
16. Terdapat hubungan timbal balik antara ilmu dan
filsafat. Banyak masalah filsafat yg memerlukan
landasan
pada
pengetahuan
ilmiah
apabila
pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan
keliru.
Interaksi antara filsafat dan ilmu2 khusus juga
menyangkut suatu tujuan yg lebih jauh dari filsafat.
Filsafat berusaha untuk mengatur hasil2 dari berbagai
ilmu khusus ke dalam suatu pandangan hidup dan
pandangan dunia yg tersatupadukan, komprehensif
dan konsisten. Jadi, tidak ada satu ilmu pun yg berdiri
sendiri di luar jangkauan filsafat, apalagi ilmu
komunikasi.
17. Persoalan Filsafat
Bersifat
sangat
umum:
tidak
bersangkutan dengan obyek2 khusus.
Atau berkaitan dgn ide-ide besar.
Tidak menyangkut fakta: bersifat
spekulatif.Persoalan
yg
dihadapi
melampaui batas2 pengetahuan ilmiah.
Bersangkutan dgn nilai-nilai (values)
artinya persoalan2 filosofis bertalian
dgn penilaian baik nilai moral, estetika,
agama dan sosial.
18. Persoalan Filsafat
Bersifat kritis: merupakan analisis secara
kritis terhadap konsep2 dan arti2 yg
biasanya diterima dengan begitu saja oleh
suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara
kritis.
Bersifat sinoptik: mencakup struktur
kenyataan secara keseluruhan.
Bersifat implikatif: kalau suatu persoalan
filosofis sudah terjawab maka dari
jawaban tersebut akan memunculkan
persoalan baru yang saling berhubungan.
19. Ciri Berpikir Filosofis
Berpikir secara radikal (Yun: radix=akar:
artinya berpikir sampai ke akar2nya,
sampai ke hakikat, essensi/ substansi yg
dihadapi.
Berpikir secara universal: berpikir ttg
hal2 serta proses2 yg bersifat umum
karena filsafat berkaitan dgn pengalaman
umum dr umat manusia (common
experience of mankind).Karena itu ciri
pemikiran kita harus universal bukan
parsial atau bagian-bagian.
20. Ciri Berpikir filosofis
Berpikir secara koheren dan runtut atau
konsisten: berarti sesuai dengan
kaidah-kaidah berpikir. Runtut atau
konsisten berarti tidak mengandung
pertentangan atua kontradiksi.
Berpikir secara sistematis: artinya
semua pandangan yang dianalisis harus
selalu berhubungan secara teratur
dengan maksud tertentu.
21. Ciri Berpikir Filosofis
(cont…)
Berpikir komprehensif yang berarti: menyeluruh
untuk menjelaskan alam semesta secara
keseluruhan.
Berpikir secara bebas: bebas dr prasangka sosial,
historis, kultural atau religus. Contoh: Socrates
lebih memilih minum racun hingga maut ketimbang
mengorbankan kebebasannya untuk berpikir
menurut keyakinannya.
Berpikir secara bertanggung jawab: seseorang
yang berfilsatat adalah orang yang berpikir sambil
bertanggung jawab atas hasil pemikirannya.
Pertanggungjawaban pertama adalah kepada hati
nurani.
22. Cabang-cabang Filsafat
Ada
tiga jenis persoalan utama filsafat yakni:
persoalan keberadaan (being), pengetahuan
(knowledge) dan nilai-nilai (values). Bicara
tentang nilai berarti menyangkut nilai
kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai
keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku
berkaitan dengan cabang filsafat etika.
Berikut adalah cabang filsafat:
1. Metafisika: mengenai sesuatu yg ada di balik
atau di belakang benda2 fisik.Melalui studi
metafisika kita diajak untuk membuak diri
kepada realitas yang jauh lebih luas darpi
pada dunia sempit yang melingkupi kita .
23. Cabang filsafat
Epistemologi atau filsafat pengetahuan:
merupakan
cabang
metafisika
yang
membuat studi tentang pengetahuan dan
pelbagai permasalahan dalam pengetahuan
itu sendiri. Teori pengetahuan ini berdiskusi
banyak tentang permasalahan dalam
pengetahuan seperti apa itu pengetahuan,
bagaimana terjadinya proses pengetahuan,
kebenaran dan kepalsuan, evidensi dan
kepastian, dan lain-lain.
24. Cabang Filsafat
3. Logika: berkaitan dgn kegiatan berpikir untuk
berpikir lurus dan teratur tanpa kesalahan.
Logika sering disebut sebagai ilmu menalar atau
seni berpikir tepat dan benar. Melalui logika kita
belajar bagaimana kita harus mengungkapkan
pikiran kita secara jelas, tepat, singkat, runtut
dan teratur.
4. Estetika: berkaitan dgn keindahan dan kejelekan.
Baik estetika maupun etika berkaitan dengan
nilai-nilai.
5. Etika: atau filsafat moral. Etika ini akan dibahas
secara khusus pada pembahasan berikut.