Agama memiliki berbagai fungsi penting bagi individu dan masyarakat. Secara individu, agama berfungsi sebagai pedoman hidup, namun secara kolektif agama berperan dalam pendidikan, penyelamatan, kontrol sosial, persaudaraan, dan transformasi masyarakat. Prof. Dr. Jalaluddin menjelaskan delapan fungsi agama antara lain edukatif, penyelamatan, perdamaian, kontrol sosial, solidaritas, pembaharuan, k
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
1. Fungsi Agama dan Kepercayaan Bagi Individu
Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat lepas dari tantangan-tantangan
yang dihadapi manusia dan masyarakatnya. untuk mengatasi itu semua, manusia lari
kepada agama, karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama
memiliki kesnggupan yang definitive dalam menolong manusia. Dengan kata lain, manusia
memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama. Dibawah ini akan dikaji fungsi manakah
yang diberikan agama kepada manusia (Hendropuspito, O.C, 2006. 38-56)
1. Fungsi edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada gama yang mencakup tugas
mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi), agama dianggap sanggaup
memberikan pengajaran, bahkanb dalam hal-hal yang sacral dan tidak dapat disalahkan.
Agama menyampaikan ajarannya dengan perantara petugas-petugasnya baik di dalam
upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi), pendalaman rohani, dll.
Maupun diluar perayaan. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris
seperti: syaman, dukun. Kyai, pedanda, pendeta, imam, dan nabi. Mengenai yang disebut
nabi ini dipercayai bahwa penunjukkannya dilakukan oleh tuhan sendiri. Kebenaran ajaran
mereka yang harus diterima dan yang tk dapat keliru, , didasarkan atas kepercayaan
peganut-penganutnya, bahwa mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang gaib”
dan “yang sacral” dan mendapat ilham khusus dari Nya.
2. Fungsi penyelamatan
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat
dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dlam hidup ini
maupun kehidupan sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi (yang tumbuh
dari naluri manusia sendiri) itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja. Jaminan untuk
itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan
memeberikan jaminan dangan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagian yang
“terkahir”. Yang pencapaian nya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena
2. kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia (breaking points). Orang
berpendapat bahwa hanya manusia agama (homo religious) dapat mencapai titik itu, entah
itu masyarakat yang hidup dalam masyarakat primitive maupun masyarakat modern.
3. Fungsi pengawasan sosial (social control)
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan
kelompok sosial khususnya dalam masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahpisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan
hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu sendiri.
Disadari pula (terkecuali kaum anarkkis) bahwa penyelewengan terhadap norma-norma
susial dan peraturan yang berlaku mendatangkan dampak bagi kehidupan manusia. Di
sinilah agama berfungsi sebagai pengawasan terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Karena di dalam agama terdapat aturan-aturan yang mengatur kehidupan individu dalam
masyarakat. Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi
kehidupan moral warga masyarakat.
4. Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia
yang didirikan atas unsur kesamaan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism,
komunisme, dan sosialisme.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa
bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena
dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja
melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam
dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama
3. 5. Fungsi transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan bahwa dengan adanya agama dapat mengubah bentuk
kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang
lebih bermanfaat.
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh
fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup.
Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang
diuraikan di bawah:
Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya
memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di
dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah.
Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah
s.w.t dan setiap manusia harus menaati Allah s.w.t.
Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang
tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.
Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya.
Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk
menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
4. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena
sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan
tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
Memainkan fungsi peranan sosial
Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama
sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.
Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial (ahza wildan. 2007)
5. Fungsi Agama dan Kepercayaan Secara Umum
Agama merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap manusia
untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu
agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi
kehidupannya sehari-hari. Namun, kalau dilihat dari secara kelompok atau masyarakat,
bagaimana kita memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat?.
Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami
beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:
1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi
menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya
menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut
ajaran agama masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya
selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan
akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan
kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu).
Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat
agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa
diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit
tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan
umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin
agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain
mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan
Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan
jujur serta setara.
3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang
bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri
6. sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan
mengubah cara hidup.
4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka
terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan,
kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa
berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus,
maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society"
(kehidupan masyarakat) yang memukau.
6. Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi
seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya
agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk
mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri
sendiri tetapi juga bagi orang lain.
8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala
usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi.
Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila
dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.