Dokumen tersebut membahas tentang infertilitas atau kesuburan yang berkurang. Faktor-faktor penyebabnya meliputi gangguan ovulasi, kelainan pada pria seperti gangguan spermatogenesis, dan kelainan pada tuba falopi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan ovulasi, sperma, lendir serviks, tuba falopi, dan endometrium.
2. • Sterilitas adalah seseorang yang mutlak tidak
mungkin mendapatkan keturunan. Mis, pada
wanita dg Aplasia genitalis atau pada pria tanpa
testis.
• Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk
menjadi Hamil & Melahirkan anak hidup oleh
suami yg mampu meng-hamilkannya. Umur lebih
35 tahun fertiltas menurun.
• Infertilitas menyatakan kesuburan yang
berkurang
• Suatu pasangan disebut Infertil kalau sang Isteri
tidak Hamil dalam waktu 1 (satu ) tahun
• Setelah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi
( disengaja ).
3. Jalan keluar bantuan Teknologi:
tertolong 50 % spt Bayi tabung, Inseminasi
buatan donor ,atau membesarkan janin di
Rahim Wanita lain
Atau menempuh jalan
meng Adopsi anak, Poligami ,Bercerai
Menurut Guttmacher :
Wanita diantara umur:
16-20 th : 4,5 % infertile
35-40 th : 31,3 % infertile
>40 th : 70,0 % infertile.
4. • Sebab infertilitas :
1. Infertilitas disengaja.
a. oleh suami ;
• coitus interruptus.
• Condom.
• Sterilisasi. (vasektomi ).
b. oleh isteri ;
• irigasi air garam jenuh.
• Istibra berkala.
• Kimiawi pakai salep atau tablet.
• Mekanis pessarium occlusivum.
• I U D.
• Oral pill.
• Injectables.
• Sterilisasi.
5. 2. Infertilitas tidak disengaja .
a. sebab2 pd suami : 35 % - 40 %
• gangguan spermatogenesis al : aspermia,
hypospermia,necro spermia. ini ditemui pada
penyakit testis,kelainan endokrin
• kelainan mekanis sehingga sperma tidak
dapat dikeluarkan ke dalam puncak vagina
seperti: impotensi, ejaculatio praecox,
penutupan ductus deferens, hypospadia,
phymosis.
6. • b. Sebab2 pd isteri : 40-50 % Sedang
10 – 20 % sebabnya tdk jelas.
– gangguan ovulasi mis kelainan ovarium
atau gangguan hormonal.
– Kelainan mekanis yg menghalangi
pembuahan spt :
- Kelainan tuba.
- Endometriosis.
- Stenosis canalis cervicalis atau
hymen.
- Fluor albus.
7. PEMERIKSAAN YANG UTAMA .
Pemeriksaan Ovulasi.
Pemeriksaan sperma.
Pemeriksaan lendir servix.
Pemeriksaan tuba.
Pemeriksaan endometrium.
8. 1. PEMERIKSAAN OVULASI.
Terjadinya ovulasi dpt diketahui ;
- Pencatatan suhu basal dlm suatu curve :
kalau siklus ovulatoar , maka suhu basal
bersifat bifasis’.Sesudah ovulasi suhu basal
naik ini disebabkan pengaruh Prpgesteron.
- Pemeriksaan vaginal smear: pembentukan
progesterone menimbulkan perubahan2
sel2 superfisial.
9. - Pemeriksaan lendir servix ; adanya
Progesteron menimbulkan perubahan sifat
lendir cervix menjadi lebih kental.
Gambaran FERN ( daun pakis ) yang
terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang
- Pemeriksaan endometrium ; kuretase pd hari I
haid atau pd fase premenstrual menghasilkan
endometrium dlm stadium Sekresi dg gambaran
histologis KHAS.
10. Sebab Sebab gangguan Ovulasi.
1. Faktor S S P : tumor, dysfungsi
hypothalamus. Factor psikogen, dysfungsi
hypfise
2. Faktor Intermidiate : gizi, peny kronis, peny
metabolis.
3. Factor ovarial ; tumor, dysfungsi, Turner
Syndrom
11. PENGOBATAN .
Tergantung etiologi dpt spt ; Diet, Hor Thyroid,
Operasi
Kalau terdpt dysfungsi hypofise dpt
diusahakan :
A. Rebound phenomen mis dg oral pills. Al;
aethynyloestradiol 3 X 0,02 mg selama 21 hari
dan utk 3 kuur.
B. Subsitusi terapi; - pemberian FSH dan LH
Chorionic gonadotrofin ( LH )
C. Merangsang hypofise utk membuat FSH dan
LH dg pemberian Clomiphen.
12. Teori nya:
1. Clomiphen merupakan estrogen inhibitor shg
menambah produksi Gonadotropin.
2. Clomiphen merangsang hypothalamus shg
dikeluarkan FSH & LH Releasing factors.
3. Clomiphen mempunyai efek langsung pd ovarium.
Dosis ; 50 mg sehari selama 5 hari mulai pd hari
kelima dari siklus.
13. 2. PEMERIKSAAN SPERMA
Sperma dinilai dengan pemeriksaan atas : Jumlah – Bentuk –
Pergerakkan Sperma.
Pemeriksaan sebaiknya:3 hari tidak melakukan coitus,
1 jam setelah bahan keluar/diambil.
Sifat Eyaculat normal: - Volume : 2-5 cc
- Jlh spermatozoa : 100-120 / cc.
- Pergerakkan : 60 % dari
spermatozoa masih bergerak post 4
jam setelah dikeluarkan.
- Bentuk Abnormal : 25 %.
14. Pria yg Fertil Spermatozoanya : 60 juta per cc atau
lebih.
Subfertil Spermatozoanya : 20 – 60 juta per cc
Steril Spermatozoanya : 20 juta per cc atau
kurang.
16. TERAPI
1.Umum: hygene, kurangi merokok & minum alcohol,
istirahat, hilangkan stress, Obati peny2 kronis & metabolis.
2.Hormonal:
a.Testosteron berguna merangsang kel acesoir alat kelamin
pria( diharapkan rebound phenomen ).
b. Gestyltesto ialah kombinasi gestyl yg bersifat
gonadotrofin &Testosteron.
c. Humegon ( Human Menopausal Gonadotropin ) yg
khasiatnya spt FSH mis diberikan 200 U, 2 x seminggu
selama 6 minggu.
3. Operatif ; Memperbaiki penutupan ductus deferens.
4. Cara lain ;Centrifuge Sperma
17. 3. PEM LENDIR CERVIX .
Keadaan dan sifat Lendir Cervix sangat
mempengaruhi keadaan Spermatozoa.
a. Kentalnya lendir Cervix ; mis lendir cervix cair lebih
mudah dilalui Sperma.
Pd stadium proliferasi lendir cervix agak cair akibat
pengaruh Estrogen
Pd stadium sekresi lendir cervix lebih kental.akibat
pengaruh Progesteron
b. pH lendir cervix , sifat alkalis pH 9 spermatozoa dpt
hidup agak lama
Ingat pada Cervisitis suasana akan menjadi Asam
18. c. Enzym proteolytik spt trypsin & chemotrypsin
mempengaruhi viscositas lendir cervix
d. Immunoglobulin dlm lendir cervix dpt
menimbulkan aglutinasi dari spermatozoa.
e. Kuman2 dlm lendir cervix dpt membunuh
spermatozoa.
19. Cara Pemeriksaan Lendir Cervix:
-SIMS HUHNER TEST
-KURZROK MILLER TEST
Ad.1 Sims Huhner Test :
Saat periksa yaitu post coitus sekitar ovulasi.
Hasil baik kalau terdapat 5 spermatozoa motil per high
powerfield.
Sims Huhner baik menandakan :
a. Teknik coitus baik.
b. Lendir cervix normal.
c. Estrogen Ovarial cukup.
d. Sperma cukup baik.
20. Ad. 2 Kurzrok Miller Test :
Saat periksa pertengahan siklus,bila hasil
Sims Huhner Test kurang baik.
Cara 1 tetes lendir cervix diletakkan
berdampingan dg tetes sperma pd obyek glas
,
Hasil dilihat apa ada penetrasi spermatozoa,
bila TDK ADA maka Lendir Cervix Kurang.
baik.
Therapy; Hor Estrogen atau Antibiotika
21. 4. PEMERIKSAAN TUBA.
Untuk mengetahui keadaan tuba dpt
dilakukan
a. Pertubasi ( Insuflasi ) sering disebut
Rubin Test.
b. Hysterosalpingografi.
c. Kuldoskopi.
22. Ad. a. PERTUBASI ( INSUFLASI ) SECARA RUBIN
TEST
Guna untuk mengetahui Utuh atau Tidak Tuba.
Caranya CO 2 dimasukkan kedalam cavum uteri
dan tuba maka gas akan keluar dari ujung tuba.
Hasil diketahui dg stetoskop ada bunyi khas &
pasien merasa nyeri di bahu.
Kalau di Rontgent terlihat gel udara dibawah
diapragma.
23. Bila memakai Kymogram dilihat hasil:
-. Tuba Paten kalau tek tdk melewati 180 mm
Hg.
-. Tuba penutupan partiel ; tek mencapai 180 –
200 mmHg
-. Tuba ada Obstruksi ; bila tek melebihi 200 mm
Hg.
-. Peristaltik tuba terlihat gelombang dg amplitudo
10 – 30 mm Hg
24. Ad.b. HYSTEROSALPINGOGRAFI.
Guna untuk mengetahui :
- bentuk cavum uteri.
- bentuk liang tuba, bila ada sumbatan, maka
Tempat Sumbatan tampak jelas
Cara :
- suntikan cairan Contras mis ; Lipiodol, Urografin,
atau Pyelocyl. bahan yang baik adalah yg larut air ,
karena yg larut lemak bisa menyebabkan emboli
dan granuloma tuba.