3. Preface
• Struktur pasar Oligopoli merupakan jenis pasar
yang berusaha untuk merealistiskan keadaan
struktur pasar di dunia kontemporer masa kini,
dari kedua jenis pasar yang ekstrim, yakni Pasar
Persaingan Sempurna yang sulit diperoleh dan
Pasar Monopoli yang diawasi ketat oleh
Pemerintah.
• Disini akan dibahas strategi produksi, kolusi, dan
penawaran vertikal
4. Teori Dasar Oligopoli
• Secara harfiah, oligopoli berarti beberapa
perusahaan
• Perusahaan-perusahaan ini mempunyai pangsa
pasar yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan di pasar persaingan
sempurna
• Oligopoli memiliki konsep dasar interdependensi,
yaitu saling ketergantungan antara pesaing yang
satu dengan pesaing yang lain; mereka saling
mempengaruhi satu sama lain pada suatu pasar
yang sama.
5. Cont’d
• Pada Pasar Persaingan Sempurna, hampir tidak ada
kolusi yang terjadi.
• Berbeda halnya dengan pasar oligopoli
• Pasar oligopoli dibedakan menjadi dua golongan
besar:
1. Oligopoli dengan kolusi
2. Oligopoli tanpa kolusi
• Perbedaan struktur dalam oligopoli muncul karena:
1. Perbedaan struktur Oligopoli
2. Perbedaan tujuan dan motivasi perusahaan-
perusahaan asing
6. Kecenderungan Pasar Oligopoli
• Kecenderungan utama di pasar oligopoli adalah adanya
persamaan harga dan ciri-ciri produk yang sama pada
semua perusahan
• Pembeli di pasar tersebut terdistribusi normal, seperti
gambar berikut:
7. Model Duopoli
• Bila hanya ada dua pesaing dalam pasar maka
disebut duopoli
• Duopolis akan beroperasi di pusat/tengah disbtribusi
• Duopoli memperlihatkan kecenderungan bahwa dua
oligopolis akan menempatkan mereka pada posisi
yang sama dalam pasar
• Model dalam duopoli:
1. Model Cournot
2. Model Bertrand
8. Model Duopoli
1. Model Pertama (Model Cournot)
• Model Cournot ini mengasumsikan bahwa masing-masing
duopolis menentukan kuantitas output dan percaya bahwa output
perusahaan lain akan tetap dari suatu periode ke periode yang lain
• Hanya ada satu harga yang berlaku di pasar
2. Model Kedua (Model Bertrand)
• Model ini menganggap bahwa harga yang seharusnya menjadi
variabel pengambil keputusan, bukan kuantitas
• Reaksi pada model ini dengan mengamati tingkat harga pesaing
9. Ekspektasi dan Informasi
• Keputusan seorang oligopolis akan dipengaruhi
oleh harapan atau perkiraan oligopolies itu
terhadap apa yang akan dilakukan oligopolies lain
• Keputusan tersebut tergantung pada informasi,
tentang apa yang hanya diketahui perusahaan
dan apa yang sama-sama diketahui oleh
perusahaan itu sendiri, perusahaan pesaing dan
pembeli
10. Kekakuan Harga: Kurva Permintaan Yang Patah
• Oligopoli cenderung lebih condong pada harga-
harga yang kaku, yang relatif jarang diubah
• Kekakuan harga ini menghasilkan kurva permintaan
yang kaku dan sampai sekarang diterima sebagai
model oligopoli
• Model ini memperlihatkan dilema penetapan harga
penjualan yang dihadapi para oligopolies bila suatu
harga tercipta dala industri
• Perusahaan tidak dapat menentukan kurva
permintaan perusahaan sebelum mengetahui
respon terhadap perusahaan pesaing
12. Kolusi Terselubung dan Kepemimpinan Harga
• Karena perusahaan oligopolis mempunyai keinginan
sama dalam penetapan harga dan berperilaku
seakan monopoli bersama
• Untuk mengikat satu sama lain, oligopolis
mengadakan ikatan dalam kontrak, memperluas
organisasi atau strategi lainnya.
• Walaupun tidak seampuh persetujuan penetapan
harga, kolusi tersebut membuat oligopoly berbeda
dari pasar oligopoly normal
13. Kondisi Biaya dan Permintaan
• Salah satu yang menjadi perhatian dalam setiap
perusahaan yang ada di pasar oligopoli adalah biaya
produksi dan permintaan yang dihadapi masing-masing
perusahaan
1. Biaya
• Bila biaya produksi masing-masing oligopolis berbeda,
maka kesepakatan mengenai harga penjualan akan
semakin sulit, karena besarnya biaya akan sangat
memengaruhi harga produk yang dihasilkan.
• Perbedaan tersebut dapat berasal dari: lokasi
perusahaan, harga input, manajemen, skala produksi,
kombinasi faktor produksi (labor atau capital intensive)
14. Cont’d
2. Permintaan
• Perbedaan permintaan juga terjadi.
• Bila kurva permintaan berbeda antara perusahaan
yang satu dengan yang lain, meskipun biaya produksi
sama, harga yang diinginkan akan berbeda
• Selain itu pangsa pasar masing-masing perusahaan
juga turut mempengaruhi permintaan perusahaan
oligopolis
16. Case
Majelis pemeriksa kasus dugaan penetapan harga
pesan pendek Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) merekomendasikan semua operator
telekomunikasi bersalah. Meski kadar kesalahan
masing-masing berbeda.
Hasil pemeriksaan tim telah rampung dan dilaporkan
dalam rapat pleno anggota KPPU Selasa lalu. Menurut
Ketua Majelis Dedie S. Martadisastra, rekomendasi itu
akan menjadi bahan sidang selama 30 hari kerja.
"Dalam sidang, semua operator akan diberi waktu
membela diri,” kata Dedie di kantornya, Jakarta, Selasa
lalu.
17. Case
Komisi mengusut dugaan penetapan harga karena tarif
SMS Rp 250-350 sekali kirim dinilai terlalu mahal dan
seragam. Sebanyak sembilan operator diduga kuat
meneken kontrak mengenai tarif retail SMS. Tapi, yang
terbukti hanya sebagian karena tak semua operator
meneken perjanjian.
Dedie menjelaskan, pemeriksaan membagi periodesasi
perkembangan industri telekomunikasi. Periode
pertama, 1994-2004, ketika industri hanya dijalankan
tiga pemain, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., PT
Indosat Tbk., dan PT Exelcomindo Pratama Tbk. (XL).
Periode kedua, 2004-2007, mulai banyak pemain baru.
Sedangkan periode ketiga, 2007 hingga sekarang.
18. Case
Hasil pemeriksaan menunjukkan, pelanggaran terindikasi
kuat terjadi pada periode kedua. Ketika itu, pemain baru
menjalin kerjasama dengan pemain lama yang telah memiliki
jaringan luas. Mayoritas operator terbukti meneken
perjanjian tentang penetapan harga. Sisanya, tak menjalin
kerjasama hitam di atas putih. Tapi, KPPU tetap
mempertimbangkan bukti selain perjanjian hitam di atas
putih.
Seorang anggota KPPU mengatakan, salah satu operator yang
tak terbukti membuat perjanjian adalah Indosat. Tapi Indosat
tetap direkomendasikan bersalah karena keterkaitannya
dengan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) ketika
keduanya dikuasai oleh Temasek Holdings, badan usaha pelat
merah Singapura.
19. Case
KPPU memang memutus bersalah Temasek karena
kepemilikan silang di Telkomsel dan Indosat. Akibat
kepemilikan silang, tarif menjadi mahal. Salah satu
sanksinya, Temasek harus melepas kepemilikan di salah
satunya. Temasek pun menggugat putusan KPPU ke
pengadilan.
Indosat mempertanyakan rekomendasi pemeriksa KPPU
dan tuduhan kolusi semu. Direktur Pemasaran Indosat
Guntur S. Siboro menilai kasus Temasek terpisah dengan
kasus SMS. “Lagipula belum terbukti soal kepemilikan
silang Temasek," ujarnya.
GM Telkomsel Azis Fuedi belum bersedia berkomentar.
“Saya belum dapat informasi lebih lanjut tentang masalah
ini," ucapnya.
20. Conclusion
Semua Operator Telekomunikasi di Indonesia terbukti
pernah melakukan kolusi
Kolusi dalam Oligopoli sangat sering terjadi, karena
keinginan yang relatif sama dalam perusahaan tersebut,
yaitu penguasaan pasar, dan profit yang sesuai dengan
biaya produksi
Adanya kolusi di beberapa negara dilarang, seperti di
Indonesia dengan KPPU, namun masih terjadi dengan
adanya kolusi terselubung
Kolusi menyebabkan kondisi pasar yang tidak alami,
karena adanya permainan harga.