Dokumen tersebut merangkum hasil interpretive structural modeling (ISM) untuk menganalisis struktur hubungan antar elemen dalam sistem pengembangan agroindustri minyak atsiri. ISM digunakan untuk mengidentifikasi elemen kunci dan hierarki hubungan antara tujuan, kebutuhan, dan kendala pengembangan sistem tersebut. Hasilnya mengidentifikasi delapan elemen tujuan kunci, enam elemen kebutuhan kunci, dan tiga elemen kend
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
Interpretive structural modeling
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Sistem Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Nama Elemen Hubungan Kontekstual Kebutuhan sub-elemen kebutuhan yang satu mendukung terpenuhinya sub-elemen kebutuhan yang lain Kendala/Masalah sub-elemen kendala yang satu menyebabkan sub-elemen kendala yang lain Perubahan sub-elemen perubahan yang satu menyebabkan atau mendorong sub-elemen perubahan yang lain. Tujuan sub-elemen tujuan yang satu memberikan kontribusi tercapainya sub-elemen tujuan yang lain. Indikator/Ukuran sub-elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan yang satu memberikan kontribusi terhadap sub-elemen indikator yang lain. Kegiatan sub-elemen kegiatan pengembangan yang satu mendukung sub-elemen kegiatan yang lain. Pelaku sub-elemen pelaku yang satu dalam pengembangan perlu mendapat dukungan sub-elemen pelaku yang lain.
8.
9. Strukturisasi Pengembangan Analisis Hubungan Kontekstual antar Elemen Perubahan/ Tujuan, Kebutuhan, Dan Kendala Metode Interpretive Structural Modellng Struktur Hirarki Elemen Elemen Kunci Pengelompokan Elemen
10. Tahapan/Langkah ISM Penentuan Elemen dan Sub-elemen dari Sistem & Jenis hubungan Kontekstual Tujuan dan Output dari Kajian Penentuan Tingkat Hubungan Kontekstual antar Elemen/Sub-elemen Expert survey/ Kuesioner Structured Self-Interaction Matrix (SSIM) Transformasi SSIM ke Reachability Matrix (RM) RM Transitive ? Modifikasi SSIM Reachability Matrix (RM) SSIM Revised Ya X structural information of a mental model Mental Process Studi Pustaka Diskusi Brain Storming Survey Pakar
11.
12.
13.
14. X Penentuan Level Setiap Elemen/ Sub-elemen Perhitungan Driver – Dependency Matrix ELemen/Sub-elemen Perhitungan Rank Driver Power ELemen/Sub-elemen Struktur Hirarki Elemen/sub-elemen Kelompok Elemen/sub-elemen Berdasarkan Driver Power & Level dependency Elemen/sub-elemen Kunci
19. Elemen Kebutuhan untuk Renovasi Perekonomian 1. Kinerja ekonomi makro dengan komposisi yang tepat 2. Peningkatan pengembangan dan kinerja sektor riil berbasis sumberdaya nusantara 3. Restrukturisasi sektor moneter/finansial 4. Peran serta Masyarakat 5. Aksesibilitas dan alokasi sumber daya ekonomi yang adil 6. Penggunaan dan penerapan teknologi tepat sasaran 7. K elembagaan pemerintah dan kepemimpinan nasional yang handal 8. Effektifitas hukum dan peradilan ekonomi 9. Pengembangan prasarana pembangunan/infrastruktur 10. Kelestarian lingkungan hidup dalam pembengunan berkelanjutan 11. Perluasan lapangan kerja S4 S3 S11 S1 S2
20. S11 S9 S1 S1 S1 S2 S8 S10 Elemen Kendala Renovasi Perekonomian 1. Ketidakpastian nilai tukar mata uang 2. Lemahnya koordinasi piranti kebijakan pemerintah (cadangan devisa, suku bunga, fiskal dan deregulasi) 3. Ketergantungan yang tinggi terhadap pinjaman luar negeri dalam anggaran rutin dan pembangunan negara 4. Tingginya beban biaya rekapitalisasi perbankan 5. Penerimaan sumber pembiayaan dalam negeri yang belum optimal 6. Kepastian penegakan hukum 7. Pengawasan dan proses audit 8. Kemampuan pelaku ekonomi untuk memperhitungkan resiko 9. Rendahnya gaji pegawai negeri sipil (PNS) 10. Asimetri informasi 11. Kerusakan lingkungan dan meluasnya lahan kritis
21.
22.
23.
24.
25.
26. T-5 T-6 T-7 T-1 T-2 T-3 T-4 T-8 Level-1 Level-2 Struktur Hirarki Elemen Tujuan N-5 N-8 N-1 N-2 N-3 N-4 N-6 Level-1 Level-2 Struktur Hirarki Elemen Kebutuhan N-7 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-1 K-7 K-8 Struktur Hirarki Elemen Kendala Level-3 Strukturisasi Pengembangan
27. No. Aspek Elemen Kunci / Elemen Dgn "Driver Power" yg tinggi 1 Perubahan / Tujuan yang diinginkan. T-1: Meningkatnya nilai harga jual Bokar di tingkat petani, T-2: Posisi tawar antara Petani dan Industri Karer Remah yang lebih seimbang T-3. Transaksi antara Petani dan Industri Karet Remah yang lebih mudah dan murah. T-4: Komitmen yang lebih baik terhadap kesepakatan yang terjalin dalam program kemitraan T-8:. Meningkatnya mutu Bokar 2 Kebutuhan N-8: Diperolehnya bantuan kredit untuk kebutuhan Saprodi yang lebih mudah N-1: Diperolehnya harga Bokar yg lebih wajar N-2: Transparansi dan informasi harga yg lebih baik N-3: Proses transaksi yg lebih "fair", transparan, dan sederhana N-4: Biaya transaksi yg lebih murah N-6: Mutu Bokar yg lebih baik dan terjamin dg harga yg sesuai mutu 3 Kendala K-1:Lemahnya kelembagaan petani Bokar. K-2: Keengganan Industri Karet remah untuk bermitra K-3: Ketergantungan petani yg tinggi kpd pedagang pengumpul K-4: Industri lebih suka bertransaksi dengan pedagang K-5: Volume transaksi dgn petani yg rendah K-6: Toleransi Industri dlm menerima Bokar dgn mutu yg beragam /rendah K-7: Apresiasi harga thd mutu Bokar K-8: Proses dan penetapan mutu Bokar.
28. Analisis Hubungan Kontekstual antar Elemen Perubahan/ Tujuan, Kebutuhan, Dan Kendala Metode Interpretive Structural Modellng Struktur Hirarki Elemen Elemen Kunci Pengelompokan Elemen Faktor-faktor Pengembangan Analisis Tingkat Kepentingan Faktor Dgn Analytical Hierarchy Process Faktor Penentu Pengembangan
29. Aspek/ Faktor Kelembagaan 1.1. Lembaga Ekonomi petani Bokar yg kuat (1) 1.2. Keberadaan dan peran Lembaga Mediator/Pembina 1.3. Kesetaraan Posisi (4) Yuridis Formal 2.1. Perjanjian tertulis ttg hak dan kewajiban 2.2. Kesepakatan tidak tertulis Volume Transaksi 3.0. Volume transaksi yang ekonomis (5) Mekanisme Transaksi 4.1. Proses transaksi yg mudah dan murah 4.2. Jaminan pasar dan pasokan (10) 4.3. Sistem pembayaran yang cepat dan sederhana Aspek/ Faktor Mutu Bokar: 5.1. Mutu (standar mutu) bokar yang ditransaksikan (8) 5.2. Insentif harga terhadap mutu (2) Transparansi/ Aksessibilitas 6.1. Transparansi Penetapn Mutu/KKK (6) 6.2. Transparansi Penetapan Harga (9) 6.3. Aksessibilitas Informasi Harga Kelembagaan Tataniaga Alternatif 7.1. Pedagang Pengumpul 7.2. Pasar Lelang (3) Pembinaan 8.1. Pembinaan bagi Lembaga Ekonomi Petani Bokar (11) 8.2. Dukungan bantuan /kredit permodalan dan Saprodi (7)