(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
BL-Multimedia dan Aplikasinya dg Macromedia Director
1. Bab 7
TRANSISI, SOUND, DAN
DIGITAL VIDEO
Suatu animasi tentu akan terasa agak gersang jika tidak disertai dengan
suara latar yang mendukung animasi tersebut. Misal, kita membuat
animasi orang yang sedang menangis, tentu akan lebih hidup jika
ditambah suara orang menangis. Begitu juga dengan perubahan dari slide
satu ke slide yang lain. Agar lebih halus dan menarik bisa ditambah
dengan efek transisi. Disamping itu, dengan Director kita juga bisa
mengimpor file video dalam format yang paling banyak dipakai,
misalnya Quicktime dan AVI.
Pada bab ini akan dibahas Efek transisi dan penggunaannya,
Implementasi suara ke dalam movie serta cara mengimpor file video,
memainkannya pada stage dan mengatur agar file video tersebut bisa
dimainkan seluruhnya sesuai dengan frame yang telah ditentukan.
147
2. 7.1. Transisi
Pada Director terdapat 52 efek transisi dan dengan transisi kita bisa
menciptakan animasi singkat yang dimainkan di antara frame untuk
menghasilkan perubahan halus saat sprite berpindah, muncul, atau
menghilang.
7.1.1. Menambahkan Transisi
Transisi mempunyai channel-nya sendiri yang terletak pada Effect
Channel pada score (Gambar 7.1). Transisi selalu terjadi setelah akhir
frame sprite pertama dan sebelum awal frame sprite kedua tempat
transisi tersebut ditempatkan.
Gambar 7.1. Channel Transisi
Untuk menambah transisi pada movie ikuti langkah berikut:
1. Pada channel transisi, pilih frame pertama dari sprite kedua tempat
kita ingin efek transisi itu terjadi.
2. Pilih Modify > Frame > Transition, atau klik ganda frame pada
channel transisi, akan muncul kotak dialog Frame properties:
Transition. Lihat Gambar 7.2.
148
3. Gambar 7.2. Frame Properties: Transition
Keterangan gambar:
• Categories: berisi pengelompokan efek-efek transisi ke dalam
kategori-kategori sehingga mempermudah pencarian.
• Transitions: daftar seluruh efek transisi Director.
• Duration: durasi lamanya efek itu akan dimainkan, default rata-rata
transisi adalah 2 detik, Anda bisa mengubahnya dengan mengatur
slider. Lihat Gambar 7.3.
Gambar 7.3. Slider pada Efek Transisi
• Smoothness: kehalusan efek transisi itu dimainkan. Semakin ke
kiri slider tersebut, efek transisi akan semakin halus, begitu juga
sebaliknya.
• Affects: tidak semua efek mempunyai opsi ini, digunakan untuk
menentukan efek transisi yang ditimbulkan, ada dua pilihan.
- Entire Stage: efek transisi itu berlaku untuk seluruh stage.
- Changing Area Only: efek transisi hanya berlaku pada areal
kita meletakkan efek transisi.
3. Pada kotak dialog Frame properties transition, pilih Category
yang diinginkan.
149
4. 4. Tentukan Duration, Smoothness dan Affect, jika perlu.
5. Klik OK, Director akan menampilkan nomor cast member sama
dengan nomor cast member transisi yang ada pada cast window.
Contoh 59: Memberi efek transisi.
Berilah transisi pada file Transisi.Dir agar setiap terjadi pertukaran
gambar terdapat efek transisinya.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan seperti berikut:
1. Bukalah file Transisi_Mulai.Dir, dan simpan kembali dengan
nama Transisi.Dir.
2. Pada score telah terdapat tiga sprite dengan panjang masing-masing
10 frame. Sekarang, aktifkan cast window, klik pada cast member
slot ke-4.
3. Aktifkan effect channel dengan mengklik Hide/Show Effect
Channel.
4. Klik ganda pada frame 10, akan muncul parameter untuk frame
properties: Transition.
5. Kita akan memberi efek transisi, untuk itu klik pada kategori
Wipe, lalu pilih Center Out, Horizontal, klik OK.
6. Mainkan movie, playback head akan bertahan pada frame 10
tersebut selama 2 detik lalu dilanjutkan frame berikutnya, tetapi
tidak ada efek transisi. Mengapa? (Lihat pembahasan 7.1.1.)
7. Sekarang, klik pada efek transisi tersebut lalu sambil menekan
tombol mouse seret ke frame 11 (Gambar 7.4).
8. Mainkan kembali movie, maka kita akan melihat perubahan dari
gambar pertama ke gambar kedua.
9. Berilah juga efek Other > Random Columns pada frame ke-21,
agar ada perubahan efek transisi dari gambar kedua ke gambar
ketiga.
10. Mainkan movie, dan simpan kembali.
150
5. Gambar 7.4. Pemberian efek transisi
7.1.2. Tip Menggunakan Transisi
Berikut beberapa tip untuk diingat ketika menggunakan transisi.
• Untuk memainkan sound ketika transisi terjadi, letakkan sound
pada frame sebelum transisi.
• Jika movie yang diekspor berisi transisi sebagai video digital atau
file gambar PICS, transisi tersebut mungkin tidak akan disertakan.
• Transisi yang terjadi pada sound atau video yang sedang dilakukan
dekompresi, mungkin membutuhkan resource komputer yang lebih
besar daripada yang tersedia pada sistem dengan spesifikasi rendah,
cobalah buat agar durasi transisi bisa lebih pendek dan hindari
transisi kompleks seperti dissolve, membuat movie dengan
spesifikasi rendah akan memastikan movie kita bisa dimainkan di
semua komputer dengan resource yang berbeda.
• Hindari looping pada frame yang mengandung transisi, memainkan
transisi secara terus-menerus bisa merusak perfomance.
7.2. Sound
Kita bisa memberikan sound pada movie yang kita buat. Seperti transisi,
sound dimasukkan pada channel khusus, yaitu Sound Channel, pada
Director terdapat dua sound channel (Gambar 7.5). Namun, sebenarnya
jumlah sound channel seluruhnya adalah delapan, yang enam lagi hanya
151
6. bisa dikontrol menggunakan behavior atau Lingo. Format file sound yang
didukung oleh Director adalah MP3, AIFF dan WAV.
Gambar 7.5. Sound Channel
7.2.1. Mengimpor Sound
Dalam Director, sound diimpor menggunakan dua cara, yaitu internal
(standar) dan link, lihat Gambar 7.6. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan pemakaiannya bergantung pada kasus.
• Standard: file sound akan diimpor sebagai cast member internal.
Director akan menyimpan data sound ke movie atau file cast, dan
memasukkannya ke RAM seutuhnya sebelum sound ini dimainkan.
Cara ini sangat cocok untuk file sound berukuran kecil, kelebihan
cara ini adalah file sound akan langsung dimainkan begitu cast
member sound dimasukkan ke memori. Kekurangannya adalah
ukuran file movie membesar dan penggunaan file sound yang
berukuran terlalu besar akan banyak menghabiskan pemakaian
memori.
• Link To External File: file sound akan diimpor sebagai eksternal
cast member. Director hanya menyimpan alamat relatif yang
mereferensi ke lokasi file sound tersebut. Dengan demikian, setiap
kali file sound ini dimainkan, Director akan mengimpor data sound
berdasarkan alamat relatif tersebut, sehingga kita harus menyer-
takan file sound tersebut saat kita mendistribusikan movie kita.
Keuntungannya adalah penggunaan memori yang lebih efisien,
terutama untuk komputer yang mempunyai resourse RAM yang
kecil, dan file movie bisa tetap berukuran kecil. Kekurangannya
152
7. adalah oleh karena hanya sebagai link, maka perlu waktu untuk
mengimpor data sound setiap kali sound ini dimainkan sehingga
ada delay (keterlambatan) waktu. Besarnya delay ini juga ber-
gantung pada resource komputer yang digunakan untuk memain-
kan movie, biasanya dalam ukuran milidetik. Jika kita lupa
menyertakan file sound tersebut, sound tersebut tidak akan bisa
dimainkan.
Gambar 7.6. Kotak dialog Import
Contoh 60: Mengimpor sound metode standar.
Impor sound Crowd laught dan kick ke file Animasi_Bola2.Dir yang
telah kita buat pada Bab 4 dan simpan kembali dengan nama
Animasi_Bola2_Sound.Dir menggunakan metode standar.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut.
153
8. 1. Buka kembali file Animasi_Bola2.Dir pada Bab 4, lalu klik File >
Save As Animasi_Bola2_Sound.Dir.
2. Klik pada icon Import, dan bukalah folder Sound pada CD penyerta.
3. Sorot file Crowd Laught.mp3 dan Kick.Wav, lihat Gambar 7.7.
4. Oleh karena file sound ini berukuran kecil, maka kita akan
menggunakan metode internal. Pada kolom Media, pastikan yang
dipilih adalah Standard Import.
5. Simpan kembali movie.
Gambar 7.7. Kotak dialog Import.
7.2.2. Memasukkan Sound ke Score
Seperti halnya video, cast member sound hanya akan dimainkan,
sepanjang frame yang telah ditetapkan untuk sprite sound tersebut.
Selanjutnya, pada contoh Animasi_Bola2_ Sound.Dir tersebut, kita
akan membuat suara setiap kali bola mengenai lantai, dan pada bagian
terakhir suara orang yang tertawa, bersamaan dengan keluarnya teks.
154
9. Contoh 61: Memasukkan sound ke sound channel.
Modifikasi contoh 60 dengan memasukkan sound kick ke sound channel
1 frame 55,80,105,138 dan 157, masukkan pula sound Crowd ke frame
158-245.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Pastikan movie Animasi_Bola2_Sound.Dir, masih dalam keadaan
terbuka.
2. Kita akan membuat suara kick sepanjang 6 frame, untuk setiap kali
bola mengenai lantai. Untuk itu, seret cast member kick ke sound
channel 1, pada frame 20-24. Lihat Gambar 7.8.
Gambar 7.8. Memasukkan sound ke sound channel
3. Selanjutnya, kita akan menggandakan sprite ini. Masih pada sound
channel 1, klik di antara frame 20-24, klik Ctrl+C, klik kanan pada
frame 55, lalu klik Paste.
4. Ulangi untuk setiap kali bola menyentuh lantai, yaitu pada frame 80,
105, 138 dan 157.
5. Seret cast member crowd ke sound channel 2, frame 158.
6. Pada property inspector ubah, End Frame menjadi 245.
7. Mainkan movie, setiap kali bola menyentuh lantai akan terdengar
suara dug, dan pada bagian akhir ada suara orang tertawa bersamaan
keluarnya teks, simpan kembali movie ini.
155
10. Contoh 62: Mengimpor sound metode link.
Impor sound Crowd laught dan kick ke file Animasi_Bola2.Dir yang
telah kita buat pada Bab 4 dan simpan kembali dengan nama
Animasi_Bola2_Sound_Link.Dir, menggunakan metode link to
external file.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Buka kembali file Animasi_Bola2.Dir pada Bab 4, lalu klik File >
Save As Animasi_Bola2_Sound_Link.Dir.
2. Klik pada icon Import, dan bukalah folder Sound pada CD penyerta.
3. Sorot file Crowd Laught.mp3 dan Kick.Wav.
4. Pada kolom Media, pastikan yang dipilih adalah Link to External
File.
5. Simpan kembali movie.
Contoh 63: Memasukkan sound ke sound channel.
Modifikasi Contoh 62 dengan memasukkan sound kick ke sound channel
1 frame 55,80,105,138 dan 157, masukkan pula sound Crowd ke frame
158-245.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Pastikan movie Animasi_Bola2_Sound_Link.Dir, masih dalam
keadaan terbuka.
2. Seret cast member kick ke sound channel 1, pada frame 20-24.
3. Selanjutnya, kita akan menggandakan, sprite ini, masih pada sound
channel 1, klik di antara frame 20-24, lalu klik Ctrl+C, lalu klik
kanan pada frame 55, lalu klik paste.
4. Ulangi untuk frame 80, 105, 138 dan 157.
5. Seret cast member crowd ke sound channel 2, frame 158.
6. Pada property inspector ubah, End Frame menjadi 245.
156
11. 7. Mainkan movie, dapat kita simpulkan bahwa cara memasukkan
sound yang diimpor dengan cara standar dan link adalah sama.
7.2.3. Sound Properties
Untuk melihat properties sound, ikuti langkah berikut:
1. Klik pada cast kick yang ada di cast window atau pada sprite kick
yang ada sound channel 1.
2. Aktifkan property inspector, kita akan bisa melihat tambahan tab
dengan icon Sound, klik tab tersebut. Lihat Gambar 7.9.
Gambar 7.9. Properties Sound
Untuk membuat sound ini dimainkan berulang-ulang, klik kotak cek
loop, selain itu kita juga bisa melihat informasi yang tidak bisa diubah
seperti Duration, Sample Rate, Bit Depth dan Channel. Untuk
memainkan sound secara langsung, klik pada tombol Play.
7.3. Digital Video dalam Director
Dengan Director, kita juga bisa memainkan file-file Video, namun perlu
diperhatikan bahwa Director hanya bisa memainkan file Video tetapi
tidak bisa mengedit file video tersebut. Format Video yang paling sering
dipakai oleh Director adalah Quicktime Movie (dengan extension MOV)
dan Video for Windows (dengan extension AVI), namun Director juga
mendukung format RealMedia dan MPEG, pada bab ini kita hanya akan
memfokuskan pembahasan pada format yang sering dipakai saja, yaitu
MOV dan AVI.
157
12. 7.3.1. Mengimpor Video
File video diimpor sebagai media eksternal, yang berarti bahwa Director
hanya memasukkan referensi lokasi file video saat diimpor. Ini bisa
dimengerti, karena file video biasanya berukuran besar, sehingga dengan
diimpor secara eksternal bisa memperkecil file movie tersebut. Oleh
karena itu, kita harus menyertakan file video bersama dengan movie
Director.
Untuk mengimpor file video ikuti langkah berikut:
1. Klik icon Import pada toolbar.
2. Pilih file video (MOV atau AVI) yang diinginkan lalu klik Import.
Ketika movie dimainkan, Director akan mencari alamat relatif yang sama
dengan alamat ketika kita mengimpor file tersebut. Umpama, kita
menyimpan file video pada folder E:PresentasiVideo, dan file Director
pada folder E:Presentasi, dan jika folder video tersebut dipindah ke
tempat lain, misalnya C:Video, maka Director tidak akan bisa
memainkan file video tersebut, dan akan muncul kotak dialog yang
menanyakan lokasi file video tersebut. Lihat Gambar 7.10.
Gambar 7.10. Kotak dialog yang menanyakan lokasi file video
158
13. 7.3.2. QuickTime Movie (MOV)
Format ini paling banyak digunakan karena file quicktime bisa dibuka
baik pada komputer Macintosh maupun Windows. Namun, tidak seperti
file AVI, untuk memainkan video quicktime kita harus memastikan
QuickTime Player sudah terinstal. QuickTime Player terbaru bisa
didapat secara gratis pada situs www.quicktime.com.
Contoh 64: Mengimpor Video QuickTime (MOV).
Buka sebuah movie baru lalu impor sebuah file video quicktime lalu
mainkan dengan quicktime window. Simpan dengan nama
contoh_videoMov.Dir.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Buat sebuah movie baru dengan stage size = 500 x 330 dan simpan
dengan nama contoh_videoMov.Dir.
2. Klik icon Import pada toolbar, masuk pada folder C:Program
FilesMacromediaDirector 8.5Learning Lingo_Examples dan
pilihlah Vid.MOV, lalu klik Import.
3. Klik Window > Quicktime untuk membuka Quicktime Window,
tekan tombol Play untuk memainkan video tersebut. Simpan
kembali movie ini. Lihat Gambar 7.11.
Gambar 7.11. Quicktime Window
159
14. 7.3.3. Memainkan Cast Member Video Digital
File video akan dimainkan sepanjang jumlah frame cast member video
tersebut. Umpama, jika kecepatan movie anda adalah 15 frame per detik
dan panjang sprite Anda adalah 28 frame, file video tersebut akan
dimainkan tidak sampai 2 detik. Untuk bisa memainkan seluruh file
video digital atau sound, kita bisa menggunakan tiga cara berikut:
• Memperpanjang durasi sprite pada score. Video akan tetap
dimainkan selama playback head bergerak sepanjang frame sprite
tersebut. Cara ini biasanya kurang praktis, karena agak sulit untuk
mencocokkan panjang video dengan panjang sprite pada score.
• Menggunakan Lingo (akan dibahas pada Bab 9) dan/atau behavior
Hold On Current Frame untuk membuat playback head tetap
melakukan looping pada frame yang berisi video digital, sehingga
panjang sprite pada score tidak akan berpengaruh, kita tetap bisa
memainkan video dengan panjang sprite 5 frame atau lebih, asalkan
frame terakhir tetap melakukan looping.
• Menggunakan Cue Point yang terdapat pada Tempo Channel,
untuk memainkan video tersebut sampai selesai, baru playback head
menuju frame berikutnya.
Contoh 65: Memasukkan dan mengatur durasi video QuickTime ke
Stage.
Modifikasi Contoh 64 dengan menyeret file video tersebut ke stage dan
atur agar panjang frame agar video bisa dimainkan sampai selesai
menggunakan ketiga cara seperti yang telah dibahas di atas.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Pastikan file Contoh_VideoMOV.Dir masih terbuka. Seret cast
member Vid.mov tersebut ke sprite channel 1, frame 1-28. Lihat
Gambar 7.12.
2. Mainkan video tersebut, kita akan melihat bahwa video tersebut
telah berhenti padahal baru dimainkan, sehingga kita tidak bisa
melihat keseluruhan video tersebut.
160
15. Gambar 7.12. Hasil sementara
3. Klik pada sprite Vid, lalu aktifkan property inspector dan ganti end
frame menjadi 100. Coba mainkan lagi, masih belum selesai.
4. Ganti kembali end frame dengan 300, lalu mainkan lagi movie. Kali
ini berlebih, jadi untuk menggunakan teknik ini kita perlu
mengetahui dengan jelas durasi file video tersebut, baru disesuaikan
dengan panjang sprite.
5. Sekarang, ganti End Frame menjadi 10 (Gambar 7.13), lalu aktifkan
Library Palette, seret behavior Hold On Current Frame ke frame
10, lalu mainkan video tersebut. Kita bisa melihat video digital
tersebut dimainkan sampai selesai.
Gambar 7.13. Score Channel
6. Selanjutnya, kita akan mencoba menggunakan teknik que, hapus
hold on current frame tersebut, lalu klik icon show or hide effect
channel. Lihat Gambar 7.14.
161
16. Gambar 7.14. Score Channel
7. Klik ganda pada frame 10 (Gambar 7.14), pada channel tempo,
sehingga akan muncul frame properties, klik pada Wait For Cue
Point, dan pastikan channel diisi dengn MOV1. Biarkan pengaturan
yang lainnya. Klik OK. Lihat Gambar 7.15.
Gambar 7.15. Frame Properties
8. Sekarang, mainkan kembali movie, seperti Hold On Current Frame,
file video akan dimainkan sampai selesai. Bedanya, jika pada Hold
On Current Frame playback head akan tetap di sana sampai ada
perintah untuk memindahkan playback head tersebut ke frame
selanjutnya. Sedangkan dengan teknik que, setelah video selesai
dimainkan, playback head akan melanjutkan ke frame berikutnya.
9. Simpan kembali movie.
7.3.4. Properties QuickTime Video
Untuk melihat property dari video MOV, aktifkan property inspector.
Lalu, kita akan melihat tab tambahan, yaitu tab QuickTime dengan icon
logo QuickTime. Lihat Gambar 7.16.
162
17. Gambar 7.16. Property Inspector MOV
Keterangan gambar:
• Show Video: jika pilihan ini tidak diberi tanda centang, bagian
video tidak dimainkan. Matikan pilihan ini, jika kita hanya mau
memainkan suara dari video.
• Play Sound: memainkan suara pada file video, jika pilihan ini tidak
diberi tanda centang, file videonya akan dimainkan tanpa suara.
• Direct To Stage: fitur yang diberikan Director untuk menem-
patkan cast member video pada bagian paling depan dari stage, file
video akan berjalan sangat baik pada opsi ini.
• Show Controller: jika pilihan ini diberi tanda centang, movie
QuickTime pada stage akan muncul controller untuk memainkan
movie tersebut. Ini merupakan kelebihan yang terdapat pada movie
quicktime dan opsi ini tidak ada pada pada video AVI. Lihat
Gambar 7.17.
• Paused: jika opsi ini diberi tamda centang, saat movie dimainkan
file video ini tidak akan dimainkan sampai ada perintah untuk
memainkan file video ini (biasanya dengan behavior atau script
Lingo).
163
18. Gambar 7.17. Controller File MOV
• Loop: aktifkan pilihan ini jika Anda ingin file video dimainkan
berulang-ulang.
• Streaming: aktifkan pilihan ini jika movie yang kita buat akan
didistribusikan ke Internet. Pilihan ini akan mempercepat proses
download, karena movie akan dimainkan sambil sisanya di-
download.
7.3.5. Microsoft Video for Windows (AVI)
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Director juga mendukung
file video AVI. Perbedaan penggunaan video dengan format AVI dan
MOV, yaitu dengan menggunakan file AVI kita tidak perlu menginstal
QuickTime Player, selain itu saat diimpor Director akan menanyakan
apakah file AVI ini akan diimpor sebagai Quicktime atau AVI.
Contoh 66: Mengimpor Video AVI sebagai AVI.
Buka sebuah movie baru dan impor sebuah video avi, lalu seret ke score
berikan behavior Hold On Current Frame agar movie bisa dimainkan
sampai selesai dan simpanlah dengan nama contoh_VideoAVI.Dir.
Jawab:
1. Buka sebuah movie baru dan simpan dengan nama
contoh_VideoAVI.Dir.
164
19. 2. Klik icon Import yang ada pada toolbar untuk mengimpor video.
Masuk ke folder video, lalu klik AVI. Klik icon Import, maka akan
keluar kotak dialog Select Format (Gambar 7.18) yang menanyakan
apakah akan mengimpor file AVI ini dalam format QuickTime atau
AVI. Klik pada AVI lalu klik OK.
Gambar 7.18. Kotak dialog Select Format
3. Pada cast window akan bertambah 1 cast member dengan icon video
camera (Gambar 7.19), simpan kembali movie.
Gambar 7.19. Cast Window
4. Seret cast video avi tersebut ke score channel 1, frame 1-28.
5. Seret behavior Hold On Current Frame ke script channel pada frame
28.
165
20. 6. Mainkan dan simpan kembali movie, kita akan melihat bahwa
tidak ada perbedaan cara memasukkan video QuickTime dan AVI.
Contoh 67: Mengimpor Video AVI sebagai QuickTime.
Buka sebuah movie baru dan import sebuah video avi. Import video avi
sebagai video quicktime.
Jawab:
Ikuti langkah-langkah pengerjaan berikut:
1. Buka sebuah movie baru.
2. Klik icon Import yang ada pada toolbar untuk mengimpor video,
masuk ke folder video, lalu klik AVI, lalu klik icon Import.
3. Pada kotak dialog Select format (Gambar 7.18), pilih format
QuickTime.
4. Klik OK, pada cast window akan bertambah 1 cast member dengan
icon quicktime. Ini menunjukkan bahwa video avi telah diimpor
sebagai video quicktime.
7.3.6. Properti Video AVI
Kita bisa melihat bahwa properti untuk MOV dan AVI tidak banyak
berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada ada tidaknya controller dan
preload. Pada Video AVI, terdapat tambahan preload yang digunakan
untuk memasukkan file video terlebih dahulu ke memori sebelum
dimainkan (Gambar 7.20).
166
21. Gambar 7.20. Property Inspector AVI
7.4. Latihan
1. Buka kembali movie Foto_Album.Dir yang telah kita buat, berilah
efek transisi pada frame yang telah ditunjukkan pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1. Frame, kategori dan nama transisi.
Frame Kategori dan nama transisi
26 Other > Random Rows
41 Wipe > Center Out, Horizontal
81 Wipe > Center Out, Square
121 Wipe > Edges In, Horizontal
185 Wipe > Random Column
2. Buka file Transisi2.Dir, masukkanlah efek Other > Push Down,
ke transisi channel pada frame 10.
a. Pada opsi Affect pilihlah Entire Stage, mainkan movie.
b. Ganti menjadi Changing Area Only, mainkan kembali.
167
22. Apa perbedaan kedua pilihan ini?
3. Isilah suara latar Foto_Album.Dir tersebut dengan musik
kesayangan Anda, impor sebagai link.
4. Apakah ada perbedaan icon pada cast member sound yang diimpor
dengan metode standar atau link? Apa bedanya?
5. Jelaskan apa kelebihan dan kekurangan dari format video MOV dan
AVI?
168