SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Di dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas, banyak hal yang tentunya
harus guru ketahui agar proses tersebut dapat berjalan lancar dan dapat
menghantarkan peserta didiknya mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Salah satunya guru harus mengetahui strategi apa yang harus diterapkan melalui
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar peserta didik.
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu
faktor intern dan ekstern. Tidak hanya untuk mengetahui keadaan peserta didik,
namun pemahaman tersebut akan digunakan guru sebagai acuan untuk memilih
model pembelajaran yang tepat. Faktor intern adalah faktor utama yang harus
diperhatikan guru terlebih dahulu. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran yang
lebih menekankan pada faktor intern, motivasi dan penguatan (reinforcement)
harus difokuskan oleh guru. Motivasi dan penguatan akan meningkatkan hasil
belajar siswa. Jika siswa sudah memiliki ketertarikan pada suatu proses
pembelajaran, maka materi yang ada akan mudah dipahami. Selain itu, kerja sama
antar peserta didik dapat membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan
sehingga dimungkinkan agar guru memilih model pembelajaran yang bersifat
kooperatif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa
serta sekaligus memberikan penguatan kepada siswa adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match. Adapun pembahasan mengenai model tersebut
serta bagaimana hubungannya dengan peningkatan hasil belajar siswa akan
dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah hakikat model pembelajaran Make A Match?
1.2.2 Apakah hakikat hasil belajar?
1
1.2.3 Apakah hubungan antara Make A Match dengan hasil belajar?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hakikat dari model pembelajaran Make A Match.
1.3.2 Untuk mengetahui apakah hakikat hasil belajar.
1.3.3 Untuk mengetahui apakah hubungan antara Make A Match dengan
hasil belajar.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Melalui penulisan makalah ini manfaat yang diperoleh oleh
mahasiswa atau calon pendidik adalah bertambahnya informasi dan
berkembangnya wawasan mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match , sehingga nantinya dapat diterapkan dengan baik dalam
proses pembelajaran.
1.4.2 Bagi Guru atau Pendidik
Manfaat yang diperoleh melalui penulisan makalah ini adalah agar
para pendidik mampu lebih selektif dalam memilih model pembelajaran
yang menarik dan kreatif serta efektif dalam proses pembelajaran dan agar
guru juga mampu mengetahui model pembelajaran khususnya “Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Model Pembelajaran Make A Match
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan
siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah,
menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.
Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.
Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match
adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari
pasangan” menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu
lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang
terdapat pada kartu yang dipegang siswa lain. Model pembelajaran
kooperatif tipe Make A-Match cocok digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa diberi
kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana belajar di kelas
dapat diciptakan sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa
untuk memecahkan masalah yang terkait dengan topik pelajaran serta
adanya penghargaan (reward), sehingga siswa dapat belajar dalam suasana
yang menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match merupakan
pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994.
Salah satu keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik (Anita Lie, 2003:55).
2.1.2 Langkah-langkah Pembelajaran
Dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif oleh Hsyam zaini, model
pembelajaran ini adalah model yang cukup menyenangkan yang digunakan
untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian
3
, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini dengan catatan,
peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih
dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal
pengetahuan. Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik
yang ada di dalam kelas.
2) Guru membagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian
yang sama.
3) Guru menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan.
Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4) Pada sebagian kertas yang lain,guru menulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
5) Kemudian guru mengocok semua kertas sehingga akan tercampur
antara soal dan jawaban.
6) Guru memberi setiap peserta didik satu kertas. Setelah itu guru
menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Setengah peserta didik akan mendapatkan soal dan
setengah yang lain akan mendapatkan jawaban.
7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada
yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk
berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi
yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman yang
lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan yang lain.
9) Terakhir membuat klarifikasi dan kesimpulan serta evaluasi .
4
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make A Match
Dikutip dari htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-
persiapan dan.html. Adapun kelebihan serta kekurangan model
pembelajaran Make A Match adalah sebagai berikut :
1) Kelebihan Model Pembelajaran Make A Match
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara
kognitif maupun fisik.
b. Sangat menyenangkan karena ada unsur permainan.
c. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa.
e. Efektif sebagai sarana melatih kedisiplinan siswa.
2) Kekurangan Model Pembelajaran Make A Match
a. Jika tidak dirancang dengan baik maka akan menyebabkan
banyak waktu terbuang.
b. Pada awal penerapan banyak siswa malu jika berpasangan
dengan lawan jenisnya.
c. Jika tidak diarahkan dengan baik, maka banyak siswa yang
kurang memperhatikan saat presentasi.
d. Harus berhati-hati dalam memberikan hukuman agar siswa
tidak merasa malu.
e. Jika terus-menerus menggunakan model ini maka siswa akan
mengalami kejenuhan.
2.2 Hakikat Hasil Belajar
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2005:22).
Sedangkan menurut Fudyartanto (2002:151) hasil belajar adalah penguasaan
sejumlah pengetahuan dan keterampilan baru serta sikap baru ataupun
memperkuat sesuatu yang telah dikuasai sebelumnya, termasuk pemahaman
dan penguasaan nilai-nilai. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan
atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan
5
tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Hasil tes ini berupa data
kuantitatif (Slameto, 2001:30).
Menurut Benyamin Bloom dikutip dari Nana Sudjana (2005:22), hasil
belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah
afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotorik, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan gerakan keterampilan
kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dari ketiga ranah kemampuan itu, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam ranah
konitif ini terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-
ingat (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengarapkan kemampuan
untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah
merupakan proses berpikir yang paling
rendah.
2) Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan
6
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi
yang baru dan kongkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan
proses berpikir setingkat lebih tinggi dibanding pemahaman.
4) Analisis
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian
atau faktor-faktor yang satu dengan faktor lainnya. Kemampuan
berpikir analisis setingkat lebih tinggi dibanding dengan pemahaman.
5) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan berpikir yang berkebalikan
dengan proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur secara logis, sehingga menjadi
suatu pola baru.
6) Evaluasi
Evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif menurut Taksonomi Bloom. Evaluasi merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai
atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan,
maka ia mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan
patokan atau kriteria yang sudah ada.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dibagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
7
segala faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, di antaranya
adalah tingkat intelegensi, motivasi, minat, kemampuan awal dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor dari luar diri siswa yang
dapat menambah semangat anak dalam belajar. Faktor tersebut meliputi
lingkungan tempat tinggal anak, keadaan sosial ekonomi keluarga,
kurikulum yang diterapkan dari sekolah, fasilitas belajar yang dimiliki,
metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan lain sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Proses belajar akan berjalan lancar
apabila disertai dengan motivasi.
2.3 Hubungan antara Make A Match dengan Hasil Belajar
Motivasi sangat erat kaiatannya dengan keberhasilan belajar yang dicapai
siswa, sehingga guru berupaya sedapat mungkin untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa melalui proses-proses pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya
dengan menerapkan model kooperatif. Make A-Match merupakan salah satu tipe
model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dengan model Make A-Match, siswa ditugaskan untuk
menemukan pasangan dari kartu yang dipegangnya. Hal tersebut menimbulkan
rasa ingin tahu siswa tentang penyelesaian dari permasalahan dalam kartunya
sehingga dapat segera mencocokkan kartu yang dimilikinya. Rasa ingin tahu
merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Adanya interaksi
dengan siswa lain, dapat mendorong motivasi belajar siswa sehingga mampu
berbagi pengetahuan belajar dengan yang lain. Permainan merupakan proses yang
sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik itu menyebabkan proses
belajar menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang
bermakna akan mudah untuk diingat, dipahami dan dihargai. Adanya suasana
persaingan akan menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh sehingga
meningkatkan motivasi belajar.
Pemberian penghargaan merupakan cara efektif untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa menuju kepada hasil belajar yang baik. Jadi, dari rangkaian
pembelajaran Make A-Match tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa sehingga mendorong untuk tercapainya pula peningkatan hasil
8
belajar siswa. Dari penelitian di kelas, meningkatnya motivasi belajar siswa dapat
dilihat dari persentase hasil angket motivasi belajar. Pada setiap aspek motivasi,
banyaknya siswa yang berkategori tinggi telah mencapai ≥ 70%. Adanya
peningkatan rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan banyaknya siswa
yang tuntas (nilai ≥ KKM yaitu70) telah mencapai ≥ 75%.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match
adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari
pasangan” menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu
lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang
terdapat pada kartu yang dipegang siswa lain.
3.1.2 Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar diklasifikasikan
menjadi tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik.
3.1.3 Hubungan antara Make A Match dengan Hasil Belajar
Berdasarkan presentase angket motivasi dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa
melalui peningkatan motivasi siswa tersebut.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah hendaknya di dalam
melaksanakan proses pembelajaran tersebut, guru harus mampu menjadikan
situasi di dalam kelas sekondusif mungkin agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Salah satu caranya adalah guru juga harus selektif dan kreatif di dalam
memilih model-model pembelajaran dan tidak hanya memakai metode ceramah.
10
DAFTAR RUJUKAN
Nur Safitri Wahyuningsih. 2011. “Penerapan MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH” . Tersedia pada :
http://eprints.uny.ac.id/2099/ (diakses tanggal 7 Mei 2013)
Sunardi, dkk. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Make a Match dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar”. Tersedia pada :
http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/423(diakses tanggal 7
Mei 2013)
Saiful, Amin. 2011. “Metode Make a Match: Tujuan, Persiapan, dan
Implementasinya dalam Pembelajaran”. Tersedia pada : http://www.model-
pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html(diakses tanggal 7
Mei 2013)
Zaini, Hsyam, dkk.2011. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan
Madani
11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranContoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranSDN 1 JUGLANGAN
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempsmpusy13
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINHiriza Hiriza
 
Membaca permulaan tanpa buku
Membaca permulaan tanpa bukuMembaca permulaan tanpa buku
Membaca permulaan tanpa bukuYltsr
 
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docRPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docAsep Saepullah
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
 
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada PecahanLKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada PecahanAlorka 114114
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDTatik prisnamasari
 
Contoh rpp ketika ppl
Contoh rpp ketika pplContoh rpp ketika ppl
Contoh rpp ketika pplMahda Leni
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanLKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanAlorka 114114
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2Rachmah Safitri
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxAsep Saepullah
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupsriyandi djoeweri
 

Mais procurados (20)

Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranContoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
 
RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
 
Membaca permulaan tanpa buku
Membaca permulaan tanpa bukuMembaca permulaan tanpa buku
Membaca permulaan tanpa buku
 
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.docRPP DIFERENSIASI MTK.doc
RPP DIFERENSIASI MTK.doc
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada PecahanLKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
 
Contoh rpp ketika ppl
Contoh rpp ketika pplContoh rpp ketika ppl
Contoh rpp ketika ppl
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada PecahanLKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
LKPD-Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
 
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2
RPP KELAS 6 TEMA 2 SUB TEMA 2
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
 

Destaque

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchUniversitas Negeri Medan
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematikarisa zakiatul
 
Make A Match Slideshow
Make A Match SlideshowMake A Match Slideshow
Make A Match SlideshowJohn Schneyer
 
Model dan metode pembelajaran
Model dan metode pembelajaranModel dan metode pembelajaran
Model dan metode pembelajaranSiti Sihite
 
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaran
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajarancontoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaran
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaranSiti Mugi Rahayu
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaran
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaranTeori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaran
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaranjayamartha
 
Hakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaHakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaRifki Aminuddin
 
Students worksheet Procedure Text
Students worksheet Procedure TextStudents worksheet Procedure Text
Students worksheet Procedure TextPriyanka Eka
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikanwahyusrisayekti
 
Rpp procedure text
Rpp procedure textRpp procedure text
Rpp procedure textPriyanka Eka
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaransaipul anam
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Titin Agustini
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliIslamuddin Syam
 
Judul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paiJudul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paimudarris
 
kesulitan belajar matematika untuk siswa
kesulitan belajar matematika untuk siswakesulitan belajar matematika untuk siswa
kesulitan belajar matematika untuk siswaLam RoNna
 

Destaque (20)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
 
Make A Match Slideshow
Make A Match SlideshowMake A Match Slideshow
Make A Match Slideshow
 
Model dan metode pembelajaran
Model dan metode pembelajaranModel dan metode pembelajaran
Model dan metode pembelajaran
 
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaran
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajarancontoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaran
contoh sintak model pembelajaran dan aktivitas pembelajaran
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaran
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaranTeori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaran
Teori Belajar dan Pembelajaran (14) -model pembelajaran
 
Jurnal EDUMA Desember 2014
Jurnal EDUMA Desember 2014Jurnal EDUMA Desember 2014
Jurnal EDUMA Desember 2014
 
Hakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_mediaHakikat pembelajaran pai_media
Hakikat pembelajaran pai_media
 
Students worksheet Procedure Text
Students worksheet Procedure TextStudents worksheet Procedure Text
Students worksheet Procedure Text
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Ppt.proposal ptk
Ppt.proposal ptkPpt.proposal ptk
Ppt.proposal ptk
 
Rpp procedure text
Rpp procedure textRpp procedure text
Rpp procedure text
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
 
Judul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paiJudul judul skripsi pai
Judul judul skripsi pai
 
kesulitan belajar matematika untuk siswa
kesulitan belajar matematika untuk siswakesulitan belajar matematika untuk siswa
kesulitan belajar matematika untuk siswa
 

Semelhante a Pembelajaran Kooperatif

LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxJunaiHunter
 
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfLK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfnurwahyuningsih20
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikamerisnuspita
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4vietry NIC
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfMeilanieGitchuu
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxRuthSerepVinneSihite
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfXaviJr5
 

Semelhante a Pembelajaran Kooperatif (20)

LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfLK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
 
1
11
1
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Model modl pembelajaran
Model modl pembelajaranModel modl pembelajaran
Model modl pembelajaran
 

Pembelajaran Kooperatif

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Di dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas, banyak hal yang tentunya harus guru ketahui agar proses tersebut dapat berjalan lancar dan dapat menghantarkan peserta didiknya mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satunya guru harus mengetahui strategi apa yang harus diterapkan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar peserta didik. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu faktor intern dan ekstern. Tidak hanya untuk mengetahui keadaan peserta didik, namun pemahaman tersebut akan digunakan guru sebagai acuan untuk memilih model pembelajaran yang tepat. Faktor intern adalah faktor utama yang harus diperhatikan guru terlebih dahulu. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih menekankan pada faktor intern, motivasi dan penguatan (reinforcement) harus difokuskan oleh guru. Motivasi dan penguatan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Jika siswa sudah memiliki ketertarikan pada suatu proses pembelajaran, maka materi yang ada akan mudah dipahami. Selain itu, kerja sama antar peserta didik dapat membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan sehingga dimungkinkan agar guru memilih model pembelajaran yang bersifat kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa serta sekaligus memberikan penguatan kepada siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun pembahasan mengenai model tersebut serta bagaimana hubungannya dengan peningkatan hasil belajar siswa akan dibahas dalam makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah hakikat model pembelajaran Make A Match? 1.2.2 Apakah hakikat hasil belajar? 1
  • 2. 1.2.3 Apakah hubungan antara Make A Match dengan hasil belajar? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui hakikat dari model pembelajaran Make A Match. 1.3.2 Untuk mengetahui apakah hakikat hasil belajar. 1.3.3 Untuk mengetahui apakah hubungan antara Make A Match dengan hasil belajar. 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Mahasiswa Melalui penulisan makalah ini manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa atau calon pendidik adalah bertambahnya informasi dan berkembangnya wawasan mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match , sehingga nantinya dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran. 1.4.2 Bagi Guru atau Pendidik Manfaat yang diperoleh melalui penulisan makalah ini adalah agar para pendidik mampu lebih selektif dalam memilih model pembelajaran yang menarik dan kreatif serta efektif dalam proses pembelajaran dan agar guru juga mampu mengetahui model pembelajaran khususnya “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match”. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa. Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan” menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang terdapat pada kartu yang dipegang siswa lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana belajar di kelas dapat diciptakan sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait dengan topik pelajaran serta adanya penghargaan (reward), sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match merupakan pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Anita Lie, 2003:55). 2.1.2 Langkah-langkah Pembelajaran Dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif oleh Hsyam zaini, model pembelajaran ini adalah model yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian 3
  • 4. , materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di dalam kelas. 2) Guru membagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3) Guru menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4) Pada sebagian kertas yang lain,guru menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat. 5) Kemudian guru mengocok semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 6) Guru memberi setiap peserta didik satu kertas. Setelah itu guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Setengah peserta didik akan mendapatkan soal dan setengah yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan yang lain. 9) Terakhir membuat klarifikasi dan kesimpulan serta evaluasi . 4
  • 5. 2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make A Match Dikutip dari htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan- persiapan dan.html. Adapun kelebihan serta kekurangan model pembelajaran Make A Match adalah sebagai berikut : 1) Kelebihan Model Pembelajaran Make A Match a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kognitif maupun fisik. b. Sangat menyenangkan karena ada unsur permainan. c. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa. e. Efektif sebagai sarana melatih kedisiplinan siswa. 2) Kekurangan Model Pembelajaran Make A Match a. Jika tidak dirancang dengan baik maka akan menyebabkan banyak waktu terbuang. b. Pada awal penerapan banyak siswa malu jika berpasangan dengan lawan jenisnya. c. Jika tidak diarahkan dengan baik, maka banyak siswa yang kurang memperhatikan saat presentasi. d. Harus berhati-hati dalam memberikan hukuman agar siswa tidak merasa malu. e. Jika terus-menerus menggunakan model ini maka siswa akan mengalami kejenuhan. 2.2 Hakikat Hasil Belajar 2.2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2005:22). Sedangkan menurut Fudyartanto (2002:151) hasil belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan dan keterampilan baru serta sikap baru ataupun memperkuat sesuatu yang telah dikuasai sebelumnya, termasuk pemahaman dan penguasaan nilai-nilai. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan 5
  • 6. tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Hasil tes ini berupa data kuantitatif (Slameto, 2001:30). Menurut Benyamin Bloom dikutip dari Nana Sudjana (2005:22), hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari ketiga ranah kemampuan itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam ranah konitif ini terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 1) Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat- ingat (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengarapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir yang paling rendah. 2) Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan 6
  • 7. memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. 3) Aplikasi Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi dibanding pemahaman. 4) Analisis Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor lainnya. Kemampuan berpikir analisis setingkat lebih tinggi dibanding dengan pemahaman. 5) Sintesis Sintesis merupakan kemampuan berpikir yang berkebalikan dengan proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola baru. 6) Evaluasi Evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan atau kriteria yang sudah ada. 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah 7
  • 8. segala faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, di antaranya adalah tingkat intelegensi, motivasi, minat, kemampuan awal dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor dari luar diri siswa yang dapat menambah semangat anak dalam belajar. Faktor tersebut meliputi lingkungan tempat tinggal anak, keadaan sosial ekonomi keluarga, kurikulum yang diterapkan dari sekolah, fasilitas belajar yang dimiliki, metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan lain sebagainya. Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai dengan motivasi. 2.3 Hubungan antara Make A Match dengan Hasil Belajar Motivasi sangat erat kaiatannya dengan keberhasilan belajar yang dicapai siswa, sehingga guru berupaya sedapat mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui proses-proses pembelajaran yang dilakukan. Salah satunya dengan menerapkan model kooperatif. Make A-Match merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan model Make A-Match, siswa ditugaskan untuk menemukan pasangan dari kartu yang dipegangnya. Hal tersebut menimbulkan rasa ingin tahu siswa tentang penyelesaian dari permasalahan dalam kartunya sehingga dapat segera mencocokkan kartu yang dimilikinya. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Adanya interaksi dengan siswa lain, dapat mendorong motivasi belajar siswa sehingga mampu berbagi pengetahuan belajar dengan yang lain. Permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik itu menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan mudah untuk diingat, dipahami dan dihargai. Adanya suasana persaingan akan menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh sehingga meningkatkan motivasi belajar. Pemberian penghargaan merupakan cara efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menuju kepada hasil belajar yang baik. Jadi, dari rangkaian pembelajaran Make A-Match tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mendorong untuk tercapainya pula peningkatan hasil 8
  • 9. belajar siswa. Dari penelitian di kelas, meningkatnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari persentase hasil angket motivasi belajar. Pada setiap aspek motivasi, banyaknya siswa yang berkategori tinggi telah mencapai ≥ 70%. Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan banyaknya siswa yang tuntas (nilai ≥ KKM yaitu70) telah mencapai ≥ 75%. 9
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 3.1.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Make A-Match adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan” menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang terdapat pada kartu yang dipegang siswa lain. 3.1.2 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni: ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik. 3.1.3 Hubungan antara Make A Match dengan Hasil Belajar Berdasarkan presentase angket motivasi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan motivasi siswa tersebut. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah hendaknya di dalam melaksanakan proses pembelajaran tersebut, guru harus mampu menjadikan situasi di dalam kelas sekondusif mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu caranya adalah guru juga harus selektif dan kreatif di dalam memilih model-model pembelajaran dan tidak hanya memakai metode ceramah. 10
  • 11. DAFTAR RUJUKAN Nur Safitri Wahyuningsih. 2011. “Penerapan MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH” . Tersedia pada : http://eprints.uny.ac.id/2099/ (diakses tanggal 7 Mei 2013) Sunardi, dkk. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Make a Match dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar”. Tersedia pada : http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/423(diakses tanggal 7 Mei 2013) Saiful, Amin. 2011. “Metode Make a Match: Tujuan, Persiapan, dan Implementasinya dalam Pembelajaran”. Tersedia pada : http://www.model- pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html(diakses tanggal 7 Mei 2013) Zaini, Hsyam, dkk.2011. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani 11