1. Induksi pada persalinan
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik
secara operatif maupun medikasi, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga
terjadi persalinan. Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan, di mana pada
akselerasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.
(Wiknjosastro, 2007: 73).
Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses persalinan(dari tidak
ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya
medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal. (Darmayanti, 2009: 1).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran
seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama
9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong ke luar melalui jalan
lahir (Abdul Bari, 2002: 100).
His mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan
persalinan, persalinan berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan
pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam). Jika setelah
lewat 24 jam persalinan belum dimulai dan keadaan bayinya baik, dapat dilakukan induksi
persalinan untuk mengurangi resiko infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam
rahim (Syahrul Rauf, 2006).
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan atau langkah yang dilakukan
untuk memulai suatu persalinan, baik secara mekanik ataupun secara kimiawi
(farmakologik). Di Birmingham hospital university of Alabama dari tahun 1996-1999 lebih
dari 17.000 persalinan 20% wanita diberi oksitosin untuk induksi persalinan dan 35% untuk
augmentasi (Cuningham, 2002: 516). Di Indonesia 16,17% persalinan dalam waktu 24 jam
2. tidak ada tanda-tanda persalinan setelah ketuban pecah dilakukan induksi persalinan. Induksi
persalinan yang diawali dengan pematangan serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks (Dr. Chrisdiono, 2004: 15).
Induksi persalinan dilakukan karena kehamilan yang memasuki tanggal perkiraan lahir
bahkan lebih dari sembilan bulan dimana kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum
juga terjadi persalinan. Induksi juga dilakukan alasan kesehatan ibu misalnya ibu terkena
infeksi, diabetes mellitus, hipertensi (Yulianti, 2005). Induksi diindikasikan apabila manfaat
bagi ibu atau janin melebihi manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat apabila persalinan
dibiarkan berlanjut. American College of Obstetricians and Gynecologist (1999), tidak
menganjurkan konsep induksi elektif demi kenyamanan dokter atau pasien karena kesadaran
bahwa induksi persalinan menimbulkan peningkatan penyulit dibandingkan dengan
persalinan spontan (F, Gary Cuningham, 2006: 516).
Kontraksi akibat induksi terasa lebih sakit karena mulainya sangat mendadak pada
augmentasi persalinan diberikan oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa secara efektif
mendorong janin melewati jalan lahir (Syahrul Rauf, 2006). Tetesan oksitosin dan palpasi
fundus harus selalu dipantau untuk mengakibatkan persalinan cepat sehingga penigkatan
resiko trauma servikal dan robekan jaringan lunak sering terjadi. Stimulasi berlebihan
menyebabkan hipoksia janin, ruptur uterus dan pelepasan plasenta prematur, bila kontraksi
berakhir lebih dari 60 detik atau masing-masing terjadi lebih 2-3 menit oksitosin harus
dihentikan (Marilynn F. Doenges, 2001: 201).
Kejadian induksi persalinan dapat di cegah sedini mungkin mulai dari masa
kehamilan dengan cara melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin dan baik,
membiasakan untuk mobilisasi, senam hamil dan harus benar-benar dipersiapkan untuk
menghadapi persalinan dan di jelaskan kemungkinan-kemungkinan yang ada sehingga untuk
mencegah hal yang mungkin bisa membahayakan ibu dan janinnya dapat teratasi. Dalam hal
3. ini semua tenaga kesehatan perlu berperan penting untuk memberikan pencegahan sedini
mungkin pada setiap ibu hamil dan ibu bersalin untuk mencegah hal-hal yang membahayakan
ibu dan janin, tetapi tidak semua tenaga kesehetan melakukan atau memberikan pencegahan
sedini mungkin seperti halnya dengan melakukan senam hamil ataupun mengajarkan
mobilisasi pada setiap ibu hamil. Sedangkan kendala dalam induksi persalinan biasanya
terjadi karena kurangnya kesadaran ibu untuk melakukan antenatal care serta kurangnya
upaya tenaga kesehatan untuk memberikan pencegahan sedini mungkin seperti mengajarkan
mobilisasi dan senam hamil pada ibu, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mendeteksi
secara dini penyulit-penyulit yang terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
INDUKSI & AKSELERASI PERSALINAN
Dilakukan dengan menggunakan oksitosin sintetis.
Induksi persalinan dan akselerasi persalinan dilakukan dengan cara yang sama tapi dengan
tujuan yang berbeda.
- See more at: http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/induksi-dan-akselerasi-persalinan.
html#sthash.Mih0DHUl.dpuf