Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang model permintaan agregat dan penawaran agregat dalam teori makroekonomi.
2. Model ini menjelaskan hubungan antara tingkat harga agregat, output agregat, dan faktor-faktor yang memengaruhinya seperti permintaan agregat, penawaran agregat, inflasi, dan keseimbangan ekonomi.
3. Model ini berguna untuk mempelajari kinerja ekonomi dalam jangka pendek dan
1. 1. Permintaan dan Penawaran Agregat
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan
perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai
modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi
dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori
klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan
untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,
sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan
jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek
ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta
kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat
mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat
kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan
fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam
teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan
harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini
mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan
dilihat dari ukuran ekonomi yang jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat
kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat
ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan
bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model
penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama
persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan
satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan
agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
2. Permintaan Agregat
Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat
harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan
agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat
harga.
Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat
Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang
beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah
output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa
jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya
merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
Persamaan kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan
permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P) d dan
bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah
sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama
dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan
output adalah konstan.
Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,
persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan
Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi
persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari
dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva permintaan agregat.
Tingkat
Harga (P)
Permintaan agregat (AD)
Pendapatan, output, Y
3. Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah
uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin
tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena
itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta.
Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang
tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan
dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka
kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat
bergeser.
Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY,
menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan
pengangguran proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga,
jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga
adalah lebih rendah. Kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Tingkat
Harga P
AD1
AD2
Pendapatan,output, Y
4. Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas
menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap
tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun,
tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk
Tingkat
Harga P
memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit.
Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan
agregat. Meskipun jumlah uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat
AD2
juga bisa bergeser jika beberapa hal menyebabkan perubahan perputaran uang.
AD
Penawaran Agregat
1
Pendapatan,output, Y
Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang
menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi
harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang
menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi
produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
5. tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi
yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lain untuk mewujudkan produksi nasional.
Yang Memindahkan Kurva AD
Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan
memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang
akan berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti
tabungan dan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan eksporimpor akan memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan
berubah sebagai akibat perubahan permintaan dan penawaran uang.
Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli
ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan
kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke
atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai
tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja
penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun
tertentu yang digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang
tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Y f.
Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS 0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f
menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan
memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f.
Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian
perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian
sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga
kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan
6. mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga
tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P 0.
Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila
ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan nasional tidak
dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang
semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan
harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan
oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh
golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan
Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat
jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat
jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan
“jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga
barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami perubahan.
Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat
harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan faktorfaktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.
(a) Klasik
P
(b) Keynesian sederhana
AS
Yf
P
AS1
Yf1
Yo
(c) Keynesian Bar
P
Yo
Yf
(d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional
P
AS
LRAS
Yo
SRAS
Yf
Yo
7. Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. [1]
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmemengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada
banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah
CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah
angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—
100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.
Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah:
•
Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini
pertama-tama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan
menurunkan permintaan agregat dan pendapatan nasional.
•
Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga akan
menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan
nasional
8. Penentuan keseimbangan dalam perekonomian
Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan
dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik
pencapaian
keseimbangan
ini
ditunjukkan
dalam
gambar.
Grafik
tersebut
memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada permintaan agregat
Ado dan penawaran agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian akan mencapai
keseimbangan pada titik E0. Ini berarti dalam perekonomian pendapatan nasional riil
akan mencapai Y0 dan ini merupakan pendapatan nasional pada kesempatan kerja
penuh karena pada pendapatan nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan
penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P 0.
Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil
mencapai Y1 dan tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa
perekonomian mengalami pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi
permintaan agregat dan penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja.
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan
penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja
kelebihan penawaran akan menimbulkan pengurangan ke atas tingkat riil. Penurunan
upah riil ini akan menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama
penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan
dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja
penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y 2 adalah melebihi
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y 0). Kekurangan penawaran ini
menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi permintaan
agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat.
Tingkat
Harga
Kelebihan AS
A
E0
B
AD0
Kelebihan AD
Y1
Y0
Y2
Pendapatan Nasional Riil
9. Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes
Keyakinan
Keynes
bahwa
perekonomian
selalu
menghadapi
masalah
pengangguran dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama
kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes
yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan
kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam
analisis Keynesian yang mula-mula berkembang, penentuan keseimbangan permintaan
dan penawaran agregat adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahanperubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada mulanya
keseimbangan hanya dapat mencapai titik E 0’ yang disebabkan karena permintaan
agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD 0. Pendapatan nasional adalah Y0 dan
berada dibawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Y f. Jurang
diantara Yf dengan Y0 akan menimbulkan pengangguran. Berbeda dengan pandangan
Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan penyesuaian seperti yang diterangkan
dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak akan berubah dan tidak akan
mewujudkan keseimbangan diantara permintaan agregat dan penawaran agregat pada
kesempatan kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan merosot untuk
menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam
permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada E0.
Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes
menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan
perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah
tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD 0 ke kanan yaitu AD1 dan
yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD 2. Perubahan sehingga ke tingkat AD 3
perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat
mengurangi pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat
kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran
10. Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand
management policy.
Keseimbangan AD-AS Dalam Analisis Keynes.
Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang
Kedudukan LRAS dapat ditentukan dengan melihat kepada: pada tingkat mana
penggunaan tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan
tenaga kerja tersebut menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana teknologi
dan faktor produksi lain adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan hubungan
pendapatan nasional riil dan tingkat harga dalam jangka panjang berbentuk tegak lurus
di atas tingkat pendapatan nasional riil pada kesempatan kerja penuh.
Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi yang tersedia
dan digunakan dalam perekonomian. Ini berarti keseimbangan AD-AS dalam jangka
panjang sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva AD merupakan faktor
yang menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku.
Perubahan keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek
Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat AS
dapat mengalami perubahan.Dalam bagian ini akan diperhatikan : faktor-faktor yang
menimbulkan perubahan tersebut dan implikasi dari perubahan tersebut ke atas
11. keseimbangan makroekonomi jangka pendek. Berdasarkan kepada faktor yang
menimbulkannya, perubahankeseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat
dibedakan kepada faktor-faktor yang berikut :
a. Pertambahan dalam permintaan agregat
b. Kemerosotan dalam permintaan agregat
c. Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan
mentah.
(Sumber: http://www.slideshare.net/rizkisandi/permintaan-dan-penawaran-agregat)
12. 2. Teori Ekonomi Moneter
A. Bank (Teori Perbankan)
Menurut Hasibuan (2008:2), Bank ialah lembaga keuangan, pencipta uang,
pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, statibilitas
moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Dalam dunia modern
sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara
sangatlah besar. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa
bank merupakan "nyawa" untuk menggerakkan roda perekonomian.
Secara umum bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara
kepentingan kreditur dengan debitur dengan pengumpulan dana dan penyaluran
kredit, dan juga sebagai lembaga penggerak sistem pembayaran transaksi keuangan
melalui fasilitas pembayaran yang tersedia seperti uang giral dan transfer uang.
Perbankan dapat dibagi menjadi 3 kelompok bank, yakni Bank Sentral, Bank Umum,
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Sentral
Bank Sentral ialah Bank yang hanya ada satu dalam suatu Negara yang bertugas
untuk mengendalikan stabilitas keuangan Negara serta mengatur dan mengawasi
kegiatan badan-badan keuangan untuk menjamin bahwa badan-badan keuangan itu
akan menciptakann kemajuan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Adapun fungsi bank sentral dalam perekonomian ialah sebagai pengawas
kegiatan bank umum dan lembaga keuangan non-bank, mengawasi keseimbangan
kegiatan perdagangan luar negeri, serta mempunyai hak monopoli (Hak Otoroi) untuk
mencetak uang kartal yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan
perdagangan.
Peranan Bank Sentral dengan Bank Umum dalam perputaran uang di
masyarakat. Berikut perbedaan antara Bank Sentral dan Bank Umum:
13. 1. Bank Sentral hanya satu di setiap Negara, sedangkan bank umum dapat
berkembang sebanyak mungkin.
2. Bank Sentral tidak melayani masyarakat secara langsung dalam menghimpun
dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat, tetapi justru bertugas mengatur
dan mengawasi kegiatan operasional dari bank umum.
3. Tujuan utama bank umum adalah mencari keuntungan, sedangkan tujuan
utama bank sentral adalah mengatur iklim moneter yang kondusif agar proses
pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan lancar dan stabil.
4. Bank Sentral hak monopoli (Hak Otoroi) untuk mencetak uang kartal yang
diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan, sedangkan
bank umum hanya mengedarkannya.
Bank Umum
Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai
lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan
aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Bank Umum dapat dibagi
menjadi 2 macam, yakni bank konvensional dan bank syari’ah. Bank Konvensional
memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan penyimpan (bunga
simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan
yang didapat dari selisih bunga ini disebut spread based. Sedangkan Bank Syari’ah
memperoleh keuntungan dari bagi hasil atau yang disebut profit sharing.
Selain mengedarkan uang kartal dan menyalurkannya melalui kredit, bank umum
juga memberikan jasa lainnya, seperti pengiriman uang (Transfer), penagihan suratsurat berharga yang berasal dari dalam kota (Clearing), penagihan surat berharga yang
berasal dari luar kota (inkaso), Letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garans,
bank notes, travelers cheque, dan jasa lainnya.
14. Bank Perkreditan rakyat
Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai
lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan
TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Secara umum Bank
Perkreditan Rakyat sama dengan Bank Umum, hanya saja yang membedakan ialah
Bank Perkreditan Rakyat TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam
masyarakat.
B. Kebijakan Moneter
Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau
bahkan
bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
15. namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya
beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy
money policy)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut
juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.
16. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadangkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
Selain kebijakan di atas ada beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan
pemerintah seperti:
a. Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap
mata uang asing.
b. Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing.
c. Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara
pengguntingan (pemotongan) uang. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali
nilai uang yang sudah jatuh. Pemerintah Indonesia pernah melakukan kebijakan
sanering pada tahun 1950an.
17. Tujuan Kebijakan Moneter
a.
Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.
c.
Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
e.
Menjaga kestabilan Ekonomi. Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa
seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
f.
Menjaga kestabilan Harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
g.
Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan
mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya
investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan
kerja masyarakat.
h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan
ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau
sebaliknya.
C. Kuantitas Uang
Sukirno (2011:267) menjelaskan pengertian uang merupakan benda-benda yang
disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar
atau perdagangan. Pada awalnya sistem tukar pembayaran memakai barang dengan
barang atau yang disebut dengan sistem barter, kemudian akibat kurang efisiennya
sistem barter ini maka dikembangkanlah sistem pembayaran uang yang terbuat dari
logam dan kertas.
18. Fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni fungsi asli dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang ini diartikan bahwa uang sebagai satuan alat hitung
dan alat tukar, sedangkan fungsi turunan uang diartikan sebagai alat pembayaran dan
pemindah kekayaan.
Dalam perkembangan teori uang berkembang pula berbagai teori-teori
mengenai nilai uang tersebut. Teori nilai uang ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok teori, yakni Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis.
Teori uang statis terdiri dari:
1. Teori Metalis, yakni uang bernilai dari bahan metal yang bernilai.
2. Teori Konvensi, yakni uang yang bernilai atas dasar kesepakatan masyarakat.
3. Teori Nominalisme, yakni uang bernilai karena mempunyai daya beli atas
barang dan jasa.
4. Teori Negara, yakni uang bernilai karena Negara menetapkan sebagai alat
pembayaran yang sah.
Teori uang dinamis terdiri dari:
1. Teori kuantitas David Ricardo, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang
ditentukan oleh jumlah uang yang beredar.
2. Teori Kunatitas Irving Fisher, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang
ditentukan oleh jumlah dan kecepatan uang yang beredar, serta dipengurhi
jumlah transaksi keuangan. Teori ini dapat dirumuskan secara matematis yakni
M.V = P.T
3. Teori Ongkos Produksi, yakni uang yang beredar nilainya sama dengan biaya
produksinya.
Dalam Perekonomian uang diciptakan dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan
perdagangan atau tukar menukar baik antar pelaku perekonomian maupun antar
negara. Selain itu juga uang dapat berperan mengenai masalah inflasi, permintaan dan
penawaran uang, tingkat bunga bank, serta nilai tukar terhadap mata uang asing. Agar
masyarakat menyetujui penggunaan barang sebagai uang yang berlaku haruslah
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
19. 1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
2. Mudah dibawa dan disimpan
3. Tahan lama
4. Jumlahnya terbatas
5. Bendanya memiliki mutu yang sama
Berdasarkan syarat-syarat diatas maka saat ini uang tidak hanya berbentuk logam dan
kertas (uang kartal), tapi juga berbentuk uang giral, yakni seperti Cek dan giro bilyet.
Uang giral merupakan alat pembayaran dan pertukaran yang dikeluarkan oleh
perbankan dan hanya berlaku di kalangan tertentu. Dalam perkembangannya
permintaan terhadap uang banyak digunakan untuk berbagai motif keperluan, yakni:
1. Motif transaksi (Transaction Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai
untuk keperluan transaksi barang dan jasa.
2. Motif antisipasi (Precautionary Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai
untuk keperluan berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang diluar perkiraan.
3. Motif spekulasi (Speculative Motive), yakni permintaan terhadap uang untuk
menghasilkan keuntungan dari uang tersebut melalui sistem bunga atau bagi
hasil.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter,
http://lisdianti.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html ,
http://ikubarunovryan.blogspot.com/2013/05/teori-moneter.html)
1. Sadono Sukirno.2000.Makro Ekonomi Modern.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
2. Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta.PT Raja Grafindo
Persada.
3. Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama,2007