SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
BAB 2
TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Teori Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai mekanisme teknik dan analisa akuntansi
yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan
departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan
sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Terdapat kaitan
yang erat antara teori akuntansi dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan
kepada pihak ekstemal.
Menurut Mardiasmo, teori memiliki tiga karakteristik dasar yaitu : (1) kemampuan
untuk menerangkan atan menjelaskar fenomena yang ada (the ability to explain), (2)
kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena), (3)
kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict). Dasar dari tujuan untuk mempelajari
teori akuntansi yaitu: 1) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang
saat ini dilakukan, 2) untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini, dan 3)
memperbaiki praktik akuntansi di masa datang. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor
publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi
sektor publik yaitu antara lain objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis
dalam penyajian laporan, dan materialistik.
Sistem dan Prosedur Akuntansi Sektor Publik
Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian proses ataupun prosedur, baik
manual maupun terkomputerisasi, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi dan kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah
daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur
akuntansi yaitu :
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas.
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas.
3. Prosedur akuntansi selain kas.
4. Prosedur akuntansi aset.
Standar Akuntansi Sektor Publik
Standar akuntansi sektor publik adalah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi sektor publik.Standar
akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan siklus
akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan
barang dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik.
Tujuan Penyusunan Pedoman Akuntansi
1. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan
dapat dterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang
berlaku dewasa ini
2. Menyediakan suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening
dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus
kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup penganggaran, pembendaharaan
dan pelaporan untuk organisasi sektor publik.
Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ( SAKSP ) adalah :
1. Meningkatkan kualitas dan realibilitas laporan akuntansi dan keuangan organisasi
sektor publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan.
2. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
3. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan keuangan
4. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi
yang sama.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara
lain:
1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan
posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan
integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan
kewajaran
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan,
regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta
tujuan sosial lainnya
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.
Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik
1. Akuntansi Anggaran.
2. Akuntansi Komitmen.
3. Akuntansi Dana.
Dari kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik dapat digolongkan
menajdi dua yaitu:
 Dana yang bisa dibelanjakan ( expendable funds). Dana yang disediakan untuk
membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian
dari tujuan organisasi sektor publik.
 Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds). Dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisni. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable funds.
4. Akuntansi Kas.
5. Akuntansi akrual
SINGLE ENTRY, DOUBLE ENTRY & TRIPLE ENTRY
1. SINGLE ENTRY. Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem
tata buku tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi
dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas
akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan
dicatat pada sisi pengeluaran. Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini
memiliki kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini
memiliki kelemahan antara lain kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan
penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan
sulit dikontrol. Oleh karean itu, dalam akuntansi terdapat sistem pencatatan yang
lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan tersebut. Sistem ini disebut dengan sistem
pencatatan double entry. Sistem pencatatan double entry inilah yang sering disebut
dengan akuntansi.
2. DOUBLE ENTRY. Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem
tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal.
Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit
berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dengan akuntansi.Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami
sistem pencatatan ini.
3. TRIPLE ENTRY. Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan
dengan menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan
pada buku anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK
SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada
buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.
TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Terdapat beberapa teknik akuntansi pada organisasi sektor publik, yaitu:
1. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah
yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat serta berpasangan. Akuntansi
anggaran banyak digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan,
yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar
dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran
dalam siklus perencanaan– pengendalian–pertanggung jawaban. Dalam teknik ini,
anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan
koreksi jika terdapat varians (selisih). Tetapi akuntansi anggaran lebih menekankan
pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri.
Kelemahan dari teknik ini antara lain:
Teknik ini sangat kompleks.
Akan lebih mudah dan lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan
pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya
dianggarkan.
2. Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting)
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya
pada saat faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan.
Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau
akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Berhubungan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus
pada pesanan yang telah dibuat. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, maka
manajer perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau
digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Akuntansi
komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait
dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.
3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber
dana dan alokasi dana. Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk
digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya memiliki
keterbatasan penggunaan dengan tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang
merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Organisasi sektor publik memiliki tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor
publik menggunakan sumber daya yang ada untuk tujuan tertentu, misalnya membangun
perpustakaan ataupun beasiswa. Secara umum, keseluruhan dana yang dimiliki
organisasi sektor publik memiliki tujan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor
eksternal (pembatasan eksternal) maupun faktor internal (perencanaan manajemen), ataupun
karena peraturan. Organisasi sektor publik membuat dana-dananya (funds) ke dalam sistem
akuntansi, dimana pemasukan yang dimiliki akan diklasifikasikan ke dalam dana-dana
tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Akuntansi dana digunakan untuk
mengendalikan dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund) tersebut
sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan dan persyaratan yang ada. Pengertian dana (fund)
dalam Governmental Accounting Standard Board (GASB) adalah: “a fiscal and accounting
with self-balancing set of a accounts recording cash and other financial resources, together
with all related liabilities, and residual equities or balances, and changer therein, which ar
segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining certain objectives in
accordance with special regulation, restriction, or limitation”. Perbedaan akuntansi dana
pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
a. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat
nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan
untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan
pada organisasi pemerintahan.
Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang
disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang
menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
b. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund)
Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk
mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya
mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis.
Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana
yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable fund.
Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih antara
aktiva dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh
pemegang sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak
menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu
dalam suatu organisasi sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement
focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Fokus
pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain
jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam
neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.
Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat
ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual,
riil, dan objektif. Dalam GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan
efektivitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak dapat diukur dengan baik.
Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis
akrual dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akrual,
komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Basis
akrual diterapkan berbeda antara proprietary fund (fund accrual) dengan governmental fund
(modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam proprietary fund, sedangkan
expenditure fokus padageneral funds. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi
selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan
dikeluarkan selama periode akuntansi.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik adalah untuk menentukan
cost of service and charging for service, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang
dibebankan kepada publik.
1. Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual
1. Basis kas: Penerimaan kas – Pengeluaran kas = Perubahan kas.
2. Basis akrual: Pendapatan – Biaya = Rugi/ Laba.
3. Pendapatan: Penerimaan kas selama satu periode akuntansi – Saldo awal piutang +
Saldo akhir piutang.
4. Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi – Saldo awal utang +
Saldo akhir utang.
JENIS-JENIS ANGGARAN
1. Line Item Budgeting
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan
darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan
(pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak
mengandung kelemahan atau sering pula disebut “traditional budgeting”. Walaupun
tak dapat disangkal, “line item budgeting” sangat populer penggunaannya karena
dianggap mudah untuk dilaksanakan.
2. Incremental Budgeting
Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang
memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan
usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran
merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan yang
harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental) dari
angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini adalah bahwa seluruh
kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya.
3. Planning Programming Budgeting Sistem
Planning Programming Budgeting Sistem adalah suatu proses perencanaan,
pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai
kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi
tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain
pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan
datang.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan
dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi
tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah:
1. Identifikasi unit keputusan
2. Membangun paket keputusan
3. Meriview peringkat paket keputusan
5. Performance Budgeting
Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem
penganggaran yang berorientasi pada “output” organisasi yang berkaitan sangat erat
dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi. Performance
Budgetingmengalokasikan sumber daya program, bukan pada unit organisasi semata
dan memakai laporan pengukuran sebagai indikator kinerja organisasi.
6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah suatu kerangka strategi
kebijakan tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non
departemen. Kerangka ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada
departemen untuk penetapan lokasi dan sumber dana pembangunan.
PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN
1. Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran negara (di pemerintahan Pusat
maupun di pemerintahan Daerah), baik yang berkaitan dengan pendapatan maupun
yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang
mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat selain harus dibahas dan
mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat.
2. Adil, berarti bahwa anggaran negara haruslah diarahkan secara optimum bagi
kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua
kelompok dalam masyarakt sesuai dengan kebutuhannya.
3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung jawaban
anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh
masyarakat umum.
4. Bermoral Tinggi, berarti pengelolaan keuangan negara harus berpegang kepada
peraturan perundangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu pada etika dan
moral yang tinggi.
5. Berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati-hati,
karena jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin terasa
penting jika dikaitkan dengan unsur hutang negara.
6. Akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan negara haruslah dapat dipertanggung
jawabkan setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
1. Mengenal Anggaran Negara
Anggaran negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran
rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi
penerimaan dan sisi pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada
ketidakpastian pada kedua sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan
perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran
negara yang bertanggung jawab menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (RAPBN) yang akan menjadi Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (APBN) nantinya setelah disahkan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR.
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
Setidaknya terdapat 6 (enam) sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam
penentuan volume APBN, yakni:
1. Harga minyak bumi di pasar internasional
2. Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC
3. Pertumbuhan ekonomi
4. Inflasi
5. Suku bunga
6. Nilai tukar Rupiah dengan Dolar Amerika (USD)
Penetapan angka-angka keenam unsur diatas memegang peranan yang sangat penting
dalam penyusunan APBN. Hasil penetapannya disebut RAPBN. Penerimaan dan pengeluaran
untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja.
Penetapan Angka Asumsi
Dalam proses penyusunan RAPBN, angka-angka asumsi tersebut ditempatkan sebagai faktor
luar yang menentukan kondisi anggaran, baik sisi pendapatan maupun belanja. Penetapan
angka asumsi dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari wakil-wakil dari Bank Indonesia,
Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor
Menteri Koordinator Perekonomian, dan Badan Pusat Statistik, yang bersidang secar rutin
untuk membahas dan menentukan angka asumsi.
Angka-angka asumsi yang dihasilkan oleh tim tersebut selanjutnya dipakai sebagai
dasar untuk menyusun RAPBN. Angka-angka yang tertera masih berupa usulan dari pihak
eksekutif (pemerintah) kepada pihak legislatif (DPR). RAPBN ini disampaikan oleh Presiden
kepada DPR dalam suatu sidang paripurna yang merupakan awal dari proses pembahasan
RAPBN antara pemerintah dan DPR, hingga mencapai kesepakatan dengan memutuskan
rancangan yang diajukan pemerintah menjadi APBN.
Fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian negara.
Komponen APBN
Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu:
1. Pendapatan Negara dan Hibah
2. Belanja negara
3. Keseimbangan primer
4. Surplus/defisit anggaran
5. Pembiayaan
Sistem Anggaran Negara
Sistem anggaran negara saat ini terdiri dari 2 (dua) kompponen utama:
1. Anggaran untuk pemerintah pusat yang dibagi dalam:
 Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi:
belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM)
 Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran
meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran pembangunan,
peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur saat ini masih cukup besar.
2. Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total
pengeluaran. Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah
daerah baik provinsi, kabupaten maupun kotamadya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikBab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1EnvaPya
 

Mais procurados (20)

Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Pelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan PublikPelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan Publik
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikBab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
 
Anggaran publik
Anggaran publikAnggaran publik
Anggaran publik
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Laporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan PublikLaporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan Publik
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 

Destaque

Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMiRuu Resty
 
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publikPertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publikcyberdy76
 
Ak sek publik_-_sesi2_new
Ak sek publik_-_sesi2_newAk sek publik_-_sesi2_new
Ak sek publik_-_sesi2_newSyahral Ahmad
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Jiantari Marthen
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Fitran Zain
 
1 bab 10_pelaporan_keuangan
1 bab 10_pelaporan_keuangan1 bab 10_pelaporan_keuangan
1 bab 10_pelaporan_keuanganmangunsonghendra
 
Tugas sp manajemen keuangan
Tugas sp manajemen keuanganTugas sp manajemen keuangan
Tugas sp manajemen keuanganHana Rosmawati
 
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...fajrillah
 
Keiso 15 chapter 7 review
Keiso 15 chapter 7 reviewKeiso 15 chapter 7 review
Keiso 15 chapter 7 reviewSungah Kimelika
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranFrandy11
 
Administrasi Publik Pascasarjana Institut Stiami
Administrasi Publik Pascasarjana Institut StiamiAdministrasi Publik Pascasarjana Institut Stiami
Administrasi Publik Pascasarjana Institut StiamiSuharmawan Marwan
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesariyanto apri
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikAldy Lolowang
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikAnggun Jayanti
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikKhatijah Parewa
 
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)Mhd. Abdullah Hamid
 

Destaque (20)

Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
 
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publikPertemuan 1   gambaran akuntansi sektor publik
Pertemuan 1 gambaran akuntansi sektor publik
 
Ak sek publik_-_sesi2_new
Ak sek publik_-_sesi2_newAk sek publik_-_sesi2_new
Ak sek publik_-_sesi2_new
 
Isi asp
Isi aspIsi asp
Isi asp
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
1 bab 10_pelaporan_keuangan
1 bab 10_pelaporan_keuangan1 bab 10_pelaporan_keuangan
1 bab 10_pelaporan_keuangan
 
Tugas sp manajemen keuangan
Tugas sp manajemen keuanganTugas sp manajemen keuangan
Tugas sp manajemen keuangan
 
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
 
Keiso 15 chapter 7 review
Keiso 15 chapter 7 reviewKeiso 15 chapter 7 review
Keiso 15 chapter 7 review
 
Akuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaranAkuntansi+anggaran
Akuntansi+anggaran
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Administrasi Publik Pascasarjana Institut Stiami
Administrasi Publik Pascasarjana Institut StiamiAdministrasi Publik Pascasarjana Institut Stiami
Administrasi Publik Pascasarjana Institut Stiami
 
Resum bab 1 2
Resum bab  1 2Resum bab  1 2
Resum bab 1 2
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publik
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publik
 
Mekanisme transaksi
Mekanisme transaksiMekanisme transaksi
Mekanisme transaksi
 
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)
Makalah laporan keuangan dan pengukuran kinerja sektor publik (8)
 

Semelhante a TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN

pengantar-daskun mk-1
pengantar-daskun mk-1pengantar-daskun mk-1
pengantar-daskun mk-1Vande Joe
 
01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansiDwimaghfiro
 
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.ppt
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.pptPT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.ppt
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.pptWahyumiEkawanti1
 
Bidang bidang akuntansi
Bidang bidang akuntansiBidang bidang akuntansi
Bidang bidang akuntansiRina Sintia
 
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansiamaen
 
Dasar2 Akuntansi
Dasar2 AkuntansiDasar2 Akuntansi
Dasar2 Akuntansienzhara
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...RaihanAbid1
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem pelaporan dan buku b...
Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem pelaporan dan buku b...Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem pelaporan dan buku b...
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem pelaporan dan buku b...Theresia Magdalena
 
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasiBab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasiSuardiLantong1
 
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
 
Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiSistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiYohana S
 
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...MAYANIH
 
1 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi21 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi2dwe3m3
 

Semelhante a TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN (20)

Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
pengantar-daskun mk-1
pengantar-daskun mk-1pengantar-daskun mk-1
pengantar-daskun mk-1
 
01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi01. gambaran umum akuntansi
01. gambaran umum akuntansi
 
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.ppt
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.pptPT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.ppt
PT_01_Pengantar Akuntansi_FEB_2022_Pengantar Akuntansi dan Bisnis - RPS.ppt
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 15)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 15)Kelompok 07 (tugas pertemuan 15)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 15)
 
Bidang bidang akuntansi
Bidang bidang akuntansiBidang bidang akuntansi
Bidang bidang akuntansi
 
Kelompok 07 (tugas pertemuan 13)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 13)Kelompok 07 (tugas pertemuan 13)
Kelompok 07 (tugas pertemuan 13)
 
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
16588263 Pelatihan Dasar Dasar Akuntansi
 
Dasar2 Akuntansi
Dasar2 AkuntansiDasar2 Akuntansi
Dasar2 Akuntansi
 
modul dasar akuntansi
modul dasar akuntansimodul dasar akuntansi
modul dasar akuntansi
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
 
Tugas ke
Tugas keTugas ke
Tugas ke
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem pelaporan dan buku b...
Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem pelaporan dan buku b...Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem pelaporan dan buku b...
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem pelaporan dan buku b...
 
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasiBab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
Bab 1 akuntansi sebagai sistem informasi
 
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
 
Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiSistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi
 
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...
Sipi, mayanih, prof. hapzi ali, buku besar dan pelaporan serta implementasiny...
 
1 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi21 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi2
 
Konsep dasar akuntansi
Konsep dasar akuntansiKonsep dasar akuntansi
Konsep dasar akuntansi
 

Último

KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 

Último (20)

KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN

  • 1. BAB 2 TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Teori Akuntansi Sektor Publik Akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai mekanisme teknik dan analisa akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Terdapat kaitan yang erat antara teori akuntansi dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak ekstemal. Menurut Mardiasmo, teori memiliki tiga karakteristik dasar yaitu : (1) kemampuan untuk menerangkan atan menjelaskar fenomena yang ada (the ability to explain), (2) kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena), (3) kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict). Dasar dari tujuan untuk mempelajari teori akuntansi yaitu: 1) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, 2) untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik yaitu antara lain objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik. Sistem dan Prosedur Akuntansi Sektor Publik Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian proses ataupun prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi yaitu : 1. Prosedur akuntansi penerimaan kas. 2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas. 3. Prosedur akuntansi selain kas.
  • 2. 4. Prosedur akuntansi aset. Standar Akuntansi Sektor Publik Standar akuntansi sektor publik adalah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi sektor publik.Standar akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan siklus akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik. Tujuan Penyusunan Pedoman Akuntansi 1. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat dterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang berlaku dewasa ini 2. Menyediakan suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup penganggaran, pembendaharaan dan pelaporan untuk organisasi sektor publik. Kebutuhan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik ( SAKSP ) adalah : 1. Meningkatkan kualitas dan realibilitas laporan akuntansi dan keuangan organisasi sektor publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan. 2. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian. 3. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan keuangan 4. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang sama. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain: 1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi 2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran
  • 3. 3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya 4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi. Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik 1. Akuntansi Anggaran. 2. Akuntansi Komitmen. 3. Akuntansi Dana. Dari kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sektor publik dapat digolongkan menajdi dua yaitu:  Dana yang bisa dibelanjakan ( expendable funds). Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.  Dana yang tidak bisa dibelanjakan (nonexpendable funds). Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisni. Digunakan sebagai pendukung dari expendable funds. 4. Akuntansi Kas. 5. Akuntansi akrual SINGLE ENTRY, DOUBLE ENTRY & TRIPLE ENTRY 1. SINGLE ENTRY. Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran. Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini memiliki kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan antara lain kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol. Oleh karean itu, dalam akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan tersebut. Sistem ini disebut dengan sistem
  • 4. pencatatan double entry. Sistem pencatatan double entry inilah yang sering disebut dengan akuntansi. 2. DOUBLE ENTRY. Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dengan akuntansi.Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. 3. TRIPLE ENTRY. Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran. TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Terdapat beberapa teknik akuntansi pada organisasi sektor publik, yaitu: 1. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting) Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat serta berpasangan. Akuntansi anggaran banyak digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan– pengendalian–pertanggung jawaban. Dalam teknik ini, anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi jika terdapat varians (selisih). Tetapi akuntansi anggaran lebih menekankan pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri. Kelemahan dari teknik ini antara lain: Teknik ini sangat kompleks.
  • 5. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan. 2. Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting) Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Berhubungan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, maka manajer perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. 3. Akuntansi Dana (Fund Accounting) Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana. Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya memiliki keterbatasan penggunaan dengan tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana. Organisasi sektor publik memiliki tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor publik menggunakan sumber daya yang ada untuk tujuan tertentu, misalnya membangun perpustakaan ataupun beasiswa. Secara umum, keseluruhan dana yang dimiliki organisasi sektor publik memiliki tujan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor eksternal (pembatasan eksternal) maupun faktor internal (perencanaan manajemen), ataupun karena peraturan. Organisasi sektor publik membuat dana-dananya (funds) ke dalam sistem akuntansi, dimana pemasukan yang dimiliki akan diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Akuntansi dana digunakan untuk mengendalikan dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund) tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan dan persyaratan yang ada. Pengertian dana (fund)
  • 6. dalam Governmental Accounting Standard Board (GASB) adalah: “a fiscal and accounting with self-balancing set of a accounts recording cash and other financial resources, together with all related liabilities, and residual equities or balances, and changer therein, which ar segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining certain objectives in accordance with special regulation, restriction, or limitation”. Perbedaan akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik. Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu : a. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik. b. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai pendukung dari expendable fund. Persamaan Akuntansi Dana Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi: AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan: AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
  • 7. Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih antara aktiva dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik. Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Fokus pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Akuntansi Kas Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil, dan objektif. Dalam GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak dapat diukur dengan baik. Akuntansi Akrual Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akrual, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Basis akrual diterapkan berbeda antara proprietary fund (fund accrual) dengan governmental fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam proprietary fund, sedangkan expenditure fokus padageneral funds. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik adalah untuk menentukan cost of service and charging for service, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang
  • 8. dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik. 1. Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual 1. Basis kas: Penerimaan kas – Pengeluaran kas = Perubahan kas. 2. Basis akrual: Pendapatan – Biaya = Rugi/ Laba. 3. Pendapatan: Penerimaan kas selama satu periode akuntansi – Saldo awal piutang + Saldo akhir piutang. 4. Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi – Saldo awal utang + Saldo akhir utang. JENIS-JENIS ANGGARAN 1. Line Item Budgeting Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut “traditional budgeting”. Walaupun tak dapat disangkal, “line item budgeting” sangat populer penggunaannya karena dianggap mudah untuk dilaksanakan. 2. Incremental Budgeting Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan yang harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental) dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya. 3. Planning Programming Budgeting Sistem Planning Programming Budgeting Sistem adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi
  • 9. tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang. 4. Zero Based Budgeting (ZBB) Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah: 1. Identifikasi unit keputusan 2. Membangun paket keputusan 3. Meriview peringkat paket keputusan 5. Performance Budgeting Performance Budgeting (anggaran yang berorientasi pada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada “output” organisasi yang berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi. Performance Budgetingmengalokasikan sumber daya program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai laporan pengukuran sebagai indikator kinerja organisasi. 6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF) Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah suatu kerangka strategi kebijakan tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Kerangka ini memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan lokasi dan sumber dana pembangunan. PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN 1. Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran negara (di pemerintahan Pusat maupun di pemerintahan Daerah), baik yang berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat selain harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat.
  • 10. 2. Adil, berarti bahwa anggaran negara haruslah diarahkan secara optimum bagi kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua kelompok dalam masyarakt sesuai dengan kebutuhannya. 3. Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung jawaban anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh masyarakat umum. 4. Bermoral Tinggi, berarti pengelolaan keuangan negara harus berpegang kepada peraturan perundangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu pada etika dan moral yang tinggi. 5. Berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati-hati, karena jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya. Hal ini semakin terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang negara. 6. Akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan negara haruslah dapat dipertanggung jawabkan setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN) 1. Mengenal Anggaran Negara Anggaran negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan perusahaan dalam menyusun anggaran juga dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung jawab menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) yang akan menjadi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) nantinya setelah disahkan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Setidaknya terdapat 6 (enam) sumber ketidakpastian yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN, yakni: 1. Harga minyak bumi di pasar internasional 2. Kuota produksi minyak mentah yang ditentukan OPEC 3. Pertumbuhan ekonomi
  • 11. 4. Inflasi 5. Suku bunga 6. Nilai tukar Rupiah dengan Dolar Amerika (USD) Penetapan angka-angka keenam unsur diatas memegang peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBN. Hasil penetapannya disebut RAPBN. Penerimaan dan pengeluaran untuk anggaran negara lazim disebut pendapatan dan belanja. Penetapan Angka Asumsi Dalam proses penyusunan RAPBN, angka-angka asumsi tersebut ditempatkan sebagai faktor luar yang menentukan kondisi anggaran, baik sisi pendapatan maupun belanja. Penetapan angka asumsi dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari wakil-wakil dari Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, dan Badan Pusat Statistik, yang bersidang secar rutin untuk membahas dan menentukan angka asumsi. Angka-angka asumsi yang dihasilkan oleh tim tersebut selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk menyusun RAPBN. Angka-angka yang tertera masih berupa usulan dari pihak eksekutif (pemerintah) kepada pihak legislatif (DPR). RAPBN ini disampaikan oleh Presiden kepada DPR dalam suatu sidang paripurna yang merupakan awal dari proses pembahasan RAPBN antara pemerintah dan DPR, hingga mencapai kesepakatan dengan memutuskan rancangan yang diajukan pemerintah menjadi APBN. Fungsi APBN 1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. 2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. 3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
  • 12. 5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian negara. Komponen APBN Secara garis besar APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu: 1. Pendapatan Negara dan Hibah 2. Belanja negara 3. Keseimbangan primer 4. Surplus/defisit anggaran 5. Pembiayaan Sistem Anggaran Negara Sistem anggaran negara saat ini terdiri dari 2 (dua) kompponen utama: 1. Anggaran untuk pemerintah pusat yang dibagi dalam:  Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM)  Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran pembangunan, peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur saat ini masih cukup besar. 2. Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total pengeluaran. Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kotamadya.