Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pembelajaran. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) perencanaan pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, (2) pendekatan sistem melihat pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi, dan (3) terdapat tiga variabel pembelajaran yaitu kondis
1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Di Susun Oleh : Ina Aprilianawati
Kelas : II B
Tugas : Kurikulum dan Pembelajaran
Penulis : Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd
Penerbit : Bumi Aksara
2. BAB 11
BAB Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran
Dasar Perlunya
Dasar Perlunya Tipe-Tipe
Perencanaan
Perencanaan Prinsip Umum
Prinsip Umum Tipe-Tipe
Perencanaan
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
Perencanaan tentang Mengajar
Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran
tentang Mengajar Belajar
Belajar
1.
1. Belajar Isyarat (Signal
Belajar Isyarat (Signal
Learning).
Learning).
2.
2. Belajar
Belajar
1.
1. Mengajar harus berdasarkan
Mengajar harus berdasarkan Stimulus-.Respons
Stimulus-.Respons
1.
1. Perbaikan kualitas pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran (Stimulus Respons
pengalaman yang sudah dimiliki
pengalaman yang sudah dimiliki (Stimulus Respons
2.
2. Pembelajaran dirancang dengan
Pembelajaran dirancang dengan
siswa.
siswa. Learning).
Learning).
pendekatan sistem.
pendekatan sistem.
2.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan 3.
3. Belajar Rangkaian
Belajar Rangkaian
3.
3. Desain pembelajaran mengacu
Desain pembelajaran mengacu
pada bagaimana seseorang belajar yang diajarkan harus bersifat
yang diajarkan harus bersifat (Chaining).
(Chaining).
pada bagaimana seseorang belajar
4.
4. Desain pembelajaran diacukan
Desain pembelajaran diacukan praktis.
praktis. 4.
4. Asosiasi Verbal
Asosiasi Verbal
pada siswa perorangan.
pada siswa perorangan. 3.
3. Mengajar harus memperhatikan
Mengajar harus memperhatikan (Verbal Assosiation).
(Verbal Assosiation).
5.
5. Desain pembelajaran harus
Desain pembelajaran harus perbedaan individual setiap
perbedaan individual setiap 5.
5. Belajar Diskriminasi
Belajar Diskriminasi
diacukan pada tujuan.
diacukan pada tujuan. siswa.
siswa. (Discrimination
(Discrimination
6.
6. Desain Pembelajaran diarahkan
Desain Pembelajaran diarahkan 4.
4. Kesiapan dalam belajar.
Kesiapan dalam belajar. Learning).
Learning).
pada kemudahan belajar . .
pada kemudahan belajar 5. Tujuan pengajaran harus 6.
6. Belajar Konsep
Belajar Konsep
5. Tujuan pengajaran harus
7.
7. Desain pembelajaran melibatkan
Desain pembelajaran melibatkan diketahui siswa. (Concept Learning).
(Concept Learning).
diketahui siswa.
variabel pembelajaran.
variabel pembelajaran. 7. Belajar Aturan (Rule
6.
6. Mengajar harus mengikuti
Mengajar harus mengikuti 7. Belajar Aturan (Rule
8.
8. Desain pembelajaran penetapan
Desain pembelajaran penetapan
prinsip psikologis tentang
prinsip psikologis tentang Learning).
Learning).
metode untuk mencapai tujuan.
metode untuk mencapai tujuan.
belajar.
belajar. 8.
8. Belajar Pemecahan
Belajar Pemecahan
Masalah (Problem
Masalah (Problem
3. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah suatu cara memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran yakni mengenai isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar
dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut.
Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana
mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
4. BAB 22
BAB Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem
Dalam kegiatan
Dalam kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Penggabungan yang
Interaksi atau
Interaksi atau Penggabungan yang Proses
Proses
Sistem
Sistem Saling Hubungan
Menimbulakan
Menimbulakan
Saling Hubungan Jaringan Keterpaduan
Jaringan Keterpaduan Transformasi
Transformasi
Definisi
Definisi Tujuan
Tujuan Fungsi
Fungsi Komponen
Komponen
Objectives
Objectives
Performance Standard
Performance Standard
Constraint
Constraint
Input
Input Process
Process Output
Output
Feed Back Control
Feed Back Control
5. Pendekatan Sistem Dalam Kegiatan
Pembelajaran
Sistem
• Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh
masukan menjadi keluaran.
• Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu
kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu. Tujuan suatu lembaga pendidikan
ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan instuksional ialah agar
siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah
dirumuskan terlebih dahulu.
• Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas. Misalnya
seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya di dalam dirinya diperlukan adanya fungsi
koordinasi dan penggerak, funsi penapasan, fungsi peredaran darah, dan lain-lain.
• Komponen adalah bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha untuk mencapai
tujuan sistem. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri atas komponen-komponen dan masing-
masing komponen itu juga mempunyai fungsi khusus.
Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.
Sebagai misal dalam pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media OHP, maka diperlukan
adanya aliran listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan OHP. Jika aliran listrik tidak
berfungsi, akan menimbulkan kesulitan dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah,
pendekatan sistem dalam pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan
yang lainnya.
6. Penggabungan yang menimbulkan jaringan keterpaduan
Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan yaitu suatu keseluruhan mempunyai nilai atau
kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian. Dalam kaitan dengan
kegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan antara sesama guru, antara
guru dengan siswa, atau antara materi, guru, media, dan siswa. Sebab apalah artinya materi yang
disiapkan kalau tidak ada siswa yang menerima. Demikian pila sebaliknya.
Proses Transformasi
Pada kerangka proses transformasi terrlihat bahwa apa yang diinginkan (restriction) merupakan
dasar analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam tujuan (objectives), standar perilaku yang
diharapkan (performance standard) juga memungkinkan hambatan dalam mencapai tujuan (constraint).
Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan (input), yakni apa yang ingin
dicapai sesuai tujuan. Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil
evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan perbaikan atau revisi,
baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungan
dan berinteraksi berdasarkan alur diatas.
7. BAB 33
BAB
K
O Tujuan dan Kendala dan Karakteristik
Tujuan dan Kendala dan Karakteristik
N Karakteristik Karakteristik Siswa
Karakteristik Karakteristik Siswa
D Bidang Studi Bidang Studi
Bidang Studi Bidang Studi
I
S
I
Strategi
Strategi Strategi
Strategi Strategi
Strategi
M
E Pengorganisasian
Pengorganisasian Penyampaian
Penyampaian Pengelolaan
Pengelolaan
T Pengajaran
Pengajaran Pengajaran
Pengajaran Pengajaran
Pengajaran
TIGA VARIABEL
TIGA VARIABEL O
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN D Strategi Makro
Strategi Makro
E
Strategi Mikro
Strategi Mikro
H
A Keefektifan, Efisiensi, dan daya Tarik Pengajaran
Keefektifan, Efisiensi, dan daya Tarik Pengajaran
S
I
L
8. Tiga Variabel Pembelajaran
1. Kondisi Pembelajaran
adalah sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Variabel kondisi pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
o Tujuan Pembelajaran
adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus
atau di mana saja dalam kontinu khusus.
o Kendala dan Karakteristik Bidang Studi
adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam
mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media,
personalia, dan uang.
o Karakteristik Siswa
adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimiliki.
2. Metode Pembelajaran
adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda.
o Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
Strategi Mikro
mengacu kepada metode pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur atau
prinsip.
Strategi Makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep,
prosedur, atau prinsip.
9. o Strategi Penyampaian Pembelajaran
Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa;
Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan
tes).
o Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar
dengan variabel metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan
pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
3. Hasil Pembelajaran
adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikatot tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di
bawah kondisi yang berbeda.
Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu
I. Keefektifan (effectiveness)
biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si belajar.
II. Efisien (efficiency)
biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan/atau jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan.
III. Daya tarik (appeal)
biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.
10. Sepuluh Langkah Mendesain
Sepuluh Langkah Mendesain
BAB 44
BAB Pembelajaran Menurut Dick and
Pembelajaran Menurut Dick and
Carrey
Carrey
1. Mengidentifikasi tujuan umum
9 pengajaran;
2. Melaksanakan analisis
2 pengajaran;
3. Mengidentifasikan tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa;
4. Merumuskan tujuan performansi
1 4 5 6 7 8 5. Mengembangkan butir-butir tes
acuan patokan;
10
6. Mengembangkan strategi
pengajaran;
3 7. Mengembangkan dan memilih
material pengajaran;
8. Mendesain dan melaksanakan
evaluasi formatif;
9. Merevisi bahan pembelajaran;
10. Mendesain dan melaksanakan
evaluasi sumatif.
11. Sepuluh Langkah Mendesain Pembelajaran
Menurut Dick and Carrey
Penggunaan model Dick and Carrey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses
pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan melakukan hal-hal yang berkaitan pada akhir pengajaran, (2)
adanya pertautan antara tiap komponen khususnya antara strategi opengajaran dan hasil pengajaran yang dikehendaki, (3)
menerapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran. Penjelasan
langkah demi langkah yang ditetapkan oleh Dick and Carrey.
1. Mengidentifikasi Tujuan Umum Pembelajaran
Tujuan pengajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, sebab tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik dan jelas, akan memberikan keuntungan
kepada siswa, guru, dan evaluator.
2. Melakukan Analisi Pembelajaran
Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (subordinate skills).
Menganalisis subordinate skills sangatlah diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak
diajarkan, maka banyak anak didik tidak akan memiliki latar belakang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan demikian
pembelajaran menjadi tidak efektif. Sebaliknya, apabila keterampilan bawahan yang berlebihan, pembelajaran akan
memakan waktu lebih lama dari semestinya, dan keterampilan yang tidak perlu diajarkan malah mengganggu anak didik
dalam belajar men guasai keterampilan yang diperlukan.
3. Mengindetifikasi Tingkah Laku Masukan dan Karakteristik Mahasiswa
hal ini sangat perlub dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan untuk dapat dcijadikan sebagai petunjuk dalam
mempresepsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat,
motivasi belajar, kemampuan berpikir, minat, atau kemampuan awal.
12. 4. Merumuskan Tujuan Performansi
Tujuan Performasi terdiri atas (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan, atau diperbuat oleh peserta
didik; (2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak didik
berbuat; (3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak-anak yang dimaksudkan pada
tujuan.
5. Mengembangkan Butiran-Butiran Tes Acuan Patokan
Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur patokan yang dideskripsikan dalam suatu
perangkap tujuan khusus. Istilah patokan (critericion) dipergunakan karena soal-soal tes merupakan rambu-rambu untuk
mementukan kelayakan penampilan siswa dalam tujuan.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan mengembangkan
materi secara prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa. Komponen strategi pembelajaran terdiri atas (a)
kegiatan pra pembelajaran, (b) penyajian informasi, (c) peran serta mahasiswa, (d) pengetesan dan (e) tindak lanjut.
7. Mengembangkan dan Memilih Material Pembelajaran
Untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran, pengajar harus merrancang bahan pembelajaran individual, memilih
dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran, dan tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan
semua pembelajaran menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya.
8. Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif
evaluasi ini adalah salah satu langkah dalam mengembangkan desai pembelajaran yang berfungsi untuk mengumpulkan
data untuk perbaikan pembelajaran.
9. Merevisi bahan Pembelajaran
Merevisi pembelajaran dilakukan sesuai data yang diperoleh dari evaluasi formatif, yaitu penilaian perseorangan, penilaian
kelompok kecil, dan hasil akhir uji coba lapangan.
10. Melaksanakan dan Mendesain Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dapat ditetapkan atau diberikan nilai apakah suatu desain pembelajaran, di mana dasar keputusan
penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisisensi dalam kegiatan belajar mengajar.
13. BAB 55
BAB
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Taksonomi Tujuan
Taksonomi Tujuan
Pembelajaran
Pembelajaran
Kawasan
Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan
Kawasan
Kognitif
Kognitif Afektif
Afektif Psikomotor
Psikomotor
a)
a) Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan a)
a) Kemauan Menerima;
Kemauan Menerima; a) Persepsi;
a) Persepsi;
(Knowledge);
(Knowledge); b)
b) Kemauan
Kemauan b) Kesiapan Melakukan
b) Kesiapan Melakukan
b)
b) Tingkat Pemahaman
Tingkat Pemahaman Menanggapi;
Menanggapi; Suatu kegiatan;
Suatu kegiatan;
(Comphresion);
(Comphresion); c)
c) Berkeyakinan;
Berkeyakinan; c) Mekanisme;
c) Mekanisme;
c)
c) Tingkat Penerapan
Tingkat Penerapan d)
d) Penerapan Karya;
Penerapan Karya; d) Respons Terbimbing;
d) Respons Terbimbing;
(Aplication);
(Aplication); e)
e) Ketekunan dan
Ketekunan dan
Ketelitian.
e) Kemahiran;
e) Kemahiran;
d)
d) Tingkat Analisis
Tingkat Analisis Ketelitian.
(Analysis); f)f) Adaptasi;
Adaptasi;
(Analysis);
e)
e) Tingkat Sintetis
Tingkat Sintetis
g) Originasi.
g) Originasi.
(Synthesis);
(Synthesis);
f)f) Tingkat Evaluasi
Tingkat Evaluasi
(Evaluation).
(Evaluation).
14. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan
tersebut. Tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
Taksonomi tujuan pembelajaran
1. Kawasan Kognitif
adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang
berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)
adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan
penyesuaian perasaan sosial.
3. Kawasan Psikomotor
domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skills) yang bersifat
manual atau motorik.
15. BAB 66
BAB
Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Strategi Pengorganisasian
Strategi Pengorganisasian Strategi Penyampaian
Strategi Penyampaian Strategi Pengelolaan
Strategi Pengelolaan
Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran
Kapabilitas
Kapabilitas
Makro
Makro Mikro
Mikro Belajar
Belajar
Informasi
Informasi Keterampilan
Keterampilan Strategi
Strategi Keterampilan
Keterampilan
Sikap
Sikap
Verbal
Verbal Intelektual
Intelektual Kognitif
Kognitif Motorik
Motorik
16. Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
Strategi Mikro
mengacu kepada metode pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur atau prinsip.
Strategi Makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur,
atau prinsip.
Kapabilitas Belajar
Informasi Verbal
Siswa telah belajar informasi verbal apabila ia dapat mengingat kembali informasi itu.
Keterampilan Intelektual
Kapabilitas dalam menggunakan simbol untuk mengorganisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
Strategi Kognitif
Siswa telah belajar strategi kognitif apabila ia telah mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan
keefektifan dan efisiiensi proses berpikir dan proses belajar.
Sikap
adalah keadaan mental yang kompleks dari siswa yang dapat mempengaruhi pilihannya untuk melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya pribadi terhadap orang lain, benda, atau peristiwa. Siswa telah memiliki
sikap apabila ia telah memilih melakukan tindakan yang sama untuk situasi sama yang berulang.
Keterampilan Motorik
Siswa telah mengembangkan keterampilan motorik apabila ia telah memilih menampilkan gerakan-gerakan
fisik dalam menggunakan bahan atau peraolatan-peralatan menurut prosedur yang semestinya.
Contohnya : mengendarai mobil, melempar bola, menulis surat.
17. 2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
Ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu
Menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa;
Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan
tes).
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar
dengan variabel metode lainnya. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan
pembuatan catatan, kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
18. BAB 77
BAB Desain Pesan Dan
Desain Pesan Dan
Karakteristik Siswa Dalam
Karakteristik Siswa Dalam
Pembelajaran
Pembelajaran
PSI (Personalized System Of
PSI (Personalized System Of
Instruction)
Instruction)
Desain Saat Ini Precicision Teaching (Ketepatan
Precicision Teaching (Ketepatan
Desain Saat Ini Mengajar)
Mengajar)
Dan Model
Dan Model
Penyampaian
Penyampaian
Direction Instruction (Pembelajaran
Direction Instruction (Pembelajaran
Langsung)
Langsung)
19. Desain Pesan Dan Karakteristik Siswa Dalam
Pembelajaran
Desain saat ini dan model penyampaian
Tiga desain perilaku/model penyampaian akan jelas melalui cara-cara personalized system of
instruction (PSI), precision teaching, dan direct instruction.
1. PSI (Personalized System Of Instruction)
Sistem ini sama seperti instruksi terprogram, menggunakan ajaran dari aliran perilaku dan penguasaan
cara belajar. Intruksi sistem personal adalah suatu sistem yang saling berkaitan dari satu intruksi, yang
terdiri atas urutan (rangkaian), desain tugas yang progresif bagi individu yang bersemangat tinggi dalam
kegiatan belajar. Dalam desain ini murid-murid menentukan sendiri tingkat dan jumlah jam belajarnya.
2. Precision Teaching ( Ketepatan Mengajar)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas, dibandingkan dengan
menciptakan program yang didasarkan pada temuan-temuan dari laboraturium. Maka disarankan
pengukuran kerangka kerja yang merupakan ciri khas dari kegiatan laboraturium dapat dilakukan di dalam
kelas. Tujuannya untuk membuat ilmu pengetahuan berada di tangan guru dan murid.
3. Desain Instruction (Pembelajaran Langsung)
Proses pembelajaran langsung adalah presentasi tertulis yang tidak hanya untuk mendukung pengawasan
kualitas tetapi karena kebanyak guru kurang terlatih dalam mendesain materi, karenanya tidak mungkin
memilih dan menyusun contoh-contoh secara efektif tanpa suatu pembelajaran yang eksplit.
20. un
a pua an Kem
Ke
Kemmmmp asalalah
Ke aan mmasa h
hk kan mmn mmmu
a
e ey a p pan
BAB 88 e e eca ah a a yesu uan
nes
BAB mmmmecarpribibdidi
ant tarpr
an
ua k
didir iaian n
r i ka
ra sa ah a ka n
Me am
sa a n a mi n
Meng amar
peera em a kap ka
pn m em g kap
i
an m
ngen arah
h
m un g
enda ah
da n ng un
da eeng
dalik
likan
M
M
an
Perlunya
Perlunya
Memperhatikan
Memperhatikan
Empati
Empati
Faktor
Diskusi
Faktor
Diskusi
Emosional Anak
Emosional Anak
Dalam
Dalam
Merancang
Merancang
Pembelajaran
Pembelajaran
i-
andi-
Kema an
nd
Ke rriian
Ke tek
Ke
tek un
m
un an
an
a at
rmt
w
K w an
Ke es ana a
o rm
hho pp se et n n
k ka
SiSia
tiaiak
ka a-
-
Keramahan
Keramahan
21. Perlunya Mempertimbangkan Faktor Emosional Anak Dalam
Merancang Pembelajaran
Kecerdasan emosional adalah suatu cara baru untuk membesarkan anak. Berbagai penelitian
menemukan keterampilan sosial dan emosional akan semakin penting perannya dalam kehidupan
daripada intelektual. Atau dengan kata lain memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian
keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal
dan nonverbal. Kecerdasan emosional untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya
penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah (1) empati, (2) mengungkapkan dan
memahami perasaan, (3) mengendalikan amarah, (4) kemandirian, (5) kemampuan menyesuaikan diri, (6)
diskusi, (7) kemampuan memecahkan masalah antarpribadi, (8) Ketekunan, (9) kesetiakawanan, (10)
keramahan, dan (11) sikap hormat. Berperannya emosional dalam aktivitas kehidupan manusia,
menjadikan sebagian orang sangat tertarik untuk mempelajarinya. Keterkaitan ini terutama diarahkan
pada konsep kecerdasan emosional yang dapat berperan dalam membesarkan dan mendidik anak-anak.
Di samping itu, orang menyadari pentingnya konsep ini baik di lapangan kerja maupun di hampir semua
tempat lain yang mengharuskan manusia saling berhubungan.
22. BAB 9
Melakukan
pengambilan
keputusan
Melakukan
Mengukur,
pengukuran
Menilai,
dan penilaian
Mengevaluasi
hasil ujian
Merancang
Evaluasi Hasil
Belajar
Menetapkan
Merancang
fungsi
soal bermutu
penilaian
23. Merancang Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merancang aktivitas yang dilaksanakan adalah mendiskusikan materi bahasan secara urut
sejak dari persiapan sebelum ujian sampai pengambilan keputusan sesudah ujian. Proses pertama yang
harus dilakukan untuk merancang evaluasi belajar yaitu pengukuran, penilaian, dan pengevaluasian hasil
belajar. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif.
Mengevaluasi adalah proses mengukur dan memulai. Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan
menentukan objek yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran dan mentransformasikan ke
dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus atau tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya dosen mengajar
baik buruknya interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Kemudian pengajar
menetapkan fungsi penilaian yang dimana desain ujian tergantung pada fungsi ujian apa yang diinginkan
dosen sebagai contoh, merancang soal-soal untuk ujian dengan tujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
masing-masing mahasiswa, maka akan berbeda dengan merancang soal-soal untuk ujian yang bertujuan
untuk mengevaluasi kemampuan seluruh kelas. Selanjutnya menrancang soal yang bermutu dengan
memperhatikan kriteria soal yang bermutu, struktur soal, dan bobot soal. Kemudian pengajar melakukan
pengukuran, penilaian hasil ujian dan pengambilan keputusan.
24. BAB 10 Merancang Kegiatan
Pembelajaran
Pentingnya Dosen Mencari Informasi sebanyak-banyaknya
Menuliskan Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan
Merumuskan TIU untuk Pokok Bahasan
Menyusun Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan dan
Skema
Menyusun Rancangan Menentukan Frekuensi Kuliah untuk Setiap
Kegiatan Pokok Bahasan
Pembelajaran
Merumuskan Sasaran Belajar
Membuat Matriks Rencana Kegiatan Perkuliahan
(RKP)
Menentukan Ujian dan Bobot Soal
Menyusun Pedoman Perkuliahan dan RKP
Menyerahkan Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP)
25. Merancang Kegiatan Pembelajaran
Rancangan Kegiatan Pembelajaran (RKP) adalah seperangkat tulisan yang berisi
rencana pembelajaran dan praktikum dari dosen atau tenaga pengajar dalam memberikan kuliah
dan/atau praktikum. Dalam membuat RKP perlu ditampilkan atau disiapkan tujuan pembelajarn
yang jelas dan dapat dilaksankan sesuai dengan kondisi setempat.
26. BAB 11
BAB 11
Penerapan Kurikulum Berbasis
Penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Dalam Pembelajaran
Kompetensi Dalam Pembelajaran
Guru
Guru Peserta Didik
Peserta Didik
27. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam Pembelajaran
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan suatu paradigma baru dalam sistem pembaruan
kurikulum pendidikan di sekolah. Munculnya kurikulum berbasis kompetensi didasari lemahnya
kemampuan lulusan sekolah formal sekatang ini dalam arti lulusan sekolah kurang memiliki kemampuan
taksonomi yang diharapkan baik secara kognitif, afektif, maupun secara psikomotor. Dalam KBK proses
belajar mengajarnya menuntut guru dan peserta didik bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip
kebersamaan dan kebhinekaan serta berpikir terbuka. Pelaksanaan KBK menuntut guru harus lebih sabar,
penuh perhatian dan pengertian, mempunyai daya kreativitas yang tinggi dan dedikasi penuh. Perhatian
dan pengertian dari guru kepada peserta didik akan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik kepada
gurunya. Dengan demikian timbullah persahabatan yang unik antara guru dengan peserta didik. Guru
menjadi sahabat tempat bertanya, teman diskusi, dan mencurahkan seluruh gagasan dan pengetahuan
serta kompetensi peserta didik tanpa rasa takut dan canggung hubungan persahabatan yang berlangsung
tetap ikatan yang etis dan dinamis.
Interaksi di atas dapat terwujud bila terjadi saling silang, pemberian perhatian antara peserta didik
dan guru. Hal ini dapat tercapai bila guru mampu berkomunikasi dengan seimbang dan multi arah, dengan
menggunakan bahasa yang akrab, bersahabat, ramah, serta luwes dan lugas. Guru harus mampu
mengembangkan kemampuan kompetensi dirinya sendiri sebelum mampu membelajarkan peserta didik
mencari, manggali, dan menemukan kompetensinya. Diperlukan kemauan, kemampuan, dan kesungguhan
yang kuat dari guru.