2. PENDAHULUAN Pada tanggal 18 November 1912, Kiai Haji Ahmad
Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah di
Yogyakarta.
Organisasi ini, mempunyai maksud menyebarkan ajaran
Nabi Muhammad SAW, kepada penduduk bumi Putera,
dan memajukan hal agama islam kepada anggota-
anggotanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi berupaya
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan
tabligh di mana di bicarakan masalah islam, mendirikan
wakaf dan masjid-masjid.
Hal ini lah, yang menjadi dasar pentingnya pimpinan
ranting dan cabang dalam menjalankan amanat dari KH.
3. Dalam memajukan hal agama islam kepada anggota-
anggotanya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
RANTING CABANG
Mendirikan Ranting dan Cabang itu bagian dari
mengembangkan Muhammadiyah, memiliki Tujuan dari
pengembangan cabang dan ranting yaitu :
Terciptanya kondisi dan perkembangan ranting dan
cabang yang dinamis, mandiri, kuat.
Berdaya guna yang mengarah kepada kemajuan sesuai
dengan prinsip dan cita-cita gerakan Muhammadiyah.
Diharapkan mengarah kepada tujuan Muhammadiyah
yaitu menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
4. POSISI RANTING DALAM STRUKTUR
MUHAMMADIYAH
Ranting menjadi penyangga struktur dan kultur
muhammadiyah. Pengembangan Muhammadiyah
dimulai dari ranting
Ranting memiliki banyak sekali potensi yang perlu di
kembangkan untuk gerakan dakwah amar ma’ruf nahi
munkar dan gerakan islamnya
Demikian juga cabang, yang dalam hal ini sebagai
kontrol dari pada ranting, sekaligus pembina dan
penyelenggara dari amal usaha Muhammadiyah.
5. SEBUAH CABANG MUHAMMADIYAH
HANYA DAPAT DIDIRIKAN JIKA SUDAH
DAPAT 3 RANTING DISUATU TEMPAT
Daerah adalah kesatuan cabang di Kabupaten atau Kota
yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang
Wilayah adalah kesatuan daerah di Propinsi yang terdiri dari
atas sekurang-kurangnya tiga Daerah.
Pusat adalah kesatuan wilayah dalam Negara Republik
Indonesia.
Cabang. Cabang adalah kesatuan Ranting di suatu tempat
yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Ranting yang
berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi
ranting.
b. Penyelenggaraan pengelolaan Muhammadiyah.
c. Penyelenggaraan amal usaha.
6. SYARAT PENDIRIAN CABANG:
Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan
Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan
Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat
Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
Pengajian/kursus muballigh/muballighat dalm lingkungan
Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
Korp muballigh/muballighat Cabang, sekurang-kurangnya
10 orang.
Taman Pendidikan Al-Qur’an / Madrasah Diniyah /
Sekolah Dasar.
Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan.
7. SYARAT MENDIRIKAN RANTING
Minimal memiliki 15 anggota, sekurang-
kurangnya 5 orang ditetapkan oleh pimpinan
cabang menjadi pengurus untuk satu masa
jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam
musayawarah ranting.
Memiliki Jama`ah
Memiliki masjid/mushallah/surau/langgar
sebagai pusat kegiatan, memiliki kegiatan
pengajian/kursus berkala khusus anggota,
pengajian berkala untuk umum.
8. SYARAT LAIN PENDIRIAN RANTING
SEKURANG-KURANGNYA MEMPUNYAI :
a. Pengajian/ kursus anggota berkala, sekurang-
kurangnya sekali dalam sebulan.
b. Pengajian/ kursus umum berkala, sekurang-
kurangnya sekali dalam sebulan.
c. Mushalla / surau / langgar sebagai pusat
kegiatan .
d. Jama’ah.
9. RANTING
Ranting adalah kesatuan anggota yang
berada pada suatu tempat atau kawasan
yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15
orang.
Ranting memiliki banyak sekali potensi
yang perlu di kembangkan untuk gerakan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
gerakan islamnya.
10. FUNGSI RANTING:
a. Melakukan pembinaan dan pemberdayaan bagi
anggota.
b. Sebagai pemimpin anggota dalam struktur
perserikatan untuk menyelenggarakan usaha-
usaha dan sebagai Pembina jama`ah.
c. Menjadi jembatan efektif bagi jama’ah untuk
membangun hubungan positif dengan pihak
pemerintah, dunia usaha, dll.
11. Tugas Pimpinan Ranting
Menetapkan kebijaksanaan Muhammadiyah
(berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
diatasnya).
Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan
kebijaksanaan yang telah
diputuskan.Membimbing dan meningkatkan
kegiatan anggota sesuai dengan
kewenangannya
12. Prosedur Mendirikan Ranting
Setelah poses perintisan ranting memenuhi
syarat, para inisiator dan cabang sepakat
untuk mendirikan ranting.
Terdiri dari:
Ranting Alamiah
Ranting Campuran
13. PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING ALAMIAH
Mengadakan rapat anggota untuk mendirikan
ranting Muhammadiyah sekaligus susunan
pengurusnya.
Mengajukan anggota kepada Cabang terdekat
untuk ditetapkan.
Setelah cabang menetapkan lalu dikukuhkan
dalam pengajian umum yang dihadiri seluruh
anggota, jamaah pengajian, juga pengurus
Cabang yang ditugaskan dan berwenang untuk
melantik dan mengukuhkannya.
14. PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING CAMPURAN
Musyawarah pendirian cabang sekaligus
pemilihan pengurus ranting yang dihadiri
semua anggota dan juga pengurus cabang
yang ditugaskan.
Menetapkan pengurus ranting, akhirnya
melantik dan mengukuhkan pengurus ranting
baru dalam pengajian umum yang dihadiri
anggota, jamaah dan pengurus Cabang yang
ditugaskan.
15. KONSEP MENGHIDUPKAN
RANTING
Dan menurut Drs. Sunarto, M.Ag menghidupakan
ranting dan cabang kiranya
bisa dengan memberikan pemahaman tentang :
Ideologi Muhammadiyah
Kebanyakan anggota Muhammadiyah yang terdiri
dari para Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini
belum seluruhnya memahami dengan baik ideology
Muhammadiyah.
16. Faham Agama Muhammadiyah
Faham Agama menurut Muhammadiyah adalah tercermin
pada poin ketiga dan keempat dalam Matan Keyakinan
dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Bahwa
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dan Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksanakannya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat
dunyawiyah. Seluruh anggota Muhammadiyah telah
mengetahui bahwa Muhammadiyah dalam mengamalkan
Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
17. Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Fungsi dan Misi Muhammadiyah adalah tercermin
dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah. Pada poin ini dituliskan bawa
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan
bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah, menjadikannya suatu negara yang adil dan
makmur diridlai Allah SWT. :
18. PERMASALAHAN RANTING
MUHAMMADIYAH
Tantangan Muhammadiyah di Indonesia:
Kecenderungan kuat Muhammadiyah sebagai
gerakan aksi alamiah menjadikan gerakan pemikiran
kurang berkembang dengan baik, sehingga kurang
memberikan kontribusi.
Kurang memberikan sumbangan yang lebih luas dan
inovatif bagi pengembangan kemajuan umat bangsa.
Lamban dalam menghadapi persoalan yang
berkembang dalam masyarakat, seperti masalah
social (pelanggaran hak asasi manusia, kemiskinan).
21. PERMASALAHAN RANTING
MUHAMMADIYAH
Kekurangan Muhammadiyah:
Secara organisasi, muhammadiyah masih rapuh,
banyak cabang/ranting belum memiliki
kepengurusan lengkap.
Belum adanya tata tertib organisasi.
Lemahnya inisiatif.
Memiliki daya saing yang rendah dibandingkan
ormas islam lain yang baru bermunculan.
22. PEDOMAN REVITALISASI
Model pengembangan ranting dalam pedoman
revitalisasi ranting meliputi:
1. Gerakan Pengajian
2. Pengelolaan Masjid
3. Darul Arqam dan Baitul Aqram
4. Keluarga Sakinah
5. Gerakan Jamaah dan Dakwah Untuk
Pemberdayaan Masyarakat
23. RANTING UNTUK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Upaya pemberdayaan masyarakat:
Pemberdayaan berdasarkan al-Qur’an dan
Sunnah Nabi melalui paham islam untuk
mendapatkan kehidupan yang Rahmatan-lil-
alamin.
Pemberdayaan Sumber daya insane, melalui
kegiatan pendidikan yaitu beasiswa.
Pemberdayaan Aspek kehidupan social
kemasyarakatan social lingkungan seperti
pengangguran, narkoba dan sebagainya.