4. TERJEMAH AYAT
• 172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
• 173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang
yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
5. MAKNA MUFRADAT
•( ), syukur adalah mengakui nikmat disertai
dengan pengagungan. Hal itu dilaksanakan dengan
2 cara. Pertama : mengakui nikmat dengan memuji
pemberi nikmat. Kedua : menggunakan nikmat
dalam hal yang diridhai Allah, seperti menggunakan
penglihatan, pendengaran dan seluruh panca indera
pada tjuan diciptakannya.
•( / Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai), yang dimaksud di
sini adalah makannya, karena pembicaraan di sini
adalah tentang makanan. ( ) : yaitu binatang
yang tidak disembelih secara syar’i. Atau yang
dipotong dari binatang yang hidup. Dalam bangkai
ini dikecualikan ikan dan belalang.
•( ), yakni darah yang mengalir.
6. •( ) : yakni binatang yang disembelih
dengan menyebut nama selain Allah. Asal arti uhilla
(ihlal) adalah mengeraskan suara, karena orang-
orang musyrik ketika menyembelih binatang untuk
sembahan mereka, menyebut nama sembahan itu
dengan suara keras. Mereka mengatakan dengan
nama Lata dan Uzza.
•( ), yakni orang yang terpaksa makan yang
diharamkan.
•( ): : tidak
menginginkan sesuatu yang diharamkan zatnya.
•( ): : tidak melampaui
batas kadar keterpaksaan.
•( ): adalah dosa dan maksiat.
7. MUNASABAH AYAT
• Pada beberapa ayat yang telah lalu Allah swt menjelaskan
kondisi orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai
sembahan. Mereka mencintai sembahan-sembahan itu
sebagaimana mencintai Allah. Allah mengisyaratkan bahwa
yang menyebabkan demikian itu adalah cinta dunia dan
keterkaitan kemaslahatan yang dipimpin dengan
kemaslahatan pemimpin dalam masalah rezeki dan
kedudukan. Kemudian Allah memerintahkan seluruh
manusia untuk makan semua hasil bumi asalkan halal dan
baik ( /Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi). Allah menjelaskan buruknya kondisi
orang-orang kafir yang mengekor, yang dipimpin oleh para
pemimpinnya sebagaimana kambing dituntun
penggembalanya, karena mereka tidak punya kebebasan
berfikir. Kemudian pada ayat –ayat ini Allah memerintahkan
orang-orang beriman secara khusus, karena mereka lebih
berhak untuk memahami, tahu dan mendapat petunjuk.
8. PENJELASAN/TAFSIR AYAT
•(
). Yang dimaksud dengan ( ) di sini ialah
rezeki yang halal, karena setiap yang halal adalah
baik, dan setiap yang haram adalah buruk. Menurut
Umar bin Abdul Aziz : maksudnya adalah baik
ushanya (cara mendapatkannya), bukan baik
makanannya. Penafsiran ini dikuatkan oleh hadits :
9. Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima
kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia
memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya:
Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal
shalehlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang
beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan
ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan
kusut dan berdebu. Dia mengangkatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata: Ya Tuhanku, Ya
Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya
haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi
dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Ini merupakan penjelasan rezki yang baik dengan
penjelasan Rasulullah saw, tidak ada penjelasan lagi
yang diperlukan setelah penjelasan beliau.
10. • ( ) : ini berpaling dari dhamir mutakkallim
kepada yang ghaib. Kalau gaya bahasa ini sejalan dengan
yang pertama, niscaya Allah berfirman ( ). Faidah
perpalingan ini adalah pembinaan dengan rasa takut
dalam hati.
• ( ). Berkenaan dengan
ayat ini dihubungkan dengan ayat sebelumnya, Abu
Hayyan berkata : ketika Allah swt membolehkan hamba-
Nya makan yang halal dan yang baik dari yang ada di
bumi, sedangkan jenis-jenis yang halal itu banyak, maka
Allah menjelaskan yang haram kepada mereka, karena
yang haram itu lebih sedikit. Setelah Allah menjelaskan
yang haram, maka berarti selain yang haram itu halal
sampai ada larangan lain. Ini seperti sabda Rasulullah
saw ketika ditanya tentang yang dipakai oleh orang yang
sedang ihram, beliau menjawab : ia tidak memakai baju
dan celana. Beliau berpaling dari menyebutkan yang
boleh kepada menyebutkan yang dilarang, karena
banyaknya yang boleh dan sedikitnya yang tidak boleh.
Ini termasuk penjelasan yang ringkas dan padat.
11. • Firman Allah di atas dengan membuang
mudhaf, yakni ( /yakni makan
bangkai dan makan daging babi...) seperti firman
Allah [ (QS. Yusuf:82) ], artinya : dan
tanyalah negeri.. Maksudnya : tanyalah penduduk
negeri..
•( / Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai...). Diharamkannya
makan bangkai karena tertahannya darah dalam
bangkai itu yang bisa jadi akan membahayakan
disebabkan dagingnya telah rusak dan biasanya
juga tercemar penyakit. Jadi bangkai diharamkan
karena kotor dan mengandung bahaya.
12. • ( ). Yakni memakan darah yang mengalir, karena
membahayakan dan jiwa yang bersih enggan memakannya.
Jadi makan darah haram hukumnya karena kotor dan juga
berbahaya.
• ( ). Yakni diharamkan juga makan daging babi
karena membahayakan, khususnya di musim panas. Juga
karena jiwa yang baik enggan memakannya. Hal itu karena
babi adalah binatang yang kotor, pada umumnya tidak makan
kecuali kotoran dan najis, sehingga karenanya ia menjadi
kotor. Dan juga karena babi mengandung bahaya disebabkan
membawa bakteri yang sangat merusak. Babi juga memiliki
beberapa karakter yang buruk, sangat mencintai hubungan
kelamin, tidak punya rasa cemburu terhadap
perempuannya, karakternya pemalas, orang yang makan
dagingnya bisa terpengaruh dengan karakter-karakter
tersebut, bisa dihinggapi cacing pita yang bisa jadi berada
pada sel-sel urat tubuhnya, walaupun diternaknya di tempat
yang bersih.
13. •( ). Diharamkannya memakan
binatang yang disembelih dengan menyebut
nama selain Allah, karena itu termasuk
perbuatan berhalaisme yang mengandung
kemusyrikan dan bergantung kepada selain
Allah. Orang-orang Arab pada masa jahiliyah
menyembelih binatnag untuk berhala, mereka
mengatakan : dengan nama Lata dan uzza. Jadi
itu haram untuk menjaga prinsip
agama, tauhid, dan pengagungan Allah.
14. • Dibatasinya keharaman pada 4 jenis ini diambil dari
firman Allah : ( ). Yakni Allah tidak
mengharamkan atas kamu kecuali bangkai dan
seterusnya, karena kata ( ) mengandung
pengertian membatasi, mengokohkan yang
disebutkan dan meniadakan yang tidak disebutkan.
Pembatasan keharaman ini pada ayat ini lebih-lebih
disebutkan setelah penghalalan pada ayat
sebelumnya ( ).
• Selain yang diharamkan yang disebutkan pada ayat
ini adalah yang disebutkan pada surat al-Maidah
ayat 3. juga yang diharamkan Rasulullah saw, yaitu
makan daging binatang buas yang bertaring, burung
yang berkuku panjang, dan daging keledai yang
dipelihara.
15. •( / Tetapi barangsiapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya.)
• Maksud potongan ayat di atas adalah orang yang
dalam keadaan terpaksa memakan yang
diharamkan(yaitu sampai batas binasa kalau tidak
memakannya), sedangkan tidak ada makanan lain
selain itu, dan ia khawatir akan binasa jika tidak
memakannya, dia sendiri tidak suka memakannya
dan tidak melebihi kadar yang dibutuhkan, maka ia
tidak berdosa karena menjaga nyawanya dan agar
terhindar dari kebinasaan, dan karena dekatnya
pada kematian disebabkan lapar lebih berbahaya
dari pada memakan bangkai dan darah.
16. • Dibatasinya memakan yang diharamkan dengan firman-
Nya ( / sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas) adalah agar orang
tidak mengikuti hawa nafsunya dalam menafsirkan
keadaan terpaksa, sehingga seseorang mengaku dalam
keadaan terpaksa padahal ia tidak terpaksa, dan ia tidak
melampaui kadar kebutuhan karena memanfaatkan
kondisi darurat, sehingga ia tunduk pada hawa nafsunya.
• ( ): Sesungguhnya Allah mengampuni
kesalahan hamba-hamba-Nya dalam menentukan
keadaan darurat, karena hal itu diserhkan pada ijtihad
mereka. Allah menyayangi mereka, karena Dia telah
membolehkan memakan yang diharamkan dalam
keadaan darurat dan tidak membiarkan mereka jatuh
pada kesulitan dan kesengsaraan.
17. KANDUNGAN AYAT
• Dalam ayat di atas Allah menekankan bolehnya makan
yang baik-baik. Disebutkan orang-orang yang beriman
secara khsusus di sini merupakan keutamaan dan
penghargaan bagi mereka. Dan yang dimaksud dengan
makan adalah memanfaatkan dengan berbagai cara.
Oleh karena itu boleh memanfaatkan semua yang ada
di daratan dan lautan berupa
tanaman, binatang, ikan, dan burung kecuali yang
diharamkan Allah dalam ayat ini, surat al-
maidah:3, dan yang disebutkan oleh ulama-ulama fiqh
berdasarkan hadits Nabi. Perlu dicatat bahwa yang
disebutkan dalam surat al-Maidah masuk pada nama
bangkai, yaitu setiap yang mati tanpa melalui
penyembelihan secara syar’i. Baik matinya dalam
keadaan tercekik, terpukul, jatuh, ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang masih hidup dan
lalu dismbelih.
18. • Berkaitan dengan yang diharamkan dalam ayat di
atas juga ada beberapa hukum :
1. Yang diharamkan berkenaan dengan bangkai
apakah memakannya atau memanfaatkannya?
2. Apa hukum bangkai ikan dan belalang?
3. Apa hukum anak binatang yang berada di dalam
perut induknya yang disembelih?
4. Apakah boleh memanfaatkan bangkai tanpa
dimakan?
5. Apakah hukum darah yang tersisa pada urat dan
daging?
6. Apa yang diharamkan dari babi?
7. Apa yang dibolehkan bagi orang yang terpaksa
dalam memakan bangkai?
19. KESIMPULAN
1. Boleh makan yang baik-baik bagi orang-orang yang
beriman dengan syarat berasal dari usaha yang
halal.
2. Mensyukuri nikmat Allah yang tiada terhingga
wajib atas orang-orang yang beriman.
3. Ikhlas dalam ibadah kepada Allah termasuk sifat
orang-orang yang beriman sejati.
4. Allah mengharamkan yang buruk-buruk atas
hamba-hamba-Nya, tidak yang baik-baik.
5. Keadaan terpaksa membolehkan seseorang makan
yang diharamkan Allah seperti bangkai dsb.
21. TEKS DAN TERJEMAH AYAT
•
• 219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar
dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari
keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,