SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 61
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Jika kita melihat kecepatan suatu partikel, suatu partikel akan 
mulai bergerak jika ada yang menyebabkan partikel tersebut bergerak. 
Begitu pula saat benda sedang bergerak , suatu saat pasti akan mengalami 
perubahan dalam besaran maupun arah kecepatannya. Kita harus 
mengetahui bahwa ada suatu hal yang menyebabkan terjadinya perubahan 
tersebut . Hal inilah yang kita maksud dengan percepatan . Sesungguhnya, 
tanpa disadari , suatu partikel mulai bergerak , mengalami perubahan 
kecepatan dan berhenti diakibatkan oleh adanya interaksi antara satu 
partikel dengan sekitarnya dalam suatu sistem . Sebagai contohnya , jika 
anda melihat bola hockey yang tergelincir di lapisan es tiba-tiba akan 
terhenti atau bisa saja berubah arah. 
Interaksi yang dapat mengakibatkan percepatan pada suatu benda 
disebut dengan gaya . Seperti contoh yang telah disebutkan diatas bahwa 
bola hockey yang dipukul dengan stik hockey akan memiliki percepatan, 
dan ketika tergelincir di atas permukaan es bola hockey akan mengalami 
perubahan kecepatan dan akhirnya benda akan berhenti. Hubungan antara 
percepatan serta penyebab gaya pada suatu partikel pertama kali 
dikemukakan oleh Isaac Newton (1642-1727) , dimana ada tiga hukum 
newton yang menjadi konsep dasar dalam dinamika partikel . Ketiga 
hukum Mekanika Klasik Newton pertama kali diperkenalkan pada tahun 
1686 di dalam bukunya (Principia mathematica Philosophiae Naturalis) 
Namun dalam hal ini Hukum Mekanika Klasik Newton tidak dapat 
diaplikasikan dalam berbagai situasi. Jika suatu partikel memiliki 
kecepatan yang sangat besar dimana mendekati kecepatan cahaya (c) . Kita 
harus mengganti hukum Newton dengan Teori Relativitas Einstein . Jika 
suatu partikel berada pada skala struktur atom maka kita tidak dapat 
menggunakan Hukum Mekanika Klasik Newton , Kita harus 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 1
menggantinya dengan Mekanika Kuantum . Pandangan fisikawan 
tersendiri mengenai Hukum Mekanika Klasik Newton masih dipandang 
sebagai suatu hal yang sangat penting untuk beberapa penyelesaian 
berbagai permasalahan khusus dalam beberapa teori yang komperehensif. 
Karena aplikasi Mekanika Klasik Newton digunakan dalam 
pengaplikasian suatu partikel yang sangat kecil ( hampir mendekati sekala 
dari sturuktur atomik ) juga untuk dunia astronomi ( Objek seperti Galaxi 
dan benda-benda antariksa ) salah satu dalam Hukum Newton mengenai 
Gravitasi Universal 
1.2 RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa 
permasalahan yaitu: 
1. Bagaimanakah konsep gaya sebagai penyebab gerak? 
2. Bagaimanakah konsep massa dan berat ? 
3. Bagaimanakah konsep Hukum Newton tentang gerak? 
4. Bagaimanakah sistematika penggunaan Hukum Newton dalam 
penggunaan diagram benda bebas? 
5. Bagaimanakah penerapan Hukum Newton dalam kasus statik dan 
dinamik? 
6. Apakah yang dimaksud dengan gaya gesek dalam bidang datar dan 
bidang miring dengan berbagai kasus? 
7. Apakah yang dimaksud dengan dinamika gerak melingkar 
beraturan? 
8. Bagaimanakah konsep gaya sentripetal, dan penerapannya pada 
gerak lingkaran horizontal, vertical, dan mobil pada tikungan? 
9. Bagaimanakah Hukum Newton tentang gravitasi universal? 
10. Bagaimanakah konsep gaya pegas dan sifat elastic bahan dalam 
hukum hooke, modulus dan renggangan geser, modulus bulk dan 
kompresibilitas ? 
11. Bagaimanakah analisis gerak di bawah pengaruh gaya pegas dalam 
kasus sederhana ? 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 2
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 KONSEP GAYA SEBAGAI PENYEBAB GERAK 
2.1.1 Pengertian Gaya 
Dalam bahasan sehari-hari gaya diartikan sebagai suatu tarikan 
atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Namun, dalam 
fisika pengertian mengenai perlu didefinisikan secara terperinci dan tepat. 
Dalam Fisika gaya dinyatakan dalam percepatan yang dialami suatu benda 
standar. Dalam gambar 2.1.1.a diperlihatkan bahwa suatu balok yang 
diberikan gaya sebesar F . Secara umum dapat diartikan , bahwa jika 
dalam suatu lingkungan standar benda mendapat percepatan sebesar a , 
berarti lingkungan memberikan gaya F pada benda . Dalam hal ini gaya 
dikatakan sebagai suatu alat untuk menghubungkan lingkungan dengan 
gerak partikel ; gaya yang muncul baik dalam hukum-hukum gerak (yang 
menyatakan bagaimana percepatan sebuah benda yang mengalami gaya 
tertentu) maupun dalam hukum gaya ( yang menyatakan bagaimana 
menghitung gaya yang akan bekerja pada benda pada suatu lingkungan 
tertentu ) 
(Gambar . 2.1.1.a Gambar suatu percobaan yanng menunjukkan gaya-gaya 
yang diberikan pada neraca yang ditarik dengan sudut ϴ terhadap 
sumbu horisontal) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 3
Pada gambar 2.1.1.a , pada benda bekerja gaya pada sumbu x dan sumbu 
y. pada sumbu y bekerja gaya sebesar F1 sebesar 1 Newton dan pada 
sumbu x bekerja gaya sebesar F2 sebesar 2 newton . Besarnya gaya F 
adalah F = FI 2 + F22 F 
= 12 +22 
Maka F = 5 
F = 2,23 newton 
Untuk arah gaya F kita tentukan dengan menentukan nilai ϴ 
Tan ϴ = y/x , Tan ϴ = 1/2 ; 
Maka tan-1(1/2) = 26,20 
Maka dapat disimpulkan bahwa gaya merupakan besaran vektor yang 
memiliki besar , arah dan besarnya dapat ditentukan dengan aturan jajaran 
genjang dalam konsep vektor. 
2.1.2 Satuan Gaya 
Satuan gaya adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya 
yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m/s2 pada benda 
bermassa 1 kg.Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam 
bentuk kg m/s2. 1 Newton = 1 kg m/s2 Newton sering disingkat dengan N. 
2.1.3 Macam – Macam Gaya 
Dalam kajian ini kita akan berbagai macam jenis gaya diantaranya: 
 Gaya Berat 
Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada 
suatu benda. Gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi dimana 
pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang horizontal, 
vertikal ataupun bidang miring. 
 Gaya Normal 
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh 
antara dua permukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu 
tegak lurus bidang sentuh. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 4
 Gaya Gesek 
Gaya gesek muncul jika permukaan dua benda bersentuhan 
secara langsung secara fisik. Arah gesekan searah dengan 
permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan arah 
kecendrungan gerak. 
 Gaya Tegang Tali 
Gaya tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung 
tali karena tali itu tegang. Jika tali dianggap ringan maka gaya 
tegangan tali pada kedua ujung tali yang sama, dianggap sama 
besarnya. 
2.2 MASSA DAN BERAT 
2.2.1 Massa 
Satuan Sistem Internasional untuk massa adalah Kilogram (kg). 
Lambang massa adalah m, yang merupakan inisial dari kata mass (dalam 
bahasa inggris). Lambang ini merupakan ketetapan yang dibuat untuk 
penyeragaman. Massa merupakan besaran skalar, yakni besaran yang 
hanya mempunyai nilai. 
Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan 
mempertahankan keadaan suatu gerak). Semakin besar massa benda, 
semakin sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau menghentikannya 
ketika sedang bergerak serta merubah gerakannya keluar dari lintasannya 
yang lurus. Kita dapat mengatakan bahwa semakin besar massa benda, 
semakin besar hambatan benda tersebut untuk dipercepat. 
2.2.2 Berat 
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh 
bumi kepada benda tersebut. Berat memiliki vektor berat yang selalu 
berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 5
demikian vector berat suatu benda di Bumi selalu digambarkan tegak lurus 
ke bawah dimana pun posisi benda diletakkan. 
Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas , 
percepatannya adalah percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja 
padanya adalah gaya berat W , baik g dan W merupakan vektor sehingga 
dapat diambil sebuah persamaan 
W = mg (2.2.2.(A)) 
2.2.3 Perbedaan Massa dan Berat 
Massa dan Berat dapat dibedakan seperti dibawah ini: 
· Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan, tetapi 
· Berat benda tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu 
benda tergantung pada dimana benda itu berada. Inilah yang 
membedakan dengan massa. 
Sebagai contohnya adalah ketika kita membawa sebuah benda ke 
bulan. Benda itu akan mempunyai berat seperenam dari beratnya 
di bumi, karena gaya gravitasi lebih lemah, tetapi massa akan tetap 
sama. 
2.2.4 Hubungan Massa dan Berat 
Hubungan antara massa dan berat dapat dilihat dari suatu benda 
yang dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika sebuah 
benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas dengan menganggap tidak ada 
gaya gesekan udara diabaikan , percepatannya adalah percepatan gravitasi 
g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W , baik g dan W 
merupakan vektor sehingga dapat diambil sebuah persamaan 
W = mg (2.2.2.(A)) 
Keterangan: 
W = berat benda ( N) 
m = massa benda (Kg) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 6
g = percepatan gravitasi bumi (m/s²) 
2.2.5 Contoh Soal Konsep Massa dan Berat 
Massa Batu di bumi adalah 65 kg. Berapa berat Batu yang hilang jika 
dipindahkan ke bulan? (Percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2 dan 
percepatan gravitasi bulan adalah seperenam percepatan gravitasi bumi) 
Penyelesaian: 
Massa Batu di Bumi m Bm = 65 kg 
Percepatan Gravitasi Bumi g Bm = 9,8 m/s2 
 Berat Batu di Bumi adalah, 
W Bm = m Bm . g Bm 
= (65) (9.8) 
= 637 N 
 Gravitasi di Bulan adalah, 
1 Gravitasi Bumi 
Gravitasi bulan = 6 
1 (9.8) 
= 6 
9,8 m/s2 
= 6 
 Berat batu di bulan adalah, 
W Bl = m Bl . g Bl 
= (65) (9.8/6) 
= 106.1 N 
 Kehilangan berat dari Batu adalah, 
DW = W Bm - W Bl 
= 637 – 106.1 
= 530.9 N 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 7
2.3 HUKUM NEWTON TENTANG GERAK 
2.3.1 Hukum I Newton 
Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah menyatakan bahwa 
diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar. 
Menurut Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh 
karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga 
mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, di mana 
makin besar gaya, maka makin besar laju gerak benda tersebut. 
Gambar 2.3.1.a Aristoteles dan Galileo Galilei 
Kemudian, seorang berkebangsaan Italia yang bernama Galileo 
Galilei (1564-1642), mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan 
kesalahan-kesalahan dalam memandang hakikat benda diam, seperti yang 
terungkap di atas. Dia mencoba menggerakkan suatu benda pada 
permukaan yang licin. Telah diamati bahwa makin licin permukaan 
bidang di mana benda bergerak, maka benda itu cenderung bergerak lebih 
lama tanpa mengalami perubahan gerak. Akhirnya disimpulkan bahwa jika 
permukaan licin sempurna, atau gesekan antara bidang horizontal dengan 
permukaan benda dihilangkan sama sekali, maka benda cenderung 
bergerak lurus beraturan, dan hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip 
Galileo. Dengan perkataan lain, Galileo menyatakan bahwa untuk 
mengubah kecepatan suatu benda diperlukan gaya luar. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 8
Gambar 2.3.1.b Isaac Newton 
Prinsip Galileo kemudian dikembangkan oleh seorang yang 
berkebangsaan Inggris bernama Isaac Newton (1642-1727) sebagai suatu 
hukum, yang kemudian dikenal sebagai hukum I Newton, yang 
menyatakan bahwa: 
Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam 
atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya 
adalah nol. 
Secara matematis dapat ditulis: 
ΣF = 0 (2.3.1.(A)) 
Keterangan: 
ΣF = Resultan Gaya (N) 
Jika resultan gaya pada pada suatu benda sama dengan nol maka benda 
yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula 
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap. 
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan 
keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal 
juga dengan julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Sifat 
lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat 
dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan 
menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 9
akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan 
sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia 
atau kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas yang 
ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi 
ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak bergerak. 
Gambar 2.3.1.c ketika mobil tiba-tiba direm 
Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. 
Apabila mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan 
sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, 
tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh 
kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan juga 
memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah bergerak. 
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada saat 
berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah pensil 
(pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil tersebut 
bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak 
dinding pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar angkasa 
tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerak 
pensil tersebut. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 10
2.3.2 Hukum II newton 
Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak 
sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda 
diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja 
pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga 
benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya 
total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan 
mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah 
gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin 
besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan 
percepatan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja 
pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah 
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total 
tetap, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap atau tidak 
berubah. 
 Hubungan antara percepatan dan resultan gaya 
Bayangkan anda sedang mendorong sebuah balok es di atas 
permukaan mendatar yang licin (gaya gesekan diabaikan) satu-satunya 
gaya yang bekerja pada balok es adalah gaya dorongan dari anda. 
Misalkan ketika anda mendorong dengan gaya P dihasilkan percepatan 2 
m/s2. Ketika anda memperbesar gaya dorongan dua kali lipat menjadi 2P 
ternyata dihasilkan percepatan yang juga dua kali lipat yaitu 4 m/s2. Ketika 
anda meningkatkan gaya dorongan tiga kali lipat yaitu 6 m/s2, dapat 
disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan resultan gaya 
yang bekerja 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 11
Gambar 2.3.2.a ketika es balok didorong. 
 Hubungan antara percepatan dan massa benda 
Ukuran kemampuan benda mempertahankan keadaan diam atau 
keadaan gerakannya adalah kelembaman. Ini sama saja artinya bahwa 
percepatan benda dipengaruhi oleh kelembamannya. Sedangkan kuantitas 
kelembaman benda diukur oleh massanya. Dengan demikian percepatan 
berhubungan dengan massa. Untuk menentukan hubungan percepatan 
dengan massa benda, gaya dorong harus dijaga tetap. Seperti kasus 
sebelumnya, ketika anda mendorong sebuah balok es dengan gaya P 
dihasilkan percepatan 2 m/s2. Ketika massa anda diperbesar dua kali lipat 
yaitu menjadi dua balok es ternyata dihasilkan percepatan 1 m/s2 atau 
setengah kali semula. Dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding 
terbalik dengan massa benda. 
Kedua Hubunagan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat 
diringkaskan dalam Hukum Newton II yaitu : 
percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda 
besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya 
tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya. 
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai : 
a = ΣF / m (2.3.2.(A)) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 12
Keterangan: 
å F = Resultan Gaya (N) 
m = Massa (Kg) 
a = Percepatan (m/s2) 
Dengan åF adalah jumlah vektor semua gaya luar yang bekerja pada 
benda.Beberapa yang perlu dicatat kembali terhadap perumusan tersebut 
yaitu, 
1) berlaku untuk massa benda tetap, tidak bergantung waktu 
2) merupakan persamaan vektor. 
 Contoh soal Hukum II Newton: 
Sebuah bus bermassa 800 kg dipercepat oleh mesinnya dari keadaan diam 
sampai 20 m/s dalam waktu 10 s. Jika gesekan jalan dan hambatan angin 
diabaikan, tentukan gaya mesin yang menghasilkan percepatan ini? 
Penyelesaian : 
Percepatan bus adalah: 
a = (v-vo) / t 
a = (20 - 0) / 10 
a = 2 m / s2 
Gaya yang dihasilkan mesin bus adalah: 
SF = m a 
ΣF = (800) (2) = 1600N 
2.3.3 Hukum III Newton 
Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka 
benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda 
pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. 
Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi 
dengan benda lain. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 13
Gambar 2.3.1.a ketika Seseorang Menendang Tembok 
Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. 
Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan terasa 
sakit (jangan dilakukan). Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan 
karena ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu 
membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut 
sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju 
batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok 
arahnya menuju kaki kita. Penjelasan tersebut merupak inti hukum 
Newton III yaitu, 
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu 
disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi = -  
reaksi 
Faksi = - Freaksi (2.3.3.(A)) 
Keterangan: 
Faksi = gaya yang bekerja pada benda 
Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi 
Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. 
Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. 
Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi- reaksi. Ingat 
bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda 
yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton 
yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 14
2.4 SISTEMATIKA PENGGUNAAN HUKUM NEWTON 
(PENGGUNAAN DIAGRAM BENDA BEBAS) 
Ketika mengerjakan soal mengenai dinamika gerak khususnya tentang 
hukum Newton maka perlu memahami mengenai penggambaran diagram 
benda bebas. Penggambaran diagram benda bebas adalah menggambar 
semua gaya yang berpengaruh pada benda. Urutan cara atau teknik 
menggunakan hukum newton adalah sebagai berikut: 
1. Gambarkan sketsa situasinya 
2. Analisis tiap benda (satu persatu) , dan gambar diagram benda 
bebas untuk benda tersebut, yang menunjukkan semua gaya yang 
bekerja pada benda itu , termasuk gaya-gaya yang tidak diketahui 
yang harus anda cari. Jangan gambarkan gaya yang diberikan 
benda tersebut pada benda lain. Gambar anak panah untuk setiap 
vektor gaya dengan cukup akurat hal arah dan besar , beri tabel 
pada tiap gaya termasuk gaya-gaya yang harus dicari , menurut 
sumbernya (gravitasi,benda,gesekan,dan seterusnya). Jika ada 
beberapa benda yang terlibat, gambarlah diagram benda bebas 
untuk setiap benda secara terpisah , dengan menunjukkan semua 
gaya yang bekerja pada benda itu ( dan hanya gaya yang bekerja 
pada benda itu ) . Untuk setiap gaya anda harus jelas mengenai : 
pada benda apa gaya tersebut bekerja dan oleh benda apa gaya 
tersebut diberikan , Hanya gaya-gaya yang bekerja pada sebuah 
benda yang dapat dirumuskan dalam ΣF = ma , dalam benda itu. 
3. Hukum newton kedua melibatkan vektor , dan biasanya penguraian 
vektor menjadi komponen sangat penting . Pilh sumbu x dan y 
sedemikian sehingga perhitungan menjadi sederhana. 
4. Untuk setiap benda , Hukum Newton kedua dapat diterapkan ke 
komponen x dan y secara terpisah . Yaitu, komponen x dari gaya 
total pada benda tersebut akan berhubungann dengan komponen x 
dari percepatan benda : ΣFx = max (2.4.4(A)) dan hal yang sama 
berlaku untuk arah y ΣFy = may . (2.4.4(B)) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 15
5. Selesaikan persamaan-persamaan tersebut untuk mencari hal yang 
tidak diketahui 
Contoh menggambar diagram benda bebas: 
x 
fk 
y 
Kondisi benda tersebut adalah ditarik dengan gaya sebesar F yang 
membentuk sudut q terhadap bidang horizontal. Maka buat terlebih dahulu 
sumbu x dan sumbu y. Biasanya sumbu x merupakan arah gerak benda 
yang dominan sejajar dengan sumbu x, dan untuk sumbu y adalah gerak 
benda yang dominan kearah vertikal. Karena gaya awal yang diberikan 
pada benda membentuk sudut dengan sumbu x dan y, maka uraikan 
terlebih dulu gaya F menjadi komponen-komponennya, yaitu Fsinq dan 
Fcosq. Setelah itu tentukan gaya yang berpengaruh lain, yaitu gaya berat 
(m.g) dan arahnya adalah searah dengan sumbu y kebawah. Ada juga gaya 
gesek yaitu fk yang berarah ke sumbu x ke kiri. Gaya gesek digambar tidak 
dipusat benda melainkan di daerah kontak benda dengan bidang agar 
memperlihatkan konsep dari gaya gesek. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 16 
fk 
m.g 
q 
Fcosq 
F 
x 
Fcosq 
Fsinq 
m.g 
ϴ
2.5 (PENERAPAN HUKUM NEWTON (PADA KASUS STATIK DAN 
DINAMIK) 
2.5.1 ( Kasus Statik ) 
Letakkan sebuah benda massa m di atas bidang miring dengan sudut 
kemiringan a terhadap horizontal, seperti tampak pada Gambar 2.5.1. 
a) Tinjau benda dalam keadaan diam. Apakah ada gaya-gaya yang 
bekerja? Mengapa? Jika ada gaya-gaya yang bekerja, sebutkan gaya 
tersebut! 
b) Tentukan gaya normalnya dan T (tegang tali) pada benda! 
Pembahasan : 
a) Ada, karena benda tersebut pada dasarnya memiliki gaya, baik dari 
benda tersebut dan sistem. Gaya yang bekerja pada benda tersebut 
adalah gaya berat(W) dan gaya normal(N), sementara dari sistem 
bekerja gaya tegang tali. Karena benda berada pada bidang miring 
maka kerangka acuan sumbu x dan sumbu y mengacu pada sudut yang 
dibentuk pada bidang miring tersebut. 
b) Besarnya gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah . 
Sehingga pada sumbu y , begitu juga pada sumbu x 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 17 
N
Pada sumbu y gaya – gaya yang bekerja adalah gaya normal(N) dan W 
cos α, maka dalam menentukan besarnya gaya normal dapt dilakukan 
melalui cara berikut: 
, (2.4.4.(B)) 
N - Wcos α = 0 
N = Wcos α (2.5.1(A)) 
Sementara pada sumbu x gaya – gaya yang bekerja adalah W sin α dan 
T, maka dalam menentukan besarnya tegangan tali, 
W sin α – T = 0 
T = W sin α (2.5.1(B)) 
w 
B 
W 
N 
2.5.2 ( Kasus Dinamis ) 
Perhatikan Gambar 2.5.2, Balok A dan B masing – masing memiliki 
massa mA, mB , dan benda berada pada bidang licin. (g = 10 m/s2) 
a) Apakah balok A dan B bergerak? Mengapa? Jika bergerak ke mana 
arahnya? 
b) Berapa besarnya percepatan dan tegangan tali T ketika itu? 
a 
A 
B 
A 
B 
T 
T 
’ 
Gambar 2.5.2 
T 
T 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 18 
W
Pembahasan : 
a) Bergerak. Balok A bergerak karena gaya tegang tali, sementara balok B 
bergerak akibat adanya gaya berat. Sehingga balok A bergerak ke arah 
kanan dan balok B akan bergerak ke arah bawah akibat adanya 
pengaruh gaya berat. 
w - m a = 
m a 
1 2 
m g - m a = 
m a 
2 1 2 
m g ( m m ) 
a 
2 2 1 
a m g 
2 
m + 
m 
( ) 
2 1 
= 
= + 
b) Tinjau Balok A 
(2.5.2 (A)) ........ (1) 
Tinjau Balok B 
(2.5.2 (B))........ (2) 
Substitusikan persamaan (1) ke (2) untuk mencari percepatan balok 
(2.5.2(C)) 
Substitusikan percepataan a kepersamaan (1) untuk mencari gaya 
tegang tali pada balok A 
(2.5.2(D)) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 19
2.6. GAYA GESEKAN 
2.6.1 Penarapan Gaya Gesek 
Gambar 2.6.1.a Gambar ini menjelaskan bahwa antara 2 benda yang 
bersentuhan memiliki tekstur yang kasar setidaknya pada skala 
mikroskopik. 
Dalam gambar 2.6.1.a(a) Benda mengalami gaya sebesar F namun benda 
masi benda masih dalam keadaan diam karena F<fs sedangkan pada 
gambar 2.6.1.a.(b) Gaya yang diberikan pada benda yaitu sebesar F lebih 
besar daripada gaya gesekan statis sehingga benda akan mulai bergerak 
jika F ≥ fs pada kondisi ini gaya gesekan kinetis mulai bekerja pada benda 
yang bergerak. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 20
Gambar 2.6.1b 
Gambar 2.6.1.c gambar grafik yang menunjukkan hubungan antara gaya F 
dan gaya gesek statis dan kinetis fs dan fk 
Pada gambar grafik diatas menjelaskan hubungan antara gaya gesek f 
dengan gaya yang diberikan pada benda F . Ketika gaya yang diberikan 
pada benda lebih kecil dari besarnya gaya gesek F<fs benda akan tetap 
pada kondisi statis (diam) ketika gaya yang diberikan pada benda 
melampaui gaya gesek statis F≥fs maka benda akan mulai bergerak 
sehingga terjadi gaya gesekan kinetis fk dalam grafik tersebut menjelaskan 
besarnya gaya gesek lebih kecil dari gaya gesekan kinetis fk<fs dari 
pengertian grafik tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kita 
akan lebih mudah untuk mempertahankan suatu kondisi benda yang 
bergerak dibandingkan dengan membuat benda bergerak dari keadaan 
diam. 
Nilai dari μk dan μs bergantung pada jenis kedua permukaan baik benda 
maupun landasannnya berikut diberikan beberapa nilai dari koefisien 
gesek yang dapat dikatakan sebagai suatu prakiraan , karena massa benda 
akan bergantung pada permukaan apakah permukaannya basah atau kering 
, kasar atau halus . Tapi μk secara kasar tidak bergantung pada laju 
peluncuran . 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 21
Tabel 2.6.1.d menunjukkan beberapa nilai prakiraan pada dua permukaan 
bidang 
2.6.2 Gaya Gesek (Pada Bidang Datar Dan Bidang Miring Dengan 
Berbagai Kasus) 
2.6.2.1 Benda yang diletakan pada bidang datar dan ditarik dengan 
gaya konstan 
·Permukaan bidang datar sangat licin (gesekan nol) 
Gambar 2.6.2.a 
Pada gambar 2.6.2.a (a) , benda di tarik ke kanan dengan konstan F yang 
sejajar horisontal, sedangkan pada 2.6.2.a (b) , benda ditarik ke kanan 
dengan gaya konstan F yang membentuk sudut terhadap horisontal. 
Apakah pada benda hanya bekerja gaya tarik F ? mari kita tinjau gaya-gaya 
yang bekerja pada benda di atas. 
Gambar 2.6.2.b 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 22
Karena permukaan bidang datar sangat licin, maka kita mengkaitkan gaya 
gesekan nol. Dalam kenyataannya gaya gesek tidak pernah bernilai nol. Ini 
hanya model ideal. Selain gaya tarik F yang arahnya ke kanan, pada benda 
juga bekerja gaya berat (W) dan gaya normal (N). Pasangan gaya berat w 
dan gaya normal N bukan pasangan gaya aksi-reaksi. Ingat bahwa gaya 
aksi-reaksi bekerja pada benda yang berbeda, sedangkan kedua gaya di 
atas (Gaya berat dan Gaya Normal) bekerja pada benda yang sama. 
Disebut gaya normal karena arah gaya tersebut tegak lurus bidang di mana 
benda berada besar gaya normal sama dengan gaya berat (N = W). Karena 
gaya normal (N) dan gaya berat (W) memiliki gaya berat yang sama dan 
arahnya berlawanan maka kedua gaya tersebut saling menghilangkan…. 
Pada gambar a, benda bergerak karena adanya gaya tarik (F), sedangkan 
pada gambar b, benda bergerak karena komponen gaya tarik pada arah 
horisontal (Fx). 
Gambar a 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.1.(A)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : 
(2.6.2.1.(B)) 
Gambar b 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 23
(2.6.2.1.(C)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : 
Benda bergerak pada arah horizontal, sehingga tidak ada percepatan pada 
arah vertikal 
(2.6.2.1.(D)) 
·Permukaan bidang datar kasar (ada gaya gesekan) 
Sekarang mari kita tinjau benda yang diletakan pada bidang datar yang 
kasar. Selain seperti yang telah diuraikan di atas, pada benda juga bekerja 
gaya gesekan (Fg). 
Gambar 2.6.2.c 
Gambar 2.6.2.c (a) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 24
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.1.(E)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : 
(2.6.2.1.(B)) 
Gambar 2.6.2.c (b) 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah 
(2.6.2.1.(G)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : 
(2.6.2.1.(D)) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 25
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, 
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik 
(lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya 
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah 
bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang 
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan 
laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada 
permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja 
ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) 
(kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti “bergerak”). Ketika 
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja 
berlawanan arah terhadap kecepatan benda. 
Gambar 2.6.2.d 
Jenis gesekan Persamaan Keterangan 
Kinetik Fk = mk.N Gaya berlawanan dengan kecepatan 
selalu lebih kecil dari gaya gesek 
statik dan digunakan untuk benda 
yang meluncur/sliding. 
Statik Fs = ms.N Gaya harus lebih besar dari gaya 
gesek maksimum ini untuk membuat 
benda bergerak dari keadaan diam. 
Digunakan untuk objek yang diam. 
Arah gaya gesek berlawanan dengan 
arah gaya yang bekerja pada benda. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 26
Tabel 2.6.2.1.a 
2.6.2.2 Benda yang diletakan pada bidang miring 
· Permukaan bidang miring sangat licin (gesekan nol) 
Gambar 2.6.2.2.d 
Terdapat tiga kondisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan pada 
gambar di atas. Pada gambar a, benda meluncur pada bidang miring yang 
licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik. Jadi benda bergerak akibat 
adanya komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin θ). Pada 
gambar b, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan = 
0) akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar 
bidang miring (w sin θ). Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 27
komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos θ) dan 
komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin θ). 
Pada gambar a, Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang 
sejajar permukaan bidang miring. 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.2.(A)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : 
(2.6.2.2.(B)) 
Pada gambar b, benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen 
gaya berat (w sin θ ) yang sejajar permukaan bidang miring. 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 28
(2.6.2.2(C)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
(2.6.2.2(B)) 
Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik F yang 
sejajar permukaan bidang miring (F cos θ) dan komponen gaya berat yang 
sejajar permukaan bidang miring (w sin θ). 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.2.(E)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 29
(2.6.2.2.(F)) 
 Permukaan bidang miring kasar (ada gaya gesekan) 
Gambar 2.6.2.2(a) 
benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat 
yang sejajar permukaan bidang miring, sebagaimana tampak pada gambar 
di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya 
gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda. 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.2.(G)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 30 
· Pertama
(2.6.2.2.(B)) 
Gambar 2.6.2.2(b) 
Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya tarik (F) 
dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin 
), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang 
miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan 
dengan arah gerakan benda. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 31 
· Kedua
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.2.(I)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
(2.6.2.2.(B)) 
Gambar 2.6.2.2(c) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 32 
· Ketiga
Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar 
permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang 
sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring kasar, 
maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah 
gerakan benda. 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
(2.6.2.2.(K)) 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
(2.6.2.2.(L)) 
2.6.3 Latihan soal 
BERIKUT DISAJIKAN MASALAH-MASALAH GAYA GESEKAN OLEH 
BIDANG DATAR DAN OLEH BIDANG MIRING. 
1. Sebuah benda bermassa 10 kg terletak pada sebuah bidang mendatar 
dengan koefisien gesek kinetik bidang tersebut adalah 0,5 dan g = 10 m/s2, 
Jika benda mendapat gaya sebesar 80 N, tentukan percepatan yang dialami 
benda pada saat 
a. gaya F mendatar 
b. gaya F condong ke atas terhadap bidang, dengan cos = 3/5 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 33
Penyelesaian : 
a) Besarnya gaya gesek kinetis 
N 
F 
fk 
w 
= mg 
= 0,5 . 10. 10 = 50 N 
F - fk = m. a 
80N – 50N = 10kg . a 
a = 3m/s2 
N Fy=F sin 
F 
fk Fx=Fcos 
w 
b) N + F sin = w 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 34
= 10.10 – 80. 4/5 
= 36 N 
W sin α 
α W cos α 
N = mg - F sin 
fk = μk N 
= 0,5 . 36 
= 18 N 
åF =ma 
Fcos - fk = m .a 
(80. 3/5) – 18 = 20 a 
30 = 20 a 
a = 1,5 m /s2 
2. Pada Gambar diketahui m = 4 kg, g = 10 m/s2, mk = 0,25 ; cos α = 3/5 
a) besarnya percepatan balok ketika itu? 
N 
fk 
Pembahasan : 
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 35
Sehingga 
= mg cos 
= 0,25 . 4. 10 . 3/5 = 6N 
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : 
= 6,5m/ s 2 
2.7 DINAMIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN 
Menurut hukum newton kedua (ΣF=ma) , sebuah benda 
mengalami kecepatan harus memiliki gaya total yang bekerja padanya. 
Benda yang bergerak membentuk lingkaran , seperti sebuah bola pada 
ujung tali , dengan demikian harus memiliki gaya yang diberikan padanya 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 36
untuk mempertahankan gerak dalam lingkaran tersebut . Dengan demikian 
diperlukan gaya total untuk memberikan percepatan sentripetal > besarnya 
gaya dapat dihitung dengan menggunakan hukum Newton keduauntuk 
komponen radial, ΣFR = maR . dimana aRadalah percepatan sentripetal , aR= 
v2/r sehingga gaya total dalam radial adalah 
ΣFR = maR = mv2/r 2.7.(A) 
Karena as selalu mengarah ke pusat lingkaran , sehingga gaya 
sentripetal didefinisikan sebagai gaya yang menuju pada pusat lingkaran . 
Tetapi hati-hatilah dengan bahwa gaya sentripetal tidak mengindikasikan 
suatu jenis gaya baru. Istilah ini hanya mendeskripsikan akan arah dari 
gaya total. Gaya harus diberikan oleh benda lain agar benda dapat 
bergerak melingkar beraturan. Sebagai sebuah contoh ketika seseorang 
memutar bola di ujung sebuah tali dan membentuk lingkaran . Orang 
tersebut menarik tali dan tali tersebut memberikan gaya pada bola. 
Sehingga bagi orang yang menarik bola akan menganggap bahwa ada gaya 
luar yang mempengaruhi sehingga bola seakan-akan menjauhi pusat 
lingkaran dalam hal ini adalah tangan dari orang yang menarik tali , dan 
sering diinterpretasikan sebagai gaya sentrifugal (menjauhi pusat ) . Hal 
ini tidaklah benar karena ketika anda menarik tali ke dalam yang kemudian 
memberikan gaya pada bola , bola memberikan gaya yang sama dan 
berlawan arah (hukum newton ketiga) (ΣFaksi = -ΣFreaksi ) Gaya inilah 
yang sebenarnya dirasakan olleh tangan . Hal ini dapat dibuktikan ketika 
orang tersebut berhenti menarik tali bola tersebut tidak akan terpental 
menjauhi pusat lingkaran melainkan bergerak sesuai dengan arah gaya 
tangensial benda. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 37
Gambar 2.7.a. Gambar tersebut menunjukkkan bahwa arah bola ketika tali 
terputus tidak menjauhi lingkaran tapi searah dengan v searah pada gaya 
tangensial. 
2.8 KONSEP GAYA SENTRIPETAL, DAN PENERAPANNYA PADA 
GERAK LINGKARAN HORIZONTAL, VERTIKAL, DAN MOBIL 
PADA TIKUNGAN 
2.8.1 Konsep gaya sentripetal pada arah horisontal 
Dalam gaya sentripetal pada arah horizontal bekerja gaya berat mg 
yang searah dengan sumbu y dan gaya tegangan tali FT yang searah dengan 
sumbu x . Berat bola menyulitkan bola berputar secara horisontal. Tetapi 
jika berat bola itu cukup kecil dapat kita abaikan , sehingga FT bekerja 
hampir pada kondisi horisontal ( = 0) , dan ϴ menyediakan gaya yang 
diperlukan untuk memberi percepatan sentripetal. Sehingga dengan hukum 
newton maka kita dapat menentukan resultan gaya yang bekerja pada 
sumbu x yaitu : 
ΣFx = mas 2.8.1.(A) 
FT = mv2/r 2.8.1.(B) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 38
Gambar 2.8.1.b 
Ayunan konis : Merupakan konsep dari gaya sentripetal dengan 
mempertimbangkan nilai dari massa bola . Untuk pemahamannya akan 
dijelaskan dalam contoh soal berikut : 
Contoh soal : 
Sebuah bola bermassa m tergantung pada sebuah tali dengan panjang L 
bergerak dengan kecepatan v konstan sehingga membentuk gerak 
meingkar beraturan . (ditunjukkan oleh gambar berikut ) tentukanlah 
berapa nilai dari v tersebut . 
Gambar 2.8.1.c 
Solusi : 
Dengan menganggap bahwa merupakan sudut ϴ antara tali dengan bidang 
vertikal maka diagram bebas dapat digambarkan sesuai dengan gambar 
diatas . 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 39
Jika kita meninjau gaya yang bekerja berdasarkan sumbu y , ressultan gaya 
( ΣFY = 0) karena T harus berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang 
bekerja pada sumbu y adalah gaya TY = T sin ϴ serta gaya berat (mg) 
yang saling berlawanan sehingga dapat ditulis . 
ΣFY = 0 
0 = T sin ϴ - mg 
T sin ϴ = mg 2.8.1.(C)...............(1) 
Jika kita meninjau gaya yang bekerja pada sumbu x , Bekerja gaya 
sentripetal yang besarnya sama dengan Tx = T cosϴ sehingga dapat 
dituliskan 
ΣFx = T cosϴ = mv2/r 2.8.1.(D)..............(2) 
Jika pers (1) dan (2) dibagi maka didapat persamaan tangensial 
Tan ϴ = v2 / rg 
Dari konsep trigonometri kita maka besarnya r = Lsin ϴ sehingga 
Tan ϴ = v2 / Lsinϴ g , maka 
v = Lg.sinqtanq 2.8.1.(E) 
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan tidak bergantung pada massa benda 
2.8.2 Konsep gaya sentripetal pada arah vertikal 
Pada bola yang diputar secara vertikal bola akan berputar mebentuk 
lingkaran searah sumbu vertikal . Ada dua titik posisi yang akan ditinjau 
dalam gaya sentripetal pada arah vertikal yaitu pada titik bawah (B) dan 
titik atas (A) Konsep gaya sentripetal pada arah vertikal akan dijelaskan 
dengan satu contoh soal konseptual yaitu bola yang diputar secara vertikal. 
Contoh : 
Sebuah bola bermassa m diputar secara vertikal tentukanlah : 
a. berapa kecepatan minimun yang harus dimiliki bola agar bisa 
melakukan satu kali putaran penuh 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 40
b. Tentukan tegangan tali di titik bawah dalam putaran dengan kecepatan 
B 
mg FTA 
FTB 
A 
FTA mg 
FTA 
FTB 
mg 
minimum. 
Gambar 2.8.1.d 
Solusi : Pada gambar diagram bebas yang telah disediakan titik puncak 
(titik A) , memiliki dua gaya yang bekerja yaitu gaya dari tegangan tali dan 
gaya berat yang searah dengan percepatan sentripetal sehinngga kedua 
gaya bernilai positif . Dengan menggunakan hukum newton kedua dapat 
disimpulkan : 
ΣFR = maR 2.8.1.(A) 
FTA + mg = mva 
2/r 2.8.1.(F) 
Dari persamaan tersebut kita dapat melihat bahwa besarnta tegangan di 
titik A FTA akan sama besar jika vA dibuat sebesar-besarnya namun yanng 
ditanyakan adalah laju bola minimum untuk menjaga agar bola tetap 
bergerak pada lingkaran. Tali akan tegang jika ada tegangan yang bekerja 
pada benda FTA tetapi jika tegangan hilang (karena vA terlalu kecil) 
sehingga bola akan melengkung dan akan keluar dari lintasan . Laju 
minimum akan terjadi jjika besarnya gaya tegangan di titik A FTA = 0 
sehingga dapat dirumuskan 
mg = mvA 
2/r 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 41
sehingga vA = 
Pada bagian bawah tali yaitu di titik B , tali memberikan gaya tegangan 
menuju pusat lingkaran sedangkan benda memberikan gaya berat yang 
mengarah ke bawah dengan demikian dapat dirumuskan : 
ΣFR = maR 
FTB-mg = mvb 
2/r 
FTB = mvb 
2/r + mg 2.8.1.(G) 
Dalam hal ini kita tidak dapat menentukan FTB = mvb 
2/r , namun juga 
melibatkan gaya berat . Sehingga dapat dijelaskan bahwa tegangan tali tali 
tidak hanya memberikan percepatan sentripetal saja , tapi harus lebih besar 
dari gaya sentripetal itu sendiri untuk mengimbangi gaya berat. 
2.8.3 Mobil Pada Tikungan 
Salah satu konsep dari percepatan sentripetal adalah ketika mobil 
melewati tikungan . Pada situasi ini anda akan merasakan anda semakin 
terdorong keluar. Sebenarnya tidak ada gaya meisterius seperti sentrifugal 
yang bekerja pada benda yang sebenarnya terjadi adalah pergerakan mobil 
yang cenderung bergerak lurus sementara mobil berusaha mengikuti 
lintasan lengkung. Untuk membuat anda bergerak sesuai lintasan tempat 
duduk atau pintu memberikan gaya pada anda. Mobil itu sendiri 
memberikan gaya kedalam yang diberikan padanya jika bergerak 
meengkung. Pada jalan yang rata , gaya ini diberikan oleh gesekan antara 
ban dan permukaan jalan. Jika gaya gesekan yang diberikan oleh mobil 
tidak cukup besar untuk mengimbangi gaya sentripetal yang bekerja pada 
mobil , atau dapat dikatan kondisi dimana nilai (Fgesek < Fsentripetal). Maka 
mobil akan tergelincir keluar dari jalur melingkar ke jalur yang lebih lurus. 
Konsep mengenai mobil pada tikungan akan dijelaskan melalui salah satu 
contoh konseptual berikut ini . 
Contoh (1) : 
Sebuah mobil dengan berat 1000 kg melewati tikungan pada jalan 
mendatar dengan radius jalan 50 m dengan kecepatan 14 m/s . Apakah 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 42
yang akan terjadi pada mobil jika a) kondisi jalan kering dengan koefisien 
μs = 0,60 . b) kondisi jalan basah dan μs = 0,25 ? 
Solusi : 
Pada gambar 9.2 menunjukkan 
diagram bebas yang bekerja pada 
mobil. Pada sumbu vertikal tidak 
ada percepatan yang bekerja dan 
gaya yang bekerja pada sumbu 
vertikal yaitu gaya normal FN dan 
gaya berat yang ditimbulkan oleh 
mobil sehingga menurut hukum 
newton kedua 
ΣF y = may 
Karena ay = 0 sehingga 
ΣF y = 0 
FN - mg = 0 
FN = mg = (1000 kg) (9,8m/s2) = 
9800 Newton 
Pada arah horizontal hanya ada 
satu gaya yang bekerja yaitu gaya 
gesekan yang menghasilkan 
percepatan sentripetal . 
Gambar 9.3 (Gaya pada 
mobil yang melewati 
tikungan pada jalan 
yang baik tampak atas 
dan tampak belakang.) 
Besarnya gaya sentripetal pada mobil total yang diperlukan untuk 
mempertahankan gerak mobil untuk melewati tikungan adalah 
ΣFR = mv2/r = (1000 kg) (14 m/s2) / (50 m) = 3900 
Mobil akan melewati tikungan dengan aman jika memenuhi syarat 
ΣFgesekan ≥ ΣFR 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 43
Pada kondisi a besarnya gaya gesekan adalah... 
Fgesekan = μs FN = (0,6)(9800Newton) = 5900 
Karena gaya gesekan lebih besar dari gaya sentripetal maka mobil akan 
melewati tikungan dengan baik. 
Pada kondisi b besarnya gaya gesekan adalah ... 
Fgesekan = μs FN = (0,25)(9800Newton) = 2500 
Karena gaya gesekan lebih kecil dari gaya sentripetal maka mobil akan 
tergelincir pada tikungan dan cenderung bergerak ke jalur yang lurus . 
Hal ini akan lebih buruk jika ban mobil berhenti secara mendadak 
mengakibatkan ban mobil pada bagian bawah bergerak terhadap permukaan 
jalan sehingga bekerja gaya gesekan kinetis (terjadi selip) yang besarnya lebih 
kecil dari gaya gesekan kinetis . Dalam teknologi otomotif kita mengenal ABS 
(Antilock Brakes) dirancang untuk membatasi tekanan rem persis saat ban 
mobil akan selip , dengan bantuan sensor yang peka dan komputer yang 
sangat cepat . 
Pemiringan tikungan dapat memperkecil kemungkinan tergelincir 
karena gaya normal jalan (bekerja tegak lurus terhadap mobil) akan memiliki 
komponen ke arah pusat lingkaran dengan demikian memperkecil 
ketergantungan akan gesekan. Untuk sebuah bidang dengan kemiringan 
tertentu , , akan ada suatu laju dimana tidak diperlukan ϴ gaya gesekan sama 
sekali . Hal ini terjadi jika komponen horisontal gaya normal menuju pusat 
kurva , FN = sin ϴ sama dengan gaya yang diperukan umtuk memberikan 
f=gaya sentripetal pada sebuah kendaraan. 
Contoh (2) 
ϴ 
N 
Seorang engginering ingin membuat jalan miring sebagai jalan keluar masuk 
pada jalan bebas hambatan . Kecepatan yang didisain pada tiap kendaraan 
sebesar 14 m/s berapakah sudut kemiringan yang harus didesain oleh 
engginering tersebut agar sehingga tidak diperlukan gaya gesekan dalam 
menikung ? 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 44
Gambar 2.8.3. 
Solusi : 
Kita pilih sumbu x dan sumbu y sebagai arah horisontal dan vertikal . 
Pada arah horisontal hanya ada satu gaya yaitu FN sin ϴ yang menyebabkan 
terjadinya gaya sentripetal sehingga : 
FN sin ϴ = m v2/r...................... (1) 
Pada arah vertikal kendaraan berada pada kondisi setimbang maka resultan 
gaya (ΣFy=0) dan pada sumbu vertikal terdapat gaya FN cos ϴ dan gaya berat 
(mg) yang saling berlawanan sehingga : 
FN cos ϴ - mg = 0 
FN cos ϴ = mg 
FN = mg/cos ϴ..........................(2) 
mg/cosϴ sinϴ = mv2/r 
mg tan ϴ = mv2/r 
tan ϴ = v2/gr 
tan ϴ = (14m/s)2 / (50m) (9,8 m/s2) = 0,4 
arc tan (0,4) = 220 
Jadi besarnya sudut kemiringan yang perlu didesain adalah sebesar 220 
2.9 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI UNIVERSAL 
2.9.1 Gravitasi Universal 
Selain mengembangkan tiga hukum mengenai gerak sir Isaac 
Newton juga meneliti akan gerak-gerak planet-planet dan bulan, Newton 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 45
mempertanyakan tentang gaya yang harus bekerja pada bulan untuk 
mempertahankan bulat pada orbitnya hampir berupa lingkaran. 
Menurut cerita , Newton sedang duduk di kebunnya dan melihat 
sebuah apel yang jatuh dari pohon . Dikatakan bahwa Newton mendapat 
ilham bahwa apel tersebut bekerja gaya gravitasi . Jika gaya gravitasi 
bekerja pada puncak pohon , maka gaya gravitasi juga akan bekerja pada 
puncak gunung dan bahkan mungkin akan bekerja pada bulan walaupun 
jaraknya sangat jauh dengan bumi. Berdasarkan gagasan tersebut Newton 
berpendapat bahwa gaya gravitasilah yang menahan bulan tetap berada 
pada orbitnya . Newton mengembangkan teori gravitasinya yang hebat , 
namun hal ini banyak mendapat kontroversi. Banyak pemikir yang sulit 
menerima gagasan gaya yang bekerja pada jarak jauh. Beberapa gaya 
terjadi dengan adanya kontak antar benda namun gravitasi bekerja tanpa 
kontak. Menurut newton : Bumi memberikan gaya pada apel yang jatuh 
dan pada bulan, walaupun tidak ada kontak , dan keduannya mungkin jauh 
sekali satu sama lain. 
Newton berusaha menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan 
kepada bumi pada bulan sebagaimana dibandingkan dengan gaya gravitasi 
yang diberikan pada benda di permukaan bumi. Pada permukaan bumi , 
gaya gravitasi mempercepat sebesar 9,80 m/s2 tetapi berapakah percepatan 
sentripetal di bulan? Mari kita bahas bersama dalam contoh soal berikut 
ini : 
Contoh : 
Orbit bulan yang disekeliling bumi hampir bulat mempunyai radius dan 
periode T selama 27,3 hari tentukan percepatan bulan terhadap bumi. 
Solusi : 
Bulan mengelilingi bumi menempuh jarak 2πr , dengan r = 3,84x108 m 
adalah radius jalur lingkarannya. Besarnya laju bulan pada orbitnya 
mengelilingi bumi adalah v = 2πr/T . Periode T dalam sekon adalah 
(27,3hari)(24jam)(3600s/jam) = 2,36 x 106 dengan demikian 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 46
aR = v2/r 
= (2πr)2 / T2r 
= 4π2r/T2 
= 4 (3,14)2 (3,84x108 m ) / (2,38x106s)2 
= 2,72x10-3 m/s2 
Dari hasil tersebut besarnya percepatan sentripetal bulan jika dibandingkan 
dengan percepatan gravitasi bumi akan setara dengan : aR = (1 / 3600) g 
Bulan berjarak 384.000 km dari bumi yang sama dengan 60 kali radius 
bumi yang sebesar 6380 . Jarak dari pusat bumi ke bulan 60 kali lebih jauh 
dari benda-benda di permukaan bumi. Tetapi jika diperhatikan 60x60 = 
602 = 3600 . Newton menyimpulkan bahwa besarnya gaya gravitasi akan 
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya , r , dari pusat bumi gaya 
gravitasi ̴ 1/r2 Bulan , yang jauhnya 60 kali radius bumi , merasakan gaya 
gravitasi sebesar 1/602 = 1/3600 benda apapun yang berada pada jarak 
384.000 km dari bumi akan mengalami percepatan yang sama . Namun , 
Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya dipengaruhi oleh 
jarak tetapi juga pada massa benda tersebut. Pada kenyataannya , gaya 
gravitasi berbanding lurus dengan massa , sebagaimana telah kita lihat. 
Menurut hukum newton ketiga , ketika bumi memberikan gaya gravitasi 
pada benda apapun maka benda tersebut akan memberikan gaya yang 
sama besar atas kesimetrian tersebut maka newton menyimpulkan bahwa , 
besar gaya gravitasi harus sebanding dengan kedua massa. Dengan 
demikian,.. 
F ̴ mEmB/r2 2.9.1(A) 
Di mana mE merupakan massa bumi dan mB merupakan massa benda lain 
dan r adalah jarak antara benda dan pusat bumi . 
Pemahaman konsep : 
Apakah yang akan terjadi jika kita jatuh ke dalam pusat bumi yang 
lubangnya tembus hingga ke sisi lain (seperti lubang terbentuk tembus dari 
kutub utara sampai kutub selatan) jika kondisi pada pusat bumi seperti 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 47
temperatur yang tinggi dan kondisi yang lain diabaikan apakah yang akan 
terjadi pada kita? 
Jawaban : 
Kita akan kembali ke posisi awal dimana kita jatuh , mengapa?? karena 
semakin kita jatuh kedalam bumi , walaupun jarak antara kita dengan 
pusat bumi namun massa bumi semakin kedalam akan semakin mengecil. 
Semakil kecil massa berarti semakin kecil gaya tarik menarik yang 
dihasilkan sampai pada pusat bumi besarnya gaya gravitasi akan sama 
dengan nol . Momentum yang dihasilkan ketika kita jatuh dari lubang akan 
membawa kita melewati pusat bumi dan kita akan kembali ditarik oleh 
gaya gravitasi yang semakin membesar ketika semakin menjauh dari 
pusat bumi kita akan, kemudian kembali ditarik kembali hingga melewati 
pusat bumi dan akan kembali ke tempat di mana kita jatuh. 
Newton maju satu langkah dalam analisisnya mengenai gravitasi. Dalam 
penelitiannya tentang orbit-orbit planet Newton yakin bahwa dibutuhkan 
gaya untuk memprtahankan planet-planet di orbit masing-masing di 
sekeliling Matahari. Hal ini membuat Newton percaya bahawa pasti ada 
juga gaya Gravitasi yang bekerja pada Matahari sehingga planet-planet 
dapat tetap berada pada orbitnya . Dengan demikian Newton mengusulkan 
Hukum Gravitasi Universal-nya yang terkenal yang bisa dinyatakan 
sebagai berikut : 
“ Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lainnya dengan gaya 
yang berbanding lurus dengan hasil kali dari massa-massa benda tersebut 
dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak di antaranya”. 
Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel 
tersebut. Besarnya gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai berikut : 
F = G m1m2/r2 2.9.1.(B) 
Dengan m1 dan m2 merupakan massa partikel , r , adalah jarak antara 
kedua partikel sedangkan G adalah konstanta dari Gravitasi Universal 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 48
yang harus diukur secara experimen dan mempunyai nilai numerik yang 
sama untuk setiap benda. 
Nilai G pastilah sangat kecil , karena kita tidak bisa menyadari adanya 
gaya yang bekerja pada benda yang berukuran biasa , seperti diantara dua 
bola. Gaya antara dua benda biasa dapat diukur pertama kalinya oleh 
Henry Cavendish pada tahhun 1798, lebih 100 tahun ketika newton telah 
mengajukan hukum mengenai Gravitasi Universal . Cavendish 
mengkonfirmasikan hipotesa Newton bahwa hukum Gravitasi Universal 
dapat digunakan untuk menentukan besarnya gaya gravitasi , Cavendish 
mampu menentukan nilai-nilai tersebut secara akurat cavendish juga 
mampu mementukan besarnya nilai konstanta G yang sekarang diakui 
bernilai : G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2 
Gambar 2.9.1.a 
Diagram skematik dari neraca Cavendish dua bola kecil bermassa 
m dihubungkan dengan dua buah batang kecil dan kedua bola 
dihubungkan dengan bola besar bermassa M hal ini menyebabkan bola 
yang tergantung pada tali akan bergerak memintir tali. Gerak ini 
diperbesar dengan menggunakan berkas cahaya sempit yang diarakan pada 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 49
cermin yang dipasang pada tali , Berkas cahaya ini dipantulkan pada 
sebuah skala , sehingga besar dari Gaya Gravitasi kedua benda dapat 
ditentukan , sehingga nilai dari konstanta G dalam gravitasi universal 
dapat ditentukan. 
Massa dari neraca Cavendish dari gambar tersebut bukan 
merupakan sebuah partikel namun merupakan benda-benda dengan ukuran 
besar. Akan tetapi , karena benda-benda tersebut adalah bola-bola yang 
uniform , maka benda-benda tersebut akan beraksi secara gravitasi dengan 
semua benda seolah-olah terkonsentrasi pada pusatnya. Karena Nilai G 
begitu kecil, maka gaya-gaya gravitasi di antara dua benda di permukaan 
bumi adalah sangat kecil dan dapat diabaikan untuk keperluan biasa . 
Misalnya dua buah benda bermassa 100 kg dipisah sejauh 1 meter maka 
pada titik pusatnya akan saling menarik satu sama lain yang besarnya 
F = (6,67x10-11Nm2/kg2)(100kg)(100kg)/(1 meter) = 6,7 x 10-7N 
Maka terlihatlah bahwa eksperimen Cavendish merupakan eksperimen 
yang sangat sulit untuk dilakukan. Walaupun begitu eksperimen tersebut 
sering kali dilakukan sebagai sebuah experimen di dalam laboratorium 
fisika pendahuluan. 
Pemahaman konsep mengenai Hukum Gravitasi Universal akan dijelaskan 
dalam salah satu contoh soal berikut : 
Tiga bola biliard bermassa 0,3 ditaruh pada meja biliiard pada pojok kanan 
meja billiard seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini tentukanlah 
gaya gravitasi pada bola putih yang dinyatakan sebagai m1 yang 
diresultasikan dari kedua bola yang lain . 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 50
Gambar 2.9.1.b 
Seperti yang terlihat dalam gambar. Pada bola putih bekerja dua buah gaya 
gravitasi yang bekerja pada sumbu x maupun y. Langkah pertama yang 
dapat kita lakukan adalah menentukan masing-masing gaya gravitasi yang 
dihasilkan oleh kedua sumbu. Besarnya F21 = (G(m1m2/(r21)2)j 
F21 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,4m)2)j 
F21 = 3,75x10-11 N j 
Besarnya F31 = (G(m1m3/ (r31)2) i 
F31 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,3m)2)i 
F31 = 6,67x10-11 N i 
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku maka besarnya resultan 
gaya akan sama dengan 
F = ((3,75x10-11)2 + (6,67x10-11))1/2 
F = 7,65 x 10-11 N 
Dan bekerja pada sudut arc tan (3,75x10-11/6,67x10-11) = 29,30 
Hukum Gravitasi tidak dapat dikacaukan dengan hukum gerak Newton 
kedua. Hukum Gravitasi Universal mendeskripsikan suatu gaya tertentu 
yaitu Gravitasi yang kekuatannya bervariasi dengan jarak serta massa yang 
terlibat . Di pihak lain , Hukum Newton kedua mendeskripsikan mengenai 
hubungan gaya total pada sebuah benda ( yaitu , jumlah vektor dari semua 
gaya yang berbeda yang bekerja pada benda dan berasal dari berbagai 
sumber) dengan massa dan percepatan benda tersebut. 
2.10 GAYA PEGAS DAN SIFAT ELASTIS BAHAN (HUKUM HOOKE, 
MODULUS DAN RENGGANGAN GESER, MODULUS BULK DAN 
KOMPRESIBILITAS) 
2.10.1 Hukum Hooke 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 51
Jika pada sebuah gaya diberikan pada benda seperti pada pegas 
yang ditarik maupun ditekan maupun diregangkan akan mengakibatkan 
pegas bergerak sejauh Δx dari titik keseimbangan. Maka gaya yang 
diberikan kepada pegas akan sebanding dengan nilai dari Δx sehingga 
besarnya gaya yang bekerja pada pegas adalah : 
Fpegas = kΔx 2.10.1.(A) 
Dimana Fpegas merupakan gaya yang bekerja pada pegas , Δx merupakan 
pertambahan panjang atau dapat dikatakan sebagai perpindahan pegas dari 
titik keseimbangan , dan k merupakan nilai dari konstanta pegas , besar 
atau kecilna nilai k akan ditentukan melalui kendor atau kencangnya 
pegas. Semakin kencang suatu pegas maka semakin besar nilai k . 
Persamaan diatas lebih kita kenal dengan hukum Hooke. Hukum Hooke 
hampir berlaku untuk semua materi padat . Tapi perlu diingat bahwa 
hukum Hooke hanya berlaku hingga batas tertentu hal ini dikarenakan jika 
gaya yang diberikan pada suatu benda terlalu besar hal ini mengakibatkan 
benda akan meregang sangat besar dan akhirnya benda tersebut patah. 
Batas ini dikatakan sebagai batas proposional yang dijelaskan melalui 
grafik pada gambar dibawah ini 
Gambar 2.10.1.a 
Pada daerah elastik (elastic behaviour) gaya F yang diberikan pada pegas 
sehingga pegas akan berpindah sejauh Δx ketika gaya dilepaskan maka 
benda akan kembali pada posisi awal yaitu posisi kesetimbangan . Ketika 
melewati titik limit elastik (elastic limit) gaya yang diberikan pada benda 
mengakibatkan benda bergerak sejauh Δx namun ketika gaya dilepaskan 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 52
benda tidak lagi kembali pada posisi kesetimbangan (dikatakan sebagai 
perubahan permanen) ketika benda diberikan gaya melebihi titik patahan 
(breaking point) maka benda tersebut akan patah. Besarnya gaya 
maksimum yang dapat diberikan pada benda tanpa mematahkan benda 
tersebut dikatakan sebagai kekuatan ultimal. 
2.10.2 Modulus Young 
Pertambahan panjang seperti pegas tidak hanya bergantung pada 
gaya yang diberikan padanya tapi juga bergantung pada gaya yang 
diberikan padanya , dan juga bergantung pada materi pembentuk serta 
dimensinya. Yaitu konstanta k pada persamaan hukum Hooke dapat 
dinyatakan dalam faktor-faktor ini. Jika kita membandingkan batang yang 
dibuat dari materi yang sama tetapi dengan panjang yang melintang yang 
berbeda, ternyata untuk gaya yang sama, besarnya regangan yang 
dianggap kecil jika dibandingkan dengan panjang total , sebanding 
dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang. 
Sehingga makin makin panjang suatu benda tersebut mka semakin besar 
pertambahan panjang tersebut untuk suatu gaya tertentu dan berlaku 
sebaliknya jika suatu benda semakin tebal. Sehingga dapat dituliskan 
sebuah persamaan : 
Δx = (1/E) (F/A) x0 2.10.2.(A) 
Dimana x0 merupakan panjang awal , A adalah luas penampang , dan Δx 
merupakan pertambahan panjang yang diakibatkan oleh F yang diberikan . 
E merupakan konsatanta perbandingan yang tidak berdimensi disebut 
dengan modulus elastik , atau modulus young . dan nilainya bergantung 
pada materi. Dari persamaan diatas dapat kita lihat bahwa perubahan 
panjang berbanding lurus dengan panjang awal (x0) dan gaya persatuan 
luas. Pada umunya gaya persatuan luas didefinisikan sebagai tegangan : 
Tegangan = Gaya / Luas = F / A 2.10.2.(B) 
Dan regangan didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan 
panjang (Δx) dengan panjang awal (xo) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 53 
Δx
Regangan = Perubahan panjang / Panjang awal = ΔL / L0 2.10.2.(C) 
Regangan dengan demikian merupakan ukuran mengenai seberapa jauh 
batang berubah bentuk . Dan tegangan diberikan kepada materi atau benda 
dari arah luar , sementara regangan merupakan tanggapan terhadap 
tegangang . Maka dapat dituliskan kembali persamaan : 
F/A = E(Δx/x0) atau 
E = (F/A)/(Δx/x0) = Tegangan / Regangan 2.10.2.(D) 
Nilai dari berbagai modulus young untuk berbagai materi dirangkum 
dalam tabel berikut: 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 54
Tabel 2.10.2.1 
Pemahaman mengenai modulus elastik akan dijelaskan dalam contoh soal 
berikut. 
Contoh Soal : 
Tegangan pada kawat piano. Kawat Piano yang yang terbuat dari baja 
(steel) dengan panjang (1,6 m) berdiameter (0,20cm). Berapa besar gaya 
yang harus diberikan kepada kawat agar kawat meregang 0,30 jika 
dikencangkan ? 
Solusi 
Berdasarkan persamaan : E = (F/A) / (Δx/x0) 
Sehingga besarnya F = (E(Δx/x0)) A = (2,0x1011N/m2) (0,003m/1,6m) 
(3,1x10-6) = 1200 Newton 
Gambar 2.10.2.a 
Pada gambar diatas dikatan mengalami tarikan atau tegangan tarik . 
Kita melihat bahwa bagian atas dari materi tersebut diberi gaya sebesar F 
sehingga benda bergeser sejauh Δx dari titik keseimbangan. Gaya F ini 
merupakan gaya eksternal yang diberikan kepada materi, akibat adanya 
gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut maka bagian bawah yang 
mengalami kesetimbangan mengerjakan gaya (internal) sebesar (-F) yang 
berlawan dengan gaya eksternal dengan tujuan menjaga bagian bawah 
tetap berada pada kondisi setimbang , dalam hal ini disebutkan sebagai 
tegangan materi. Regangan merupakan perubahan bentuk yang disebabkan 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 55
oleh tegangan tarik merupakann satu tipe tipe tegangan yang dialami 
materi . Pada umumnya ada dua jenis umum lain dari tegangan yaitu 
tegangan : tekan dan geser. Tegangan tekan berlawanan langsung dengan 
tegangan geser materi bukan digeser melainkan ditekan . 
2.10.3 Modulus Geser 
Benda yang mengalami tegangan geser memiliki gaya-gaya yang 
sama dan berlawanan. Misalnya sebuah buku terpasang kuat diatas meja , 
dimana gaya yang diberikan sejajar dengan permukaan . Meja juga 
memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah sepanjang permukaan 
bawah. Sebuah persamaan yang sama dengan persamaan modulus young 
yang dapat digunakan untuk menentukan regangan geser : 
Δx = (1/G) (F/A)x0 atau 
G = (F/A) / (Δx/x0) 2.10.3.(A) 
Tapi Δx , x0 , A perlu diempretasikan sebagaimana yang terlihat pada 
gambar diatas . Perhatikan bahwa A merupakan luas yang sejajar dengan 
gaya yang diberikan dan Δx tegak lurus dengan x0 . Konstanta 
pembanding , G , disebut modulus geser (shear modulus) yang nilainya 
pada umunya bernilai antara setengah sampai sepertiga dari nilai modulus 
elastik. 
2.10.4 Modulus Bulk 
Jika benda mengalami gaya internal dari berbagai sisi , volumenya 
akan berkurang situasi ini umumnya terjadi pada benda yang dimasukan 
pada fluida karena pada kasus ini , fluida memberikan tekanan ke segalah 
arah . Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas dan dengan 
demikian ekivalen dengan tegangan. Untuk situasi ini perubahan volume , 
ΔV , ternyata sebanding dengan volume awal V0 dan dengan penambahan 
tekanan ΔP , dengan demikian dapat menghubungkan persamaan ini 
dengan persamaan modulus young yang dituliskan : 
ΔV = -(1/B)(ΔP)(V0) atau 
B = - (ΔP)/(ΔV/V0) 2.10.4.(A) 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 56
Tanda minus menandakan bahwa 
volume berkurang terhadap 
penambahan tekanan. 
Ketika suatu materi mendapat 
tekanan dari berbagai arah maka 
volume dari materi tersebut akan 
berkurang namun tidak akan 
merubah materi itu sendiri. 
Dalam tabel yang memaparkan nilai dari nilai modulus bulk untuk 
beberapa materi . Dalam beberapa sumber buku yang lain kita akan 
menemukan nilai dari modulus bulk resiprokal(timbal-balik) 
Nilai dari modulus bulk resiprok dituliskan dengan k = 1/B jadi 
kompresibilitas suatu bahan sama dengan berapa besar berkurangnya 
volum , -dV/V , per satuan kenaikan tekanan dp. Satuan modulus bulk 
sama seperti satuan tekanan , dan satuan kompressibilitas sama seperti 
satuan tekanan resiprokal. Jadi jika dikatakan kompressibilitas air adalah 
50 x 10-6 atm-1 berart tiap kenaikan 1 atm volum akan berkurang 
(50/1000000)(volum asal) .sehingga volumenya menjadi 
(999.950/1.000.000) dari volum asal. 
2.11 ANALASIS GERAK DI BAWAH PENGARUH GAYA PEGAS (KASUS 
SEDERHANA) 
Dalam penganalisaan gerak di bawah pengaruh gaya pegas pada kasus 
sederhana akan dijelaskan dalam contoh soal berikut ini : 
Contoh soal : 
Sebuah pegas tergantung secara vertikal. Ketika beban digantungkan pada 
ujung bawah pegas yang memiliki massa 0,55 kg mengalami pertambahan 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 57 
Gambar 2.10.4.a
panjang sejauh 4 cm dari titik seimbang tentukanlah berapa nilai dari 
konstanta pegas . Jika nilai dari percepatan gravitasi (g=9,8m/s2) 
Gambar 2.11.1.a 
Solusi : 
Pada gambar diatas dijeaskan bahwa pada gambar (a) merupakan jondisi 
awal sebelum diberi beban pada gambar (b) menunjukan gambar pegas 
ketika beban telah diberikan pada ujung pegas sehingga pegas bertambah 
panjang sejauh Δx . dan pada gambar (c) menunjukkan gaya yang bekerja 
pada bola. Pada bola bekerja gaya searah sumbu vertikal yaitu gaya berat 
mg dan gaya pegas Fpegas yang saling berlawanan dan berada dalam kondisi 
setimbang sehingga percepatan pada sumbu vertikal ay = 0 
Menurut hukum newton kedua besarnya resultan gaya yang bekerja pada 
sumbu y sebesar 
ΣFY = m.ay 
karena percepatan pada sumbu vertikal sebesar 0 (ay = 0) 
sehingga,.. 
ΣFY = 0 
mg – Fpegas = 0 sehingga 
mg = Fpegas atau mg = kΔx 
k = mg/Δx 
k = (0,55kg)(9,8m/s2)/(0,04m) = 2,7x102 N/m 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 58
BAB III 
PENUTUP 
3.1 SIMPULAN 
 Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan 
perubahan gerak, maka gaya digolongkan sebagai vektor. 
 Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan. Tetapi, berat 
benda tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu benda tergantung 
pada dimana benda itu berada. Hubungan antara berat dan massa dapat 
dinyatakan , w = m.g 
 Hukum Newton tentang gerak 
Hukum I Newton: 
Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau 
bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya adalah 
nol. 
Hukum II Newton: 
percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda 
besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya 
tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya. 
Hukum III Newton: 
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi 
dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi = - reaksi 
 Diagram benda bebas adalah menggambar semua gaya yang berpengaruh 
pada benda 
 Penerapan Hukum Newton bila ditinjau pada kasus statis, benda dalam 
keadaan diam(statis). Hal ini dikarenakan resultan gaya yang bekerja pada 
benda tersebut sebesar nol ( ), sementara pada kasus dinamis, 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 59
benda bergerak dengan percepatan sebesar a. Maka dapat disimpulkan 
bahwa resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sebesar 
 Gaya gesek adalah gaya yang timbul jika ada dua benda atau lebih saling 
digesekan atau bersinggungan dengan salah satu atau kedua permukaan 
benda kasar.Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang dimiliki oleh benda 
jika benda tesebut diberi gaya dorong atau gaya tarik namum belum dapat 
bergerak. Sedangkan Gaya gesekan kinetis ( diberi lambang fk) adalah 
gaya gesekan yang dikerjakan permukaan lintasan pada benda sewaktu 
benda bergerak. 
 Gaya gesek dapat terjadi pada berbagai kasus, baik itu terjadi pada 
dibidang datar atau pun di bidang miring. Pada bidang datar, benda 
bergerak diakibatkan oleh gaya yang diberikan dari luar terhadap sedut 
elevasi. Jika benda dalam keadaan diam, maka resultan gaya yang bekerja 
pada benda tersebut sebesar nol ( ), sehingga besarnya gaya gesek 
yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan gaya luar yang 
diberikan (fgesek = F cos ). Jika benda ϴ dalam kondisi bergerak maka 
besarnya resultan akan sama dengan , sehingga besarnya gaya 
gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan fgesek = ma - F 
cosϴ. Sedangkan pada bidang miring, besarnya gaya gesekan yang bekerja 
pada benda diam akan sama dengan (fgesek = W sin ϴ). Sementara, jika 
benda dalam kondisi bergerak pada bidang miring, maka besarnya gaya 
gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan (fgesek = ma – W 
sin ϴ) 
 Benda yang bergerak melingkar beraturan merupakan benda yang 
melakukan gerak yang lintasannya membentuk suatu lingkaran dengan laju 
linier konstan. Pada benda gaya sentripental bekerja karena adanya gaya 
yang mempengaruhi. Dalam gaya sentripetal percepatan menuju kearah 
pusat lingkaran 
 Hukum gravitasi alam semesta yang dikemukakan oleh Newton berbunyi 
sebagai berikut “ Setiap partikel materi yang ada di alam semesta ini selalu 
menarik partikel materi lainnya dengan gaya yang besarnya berbanding 
lurus dengan masa partikel- partikel materi itu dan berbanding terbalik 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 60
dengan kuadrat jaraknya”.Secara matematis dirumuskan sbb : F = 
G.m.M/r2. 
 Hubungan antara pertambahan panjang suatu pegas dengan gaya 
penariknya pertama kali diamati Hooke dengan hukumnya yang berbunyi 
sebagi berikut “ Semakin dalam batas kelentingan, besar gaya penarik F 
sebanding dengan pertambahan panjangnya”.Secara matematis dapat 
dirumuskan sbb: F = k.Δl. 
 Benda elastis adalah benda yang mampu kembali ke bentuk semula setelah 
gaya yang bekerja pada benda itu dihilangkan. Seperti karet dan pegas. 
 Setiap materi (bahan) memiliki sifat elastisitas bahan dan akan bergeser 
sejauh posisi kesetimbangan jika diberikan gaya luar terhadap materi 
tersebut. Jika gaya yang diberikan terlalu besar hingga melalui batas 
proposional bahan maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula 
(plastisitas) dan jika melewati gaya melewati titik patahan maka benda 
akan retak atau patah. 
 Regangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut antara dua 
permukaan yang saling tegak lurus dari elemen diferensial 
 Perbandingan antara tegangan tarikdan regangan tarik dinyatakan sebagai 
modulus young. Modulus young dibagi menjadi tiga yaitu modulus elastik 
(E N/m2) modulus geser (G N/m2) modulus bulk (B N/m2) 
 Kompressibilitas dari suatu bahan sama dengan besarnya berkurangnya 
volume persatuan kenaikan terhadap kenaikan tekanan . Kompressibilitas 
dinyatakan sebagai k yang berbanding terbalik dengan nilai dari modulus 
bulk. 
3.2 SARAN 
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan makalah ini 
adalah sebagai berikut: 
1. Diharapkan para mahasiswa mampu memahami konsep dinamika gerak 
secara lebih mendalam. 
2. Hendaknya para mahasiswa banyak berlatih dalam menyelesaikan 
masalah-masalah yang berkaitan dengan teori dinamika gerak. 
Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 61

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
Nur Azizah
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
Vitalis Intan
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
Fransiska Puteri
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 

Mais procurados (20)

Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Hukum Archimedes
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasiLaporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasi
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 

Destaque

FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
Adisty Chandra
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurus
Ade Hidayat
 

Destaque (20)

Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
dinamika gerak
dinamika gerakdinamika gerak
dinamika gerak
 
FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
FISIKA X SMA : Dinamika gerak 1
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
Dinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya iDinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya i
 
Materi Kuliah Fisika Bab Dinamika
Materi Kuliah Fisika Bab DinamikaMateri Kuliah Fisika Bab Dinamika
Materi Kuliah Fisika Bab Dinamika
 
Modul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb smaModul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb sma
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannyaDinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
 
Rumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurusRumus dinamika gerak lurus
Rumus dinamika gerak lurus
 
Tanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsanTanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsan
 
Bagian b
Bagian bBagian b
Bagian b
 
lembar informasi fisika terapan
lembar informasi fisika terapanlembar informasi fisika terapan
lembar informasi fisika terapan
 
Fisika 9
Fisika 9Fisika 9
Fisika 9
 
Olimpiade ipa1
Olimpiade ipa1Olimpiade ipa1
Olimpiade ipa1
 
BAHAN AJAR PENJASORKES KELAS 3
BAHAN AJAR PENJASORKES KELAS 3BAHAN AJAR PENJASORKES KELAS 3
BAHAN AJAR PENJASORKES KELAS 3
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
 
Ikatan hidrogen dan gaya van der waals
Ikatan hidrogen dan gaya van der waals Ikatan hidrogen dan gaya van der waals
Ikatan hidrogen dan gaya van der waals
 
Hukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringHukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang Miring
 
Fluida statis
Fluida statisFluida statis
Fluida statis
 

Semelhante a Dinamika gerak

Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
Yadhi Muqsith
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalah
wayanwija
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
baskimia
 
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdfpresentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
nurislamiah449
 
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdfpresentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
nurislamiah449
 

Semelhante a Dinamika gerak (20)

Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Dinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptxDinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptx
 
MEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIKMEKANIKA KLASIK
MEKANIKA KLASIK
 
Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalah
 
Fisika bab dinamika i
Fisika bab dinamika iFisika bab dinamika i
Fisika bab dinamika i
 
3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptx3. Dinamika Gerak.pptx
3. Dinamika Gerak.pptx
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasi
 
Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1Ppt fisdas 1
Ppt fisdas 1
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Gravitasi dan statika fluida
Gravitasi dan statika fluidaGravitasi dan statika fluida
Gravitasi dan statika fluida
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
 
Dasar dasar ilmu fisika
Dasar dasar ilmu fisikaDasar dasar ilmu fisika
Dasar dasar ilmu fisika
 
Hukum newton i
Hukum newton iHukum newton i
Hukum newton i
 
gaya dan resultan gaya.pptx
gaya dan resultan gaya.pptxgaya dan resultan gaya.pptx
gaya dan resultan gaya.pptx
 
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdfpresentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
 
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdfpresentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
presentation1-copy-130912210phpapp02.pdf
 

Dinamika gerak

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jika kita melihat kecepatan suatu partikel, suatu partikel akan mulai bergerak jika ada yang menyebabkan partikel tersebut bergerak. Begitu pula saat benda sedang bergerak , suatu saat pasti akan mengalami perubahan dalam besaran maupun arah kecepatannya. Kita harus mengetahui bahwa ada suatu hal yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut . Hal inilah yang kita maksud dengan percepatan . Sesungguhnya, tanpa disadari , suatu partikel mulai bergerak , mengalami perubahan kecepatan dan berhenti diakibatkan oleh adanya interaksi antara satu partikel dengan sekitarnya dalam suatu sistem . Sebagai contohnya , jika anda melihat bola hockey yang tergelincir di lapisan es tiba-tiba akan terhenti atau bisa saja berubah arah. Interaksi yang dapat mengakibatkan percepatan pada suatu benda disebut dengan gaya . Seperti contoh yang telah disebutkan diatas bahwa bola hockey yang dipukul dengan stik hockey akan memiliki percepatan, dan ketika tergelincir di atas permukaan es bola hockey akan mengalami perubahan kecepatan dan akhirnya benda akan berhenti. Hubungan antara percepatan serta penyebab gaya pada suatu partikel pertama kali dikemukakan oleh Isaac Newton (1642-1727) , dimana ada tiga hukum newton yang menjadi konsep dasar dalam dinamika partikel . Ketiga hukum Mekanika Klasik Newton pertama kali diperkenalkan pada tahun 1686 di dalam bukunya (Principia mathematica Philosophiae Naturalis) Namun dalam hal ini Hukum Mekanika Klasik Newton tidak dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi. Jika suatu partikel memiliki kecepatan yang sangat besar dimana mendekati kecepatan cahaya (c) . Kita harus mengganti hukum Newton dengan Teori Relativitas Einstein . Jika suatu partikel berada pada skala struktur atom maka kita tidak dapat menggunakan Hukum Mekanika Klasik Newton , Kita harus Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 1
  • 2. menggantinya dengan Mekanika Kuantum . Pandangan fisikawan tersendiri mengenai Hukum Mekanika Klasik Newton masih dipandang sebagai suatu hal yang sangat penting untuk beberapa penyelesaian berbagai permasalahan khusus dalam beberapa teori yang komperehensif. Karena aplikasi Mekanika Klasik Newton digunakan dalam pengaplikasian suatu partikel yang sangat kecil ( hampir mendekati sekala dari sturuktur atomik ) juga untuk dunia astronomi ( Objek seperti Galaxi dan benda-benda antariksa ) salah satu dalam Hukum Newton mengenai Gravitasi Universal 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah konsep gaya sebagai penyebab gerak? 2. Bagaimanakah konsep massa dan berat ? 3. Bagaimanakah konsep Hukum Newton tentang gerak? 4. Bagaimanakah sistematika penggunaan Hukum Newton dalam penggunaan diagram benda bebas? 5. Bagaimanakah penerapan Hukum Newton dalam kasus statik dan dinamik? 6. Apakah yang dimaksud dengan gaya gesek dalam bidang datar dan bidang miring dengan berbagai kasus? 7. Apakah yang dimaksud dengan dinamika gerak melingkar beraturan? 8. Bagaimanakah konsep gaya sentripetal, dan penerapannya pada gerak lingkaran horizontal, vertical, dan mobil pada tikungan? 9. Bagaimanakah Hukum Newton tentang gravitasi universal? 10. Bagaimanakah konsep gaya pegas dan sifat elastic bahan dalam hukum hooke, modulus dan renggangan geser, modulus bulk dan kompresibilitas ? 11. Bagaimanakah analisis gerak di bawah pengaruh gaya pegas dalam kasus sederhana ? Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP GAYA SEBAGAI PENYEBAB GERAK 2.1.1 Pengertian Gaya Dalam bahasan sehari-hari gaya diartikan sebagai suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Namun, dalam fisika pengertian mengenai perlu didefinisikan secara terperinci dan tepat. Dalam Fisika gaya dinyatakan dalam percepatan yang dialami suatu benda standar. Dalam gambar 2.1.1.a diperlihatkan bahwa suatu balok yang diberikan gaya sebesar F . Secara umum dapat diartikan , bahwa jika dalam suatu lingkungan standar benda mendapat percepatan sebesar a , berarti lingkungan memberikan gaya F pada benda . Dalam hal ini gaya dikatakan sebagai suatu alat untuk menghubungkan lingkungan dengan gerak partikel ; gaya yang muncul baik dalam hukum-hukum gerak (yang menyatakan bagaimana percepatan sebuah benda yang mengalami gaya tertentu) maupun dalam hukum gaya ( yang menyatakan bagaimana menghitung gaya yang akan bekerja pada benda pada suatu lingkungan tertentu ) (Gambar . 2.1.1.a Gambar suatu percobaan yanng menunjukkan gaya-gaya yang diberikan pada neraca yang ditarik dengan sudut ϴ terhadap sumbu horisontal) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 3
  • 4. Pada gambar 2.1.1.a , pada benda bekerja gaya pada sumbu x dan sumbu y. pada sumbu y bekerja gaya sebesar F1 sebesar 1 Newton dan pada sumbu x bekerja gaya sebesar F2 sebesar 2 newton . Besarnya gaya F adalah F = FI 2 + F22 F = 12 +22 Maka F = 5 F = 2,23 newton Untuk arah gaya F kita tentukan dengan menentukan nilai ϴ Tan ϴ = y/x , Tan ϴ = 1/2 ; Maka tan-1(1/2) = 26,20 Maka dapat disimpulkan bahwa gaya merupakan besaran vektor yang memiliki besar , arah dan besarnya dapat ditentukan dengan aturan jajaran genjang dalam konsep vektor. 2.1.2 Satuan Gaya Satuan gaya adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m/s2 pada benda bermassa 1 kg.Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg m/s2. 1 Newton = 1 kg m/s2 Newton sering disingkat dengan N. 2.1.3 Macam – Macam Gaya Dalam kajian ini kita akan berbagai macam jenis gaya diantaranya:  Gaya Berat Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi dimana pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang horizontal, vertikal ataupun bidang miring.  Gaya Normal Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 4
  • 5.  Gaya Gesek Gaya gesek muncul jika permukaan dua benda bersentuhan secara langsung secara fisik. Arah gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan dengan arah kecendrungan gerak.  Gaya Tegang Tali Gaya tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali itu tegang. Jika tali dianggap ringan maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali yang sama, dianggap sama besarnya. 2.2 MASSA DAN BERAT 2.2.1 Massa Satuan Sistem Internasional untuk massa adalah Kilogram (kg). Lambang massa adalah m, yang merupakan inisial dari kata mass (dalam bahasa inggris). Lambang ini merupakan ketetapan yang dibuat untuk penyeragaman. Massa merupakan besaran skalar, yakni besaran yang hanya mempunyai nilai. Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan mempertahankan keadaan suatu gerak). Semakin besar massa benda, semakin sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang bergerak serta merubah gerakannya keluar dari lintasannya yang lurus. Kita dapat mengatakan bahwa semakin besar massa benda, semakin besar hambatan benda tersebut untuk dipercepat. 2.2.2 Berat Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh bumi kepada benda tersebut. Berat memiliki vektor berat yang selalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 5
  • 6. demikian vector berat suatu benda di Bumi selalu digambarkan tegak lurus ke bawah dimana pun posisi benda diletakkan. Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas , percepatannya adalah percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W , baik g dan W merupakan vektor sehingga dapat diambil sebuah persamaan W = mg (2.2.2.(A)) 2.2.3 Perbedaan Massa dan Berat Massa dan Berat dapat dibedakan seperti dibawah ini: · Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan, tetapi · Berat benda tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu benda tergantung pada dimana benda itu berada. Inilah yang membedakan dengan massa. Sebagai contohnya adalah ketika kita membawa sebuah benda ke bulan. Benda itu akan mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi, karena gaya gravitasi lebih lemah, tetapi massa akan tetap sama. 2.2.4 Hubungan Massa dan Berat Hubungan antara massa dan berat dapat dilihat dari suatu benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas dengan menganggap tidak ada gaya gesekan udara diabaikan , percepatannya adalah percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W , baik g dan W merupakan vektor sehingga dapat diambil sebuah persamaan W = mg (2.2.2.(A)) Keterangan: W = berat benda ( N) m = massa benda (Kg) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 6
  • 7. g = percepatan gravitasi bumi (m/s²) 2.2.5 Contoh Soal Konsep Massa dan Berat Massa Batu di bumi adalah 65 kg. Berapa berat Batu yang hilang jika dipindahkan ke bulan? (Percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2 dan percepatan gravitasi bulan adalah seperenam percepatan gravitasi bumi) Penyelesaian: Massa Batu di Bumi m Bm = 65 kg Percepatan Gravitasi Bumi g Bm = 9,8 m/s2  Berat Batu di Bumi adalah, W Bm = m Bm . g Bm = (65) (9.8) = 637 N  Gravitasi di Bulan adalah, 1 Gravitasi Bumi Gravitasi bulan = 6 1 (9.8) = 6 9,8 m/s2 = 6  Berat batu di bulan adalah, W Bl = m Bl . g Bl = (65) (9.8/6) = 106.1 N  Kehilangan berat dari Batu adalah, DW = W Bm - W Bl = 637 – 106.1 = 530.9 N Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 7
  • 8. 2.3 HUKUM NEWTON TENTANG GERAK 2.3.1 Hukum I Newton Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar. Menurut Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, di mana makin besar gaya, maka makin besar laju gerak benda tersebut. Gambar 2.3.1.a Aristoteles dan Galileo Galilei Kemudian, seorang berkebangsaan Italia yang bernama Galileo Galilei (1564-1642), mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kesalahan-kesalahan dalam memandang hakikat benda diam, seperti yang terungkap di atas. Dia mencoba menggerakkan suatu benda pada permukaan yang licin. Telah diamati bahwa makin licin permukaan bidang di mana benda bergerak, maka benda itu cenderung bergerak lebih lama tanpa mengalami perubahan gerak. Akhirnya disimpulkan bahwa jika permukaan licin sempurna, atau gesekan antara bidang horizontal dengan permukaan benda dihilangkan sama sekali, maka benda cenderung bergerak lurus beraturan, dan hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip Galileo. Dengan perkataan lain, Galileo menyatakan bahwa untuk mengubah kecepatan suatu benda diperlukan gaya luar. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 8
  • 9. Gambar 2.3.1.b Isaac Newton Prinsip Galileo kemudian dikembangkan oleh seorang yang berkebangsaan Inggris bernama Isaac Newton (1642-1727) sebagai suatu hukum, yang kemudian dikenal sebagai hukum I Newton, yang menyatakan bahwa: Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya adalah nol. Secara matematis dapat ditulis: ΣF = 0 (2.3.1.(A)) Keterangan: ΣF = Resultan Gaya (N) Jika resultan gaya pada pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap. Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 9
  • 10. akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia atau kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak bergerak. Gambar 2.3.1.c ketika mobil tiba-tiba direm Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah bergerak. Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada saat berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak dinding pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerak pensil tersebut. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 10
  • 11. 2.3.2 Hukum II newton Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap atau tidak berubah.  Hubungan antara percepatan dan resultan gaya Bayangkan anda sedang mendorong sebuah balok es di atas permukaan mendatar yang licin (gaya gesekan diabaikan) satu-satunya gaya yang bekerja pada balok es adalah gaya dorongan dari anda. Misalkan ketika anda mendorong dengan gaya P dihasilkan percepatan 2 m/s2. Ketika anda memperbesar gaya dorongan dua kali lipat menjadi 2P ternyata dihasilkan percepatan yang juga dua kali lipat yaitu 4 m/s2. Ketika anda meningkatkan gaya dorongan tiga kali lipat yaitu 6 m/s2, dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 11
  • 12. Gambar 2.3.2.a ketika es balok didorong.  Hubungan antara percepatan dan massa benda Ukuran kemampuan benda mempertahankan keadaan diam atau keadaan gerakannya adalah kelembaman. Ini sama saja artinya bahwa percepatan benda dipengaruhi oleh kelembamannya. Sedangkan kuantitas kelembaman benda diukur oleh massanya. Dengan demikian percepatan berhubungan dengan massa. Untuk menentukan hubungan percepatan dengan massa benda, gaya dorong harus dijaga tetap. Seperti kasus sebelumnya, ketika anda mendorong sebuah balok es dengan gaya P dihasilkan percepatan 2 m/s2. Ketika massa anda diperbesar dua kali lipat yaitu menjadi dua balok es ternyata dihasilkan percepatan 1 m/s2 atau setengah kali semula. Dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding terbalik dengan massa benda. Kedua Hubunagan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat diringkaskan dalam Hukum Newton II yaitu : percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai : a = ΣF / m (2.3.2.(A)) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 12
  • 13. Keterangan: å F = Resultan Gaya (N) m = Massa (Kg) a = Percepatan (m/s2) Dengan åF adalah jumlah vektor semua gaya luar yang bekerja pada benda.Beberapa yang perlu dicatat kembali terhadap perumusan tersebut yaitu, 1) berlaku untuk massa benda tetap, tidak bergantung waktu 2) merupakan persamaan vektor.  Contoh soal Hukum II Newton: Sebuah bus bermassa 800 kg dipercepat oleh mesinnya dari keadaan diam sampai 20 m/s dalam waktu 10 s. Jika gesekan jalan dan hambatan angin diabaikan, tentukan gaya mesin yang menghasilkan percepatan ini? Penyelesaian : Percepatan bus adalah: a = (v-vo) / t a = (20 - 0) / 10 a = 2 m / s2 Gaya yang dihasilkan mesin bus adalah: SF = m a ΣF = (800) (2) = 1600N 2.3.3 Hukum III Newton Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 13
  • 14. Gambar 2.3.1.a ketika Seseorang Menendang Tembok Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan terasa sakit (jangan dilakukan). Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan karena ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita. Penjelasan tersebut merupak inti hukum Newton III yaitu, Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi = - reaksi Faksi = - Freaksi (2.3.3.(A)) Keterangan: Faksi = gaya yang bekerja pada benda Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi- reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 14
  • 15. 2.4 SISTEMATIKA PENGGUNAAN HUKUM NEWTON (PENGGUNAAN DIAGRAM BENDA BEBAS) Ketika mengerjakan soal mengenai dinamika gerak khususnya tentang hukum Newton maka perlu memahami mengenai penggambaran diagram benda bebas. Penggambaran diagram benda bebas adalah menggambar semua gaya yang berpengaruh pada benda. Urutan cara atau teknik menggunakan hukum newton adalah sebagai berikut: 1. Gambarkan sketsa situasinya 2. Analisis tiap benda (satu persatu) , dan gambar diagram benda bebas untuk benda tersebut, yang menunjukkan semua gaya yang bekerja pada benda itu , termasuk gaya-gaya yang tidak diketahui yang harus anda cari. Jangan gambarkan gaya yang diberikan benda tersebut pada benda lain. Gambar anak panah untuk setiap vektor gaya dengan cukup akurat hal arah dan besar , beri tabel pada tiap gaya termasuk gaya-gaya yang harus dicari , menurut sumbernya (gravitasi,benda,gesekan,dan seterusnya). Jika ada beberapa benda yang terlibat, gambarlah diagram benda bebas untuk setiap benda secara terpisah , dengan menunjukkan semua gaya yang bekerja pada benda itu ( dan hanya gaya yang bekerja pada benda itu ) . Untuk setiap gaya anda harus jelas mengenai : pada benda apa gaya tersebut bekerja dan oleh benda apa gaya tersebut diberikan , Hanya gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang dapat dirumuskan dalam ΣF = ma , dalam benda itu. 3. Hukum newton kedua melibatkan vektor , dan biasanya penguraian vektor menjadi komponen sangat penting . Pilh sumbu x dan y sedemikian sehingga perhitungan menjadi sederhana. 4. Untuk setiap benda , Hukum Newton kedua dapat diterapkan ke komponen x dan y secara terpisah . Yaitu, komponen x dari gaya total pada benda tersebut akan berhubungann dengan komponen x dari percepatan benda : ΣFx = max (2.4.4(A)) dan hal yang sama berlaku untuk arah y ΣFy = may . (2.4.4(B)) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 15
  • 16. 5. Selesaikan persamaan-persamaan tersebut untuk mencari hal yang tidak diketahui Contoh menggambar diagram benda bebas: x fk y Kondisi benda tersebut adalah ditarik dengan gaya sebesar F yang membentuk sudut q terhadap bidang horizontal. Maka buat terlebih dahulu sumbu x dan sumbu y. Biasanya sumbu x merupakan arah gerak benda yang dominan sejajar dengan sumbu x, dan untuk sumbu y adalah gerak benda yang dominan kearah vertikal. Karena gaya awal yang diberikan pada benda membentuk sudut dengan sumbu x dan y, maka uraikan terlebih dulu gaya F menjadi komponen-komponennya, yaitu Fsinq dan Fcosq. Setelah itu tentukan gaya yang berpengaruh lain, yaitu gaya berat (m.g) dan arahnya adalah searah dengan sumbu y kebawah. Ada juga gaya gesek yaitu fk yang berarah ke sumbu x ke kiri. Gaya gesek digambar tidak dipusat benda melainkan di daerah kontak benda dengan bidang agar memperlihatkan konsep dari gaya gesek. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 16 fk m.g q Fcosq F x Fcosq Fsinq m.g ϴ
  • 17. 2.5 (PENERAPAN HUKUM NEWTON (PADA KASUS STATIK DAN DINAMIK) 2.5.1 ( Kasus Statik ) Letakkan sebuah benda massa m di atas bidang miring dengan sudut kemiringan a terhadap horizontal, seperti tampak pada Gambar 2.5.1. a) Tinjau benda dalam keadaan diam. Apakah ada gaya-gaya yang bekerja? Mengapa? Jika ada gaya-gaya yang bekerja, sebutkan gaya tersebut! b) Tentukan gaya normalnya dan T (tegang tali) pada benda! Pembahasan : a) Ada, karena benda tersebut pada dasarnya memiliki gaya, baik dari benda tersebut dan sistem. Gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah gaya berat(W) dan gaya normal(N), sementara dari sistem bekerja gaya tegang tali. Karena benda berada pada bidang miring maka kerangka acuan sumbu x dan sumbu y mengacu pada sudut yang dibentuk pada bidang miring tersebut. b) Besarnya gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah . Sehingga pada sumbu y , begitu juga pada sumbu x Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 17 N
  • 18. Pada sumbu y gaya – gaya yang bekerja adalah gaya normal(N) dan W cos α, maka dalam menentukan besarnya gaya normal dapt dilakukan melalui cara berikut: , (2.4.4.(B)) N - Wcos α = 0 N = Wcos α (2.5.1(A)) Sementara pada sumbu x gaya – gaya yang bekerja adalah W sin α dan T, maka dalam menentukan besarnya tegangan tali, W sin α – T = 0 T = W sin α (2.5.1(B)) w B W N 2.5.2 ( Kasus Dinamis ) Perhatikan Gambar 2.5.2, Balok A dan B masing – masing memiliki massa mA, mB , dan benda berada pada bidang licin. (g = 10 m/s2) a) Apakah balok A dan B bergerak? Mengapa? Jika bergerak ke mana arahnya? b) Berapa besarnya percepatan dan tegangan tali T ketika itu? a A B A B T T ’ Gambar 2.5.2 T T Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 18 W
  • 19. Pembahasan : a) Bergerak. Balok A bergerak karena gaya tegang tali, sementara balok B bergerak akibat adanya gaya berat. Sehingga balok A bergerak ke arah kanan dan balok B akan bergerak ke arah bawah akibat adanya pengaruh gaya berat. w - m a = m a 1 2 m g - m a = m a 2 1 2 m g ( m m ) a 2 2 1 a m g 2 m + m ( ) 2 1 = = + b) Tinjau Balok A (2.5.2 (A)) ........ (1) Tinjau Balok B (2.5.2 (B))........ (2) Substitusikan persamaan (1) ke (2) untuk mencari percepatan balok (2.5.2(C)) Substitusikan percepataan a kepersamaan (1) untuk mencari gaya tegang tali pada balok A (2.5.2(D)) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 19
  • 20. 2.6. GAYA GESEKAN 2.6.1 Penarapan Gaya Gesek Gambar 2.6.1.a Gambar ini menjelaskan bahwa antara 2 benda yang bersentuhan memiliki tekstur yang kasar setidaknya pada skala mikroskopik. Dalam gambar 2.6.1.a(a) Benda mengalami gaya sebesar F namun benda masi benda masih dalam keadaan diam karena F<fs sedangkan pada gambar 2.6.1.a.(b) Gaya yang diberikan pada benda yaitu sebesar F lebih besar daripada gaya gesekan statis sehingga benda akan mulai bergerak jika F ≥ fs pada kondisi ini gaya gesekan kinetis mulai bekerja pada benda yang bergerak. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 20
  • 21. Gambar 2.6.1b Gambar 2.6.1.c gambar grafik yang menunjukkan hubungan antara gaya F dan gaya gesek statis dan kinetis fs dan fk Pada gambar grafik diatas menjelaskan hubungan antara gaya gesek f dengan gaya yang diberikan pada benda F . Ketika gaya yang diberikan pada benda lebih kecil dari besarnya gaya gesek F<fs benda akan tetap pada kondisi statis (diam) ketika gaya yang diberikan pada benda melampaui gaya gesek statis F≥fs maka benda akan mulai bergerak sehingga terjadi gaya gesekan kinetis fk dalam grafik tersebut menjelaskan besarnya gaya gesek lebih kecil dari gaya gesekan kinetis fk<fs dari pengertian grafik tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kita akan lebih mudah untuk mempertahankan suatu kondisi benda yang bergerak dibandingkan dengan membuat benda bergerak dari keadaan diam. Nilai dari μk dan μs bergantung pada jenis kedua permukaan baik benda maupun landasannnya berikut diberikan beberapa nilai dari koefisien gesek yang dapat dikatakan sebagai suatu prakiraan , karena massa benda akan bergantung pada permukaan apakah permukaannya basah atau kering , kasar atau halus . Tapi μk secara kasar tidak bergantung pada laju peluncuran . Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 21
  • 22. Tabel 2.6.1.d menunjukkan beberapa nilai prakiraan pada dua permukaan bidang 2.6.2 Gaya Gesek (Pada Bidang Datar Dan Bidang Miring Dengan Berbagai Kasus) 2.6.2.1 Benda yang diletakan pada bidang datar dan ditarik dengan gaya konstan ·Permukaan bidang datar sangat licin (gesekan nol) Gambar 2.6.2.a Pada gambar 2.6.2.a (a) , benda di tarik ke kanan dengan konstan F yang sejajar horisontal, sedangkan pada 2.6.2.a (b) , benda ditarik ke kanan dengan gaya konstan F yang membentuk sudut terhadap horisontal. Apakah pada benda hanya bekerja gaya tarik F ? mari kita tinjau gaya-gaya yang bekerja pada benda di atas. Gambar 2.6.2.b Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 22
  • 23. Karena permukaan bidang datar sangat licin, maka kita mengkaitkan gaya gesekan nol. Dalam kenyataannya gaya gesek tidak pernah bernilai nol. Ini hanya model ideal. Selain gaya tarik F yang arahnya ke kanan, pada benda juga bekerja gaya berat (W) dan gaya normal (N). Pasangan gaya berat w dan gaya normal N bukan pasangan gaya aksi-reaksi. Ingat bahwa gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang berbeda, sedangkan kedua gaya di atas (Gaya berat dan Gaya Normal) bekerja pada benda yang sama. Disebut gaya normal karena arah gaya tersebut tegak lurus bidang di mana benda berada besar gaya normal sama dengan gaya berat (N = W). Karena gaya normal (N) dan gaya berat (W) memiliki gaya berat yang sama dan arahnya berlawanan maka kedua gaya tersebut saling menghilangkan…. Pada gambar a, benda bergerak karena adanya gaya tarik (F), sedangkan pada gambar b, benda bergerak karena komponen gaya tarik pada arah horisontal (Fx). Gambar a Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.1.(A)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : (2.6.2.1.(B)) Gambar b Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 23
  • 24. (2.6.2.1.(C)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : Benda bergerak pada arah horizontal, sehingga tidak ada percepatan pada arah vertikal (2.6.2.1.(D)) ·Permukaan bidang datar kasar (ada gaya gesekan) Sekarang mari kita tinjau benda yang diletakan pada bidang datar yang kasar. Selain seperti yang telah diuraikan di atas, pada benda juga bekerja gaya gesekan (Fg). Gambar 2.6.2.c Gambar 2.6.2.c (a) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 24
  • 25. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.1.(E)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : (2.6.2.1.(B)) Gambar 2.6.2.c (b) Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah (2.6.2.1.(G)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : (2.6.2.1.(D)) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 25
  • 26. Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti “bergerak”). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Gambar 2.6.2.d Jenis gesekan Persamaan Keterangan Kinetik Fk = mk.N Gaya berlawanan dengan kecepatan selalu lebih kecil dari gaya gesek statik dan digunakan untuk benda yang meluncur/sliding. Statik Fs = ms.N Gaya harus lebih besar dari gaya gesek maksimum ini untuk membuat benda bergerak dari keadaan diam. Digunakan untuk objek yang diam. Arah gaya gesek berlawanan dengan arah gaya yang bekerja pada benda. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 26
  • 27. Tabel 2.6.2.1.a 2.6.2.2 Benda yang diletakan pada bidang miring · Permukaan bidang miring sangat licin (gesekan nol) Gambar 2.6.2.2.d Terdapat tiga kondisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas. Pada gambar a, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik. Jadi benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin θ). Pada gambar b, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan = 0) akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin θ). Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 27
  • 28. komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos θ) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin θ). Pada gambar a, Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.2.(A)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : (2.6.2.2.(B)) Pada gambar b, benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen gaya berat (w sin θ ) yang sejajar permukaan bidang miring. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 28
  • 29. (2.6.2.2(C)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : (2.6.2.2(B)) Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik F yang sejajar permukaan bidang miring (F cos θ) dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin θ). Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.2.(E)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 29
  • 30. (2.6.2.2.(F))  Permukaan bidang miring kasar (ada gaya gesekan) Gambar 2.6.2.2(a) benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.2.(G)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 30 · Pertama
  • 31. (2.6.2.2.(B)) Gambar 2.6.2.2(b) Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin ), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 31 · Kedua
  • 32. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.2.(I)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : (2.6.2.2.(B)) Gambar 2.6.2.2(c) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 32 · Ketiga
  • 33. Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : (2.6.2.2.(K)) Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : (2.6.2.2.(L)) 2.6.3 Latihan soal BERIKUT DISAJIKAN MASALAH-MASALAH GAYA GESEKAN OLEH BIDANG DATAR DAN OLEH BIDANG MIRING. 1. Sebuah benda bermassa 10 kg terletak pada sebuah bidang mendatar dengan koefisien gesek kinetik bidang tersebut adalah 0,5 dan g = 10 m/s2, Jika benda mendapat gaya sebesar 80 N, tentukan percepatan yang dialami benda pada saat a. gaya F mendatar b. gaya F condong ke atas terhadap bidang, dengan cos = 3/5 Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 33
  • 34. Penyelesaian : a) Besarnya gaya gesek kinetis N F fk w = mg = 0,5 . 10. 10 = 50 N F - fk = m. a 80N – 50N = 10kg . a a = 3m/s2 N Fy=F sin F fk Fx=Fcos w b) N + F sin = w Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 34
  • 35. = 10.10 – 80. 4/5 = 36 N W sin α α W cos α N = mg - F sin fk = μk N = 0,5 . 36 = 18 N åF =ma Fcos - fk = m .a (80. 3/5) – 18 = 20 a 30 = 20 a a = 1,5 m /s2 2. Pada Gambar diketahui m = 4 kg, g = 10 m/s2, mk = 0,25 ; cos α = 3/5 a) besarnya percepatan balok ketika itu? N fk Pembahasan : Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 35
  • 36. Sehingga = mg cos = 0,25 . 4. 10 . 3/5 = 6N Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : = 6,5m/ s 2 2.7 DINAMIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN Menurut hukum newton kedua (ΣF=ma) , sebuah benda mengalami kecepatan harus memiliki gaya total yang bekerja padanya. Benda yang bergerak membentuk lingkaran , seperti sebuah bola pada ujung tali , dengan demikian harus memiliki gaya yang diberikan padanya Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 36
  • 37. untuk mempertahankan gerak dalam lingkaran tersebut . Dengan demikian diperlukan gaya total untuk memberikan percepatan sentripetal > besarnya gaya dapat dihitung dengan menggunakan hukum Newton keduauntuk komponen radial, ΣFR = maR . dimana aRadalah percepatan sentripetal , aR= v2/r sehingga gaya total dalam radial adalah ΣFR = maR = mv2/r 2.7.(A) Karena as selalu mengarah ke pusat lingkaran , sehingga gaya sentripetal didefinisikan sebagai gaya yang menuju pada pusat lingkaran . Tetapi hati-hatilah dengan bahwa gaya sentripetal tidak mengindikasikan suatu jenis gaya baru. Istilah ini hanya mendeskripsikan akan arah dari gaya total. Gaya harus diberikan oleh benda lain agar benda dapat bergerak melingkar beraturan. Sebagai sebuah contoh ketika seseorang memutar bola di ujung sebuah tali dan membentuk lingkaran . Orang tersebut menarik tali dan tali tersebut memberikan gaya pada bola. Sehingga bagi orang yang menarik bola akan menganggap bahwa ada gaya luar yang mempengaruhi sehingga bola seakan-akan menjauhi pusat lingkaran dalam hal ini adalah tangan dari orang yang menarik tali , dan sering diinterpretasikan sebagai gaya sentrifugal (menjauhi pusat ) . Hal ini tidaklah benar karena ketika anda menarik tali ke dalam yang kemudian memberikan gaya pada bola , bola memberikan gaya yang sama dan berlawan arah (hukum newton ketiga) (ΣFaksi = -ΣFreaksi ) Gaya inilah yang sebenarnya dirasakan olleh tangan . Hal ini dapat dibuktikan ketika orang tersebut berhenti menarik tali bola tersebut tidak akan terpental menjauhi pusat lingkaran melainkan bergerak sesuai dengan arah gaya tangensial benda. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 37
  • 38. Gambar 2.7.a. Gambar tersebut menunjukkkan bahwa arah bola ketika tali terputus tidak menjauhi lingkaran tapi searah dengan v searah pada gaya tangensial. 2.8 KONSEP GAYA SENTRIPETAL, DAN PENERAPANNYA PADA GERAK LINGKARAN HORIZONTAL, VERTIKAL, DAN MOBIL PADA TIKUNGAN 2.8.1 Konsep gaya sentripetal pada arah horisontal Dalam gaya sentripetal pada arah horizontal bekerja gaya berat mg yang searah dengan sumbu y dan gaya tegangan tali FT yang searah dengan sumbu x . Berat bola menyulitkan bola berputar secara horisontal. Tetapi jika berat bola itu cukup kecil dapat kita abaikan , sehingga FT bekerja hampir pada kondisi horisontal ( = 0) , dan ϴ menyediakan gaya yang diperlukan untuk memberi percepatan sentripetal. Sehingga dengan hukum newton maka kita dapat menentukan resultan gaya yang bekerja pada sumbu x yaitu : ΣFx = mas 2.8.1.(A) FT = mv2/r 2.8.1.(B) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 38
  • 39. Gambar 2.8.1.b Ayunan konis : Merupakan konsep dari gaya sentripetal dengan mempertimbangkan nilai dari massa bola . Untuk pemahamannya akan dijelaskan dalam contoh soal berikut : Contoh soal : Sebuah bola bermassa m tergantung pada sebuah tali dengan panjang L bergerak dengan kecepatan v konstan sehingga membentuk gerak meingkar beraturan . (ditunjukkan oleh gambar berikut ) tentukanlah berapa nilai dari v tersebut . Gambar 2.8.1.c Solusi : Dengan menganggap bahwa merupakan sudut ϴ antara tali dengan bidang vertikal maka diagram bebas dapat digambarkan sesuai dengan gambar diatas . Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 39
  • 40. Jika kita meninjau gaya yang bekerja berdasarkan sumbu y , ressultan gaya ( ΣFY = 0) karena T harus berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang bekerja pada sumbu y adalah gaya TY = T sin ϴ serta gaya berat (mg) yang saling berlawanan sehingga dapat ditulis . ΣFY = 0 0 = T sin ϴ - mg T sin ϴ = mg 2.8.1.(C)...............(1) Jika kita meninjau gaya yang bekerja pada sumbu x , Bekerja gaya sentripetal yang besarnya sama dengan Tx = T cosϴ sehingga dapat dituliskan ΣFx = T cosϴ = mv2/r 2.8.1.(D)..............(2) Jika pers (1) dan (2) dibagi maka didapat persamaan tangensial Tan ϴ = v2 / rg Dari konsep trigonometri kita maka besarnya r = Lsin ϴ sehingga Tan ϴ = v2 / Lsinϴ g , maka v = Lg.sinqtanq 2.8.1.(E) Dapat disimpulkan bahwa kecepatan tidak bergantung pada massa benda 2.8.2 Konsep gaya sentripetal pada arah vertikal Pada bola yang diputar secara vertikal bola akan berputar mebentuk lingkaran searah sumbu vertikal . Ada dua titik posisi yang akan ditinjau dalam gaya sentripetal pada arah vertikal yaitu pada titik bawah (B) dan titik atas (A) Konsep gaya sentripetal pada arah vertikal akan dijelaskan dengan satu contoh soal konseptual yaitu bola yang diputar secara vertikal. Contoh : Sebuah bola bermassa m diputar secara vertikal tentukanlah : a. berapa kecepatan minimun yang harus dimiliki bola agar bisa melakukan satu kali putaran penuh Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 40
  • 41. b. Tentukan tegangan tali di titik bawah dalam putaran dengan kecepatan B mg FTA FTB A FTA mg FTA FTB mg minimum. Gambar 2.8.1.d Solusi : Pada gambar diagram bebas yang telah disediakan titik puncak (titik A) , memiliki dua gaya yang bekerja yaitu gaya dari tegangan tali dan gaya berat yang searah dengan percepatan sentripetal sehinngga kedua gaya bernilai positif . Dengan menggunakan hukum newton kedua dapat disimpulkan : ΣFR = maR 2.8.1.(A) FTA + mg = mva 2/r 2.8.1.(F) Dari persamaan tersebut kita dapat melihat bahwa besarnta tegangan di titik A FTA akan sama besar jika vA dibuat sebesar-besarnya namun yanng ditanyakan adalah laju bola minimum untuk menjaga agar bola tetap bergerak pada lingkaran. Tali akan tegang jika ada tegangan yang bekerja pada benda FTA tetapi jika tegangan hilang (karena vA terlalu kecil) sehingga bola akan melengkung dan akan keluar dari lintasan . Laju minimum akan terjadi jjika besarnya gaya tegangan di titik A FTA = 0 sehingga dapat dirumuskan mg = mvA 2/r Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 41
  • 42. sehingga vA = Pada bagian bawah tali yaitu di titik B , tali memberikan gaya tegangan menuju pusat lingkaran sedangkan benda memberikan gaya berat yang mengarah ke bawah dengan demikian dapat dirumuskan : ΣFR = maR FTB-mg = mvb 2/r FTB = mvb 2/r + mg 2.8.1.(G) Dalam hal ini kita tidak dapat menentukan FTB = mvb 2/r , namun juga melibatkan gaya berat . Sehingga dapat dijelaskan bahwa tegangan tali tali tidak hanya memberikan percepatan sentripetal saja , tapi harus lebih besar dari gaya sentripetal itu sendiri untuk mengimbangi gaya berat. 2.8.3 Mobil Pada Tikungan Salah satu konsep dari percepatan sentripetal adalah ketika mobil melewati tikungan . Pada situasi ini anda akan merasakan anda semakin terdorong keluar. Sebenarnya tidak ada gaya meisterius seperti sentrifugal yang bekerja pada benda yang sebenarnya terjadi adalah pergerakan mobil yang cenderung bergerak lurus sementara mobil berusaha mengikuti lintasan lengkung. Untuk membuat anda bergerak sesuai lintasan tempat duduk atau pintu memberikan gaya pada anda. Mobil itu sendiri memberikan gaya kedalam yang diberikan padanya jika bergerak meengkung. Pada jalan yang rata , gaya ini diberikan oleh gesekan antara ban dan permukaan jalan. Jika gaya gesekan yang diberikan oleh mobil tidak cukup besar untuk mengimbangi gaya sentripetal yang bekerja pada mobil , atau dapat dikatan kondisi dimana nilai (Fgesek < Fsentripetal). Maka mobil akan tergelincir keluar dari jalur melingkar ke jalur yang lebih lurus. Konsep mengenai mobil pada tikungan akan dijelaskan melalui salah satu contoh konseptual berikut ini . Contoh (1) : Sebuah mobil dengan berat 1000 kg melewati tikungan pada jalan mendatar dengan radius jalan 50 m dengan kecepatan 14 m/s . Apakah Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 42
  • 43. yang akan terjadi pada mobil jika a) kondisi jalan kering dengan koefisien μs = 0,60 . b) kondisi jalan basah dan μs = 0,25 ? Solusi : Pada gambar 9.2 menunjukkan diagram bebas yang bekerja pada mobil. Pada sumbu vertikal tidak ada percepatan yang bekerja dan gaya yang bekerja pada sumbu vertikal yaitu gaya normal FN dan gaya berat yang ditimbulkan oleh mobil sehingga menurut hukum newton kedua ΣF y = may Karena ay = 0 sehingga ΣF y = 0 FN - mg = 0 FN = mg = (1000 kg) (9,8m/s2) = 9800 Newton Pada arah horizontal hanya ada satu gaya yang bekerja yaitu gaya gesekan yang menghasilkan percepatan sentripetal . Gambar 9.3 (Gaya pada mobil yang melewati tikungan pada jalan yang baik tampak atas dan tampak belakang.) Besarnya gaya sentripetal pada mobil total yang diperlukan untuk mempertahankan gerak mobil untuk melewati tikungan adalah ΣFR = mv2/r = (1000 kg) (14 m/s2) / (50 m) = 3900 Mobil akan melewati tikungan dengan aman jika memenuhi syarat ΣFgesekan ≥ ΣFR Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 43
  • 44. Pada kondisi a besarnya gaya gesekan adalah... Fgesekan = μs FN = (0,6)(9800Newton) = 5900 Karena gaya gesekan lebih besar dari gaya sentripetal maka mobil akan melewati tikungan dengan baik. Pada kondisi b besarnya gaya gesekan adalah ... Fgesekan = μs FN = (0,25)(9800Newton) = 2500 Karena gaya gesekan lebih kecil dari gaya sentripetal maka mobil akan tergelincir pada tikungan dan cenderung bergerak ke jalur yang lurus . Hal ini akan lebih buruk jika ban mobil berhenti secara mendadak mengakibatkan ban mobil pada bagian bawah bergerak terhadap permukaan jalan sehingga bekerja gaya gesekan kinetis (terjadi selip) yang besarnya lebih kecil dari gaya gesekan kinetis . Dalam teknologi otomotif kita mengenal ABS (Antilock Brakes) dirancang untuk membatasi tekanan rem persis saat ban mobil akan selip , dengan bantuan sensor yang peka dan komputer yang sangat cepat . Pemiringan tikungan dapat memperkecil kemungkinan tergelincir karena gaya normal jalan (bekerja tegak lurus terhadap mobil) akan memiliki komponen ke arah pusat lingkaran dengan demikian memperkecil ketergantungan akan gesekan. Untuk sebuah bidang dengan kemiringan tertentu , , akan ada suatu laju dimana tidak diperlukan ϴ gaya gesekan sama sekali . Hal ini terjadi jika komponen horisontal gaya normal menuju pusat kurva , FN = sin ϴ sama dengan gaya yang diperukan umtuk memberikan f=gaya sentripetal pada sebuah kendaraan. Contoh (2) ϴ N Seorang engginering ingin membuat jalan miring sebagai jalan keluar masuk pada jalan bebas hambatan . Kecepatan yang didisain pada tiap kendaraan sebesar 14 m/s berapakah sudut kemiringan yang harus didesain oleh engginering tersebut agar sehingga tidak diperlukan gaya gesekan dalam menikung ? Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 44
  • 45. Gambar 2.8.3. Solusi : Kita pilih sumbu x dan sumbu y sebagai arah horisontal dan vertikal . Pada arah horisontal hanya ada satu gaya yaitu FN sin ϴ yang menyebabkan terjadinya gaya sentripetal sehingga : FN sin ϴ = m v2/r...................... (1) Pada arah vertikal kendaraan berada pada kondisi setimbang maka resultan gaya (ΣFy=0) dan pada sumbu vertikal terdapat gaya FN cos ϴ dan gaya berat (mg) yang saling berlawanan sehingga : FN cos ϴ - mg = 0 FN cos ϴ = mg FN = mg/cos ϴ..........................(2) mg/cosϴ sinϴ = mv2/r mg tan ϴ = mv2/r tan ϴ = v2/gr tan ϴ = (14m/s)2 / (50m) (9,8 m/s2) = 0,4 arc tan (0,4) = 220 Jadi besarnya sudut kemiringan yang perlu didesain adalah sebesar 220 2.9 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI UNIVERSAL 2.9.1 Gravitasi Universal Selain mengembangkan tiga hukum mengenai gerak sir Isaac Newton juga meneliti akan gerak-gerak planet-planet dan bulan, Newton Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 45
  • 46. mempertanyakan tentang gaya yang harus bekerja pada bulan untuk mempertahankan bulat pada orbitnya hampir berupa lingkaran. Menurut cerita , Newton sedang duduk di kebunnya dan melihat sebuah apel yang jatuh dari pohon . Dikatakan bahwa Newton mendapat ilham bahwa apel tersebut bekerja gaya gravitasi . Jika gaya gravitasi bekerja pada puncak pohon , maka gaya gravitasi juga akan bekerja pada puncak gunung dan bahkan mungkin akan bekerja pada bulan walaupun jaraknya sangat jauh dengan bumi. Berdasarkan gagasan tersebut Newton berpendapat bahwa gaya gravitasilah yang menahan bulan tetap berada pada orbitnya . Newton mengembangkan teori gravitasinya yang hebat , namun hal ini banyak mendapat kontroversi. Banyak pemikir yang sulit menerima gagasan gaya yang bekerja pada jarak jauh. Beberapa gaya terjadi dengan adanya kontak antar benda namun gravitasi bekerja tanpa kontak. Menurut newton : Bumi memberikan gaya pada apel yang jatuh dan pada bulan, walaupun tidak ada kontak , dan keduannya mungkin jauh sekali satu sama lain. Newton berusaha menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan kepada bumi pada bulan sebagaimana dibandingkan dengan gaya gravitasi yang diberikan pada benda di permukaan bumi. Pada permukaan bumi , gaya gravitasi mempercepat sebesar 9,80 m/s2 tetapi berapakah percepatan sentripetal di bulan? Mari kita bahas bersama dalam contoh soal berikut ini : Contoh : Orbit bulan yang disekeliling bumi hampir bulat mempunyai radius dan periode T selama 27,3 hari tentukan percepatan bulan terhadap bumi. Solusi : Bulan mengelilingi bumi menempuh jarak 2πr , dengan r = 3,84x108 m adalah radius jalur lingkarannya. Besarnya laju bulan pada orbitnya mengelilingi bumi adalah v = 2πr/T . Periode T dalam sekon adalah (27,3hari)(24jam)(3600s/jam) = 2,36 x 106 dengan demikian Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 46
  • 47. aR = v2/r = (2πr)2 / T2r = 4π2r/T2 = 4 (3,14)2 (3,84x108 m ) / (2,38x106s)2 = 2,72x10-3 m/s2 Dari hasil tersebut besarnya percepatan sentripetal bulan jika dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi akan setara dengan : aR = (1 / 3600) g Bulan berjarak 384.000 km dari bumi yang sama dengan 60 kali radius bumi yang sebesar 6380 . Jarak dari pusat bumi ke bulan 60 kali lebih jauh dari benda-benda di permukaan bumi. Tetapi jika diperhatikan 60x60 = 602 = 3600 . Newton menyimpulkan bahwa besarnya gaya gravitasi akan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya , r , dari pusat bumi gaya gravitasi ̴ 1/r2 Bulan , yang jauhnya 60 kali radius bumi , merasakan gaya gravitasi sebesar 1/602 = 1/3600 benda apapun yang berada pada jarak 384.000 km dari bumi akan mengalami percepatan yang sama . Namun , Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya dipengaruhi oleh jarak tetapi juga pada massa benda tersebut. Pada kenyataannya , gaya gravitasi berbanding lurus dengan massa , sebagaimana telah kita lihat. Menurut hukum newton ketiga , ketika bumi memberikan gaya gravitasi pada benda apapun maka benda tersebut akan memberikan gaya yang sama besar atas kesimetrian tersebut maka newton menyimpulkan bahwa , besar gaya gravitasi harus sebanding dengan kedua massa. Dengan demikian,.. F ̴ mEmB/r2 2.9.1(A) Di mana mE merupakan massa bumi dan mB merupakan massa benda lain dan r adalah jarak antara benda dan pusat bumi . Pemahaman konsep : Apakah yang akan terjadi jika kita jatuh ke dalam pusat bumi yang lubangnya tembus hingga ke sisi lain (seperti lubang terbentuk tembus dari kutub utara sampai kutub selatan) jika kondisi pada pusat bumi seperti Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 47
  • 48. temperatur yang tinggi dan kondisi yang lain diabaikan apakah yang akan terjadi pada kita? Jawaban : Kita akan kembali ke posisi awal dimana kita jatuh , mengapa?? karena semakin kita jatuh kedalam bumi , walaupun jarak antara kita dengan pusat bumi namun massa bumi semakin kedalam akan semakin mengecil. Semakil kecil massa berarti semakin kecil gaya tarik menarik yang dihasilkan sampai pada pusat bumi besarnya gaya gravitasi akan sama dengan nol . Momentum yang dihasilkan ketika kita jatuh dari lubang akan membawa kita melewati pusat bumi dan kita akan kembali ditarik oleh gaya gravitasi yang semakin membesar ketika semakin menjauh dari pusat bumi kita akan, kemudian kembali ditarik kembali hingga melewati pusat bumi dan akan kembali ke tempat di mana kita jatuh. Newton maju satu langkah dalam analisisnya mengenai gravitasi. Dalam penelitiannya tentang orbit-orbit planet Newton yakin bahwa dibutuhkan gaya untuk memprtahankan planet-planet di orbit masing-masing di sekeliling Matahari. Hal ini membuat Newton percaya bahawa pasti ada juga gaya Gravitasi yang bekerja pada Matahari sehingga planet-planet dapat tetap berada pada orbitnya . Dengan demikian Newton mengusulkan Hukum Gravitasi Universal-nya yang terkenal yang bisa dinyatakan sebagai berikut : “ Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lainnya dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali dari massa-massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak di antaranya”. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut. Besarnya gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai berikut : F = G m1m2/r2 2.9.1.(B) Dengan m1 dan m2 merupakan massa partikel , r , adalah jarak antara kedua partikel sedangkan G adalah konstanta dari Gravitasi Universal Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 48
  • 49. yang harus diukur secara experimen dan mempunyai nilai numerik yang sama untuk setiap benda. Nilai G pastilah sangat kecil , karena kita tidak bisa menyadari adanya gaya yang bekerja pada benda yang berukuran biasa , seperti diantara dua bola. Gaya antara dua benda biasa dapat diukur pertama kalinya oleh Henry Cavendish pada tahhun 1798, lebih 100 tahun ketika newton telah mengajukan hukum mengenai Gravitasi Universal . Cavendish mengkonfirmasikan hipotesa Newton bahwa hukum Gravitasi Universal dapat digunakan untuk menentukan besarnya gaya gravitasi , Cavendish mampu menentukan nilai-nilai tersebut secara akurat cavendish juga mampu mementukan besarnya nilai konstanta G yang sekarang diakui bernilai : G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2 Gambar 2.9.1.a Diagram skematik dari neraca Cavendish dua bola kecil bermassa m dihubungkan dengan dua buah batang kecil dan kedua bola dihubungkan dengan bola besar bermassa M hal ini menyebabkan bola yang tergantung pada tali akan bergerak memintir tali. Gerak ini diperbesar dengan menggunakan berkas cahaya sempit yang diarakan pada Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 49
  • 50. cermin yang dipasang pada tali , Berkas cahaya ini dipantulkan pada sebuah skala , sehingga besar dari Gaya Gravitasi kedua benda dapat ditentukan , sehingga nilai dari konstanta G dalam gravitasi universal dapat ditentukan. Massa dari neraca Cavendish dari gambar tersebut bukan merupakan sebuah partikel namun merupakan benda-benda dengan ukuran besar. Akan tetapi , karena benda-benda tersebut adalah bola-bola yang uniform , maka benda-benda tersebut akan beraksi secara gravitasi dengan semua benda seolah-olah terkonsentrasi pada pusatnya. Karena Nilai G begitu kecil, maka gaya-gaya gravitasi di antara dua benda di permukaan bumi adalah sangat kecil dan dapat diabaikan untuk keperluan biasa . Misalnya dua buah benda bermassa 100 kg dipisah sejauh 1 meter maka pada titik pusatnya akan saling menarik satu sama lain yang besarnya F = (6,67x10-11Nm2/kg2)(100kg)(100kg)/(1 meter) = 6,7 x 10-7N Maka terlihatlah bahwa eksperimen Cavendish merupakan eksperimen yang sangat sulit untuk dilakukan. Walaupun begitu eksperimen tersebut sering kali dilakukan sebagai sebuah experimen di dalam laboratorium fisika pendahuluan. Pemahaman konsep mengenai Hukum Gravitasi Universal akan dijelaskan dalam salah satu contoh soal berikut : Tiga bola biliard bermassa 0,3 ditaruh pada meja biliiard pada pojok kanan meja billiard seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini tentukanlah gaya gravitasi pada bola putih yang dinyatakan sebagai m1 yang diresultasikan dari kedua bola yang lain . Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 50
  • 51. Gambar 2.9.1.b Seperti yang terlihat dalam gambar. Pada bola putih bekerja dua buah gaya gravitasi yang bekerja pada sumbu x maupun y. Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah menentukan masing-masing gaya gravitasi yang dihasilkan oleh kedua sumbu. Besarnya F21 = (G(m1m2/(r21)2)j F21 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,4m)2)j F21 = 3,75x10-11 N j Besarnya F31 = (G(m1m3/ (r31)2) i F31 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,3m)2)i F31 = 6,67x10-11 N i Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku maka besarnya resultan gaya akan sama dengan F = ((3,75x10-11)2 + (6,67x10-11))1/2 F = 7,65 x 10-11 N Dan bekerja pada sudut arc tan (3,75x10-11/6,67x10-11) = 29,30 Hukum Gravitasi tidak dapat dikacaukan dengan hukum gerak Newton kedua. Hukum Gravitasi Universal mendeskripsikan suatu gaya tertentu yaitu Gravitasi yang kekuatannya bervariasi dengan jarak serta massa yang terlibat . Di pihak lain , Hukum Newton kedua mendeskripsikan mengenai hubungan gaya total pada sebuah benda ( yaitu , jumlah vektor dari semua gaya yang berbeda yang bekerja pada benda dan berasal dari berbagai sumber) dengan massa dan percepatan benda tersebut. 2.10 GAYA PEGAS DAN SIFAT ELASTIS BAHAN (HUKUM HOOKE, MODULUS DAN RENGGANGAN GESER, MODULUS BULK DAN KOMPRESIBILITAS) 2.10.1 Hukum Hooke Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 51
  • 52. Jika pada sebuah gaya diberikan pada benda seperti pada pegas yang ditarik maupun ditekan maupun diregangkan akan mengakibatkan pegas bergerak sejauh Δx dari titik keseimbangan. Maka gaya yang diberikan kepada pegas akan sebanding dengan nilai dari Δx sehingga besarnya gaya yang bekerja pada pegas adalah : Fpegas = kΔx 2.10.1.(A) Dimana Fpegas merupakan gaya yang bekerja pada pegas , Δx merupakan pertambahan panjang atau dapat dikatakan sebagai perpindahan pegas dari titik keseimbangan , dan k merupakan nilai dari konstanta pegas , besar atau kecilna nilai k akan ditentukan melalui kendor atau kencangnya pegas. Semakin kencang suatu pegas maka semakin besar nilai k . Persamaan diatas lebih kita kenal dengan hukum Hooke. Hukum Hooke hampir berlaku untuk semua materi padat . Tapi perlu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku hingga batas tertentu hal ini dikarenakan jika gaya yang diberikan pada suatu benda terlalu besar hal ini mengakibatkan benda akan meregang sangat besar dan akhirnya benda tersebut patah. Batas ini dikatakan sebagai batas proposional yang dijelaskan melalui grafik pada gambar dibawah ini Gambar 2.10.1.a Pada daerah elastik (elastic behaviour) gaya F yang diberikan pada pegas sehingga pegas akan berpindah sejauh Δx ketika gaya dilepaskan maka benda akan kembali pada posisi awal yaitu posisi kesetimbangan . Ketika melewati titik limit elastik (elastic limit) gaya yang diberikan pada benda mengakibatkan benda bergerak sejauh Δx namun ketika gaya dilepaskan Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 52
  • 53. benda tidak lagi kembali pada posisi kesetimbangan (dikatakan sebagai perubahan permanen) ketika benda diberikan gaya melebihi titik patahan (breaking point) maka benda tersebut akan patah. Besarnya gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda tanpa mematahkan benda tersebut dikatakan sebagai kekuatan ultimal. 2.10.2 Modulus Young Pertambahan panjang seperti pegas tidak hanya bergantung pada gaya yang diberikan padanya tapi juga bergantung pada gaya yang diberikan padanya , dan juga bergantung pada materi pembentuk serta dimensinya. Yaitu konstanta k pada persamaan hukum Hooke dapat dinyatakan dalam faktor-faktor ini. Jika kita membandingkan batang yang dibuat dari materi yang sama tetapi dengan panjang yang melintang yang berbeda, ternyata untuk gaya yang sama, besarnya regangan yang dianggap kecil jika dibandingkan dengan panjang total , sebanding dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Sehingga makin makin panjang suatu benda tersebut mka semakin besar pertambahan panjang tersebut untuk suatu gaya tertentu dan berlaku sebaliknya jika suatu benda semakin tebal. Sehingga dapat dituliskan sebuah persamaan : Δx = (1/E) (F/A) x0 2.10.2.(A) Dimana x0 merupakan panjang awal , A adalah luas penampang , dan Δx merupakan pertambahan panjang yang diakibatkan oleh F yang diberikan . E merupakan konsatanta perbandingan yang tidak berdimensi disebut dengan modulus elastik , atau modulus young . dan nilainya bergantung pada materi. Dari persamaan diatas dapat kita lihat bahwa perubahan panjang berbanding lurus dengan panjang awal (x0) dan gaya persatuan luas. Pada umunya gaya persatuan luas didefinisikan sebagai tegangan : Tegangan = Gaya / Luas = F / A 2.10.2.(B) Dan regangan didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan panjang (Δx) dengan panjang awal (xo) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 53 Δx
  • 54. Regangan = Perubahan panjang / Panjang awal = ΔL / L0 2.10.2.(C) Regangan dengan demikian merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang berubah bentuk . Dan tegangan diberikan kepada materi atau benda dari arah luar , sementara regangan merupakan tanggapan terhadap tegangang . Maka dapat dituliskan kembali persamaan : F/A = E(Δx/x0) atau E = (F/A)/(Δx/x0) = Tegangan / Regangan 2.10.2.(D) Nilai dari berbagai modulus young untuk berbagai materi dirangkum dalam tabel berikut: Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 54
  • 55. Tabel 2.10.2.1 Pemahaman mengenai modulus elastik akan dijelaskan dalam contoh soal berikut. Contoh Soal : Tegangan pada kawat piano. Kawat Piano yang yang terbuat dari baja (steel) dengan panjang (1,6 m) berdiameter (0,20cm). Berapa besar gaya yang harus diberikan kepada kawat agar kawat meregang 0,30 jika dikencangkan ? Solusi Berdasarkan persamaan : E = (F/A) / (Δx/x0) Sehingga besarnya F = (E(Δx/x0)) A = (2,0x1011N/m2) (0,003m/1,6m) (3,1x10-6) = 1200 Newton Gambar 2.10.2.a Pada gambar diatas dikatan mengalami tarikan atau tegangan tarik . Kita melihat bahwa bagian atas dari materi tersebut diberi gaya sebesar F sehingga benda bergeser sejauh Δx dari titik keseimbangan. Gaya F ini merupakan gaya eksternal yang diberikan kepada materi, akibat adanya gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut maka bagian bawah yang mengalami kesetimbangan mengerjakan gaya (internal) sebesar (-F) yang berlawan dengan gaya eksternal dengan tujuan menjaga bagian bawah tetap berada pada kondisi setimbang , dalam hal ini disebutkan sebagai tegangan materi. Regangan merupakan perubahan bentuk yang disebabkan Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 55
  • 56. oleh tegangan tarik merupakann satu tipe tipe tegangan yang dialami materi . Pada umumnya ada dua jenis umum lain dari tegangan yaitu tegangan : tekan dan geser. Tegangan tekan berlawanan langsung dengan tegangan geser materi bukan digeser melainkan ditekan . 2.10.3 Modulus Geser Benda yang mengalami tegangan geser memiliki gaya-gaya yang sama dan berlawanan. Misalnya sebuah buku terpasang kuat diatas meja , dimana gaya yang diberikan sejajar dengan permukaan . Meja juga memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah sepanjang permukaan bawah. Sebuah persamaan yang sama dengan persamaan modulus young yang dapat digunakan untuk menentukan regangan geser : Δx = (1/G) (F/A)x0 atau G = (F/A) / (Δx/x0) 2.10.3.(A) Tapi Δx , x0 , A perlu diempretasikan sebagaimana yang terlihat pada gambar diatas . Perhatikan bahwa A merupakan luas yang sejajar dengan gaya yang diberikan dan Δx tegak lurus dengan x0 . Konstanta pembanding , G , disebut modulus geser (shear modulus) yang nilainya pada umunya bernilai antara setengah sampai sepertiga dari nilai modulus elastik. 2.10.4 Modulus Bulk Jika benda mengalami gaya internal dari berbagai sisi , volumenya akan berkurang situasi ini umumnya terjadi pada benda yang dimasukan pada fluida karena pada kasus ini , fluida memberikan tekanan ke segalah arah . Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas dan dengan demikian ekivalen dengan tegangan. Untuk situasi ini perubahan volume , ΔV , ternyata sebanding dengan volume awal V0 dan dengan penambahan tekanan ΔP , dengan demikian dapat menghubungkan persamaan ini dengan persamaan modulus young yang dituliskan : ΔV = -(1/B)(ΔP)(V0) atau B = - (ΔP)/(ΔV/V0) 2.10.4.(A) Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 56
  • 57. Tanda minus menandakan bahwa volume berkurang terhadap penambahan tekanan. Ketika suatu materi mendapat tekanan dari berbagai arah maka volume dari materi tersebut akan berkurang namun tidak akan merubah materi itu sendiri. Dalam tabel yang memaparkan nilai dari nilai modulus bulk untuk beberapa materi . Dalam beberapa sumber buku yang lain kita akan menemukan nilai dari modulus bulk resiprokal(timbal-balik) Nilai dari modulus bulk resiprok dituliskan dengan k = 1/B jadi kompresibilitas suatu bahan sama dengan berapa besar berkurangnya volum , -dV/V , per satuan kenaikan tekanan dp. Satuan modulus bulk sama seperti satuan tekanan , dan satuan kompressibilitas sama seperti satuan tekanan resiprokal. Jadi jika dikatakan kompressibilitas air adalah 50 x 10-6 atm-1 berart tiap kenaikan 1 atm volum akan berkurang (50/1000000)(volum asal) .sehingga volumenya menjadi (999.950/1.000.000) dari volum asal. 2.11 ANALASIS GERAK DI BAWAH PENGARUH GAYA PEGAS (KASUS SEDERHANA) Dalam penganalisaan gerak di bawah pengaruh gaya pegas pada kasus sederhana akan dijelaskan dalam contoh soal berikut ini : Contoh soal : Sebuah pegas tergantung secara vertikal. Ketika beban digantungkan pada ujung bawah pegas yang memiliki massa 0,55 kg mengalami pertambahan Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 57 Gambar 2.10.4.a
  • 58. panjang sejauh 4 cm dari titik seimbang tentukanlah berapa nilai dari konstanta pegas . Jika nilai dari percepatan gravitasi (g=9,8m/s2) Gambar 2.11.1.a Solusi : Pada gambar diatas dijeaskan bahwa pada gambar (a) merupakan jondisi awal sebelum diberi beban pada gambar (b) menunjukan gambar pegas ketika beban telah diberikan pada ujung pegas sehingga pegas bertambah panjang sejauh Δx . dan pada gambar (c) menunjukkan gaya yang bekerja pada bola. Pada bola bekerja gaya searah sumbu vertikal yaitu gaya berat mg dan gaya pegas Fpegas yang saling berlawanan dan berada dalam kondisi setimbang sehingga percepatan pada sumbu vertikal ay = 0 Menurut hukum newton kedua besarnya resultan gaya yang bekerja pada sumbu y sebesar ΣFY = m.ay karena percepatan pada sumbu vertikal sebesar 0 (ay = 0) sehingga,.. ΣFY = 0 mg – Fpegas = 0 sehingga mg = Fpegas atau mg = kΔx k = mg/Δx k = (0,55kg)(9,8m/s2)/(0,04m) = 2,7x102 N/m Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 58
  • 59. BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN  Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak, maka gaya digolongkan sebagai vektor.  Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan. Tetapi, berat benda tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu benda tergantung pada dimana benda itu berada. Hubungan antara berat dan massa dapat dinyatakan , w = m.g  Hukum Newton tentang gerak Hukum I Newton: Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya adalah nol. Hukum II Newton: percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya. Hukum III Newton: Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi = - reaksi  Diagram benda bebas adalah menggambar semua gaya yang berpengaruh pada benda  Penerapan Hukum Newton bila ditinjau pada kasus statis, benda dalam keadaan diam(statis). Hal ini dikarenakan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sebesar nol ( ), sementara pada kasus dinamis, Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 59
  • 60. benda bergerak dengan percepatan sebesar a. Maka dapat disimpulkan bahwa resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sebesar  Gaya gesek adalah gaya yang timbul jika ada dua benda atau lebih saling digesekan atau bersinggungan dengan salah satu atau kedua permukaan benda kasar.Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang dimiliki oleh benda jika benda tesebut diberi gaya dorong atau gaya tarik namum belum dapat bergerak. Sedangkan Gaya gesekan kinetis ( diberi lambang fk) adalah gaya gesekan yang dikerjakan permukaan lintasan pada benda sewaktu benda bergerak.  Gaya gesek dapat terjadi pada berbagai kasus, baik itu terjadi pada dibidang datar atau pun di bidang miring. Pada bidang datar, benda bergerak diakibatkan oleh gaya yang diberikan dari luar terhadap sedut elevasi. Jika benda dalam keadaan diam, maka resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sebesar nol ( ), sehingga besarnya gaya gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan gaya luar yang diberikan (fgesek = F cos ). Jika benda ϴ dalam kondisi bergerak maka besarnya resultan akan sama dengan , sehingga besarnya gaya gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan fgesek = ma - F cosϴ. Sedangkan pada bidang miring, besarnya gaya gesekan yang bekerja pada benda diam akan sama dengan (fgesek = W sin ϴ). Sementara, jika benda dalam kondisi bergerak pada bidang miring, maka besarnya gaya gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan (fgesek = ma – W sin ϴ)  Benda yang bergerak melingkar beraturan merupakan benda yang melakukan gerak yang lintasannya membentuk suatu lingkaran dengan laju linier konstan. Pada benda gaya sentripental bekerja karena adanya gaya yang mempengaruhi. Dalam gaya sentripetal percepatan menuju kearah pusat lingkaran  Hukum gravitasi alam semesta yang dikemukakan oleh Newton berbunyi sebagai berikut “ Setiap partikel materi yang ada di alam semesta ini selalu menarik partikel materi lainnya dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan masa partikel- partikel materi itu dan berbanding terbalik Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 60
  • 61. dengan kuadrat jaraknya”.Secara matematis dirumuskan sbb : F = G.m.M/r2.  Hubungan antara pertambahan panjang suatu pegas dengan gaya penariknya pertama kali diamati Hooke dengan hukumnya yang berbunyi sebagi berikut “ Semakin dalam batas kelentingan, besar gaya penarik F sebanding dengan pertambahan panjangnya”.Secara matematis dapat dirumuskan sbb: F = k.Δl.  Benda elastis adalah benda yang mampu kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda itu dihilangkan. Seperti karet dan pegas.  Setiap materi (bahan) memiliki sifat elastisitas bahan dan akan bergeser sejauh posisi kesetimbangan jika diberikan gaya luar terhadap materi tersebut. Jika gaya yang diberikan terlalu besar hingga melalui batas proposional bahan maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula (plastisitas) dan jika melewati gaya melewati titik patahan maka benda akan retak atau patah.  Regangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut antara dua permukaan yang saling tegak lurus dari elemen diferensial  Perbandingan antara tegangan tarikdan regangan tarik dinyatakan sebagai modulus young. Modulus young dibagi menjadi tiga yaitu modulus elastik (E N/m2) modulus geser (G N/m2) modulus bulk (B N/m2)  Kompressibilitas dari suatu bahan sama dengan besarnya berkurangnya volume persatuan kenaikan terhadap kenaikan tekanan . Kompressibilitas dinyatakan sebagai k yang berbanding terbalik dengan nilai dari modulus bulk. 3.2 SARAN Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan para mahasiswa mampu memahami konsep dinamika gerak secara lebih mendalam. 2. Hendaknya para mahasiswa banyak berlatih dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan teori dinamika gerak. Fisika Dasar 1 ( Dinamika Gerak ) 61