Khutbah membahas tentang kefakiran dan kekayaan sebagai ujian dari Allah. Kekayaan memungkinkan orang kaya membantu orang miskin dan roda ekonomi berjalan. Jika ditimpa kemiskinan, sabar dan syukur adalah sikap terbaik. Nabi menasehati untuk menghargai karunia Allah dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Kefakiran dan kekayaan
1. KEFAKIRAN DAN KEKAYAAN
adm i n
Apri l 18, 2015
Nasehat
Khutbah Pertama:
ُهُدَمْحَن ؛ِ َّ ِّلِل َدْمَحْلا َّنِإَانِلاَمْعَأ ِتاَئِيَس َو َانِسُفْنَأ ِر ْوُرُش ْنِم ِهللاِب ُذ ْوُعَن َو ،ِهْيَلِإ ُب ْوُتَن َو ُه ُرِفْغَتْسَن َو ُهُنْيِعَتْسَن َوَّل ِضُم ََلَف ُهللا ِهِدْهَي ْنَم ،
ََل ُهَدْح َو ُهللا ََّلِإ َهَلِإ ََل ْنَأ ُدَهْشَأ َو ،ُهَل َيِدَاه ََلَف ْلِلْضُي ْنَم َو ،ُهَلَّىدَأ َو ،َةَلاَس ِالر َغَّلَب ،ُهُل ْوُس َر َو ُهُدْبَع ًادَّمَحُم َّنَأ ُدَهْشَأ َو ،ُهَل َْكي َِرش
َّلَد ََّلِإ اًْريَخ َكَرَت اَم ،ُْنيِقَيال ُهاَتَأ ىَّتَح ِهِداَه ِج َّقَح ِهللا يِف َدَهاَج َو ،َةَّمُاأل َحَصَن َو ،َةَناَمَألاااَرش ََل َو ،ِهْيَلَع َةَّمُاألُ؛هْنِم َاهَرَّذَح ََّلِإ
. َْنيِعَمْجَأ ِهِبْحَص َو ِهِلآ ىَلَع َو ِهْيَلَع ُهُم ََلَس َو ِهللا ُات َوَلَصَف
:ُدْعَب اَّمَأ
َر َّنَأ ُمَلْعَي ْنَم ًةَبَقاَرُم ُهَناَحْبُس ُه ُْوبِقاَر َو ىَلاَعَت َهللا ا ْوُقَّتِا :ِهللا َداَبِع َن ْوُنِمْؤُمال اَهُّيَأْسَي ُهَّبٌلَمَع : ََلَع َو َّلَج َهللا ى َوْقَت َو .ُهاَرَي َو ُهُعَم
َع َةَفْي ِخ ِهللا َنِم ٍر ْوُن ىَلَع ِهللا ِةَي ِصْعَمِل ٌكْرَت َو ،ِهللا َاب َوَث َءاَجَر ِهللا َنِم ٍر ْوُن ىَلَع ِهللا ِةَعاَطِب.ِهللا ِباَذ
Ibadallah,
Kekayaan dan kemiskinan merupakan ujian dari Allah ‘Azza wa Jalla terhadap para hamba-Nya. Allah ‘Azza wa Jallaberfirman:
َونُعَجْرُت َانْيَلِإ َو ۖ ًةَنْتِف ِْريَخْلا َو ِرَّشالِب ْمُكوُلْبَن َو
“Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (QS.
Al-Anbiya: 35).
Dan sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, jika ditimpa kesulitan dan penderitaan, ia bersabar, sehingga itu menjadi
kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan dan kegembiraan, ia bersyukur, sehingga itu juga menjadi kebaikan baginya.
Adanya perbedaan rezekiini juga menyebabkan roda kehidupan berjalan normal. Yang kaya bisa mempekerjakan yang miskin
dengan upah, sehingga kebutuhan masing-masing bisa terpenuhi dengan baik. Si kaya membantu si miskin dengan hartanya,
sementara si miskin membantu dengan keahliannya.
Jika Allah ‘Azza wa Jalla menguji seorang hamba dengan kemiskinan maka sabar merupakan ibadah termulianya. Barangsiapa
sempit rezekinya dan kehidupannya susah, maka janganlah ia berkecil hati, karena kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa
sallam dan mayoritas para Shahabat yang mulia juga pas-pasan bahkan dalam kekurangan. Perhiasan dunia yang akan sirna ini
tidak pantas untuk disedihkan tatkala luput.
Agar jiw a menjadi tenteram dan menyadari betapa besar karunia Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya sehingga bisa bersyukur kepada
Allah ‘Azza wa Jalla , maka dengarkanlah pengarahan dari Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihiwa sallam:
َخْلا َو ِلاَمْلا يِف ِهْيَلَع َل ِضُف ْنَم ىَلِإ ْمُكُدَحَأ َرَظَن اَذِإِهْيَلَع َل ِضُف ْنَّمِم ُهْنِم َلَفْسَأ َوُه ْنَم ىَلِإ ْرُظْنَيْلَف ِقْل
“Jika salah seorang darikalian melihat orang yang lebih unggul dalam harta dan tubuh, maka hendaknya ia melihat kepada orang
yang di baw ahnya, yakniorang yang ia ungguli.” (HR. Al-Bukharidan Muslim).
Dalam riw ayat Imam Muslim ada tambahan:
ْمُكْيَلَع ِهللا َةَمْعِن ا ْوُرَدْزَت ََل ْنَأ ُرَدْجَأ َوُهَف
2. “Maka hal itu lebih layakmenjadikan kalian agar tidak meremehkan karunia Allah ‘Azza wa Jalla kepada kalian.”
Ibadallah,
Sungguh Islam telah menyeru orang-orang fakir sebagaimana Islam menyeru orang-orang kaya supaya mereka mendidik jiw a
mereka agar menjadi jiw a yang kaya, dengan mengekang nafsunya, mengaturnya sehingga bisa menggapai sifat qana’ah dan ridha
terhadap pemberian Allah ‘Azza wa Jalla meskipun dianggap sedikit. Apapun yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tetapkan sebagai
bagianmu tidak akan pernah luput darimu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ِاسَّنال َىنْغَأ ْنُكَت َكَل ُهللا َمَسَق اَمِب َض ْار َو
“Ridhalah dengan apa yangAllah ‘Azza wa Jalla bagikan untukmu maka engkau akan menjadi manusia terkaya.” (HR. At-Tirmidzi).
Bagi orang-orang yang diuji oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan kemiskinan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Adab-adab
ini ada yang terkait hati, penampilan zhahir, pergaulan dan aktivitas lainnya.
Yang terkait batin yaitu hendaknya ia tidak membenci ujian Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya berupa kemiskinan.
Yang terkait zhahir, hendaknya ia tetap menjaga kehormatan diri dan tampil bersih. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
ِفُّفَعَّتال َنِم َءاَيِنْغَأ ُلِهاَجْلا ُمُهُبَسْحَي
“Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.” (QS. Al-Baqarah: 273).
Sedangkan adab dalam pergaulan, hendaknya ia tidak merendahkan diri dihadapan orang kaya hanya karena kekayaan mereka.
Jika ada kebenaran yang harus disampaikan, maka dia harus menyampaikannya, bukan diam atau bersikap pura-pura demi meraih
harta si kaya.
Adapun adab dalam aktifitas harianya, hendaknya ia tidak malas dalam beribadah hanya karena dia fakir. Juga janganlah
kefakirannya menghalanginya dari bersedekah w alaupun sedikit.
Dalam ayat ini Allah ‘Azza wa Jalla mendahulukan penyebutan sifat fakir para w ali-Nya daripada pujian-Nya terhadap hijrah
mereka, dan Allah ‘Azza wa Jalla tidaklah menyifati orang yang dicintai-Nya kecuali dengan sifat yang Allah ‘Azza wa Jalla cintai.
Kalau bukan karena kefakiran merupakan sifat yang sangat dicintaiAllah ‘Azza wa Jalla tentu Allah ‘Azza wa Jalla tidakmemuji
orang-orang yang Allah ‘Azza wa Jalla cintaidengan sifat tersebut.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma dariNabi shallallahu ‘alaihiwa sallam, Beliau bersabda:
ُءاَرَقُفْلا اَهِلْهَأ َرَثْكَأ ُْتيَأَرَف ِةَّنَجْلا يِف ُتْعَلَّطا
“Aku melihat surge, maka aku lihat mayoritas penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Al-Bukharidan Muslim).
Meski demikian, Islam berusaha mengatasi kemiskinan dengan menyeru orang-orang kaya untuk berbuat baik serta menyantuni
kaum fakir serta berusaha mengangkat kesulitan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallambersabda:
ُرُتْفَي ََل ِمِئاَقْلاَك َو َلاَق ُهُبَسْحَأ َو ِهللا ِلْيِبَس يِف ِدِهاَجُمْلاَك َْنيِكْس ِمْلا َو ِةَلَمْرَ ْاأل ىَلَع يِعاَّسالُرِطْفُي ََل ِمِئاَّصالَك َو
“Seseorang yang berusaha membantu janda dan orang miskin sepertiseorang mujahid di jalan Allah –dan aku menyangka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata- dan sepertiseorang yang shalat malam tanpa lelah dan sepertiorang yang berpuasa
tanpa berbuka.” (HR. Muslim).
3. Islam juga mengatasi kemiskinan dengan menyeru orang-orang miskin untuk bekerja, tidak malas dan berpangku tangan, agar
mereka tidak menjadi beban masyarakat. Berusaha mengentaskan kemiskinan dan bekerja mencari rezekimerupakan perkara
yang disyariatkan dan terpuji.
Diantara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َىنِغْلا َو َافَفَعْلا َو ىَقُّتال َو ىَدُهْلا َكُلَأْسَأ يِنِإ َّمُهَّلال
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakw aan, penjagaan diri, dan kecukupan.” (HR. Muslim).
Dan rezekiyang banyakmerupakan salah satu buah dari amal shaleh. Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda:
ُهَم ِحَر ْل ِصَيْلَف ِه ِرَثَأ يِف ُهَلَأَسْنُي َو ِهِقْز ِر يِف ُهَل َطَسْبُي ْنَأ َّبَحَأ ْنَم
“Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi.” (HR. Al-Bukharidan
Muslim).
Pekerjaan dengan memproduksi atau keahlian atau pertanian merupakan kemuliaan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ِهِدَي ِلَمَع ْنِم َلُكْأَي ْنَأ ْنِم اًْريَخ ٌّطَق اًماَعَط ٌدَحَأ َلَكَأ اَم
“Tidaklah seorang pun memakan suatu makanan pun yang lebih baik dari memakan hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Al-
Bukhari).
Inilah sikap yang tepat dan jalan yang benar, adapun meminta-minta (bukan karena terpaksa) atau karena ingin memperbanyak
hartanya maka itu merupakan sifat tercela dan perbuatan buruk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْرِثْكَتْسَيِل ْوَأ ْلِقَتْسَيْلَف اًرْمَج ُلَأْسَي اَمَّنِإَف اًرُّثَكَت ْمُهَلا َوْمَأ َاسَّنال َلَأَس ْنَم
“Barangsiapa meminta kepada manusia harta mereka dalam rangka memperbanyak hartanya maka sesungguhnya ia meminta bara
api, maka silahkan ia meminta sedikit atau ia meminta yang banyak.” (HR. Muslim).
ِتاَيَألْا َنِم ِهْيِف اَمِب ْمُكَّايِإ َو ْيِنَعَفَن َو , ِْميِظَعْلا ِانْرُقْلا ْيِف ْمُكَل َو ْيِل ُهللا َكَارَبْمُكَل َو ْيِلَ هللا ُرِفْغَتْسَأ َو اَذَه ْيِل ْوَق ُل ْوُقَأ , ِْميِكَحْلا ِرْكِالذ َو
ُمْي ِحَّالر ُر ْوُفَغْلا َوُه ُهَّنِإ ُه ْوُرِفْغَتْساَف , ٍبْنَذ ِلُك ْنِم َْنيِمِلْسُمْلا ِةَفاَكِل َو
Khutbah Kedua:
ِتا َاوَمَّسال يِف اَم ُهَل يِذَّلا ِ َّ ِّلِل ُدْمَحْلاُيرِبَخْلا ُميِكَحْلا َوُه َو ِة َر ِخ ْاْل يِف ُدْمَحْلا ُهَل َو ِض ْرَ ْاأل يِف اَم َو
،ِ َّاّلِل َداَبِع َ َّاّلِل واُقَّتاَف :ُدْعَب اَّمَأ
Ibadallah,
Tidak diragukan bahw a diantara faktor peningkatan angka kemiskinan pada masyarakat Islam adalah karena mereka tidak
memperhatikan perkembangan, terlena dengan riba dan malas berusaha. Padahal kemiskinan itu sering menimbulkan dampak
negatif terutama saat iman melemah, apalagi saat kehilangan iman.
Kemiskinan dianggap sebagaisalah satu sebab utama munculnya berbagai perbuatan hina, perzinahan, pencurian, peningkatan
angka kriminal, keretakan keluarga, bahkan pembunuhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallamditanya:
4. َأ َّمُث : َلاَق .َكَقَلَخ َوُه َو اادِن ِهلل َوُعْدَت ْنَأ ؟ِهللا َدْنِع ُرَبْكَأ ِبْنَّذال ُّيَأَكَعَم َمَعْطَي ْنَأ َةَفَاخَم َكَدَل َو َلُتْقَت ْنَأ ؟ٌّي
“Dosa apakah yang terbesar disisiAllah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau berdoa kepada selain Allah padahal
Allah ‘Azza wa Jalla telah menciptakanmu.” Lalu ditanya lagi, “Kemudian dosa apa lagi?” Nabishallallahu ‘alaihiwa sallam berkata,
“Engkau membunuh anakmu karena takut ia ikut makan bersamamu.” (HR. Al-Bukharidan Muslim).
Kemiskinan juga memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat, ditandai dengan munculnya kedengkian dan
permusuhan. Disinilah peran para ahli ilmu dan cendikiaw an serta orang-orang kaya untukbersungguh-sungguh dalammengatasi
kemiskinan dengan mengharapkan pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla , dan menjaga masyarakat dari dampak negatif kemiskinan,
yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang miskin, menggali dan mengembangkan kemampuan dan bakat
mereka. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
اًرْجَأ َمَظْعَأ َو اًْريَخ َوُه ِ َّاّلِل َدْنِع ُهُود ِجَت ٍْريَخ ْنِم ْمُكِسُفْنَ ِأل واُمِدَقُت اَم َو
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya disisiAllah ‘Azza wa
Jalla sebagaiBalasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzammil: 20).
ِلآ ىَلَع َو ٍدَّمَحُم ىَلَع ِلَص َّمُهَّلالُم ىَلَع ْك ِارَب َّمُهَّلال ,ٌدْي ِجَم ٌدْيِمَح َكَّنِإ َمْيِهاَْربِإ ِلآ ىَلَع َو َمْيِهاَْربِإ ىَلَع َْتيَّلَص اَمَك ٍدَّمَحُمٍدَّمَح
ٌدْي ِجَم ٌدْيِمَح َكَّنِإ َمْيِهاَْربِإ ِلآ ىَلَع َو َمْيِهاَْربِإ ىَلَع َتْكَارَب اَمَك ٍدَّمَحُم ِلآ ىَلَع َو
َانَّبَرَّبَر واُنَمآ َينِذَّلِل ََّلِغ َانِبوُلُق يِف ْلَعْجَت ََل َو ِانَميِِلْاِب َانوُقَبَس َينِذَّلا َانِنا َوْخِ ِِل َو َانَل ْرِفْغاٌمي ِحَر ٌوفُوَر َكَّنِإ َان
َمَك ًارْصِإ َانْيَلَع ْلِمْحَت َل َو َانَّبَر َانْأَطْخَأ ْوَأ َانيِسَن ْنِإ َانْذ ِاخَؤُت َل َانَّبَرَانَل َةَقاَط َل اَم َانْلِمَحُت َل َو َانَّبَر َانِلْبَق ْنِم َينِذَّلا ىَلَع ُهَتْلَمَح ا
َين ِرِفاَكْلا ِم ْوَقْلا ىَلَع َانْرُصْناَف َانََل ْوَم َتْنَأ َانْمَحْار َو َانَل ْرِفْغا َو اَّنَع ُفْعا َو ِهِب
َينِمَلاَعْلا ِبَر ِ َّ ِّلِل ُدْمَحْلا َو
(Khutbah Jumat Syaikh DR. AbdulBari ats-Tsubaitidi Masjid Nabaw idi Madinah al-Munaw warah pada 3/7/1435 H).