SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
MAKALAH PUISI
DI SUSUN OLEH :
ARUM MAWARTI
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2015/2016
PENGERTIAN PUISI
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari
poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata
puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata
poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal
dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani
sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang
yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-
dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang
sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi.
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan
dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna.
UNSUR – UNSUR PUISI
1. TIPOGRAFI
2. DIKSI
3. IMAJI
4. KATA KONGKRET
5. BAHASA FIGURATIF
6. VERIFIKASI
UNSUR FISIK PUISI UNSUR BATIN PUISI
1. TEMA
2. RASA
3. NADA
4. AMANAT
UNSUR FISIK PUISI
TIPOGRAFI
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-
kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan
pemaknaan terhadap puisi.
DIKSI
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa
bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan
, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis,
penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa
tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan
kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)
IMAJI
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil).
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
KATA KONGKRET
Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan
atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
BAHASA FIGURATIF
Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau
kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
VERSIFIKASI
Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan
bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1)
onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada
puisi Sutardji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan
akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
UNSUR BATIN PUISI
TEMA
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
RASA
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis
dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan
dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan
penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih
banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian
yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
NADA
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
AMANAT
Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum
penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
JENIS – JENIS PUISI
PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat
oleh aturan-aturan. Aturan- aturan
itu antara lain :
•Jumlah kata dalam 1 baris
•Jumlah baris dalam 1 bait
•Persajakan (rima)
•Banyak suku kata tiap baris
Irama.
Ciri-ciri Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak
dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke
mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan
seperti jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata maupun rima.
Jenis – jenis puisi lama :
1. Mantra
2. Pantun
3. Karmina
4. Seloka
5. Gurindam
6. Syair
7. Talibun
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
1) Mantra
Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung
hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra
dianggap dapat menyembuhkan atau
mendatangkan celaka. Mantra merupakan salah
satu jenis puisi yang paling tua.
Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada
mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan
lebih banyak berkaitan dengan adat kepercayaan
masyarakat setempat.
Ciri-ciri mantra antara lain:
•Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
•Bersifat lisan, sakti atau magis
•Adanya perulangan
•Metafora merupakan unsur penting
•Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara
dan lawan bicara) dan misterius
•Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam
hal suku kata, baris dan persajakan
Contoh :
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
2) Pantun
Pantun adalah puisi yang bercirikan
bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal
sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut
isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Ciri-ciri pantun antara lain:
•Setiap bait terdiri 4 baris
•Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
•Baris 3 dan 4 merupakan isi
•Bersajak a – b – a – b
•Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
•Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
3) Karmina
Karmina merupakan sebuah karya sastra
pantun yang sangat kilat.
Ciri-ciri karmina antara lain:
•Setiap bait merupakan bagian dari
keseluruhan.
•Bersajak aa-aa, aa-bb
•Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
•Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
•Semua baris diawali huruf capital.
•Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4
diakhiri tanda titik.
•Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu
rayuan dan perintah.
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
4) Seloka
Seloka adalah karya sastra yang berbentuk
sebuah pantun berkait yang terdiri atas
beberapa jalinan bait
.
Ciri-ciri seloka
•Ditulis empat baris memakai bentuk pantun
atau syair,
•Namun ada seloka yang ditulis lebih dari
empat baris.
•Baris kedua dan keempat pada bait pertama
dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
kedua
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
5) Gurindam
Gurindam adalah puisi yang
berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat.
Ciri-ciri gurindam antara lain:
Baris pertama berisikan semacam
soal, masalah atau perjanjian
baris kedua berisikan jawabannya
atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
6) Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab
dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri syair antara lain:
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau
maksud penyair
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
JENIS – JENIS PUISI
JENIS – JENIS PUISI LAMA
7) Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait
terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Ciri-ciri talibun antara lain:
Jumlah barisnya lebih dari empat baris,
tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan
seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya
tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satu bait berisi delapan baris,
susunannya empat sampiran dan empat isi.
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b
– c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b
– c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi
lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun
dan syair meskipun ada pola yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian
besar) : 4-5 suku kata.
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU
Puisi baru menurut isinya dibedakan menjadi
1. Balada
2. Himne
3. Ode
4. Epigram
5. Romance
6. Elegy
7. Satire
Puisi baru dilihat dari bentuknya
1. Distikon
2. Tersina
3. Quatrain
4. Quint
5. Sextet
6. Septima
7. Oktaf
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
1. Balada
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Ciri-ciri balada:
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-
masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima
a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah
menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait
pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait
berikutnya.
Contoh :
Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “
Balada Matinya Seorang Pemberontak”
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
2. Himne
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
Ciri-ciri himne:
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu
di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang.
Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi
pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan,
dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
Contoh :
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
3. Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Ciri-ciri ode:
Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya
ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia,
bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau
peristiwa umum.
Contoh :
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
4. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat
membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman,
ikhtibar; ada teladan.
Contoh :
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang
di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun
pasti tergilas.
(Iqbal)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
5. Romance
Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih.
Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan
kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
Contoh :
Cinta
Sejak kehadiranmu hingga kini
Ruang hatiku beraroma wangi
Buaian bunga-bunga rindu menari
Yang kau tinggalkan di hati
Makin hari bersemi
Tanpa layu senyum ini
Tersirami cinta suci
Darimu kekasih hati
Jangan biarkan aku sendiri
Kuhanya ingin memiliki
Dirimu seutuhnya cinta sejati
Menjadi harga mati tak tertawar lagi
Andai ada pengganggu hati
Hati ini tegas menghadapi
Janganlah engkau ragu lagi hati ini
milikmu abadi ~ Kahlil Gibran
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
6) Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Ciri-ciri elegy:
Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau
keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
Contoh :
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak
elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap
(Chairil Anwar)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut isinya :
7) Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap
sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas
pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)
Contoh :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair
salon,
yang bersajak tentang anggur dan
rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa
pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi
kesenian.
(Rendra)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
1) Distikon
Distikon sering disebut sajak dua seuntai, maksudnya
terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya
Ciri-ciri distikon:
2 baris; sajak 2 seuntai
• Distikon (Greek: 2 baris)
• Rima – aa–bb
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
2) Tersina
Tersina sering disebut sajak tiga seuntai, maksudnya
terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
Ciri-ciri tersina :
Tersina (Itali: 3 irama)
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
3) Quatrain
Quatrain adalah sajak empat seuntai yang tiap baitnya
terdiri atas empat baris.
Ciri-ciri quatrain :
• Quatrain (Perancis: 4 baris)
• Pada asalnya ada 4 rangkap
• Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
4) Quint
Quint adalah sajak lima seuntai yang tiap baitnya terdiri
atas lima baris
Ciri-ciri Quint :
Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5
baris dalam serangkap diterima umum sebagai Quint
(perubahan ini dikatakan berpunca dari kesukaran
penyair untuk membina rima /aaaaa/
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
5) Sextet
Sektet adalah sajak enam seuntai, tiap baitnya terdiri
atas enam baris.
Ciri-ciri Sextet :
• sextet (latin: 6 baris)
• Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
• Rima akhir bebas
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
6) Septima
Septima adalah sajak tujuh seuntai, tiap baitnya terdiri
atas tujuh baris.
Ciri-ciri Septima
• septime (Latin: 7 baris)
• Rima akhir bebas
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
7) Oktaf
Oktaf adalah sajak delapan seuntai, maksudnya tiap bait
terdiri atas delapan baris.
Ciri-ciri Oktaf :
• Oktaf (Latin: 8 baris)
• Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
JENIS – JENIS PUISI
PUISI BARU menurut bentuknya :
8) Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris
Ciri-ciri Soneta :
•Terdiri atas 14 baris
•Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2
terzina
•Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu
kesatuan yang disebut octav.
•Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan
yang disebut isi yang disebut sextet.
•Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
•Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan
daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya
subyektif.
•Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
•Penambahan baris pada soneta disebut koda.
•Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9
– 14 suku kata
•Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d –
c, d – c – d.
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
CUKUP SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi) fifinfadriah
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)Andi Karman
 
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpenPresentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpenHesta Anggia Sari
 
4. teks tanggapan
4. teks tanggapan4. teks tanggapan
4. teks tanggapanhoesnaeni
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastraCoral Reef
 
HAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptHAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptMeiy5
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASbuwarnisutopo
 
puisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptxpuisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptxakhuprajna1
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiMaghfira Ganivy
 
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptx
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptxMateri Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptx
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptxKurniaMegha
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"Alghan123
 
Power point teks puisi
Power point teks puisiPower point teks puisi
Power point teks puisisuhartonotono9
 
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptx
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptxBAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptx
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptxvinafitriyani4
 
Teks Prosedur Kelas VII.pdf
Teks Prosedur Kelas VII.pdfTeks Prosedur Kelas VII.pdf
Teks Prosedur Kelas VII.pdfTengkuAldyHatta
 

Mais procurados (20)

Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Resensi)
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)
 
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpenPresentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
 
4. teks tanggapan
4. teks tanggapan4. teks tanggapan
4. teks tanggapan
 
Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra
 
HAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.pptHAKIKAT-PUISI.ppt
HAKIKAT-PUISI.ppt
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJAS
 
Teks ulasan kel 8
Teks ulasan kel 8Teks ulasan kel 8
Teks ulasan kel 8
 
puisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptxpuisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptx
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasi
 
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptx
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptxMateri Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptx
Materi Teks Tanggapan Pertemuan 1.pptx
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
 
Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)
 
Power point teks puisi
Power point teks puisiPower point teks puisi
Power point teks puisi
 
Presentasi puisi
Presentasi puisiPresentasi puisi
Presentasi puisi
 
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptx
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptxBAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptx
BAB 1 - Teks Laporan Hasil Observasi.pptx
 
Teks Prosedur Kelas VII.pdf
Teks Prosedur Kelas VII.pdfTeks Prosedur Kelas VII.pdf
Teks Prosedur Kelas VII.pdf
 
Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara Pengolahan Nilai Mata Pe...
Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara Pengolahan Nilai Mata Pe...Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara Pengolahan Nilai Mata Pe...
Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara Pengolahan Nilai Mata Pe...
 
Teks deskripsi
Teks deskripsiTeks deskripsi
Teks deskripsi
 

Destaque

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaUtami Trianti
 
Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuFirdika Arini
 
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, GurindamNita Sintari
 
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnyaPANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnyaNingrum Handayani
 
Multimedia interaktif sudah revisi riri
Multimedia interaktif sudah revisi ririMultimedia interaktif sudah revisi riri
Multimedia interaktif sudah revisi ririAktariaeka
 
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramaMenulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramasofyanania87
 
Bait-Bait Rindu di Idul Fitri
Bait-Bait Rindu di Idul FitriBait-Bait Rindu di Idul Fitri
Bait-Bait Rindu di Idul FitriSariana Csg
 
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiSlide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiElka Anggini
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farAbu Ja'far
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruMaman Nyamuk
 
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014ginanurulazhar
 
MATEMATIKA DAN CINTA
MATEMATIKA DAN CINTAMATEMATIKA DAN CINTA
MATEMATIKA DAN CINTAYunus Efendi
 

Destaque (20)

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
 
Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi Sekolahku
 
Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Puisi lama-2
Puisi lama-2Puisi lama-2
Puisi lama-2
 
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam
[Bahasa Indonesia] Syair, Puisi, Gurindam
 
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnyaPANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Multimedia interaktif sudah revisi riri
Multimedia interaktif sudah revisi ririMultimedia interaktif sudah revisi riri
Multimedia interaktif sudah revisi riri
 
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, iramaMenulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama
 
Bait-Bait Rindu di Idul Fitri
Bait-Bait Rindu di Idul FitriBait-Bait Rindu di Idul Fitri
Bait-Bait Rindu di Idul Fitri
 
Whatsapp
WhatsappWhatsapp
Whatsapp
 
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiSlide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
Bintan puisi
Bintan puisiBintan puisi
Bintan puisi
 
Puisi_b
Puisi_bPuisi_b
Puisi_b
 
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
 
MATEMATIKA DAN CINTA
MATEMATIKA DAN CINTAMATEMATIKA DAN CINTA
MATEMATIKA DAN CINTA
 
PUISI R.A KARTINI
PUISI R.A KARTINIPUISI R.A KARTINI
PUISI R.A KARTINI
 

Semelhante a Puisi

Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPKBMARRIZKY
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxRashaHuwaHasanun
 
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptx
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptxPPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptx
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptxppgrisayulianti00228
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfNikkaShrimp
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEEwekaeka78
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)Student
 
Akm Litersai Sastra.pptx
Akm Litersai Sastra.pptxAkm Litersai Sastra.pptx
Akm Litersai Sastra.pptxtentenpimpim
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraMila Wati
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indoTatu Adawiyah
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfGalehPramudianto
 

Semelhante a Puisi (20)

Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
 
Bmm3116
Bmm3116Bmm3116
Bmm3116
 
Pengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docxPengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docx
 
MATERI 3.7 TEKS PUISI .pdf
MATERI 3.7  TEKS PUISI .pdfMATERI 3.7  TEKS PUISI .pdf
MATERI 3.7 TEKS PUISI .pdf
 
PPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdfPPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdf
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Puisi Lama
Puisi Lama Puisi Lama
Puisi Lama
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
 
PUISI RAKYAT.pptx
PUISI RAKYAT.pptxPUISI RAKYAT.pptx
PUISI RAKYAT.pptx
 
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptx
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptxPPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptx
PPT PERTEMUAN 3 STRUKTUR PUISI peserta didik.pptx
 
Penulisan kreatif
Penulisan kreatifPenulisan kreatif
Penulisan kreatif
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
 
Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
 
Gazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesiaGazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesia
 
Akm Litersai Sastra.pptx
Akm Litersai Sastra.pptxAkm Litersai Sastra.pptx
Akm Litersai Sastra.pptx
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indo
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
 

Último

Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Último (20)

Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Puisi

  • 1. MAKALAH PUISI DI SUSUN OLEH : ARUM MAWARTI FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 2015/2016
  • 2. PENGERTIAN PUISI Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa- dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna.
  • 3. UNSUR – UNSUR PUISI 1. TIPOGRAFI 2. DIKSI 3. IMAJI 4. KATA KONGKRET 5. BAHASA FIGURATIF 6. VERIFIKASI UNSUR FISIK PUISI UNSUR BATIN PUISI 1. TEMA 2. RASA 3. NADA 4. AMANAT
  • 4. UNSUR FISIK PUISI TIPOGRAFI Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata- kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. DIKSI Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan , yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik) IMAJI Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. KATA KONGKRET Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll. BAHASA FIGURATIF Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. VERSIFIKASI Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutardji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
  • 5. UNSUR BATIN PUISI TEMA Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. RASA Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. NADA Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. AMANAT Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
  • 6. JENIS – JENIS PUISI PUISI LAMA Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : •Jumlah kata dalam 1 baris •Jumlah baris dalam 1 bait •Persajakan (rima) •Banyak suku kata tiap baris Irama. Ciri-ciri Puisi Lama a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis – jenis puisi lama : 1. Mantra 2. Pantun 3. Karmina 4. Seloka 5. Gurindam 6. Syair 7. Talibun
  • 7. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 1) Mantra Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Mantra merupakan salah satu jenis puisi yang paling tua. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat kepercayaan masyarakat setempat. Ciri-ciri mantra antara lain: •Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. •Bersifat lisan, sakti atau magis •Adanya perulangan •Metafora merupakan unsur penting •Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius •Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan Contoh : Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
  • 8. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 2) Pantun Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Ciri-ciri pantun antara lain: •Setiap bait terdiri 4 baris •Baris 1 dan 2 sebagai sampiran •Baris 3 dan 4 merupakan isi •Bersajak a – b – a – b •Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata •Berasal dari Melayu (Indonesia) Contoh : Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati
  • 9. 3) Karmina Karmina merupakan sebuah karya sastra pantun yang sangat kilat. Ciri-ciri karmina antara lain: •Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan. •Bersajak aa-aa, aa-bb •Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan. •Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi. •Semua baris diawali huruf capital. •Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik. •Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA Contoh : Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a)
  • 10. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 4) Seloka Seloka adalah karya sastra yang berbentuk sebuah pantun berkait yang terdiri atas beberapa jalinan bait . Ciri-ciri seloka •Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, •Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris. •Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan
  • 11. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 5) Gurindam Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Ciri-ciri gurindam antara lain: Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b ) Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
  • 12. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 6) Syair Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita. Ciri-ciri syair antara lain: Terdiri dari 4 baris Berirama aaaa Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair Contoh : Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
  • 13. JENIS – JENIS PUISI JENIS – JENIS PUISI LAMA 7) Talibun Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri talibun antara lain: Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d Contoh : Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu
  • 14. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri Puisi Baru: a) Bentuknya rapi, simetris; b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; d) Sebagian besar puisi empat seuntai; e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
  • 15. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU Puisi baru menurut isinya dibedakan menjadi 1. Balada 2. Himne 3. Ode 4. Epigram 5. Romance 6. Elegy 7. Satire Puisi baru dilihat dari bentuknya 1. Distikon 2. Tersina 3. Quatrain 4. Quint 5. Sextet 6. Septima 7. Oktaf
  • 16. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 1. Balada Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Ciri-ciri balada: Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing- masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh : Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “ Balada Matinya Seorang Pemberontak”
  • 17. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 2. Himne Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-ciri himne: Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an. Contoh :
  • 18. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 3. Ode Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Ciri-ciri ode: Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. Contoh :
  • 19. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 4. Epigram Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. Contoh : Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)
  • 20. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 5. Romance Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra Contoh : Cinta Sejak kehadiranmu hingga kini Ruang hatiku beraroma wangi Buaian bunga-bunga rindu menari Yang kau tinggalkan di hati Makin hari bersemi Tanpa layu senyum ini Tersirami cinta suci Darimu kekasih hati Jangan biarkan aku sendiri Kuhanya ingin memiliki Dirimu seutuhnya cinta sejati Menjadi harga mati tak tertawar lagi Andai ada pengganggu hati Hati ini tegas menghadapi Janganlah engkau ragu lagi hati ini milikmu abadi ~ Kahlil Gibran
  • 21. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 6) Elegi Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Ciri-ciri elegy: Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. Contoh : Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar)
  • 22. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut isinya : 7) Satire Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc) Contoh : Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (Rendra)
  • 23. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 1) Distikon Distikon sering disebut sajak dua seuntai, maksudnya terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya Ciri-ciri distikon: 2 baris; sajak 2 seuntai • Distikon (Greek: 2 baris) • Rima – aa–bb Contoh : Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
  • 24. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 2) Tersina Tersina sering disebut sajak tiga seuntai, maksudnya terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya. Ciri-ciri tersina : Tersina (Itali: 3 irama) Contoh : Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari Dari ; Madah Kelana Karya : Sanusi Pane
  • 25. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 3) Quatrain Quatrain adalah sajak empat seuntai yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Ciri-ciri quatrain : • Quatrain (Perancis: 4 baris) • Pada asalnya ada 4 rangkap • Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N. Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
  • 26. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 4) Quint Quint adalah sajak lima seuntai yang tiap baitnya terdiri atas lima baris Ciri-ciri Quint : Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap diterima umum sebagai Quint (perubahan ini dikatakan berpunca dari kesukaran penyair untuk membina rima /aaaaa/ Contoh : Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank)
  • 27. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 5) Sextet Sektet adalah sajak enam seuntai, tiap baitnya terdiri atas enam baris. Ciri-ciri Sextet : • sextet (latin: 6 baris) • Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’ • Rima akhir bebas Contoh : Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih)
  • 28. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 6) Septima Septima adalah sajak tujuh seuntai, tiap baitnya terdiri atas tujuh baris. Ciri-ciri Septima • septime (Latin: 7 baris) • Rima akhir bebas Contoh : Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Muhammad Yamin)
  • 29. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 7) Oktaf Oktaf adalah sajak delapan seuntai, maksudnya tiap bait terdiri atas delapan baris. Ciri-ciri Oktaf : • Oktaf (Latin: 8 baris) • Dikenali sebagai ‘double Quatrain’ Contoh : Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane)
  • 30. JENIS – JENIS PUISI PUISI BARU menurut bentuknya : 8) Soneta Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris Ciri-ciri Soneta : •Terdiri atas 14 baris •Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina •Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav. •Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet. •Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam •Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif. •Peralihan dari octav ke sextet disebut volta •Penambahan baris pada soneta disebut koda. •Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata •Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d. Contoh : Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin)