SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
Perencanaan Saluran




1. Aliran Melalui Penampang

   Aliran yang melalui suatu saluran haris direncanakan untuk tidak
   mengakibatkan erosi maupun tidak mengakibatkan endapan sedimen.
   Untuk itu perancang cukup menghitung ukuran-ukuran saluran dengan
   analisis hidraulika sehingga nantinya dapat memutuskan ukuran akhir
   berdasarkan efisiensi hidraulika dan mendapatkan ukuran penampang
   terbaik, praktis, dan ekonomis.

   1) Rumus Chezy

      Seperti yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran melalui
      saluran terbuka hanya dapat dilakukan menggunakan rumus-rumus
      empiris, karena adanya banyak variabel yang berubah-ubah. Untuk itu
      berikut ini disampaikan rumus-rumus empiris yang banyak digunakan
      untuk merencanakan suatu saluran terbuka.

      Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran
      terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding
      saluran, dan akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja
      pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam aliran seragam, komponen
      gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan tahanan geser,
      dimana tahan geser ini tegantung pada kecepatan aliran. Setelah melalui
      beberapa penurunan rumus, akan didapatkan persamaan umum:

                                           U = C RS                    (2.1)

      dimana:
      U         =     kecepatan aliran (m/det)
      R         =     jari-jari hidraulik (m)
      S         =     kemiringan dasar saluran
      C         =     koefisien Chezy


Modul Perencanaan Bangunan Air                                         II - 1
Perencanaan Saluran



      Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy dari
      rumus umum tersebut yang tergantung dari bentuk tampang lintang,
      bahan dinding saluran, dan kecepatan aliran. Untuk itu dapat ditinjau
      beberapa rumus yang banyak digunakan.

      a) Rumus Manning

          Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini:

                                                1 1   6
                                           C=     R                        (2.2)
                                                n

          Sehingga rumus kecepatan aliran menjadi:

                                                1 2 3 12
                                           U=     R S                      (2.3)
                                                n

          Dimana n merupakan koefisien Manning yang merupakan fungsi dari
          bahan dinding saluran. Harga koefisien Manning adalah sebagai
          berikut:

                              Tabel 2.1. Harga Koefisien Manning

                                   Bahan                    Koefisien Manning
                                                                    n
             Besi tuang dilapis                                    0,014
             Kaca                                                  0,010
             Saluran beton                                         0,013
             Bata dilapis Mortar                                   0,015
             Pasangan batu disemen                                 0,025
             Saluran tanah bersih                                  0,022
             Saluran tanah                                         0,030
             Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput           0,040
             Saluran pada galian batu padas                        0,040




Modul Perencanaan Bangunan Air                                             II - 2
Perencanaan Saluran



      b) Rumus Strickler

          Untuk permukaan saluran dengan material yang tidak koheren,
          koefisien Strickler (ks) diberikan oleh rumus berikut:

                                                               1
                                          1    ⎛ R ⎞               6

                                               ⎜d ⎟
                                     k s = = 26⎜    ⎟                       (2.4)
                                          n    ⎝ 35 ⎠

          Dengan R adalah jari-jari hidraulik, dan d35 adalah diameter (dalam
          meter) yang berhubugan dengan 35% berat dari material dengan
          diameter yang lebih besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut,
          maka rumus kecepatan aliran menjadi:

                                                  2    1
                                        U = ks R 3 S       2
                                                                            (2.5)

      Contoh Soal:

      Saluran terbuka berbentuk segi empat terbuat dari pasangan batu
      disemen (n=0,025) mempunyai lebar 10 m dan kedalaman air 3 m.
      Apabila kemiringan dasar saluran adalah 0,00015, hitung debit aliran.

      Penyelesaian




                                                                       3m



                                           10 m


      Luas tampang basah:
      A = Bxh
          = 10 x 3 = 30 m
      Keliling basah:
      P = B + 2h
          = 10 + 2 x 3 = 16 m




Modul Perencanaan Bangunan Air                                              II - 3
Perencanaan Saluran



      Jari-jari hidraulis:
          A
       R=
          P
          30
       R=    = 1,875m
          16
      Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus Manning:
      Q = A.V
            1 2 1
      Q = A. R 3 S 2
            n
                1        2         1
      Q = 30.       1,875 3 0,00015 2 = 22,347 m3 / det
              0,025

   b. Debit Maksimum

      Untuk menentukan debit maksimum dengan energi spesifik konstan
      adalah menggunakan persaman energi spesifik:

                                                    Q2
                                     E = y+
                                                   2gA 2

      Sehingga dapat diubah menjadi:

                                   Q = 2 g A(Es − y )
                                                             1
                                                                 2                      (2.6)

      Dengan menurunkan pesamaan tersebut, akan didapatkan suatu debit
      maksimum untuk energi spesifik konstan yang terjadi pada kedalaman
      kritik sebagai berikut:

                                                Dc
                                         yc +      = Es                                 (2.7)
                                                2

   c. Kemiringan Kritik Dasar Saluran

      Kemiringan kritik Sc adalah kemiringan dasar saluran yang diperlukan
      untuk menghasilkan aliran seragam di dalam saluran pada kedalaman
      kritik.   Kemiringan      kritik      dasar         saluran    ini   didapatkan     dari
      menggabungkan rumus Manning dari Persamaan (2.3):




Modul Perencanaan Bangunan Air                                                          II - 4
Perencanaan Saluran



                                          1 2 3 12
                                   U=       R S
                                          n

      Dengan kecepatan kritik:

                                   U c = gDc                                (2.8)

      Pada kondisi tersebut R=Rc dan S=Sc, sehingga rumus Manning
      menjadi:

                                          gDc n 2
                                   Sc =        4
                                                                            (2.9)
                                           Rc 3

      Untuk saluran lebar Rc=yc=Dc, sehingga:

                                          gn 2
                                   Sc =    1
                                                                          (2.10)
                                          yc 2

      Apabila aliran seragam terjadi pada saluran dengan kemiringan dasar
      lebih besar dari kemiringan kritik (S0 > Sc), maka aliran adalah super
      kritik, dan kemiringan dasar disebut curam. Tapi apabila kemiringan
      dasar lebih kecil dari kemiringan kritik (S0 < Sc), maka aliran yang terjadi
      adalah sub kritik, dan kemiringan disebut landai (mild).

      Contoh Soal:

      Saluran dengan lebar 5 m mengalirkan air dengan debit 15 m3/det.
      Tentukan kedalaman air apabila energi spesifiknya minimum (kedalaman
      kritis), dan kecepatan kritisnya.

      Penyelesaian:

      Debit tiap satuan lebar:

            Q 15
       q=    =   = 3m3 / d / m
            B 5




Modul Perencanaan Bangunan Air                                              II - 5
Perencanaan Saluran



      Kedalaman air`kritis:

                q 2 3 32
       yc = 3      =       = 0,972m
                g     9,81

      Kecepatan kritis:

              q    3
       vc =     =      = 3,087m / det
              yc 0,972

2. Tampang Ekonomis

   Suatu tampang lintang saluran akan menghasilkan debit maksimum bila nilai
   R = A/P maksimum atau keliling basah P minimum, sehingga untuk debit
   tertentu, luas tampang lintang akan minimum (ekonomis) bila saluran
   memiliki nilai R maksimum atau P minimum. Untuk luas tampang saluran
   yang sama, penampang setengah lingkaran merupakan penampang yang
   paling efisien.

   Prinsip saluran tampang ekonomis hanya berlaku untuk desain saluran yang
   tahan terhadap erosi, sedangkan untuk saluran yang mudah tererosi, dalam
   mendesain saluran yang efisien harus mempertimbangkan gaya tarik yang
   terjadi.

   Beberapa tipe bentuk saluran ekonomis dan karakteristiknya diberikan pada
   Tabel 2.2.




Modul Perencanaan Bangunan Air                                        II - 6
Perencanaan Saluran



                        Tabel 2.2. Penampang saluran ekonomis

    Penampang               Luas        Keliling       Jari-jari        Lebar         Kedalaman    Faktor
     melintang                          basah          hidraulik       puncak          hidraulik penampang
                                A               P              R            T                D              Z
Trapesium,
setengah bagian                  3y 2           2 3y           1 y      4        3y     3 y                3 y 2,5
segi enam                                                       2           3            4                  2

Persegi panjang,                                           1 y
setengah bagian                 2 y2            4y          2               2y               y             2 y 2,5
bujur sangkar
Segitiga, setengah                                                                                          2 2,5
bagian bujur                    y2          2 2y       1       2y           2y           1 y                 y
                                                           4                              2                2
sangkar
                            π                                                           π              π
                                y2                         1                2y               y              y 2,5
Setengah
                            2                   πy             2
                                                                   y                     4             4
lingkaran
                        4        2 y2   8        2y        1 y          2 2y           2 y         8        3 y 2,5
Parabola                    3               3               2                           3              9
Lengkung
hidrostatis             1,39586 y 2 2,9836 y 0 , 46784 y 1,917532 y                    0,72795 y   1,19093 y 2,5

   Sumber: Chow, 1992


   Contoh soal:

   Hitung dimensi saluran ekonomis berbentuk trapesium dengan kemiringan
   tebing 1 (horisontal) : 2 (vertikal) untuk melewatkan debit 40 m3/d dengan
   kecepatan rata-rata 0,8 m/d. Berapakah kemiringan dasar saluran apabila
   koefisien Chezy C = 50 m1/2/d.

   Penyelesaian:

   Luas tampang aliran:                                               1
                                                                                             y
                                                                    m=0,5
   A = 3y 2                                                                             B

   Luas tampang aliran dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas:

        Q 40
   A=    =    = 50m 2
        V 0,8

   Sehingga didapatkan:



Modul Perencanaan Bangunan Air                                                                     II - 7
Perencanaan Saluran



          A
   y=        = 5,37m
           3

   Luas trapesium:

   A = (B + my ) y

   Sehingga lebar dasar saluran:

        A         50
   B=     − my =      − 0,5.5,37 = 6,63m
        y        5,37

   Menghitung kemiringan dasar saluran.

   Untuk tampang ekonomis:

        y 5,37
   R=     =    = 2,685m
        2   2

   Kemiringan dasar saluran dihitung dengan menggunakan rumus Chezy:

   U = C RS
   0,8 = 50 2,685.S
   S = 9,534.10− 5

3. Penentuan Ukuran Penampang

   Tata cara untuk menentukan ukuran suatu penampang saluran adalah
   sebagai berikut:

   a. Mengumpulkan segala informasi dan data yang tersedia, kemudian
      menaksir nilai n berdasarkan kriteria material dinding saluran, sedangkan
      nilai S ditentukan berdasarkan kriteria kegunaan saluran dan kecepatan
      maksimum dan minimum sehingga tidak mengakibatkan erosi maupun
      sedimentasi pada saluran.

                               2
                                   3
   b. Faktor penampang AR              dihitung dengan persamaan:

                                             2           nQ
                                        AR       3
                                                     =                 (2.11)
                                                          S


Modul Perencanaan Bangunan Air                                           II - 8
Perencanaan Saluran



   c. Bila terdapat ukuran-ukuran dari suatu penampang yang belum
      diketahui, misalnya B, maka nilai-nilai tersebut ditaksir, sehingga dapat
      diperoleh kombinasi ukuran penampang, sehingga nantinya ukuran
      akhirnya akan ditetapkan berdasarkan efisiensi hidraulik dan segi
      praktisnya.

   d. Kecepatan minimum yang ditentukan diperiksa, terutama untuk air yang
      mengandung lanau.

   e. Tambahkan jagaan seperlunya terhadap kedalaman dari penampang
      saluran.

4. Kecepatan Maksimum yang Diizinkan

   Kecepatan maksimum yang diijinkan adalah kecepatan yang tidak akan
   menimbulkan erosi pada tubuh saluran (nonerodible velocity). Besarnya
   kecepatan ini sangat tidak menentu dan bervariasi. Namun secara umum,
   saluran yang telah lama dan telah mengalami pergantian musim akan
   mampu menerima kecepatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan
   saluran yang baru, oleh karena dasar saluran yang lama telah lebih stabil.
   Untuk kondisi yang sama, saluran yang lebih dalam akan mampu menahan
   kecepatan rerata yang lebih besar tanpa menimbulkan erosi. Tabel 2.3
   memberikan kecepatan maksimum yang diijinkan disaluran menurut
   beberapa hasil penelitian.




Modul Perencanaan Bangunan Air                                           II - 9
Perencanaan Saluran



        Tabel 2.3. Kecepatan Maksimum yang diijinkan menurut Fortier dan Scobey
                   (Untuk Saluran lama, lurus, dengan kemiringan kecil)

                                                                              Air mengandung
                     Bahan                        n           Air Jernih        koloida lanau
                                                             v          v        v          v
                                                         (ft/sec) (m/det)    (ft/sec) (m/det)
Pasir halus, koloida                             0.020     1.50       0.46     2.50       0.76
Lanau berpasir, bukan koloida                    0.020     1.75       0.53     2.50       0.76
Lanau bukan koloida                              0.020     2.00       0.61     3.00       0.91
Lanau aluvial, bukan koloida                     0.020     2.00       0.61     3.50       1.07
Lanau kaku biasa                                 0.020     2.50       0.76     3.50       1.07
Debu vulkanis                                    0.020     2.50       0.76     3.50       1.07
Lempung teguh, koloida kuat                      0.025     3.75       1.14     5.00       1.52
Lanau aluvial, koloida                           0.025     3.75       1.14     5.00       1.52
Serpih dan diulangkan keras                      0.025     6.00       1.83     6.00       1.83
Kerikil halus                                    0.020     2.50       0.76     5.00       1.52
Lanau bergradasi sampai kerakal, bukan koloida   0.030     3.75       1.14     5.00       1.52
Lanau bergradasi sampai kerakal, koloida         0.030     4.00       1.22     5.50       1.68
Kerikil kasar, bukan koloida                     0.025     4.00       1.22     6.00       1.83
Kerakal dan batuan bulat                         0.035     5.00       1.52     5.50       1.68



      Prosedur perhitungan kecepatan yang diizinkan adalah sebagai berikut:

      a. Menentukan nilai n berdasarkan jenis bahan dinding saluran, dan
          menentukan kemiringan dinding saluran, dan kecepatan maksimum yang
          diijinkan berdasarkan Tabel 2.3.

      b. Menghitung jari-jari hidraulik R dengan menggunakan rumus Manning.

      c. Menghitung luas basah dengan debit yang diketahui dan kecepatan yang

          diijinkan menggunakan persamaan A = Q .
                                               V

      d. Menghitung keliling basah dengan menggunakan persamaan P = A .
                                                                     R

      e. Tambahkan jagaan seperlunya, dan mempertimbangkan kepraktisan
          dalam pembuatan saluran.




  Modul Perencanaan Bangunan Air                                                     II - 10

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode CrossAnalisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode CrossArdia Tiara R
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-iiHaqie Sipil
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airinfosanitasi
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 

Mais procurados (20)

Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode CrossAnalisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
Sni tiang pancang
Sni tiang pancangSni tiang pancang
Sni tiang pancang
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 

Destaque

Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205silksady
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkDedi Kusnadi Kalsim
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambangheny novi
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSiti Tamara
 
Sistem penyaliran tambang
Sistem penyaliran tambangSistem penyaliran tambang
Sistem penyaliran tambangHadi Kennedy
 
Contoh Soal Matematika Terapan
Contoh Soal Matematika TerapanContoh Soal Matematika Terapan
Contoh Soal Matematika TerapanRelein Januarsie
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja bakti
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja baktiContoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja bakti
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja baktiRaynaldsantika
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airIren Doke
 

Destaque (18)

Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
Sipil ichwan
Sipil ichwanSipil ichwan
Sipil ichwan
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
 
Sistem penyaliran tambang
Sistem penyaliran tambangSistem penyaliran tambang
Sistem penyaliran tambang
 
drainase kota tugas
drainase kota tugasdrainase kota tugas
drainase kota tugas
 
Contoh Soal Matematika Terapan
Contoh Soal Matematika TerapanContoh Soal Matematika Terapan
Contoh Soal Matematika Terapan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja bakti
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja baktiContoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja bakti
Contoh Laporan pertanggungjawaban kegiatan kerja bakti
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Mekanika fluida
Mekanika fluidaMekanika fluida
Mekanika fluida
 
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 

Semelhante a Bab ii-perencanaan-saluran

Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptxSudrajatDadan
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfAswar Amiruddin
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanwong949618676
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfAswar Amiruddin
 
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisSoal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisRenny Aniwarna
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan okalam luas
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfAswar Amiruddin
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem ujiIvAn AQuin
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptAnnasrielGamer
 
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Fitri Immawati
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2Sulistiyo Wibowo
 

Semelhante a Bab ii-perencanaan-saluran (20)

Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
 
teori relativitas
teori relativitasteori relativitas
teori relativitas
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida DinamisSoal dan Pembahasan Fluida Dinamis
Soal dan Pembahasan Fluida Dinamis
 
2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan ok
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
 
Soal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN FisikaSoal SNMPTN Fisika
Soal SNMPTN Fisika
 
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Sma -fisika_2007
Sma  -fisika_2007Sma  -fisika_2007
Sma -fisika_2007
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
 

Mais de Ade Rohima

Pengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meterPengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meterAde Rohima
 
Buku data cikarang cipari
Buku data cikarang cipariBuku data cikarang cipari
Buku data cikarang cipariAde Rohima
 
Curah hujan inventarisasi
Curah hujan inventarisasiCurah hujan inventarisasi
Curah hujan inventarisasiAde Rohima
 
Skema jaringan
Skema jaringanSkema jaringan
Skema jaringanAde Rohima
 
2005 curah hujan tahunan
2005 curah hujan tahunan2005 curah hujan tahunan
2005 curah hujan tahunanAde Rohima
 
Istilah bidang pengairan
Istilah bidang pengairanIstilah bidang pengairan
Istilah bidang pengairanAde Rohima
 
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasi
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasiOrganisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasi
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasiAde Rohima
 
Gambar sket mutual check 0%
Gambar sket mutual check 0%Gambar sket mutual check 0%
Gambar sket mutual check 0%Ade Rohima
 
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)Ade Rohima
 
Perhitungan alat
Perhitungan alatPerhitungan alat
Perhitungan alatAde Rohima
 

Mais de Ade Rohima (11)

Pengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meterPengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meter
 
Buku data cikarang cipari
Buku data cikarang cipariBuku data cikarang cipari
Buku data cikarang cipari
 
Curah hujan inventarisasi
Curah hujan inventarisasiCurah hujan inventarisasi
Curah hujan inventarisasi
 
Skema jaringan
Skema jaringanSkema jaringan
Skema jaringan
 
2005 curah hujan tahunan
2005 curah hujan tahunan2005 curah hujan tahunan
2005 curah hujan tahunan
 
Adart
AdartAdart
Adart
 
Istilah bidang pengairan
Istilah bidang pengairanIstilah bidang pengairan
Istilah bidang pengairan
 
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasi
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasiOrganisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasi
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasi
 
Gambar sket mutual check 0%
Gambar sket mutual check 0%Gambar sket mutual check 0%
Gambar sket mutual check 0%
 
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)
 
Perhitungan alat
Perhitungan alatPerhitungan alat
Perhitungan alat
 

Bab ii-perencanaan-saluran

  • 1. Perencanaan Saluran 1. Aliran Melalui Penampang Aliran yang melalui suatu saluran haris direncanakan untuk tidak mengakibatkan erosi maupun tidak mengakibatkan endapan sedimen. Untuk itu perancang cukup menghitung ukuran-ukuran saluran dengan analisis hidraulika sehingga nantinya dapat memutuskan ukuran akhir berdasarkan efisiensi hidraulika dan mendapatkan ukuran penampang terbaik, praktis, dan ekonomis. 1) Rumus Chezy Seperti yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran melalui saluran terbuka hanya dapat dilakukan menggunakan rumus-rumus empiris, karena adanya banyak variabel yang berubah-ubah. Untuk itu berikut ini disampaikan rumus-rumus empiris yang banyak digunakan untuk merencanakan suatu saluran terbuka. Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding saluran, dan akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan tahanan geser, dimana tahan geser ini tegantung pada kecepatan aliran. Setelah melalui beberapa penurunan rumus, akan didapatkan persamaan umum: U = C RS (2.1) dimana: U = kecepatan aliran (m/det) R = jari-jari hidraulik (m) S = kemiringan dasar saluran C = koefisien Chezy Modul Perencanaan Bangunan Air II - 1
  • 2. Perencanaan Saluran Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy dari rumus umum tersebut yang tergantung dari bentuk tampang lintang, bahan dinding saluran, dan kecepatan aliran. Untuk itu dapat ditinjau beberapa rumus yang banyak digunakan. a) Rumus Manning Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini: 1 1 6 C= R (2.2) n Sehingga rumus kecepatan aliran menjadi: 1 2 3 12 U= R S (2.3) n Dimana n merupakan koefisien Manning yang merupakan fungsi dari bahan dinding saluran. Harga koefisien Manning adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Harga Koefisien Manning Bahan Koefisien Manning n Besi tuang dilapis 0,014 Kaca 0,010 Saluran beton 0,013 Bata dilapis Mortar 0,015 Pasangan batu disemen 0,025 Saluran tanah bersih 0,022 Saluran tanah 0,030 Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,040 Saluran pada galian batu padas 0,040 Modul Perencanaan Bangunan Air II - 2
  • 3. Perencanaan Saluran b) Rumus Strickler Untuk permukaan saluran dengan material yang tidak koheren, koefisien Strickler (ks) diberikan oleh rumus berikut: 1 1 ⎛ R ⎞ 6 ⎜d ⎟ k s = = 26⎜ ⎟ (2.4) n ⎝ 35 ⎠ Dengan R adalah jari-jari hidraulik, dan d35 adalah diameter (dalam meter) yang berhubugan dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut, maka rumus kecepatan aliran menjadi: 2 1 U = ks R 3 S 2 (2.5) Contoh Soal: Saluran terbuka berbentuk segi empat terbuat dari pasangan batu disemen (n=0,025) mempunyai lebar 10 m dan kedalaman air 3 m. Apabila kemiringan dasar saluran adalah 0,00015, hitung debit aliran. Penyelesaian 3m 10 m Luas tampang basah: A = Bxh = 10 x 3 = 30 m Keliling basah: P = B + 2h = 10 + 2 x 3 = 16 m Modul Perencanaan Bangunan Air II - 3
  • 4. Perencanaan Saluran Jari-jari hidraulis: A R= P 30 R= = 1,875m 16 Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus Manning: Q = A.V 1 2 1 Q = A. R 3 S 2 n 1 2 1 Q = 30. 1,875 3 0,00015 2 = 22,347 m3 / det 0,025 b. Debit Maksimum Untuk menentukan debit maksimum dengan energi spesifik konstan adalah menggunakan persaman energi spesifik: Q2 E = y+ 2gA 2 Sehingga dapat diubah menjadi: Q = 2 g A(Es − y ) 1 2 (2.6) Dengan menurunkan pesamaan tersebut, akan didapatkan suatu debit maksimum untuk energi spesifik konstan yang terjadi pada kedalaman kritik sebagai berikut: Dc yc + = Es (2.7) 2 c. Kemiringan Kritik Dasar Saluran Kemiringan kritik Sc adalah kemiringan dasar saluran yang diperlukan untuk menghasilkan aliran seragam di dalam saluran pada kedalaman kritik. Kemiringan kritik dasar saluran ini didapatkan dari menggabungkan rumus Manning dari Persamaan (2.3): Modul Perencanaan Bangunan Air II - 4
  • 5. Perencanaan Saluran 1 2 3 12 U= R S n Dengan kecepatan kritik: U c = gDc (2.8) Pada kondisi tersebut R=Rc dan S=Sc, sehingga rumus Manning menjadi: gDc n 2 Sc = 4 (2.9) Rc 3 Untuk saluran lebar Rc=yc=Dc, sehingga: gn 2 Sc = 1 (2.10) yc 2 Apabila aliran seragam terjadi pada saluran dengan kemiringan dasar lebih besar dari kemiringan kritik (S0 > Sc), maka aliran adalah super kritik, dan kemiringan dasar disebut curam. Tapi apabila kemiringan dasar lebih kecil dari kemiringan kritik (S0 < Sc), maka aliran yang terjadi adalah sub kritik, dan kemiringan disebut landai (mild). Contoh Soal: Saluran dengan lebar 5 m mengalirkan air dengan debit 15 m3/det. Tentukan kedalaman air apabila energi spesifiknya minimum (kedalaman kritis), dan kecepatan kritisnya. Penyelesaian: Debit tiap satuan lebar: Q 15 q= = = 3m3 / d / m B 5 Modul Perencanaan Bangunan Air II - 5
  • 6. Perencanaan Saluran Kedalaman air`kritis: q 2 3 32 yc = 3 = = 0,972m g 9,81 Kecepatan kritis: q 3 vc = = = 3,087m / det yc 0,972 2. Tampang Ekonomis Suatu tampang lintang saluran akan menghasilkan debit maksimum bila nilai R = A/P maksimum atau keliling basah P minimum, sehingga untuk debit tertentu, luas tampang lintang akan minimum (ekonomis) bila saluran memiliki nilai R maksimum atau P minimum. Untuk luas tampang saluran yang sama, penampang setengah lingkaran merupakan penampang yang paling efisien. Prinsip saluran tampang ekonomis hanya berlaku untuk desain saluran yang tahan terhadap erosi, sedangkan untuk saluran yang mudah tererosi, dalam mendesain saluran yang efisien harus mempertimbangkan gaya tarik yang terjadi. Beberapa tipe bentuk saluran ekonomis dan karakteristiknya diberikan pada Tabel 2.2. Modul Perencanaan Bangunan Air II - 6
  • 7. Perencanaan Saluran Tabel 2.2. Penampang saluran ekonomis Penampang Luas Keliling Jari-jari Lebar Kedalaman Faktor melintang basah hidraulik puncak hidraulik penampang A P R T D Z Trapesium, setengah bagian 3y 2 2 3y 1 y 4 3y 3 y 3 y 2,5 segi enam 2 3 4 2 Persegi panjang, 1 y setengah bagian 2 y2 4y 2 2y y 2 y 2,5 bujur sangkar Segitiga, setengah 2 2,5 bagian bujur y2 2 2y 1 2y 2y 1 y y 4 2 2 sangkar π π π y2 1 2y y y 2,5 Setengah 2 πy 2 y 4 4 lingkaran 4 2 y2 8 2y 1 y 2 2y 2 y 8 3 y 2,5 Parabola 3 3 2 3 9 Lengkung hidrostatis 1,39586 y 2 2,9836 y 0 , 46784 y 1,917532 y 0,72795 y 1,19093 y 2,5 Sumber: Chow, 1992 Contoh soal: Hitung dimensi saluran ekonomis berbentuk trapesium dengan kemiringan tebing 1 (horisontal) : 2 (vertikal) untuk melewatkan debit 40 m3/d dengan kecepatan rata-rata 0,8 m/d. Berapakah kemiringan dasar saluran apabila koefisien Chezy C = 50 m1/2/d. Penyelesaian: Luas tampang aliran: 1 y m=0,5 A = 3y 2 B Luas tampang aliran dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas: Q 40 A= = = 50m 2 V 0,8 Sehingga didapatkan: Modul Perencanaan Bangunan Air II - 7
  • 8. Perencanaan Saluran A y= = 5,37m 3 Luas trapesium: A = (B + my ) y Sehingga lebar dasar saluran: A 50 B= − my = − 0,5.5,37 = 6,63m y 5,37 Menghitung kemiringan dasar saluran. Untuk tampang ekonomis: y 5,37 R= = = 2,685m 2 2 Kemiringan dasar saluran dihitung dengan menggunakan rumus Chezy: U = C RS 0,8 = 50 2,685.S S = 9,534.10− 5 3. Penentuan Ukuran Penampang Tata cara untuk menentukan ukuran suatu penampang saluran adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan segala informasi dan data yang tersedia, kemudian menaksir nilai n berdasarkan kriteria material dinding saluran, sedangkan nilai S ditentukan berdasarkan kriteria kegunaan saluran dan kecepatan maksimum dan minimum sehingga tidak mengakibatkan erosi maupun sedimentasi pada saluran. 2 3 b. Faktor penampang AR dihitung dengan persamaan: 2 nQ AR 3 = (2.11) S Modul Perencanaan Bangunan Air II - 8
  • 9. Perencanaan Saluran c. Bila terdapat ukuran-ukuran dari suatu penampang yang belum diketahui, misalnya B, maka nilai-nilai tersebut ditaksir, sehingga dapat diperoleh kombinasi ukuran penampang, sehingga nantinya ukuran akhirnya akan ditetapkan berdasarkan efisiensi hidraulik dan segi praktisnya. d. Kecepatan minimum yang ditentukan diperiksa, terutama untuk air yang mengandung lanau. e. Tambahkan jagaan seperlunya terhadap kedalaman dari penampang saluran. 4. Kecepatan Maksimum yang Diizinkan Kecepatan maksimum yang diijinkan adalah kecepatan yang tidak akan menimbulkan erosi pada tubuh saluran (nonerodible velocity). Besarnya kecepatan ini sangat tidak menentu dan bervariasi. Namun secara umum, saluran yang telah lama dan telah mengalami pergantian musim akan mampu menerima kecepatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan saluran yang baru, oleh karena dasar saluran yang lama telah lebih stabil. Untuk kondisi yang sama, saluran yang lebih dalam akan mampu menahan kecepatan rerata yang lebih besar tanpa menimbulkan erosi. Tabel 2.3 memberikan kecepatan maksimum yang diijinkan disaluran menurut beberapa hasil penelitian. Modul Perencanaan Bangunan Air II - 9
  • 10. Perencanaan Saluran Tabel 2.3. Kecepatan Maksimum yang diijinkan menurut Fortier dan Scobey (Untuk Saluran lama, lurus, dengan kemiringan kecil) Air mengandung Bahan n Air Jernih koloida lanau v v v v (ft/sec) (m/det) (ft/sec) (m/det) Pasir halus, koloida 0.020 1.50 0.46 2.50 0.76 Lanau berpasir, bukan koloida 0.020 1.75 0.53 2.50 0.76 Lanau bukan koloida 0.020 2.00 0.61 3.00 0.91 Lanau aluvial, bukan koloida 0.020 2.00 0.61 3.50 1.07 Lanau kaku biasa 0.020 2.50 0.76 3.50 1.07 Debu vulkanis 0.020 2.50 0.76 3.50 1.07 Lempung teguh, koloida kuat 0.025 3.75 1.14 5.00 1.52 Lanau aluvial, koloida 0.025 3.75 1.14 5.00 1.52 Serpih dan diulangkan keras 0.025 6.00 1.83 6.00 1.83 Kerikil halus 0.020 2.50 0.76 5.00 1.52 Lanau bergradasi sampai kerakal, bukan koloida 0.030 3.75 1.14 5.00 1.52 Lanau bergradasi sampai kerakal, koloida 0.030 4.00 1.22 5.50 1.68 Kerikil kasar, bukan koloida 0.025 4.00 1.22 6.00 1.83 Kerakal dan batuan bulat 0.035 5.00 1.52 5.50 1.68 Prosedur perhitungan kecepatan yang diizinkan adalah sebagai berikut: a. Menentukan nilai n berdasarkan jenis bahan dinding saluran, dan menentukan kemiringan dinding saluran, dan kecepatan maksimum yang diijinkan berdasarkan Tabel 2.3. b. Menghitung jari-jari hidraulik R dengan menggunakan rumus Manning. c. Menghitung luas basah dengan debit yang diketahui dan kecepatan yang diijinkan menggunakan persamaan A = Q . V d. Menghitung keliling basah dengan menggunakan persamaan P = A . R e. Tambahkan jagaan seperlunya, dan mempertimbangkan kepraktisan dalam pembuatan saluran. Modul Perencanaan Bangunan Air II - 10