1. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di SMK 1 Yayasan Perguruan
Bandung Medan kelas XII semester 1 tahun Pelajaran 2010/2011
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK 1 Yayasan Perguruan
Bandung Medan yang terdiri dari 30 orang.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
polinomial menggunakan
Model Olimpiade Matematika di kelas XII SMK 1 Yayasan
Perguruan Bandung Medan.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). yang
bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari materi
polinomial dan usaha untuk mengatasi kesulitan tersebut agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
D. Prosedur Penelitian
Untuk langkah pertama adalah membuat tes, kemudian memberikan tes tersebut
kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap matematika,
khususnya pada materi polinomial. Dari hasil tes ini dapat dilihat kemampuan siswa terhadap
materi polinomial. Selain itu dapat diketahui siswa yang kurang memahami materi
polionomial. Sesuai dengan refleksi awal tersebut maka dilaksanakanlah tindakan kelas.
2. Prosedur tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Dalam satu siklus terdiri atas empat
tahapan, antara lain :
1) Perencanaan tindakan
2) Pelaksanaan tindakan
3) Observasi, Analisis data dan evaluasi
4) Refleksi
5) Pelaksanaan tindak lanjut.
Lebih jelasnya prosedur tindakan kelas ini adalah :
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yaitu sebagai
berikut :
a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b.
Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas kelas ketika pembelajaran
berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan kegiatan mengajar,
dimana peneliti yang bertindak sebagai guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan
merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari skenario pembelajaran yang telah
dirancang. Pada akhir tindakan kepada siswa diberikan tes untuk melihat hasil yang
dicapai oleh siswa setelah pemberian tindakan.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi yang dimaksud adalah tahap pengamatan yang dilakukan saat
bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, gunanya untuk mengamati aktivitas
belajar mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan oleh guru mata pelajaran
matematika kelas XII Yayasan Perguruan Bandung Medan.
4. Tahap Refleksi
3. Hasil yang didapat dari tes akhir dan observasi dikumpulkan dan dianalisis sehingga
diperoleh kesimpulan dari tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian
digunakan sebagai dasar untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya.
Berikut ini adalah gambar prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan kelas
Alternatif
Pemecahan
(Rencana Tindakan)
I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Analisis Data I
Observasi
Belum
terselesaikan
Alternatif
Pemecahan
(Rencana Tindakan)
II
Pelaksanaan
Tindakan II
Analisis Data II
Observasi II
Permasalahan
Selesai
Selesai
Refleksi II
Belum
terselesaikan
Siklus I
Siklus II
Siklus Selanjutnya
Model Kemmis dan Taggart
Keterangan Gambar:
Siklus I
a. Permasalahan
Masalah yang diduga oleh peneliti dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang
kurang paham mengenai materi polinomial. Hal ini diketahui dari tes awal yang
diberikan.
b. Alternatif Pemecahan Masalah
4. Dari masalah yang ditemukan di atas, dirancang alternatif pemecahan masalah yaitu
dengan menggunakan pengajaran Model Olimpiade Matematika. Berdasarkan
alternatif pemecahan tersebut diharapkan siswa dapat belajar dalam keadaan nyaman.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pemberian tindakan dilaksanakan dengan melakukan kegiatan
mengajar, dimana peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan yang dilakukan
merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program pengajaran yang telah
disusun. Pada akhir tindakan kepada siswa diberikan tes akhir untuk melihat hasil
yang dicapai oleh siswa setelah tindakan dilakukan.
d. Observasi
Pada tahap ini guru matematika kelas XII SMK I Yayasan Perguruan Bandung Medan
mengobservasi peneliti yang bertindak sebagai guru, dengan tujuan untuk melihat
apakah kondisi belajar mengajar di kelas sudah berjalan sesuai dengan skenario
pengajaran.
e. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil obsevasi kemudian dianalisis melalui tiga
tahap, yaitu : reduksi data, paparan data dan menarik kesimpulan.
f. Refleksi
Tahap ini dilakukan untuk menganalisa data dan memberikan makna terhadap data
yang diperoleh dan menarik kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil
refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap perencanaan pada siklus II.
Siklus II
Bila hasil perbaikan yang diharapkan pada siklus I masih kurang, maka tindakan
dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II diadakan perencanaan kembali dengan mengacu
pada hasil refleksi pada siklus pertama. Siklus ke II ini merupakan kesatuan dari kegiatan
5. perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi serta refleksi seperti yang dilakukan pada siklus
I.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini adalah tes/angket, wawancara, serta observasi.
1. Tes/angket
Angket adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Menurut
Arikunto angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud
agar orang yang diberi pertanyaan tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan
permintaan pengguna1.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berstruktur. Maksudnya tes
tersebut disusun dengan pertanyaan yang tegas, terbatas, konkret dan tidak menuntut jawaban
yang berupa pertanyaan sehingga responden hanya tinggal mengisi jawaban yang tersedia.
Tes disusun berdasarkan indikator-indikator
pada materi polinomial. Responden
hanya menjawab salah satu alternatif jawaban yang sesuai menurut pendapatnya. Dari tes ini
akan diketahui bagaimana minat siswa terhadap olimpiade matematika. Sebelum tes
digunakan untuk mengambil data penelitian, maka terlebih dahulu diujicobakan di luar
sampel untuk melihat validitas dan reliabilitas tes tersebut.
a. Validitas Tes
Untuk menghitung Validitas tes digunakan rumus korelasi product moment angka
kasar2, yaitu:
N
rxy
N
X2
XY
X
X
2
N
Y
Y2
Y
2
Keterangan:
1
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.136.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
72-75.
6. Rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total butir soal
N
= Jumlah sampel
Setelah dilakukan perhitungan validitas tes, maka data akan diperoleh melalui perhitungan
seperti pada lampiran 10. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
b. Reliabilitas Tes
Untuk perhitungan reliabilitas tes bentuk uraian menurut Suharsimi Arikunto
digunakan rumus alpha3:
r11
n
(n 1)
2
1
i
2
t
Keterangan :
r11
= Reliabilitas yang dicari
n
=jumlah varians skor tiap-tiap item
2
i
2
t
= Jumlah varians butir
= Varians total
Dari perhitungan uji coba instrument penelitian, seperti pada lampiran 11, maka
didapat kesimpulan bahwa soal secara keseluruhan dikatakan reliable dimana rhitung > rtabel
yaitu 0,664 > 0,361.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
dan perubahan yang terjadi pada saat diberikan tindakan. Observasi dilakukan untuk
mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Semua kegiatan dicatat
dan apabila ada kekurangan maka dilakukan perbaikan pada tahap tindakan siklus berikutnya.
3
Ibid, hlm, 109.
7. 3. Wawancara.
Wawancara
ini
digunakan untuk mengetahui cara pengajaran model olimpiade matematika. Peneliti
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru yang telah berhasil mengajarkan Model Olimpiade Matematika hingga ke
tingkat nasional. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
interviu bebas. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa
interviu bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya,
tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.4
Wawancara dilakukan sebagai sumber data, dengan tujuan menggali informasi
sebanyak mungkin tentang fokus penelitian.
F. Jenis Data
Menurut Kunandar, dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada 2 jenis
data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif5. Adapun
jenis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kualitatif, berupa data tentang proses pembelajaran mulai dari merencanakan
pembelajaran, menjelaskan materi, memberikan contoh dan mengadakan evaluasi.
b. Data Kuantitatif, berupa:
1) Data tentang jumlah siswa secara keseluruhan.
2) Data tentang jumlah siswa yang telah memahami dan menguasai materi polinomial
3) Data tentang jumlah siswa yang belum memahami dan menguasai materi polinomial
G. Teknik Analisis Data
Adapun tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Mereduksi Data
4
Ibid, hlm, 30.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008), hlm. 127.
5
8. Proses
reduksi
data
dilakukan
dengan
menyeleksi,
menyederhanakan
dan
mengorganisasikan data yang telah disajikan dalam bentuk transkip catatan lapangan.
Kegiatan reduksi data ini dilakukan untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik penyelesaian soal secara sistematis
dan tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan kesalahan tersebut.
2. Menyajikan Data
Data yang diperoleh dari hasil belajar yang diberikan dianalisis dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis Hasil Belajar Siswa
Untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi polinomial, dapat dilihat
dari hasil belajar siswa. Tingkat penguasaan atau daya serap siswa akan terlihat pada tinggi
rendahnya skor mentah yang dicapai.
Menurut Uzer Usman, terdapat kriteria ketuntasan belajar perseorangan dan klasikal6,
yaitu:
1)
Daya Serap Perseorangan/ Individual.
Seorang siswa disebut tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau 6,5. Dalam
menentukan daya serap siswa secara perseorangan/individual digunakan rumus7 sebagai
berikut:
PDS
skor yang diperoleh siswa
x100 %
skor maksimal
Dimana: PDS = Persentase Daya Serap
Dengan kriteria : 0% < PDS < 65%
belum tuntas
65% < PDS < 100% telah tuntas
2) Daya Serap Klasikal
6
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 64.
Ibid, hlm. 65.
9. Suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat 85% yang
telah mencapai daya serap
D=
65%, ketuntasan tersebut dihitung dengan rumus:
X
x 100%,
N
Keterangan:
D = Presentase kelas yang telah tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa
X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal akan diperoleh jika di dalam kelas tersebut
terdapat 85% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 65%.
b. Menganalisis Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan rumus: Pi
jumlah seluruh aspek yang diamati
banyaknya aspek yang diamati
pengamatan ke-i
Selanjutnya dicari rata-rata hasil pengamatan dengan rumus:
Dimana: Pi
Hasil
10. n
Pi
K
i 1
n
Dimana:
K = rata-rata hasil pengamatan
n = Banyak pertemuan
Dengan kriteria sebagai berikut:
0,00-2,19 = sangat kurang
2,20-2,59 = kurang
2,60-2,79 = cukup
2,80-3,39 = baik
3,40-4,00 = sangat baik
Pembelajaran dikatakan efektif jika data hasil observasi pembelajaran termasuk dalam
kategori baik.
H. Menarik Kesimpulan
Dalam kegiatan ini ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil tindakan penelitian
yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus
berikutnya dan perlu tidaknya Siklus II dilanjutkan. Dalam kesimpulan ini juga akan
diperoleh jawaban atas permasalahan yang ditemukan pada awal pelaksanaan tindakan.