SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai 
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada 
laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat 
ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio 
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan 
jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan 
dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau 
posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. 
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan 
laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah 
perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio 
keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan 
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). 
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang 
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering 
digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat 
yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan 
hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat 
dibuat menurut kebutuhan penganalisis. 
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: 
bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba 
operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah 
pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio 
financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). 
Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio 
yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan 
atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
1.2 Identifikasi Masalah 
Adanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan perusahaan utuk mengalisis 
laporan keuangan didalam posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja 
keuangan di masa depan. 
Tujuan: 
1. Profitabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan 
suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka 
panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari Laporan laba rugi perseroan (income 
statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. 
2. Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh 
kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap 
seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas 
3. Rasio Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban 
lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan 
kewajiban lancar. 
4. Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan 
perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus 
menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan 
neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non 
keuangan lainnya. 
1.3 Rumusan Masalah 
Rasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi Keuangan 
Perusahaan, dari rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut: 
a. Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi Perusahaan? 
b. Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta keunggulan dan keterbatasan Analisis keuangan? 
c. Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan itu? 
d. Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio keuangan? 
e. Seperti apa penerapan dan penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?
1.4 Maksud dan tujuan 
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan dapat digunakan 
sebagai Analisis keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses 
Pengambilan keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat 
mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan 
pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan. 
1.5 Batasan Masalah 
Mengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan beberapa sub-sub nya, 
maka dalam makalah ini saya batasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering 
digunakan dalam analisis keuangan dalam perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio 
Likuiditas, Rasio Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Perngertian Rasio 
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua 
macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), 
rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan 
hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan 
finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah 
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini 
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau 
buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut 
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard 
(Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya 
tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. 
Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun 
(time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama. 
2.1.1. Analisis Rasio 
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar 
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan 
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile 
berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi 
rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan. 
 
faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri, 
kebijakan manajemen dan metode akuntansi. 
 
interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun 
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing. 
Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi 
setidaknya empat rasio yang menggunakan: 
 
Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang 
jangka panjang terhadap ekuitas. 
 
Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi, 
margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.
 
Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk 
menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja. 
2.1.2 keterbatasan analisis rasio. 
1) Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya 
dan bahkan dapat dimanipulasi. 
2) Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu 
baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu 
kumpulan rasio - rasio. 
3) Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut 
sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 
4) Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat 
berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1) 
Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang 
hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun 
sebelumnya. 
5) Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan 
yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - 
rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios. 
2.2 Pengertian Keuangan 
Keuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu 
lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai 
(kesatuan atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau 
kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan 
operasinya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan 
sebagai berikut: ” Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang 
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan 
proses, lembaga,pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu 
maupun antara bisnis dan pemerintah.
2.3 Rasio Keuangan 
2.3.1 .Definisi Rasio keuangan 
Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan 
keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut 
Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan 
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan 
dan signifikan atau berarti”.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah 
terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, 
Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan 
terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. 
Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan 
investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah 
terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan 
tahun-tahun sebelumnya. 
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan 
antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat 
diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingka n harus mengarah pada hubungan 
ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan 
baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, 
angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan 
laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, 
maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka 
neraca. 
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan 
sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil 
perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin 
(2000 : 40) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio 
keuangan sebagai alat analisis. 
o Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah 
dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah 
dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka 
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
o Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang 
sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 
dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1. 
o Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah 
diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, 
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. 
o Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan 
haruslah sama. 
2.3.2 Analisis Rasio Keuangan 
A. Definisi Analisis rasio keuangan 
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio 
keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang 
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, 
dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan 
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk 
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.Analisis 
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi 
terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta 
penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan 
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta 
dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio 
tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio 
yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat 
dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga 
diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan 
dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat 
diketahui bagaimana keuangan dalam industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis 
laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau 
yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. 
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang 
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya 
rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses 
penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data 
akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi 
kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan 
keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya 
dengan dua macam perbandingan, yaitu : 
 
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu 
(histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari 
perusahaan yang sama. 
 
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan 
yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung 
kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang 
bersangkutan 
. 
B. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan 
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan 
dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun 
dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau 
penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan 
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata 
industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio 
keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan 
yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi 
ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai 
berikut: 
 
Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan 
kemudian meningkatkan operasi perusahaan, 
 
Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang 
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk 
membayar utang-utangnya, dan 
 
Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
C. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk 
menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan 
lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis 
sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298). 
o Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 
o Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan 
yang sangat rinci dan rumit. 
o Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 
o Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan 
dan model prediksi (z-score). 
o Rasio menstandarisir sizeperusahaan. 
o Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau 
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 
o Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang 
akan datang. 
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan 
atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau 
kelemahan analisis rasio keuangan antara lain: 
 
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila 
perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 
 
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya 
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. 
 
Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara penafsiran 
yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 
 
Informasi rata == rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi. 
Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil 
perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang 
dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis 
rasio ada lah sulitnya mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara 
perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di antara
perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar 
yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan 
saldo untuk mencapai komparabilitas. 
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa 
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari 
penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model 
peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan 
ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam 
satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur 
prospek sutu perusahaan. 
D. Pemakai Rasio Keuangan 
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa 
yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa 
pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi : 
1) Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun 
posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama. 
2) Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi : 
 
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : 
krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang 
atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau 
yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih 
menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya 
atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga 
keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang 
dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan 
pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, 
solvabilitas dan profitabilitas. 
 
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik 
perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham 
perusahaan tersebut di pasaran. 
E. Penggunaan Rasio Keuangan 
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio 
dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada 
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1) Penggolongan berdasarkan sumber data 
 
Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang 
bersumber atau yang berasal dari neraca. 
 
Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang 
berasal dari laporan laba rugi. 
 
Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang 
berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi. 
2) Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, 
Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis. 
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan 
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan 
antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis 
ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan 
dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan 
atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan 
(Financial Ratio Analysis). Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk 
membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, 
berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. 
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan 
saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau 
pihak yang berkepentingan.Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu 
manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan 
dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan. 
2.2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan 
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja 
keuangan, Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan 
(BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut : 
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas 
perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ). 
2. Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur 
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets 
ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai 
berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya 
(Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya). 
4. Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil 
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, 
Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya). 
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan 
(BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut: 
1. Rasio Likuiditas 
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan 
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau 
kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa 
sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih. 
Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan : 
1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya 
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal 
3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan 
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan 
Rasio Likuiditas terdiri dari : 
a. Rasio Lancar (Current Ratio) 
Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva 
lancar yang dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka 
pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek 
Rumus : 
Aktiva lancar 
X 100% 
Hutang Lancar 
Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio 
200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak untuk
mengadakan analia lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum teentu menjamin akan dapat 
dibayarnya hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan 
taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukan 
adanya over investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin 
sulit untuk ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan kelebihan uang 
kas atau aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang. 
Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar harus 
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai beerikut: 
 
Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar; 
 
Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih 
dari waktu yang lalu. 
 
Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun 
syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya. 
 
Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan 
mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama teerjadi dan 
sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang 
dulaporkan. 
 
Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama diitunjukan dalam 
persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan. 
 
Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime penjualan sekarang atau di masa 
yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan; 
 
Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal kerja di 
masa yang akan datang maka dibutuhkan. 
 
Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan atau 
perushaan jasa ) 
b. Rasio Kas ( cash ratio ) 
Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia 
Rumus : 
Kas + Surat Berharga 
Hutang lancar 
c. Rasio cepat ( quick ratio ) 
X 100 % 
Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid 
Rumus : 
Aktiva Lancar - Persediaan 
X 100 % 
Kewajiban Lancar
Contoh Soal : 
TAVI SPORT 
Neraca Saldo 
31-Des-08 
KETERANGAN NO BUKTI D K 
Kas 
24.010.170 
Piutang dagang 
162.500.000 
Piutang lain-lain 
5.500.000 
Persediaan barang dagang 
27.500.000 
Perlengkapan Usaha 
1.500.000 
Tanah 
150.000.000 
Peralatan 
5.250.000 
Kendaraan 
140.000.000 
Ak. Penyusutan Kendaraan 
4.200.000 
Bangunan 
275.000.000 
Ak. Penyusutan bangunan 
8.300.000 
Hutang dagang 
78.000.000 
Hutang sewa 
500.000 
Hutang bank 
30.000.000 
Hutang lain-lain 
53.166.000 
Modal 
563.500.000 
Penjualan 
242.000.000 
Retur penjualan 
2.000.000 
Potongan penjualan 
315.000 
Pembelian 
53.300.000 
By Angkut Pembelian 
250.000 
Retur Pembelian 
Potongan Pembelian 
750.000 
Biaya Promosi 
14.000.000 150.000 
Biaya Gaji 
104.500.000 
Biaya Listrik & telp 
11.600.000 
Biaya Bunga 
3.340.830 
TOTAL 
980.566.000 980.566.000
TAVI SPORT 
Laporan Laba Rugi 
31 Desember 2008 
LAPORAN LABA RUGI 
Penjualan 
242.000.000 
Retur Penjualan 2.000.000 
Pot.Penjualan 315.000 + 
2.315.000 _ 
Penjualan Bersih 
239.685.000 
HPP 
PBD awal 
27.500.000 
Pembelian 53.300.000 
BAP 250.000 + 
53.550.000 
Retur pembelian 750.000 
Pot. {embelian 150.000 + 
900.000 _ 
Pembelian Bersih 
52.650.000 + 
80.150.000 
PBD Akhir 
22.800.000 _ 
HPP 
57.350.000 _ 
Laba Kotor 
182.335.000 
Biaya Operasional 
By Promosi 14.000.000 
By Gaji 104.500.000 
By Listrik & Telp 11.600.000 
By Peny Peralatan 65.625 
By perlengkapan 400.000 
By Peny kendaraan 14.000.000 
By Peny Bangunan 27.500.000 
+ 
Total By Operasional 
172.065.625 _ 
Laba Bersih Di luar Usa ha 
10.269.375 
By Bunga 4.090.830 
_ 
Laba Bersih setelah Bia ya Diluar Usa ha 
6.178.545
a. Current Ratio 
Aktiva lancar 
Hutang X 100% 
Lancar 
Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha 
= 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000 
= 221.010.170 
Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000 
221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 % 
= 1,37 X 
( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva lancar ) 
b. Quick Ratio 
Aktiva Lancar – Persediaan 
X 100 % 
Kewajiban Lancar 
221.010.170 - 27.500.000 X 100 % 
161.666.000 
= 119,69 % = 120 % 
= 1,20 X 
(Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva 
adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid) 
2. Rasio Solvabilitas 
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. 
Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan 
yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek 
dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya : 
a. Adanya Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam tahun 
pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam jangka 
panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan 
penurunan kapasitas yang sangat membahyakan kelangsungan usaha, karena aktiva belum 
habis disusut tetpai sudah tidak dapat digunakan . 
b. Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh 
tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan. 
c. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok historis 
( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah, padahal 
harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini 
menyebabkan aktiv alancar ( terutama persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang 
yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah 
sebelumnya 
Rasio Solavabilitas terdiri dari : 
a.Rasio Modal dengan Total Aktiva 
Menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva 
akan dapat direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca. 
Rumus : 
Modal 
X 100 % 
Total Aktiva 
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang 
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke 
tahun atau antara perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai 
perbedaan yang disebabkan : 
 
Perbedaan kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang 
emmpunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut 
menggunakan metode penyusutan yang berbeda. 
 
Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan 
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera mengganti 
aktiva, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena 
prnggantian. 
 
Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku. 
Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang 
lain tetap mencatat at coast 
 
Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur nodal 
yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar 
deviden yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan 
dengan stobk devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang berbeda. 
 
Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.
Kalau rasio ini >100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri. Kalau rasio ini <100 % b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap 
Menunjukan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri 
Rumus : 
Modal Sendiri X 100 
% 
Nilai Buku Aktiva Tetap 
c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang 
Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan 
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap 
Rumus : 
Aktiva Tetap 
X 100 % 
Hutang Jangka Panjang 
d. Rasio Nilai Buku Per saham 
Menunjukan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila 
perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan 
harga yang sama dengan nilai bukunya 
Rumus : 
Jumlah Modal 
X 100 % 
Saham Beredar ( Lbr ) 
e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap 
Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan 
untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap 
Rumus : 
Nilai Buku Aktiva Tetap 
X 100 % 
Hutang Tetap 
f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva 
Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang 
Rumus : 
Total Hutang 
X 100 % 
Total Aktiva
Contoh Soal : 
a. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap 
Modal Sendiri 
X 100 % 
Nilai Buku Total Aktiva 
563.500.000 / 778.760.170 X 100 % 
= 72,4 % 
= 0,724 X 
( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan 
Rp 0,276 dari pinjaman / hutang ) 
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap 
Modal 
X 100 % 
Total Aktiva 
563.500.000 / 557.750.000 x 100 % 
= 101,03 % 
= 1.01 X 
( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal ) 
c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang 
Aktiva Tetap 
X 100 % 
Hutang Jangka Panjang 
Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang makak kemampuan perusahaan untuk 
memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap 
3. Rasio Aktivitas 
Rasio Aktivitas terdir dari : 
a. Perputaran piutang 
kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu 
Rumus : 
Penjualan Kredit 
=........X 
Piutang rata-rata 
Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang 
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang. 
Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut : 
o Turunnya penjualan dan naiknya piutang 
o Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar. 
o Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar. 
o Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap 
o Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
b. Days of Receivable 
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang 
Rumus : 
Piutang rata-rata x 360 hari 
=........X 
Penjualan kredit 
Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak 
tertagihnya piutang 
c. Perputaran Persediaan 
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu 
Rumus : 
Harga Pokok Penjualan 
=........X 
Persediaan rata-rata 
Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan 
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan. 
d. Days Of Inventory 
Periode rata-rata persediaan berada digudang 
Rumus : 
Persediaan rata-rata x 360 hari 
=........X 
Harga Pokok Penjualan 
Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada 
digudang 
f. Perputaran Modal Kerja 
Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari 
perusahaan ) 
Rumus : 
Penjualan 
=........X 
Aktiva Lancar - Hutang lancar 
4. Rasio Rentabilitas 
Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 
Rasio rentabilitas terdiri dari : 
a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva 
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang 
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut 
Rumus : 
Laba Usaha 
=........X 
Total Aktiva
Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak 
digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan. 
Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang 
memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang 
sama untuk dua periode yang berbeda. Ratio yang rendah menunjukan kemungkinan-kemungkinan 
sebagai berikut : 
 
Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya 
dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut. 
 
Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang 
diperlukan. 
 
Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran 
 
Adanya kegiatan ekonomi yang menurun 
b. Perputaran Total Aktiva 
Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan dalam kegiatan 
usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode 
Rumus : 
Penjualan 
=........X 
Total Aktiva 
c. Gross Profit margin 
mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan 
menghasilkan laba kotor sekian rupiah 
Rumus : 
Laba Kotor 
=........X 
Penjualan 
d. Rentabilitas Modal 
Rumus : 
Laba Bersih 
=........X 
Modal 
e. Net Margin Ratio 
Rumus : 
Laba Bersih 
=........X 
Penjualan 
f. Operating Ratio 
Biaya operasi per rupiah penjualan 
Rumus : 
Laba Usaha 
=........X 
Penjualan
Contoh Soal : 
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva 
Laba Usaha 
=........X 
Total Aktiva 
6.178.545.000 / 778.760.170 
= 0.00079 X 
b. Perputaran Total Aktiva 
Penjualan 
=........X 
Total Aktiva 
239.685.000 / 778.760.170 
= 0.3 X 
( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3 
X ) 
c. Gross Profit Margin 
Laba Kotor 
=........X 
Penjualan 
182.335.000 / 239.685.000 
= 0.760 X 
= 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan ) 
d. Net Margin Ratio 
Laba Bersih 
=........X 
Penjualan 
6.178.545 / 239.685.000 
= 0.026 
= 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 ) 
e. Operating Margin Ratio 
Laba Usaha 
=........X 
Penjualan 
6.178.545 / 239.685.000 
= 0.026 
= 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )
f. Rentabilitas Modal 
Laba Bersih 
=........X 
Modal 
6.178.545 / 563.500.000 
= 0.0109 X 
= 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio 
keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang 
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. 
Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain : 
 
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan 
(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ). 
 
Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai 
berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to 
debt ratio dan lain sebaginya). 
 
Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa 
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory 
turnover, average collection period dan lain sebagainya). 
 
Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari 
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total 
assets, Return on net worth dan lain sebagainya). 
Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk 
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga 
mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang 
sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.dan 
Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan Analisis keuangan 
salah satunya adalah Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang 
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
DAFTAR PUSTAKA 
 http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ 
 http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio-keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS 
 http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1 
 http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S 
 http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p 
 Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta. 
 Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan 
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 
 Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo 
Persada, Jakarta. 
 Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo 
Persada, Jakarta.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
iyandri tiluk wahyono
 
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuan
evi hermawati
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
mas ijup
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Syafdinal Ncap
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
Lia Ivvana
 

Mais procurados (20)

Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
semester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biayasemester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biaya
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuan
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Expense (beban)
Expense (beban)Expense (beban)
Expense (beban)
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan ppt
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 

Semelhante a Rasio keuangan

Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
suhart2089
 
Pengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuanganPengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan
Fidhin Cilick
 
Analisis rasio keuangan fitria melly susanti
Analisis rasio keuangan fitria melly susantiAnalisis rasio keuangan fitria melly susanti
Analisis rasio keuangan fitria melly susanti
fitria mellysusanti
 

Semelhante a Rasio keuangan (20)

Bab 4 - Analisa Laporan Keuangan
Bab 4 - Analisa Laporan KeuanganBab 4 - Analisa Laporan Keuangan
Bab 4 - Analisa Laporan Keuangan
 
Analisa Rasio Keuangan Konvensional
Analisa Rasio Keuangan KonvensionalAnalisa Rasio Keuangan Konvensional
Analisa Rasio Keuangan Konvensional
 
Analisis_Rasio_Keuangan_pptx.pptx
Analisis_Rasio_Keuangan_pptx.pptxAnalisis_Rasio_Keuangan_pptx.pptx
Analisis_Rasio_Keuangan_pptx.pptx
 
Analisa informasi keuangan (2)
Analisa informasi keuangan (2)Analisa informasi keuangan (2)
Analisa informasi keuangan (2)
 
upload Analisis Keuangan i.pdf
upload Analisis Keuangan i.pdfupload Analisis Keuangan i.pdf
upload Analisis Keuangan i.pdf
 
Akuntansi dan informasi akuntansi SIA pertemuan PERT.3.pptx
Akuntansi dan informasi akuntansi  SIA pertemuan PERT.3.pptxAkuntansi dan informasi akuntansi  SIA pertemuan PERT.3.pptx
Akuntansi dan informasi akuntansi SIA pertemuan PERT.3.pptx
 
Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio KeuanganAnalisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan
 
Analisis_Laporan_Keuangan.doc
Analisis_Laporan_Keuangan.docAnalisis_Laporan_Keuangan.doc
Analisis_Laporan_Keuangan.doc
 
Pertemuan minggu ke 3
Pertemuan minggu ke 3Pertemuan minggu ke 3
Pertemuan minggu ke 3
 
Kinerja Manajemen
Kinerja ManajemenKinerja Manajemen
Kinerja Manajemen
 
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
 
Pengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuanganPengertian analisis laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 
Analisis rasio laporan keuangan
Analisis rasio laporan keuanganAnalisis rasio laporan keuangan
Analisis rasio laporan keuangan
 
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
 
Inti bana
Inti banaInti bana
Inti bana
 
9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptx9. Laporan Keuangan.pptx
9. Laporan Keuangan.pptx
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Analisis rasio keuangan fitria melly susanti
Analisis rasio keuangan fitria melly susantiAnalisis rasio keuangan fitria melly susanti
Analisis rasio keuangan fitria melly susanti
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 

Rasio keuangan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
  • 2. 1.2 Identifikasi Masalah Adanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan perusahaan utuk mengalisis laporan keuangan didalam posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Tujuan: 1. Profitabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari Laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. 2. Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas 3. Rasio Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. 4. Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya. 1.3 Rumusan Masalah Rasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi Keuangan Perusahaan, dari rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi Perusahaan? b. Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta keunggulan dan keterbatasan Analisis keuangan? c. Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan itu? d. Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio keuangan? e. Seperti apa penerapan dan penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?
  • 3. 1.4 Maksud dan tujuan Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan dapat digunakan sebagai Analisis keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses Pengambilan keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan. 1.5 Batasan Masalah Mengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan beberapa sub-sub nya, maka dalam makalah ini saya batasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis keuangan dalam perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perngertian Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama. 2.1.1. Analisis Rasio Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.  faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi.  interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing. Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi setidaknya empat rasio yang menggunakan:  Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang jangka panjang terhadap ekuitas.  Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi, margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.
  • 5.  Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja. 2.1.2 keterbatasan analisis rasio. 1) Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. 2) Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio. 3) Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 4) Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya. 5) Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios. 2.2 Pengertian Keuangan Keuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai (kesatuan atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan operasinya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan sebagai berikut: ” Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.
  • 6. 2.3 Rasio Keuangan 2.3.1 .Definisi Rasio keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingka n harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. o Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
  • 7. o Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1. o Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. o Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama. 2.3.2 Analisis Rasio Keuangan A. Definisi Analisis rasio keuangan Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
  • 8. Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :  Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.  Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang bersangkutan . B. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:  Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,  Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan  Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
  • 9. C. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298). o Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. o Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. o Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. o Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score). o Rasio menstandarisir sizeperusahaan. o Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. o Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan antara lain:  Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.  Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.  Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.  Informasi rata == rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi. Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis rasio ada lah sulitnya mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di antara
  • 10. perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas. Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan. D. Pemakai Rasio Keuangan Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi : 1) Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama. 2) Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :  Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.  Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran. E. Penggunaan Rasio Keuangan Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
  • 11. 1) Penggolongan berdasarkan sumber data  Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.  Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.  Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi. 2) Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis. Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis). Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas. Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan. 2.2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan, Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ). 2. Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
  • 12. 3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya). 4. Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya). Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih. Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan : 1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya 2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal 3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan 4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan Rasio Likuiditas terdiri dari : a. Rasio Lancar (Current Ratio) Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek Rumus : Aktiva lancar X 100% Hutang Lancar Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio 200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak untuk
  • 13. mengadakan analia lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum teentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukan adanya over investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang. Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai beerikut:  Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;  Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.  Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.  Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama teerjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dulaporkan.  Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama diitunjukan dalam persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.  Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime penjualan sekarang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan;  Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkan.  Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan atau perushaan jasa ) b. Rasio Kas ( cash ratio ) Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia Rumus : Kas + Surat Berharga Hutang lancar c. Rasio cepat ( quick ratio ) X 100 % Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid Rumus : Aktiva Lancar - Persediaan X 100 % Kewajiban Lancar
  • 14. Contoh Soal : TAVI SPORT Neraca Saldo 31-Des-08 KETERANGAN NO BUKTI D K Kas 24.010.170 Piutang dagang 162.500.000 Piutang lain-lain 5.500.000 Persediaan barang dagang 27.500.000 Perlengkapan Usaha 1.500.000 Tanah 150.000.000 Peralatan 5.250.000 Kendaraan 140.000.000 Ak. Penyusutan Kendaraan 4.200.000 Bangunan 275.000.000 Ak. Penyusutan bangunan 8.300.000 Hutang dagang 78.000.000 Hutang sewa 500.000 Hutang bank 30.000.000 Hutang lain-lain 53.166.000 Modal 563.500.000 Penjualan 242.000.000 Retur penjualan 2.000.000 Potongan penjualan 315.000 Pembelian 53.300.000 By Angkut Pembelian 250.000 Retur Pembelian Potongan Pembelian 750.000 Biaya Promosi 14.000.000 150.000 Biaya Gaji 104.500.000 Biaya Listrik & telp 11.600.000 Biaya Bunga 3.340.830 TOTAL 980.566.000 980.566.000
  • 15. TAVI SPORT Laporan Laba Rugi 31 Desember 2008 LAPORAN LABA RUGI Penjualan 242.000.000 Retur Penjualan 2.000.000 Pot.Penjualan 315.000 + 2.315.000 _ Penjualan Bersih 239.685.000 HPP PBD awal 27.500.000 Pembelian 53.300.000 BAP 250.000 + 53.550.000 Retur pembelian 750.000 Pot. {embelian 150.000 + 900.000 _ Pembelian Bersih 52.650.000 + 80.150.000 PBD Akhir 22.800.000 _ HPP 57.350.000 _ Laba Kotor 182.335.000 Biaya Operasional By Promosi 14.000.000 By Gaji 104.500.000 By Listrik & Telp 11.600.000 By Peny Peralatan 65.625 By perlengkapan 400.000 By Peny kendaraan 14.000.000 By Peny Bangunan 27.500.000 + Total By Operasional 172.065.625 _ Laba Bersih Di luar Usa ha 10.269.375 By Bunga 4.090.830 _ Laba Bersih setelah Bia ya Diluar Usa ha 6.178.545
  • 16. a. Current Ratio Aktiva lancar Hutang X 100% Lancar Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha = 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000 = 221.010.170 Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000 221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 % = 1,37 X ( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva lancar ) b. Quick Ratio Aktiva Lancar – Persediaan X 100 % Kewajiban Lancar 221.010.170 - 27.500.000 X 100 % 161.666.000 = 119,69 % = 120 % = 1,20 X (Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid) 2. Rasio Solvabilitas Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya : a. Adanya Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam tahun pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam jangka panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahyakan kelangsungan usaha, karena aktiva belum habis disusut tetpai sudah tidak dapat digunakan . b. Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan. c. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
  • 17. d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok historis ( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiv alancar ( terutama persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah sebelumnya Rasio Solavabilitas terdiri dari : a.Rasio Modal dengan Total Aktiva Menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca. Rumus : Modal X 100 % Total Aktiva Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke tahun atau antara perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai perbedaan yang disebabkan :  Perbedaan kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang emmpunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut menggunakan metode penyusutan yang berbeda.  Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera mengganti aktiva, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena prnggantian.  Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku. Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang lain tetap mencatat at coast  Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur nodal yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar deviden yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan dengan stobk devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang berbeda.  Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.
  • 18. Kalau rasio ini >100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri. Kalau rasio ini <100 % b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap Menunjukan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri Rumus : Modal Sendiri X 100 % Nilai Buku Aktiva Tetap c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap Rumus : Aktiva Tetap X 100 % Hutang Jangka Panjang d. Rasio Nilai Buku Per saham Menunjukan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan harga yang sama dengan nilai bukunya Rumus : Jumlah Modal X 100 % Saham Beredar ( Lbr ) e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap Rumus : Nilai Buku Aktiva Tetap X 100 % Hutang Tetap f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang Rumus : Total Hutang X 100 % Total Aktiva
  • 19. Contoh Soal : a. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Modal Sendiri X 100 % Nilai Buku Total Aktiva 563.500.000 / 778.760.170 X 100 % = 72,4 % = 0,724 X ( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan Rp 0,276 dari pinjaman / hutang ) b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap Modal X 100 % Total Aktiva 563.500.000 / 557.750.000 x 100 % = 101,03 % = 1.01 X ( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal ) c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang Aktiva Tetap X 100 % Hutang Jangka Panjang Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang makak kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap 3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas terdir dari : a. Perputaran piutang kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu Rumus : Penjualan Kredit =........X Piutang rata-rata Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang. Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut : o Turunnya penjualan dan naiknya piutang o Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar. o Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar. o Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap o Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
  • 20. b. Days of Receivable Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang Rumus : Piutang rata-rata x 360 hari =........X Penjualan kredit Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang c. Perputaran Persediaan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu Rumus : Harga Pokok Penjualan =........X Persediaan rata-rata Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan. d. Days Of Inventory Periode rata-rata persediaan berada digudang Rumus : Persediaan rata-rata x 360 hari =........X Harga Pokok Penjualan Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada digudang f. Perputaran Modal Kerja Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari perusahaan ) Rumus : Penjualan =........X Aktiva Lancar - Hutang lancar 4. Rasio Rentabilitas Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas terdiri dari : a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut Rumus : Laba Usaha =........X Total Aktiva
  • 21. Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan. Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda. Ratio yang rendah menunjukan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :  Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.  Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.  Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran  Adanya kegiatan ekonomi yang menurun b. Perputaran Total Aktiva Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan dalam kegiatan usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode Rumus : Penjualan =........X Total Aktiva c. Gross Profit margin mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sekian rupiah Rumus : Laba Kotor =........X Penjualan d. Rentabilitas Modal Rumus : Laba Bersih =........X Modal e. Net Margin Ratio Rumus : Laba Bersih =........X Penjualan f. Operating Ratio Biaya operasi per rupiah penjualan Rumus : Laba Usaha =........X Penjualan
  • 22. Contoh Soal : a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva Laba Usaha =........X Total Aktiva 6.178.545.000 / 778.760.170 = 0.00079 X b. Perputaran Total Aktiva Penjualan =........X Total Aktiva 239.685.000 / 778.760.170 = 0.3 X ( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3 X ) c. Gross Profit Margin Laba Kotor =........X Penjualan 182.335.000 / 239.685.000 = 0.760 X = 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan ) d. Net Margin Ratio Laba Bersih =........X Penjualan 6.178.545 / 239.685.000 = 0.026 = 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 ) e. Operating Margin Ratio Laba Usaha =........X Penjualan 6.178.545 / 239.685.000 = 0.026 = 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )
  • 23. f. Rentabilitas Modal Laba Bersih =........X Modal 6.178.545 / 563.500.000 = 0.0109 X = 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )
  • 24. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :  Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).  Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).  Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).  Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya). Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan Analisis keuangan salah satunya adalah Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA  http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ  http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio-keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS  http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1  http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S  http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p  Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.  Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.  Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.  Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.