Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa campuran di kalangan pelajar SMA di Palembang. Penelitian ini mengkaji pengetahuan dan pendapat siswa mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa campuran dalam percakapan sehari-hari.
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
Bahasa Indonesia
1. Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga karya
tulis ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia . Pada kesempatan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin
mendapatkan hasil yang baik. Seiring itu pula, penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada beberapa pihak di bawah ini, yang telah terlibat dalam
proses pembuatan karya tulis ini,
1. Dra. Elmina selaku guru pembimbing
2. Murid kelas XI IPA 4, angkatan 2013 di SMAN 10 Palembang selaku
iii
narasumber
3. Endang Wahyuningsih,S.Pd,M.M selaku wali kelas XI IPA 4
4. Dra. Nursiawati Anggraini,M.M selaku kepala sekolah SMAN 10
Palembang
Karya tulis ini merupakan hasil pengumpulan informasi dan data dari hasil
penyebaran angket dan kegiatan wawancara terhadap siswa kelas XI di SMA
Negeri 10 Palembang mengenai “ Maraknya Penggunaan Bahasa Campuran
Dalam Percakapan Sehari Hari Di Kalangan Pelajar SMA “. Selain membahas
sejauh mana pengaruh lingkungan sosial pelajar SMA terhadap tatacara berbahasa
Indonesia, karya tulis ini juga membahas mengenai pengetahuan dan pendapat
pelajar SMA tentang penggunaan Bahasa Indonesia maupun bahasa campuran di
kehidupan sehari harinya .
Karya tulis ini juga dilengkapi dengan saran atau nasihat bagi pembaca
agar dapat melestarikan penggunaan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari
hari. Dengan topik yang diambil penulis, penulis berharap kesadaran berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam percakapan sehari hari dapat kembali
membaik, sehingga salah satu unsur dari budaya kita dapat selalu lestari .
Kami selaku penulis meminta maaf atas hasil pembuatan karya tulis ini,
karena di mata pembaca mungkin karya tulis ini memiliki berbagai kekurangan
dan kesalahan . Oleh karena itu, kritik dan sarannya sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan karya tulis ini lebih lanjut .
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini . Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi semuanya . Amin .
Palembang , Maret 2013
Penulis
KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… . i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… . ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Penjelasan Istilah……………………………………………………….. 2
1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………… ……… 3
1.4 Perumusan Masalah…………………………………………….. …….. 3
1.5 Tujuan ………………………………………………………………… 3
1.6 Hipotesa………………………………………………………….. …… 4
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 5
2.1 Definisi Bahasa ……………………………………………………….. 5
2.2 Definisi Bahasa Indonesia ……………………………………………. 5
3.2 Definisi Berbicara ……………………………………………………. 7
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 9
3.1 Metode Penelitian …………………………………………………… 9
3.2 Setting Penelitian …………………………………………………. . 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… . 14
3.4 Teknik Pengolahan Data ……………………………………………. 14
iii
3. BAB IV PEMBAHASAN MASALAH …………………………………. 16
4.1 Analisa Data ………………………………………………………… 16
4.2 Analisa Masalah ………………………………………………......... 19
BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 21
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 21
5.2 Saran ……………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 23
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.1 Latar Belakang
Bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai budayanya . dan dari
bermacam macam jenis budaya tersebut, bahasa merupakan salah satu unsur
utama yang dapat mengidentifikasi atau menceritakan falsafah dari suatu budaya .
seiring dengan berbedanya bahasa di suatu daerah, maka akan berbeda pula
budaya di suatu daerah itu dengan daerah yang lain .
Seperti yang kita ketahui, bahasa asli yang dimiliki Bangsa Indonesia
adalah Bahasa Indonesia, dengan dikukuhkan dalam Kongres Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928, yaitu pada sila ketiga sumpah pemuda yang berbunyi, “
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia
“ dan sejak itulah Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa pemersatu bagi seluruh
rakyat Indonesia . Namun, pada masa masa ini, pengaruh ego tiap daerah sudah
mulai mencuat di permukaan, ditambah dengan pengaruh kebudayaan asing yang
masuk ke negeri ini yang mulai mengikis demi sedikit persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia . Dan seiring itu pula, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam percakapan kini mulai tersamarkan dengan pencampuran bahasa
lokal maupun asing dengan Bahasa Indonesia itu sendiri . hal ini sudah cukup
pelik, dikarenakan sudah lunturnya kesadaran anak bangsa terhadap bangsanya
sendiri . Menilik dari tren pergaulan saat ini, dalam percakapan sehari hari
tersebut, Bahasa Indonesia sudah disisipi pengaruh bahasa daerah, kata serapan
dari bahasa inggris, maupun bahasa pergaulan yang sedang naik daun, yaitu
bahasa “alay” .
Mengapa hal tersebut terjadi ? Apakah kondisi ini dapat dijadikan sebagai
petunjuk bahwa Bangsa Indonesia saat ini mulai kehilangan jati dirinya dalam
berbahasa ? Apakah penyebab mereka lebih menyukai penggunaan bahasa
serapan dalam percakapan sehari hari ? Maka dari itu, penulis berharap hal ini
akan menjadi pengetahuan bagi khalayak umum agar dapat menilai fenomena
berbahasa di kalangan remaja, sehingga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran . Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “ Maraknya Penggunaan Bahasa Campuran Dalam Percakapan Sehari
Hari Di Kalangan Pelajar SMA “.
1.2 Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kerancuan dalam karya tulis ini, penulis akan
menjelaskan maksud dari judul penelitian, yaitu “ Maraknya Penggunaan Bahasa
Campuran Dalam Percakapan Sehari Hari Di Kalangan Pelajar SMA “. Bahasa
campuran disini dianalogikan sebagai Bahasa Indonesia yang disisipi pengaruh
bahasa lain . dan yang mempengaruhi tersebut diantaranya adalah bahasa daerah (
5. bahasa sunda, bahasa betawi, dan lain lain ), kata serapan dari bahasa inggris, dan
bahasa percakapan remaja sekarang, yaitu bahasa “alay” . dan dari kombinasi
tersebut, lahirlah suatu gaya berbicara yang baru, yang penulis analogikan sebagai
bahasa campuran, sehingga menyamarkan identitas Bahasa Indonesia yang asli .
iii
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis, dan
keterbatasan sumber yang didapat, maka dalam penyusunan karya tulis ini,
penulis membatasinya yaitu hanya akan membahas tentang pengaruh penyisipan
bahasa daerah ( Bahasa Palembang, Bahasa Jawa, maupun bahasa daerah lain )
terhadap Bahasa Indonesia sehingga disebut sebagai bahasa campuran dalam
konteks percakapan sehari-hari .
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh lingkungan sosial pelajar SMA terhadap tatacara
berbahasa Indonesia dalam percakapan sehari harinya ?
2. Bagaimanakah pengetahuan dan pendapat pelajar SMA tentang
penggunaan Bahasa Indonesia maupun bahasa campuran dalam
percakapan sehari harinya ?
1.5 Tujuan
Setiap manusia dalam melakukan sesuatu pasti memiliki tujuan . Begitu
juga karya tulis ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui sejauh mana kesadaran pelajar SMA untuk
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
percakapannya .
2. Sebagai pengetahuan / referensi untuk pengayaan sumber pembelajaran di
sekolah
1.6 Hipotesa
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis menetapkan suatu hipotesa yaitu
pelajar SMA saat ini telah menyamarkan identitas Bahasa Indonesia yang asli,
dengan penggunaan bahasa campuran dalam percakapan sehari harinya.
6. BAB II
LANDASAN TEORI
iii
2.1 Definisi Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang
memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa adalah sebagai
berikut:
1. suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
2. suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka
ke dalam pikiran orang lain
3. suatu kesatuan sistem makna
4. suatu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan
antara bentuk dan makna.
5. suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh:
perkataan, kalimat, dan lain-lain.)
6. suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
2.2 Definisi Bahasa Indonesia
`Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi
sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah
salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan
akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial
dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa
Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu
tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini
dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian
besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan
versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu
lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan
7. sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak,
surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah
dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
iii
2.3 Definisi Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:
1. pembicara
2. isi pembicaraan
3. saluran
4. penyimak
5. tanggapan penyimak
Terdapat pula delapan konsep dasar berbicara,yaitu:
1. Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat
dilakukan oleh satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh orang yang
sedang mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa serta maknanya.
2. Menggunakan salah satu sandi linguistik yang dipahami bersama, bahkan
andai katapun dipergunakan dua bahasa namun saling pengertian,
pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.
3. Menerima atau mengakui satu daerah referensi umum, daerah referensi yang
umum mungkin tidak selalu mudah kenal, ditentukan, namun pembicara
menerima kecenderungan untuk menentukan satu diantaranya.
4. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan yang
memberi dan menerima dalam pembicaraan saling bertukar sebagai
pembicara dan penyimak.
5. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan
dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan
responsi yang nyata atau yang diharapkan, dan sang penyimak dan
sebaliknya. Jadi hubungan itu bersifat timbal balik antara dua arah.
6. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan berkas
grafik material, bahasan dapat luput dan kekirian kesegaran bahwa pita atau
berkas itu telah mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan salah satu
kenyataan keunggulan budaya manusia.
8. 7. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang dengan suara atau bunyi
bahasa dan pendengar. Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita audio atau
lingual dapat melepaskan gerak visual dan gerak material namun sebaliknya
tidak akan terjadi terkecuali pantomim atau gambar, takkan ada pada gerakan
dan grafik itu yang tidak berdasar dan dan bergantung pada audio lingual
dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang yang tidak kita lihat,
dirumah, ditempat bekerja dan dengan telpon percakapan percakapan seperti
ini merupakan pembicaraan yang khas dalam bentuknya yang paling asli.
8. Secara tidak pandang bulu mengharap serta memperlakukan apa yang nyata
dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang dapat
dilambangkan oleh pembicaraan mencangkup bukan hanya dunia nyata yang
mengelilingi para pembicara tetapi juga secara tidak terbatas dunia gagasan
yang lebih luas, yang harus mereka masuki karena mereka dan manusia
berbicara sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap memerlukan
penelaahan serta uraian yang lebih lanjut dan mendalam.
iii
9. BAB III
METODE PENELITIAN
iii
3.1 Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data-data dalam penyusunan karya tulis ini agar
menjadi akurat dan efektif, maka penulis menggunakan metode berikut :
1. Angket : Penulis menyebarkan angket yang
bersifat umum untuk mengetahui gambaran pengaruh berbahasa secara umum dan
yang bersifat khusus untuk mengetahui secara detail pendapat responden terhadap
pengaruh berbahasa dalam penelitian ini .
2. Wawancara : Penulis melakukan tanya jawab
terhadap beberapa murid di SMAN 10 Palembang mengenai pengetahuan
berbahasa
3. Tinjauan Pustaka : Penulis mencari sumber-sumber
yang berkaitan dengan pengetahuan berbahasa dari beberapa buku sumber dan
beberapa situs di internet .
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Angket
1. Pengertian Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus
dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987) Kuesioner atau angket
merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan
langsung dari sumber data (Dewa Ktut Sukardi, 1983)
10. 2. Langkah Langkah Menyusun Angket
Menentukan data permasalahan dari tema karya tulis
Tentukan rumusan masalah yang tepat
Cabangkan soal soal dari rumusan masalah tersebut
Usahakan membuat soal seefektif mungkin yang hanya memuat jawaban
iii
Ya/Tidak
Jangan menggunakan soal yang yang mengandung alasan
Mulailah membuat soal dari persoalan umum terlebih dahulu
Galilah inti masalah dengan persoalan yang lebih khusus setelahnya
3. Soal Soal Angket
Sebagaimana yang sudah ditetapkan, maka penulis pun memuat beberapa
soal angket yang akan disebarkan untuk mengambil data untuk memenuhi
kualifikasi penilaian atas permasalahan yang diangkat oleh karya tulis ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Apakah anda menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari
anda ?
2. Apakah ayah dan ibu anda menggunakan Bahasa Indonesia dalam
percakapannya ?
3. Apakah lingkungan sekitar rumah anda menggunakan Bahasa Indonesia ?
4. Dalam lingkungan sekolah, apakah anda mengunakan Bahasa Indonesia ?
5. Apakah guru anda sudah menggunakan Bahasa Indonesia yang benar
dalam kegiatan belajar mengajar ?
6. Setujukah anda, apabila sekolah menetapkan harus memakai Bahasa
Indonesia yang benar dalam percakapan di lingkungan sekolah ?
7. Apakah anda takut jika Bahasa Indonesia diakui oleh bangsa lain, seperti
kesenian kita ?
8. Sebagai seorang pemuda/pemudi yang melihat fenomena berbahasa
sekarang, apakah anda ingin melestarikan bahasa Indonesia yang benar ?
9. Dalam berkomunikasi di jejaring sosial, apakah anda cenderung
menggunakan Bahasa campuran ?
10. 10. Jika menonton acara di televisi, apakah bahasanya cenderung
menggunakan bahasa campuran ?
11. 11. Apakah anda tahu sumpah pemuda ?
12. 12. Apakah anda tahu sila ketiga sumpah pemuda ?
13. 13. Apakah anda tahu tatacara berbahasa Indonesia yang baik dan benar ?
14. 14. Apakah anda tahu aturan EYD dalam Bahasa Indonesia ?
15. 15. Menurut anda, apakah Bahasa Indonesia itu baku ?
16. 16. Menurut anda, apakah tatacara berbahasa Indonesia yang benar sudah
mulai punah di kalangan pelajar ?
17. 17. Menuju ke para pejabat, apakah para petinggi republik ini sudah
mencontohkan berbahasa Indonesia yang benar ?
11. 18. 18. Menurut anda, pentingkah pelajaran mengenai berbahasa Indonesia
iii
yang baik di sekolah ?
19. 19. Jika penting, apakah anda sudah menerapkannya ?
20. 20. Sebagai putra-putri Indonesia, apakah anda cinta Bahasa Indonesia ?
3.2.2 Wawancara
1. Pengertian Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu cara mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau narasumber.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan terlebih dahulu yang
diarahkan pada perolehan informasi yang diinginkan. Pada pelaksanaannya,
pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya. Jika ada informasi yang menarik dan perlu diketahui lebih lanjut,
pewawancara dapat mengajukan pertanyaan baru di luar konsep pertanyaan yang
telah disediakan.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari wawancara :
Kelebihan Wawancara:
1. i. Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggung jawabkan
2. ii. Mempunyai nilai yang tinggi
3. iii. Semua kesalahpahaman dapat dihindari
4. iv. Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber
dengan penjelasan penjelasan tambahan
5. v. Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut
6. vi. Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama
7. i. Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas
8. ii. Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam
suatu wilayah yang luas
Kelemahan Wawancara:
2. Langkah Langkah Berwawancara
Beberapa tahap dalam wawancara, yakni sebagai berikut.
Tahap Pendahuluan atau Pembukaan
Tahap ini merupakan tahap awal untuk memberi kesan yang menyenangkan dan
untuk menciptakan suasana yang nyaman sehingga kegiatan wawancara berjalan
dengan baik.
12. iii
Tahap Kegiatan Tanya Jawab
Tahap ini merupakan tahap selanjutnya setelah suasana untuk wawancara telah
memungkinkan.
Tahap Penutup
Tahap ini merupakan tahap penyimpulan terhadap masalah yang menjadi
pokok perbincangan. Kita dapat mendengarkan dan memahami informasi yang
diberikan oleh narasumber pada tahap tanya jawab. Berdasarkan tanya jawab
tersebut, kita pun dapat menyimpulkan hasilnya. Adapun bentuk pertanyaan yang
dapat disampaikan, di antaranya:
Pertanyaan terbuka, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban yang
luas dan bebas.
Pertanyaan langsung, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban
singkat, dan kadang-kadang dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”.
Pertanyaan tertutup, yakni pertanyaan yang membatasi ruang gerak
narasumber, bahkan kemungkinan jawabannya telah tersedia.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto ( 2006 : 232 ), “ pengumpulan data adalah mengamati
variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes observasi, kuesioner, dan
sebagainya“. Pengumpulan data dalam pembuatan karya tulis ini dilakukan
dengan bebrapa teknik, yaitu tinjauan pustaka, penyebaran angket, dan
wawancara. Tinjauan pustaka dilakukan guna menetapkan teori yang mendasari
permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini. Penyebaran angket dilakukan
dengan tujuan menyampaikan pertanyaan tertulis untuk diajukan kepada subyek
untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga . Wawancara dilakukan untuk
menganalisa respon atau tanggapan mengenai permasalahan yang dirumuskan
oleh penulis. Dari ketiga teknik tersebut, penulis dapat menentukan upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut .
3.4 Teknik Pengolahan Data
1. Proses dan hasil wawancara
Semua keterangan hasil wawancara dijadikan landasan untuk melakukan
refleksi . dalam hal ini, peneliti akan membandingkan keterangan hasil wawancara
yang telah dilakukan untuk menentukan sampai tidaknya pada hal yang ingin
dicapai . Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan semua hasil catatan pada
saat pelaksanaan wawancara. Semua keterangan mengenai pengetahuan
13. responden mengenai permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini, akan
dianalisis .
2. Proses dan hasil kuesioner ( angket )
Semua keterangan hasil kuesioner dijadikan landasan untuk melakukan
refleksi . dalam hal ini, peneliti akan membandingkan keterangan hasil kuesioner
yang telah dilakukan untuk menentukan sampai tidaknya pada hal yang ingin
dicapai . Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan semua hasil kuesioner
pada saat pelaksanaan kegiatan. Semua keterangan mengenai pengetahuan
responden mengenai permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini, akan
dianalisis .
iii
14. BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
iii
4.1 Analisa Data
4.1.1 Angket
Penulis telah melakukan penyebaran angket mengenai permasalahan karya tulis
ini . Objek yang menjadi narasumber dalam penyebaran angket ini berjumlah 40
orang, yang terdiri dari siswa/siswi kelas XI IPA 4 sejumlah 40 orang, dan dari
hasil penyebaran angket tersebut, penulis dapat mengolah data penelitian dalam
bentuk tabel . Penulis mengelompokkan jawaban koresponden dalam bentuk
jumlah orang ( bercetak tebal ) dan dalam bentuk persen ( tanda kurung ) .
No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)
1. A pakah anda menggunakan Bahasa Indonesia
dalam percakapan sehari-hari anda ?
24 (60) 16 (40)
2. Apakah ayah dan ibu anda menggunakan
Bahasa Indonesia dalam percakapannya ?
16 (40) 24 (60)
3. Apakah lingkungan sekitar rumah anda
menggunakan Bahasa Indonesia ?
14 (35) 26 (65)
4. Dalam lingkungan sekolah, apakah anda
menggunakan Bahasa Indonesia ?
21 (52) 19 (48)
5. Apakah guru anda sudah menggunakan Bahasa
Indonesia yang benar dalam kegiatan belajar
mengajar ?
20 (50) 20 (50)
6. Setujukah anda, apabila sekolah menetapkan
harus memakai Bahasa Indonesia yang benar
dalam percakapan di lingkungan sekolah ?
31 (77) 9 (
2
3
)
7. Apakah anda takut jika Bahasa Indonesia diakui
oleh bangsa lain, seperti kesenian kita ?
31 (77) 9 (
2
3
)
8. Sebagai seorang pemuda/pemudi yang melihat
fenomena berbahasa sekarang, apakah anda
ingin melestarikan bahasa Indonesia yang benar
?
38 (95) 2 (
5
)
9. D alam berkomunikasi di jejaring sosial, apakah
anda cenderung menggunakan Bahasa
campuran ?
34 (85) 6 (15)
15. 10. Jika menonton acara di televisi, apakah
bahasanya cenderung menggunakan bahasa
campuran ?
iii
26 (65) 14 (35)
11. Apakah anda tahu sumpah pemuda ? 27 (67) 13 (33)
12. Apakah anda tahu sila ketiga sumpah pemuda ? 18 (45) 22 (55)
13. Apakah anda tahu tatacara berbahasa Indonesia
yang baik dan benar ?
28 (70) 12 (30)
14. Apakah anda tahu aturan EYD dalam Bahasa
Indonesia ?
25 (62) 15 (38)
15. Menurut anda, apakah Bahasa Indonesia itu
baku ?
11 (27) 29 (73)
16. Menurut anda, apakah tatacara berbahasa
Indonesia yang benar sudah mulai punah di
kalangan pelajar ?
29 (72) 11 (28)
17. Menuju ke para pejabat, apakah para petinggi
republik ini sudah mencontohkan berbahasa
Indonesia yang benar ?
13 (32) 27 (68)
18. Menurut anda, pentingkah pelajaran mengenai
berbahasa Indonesia yang baik di sekolah ?
40 (100) 0 (0)
19. Jika penting, apakah anda sudah
menerapkannya ?
18 (45) 22 (55)
20. Sebagai putra putri Indonesia, apakah anda
mencintai Bahasa Indonesia ?
38 (95) 2 (5)
4.2.2 Wawancara
Penulis telah melakukan wawancara dengan responden mengenai
permasalahan karya tulis ini . Objek yang menjadi narasumber dalam wawancara
ini berjumlah 10 orang, yang terdiri dari siswi kelas XI IPA 4 sejumlah 40 orang,
dan dari hasil wawancara tersebut, penulis dapat mengolah data penelitian sebagai
berikut :
1. Menurut anda, apakah Bahasa Indonesia itu baku ?
Jawaban : Tidak
Alasan : karena dalam Bahasa Indonesia ada kata yang baku dan ada yang
tidak baku
2. Menurut anda, apakah tatacara berbahasa Indonesia sudah mulai punah di
kalangan pelajar ? Jawaban : Ya
Alasan : karena di kalangan para pelajar sudah ada bahasa yang baru
16. 3. Menuju ke para pejabat, apakah para petinggi republik ini sudah
mencontohkan berbahasa Indonesia yang benar ? Jawaban : Tidak
Alasan : Mereka terbukti masih menggunakan bahasa campuran
4. Menurut anda, pentingkah pelajaran berbahasa Indonesia yang baik dan
benar di sekolah ? Jawaban : Ya
Alasan : Supaya anak Indonesia bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
5. Apakah pendapat anda, jika sekolah menerapkan harus memakai Bahasa
Indonesia yang benar dalam percakapan di lingkunga sekolah ?
Jawaban : Ya
Alasan : Setuju, karena di kalangan pelajar sudah jarang menggunakan Bahasa
Indonesia, jadi harus dilestarikan kembali
6. Apakah anda takut, jika Bahasa Indonesia diakui oleh bangsa lain, seperti
iii
kesenian kita ? Jawaban : Ya
Alasan : karena Bahasa Indonesia adalah bahasa negara Indonesia . Jika diakui
oleh negara lain, maka sama saja seperti menginjak-injak harga diri bangsa
Indonesia
7. Sebagai putra putri Indonesia, apakah anda mencintai Bahasa Indonesia
Jawaban : Ya
Alasan : Karena Bahasa Indonesia adalah bahasa kebangsaan kita
8. Sebagai seorang pemuda yang melihat fenomena berbahasa sekarang,
apakah anda ingin melestarikan Bahasa Indonesia? Jawaban : Ya
Alasan : Supaya anak Indonesia bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan dikenal
dengan warga yang berbahasa baik
9. Apakah guru anda sudah memakai Bahasa Indonesia yang benar dalam
mengajar ? Jawaban : Tidak
Alasan : Karena kebanyakan guru memakai bahasa campuran ( Indonesia-
Palembang )
10. Dalam berkomunikasi dalam jejaring sosial, apakah anda cenderung
menggunakan bahasa campuran ? Jawaban : Ya
Alasan : Karena jika menggunakan Bahasa Indonesia agak sulit Dimengerti
17. iii
4.2 Analisa Masalah
Adakah pengaruh lingkungan sosial pelajar SMA terhadap tatacara
berbahasa Indonesia dalam percakapan sehari-harinya ?
Pada masa ini, pengaruh ego tiap daerah sudah mulai mencuat di
permukaan, ditambah dengan pengaruh kebudayaan asing yang masuk ke negeri
ini, yang mulai mengikis sedikit demi sedikit persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia Dan seiring itu pula, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam percakapan kini mulai tersamarkan dengan pencampuran bahasa
lokal maupun bahasa asing dengan Bahasa Indonesia itu sendiri . hal ini sudah
cukup pelik, dikarenakan sudah lunturnya kesadaran anak bangsa terhadap
bangsanya sendiri .
Berdasarkan hasil penyebaran angket dan wawancara yang dilakukan oleh
penulis, diperoleh keterangan dari responden bahwa 70% pelajar SMA sering
menggunakan bahasa campuran dalam percakapan sehari-harinya, dikarenakan
mendapat pengaruh dari lingkungan sosialnya, dimulai pengaruh dari dalam yaitu
keluarga, hingga pengaruh dari luar seperti lingkungan sekitar, jejaring
pertemanan sosial, maupun media massa seperti televisi dan lain lain . Namun
pada dasarnya, pelajar SMA secara tidak sadar terus menggunakan Bahasa
Indonesia, terutama di forum formal seperti sekolah .
Bagaimanakah pengetahuan dan pendapat pelajar SMA tentang
penggunaan Bahasa Indonesia maupun bahasa campuran dalam percakapan
sehari-harinya ?
Berdasarkan hasil penyebaran angket dan wawancara yang dilakukan oleh
penulis, diperoleh keterangan dari responden bahwa pada dasarnya pelajar SMA
sudah tahu akan latar belakang Bahasa Indonesia, tatacara maupun Ejaan Yang
Disempurnakan ( EYD ) dan bermacam pengetahuan yang lain . selain itu,
keseluruhan dari responden menilai pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
sangatlah penting . Namun sangat disayangkan, penggunaan Bahasa Indonesia
dalam percakapan sehari-hari kurang mendapat respon baik, karena beberapa
responden menilai bahwa bahasa Indonesia itu baku dan kuno, ditambah pula
dengan kurang dicontohkan oleh orang tua, teman-teman, guru di sekolah, bahkan
para petinggi republik ini sekalipun .
18. BAB V
PENUTUP
iii
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pada umumnya pelajar SMA dalam hal pengetahuan berbahasa Indonesia
sudah cukup baik, dengan mengetahui latar belakang Bahasa Indonesia,
tatacara berbahasa, kaidah EYD dan lain lain yang sudah didapatkan di
sekolah .
Sebagian besar pelajar menggunakan bahasa campuran dalam percakapan
sehari-harinya karena mendapat pengaruh dari dalam yaitu keluarga,
maupun pengaruh dari luar seperti lingkungan sekitar, jejaring pertemanan
sosial, maupun media massa .
Oleh karena itu, penulis menilai kesimpulan cocok dengan hipotesa awal
pada bab sebelumnya . hal ini dikarenakan telah jelasnya fakta bahwa pelajar
SMA cenderung menggunakan bahasa campuran dibandingkan Bahasa Indonesia
itu sendiri, walaupun sesungguhnya mereka memiliki pengetahuan teoritis yang
cukup baik tentang Bahasa Indonesia .
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis dapat membarikan saran kepada :
Pemerintah, agar membuat suatu program bermutu untuk para pelajar
mengenai Bahasa Indonesia melalui media massa seperti televisi, radio
dan semacamnya, karena media massa adalah media paling efektif untuk
menyampaikan informasi .
Guru, dalam menyampaikan materi dalam kegiatan belajar mengajar, agar
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar mendapat
menjadi contoh bagi siswanya .
Siswa, agar lebih sadar dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
budaya asli Indonesia, agar dapat selalu lestari .
19. DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta : Erlangga
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo
iii
annie-ocktaviani.blogspot.com
morfologi.com
www.wikipedia.com
makalahdanskripsi.blogspot.com
http://www.crayonpedia.org