3. Pengertian Tingkat Bunga
Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan salah
satu variabel ekonomi yang sering dipantau oleh para
pelaku ekonomi.
Tingkat suku bunga dipandang memiliki dampak
langsung terhadap kondisi perekonomian.
Berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi,
tabungan dan investasi terkait erat dengan kondisi
tingkat suku.
4. Definisi Tingkat Bunga
1. Boediono (2001:75) mengemukakan bahwa:
“Tingkat bunga adalah sebagai harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu”.
2. Tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar bila
terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dan
satu rupiah nanti, misalnya setahun lagi.
Contoh : tingkat bunga 20% per tahun, artinya bila
sekarang meminjam Rp.1.000.000,- maka setahun
lagi mengembalikan Rp.1.200.000,-
5. 1. Teori Tingkat Bunga Klasik
• Menurut teori kaum klasik, bunga adalah
harga dari penggunaan loanable funds atau
harga yang terjadi dipasar dana investasi
dalam suatu periode tertentu.
• Dalam pasar dana investasi terdapat
2 kelompok :
Surplus of fund
Lack of fund
6. Lan jutan Teori Tingkat Bunga Klasik
1.
2.
Surplus of fund yaitu anggota masyarakat yang dalam suatu
periode tertentu mempunyai kelebihan pendapatan dari
kebutuhan mereka untuk konsumsi.
Lack of fund yaitu para investor yang dalam periode yang
sama membutuhkan dana untuk investasi lebih dari
pendapatannya atau para pengusaha yang ingin memperluas
usahanya.
Jumlah tabungan dari kelompok penabung membentuk
supply akan loanable funds dan jumlah kebutuhan dari
kelompok investor membentuk permintaan (demand) akan
loanable funds.
7. Tingkat Bunga Keseimbangan (Klasik)
Tingkat Bunga
%
E2
i2
i1
I = Kurva Permintaan
terhadap dana investasi
S
S = Kurva penawaran dana
investasi
E1
I2
I1,i2 = tingkat bunga
keseimbangan
I1
0
F1
F2
Dana Investasi
Tingkat bunga keseimbangan tercipta di pasar dana investasi atau pasar barang dengan
bertemunya antara penawaran dan permintaan akan dana investasi (S = I).
8. 2. Teori Tingkat Bunga Keynes
• Menurut Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran uang. Ada Tiga Motif orang memegang uang
yaitu:
– Motif Transaksi
– Motif Berjaga-jaga
– Motif Spekulasi
• Keynes menekankan hubungan langsung antara tingkat bunga
yang harus dibayar dengan unsur permintaan uang untuk
tujuan spekulasi. Permintaan uang akan besar bila tingkat
bunga rendah dan sebaliknya.
9. Lanjutan Teori Tingkat Bunga Keynes
• Menurut Keynes, uang juga bisa produktif, hanya saja caranya
berbeda dengan pandangan klasik.
• Apabila ada uang tunai ditangan, orang akan dapat
berspekulasi dengan jalan membeli surat-surat berharga seperti
saham atau obligasi dipasar modal.
• Dengan kemungkinan memperoleh keuntungan berupa capital
gain atau deviden (dari hasil saham) ataupun memperoleh
bunga (dari obligasi).
Oleh karena ada kemungkinan mendapat keuntungan inilah,
apabila uang tersebut dipinjamkan kepada seseorang, maka
orang yang memperoleh pinjaman haruslah membayar bunga.
11. 3. Teori Modern
Teori ini dikembangkan oleh John Hicks di dalam
Econometrica (1937). John Hicks yang pertama kali
menekankan suatu tingkat bunga keseimbangan umum
(General Equilibrium of Interest Rate) dalam perekonomian,
bila memenuhi keseimbangan di pasar dana investasi (pasar
barang) dan keseimbangan di pasar uang.
Tingkat bunga keseimbangan umum inilah yang disebut
dengan tingkat bunga murni (pure interest rate = RM).
12. Tipe suku bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
1. Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal
interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
2. Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran
dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk
setiap investasi yang dilakukan.
13. Pengukur Tingkat suku bunga
1. Pinjaman sederhana
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh
tempo ditambah bunga pinjaman.
2. Pinjaman bayaran tetap
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode ditambah
bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya perbulan.
3. Obligasi kupon
Adalah penerbit atau penjual obligasi membayar bunga tetap (coupon
payment) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada
waktu jatuh tempo.
4. Obligasi diskonto atau tanpa kupon
Adalah obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga nominal dan
dibayar lagi sebesar nilai nominal sesudah jatuh tempo.
14. Struktur Resiko Tingkat suku bunga
1. Resiko kegagalan
Adalah kemungkinan obligasi gagal jual karena ketidak sanggupan
penerbit obligasi membayar bunga atau pembayaran nilai nominal obligasi
pada saat jatuh tempo. Obligasi yang tidak memiliki kegagalan disebut
dengan obligasi bebas resiko kegagalan, yaitu obligasi pemerintah.
2. Likuiditas
Penurunan likuiditas obligasi perusahaan karena sulit diperdagangkan dan
biaya penjualan naik mengakibatkan penurunan permintaan.
3. Pajak pendapatan
Pajak pendapatan dibebankan pada pendapatan kupon obligasi perusahaan,
sebaliknya pajak pendapatan tidak dibebankan pada pada pendapatan
kupon obligasi pemerintah.
15. Faktor yang mempengaruhi suku bunga
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara pemohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi,
yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam
arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak
membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas
bunga pesaing misalnya 17%.
3. Kebijakan pemerintah
Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi
bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
16. Lanjutan faktor yang mempengaruhi suku bunga
4. Harga laba yang di inginkan
Sesuai dengan target yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar,
maka bunga ikut besar dan sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya,
hal ini disebabkan besar kemungkinan resiko dimasa akan datang.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya.
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena
biasanya perusahaan yang bonafid kemungknan risik macet kredit dimasa
mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
17. Lanjutan faktor yang mempengaruhi suku bunga
8. Produk yang kompetitif
Produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang
kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah dibandingkan
dengan produk yang kurang kompetitif.
9. Hubungan baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)
dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan keaktifan dan
loyaritas nasabah yang bersangkutan dengan pihak bank.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima
kredit.biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari
segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyaritasnya terhadap
bank, maka bunga yang dibebankanpun berbeda.
18. Tingkat bunga Murni, Premi Resiko dan Biaya Transaksi
(I*M) Tingkat Bunga Murni (pure interest rate) yaitu tingkat bunga
dimana tidak ada resiko, yang ada hanya dalam dunia khayal. Sama sekali
dan tidak ada biaya lain yang dikeluarkan oleh debitur dalam transaksi
tersebut.
(I*P) Premi Resiko adalah tambahan tingkat bunga atau kenaikan tingkat
bunga yang disebabkan adanya resiko yang diperhitungkan oleh kreditur
yaitu dengan jalan meminta barang jaminan atau tingkat bunga yang lebih
tinggi. Para debitur yang kurang percaya atau jaminannya rendah maka
premi resiko yang dibebankan lebih tinggi.
(IT) Biaya Transaksi yaitu biaya yang harus ditanggung dalam
penyelenggaraan transaksi, misalnya biaya menyimpan dan memelihara
barang jaminan, biaya administrasi, dan biaya penagihan, dan lain-lain.
Biaya transaksi berbeda-beda untuk setiap transaksi. Di Negara
berkembang biasanya biaya transaksi cukup tinggi dan dibebankan dalam
bentuk bunga yang lebih tinggi.
19. Tingkat bunga nominal
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang harus
dibayar disamping pengembalian pinjaman pokok pada saat
jatuh tempo dan merupakan penjumlahan dari unsur-unsur
tingkat bunga, yaitu: tingkat bunga murni, premi resiko, biaya
transaksi, laju inflasi.
Faktor-faktor tersebut subjektif terutama yang berkaitan
dengan perkiraan tentang perkembangan perekonomian
dimasa yang akan dating. Oleh karena itu diberi tanda
diatasnya berupa bintang (*). Rumus tingkat bunga nominal
adalah :
IN = I*M + I*P + IT + I*i
20. Tingkat Bunga Riil
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi laju
inflasi yang terjadi selama periode yang sama.
Ir = In – Ii
Dimana:
Ir = Tingkat bunga riil (actual real rate of interest)
In = Tingkat bunga nominal
Ii = Laju inflasi yang benar-benar terjadi selama periode tersebut.
21. Dampak perubahan suku bunga
• GDP (Gross Domestik Product)
Sebagai indikator tingkat kesehatan pertumbuhan ekonomi
Negara, meliputi Konsumsi + Investasi + Pengeluaran
Pemerintah + (Ekspor-Impor) apabila peningkatan suku bunga
mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi maka interest rate
(IR) perlu dinaikkan demikian juga sebaliknya.
• Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak yang harus diperhatikan dalam kebijakan naikturunnya suku bunga apakah semakin meningkatkan peluang
usaha dan peluang kerja atau malah justru meningkatkan
pengangguran dan PHK. Unemployment Rate berpengaruh
terhadap sinyal perubahan tren perekonomian Negara.
22. Lanjutan dampak perubahan suku bunga
•
Kredit Perumahan Rakyat
Turunnya jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian
dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit
perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.
Masalahnya kenaikan interest rate kadang menghambat daya beli
masyarakat terhadap perumahan baru dan suku bunga pinjaman (KPR)
yang masih dalam masa pembayaran jangka panjang. Problem inilah yang
kadang kebijakan kenaikan interest rate sangat tidak disukai oleh rakyat
kecil.
Contohnya belakangan The Fed selama hampir setahun ini tetap
mempertahankan suku bunga rendah < 0.25 % dalam rangka menguatkan
ekonomi kerakyatan.
23. Table Suku Bunga Dunia
•
Tabel Tingkat Suku Bunga Dunia meliputi tingkat suku bunga saat ini dari
23 negara berbeda termasuk kurs sebelumnya dan tanggal terakhir ketika
diubah oleh Bank Sentral.
•
Tinjuan Bank Sentral Utama
27. Penjelasan
• Dari data suku bunga diatas, dapat di katakan bahwa
tingkat suku bunga indonesia termasuk masih
tergolong besar apa bila dibandingkan dengan negaranegara maju yang ada di Asia Pasific.
• Akan tetapi tingkat suku bunga indonesia dari tahun
ke tahun cendrung turun. Hal tersebut baik untuk
membuat investasi (dan konsumsi) bertambah. Apa
bila tingkat suku bunga naik, maka penawaran
(tabungan) akan naik dan permintaan akan dana
investasi akan turun.
28. • Tulus T.H. Tambunan (2009 : 177) di dalam
kelompok ASEAN, Indonesia termasuk ekonomi
yang suku bunganya relatif tinggi.
• Suku bunga untuk tabungan deposito di Indonesia
berkisar antara tertinggi 23% pada tahun 1998 saat
krisis ekonomi mencapai klimaksnya dan terendah
3,48% pada tahun 2007.
• Sedangkan untuk deposito berjangka 12 bulan, pada
tahun 1998 suku bunganya juga paling tinggi
mencampai hampir 28,3%.
29. • Ini dikarenakan krisis ekonomi yang disebabkan oleh
krisis rupiah, sehingga pemerintah melalui kebijakan
moneternya berusaha menguatkan nilai tukar rupiah
terhadap dolar As dengan menaikan suku bunga bank.
• Teorinya, jika suku bunga tabungan dalam rupiah
lebih tinggi dibandingkan suku bunga tabungan
dalam dolar AS, maka arus modal akan masuk ke
indonesia atau paling tidak, pelarian modal ke luar
bisa dihentikan atau dikurangi.