2. HIDUP
HARUS
BERUBAH
Macan ingin esok lebih cepat agar bisa
menangkap Zebra.
Zebra ingin esok lebih cepat agar tidak
ditangkap Macan.
Adakah Alasan Kita, untuk Tidak Berubah???
2/19/2014
DRAFT
2
3. Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. [2011], Innovators DNA, Harvard Business
Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh
melalui pendidikan, 1/3 sisanya dari genetik.
• Kebalikannya kemampuan intelijensia: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
Personal
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
Inter-personal
- Networking [Membentuk jejaring]
Perlu kur. yg mengedepankan pengalaman untuk
meningkatkan kreativitas siswa & dibiasakan bekerja dlm
3
6. Langkah-Langkah Pembelajaran
PENUTUP:
PEMBUKAAN:
Simpulan, Penguatan, Motivasi
Akhir, Pengayaan, Salam
Salam, Apersepsi, Pengan
tar Materi, Motivasi Awal
Interpersona
l
Observing
(mengamati
)
Questioning
(menanya)
Associatin
g
(menalar)
Experimentin
g
(mencoba)
Networking
(membentu
k Jejaring)
Intrapersona
l
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
6
7. Komponen RPP
1.
2.
3.
4.
5.
identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
identitas matapelajaran atau tema/subtema
kelas/semester
materi pokok
alokasi waktu, ditentukan sesuai keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD
6. tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
7. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD. Pemilihan
metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD
yang akan dicapai;
10.media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran; sumber belajar, dapat berupa buku, media
8. Click to edit Master title style
1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator.
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.
3. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke
sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari
konkret ke abstrak (bukan sebaliknya).
4. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD
dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal
sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
5. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan
hierarki kompetensi.
9. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
2. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional.
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
10. Kegiatan Inti
•Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu
dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan disvovery
dan/atau project based learning disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
11. Kegiatan Penutup (Refleksi)
Kegiatan penutup, guru bersama siswa secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
•seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung/tidak langsung dari hasil
pembelajaran;
•memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
•melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok;
•menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
12. Sistem Penilaian Kurikulum 2013 (merah kur 13, hitam konvensional)
No Jenis Penilaian
Pelaku
Waktu
1
Penilaian otentik
Guru
Berkelanjutan
2
Penilaian diri
Siswa
Tiap kali sebelum ul.harian.
3
Penilaian projek
Guru
Tiap akhir pelajaran
4
Ulangan harian (dapat
berbentuk penugasan)
Guru
terintegrasi dengan proses
pembelajaran
5
Ulangan Tengah dan Akhir
Semester
Guru (dikoord.
Sat.pendidikan)
Semesteran
6
Ujian Tingkat Kompetensi
Sekolah (kisi-kisi dari Tiap tingkat kompetensi yang
Pemerintah)
tidak bersamaan dengan UN
7
Ujian Mutu Tingkat
Kompetensi
Pemerintah (dengan
metode survei)
Tiap akhir tingkat kompetensi (
bukan akhir jenjang sekolah)
8
Ujian Sekolah
Sekolah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
9
Ujian Nasional sbg Ujian
Tingkat Kompetensi pada
akhir jenjang sat. pendidikan.
Pemerintah (sesuai
dengan peraturan)
Akhir jenjang sekolah
13. Pendekatan inquiry adalah pendekatan
mengajar dimana siswa merumuskan
masalah, mendesain eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data
sampai mengambil keputusan sendiri.
Pada pendekatan inquiry, siswa
mengajukan masalah sendiri sesuai
dengan pengarahan guru
14. Metode Discovery Learning adalah proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning
mempunyai prinsip sama dengan inkuiri
dan Problem Solving. Discovery lebih
menekankan ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Masalah yang dihadapkan kepada siswa
direkayasa oleh guru
15. Dalam Discovery Learning, hendaknya guru
harus memberikan kesempatan muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang
scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan
ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
siswa dituntut untuk melakukan berbagai
kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasi
kan bahan serta membuat kesimpulankesimpulan.
16. Sistem Penilaian:
Model Discovery Learning, penilaian dapat
dilakukan menggunakan tes maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penilainnya berupa
penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat
menggunakan tes tertulis. Jika penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan
penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
17. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sinte
sis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
18. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
19. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
peserta didik dapat melihat berbagai elemen
utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi
dan usaha peserta didik.
20. Sistem Penilaian:
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan &
penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik
21. Pembelajaran berbasis masalah adalah
sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam
tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world)
22. Penilaian pembelajaran dengan PBL
dilakukan dengan authentic assesment.
Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio
yang merupakan kumpulan yang sistematis
pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar
dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan
dengan cara evaluasi diri (self-assessment)
dan peer-assessment.
23. Self-assessment: Penilaian yang dilakukan oleh
pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya
dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh
pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar
berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugastugas yang telah dilakukannya sendiri maupun
oleh teman dalam kelompoknya
24. Penerapan Pendekatan scientific
1. Memberikan pertanyaan mengapa dan
bagaimana.
2. Memancing siswa untuk bertanya.
3. Memfasilitasi siswa untuk mencoba.
4. Memfasilitasi siswa untuk mengamati.
5. Memfasilitasi siswa untuk menganalisis.
6. Memberikan pertanyaan siswa untuk menalar
(proses berpikir yang logis dan sistematis).
7. Menyajikan kegiatan siswa untuk
berkomunikasi.
25. Sebelum memulai proses belajar-mengajar di
kelas, peserta didik diminta mengobservasi
suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian
peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru meransang peserta
didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk
bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari
mereka.
26. Memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan
penugasan berbagai konteks lingkungan
siswa, di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan guru memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar diluar
kelas. Peserta didik diharapkan memperoleh
pengalaman langsung apa yang sedang
dipelajari. Pengalaman belajar merupakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta
didik utk mencapai kompetensi inti
, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
27. Dalam mengaplikasikan metode Discovery
Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai
dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
menjadi student oriented.
28. Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menjadi seorang problem solver, seorang
scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganali
sis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.
29. Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning,
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian
kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta
didik. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian
kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery
learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.