Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang memarahi dan memukuli anaknya di supermarket karena menangis ingin mainan, 2) Seorang ibu lain melihat kejadian tersebut dan menegur ayah si anak yang hanya diam saja melihat istrinya memukuli anak, 3) Ayah tersebut akhirnya membawa anaknya pergi.
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
1.
2. Jendela
Keluarga
Ayah Sang Pemimpin
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah
D
i sebuah supermarket, se
orang suami terdiam
melihat is
trinya sedang memarahi anak
nya. Si anak yang ber sia sekitar lima tahun
u
itu ingin meme sebuah mainan, namun
b li
ibunya me rangnya. Anak itu lalu menangis. Si ibu
la
menyuruh anaknya menghentikan tangisannya, namun
tangisan si anak semakin keras. Akhirnya, si ibu me u
m
kui anaknya. Tangisan anak itu semakin menjadi-jadi.
l
Si ibu semakin tak sabar sehingga pukulannya semakin
keras dan bertubi-tubi. Melihat keadaan itu, suaminya
pergi menjauh.
Seorang ibu yang membawa anak remaja lelakinya
melihat kejadian ter e ut. Ibu itu kaget dan ingin sekali
s b
beri
b cara kepada ibu yang memukuli anaknya itu.
Namun, karena melihat ekspresi si ibu yang masih marah,
ia mengurungkan niatnya. Sebab, ketika seseorang
sedang marah tentu tidak bisa diajak bicara baik-baik.
Akhirnya, ia mendekati bapak yang sudah menjauh dari
ibu dan anaknya itu.
“Maaf Pak, apakah Bapak ayah dari anak itu?” Si bapak
mengangguk dengan ekspresi wajah sedih bercampur
malu.
“Mengapa Bapak membiarkan anaknya dipukuli oleh
istri Bapak? Mengapa membiarkan anak yang masih lemah
dizalimi? Allah menitipkan anak pada kita untuk dididik
dengan baik. Tentu Allah tidak ridha kalau titipannya
dianiaya. Pak, kita akan diminta pertanggungjawaban
oleh Allah. Anak itu diam tak membalas karena ia masih
lemah. Suatu saat dia sudah besar akan membalasnya.
Dia menyimpan rasa dendam. Anak itu peniru. Kelak dia
FEBRUARI 2014/RABIUL AWAL 1435
akan meniru yang dilakukan ayah-ibunya terhadap anak
dan keluarganya juga. Bagaimana perasaan Bapak kalau
hal itu terjadi?” Bapak tersebut terdiam mendengarkan si
ibu yang sulit membendung kata-katanya.
Tak lama kemudian Bapak itu mendekati anaknya. Ia
membawa anaknya pergi de gan menaiki sepeda motor.
n
Anak remaja laki-laki itu menyaksikan semua kejadian
tersebut.
Lalu ibunya memberi penjelasan bahwa seorang ayah
adalah pemimpin dalam keuarga. Ia seharusnya yang
l
mengendalikan dan mendidik keluarganya. Perbuatan si
ibu ta i tidak boleh dibiarkan.
d
Hari itu, si anak remaja laki-laki itu beaar dua hal.
l j
Pertama, tentang bagaimana se a usnya peran seorang
h r
ayah. Kedua, baai ana jika melihat kemungkaran
g m
atau ketidakaadilan di depan mata tidak boleh
membiarkannya.
Di dalam masyarakat kita sering melihat seorang
ayah yang begitu lemah tidak ber a a dalam memimpin
d y
keluarganya. Hal itu sering di dikan anekdot. Maka
ja
munculah istilah “Ikatan suami takut istri”, bahkan
sampai dijadikan serial sinetron. Se ingga hal itu pun
h
berdampak dalam mendidik anak. Ayah tak mengambil
peran dalam mendidik anak. Ibulah yang mengambil alih
seluruh kepemimpinan pendidikan anaknya.
Memang dalam pelaksanaannya seringkali ibulah
yang lebih banyak berperan. Namun, tetap yang menjadi
komandannya adalah ayah. Ayah turut mengkonsep,
melaksanakan dan mengontrol pelaksanannya.
Bayi manusia dikandung selama sembilan bulan.
Sebuah waktu yang cukup lama. Selama itu, bukan
hanya ibu yang bersiap menjalani peran sebagai ibu,
namun juga ayah. Ayah harus belajar banyak bukan
karena banyak melaksanakannya, namun karena ayahlah
yang memimpin dan mengendalikannya. Ketika ada
ke eliruan istri dalam mendidik anak, maka suami se
k
hausnya bertindak meluruskannya. Semoga Allah
r
seantiasa membimbing kita semua.
n
Penulis buku
Men idik Karakter dengan Karakter.
d
celah
Oleh Ida S. Widayanti*
67
3. usrah
Menjadi
yang Kedua
Oleh Kartika Ummu Arina*
Buktikanlah bahwa
kita adalah pembawa
kebahagiaan, lebih
terhormat, dan memang
tepat untuk dicintai
T
elepon genggam di
tangan saya bergetar
beberapa kali, sebaris
nama muncul di layar.
Beberapa detik kemudian
saya sudah mendengar suara di ujung
sana. Nadanya terdengar gembira. Saya
bertanya-tanya apa gerangan yang
hendak disampaikannya. Akhirnya
karena tak sabar sekaligus iseng, saya
menggodanya, “Mau nikah iya, Mbak?”
Ia pun berseru tertahan, berusaha
menyembunyikan kegembiraannya dan
mengiyakan pertanyaan saya.
Saya pun semakin penasaran.
Menanyakan siapa gerangan jodoh
yang menghampiri si mbak yang
usianya telah menginjak pertengahan
kepala empat ini. “Akhirnya”... itulah
yang menghiasi benak saya. Ia pun
menanyakan apakah saya mengenal
sebuah nama. Seseorang yang aktif di
sebuah wilayah dakwah yang tak jauh
dari tempat saya tinggal. Tiba-tiba saya
merinding. Hati-hati saya bertanya,
“Mbak, beliau sudah berkeluarga
ya?” Jawabannya yang membenarkan
membuat hati saya yang sudah dihiasi
oleh warna-warni kebahagiaan kini juga
diwarnai rasa lain.
68
Jadi istri kedua. Itulah kabar
gembira sekaligus rasa “ngilu” yang
datang pada saya hari itu. Poligami.
Kata itu masih sering saya eja dengan
berbagai rasa hingga hari ini. Walaupun
itu bagian dari perjalanan hidup
junjungan agung Rasulullah SAW,
tetapi secara manusiawi, saya belum
mampu mengejanya dengan baik dan
benar hingga hari ini.
Persoalan Ada di Hati
Jadi yang kedua, ini yang sering
mengganjal dalam hati. Yang kedua
berarti menjadi yang setelah orang
lain. Terlepas dari kata orang sebagai
newcomer, pengganggu, perusak,
dan lain sebagainya, siapapun punya
kemungkinan untuk jadi yang kedua.
Entah yang pertama masih di sisi atau
sudah tiada.
Akan tetapi, jadi yang kedua, sung
guh persoalan dan jawaban sebenarnya
ada di dalam hati. Berkutat pada apa
yang kita pikirkan sebagai persoalan,
pa ahal jalan keluar dari soal tersebut
d
seatinya juga tergantung bagaimana
j
kita membebaskan diri dari apa yang
kita pikirkan dan bertindak yang terbaik.
Lalu apakah menjadi yang kedua
berarti mengundang petaka? Pastinya,
bila hal ini hanya menyengsarakan
hamba-Nya, Allah
tidak akan
pernah mengizinkan poligami (An-Nisa
[4]:3) atau membolehkan seseorang
yang telah berpisah dengan pasangan
sebelumnya menikah kembali.
Terlepas dari segala kelemahan
hati, pelajaran yang saya peroleh
dari pernikahan “si mbak” sungguh
membuka cakrawala baru. Di hari
pernikahannya, sang calon suami
datang bersama istri pertama dan
anak-anaknya. Mulai dari akad terucap
hingga resepsi bergulir menjelang senja,
istri pertama dan anak-anaknya setia
menemani. Semua hal mereka lakukan
bersama. Makan bersama hingga
bergurau dan menyambut tamu-tamu
yang datang. Semua mata yang datang
merekam peristiwa itu hingga sekarang
dan terkadang masih diputar ulang
dalam perbincangan.
Hari-hari si mbak pun menjadi
le ih sibuk. Tak hanya berkunjung ke
b
sanak-saudara atau menghadiri ka
jian rutin saja, kini hari-hari di akhir
pe annya pun penuh terisi dengan
k
agen a bersama sang istri pertama dan
d
keluarga besarnya. Saat ditanya, apakah
beliau bahagia, si mbak ini menjawab
sumringah, “Sebenarnya lebih enak
begini, kami jadi punya waktu lebih
banyak mengerjakan sesuatu untuk
umat.”
Jawaban ini menghadapkan kita
pada realitas bahwa mengurus rumah
tangga memang menyita waktu.
Mendidik anak-anak adalah amanah
yang harus dipertanggungjawabkan
dunia akhirat. Mencari nafkah untuk
membiayai kebutuhan rumah tangga
pun sangat berat. Jadi, akan lebih
menyenangkan bila ada orang yang
bersedia berbagi beban.
Seperti Rasulullah
yang
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
4. Jendela keluarga
FOTO: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
Buang jauh-jauh label yang sering
ditempelkan masyarakat awam bahwa
menjadi yang kedua berarti merusak
keluarga orang
menyuruh seorang lelaki yang
mengadukan nasibnya yang miskin
untuk menikah lagi. Pernikahan
kedua, laki-laki ini tetap miskin. Ia pun
kembali datang pada Rasulullah
dan mengadukan nasibnya, Rasulullah
kembali menyuruhnya menikah.
Yakin bahwa Rasulullah
tidak akan
menipu umatnya, ia pun menikah
untuk yang ketiga kalinya. Usai
pernikahan yang ketiga, seiring waktu
berjalan, nasibnya belum juga berubah.
Ia tetap miskin. Ia pun kembali
datang pada Rasulullah , jawaban
yang diberikan padanya tetap sama.
Menikah lagi. Rasulullah
bersabda,
“Carilah rejeki dengan menikah!”
(Riwayat Ibnu Abbas)
Akhirnya lelaki ini pun menikah
FEBRUARI 2014/RABIUL AWAL 1435
lagi. Pernikahannya yang keempat
ini dilangsungkan dengan seorang
Muslimah yang pandai menjahit.
Keahlian ini ditularkannya pada
istri-istri yang lain. Singkat kata, nasib
perekonomian lelaki ini pun berubah.
Ia menjadi seorang kaya dengan usaha
menjahit baju yang dijalankannya
bersama keempat istrinya.
YaNG LeBIH BaIK
Jadi, inilah saatnya membebaskan
pikiran dan bertindak tepat. Menjadi
yang kedua atau yang seterusnya,
tidaklah harus menjadi “penerus” apa
yang sudah ada. Namun sebaliknya,
menjadi yang kedua seharusnya
memacu kita menjadi orang yang
membawa perubahan yang lebih baik
dalam kehidupan pasangan.
Buang jauh-jauh label yang sering
ditempelkan masyarakat awam bahwa
menjadi yang kedua berarti merusak
keluarga orang. Justru yang harus
dibuktikan adalah dengan pernikahan
yang terjadi, rejeki menjadi lebih
lancar, kesulitan yang sebelumnya kuat
menghadang menjadi lebih mudah
diatasi, dan membuat wajah pasangan
menjadi lebih cerah dibandingkan
sebelumnya.
Kehadiran kita sebagai yang kedua
juga seharusnya menjadi pribadi
yang menginspirasi bagi pasangan
dan keluarga besar. Bukan sebaliknya,
menjadi sumber masalah baru bagi
kehidupan pasangan dengan keluarga
besarnya. Menjadi yang kedua
menuntut kita untuk dapat berpikir
lebih dewasa, berhati lapang, dan
mengambil tindakan yang didasari
keputusan yang tepat. Karena, posisi
kita menuntut kita untuk menjadi
sosok yang lebih cerdas bersikap dan
bertindak.
Jadi yang kedua justru harus lebih
pandai mengatur emosi dan bukan
mengedepankan perasaan. Sehingga
label yang kedua adalah si pembuat
masalah, cengeng, dan cari perhatian
dapat ditolak mentah-mentah.
Masyarakat juga dapat belajar bahwa
pernikahan kedua yang dipilih oleh
pasangan kita justru adalah jalan
yang terhormat dan menambah
kebahagiaan.
Jangan sungkan untuk belajar
dari dia yang pertama untuk menjadi
orang yang dicintai pasangan,
karena belajar sejatinya bukan untuk
menjadi pengekor tetapi lebih untuk
membentuk karakter yang lebih
baik pada diri kita. Sambungkanlah
silaturahmi dengan keluarga besar,
juga masyarakat. Bukalah diri sehingga
siapapun dapat belajar bahwa menjadi
yang kedua dan poligami bukanlah
hal yang buruk. Buktikanlah bahwa
menjadi yang kedua justru membuat
kita lebih terhormat dan memang
tepat untuk dicintai. Penulis buku
‘Jadilah Suami Istri Bijak’
69
5. mar’ah
Jadilah yang
Tercantik
Oleh Kartika Trimarti*
Bersyukurlah untuk jadi yang
tercantik dan menangilah
hati juri yang paling jujur
untuk menilai kecantikan
yang tulus anak kita
M
enjelang akhir tahun
2013 sorotan dunia
tertuju ke salah satu
pojok Nusantara.
Ratusan perempuan
cantik sedunia sedang berkumpul di
sana untuk memperebutkan gelar
“yang paling cantik sedunia”. Walaupun
diembel-embeli kecerdasan dan
kepribadian, tetap saja yang dicari
adalah yang paling cantik. Mereka pun
diberangkatkan dari negaranya dengan
membawa gelar perempuan tercantik.
Cantik, rasanya kata yang satu
ini begitu sensitif buat perempuan.
Jangankan untuk mereka yang jelasjelas cantik, yang dikaruniai wajah
sedang-sedang saja juga sibuk memoles
diri agar terlihat cantik. Biarlah tidak
cantik-cantik amat, yang penting inner
beauty dan menarik. Padahal seperti
apapun dalilnya, tetaplah untuk
menarik perhatian orang lain.
Sebuah dialog pernah terlontar
dari sebuah karya Habiburrahman
el-Shirazy. Seorang pemuda tengah
ditawari calon pendamping hidupnya
yang cantik dan bintang film ternama.
Namun, pemuda itu tetap menolak
dengan berkata, “Saya belum siap bila
kecantikan istri saya nantinya dinikmati
70
orang banyak.” Meskipun dalam
cerita tersebut sang perempuan telah
berjilbab.
Jadi, memang tidak ada seorang
laki-laki salehpun yang mau berbagi
dengan orang lain, bila sudah bicara
tentang kecantikan pasangannya. Dan,
dengan begitu, kriteria kecantikan
pun sejatinya bukan ketika semua
mata yang memandang mengakui
kecantikannya. Karena, faktanya ditiap
suku bangsa, kecantikan bisa punya
persyaratan yang berbeda.
Kecantikan Sejati
Lalu, siapa yang sebenarnya
bisa dikatakan sebagai perempuan
tercantik? Sebelum lebih jauh, kisah
seorang Muslimah berikut ini mungkin
bisa menginspirasi. Bila ditanya tentang
siapa perempuan yang begitu cantik
baginya, ia selalu menjawab, ibunya.
Hingga ia menjadi redaktur majalah
fashion nasional sekalipun, ia menjawab
perempuan yang tercantik hanyalah
ibunya. Kehadiran ibundanya di rumah,
sungguh tak terbantah untuk selalu
membuatnya ingin pulang cepat-cepat.
Langkah kaki Ibundanya yang
selalu mengantar ia sampai di pintu
pagar sejak ia masih sekolah taman
kanak-kanak hingga ia telah menikah
sekalipun, selalu terekam dalam
hatinya. Suapan tangan ibunya sejak
ia masih balita hingga ia telah bekerja,
selalu menjadi kenangan yang tak
pernah ia lupa. Lembut tapi tak pernah
membuatnya manja. Walaupun ibunya
tak pernah mengecap pendidikan
hingga perguruan tinggi, kata-kata yang
memotivasinya untuk berjuang dalam
hidup selalu terngiang. Walau mungkin
brain-nya tak pernah masuk kualifikasi
penjurian kontes, ibulah tempatnya
bertanya berbagai hal bahkan sesuatu
yang tidak diketahuinya dalam dunia
kerja.
Brain, beauty, and behavior. Itulah
yang selalu digaung-gaungkan. Di
sisi lain, orang banyak yang melabeli
perempuan yang di rumah identik
dengan dapur, sumur, kasur. Namun,
justru di sinilah letak kecantikan
yang sebenarnya. Sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah , “Dunia
adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhisannya adalah wanita salehah.”
(Riwayat Muslim, Ibnu Majah dan An
Nasai)
Dapur, Sumur, Kasur
Apakah kemudian Muslimah yang
cantik itu kuno? Justru malah orang
yang beranggapan miring tetang dapur,
sumur, dan kasur-lah yang kuno.
Ada baiknya kita memahami lebih
dahulu apa artinya dapur, sumur, dan
kasur. Yang pertama adalah dapur.
Semakin banyak orang memahami
betapa pentingnya memakan makanan
yang dimasak di rumah dan makan
bersama di rumah. Dan yang tahu
standar gizi serta serta selera makan di
rumah tentu saja adalah ibu. Anak-anak
yang biasa memakan makanan
homemade yang dipersiapkan oleh
ibu mereka cenderung terhindar dari
jajanan di luar rumah, memiliki pola
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
6. Jendela keluarga
menguatkan kasih sayang. Tempat
anak-anak bercerita dan berbagi canda.
Di sini tentu butuh keterampilan
berbicara yang baik, cerdas membaca
situasi, dan pribadi yang baik untuk
menyayangi.
Mari kita simak sabda Rasulullah
, “Jika seorang istri menunaikan
shalat lima waktu, puasa di bulan
Ramadhan, dan menjaga kemaluannya
dari sesuatu haram, serta taat kepada
suaminya, maka ia akan dipersilakan
masuk surga dari pintu mana saja yang
ia sukai.” (Riwayat Ahmad dan AthThabrani)
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah
Perempuan Tercantik
makan teratur, dan lebih sehat. Makan
makanan yang dimasak ibunya sendiri
juga akan menambah rasa cinta dan
kebanggaan pada ibunya, sekaligus
membentuk citarasa makanan sehat
yang akan dipilih anak hingga dewasa.
Memasak juga berarti
menghadirkan kecerdasan yang
tinggi. Mereka yang ahli memasak
pastilah mereka yang sangat mengerti
komposisi bahan, kandungan bahan
makanan, hingga cara memasak yang
sehat dan lezat. Dari makan bersama
juga akan terbentuk manner yang akan
dibawa setiap orang hingga dewasa.
Jadi, dapur sejatinya adalah tempat
bereksperimen yang akan menentukan
kualitas generasi mendatang. Jelas
membutuhkan brain dan behavior yang
baik.
Sumur berarti kebersihan. Rumah
yang bersih dan nyaman akan selalu
menghadirkan inspirasi bagi siapapun
yang menghuninya. Kebersihan juga
akan menampilkan kecantikan yang
sebenarnya. Bila seorang Muslimah
bisa tampil bersih, berbau segar, dan
berseri-seri, tentu setiap orang akan
tertarik untuk selalu bersama.
FEBRUARI 2014/RABIUL AWAL 1435
Rumah yang
bersih dan
nyaman
akan selalu
menghadirkan
inspirasi bagi
siapapun yang
menghuninya
Kemudian tentang kasur. Kasur
adalah perlambang kenyamanan dan
impian. Di tempat tidurlah seorang
Muslimah yang belum menikah akan
mendeskripsikan cita-citanya. Di kamar
pula biasanya seorang Muslimah
menggambarkan pribadi seperti apa
yang akan dibangun. Sementara bagi
Muslimah yang sudah menikah, di
kamarlah biasa terjalin diskusi menarik
sebelum tidur, tempat menyelesaikan
masalah, dan tempat untuk saling
Begitu indahnya dipersilakan masuk
surga dari pintu manapun. Namun
itulah janji Allah Ta’ala melalui lisan
utusan-Nya yang tak pernah berdusta.
Jadi, kuncinya, jadilah perempuan
tercantik didunia dengan kesalihan
kita. Kesalihan yang melahirkan
kecerdasan yang mempesona,
kecantikan alami yang keluar dari
pribadi yang menyejukkan hati.
Akhirnya, meskipun cantik
memang tak bisa diukur secara fisik
karena tiap suku bangsa memang
punya versi sendiri-sendiri untuk
mengukur kecantikan, tetaplah jadi
yang tercantik bagi diri sendiri. Menjadi
orang yang menghargai apa yang sudah
Allah Ta’ala anugerahkan dan berusaha
untuk menambah nilai kecantikan
tersebut bermanfaat bagi semesta.
Mungkin tak ada juri yang akan
menobatkan kita sebagai perempuan
tercantik sedunia, tetapi biarlah
juri yang paling jujur yang akan
menobatkan kita dalam hatinya
sebagai perempuan tercantik sedunia.
Ya, juri itu adalah anak. Anak yang
dengan kepolosan dan ketulusannya
akan selalu mengenang kita sebagai
yang tercantik, pertama dan terakhir
hingga ia dewasa. Penobatan yang
paling fenomenal, paling bersih
dari komersialisasi, dan paling
membanggakan. Ibu rumah tangga
tinggal di Bekasi, Jawa Barat
71
7. konsultasi keluarga
Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari
Antara Shalat
dan Kerja Keras
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya mempunyai teman yang sangat rajin ber
ibadah. Shalat lima waktu dikerjakan tepat waktu
dan selalu berjamaah. Tak hanya ibadah shalat, ia
juga rajin berpuasa hari Senin dan Kamis.
Suatu hari ia dipanggil atasan karena dinilai ki
nerjanya kurang baik. Memang sehari-harinya ia
kurang bertenaga, sering ngantuk dan tidak ber
semangat. Ketika saya ajak berdikusi tentang ke da
a
an ya, ia menyatakan bahwa sepanjang malam ia
n
shalat Tahajud hingga subuh.
Yang saya tanyakan, mana yang lebih utama sha
lat Tahajud dengan menyebabkan siang hari ngantuk
atau bekerja keras sesuai amanah perusa a n?
h a
AS
Di Jakarta
Jawab:
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Kami salut kepada saudara-saudara kita yang
bisa konsisten menjalankan kewajiban ibadahnya
di tengah kehidupan yang semakin sekularistik dan
materialistik seperti saat ini. Tindakan seperti itu
sangat terpuji dan harus didukung.
Terhadap hal-hal yang fardhu, seperti me egak
n
kan shalat lima waktu berjamaah, puasa Ramadhan,
dan membayar zakat, juga menunaikan haji jika
mam u harus mendapat perhatian utama. Sesibuk
p
apapun kita harus menyempatkan waktu untuk
menjalankannya. Kewajiban kepada Allah
harus
didahulukan sebelum yang lain.
Di samping menjalankan kewajiban kepada
Allah ada suatu kewajiban yang harus ditunaikan
juga, seperti bekerja untuk menafkahi keluarga. Pa a
r
ulama bersepakat bahwa bekerja menafkahi keuar
l
ga itu wajib. Artinya, berdosa bagi orang yang me
ning alkannya, kecuali uzur.
g
Rasulullah
menegaskan, “Mencari rezeki
yang halal adalah wajib sesudah menunaikan
yang fardhu (seperti shalat, puasa, dan lain-lain).
”
(Riwayat Ath-Thabani dan Al-Baihaqi)
Sangat disayangkan jika ada kaum Muslimin
yang berangkat kerja dalam keadaan loyo, pa a
d
hal ia mendapatkan gaji dari pekerjaan tersebut.
Tak se atutnya orang bekerja asal-asalan, karena
p
Allah
menghendaki kita ber uat ihsan, ter
b
masuk dalam bekerja.
Perbuatan ihsan dalam bekerja adalah ber
sunguh sungguh, amanah dan profesional. Di
g
ba kesungguhan, amanah dan profesionalitas
lik
itu terdapat pahala di sisi Allah. Mereka diganjar
se agai mujahid, sebagaimana sabda Nabi , “Se
b
sungguhnya Allah suka kepada hamba yang ber
kar a dan terampil. Barangsiapa yang besusahy
suah mencari nafkah untuk keluarganya, maka
s
dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah
Azza wa Jalla. (Riwayat Ahmad)
”
Selain pahala yang besar, di balik kesungguhan,
amanah, dan profesionalitas dalam bekerja itu
Allah juga menyiapkan ampunan. Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada
yang tidak bisa dihapus dengan pahala shalat, se
dekah, atau haji namun hanya dapat ditebus de
ngan kesusahpayahan dalam mencari nafkah.
”
(Riwayat Ath-Thabrani)
Para ulama sepakat bahwa shalat malam itu
hukumnya sunnah, sedang menafkahi keluarga
itu hukumnya wajib. Dalam fiqih awwaliyat (prio
ritas), perkara yang wajib harus didahulukan sebe
lum mengerjakan yang sunnah.
Kami menyarankan agar kita pandai-pandai
mengatur waktu. Jangan memaksakan diri. Kalau
mampu bangun setengah jam, efektifkan setengah
jam untuk shalat Tahajud. Kami yakin kita tetap
bisa shalat malam dan tetap bekerja di siang hari
degan semangat, kesungguhan, amanat, dan
n
profesional.*
.
72
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
8. SYIFA
KEMBALIKAN
KESEHATAN
TUBUH DENGAN
Tak perlu suplemen, cukup
buah-buahan dan sayursayuran.
A
nda sering merasa
lelah, terserang batuk,
pilek, atau flu? Lalu apa
yang Anda lakukan?
Kebanyakan dari kita biasanya
ingin segera mengatasi masalah
tersebut dengan cepat dan dengan
berbagai cara. Salah satunya
dengan mengonsumsi obat-obatan
kimia sintetik dan berharap dapat
memulihkan kondisi tubuh menjadi
normal kembali dengan cepat.
Bahkan tak jarang digunakan juga
antibiotik untuk mempercepat
penyembuhannya.
Padahal, hal itu bisa diatasi
dengan cukup banyak istirahat dan
mengonsumsi banyak vitamin C,
yang bisa didapatkan dari buahbuahan dan sayur sayuran. Sebab,
sumber dari masalah itu semua
adalah sistem imun yang menurun.
Sistem imun (kekebalan) adalah
salah satu komponen dokter di
dalam tubuh Anda yang melindungi
dan memberikan daya tahan
terhadap penyakit. Sistem imun ini
bertanggung jawab dalam melawan
semua bakteri, virus, fungi, dan
antigen lain. Dan salah satu cara
untuk meningkatkan sistem imun
adalah dengan mengonsumsi
vitamin C.
84
Vitamin C (asam askorbat)
merupakan salah satu vitamin
yang larut dalam air, yang memiliki
banyak peranan bagi kesehatan
tubuh kita. Vitamin ini termasuk
golongan vitamin antioksidan
yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas ekstraselular.
Beberapa karakteristiknya antara
lain sangat mudah teroksidasi
oleh panas, cahaya, dan logam.
Maka hindari memanaskan buah
dan sayur pada suhu tinggi dan
penggunaan peralatan logam untuk
memasaknya.
Dengan mengonsumsi vitamin
C banyak manfaat yang bisa
didapatkan, di antaranya: Pertama,
meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Jika kadarnya kuat, vitamin
C menstimulasi pergerakan sel
darah putih fagositik, terutama
netrofil, ke tempat inflamasi, dan
juga meningkatkan transformasi
limfosit menjadi sel T, sel B, dan
natural killer cells, sebagai suatu
antioksidan. vitamin C melindungi
sel darah putih dari radikal bebas
dan substansi toksik lain yang
dilepaskan oleh fagosit teraktivasi.
Kedua, memperbaiki kulit.
Vitamin C adalah antioksidan yang
paling banyak dibutuhkan kulit.
Ia dapat membantu menetralkan
radikal bebas yang menumpuk
akibat paparan sinar matahari dan
usia. “Pemberian vitamin C yang
dikombinasi dengan bahan lain,
memperbaiki beberapa tandatanda penuaan termasuk garis-garis
halus, pigmentasi tidak merata,
warna kulit dan tekstur, “kata Dr
Mariusz Sapijaszko, Direktur Medis
dari Youthful Image Cosmetic
Surgery Clinic dan seorang profesor
dermatologi di University of
Alberta.
Ketiga, menjaga struktur
kolagen. Yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan
serabut, kulit, urat, tulang rawan,
dan jaringan lain di tubuh manusia.
Struktur kolagen yang baik dapat
menyembuhkan patah tulang,
memar, pendarahan kecil, dan luka
ringan
Keempat, meningkatkan
kerja otak. Dua peneliti di Texas
Woman’s University menemukan
bahwa murid SMTP yang tingkat
vitamin C-nya dalam darah lebih
tinggi ternyata menghasilkan tes
IQ lebih baik daripada yang jumlah
vitamin C-nya lebih rendah.
Kelima, melawan kanker.
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa beberapa wanita yang
mengasup banyak vitamin C dari
makanan seperti buah-buahan atau
sayur (bukan suplemen), memiliki
risiko lebih rendah terkena kanker
payudara. Bahkan beberapa riset
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
FOTO: DADANG KUSMAYADI/SUARA HIDAYATULLAH
VITAMIN C
9. FOTO: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
DOSIS VITAMIN C BAGI TUBUH
Kebutuhan tubuh akan
vitamin C yang direkomendasikan
sebenarnya masih menjadi
perdebatan dan bervariasi pada
setiap negara. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) misalnya,
menetapkan hanya 45 mg sehari.
Sementara, Food Standard Agency
di Inggris menetapkan 40 mg
per hari dan National Academy
of Sciences di Amerika Serikat
menetapkan 60-95 mg per hari.
Menurut dr. Leane Suniar M,
ahli gizi dari Rumah Sakit UKI
Jakarta, jumlah vitamin C yang
dibutuhkan tubuh setiap hari adalah
40–60 mg, dengan catatan, kondisi
tubuh dalam keadaan sehat.
Karena itu, untuk kebutuhan
vitamin C harian, Anda tak perlu
mengonsumsi suplemen berdosis
tinggi. “Sayuran dan buah-buahan
seperti buah berry, tomat dan
sitrus dapat memenuhi
kebutuhan Anda.” Dengan
demikian, Anda tak perlu buangbuang uang untuk sesuatu yang
bisa Anda dapatkan secara alami.
Di bawah ini tabel jenis sumber
vitamin C berikut komposisinya.
NAMA
BUAH &
SAYUR
Jambu biji
Kiwi
Lengkeng
Pepaya
Paprika Merah
Brokoli
Kubis
Stroberi
Kembang kol
Jeruk
Tomat
Cabe
Apel
Melon
Anggur
Sukun
Mangga
Nanas
Pisang
Alpukat
Blewah
Ubi Jalar
KANDUNGAN
VITAMIN C
MG/100 MG
108
100
84
62
190
118
80,4
56,7
50
30-50
34
84
5
42
34
29
28
15
9
8
30
49,2
Sumber:
http://www.belajarkreatif.
net/2013/05/daftar-buahdan-sayur-sumber-vitamin-c.
html#ixzz2plmARBd5
FEBRUARI 2014/RABIUL AWAL 1435
Anda dapat
memanfaatkannya
dengan memakan
langsung buah buahan/sayuran tersebut
ataupun dengan dibuat
jus, namun tanpa
gula, es dan susu.
Satu buah jambu
biji sehari sudah dapat
memenuhi kebutuhan
vitamin C harian.
Namun apabila kondisi
sedang lelah ataupun Anda sedang
terserang flu, jumlah tersebut dapat
ditingkatkan lagi.
Kadar vitamin C dalam tubuh
dapat berkurang dengan pola hidup
atau aktivitas yang buruk seperti
merokok, minuman beralkohol,
konsumsi obat tertentu seperti
antikejang, antibiotik tetrasiklin,
arthritis, obat tidur, dan kontrasepsi
oral. Sehingga apabila Anda seorang
perokok, atau sedang mengonsumsi
jenis antibiotik tersebut kebutuhan
vitamin C harian Anda harus lebih
ditingkatkan lagi dari biasanya.
Namun apabila tubuh kekurangan vitamin C, dapat menimbulkan
kondisi seperti luka lambat sembuh,
cepat lesu, nyeri sendi, kulit sangat
kering dan bersisik, mudah bersin
dan stress.
Vitamin C memang baik bagi
tubuh Anda. Tapi, bukan berarti
Anda harus menuruti klaim para
produsen suplemen vitamin C untuk mengonsumsinya dalam dosis
tinggi. Salah-salah Anda justru akan
menyengsarakan hidup Anda sendiri.
Beberapa masalah yang bisa terjadi
saat Anda mengalami hipervitaminosis
C atau overdosis vitamin C adalah
iritasi di mulut, sakit kepala dan
demam. Selain itu, Anda juga berisiko
akan terserang nyeri lambung dan
diare. Ini disebabkan karena vitamin C
bersifat asam dan akan memperberat
kerja organ ginjal, karena kelebihan vitamin C akan dibuang oleh ginjal.* Ika
Oktariyani, Apoteker dan Herbalis di
Green Zone Herbal
85
FOTO: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
mengindikasikan vitamin C sebagai
racun bagi sel-sel kanker tertentu.
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker.
Penelitian di Institut Teknologi
Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil
akhir pencernaan bahan makanan
yang mengandung nitrit) dalam
tubuh sejumlah mahasiswa yang
diberi vitamin C berkurang sampai
81%.
Dalam beberapa penelitian
lain, vitamin C juga berfungsi
untuk meningkatkan mood,
membantu penyerapan zat besi
untuk pembentukan sel darah
merah, mencegah stroke, mencegah
artherosclerosis atau pengerasan
arteri akibat timbunan kolesterol
jahat dan lainnya.
10. ADAB
S
alah satu karunia yang
Allah
berikan kepada
seorang hamba yaitu rumah.
Karenanya, orang yang
mendapat rumah baru
hendaknya menjadikannya sebagai
ladang kebaikan dan ibadah serta
tempat berzikir pada-Nya, bukan
sebagai tempat maksiat.
Berkaitan dengan menempati
rumah baru, terdapat beberapa adab
yang dianjurkan:
Pertama, bersyukur pada Allah
atas karunia-Nya berupa rumah baru
yang ia peroleh. Firman Allah: “Ingatlah
ketika Tuhanmu mengumumkan;
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (Ibrahim [14]: 7)
Kedua, ketika masuk rumah baru
mambaca,
َ ﱠ َ ُ َ ﱠ ﱠ
���ِ �َماشاءا� � ق ﱠوة ِإ
ِ
“Sungguh atas kehendak Allah
semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah.”
Ibnu Qoyyim menjelaskan dalam
Al-Wabilus Shayyib, bahwa seseorang
yang hendak masuk rumah atau kebun
hendaknya membaca kalimat di atas
sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat
Allah.
Hal ini didasarkan pada firman
Allah, “Mengapa kamu tidak
mengatakan waktu kamu memasuki
kebunmu ‘maasya Allah, laa quwwata
illaa billaah,’ sekalipun kamu anggap
86
aku lebih sedikit darimu dalam hal
harta dan keturunan.” (Al-Kahfi [18]:
39)
Rasulullah
bersabda, ”Jika Allah
memberi kepada seorang hamba
nikmat kebaikan terhadap keluarga,
harta, atau anak, kemudian dia
membaca, ‘masyaa-Allah, laa quwwata
illaa billaah” maka dia tidak akan
melihat adanya cacat dalam nikmat
selain kematian. (Riwayat At-Thabrani)
Ketiga, syukuran rumah baru.
Sebagai bentuk menyempurnakan
rasa syukur, kita dianjurkan untuk
mengadakan walimah, mengundang
orang lain untuk makan-makan.
Walimah ini sering diistilahkan dengan
Al-Wakirah. Sebagian ulama sangat
menganjurkan hal ini, di antaranya
Al-Imam As-Syafii. Beliau mengatakan
“Di antara bentuk walimah adalah
Al-Wakirah. Saya tidak memberi
kelonggoran untuk meninggalkannya.”
(Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah AlKuwaitiyah, 8/207).
Keempat, tidak terlalu khawatir
dengan gangguan yang ada.
Biasanya, orang yang akan
menempati rumah baru ada yang
merasa khawatir dengan makhluk
halus yang kemungkinan sudah
menghuni rumah tersebut. Menyikapi
hal ini, sikap yang terbaik tentu
menghilangkan kekhawatiran
tersebut dan bersikap biasa saja. Sikap
tidak peduli, ternyata menjadi cara
ampuh untuk mengusir setan. Setan
sebagaimana manusia, ketika dia
mengganggu, kemudian tidak digubris,
dia akan bosan untuk mengganggu.
Sebaliknya, jika diperhatikan,
dia semakin menjadi-jadi dalam
menggoda.
Kelima, banyak membaca alQur’an, khususnya surat al-Baqarah.
Rumah yang baru ditempati
hendaknya sering dibacakan surat
al-Baqarah agar tidak didatangi setan.
bersabda, ”Bacalah surat
Rasulullah
Al-Baqarah di rumah-rumah kalian,
karena sesungguhnya setan itu tidak
masuk ke dalam rumah yang dibaca di
dalamnya surat Al-Baqarah.” (Riwayat
Al-Hakim)
Keenam, ketika menutup pintu
membaca basmalah.
Dari Jabir bin Abdillah, Nabi
memberi banyak saran agar kita
tidak terganggu setan. Rasulullah
bersabda: “Tutuplah pintu, dan sebutlah
nama Allah. Karena setan tidak akan
membuka pintu yang tertutup (yang
disebut nama Allah).” (Riwayat Bukhari
dan Muslim)
Demikianlah beberapa adab
ketika memasuki rumah baru. Semoga
bermanfaat.* Bahrul Ulum/Suara
Hidayatullah
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
FOTO: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
Menempati
Rumah Baru