SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA
    PENINGKATAN KINERJA
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN
           GURU


                                    Oleh
                          I Made Sukarna
     JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNY
Undang-undang RI No. 14 Tan
2005 ttg Guru dan Dosen
• Pembinaan guru agar guru profesional
• Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga
  profesional bila memiliki :
  - kualifikasi akademik (pendidikan S1 atau
  Diploma empat),
  - kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial,
  dan profesional),
  - sertifikat pendidik (diperoleh setelah
  mengikuti pendidikan profesional)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
mencakup :
    - standar isi,
    - proses,
    - kompetensi lulusan,
    - pendidik dan tenaga kependidikan,
    - sarana dan prasarana,
    - pengelolaan,
    - pembiayaan,
    - dan penilaian pendidikan.
Realisasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 yaitu dengan ditetapkannya :
1.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan    Pendidikan
Dasar dan Menengah
2.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan       Dasar dan Menengah,
3.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24
Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaannya.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

• Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
  menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dasar
  dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang
  bersangkutan.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah diberi kebebasan untuk
  mengembangkan KTSP yang memuat standar yang lebih tinggi
  dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
  Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Standar
  Kompentesi Lulusan sebagaimana diaturdalam Peraturan
  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
• BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menyusun panduan
  KTSP sehingga diharapkan setiap satuan pendidikan tidak akan
  mengalami kesulitan menyusun.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

• Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat
  mengadopsi atau mengadaptasi model
  kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan
  menengah yang disusun oleh BSNP.
• Kurikulum satuan pendidikan dasar dan
  menengah ditetapkan oleh kepala satuan
  pendidikan dasar dan menengah setelah
  memperhatikan pertimbangan dari Komite
  Sekolah atau Komite Madrasah.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
• Satuan pendidikan dasar dan menengah pada
  jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
  telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004
  secara menyeluruh dapat menerapkan Peraturan
  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
  2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 untuk semua
  tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran
  2006/2007.
Prinsip Pelaksananaan Kurikulum menurut
Permendiknas No 22 Tahun 2006
• Pelaksanan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
  kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
  dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
  pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
  mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
• Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
  yaitu :
  (a) belajar untuk berimam dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
       Esa,
  (b) belajar untuk memahami dan menghayati,
  (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
  (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
  (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
  pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
  (PAKEM).
Pelaksanaan KTSP pada Pembelajaran
 KTSP tetap menekankan pencapaian kompetensi peserta didik, dan untuk itu
  operasional pelaksanaannya di setiap mata pelajaran harus
  mempertimbangkansemangat kurikulum berbasis kompetensi.
 Pendidikan berbasisis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada
  kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.
  Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan mencakup komponen pengetahuan,
  keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan,
  dan kewarganegaraan.
 Penerapan KTSP yang berbasis kompetensi antara lain ingin mengubah pola
  pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses.
  Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik,
  agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan
  menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah.
 Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) calon guru,
  agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didiknya
  yaitu perubahan paradigma teaching ke learning.dan paradigma lain yang sesuai
  dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
 Pada paradigma yang diinginkan oleh KTSP yang berbasis kompetensi ini tugas
  guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus
  dilatih menjadi fasilitator yang betugas memberikan kemudahan belajar (facilitate
  of learning) kepada seluruh peserta didik.
Sikap mental Guru sebagai fasisitator antara lain :
a.   tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan
     atau kurang terbuka,
b.   dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang
     aspirasi dan perasaannya,
c.   mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif,
     dan kreatif, bahkan ide yang sulit sekalipun,
d.   lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan
     peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran,
e.   dapat menerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positif
     maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang
     konstruktif terhadap diri dan perilakunya,
f.   toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik
     selama proses pembelajaran, dan
g.   menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka
     sudah tahu prestasi yang dicapainya.
SAYA HALUS
               SELALU
               MENINGKATKAN
               DIRI DALAM
               PEMBELAJARAN



             CARANYA
             GIMANA
             SIH ?
      OO ..Y A
             TU D Y
     SS ON S
LE
LESSON STUDY (Jugyokenkyuu)
DEFINISI
• Lesson Study (LS) merupakan pembinaan profesi
  pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
  kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
  prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
  membangun learning community
• Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu
  pembelajaran yang dilakukan baik pada pembelajaran
  oleh dirinya sendiri maupun pembelajaran orang lain,
  mulai dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran
  dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran tersebut
 TIPE LS
• LS berbasis sekolah
• LS berbasis MGMP
Tahapan Lesson Study

1).    Merencanakan pembelajaran (Design lesson), yang
       selajutnya disebut Plan,
2). Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada
   rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan,
   serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk
   mengamati. Kegiatan ini disebut Do,
3). Melaksanakan refleksi dan diskusi bersama
   pengamat. Kegiatan ini disebut See
PLAN
1. Identifikasi masalah pembelajaran :
     materi ajar, teaching material, strategi
   pembelajaran
2. Menentukan guru model
3. Perencanaan pembentukan kelompok siswa pada
   saat pembelajaran berlangsung, serta denah tempat
   duduk agar mudah diamati obserber
4. Menentukan pihak-pihak yang akan diundang
   sebagai obserber :
     guru sebidang, guru mata pelajaran lain, kepala
   sekolah, ahli pendidikan bidang studi, pejabat yang
   berkepentingan, masyarakat pemerhati pendidikan.
DO
• Briefing yang dilakukan kepala sekolah menjelaskan :
  -- LS yang akan dilakukan secara umum,
  - mempersilahkan guru model menjelaskan rencana
  pembelajarannya,
  - mengingatkan kepada obserber untuk tidak
  melakukan intervensi kepada peserta didik saat
  pembelajaran.
• Memasuki kelas untuk melaksanakan pembelajaran
  dan obserber menempatkan diri pada tempat strategis
  sesuai rencana pengamatannya masing-masing,
  rencana melakukan rekaman video
Cara melakukan observasi dalam LS
• Membuat catatan tentang aktivitas belajar
  peserta didik (tuliskan nama atau posisi tempat
  duduk perserta didik) :
  - diskusi yang dilakukan,
  - interaksinya dengan guru, dengan siswa
  lain,    dengan materi ajar,
  - waktu saat perhatian, tidak ada perhatian
  (kebosanan), dll
  - tingkahlaku (ngelamun, mikir,
  mempermainkan benda, …)
SEE
• Kepala sekolah (fasilitaor, pemandu diskusi), guru
  model, dan pakar duduk didepan.
• Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi
• Guru model memberi komentar tentang proses
  pembelajaran yang telah dolakukan
• Perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada
  saat pengembangan RPP memberi komentar tambahan
• Setiap obserber mengajukan hasil pengamatan dan
  pendapatnya
• Tenaga ahli merangkum atau menyimpulkan hasil
  diskusi
• Pengumuman LS berikutnya.
Tindak Lanjut
• LS mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar
  (learning community) yang secara konsisten
  melakukan continuous improvement baik pada level
  individu, kelompok, maupun sistem yang lebih umum
• Pengetahuan yang dibangun dari LS merupakan modal
  untuk meningkatkan kinerja pembelajaran
• LS mendorong peserta didik menunjukkan potensinya
  masing-masing
• Peserta PPL perlu dilibatkan dalam LS
• LS yang dirancang dengan baik, dapat memunculkan
  kegiatan lain yang inovatif.
Mengapa LS ?
• Mengurangi keterasingan guru
• Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi
  pembelajarannya
• Memperdalam pemahaman guru tentang materi
  pelajaran, cakupan, dan urutan materi dalam kurikulum
• Membantu guru memfokuskan bantuannya pada
  seluruh aktivitas belajar siswa
• Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan
  tentang pemahaman berfikir dan belajar siswa
• Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
Beberapa hal yang dirasa menghambat
kegiatan Lesson Study adalah,
 jumlah siswa dalam satu kelas sangat banyak, menyulitkan mengenal
  kharakteristik siswa satu persatu
 masih ada beberapa siswa yang belum dapat mengubah cara
  pembelajarannya, dan belum tersentuh/terperhatikan oleh guru,
 masih terikatnya guru dan siswa pada buku paket sebagai sumber
  pembelajaran, sehingga pengetahuan siswa terbatas,
  sarana pembelajaran masih terbatas, belum memanfaatkan multi
  media,
 jumlah jam mengajar guru di tiap sekolah sangat banyak, sehingga
  pada setiap kali mengikuti on-service selalu meninggalkan jam
  pelajaran di sekolah,
 keberadaan sekolah tempat on-service yang jauh dari lokasi tempat
  tinggal guru,
 menumbuhkan kesadaran guru untuk melaksanakan lesson study
  secara mandiri.
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (11)

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARANMASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN
 
Kelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
Kelompok 5-Pendekatan PembelajaranKelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
Kelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
 
Kelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
Kelompok 5-Pendekatan PembelajaranKelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
Kelompok 5-Pendekatan Pembelajaran
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
 
Mengkaji Kurikulum
Mengkaji KurikulumMengkaji Kurikulum
Mengkaji Kurikulum
 
mengkaji Kurikulum2013
 mengkaji Kurikulum2013 mengkaji Kurikulum2013
mengkaji Kurikulum2013
 
PERAN DAN TUGAS GURU
PERAN DAN TUGAS GURUPERAN DAN TUGAS GURU
PERAN DAN TUGAS GURU
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
ETIKA MORAL SEORANG GURU YANG HARUS DILAKUKAN
ETIKA MORAL SEORANG GURU YANG HARUS DILAKUKANETIKA MORAL SEORANG GURU YANG HARUS DILAKUKAN
ETIKA MORAL SEORANG GURU YANG HARUS DILAKUKAN
 
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
 

Destaque

Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.
Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.
Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.spoedvertaling
 
John f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshJohn f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshGUNGUY123
 
John f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshJohn f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshGUNGUY123
 
Linea Ejecutiva
Linea EjecutivaLinea Ejecutiva
Linea EjecutivaCotonal
 
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...Jefferson D Usaid
 

Destaque (7)

Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.
Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.
Vertaalwijzer | Vertalingen, vertalers & vertaalbureaus.
 
John f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshJohn f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintosh
 
John f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintoshJohn f kennedy powerpoint for macintosh
John f kennedy powerpoint for macintosh
 
Linea Ejecutiva
Linea EjecutivaLinea Ejecutiva
Linea Ejecutiva
 
4034
40344034
4034
 
4034
40344034
4034
 
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...
Partnership for Growth (PFG): Addressing the Most Serious Constraints to Deve...
 

Semelhante a 9 ls-uppl

Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru
Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guruLesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru
Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan gurulutfi251064
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranAri Tanjung
 
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garudaLampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garudaAepsaenawa
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garuda
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garudaLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garuda
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garudaNayantaka Husna Hartono
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Amrizal Ahmad
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranR Andri Wijonarko
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranAmrizal Ahmad
 
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranOtto Ono Gallery
 
PPA_WIDA.pptx
PPA_WIDA.pptxPPA_WIDA.pptx
PPA_WIDA.pptxhambali37
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptxBsIsmail1
 
Menyusun Modul Ajar.pptx
Menyusun Modul Ajar.pptxMenyusun Modul Ajar.pptx
Menyusun Modul Ajar.pptxSartanaSartana
 
lesson-study-41.ppt
lesson-study-41.pptlesson-study-41.ppt
lesson-study-41.pptSahabatEdu
 
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxPaparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxKarinaWulandari3
 
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxPaparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxWahidSeptiawan2
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxHasanHasan245487
 
1_IKM SMP - MTs.pptx
1_IKM SMP - MTs.pptx1_IKM SMP - MTs.pptx
1_IKM SMP - MTs.pptxAndriWiliya
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VISusi Novita
 

Semelhante a 9 ls-uppl (20)

Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru
Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guruLesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru
Lesson Study sebagai upaya peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garudaLampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garuda
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garudaLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garuda
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran garuda
 
Permen dikbud 81 a
Permen dikbud 81 aPermen dikbud 81 a
Permen dikbud 81 a
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
06. lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
PPA_WIDA.pptx
PPA_WIDA.pptxPPA_WIDA.pptx
PPA_WIDA.pptx
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx
 
Menyusun Modul Ajar.pptx
Menyusun Modul Ajar.pptxMenyusun Modul Ajar.pptx
Menyusun Modul Ajar.pptx
 
lesson-study-41.ppt
lesson-study-41.pptlesson-study-41.ppt
lesson-study-41.ppt
 
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxPaparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
 
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptxPaparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
Paparan Luring_Pembelajaran dan Asesmen.pptx
 
lesson-study-41.ppt
lesson-study-41.pptlesson-study-41.ppt
lesson-study-41.ppt
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptx
 
1_IKM SMP - MTs.pptx
1_IKM SMP - MTs.pptx1_IKM SMP - MTs.pptx
1_IKM SMP - MTs.pptx
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
 
Angket pkg 2014
Angket pkg 2014Angket pkg 2014
Angket pkg 2014
 

9 ls-uppl

  • 1. LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Oleh I Made Sukarna JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNY
  • 2. Undang-undang RI No. 14 Tan 2005 ttg Guru dan Dosen • Pembinaan guru agar guru profesional • Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional bila memiliki : - kualifikasi akademik (pendidikan S1 atau Diploma empat), - kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), - sertifikat pendidik (diperoleh setelah mengikuti pendidikan profesional)
  • 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mencakup : - standar isi, - proses, - kompetensi lulusan, - pendidik dan tenaga kependidikan, - sarana dan prasarana, - pengelolaan, - pembiayaan, - dan penilaian pendidikan.
  • 4. Realisasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yaitu dengan ditetapkannya : 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaannya.
  • 5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 • Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan. • Satuan pendidikan dasar dan menengah diberi kebebasan untuk mengembangkan KTSP yang memuat standar yang lebih tinggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Standar Kompentesi Lulusan sebagaimana diaturdalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 • BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menyusun panduan KTSP sehingga diharapkan setiap satuan pendidikan tidak akan mengalami kesulitan menyusun.
  • 6. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 • Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP. • Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.
  • 7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 • Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh dapat menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 untuk semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007.
  • 8. Prinsip Pelaksananaan Kurikulum menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 • Pelaksanan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. • Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : (a) belajar untuk berimam dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
  • 9. Pelaksanaan KTSP pada Pembelajaran  KTSP tetap menekankan pencapaian kompetensi peserta didik, dan untuk itu operasional pelaksanaannya di setiap mata pelajaran harus mempertimbangkansemangat kurikulum berbasis kompetensi.  Pendidikan berbasisis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.  Penerapan KTSP yang berbasis kompetensi antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses. Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah.  Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) calon guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didiknya yaitu perubahan paradigma teaching ke learning.dan paradigma lain yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.  Pada paradigma yang diinginkan oleh KTSP yang berbasis kompetensi ini tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang betugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik.
  • 10. Sikap mental Guru sebagai fasisitator antara lain : a. tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau kurang terbuka, b. dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya, c. mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan ide yang sulit sekalipun, d. lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran, e. dapat menerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya, f. toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran, dan g. menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.
  • 11. SAYA HALUS SELALU MENINGKATKAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN CARANYA GIMANA SIH ? OO ..Y A TU D Y SS ON S LE
  • 12. LESSON STUDY (Jugyokenkyuu) DEFINISI • Lesson Study (LS) merupakan pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community • Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu pembelajaran yang dilakukan baik pada pembelajaran oleh dirinya sendiri maupun pembelajaran orang lain, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran tersebut TIPE LS • LS berbasis sekolah • LS berbasis MGMP
  • 13. Tahapan Lesson Study 1). Merencanakan pembelajaran (Design lesson), yang selajutnya disebut Plan, 2). Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut Do, 3). Melaksanakan refleksi dan diskusi bersama pengamat. Kegiatan ini disebut See
  • 14. PLAN 1. Identifikasi masalah pembelajaran : materi ajar, teaching material, strategi pembelajaran 2. Menentukan guru model 3. Perencanaan pembentukan kelompok siswa pada saat pembelajaran berlangsung, serta denah tempat duduk agar mudah diamati obserber 4. Menentukan pihak-pihak yang akan diundang sebagai obserber : guru sebidang, guru mata pelajaran lain, kepala sekolah, ahli pendidikan bidang studi, pejabat yang berkepentingan, masyarakat pemerhati pendidikan.
  • 15. DO • Briefing yang dilakukan kepala sekolah menjelaskan : -- LS yang akan dilakukan secara umum, - mempersilahkan guru model menjelaskan rencana pembelajarannya, - mengingatkan kepada obserber untuk tidak melakukan intervensi kepada peserta didik saat pembelajaran. • Memasuki kelas untuk melaksanakan pembelajaran dan obserber menempatkan diri pada tempat strategis sesuai rencana pengamatannya masing-masing, rencana melakukan rekaman video
  • 16. Cara melakukan observasi dalam LS • Membuat catatan tentang aktivitas belajar peserta didik (tuliskan nama atau posisi tempat duduk perserta didik) : - diskusi yang dilakukan, - interaksinya dengan guru, dengan siswa lain, dengan materi ajar, - waktu saat perhatian, tidak ada perhatian (kebosanan), dll - tingkahlaku (ngelamun, mikir, mempermainkan benda, …)
  • 17. SEE • Kepala sekolah (fasilitaor, pemandu diskusi), guru model, dan pakar duduk didepan. • Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi • Guru model memberi komentar tentang proses pembelajaran yang telah dolakukan • Perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan RPP memberi komentar tambahan • Setiap obserber mengajukan hasil pengamatan dan pendapatnya • Tenaga ahli merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi • Pengumuman LS berikutnya.
  • 18. Tindak Lanjut • LS mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning community) yang secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun sistem yang lebih umum • Pengetahuan yang dibangun dari LS merupakan modal untuk meningkatkan kinerja pembelajaran • LS mendorong peserta didik menunjukkan potensinya masing-masing • Peserta PPL perlu dilibatkan dalam LS • LS yang dirancang dengan baik, dapat memunculkan kegiatan lain yang inovatif.
  • 19. Mengapa LS ? • Mengurangi keterasingan guru • Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya • Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan, dan urutan materi dalam kurikulum • Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa • Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berfikir dan belajar siswa • Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
  • 20. Beberapa hal yang dirasa menghambat kegiatan Lesson Study adalah,  jumlah siswa dalam satu kelas sangat banyak, menyulitkan mengenal kharakteristik siswa satu persatu  masih ada beberapa siswa yang belum dapat mengubah cara pembelajarannya, dan belum tersentuh/terperhatikan oleh guru,  masih terikatnya guru dan siswa pada buku paket sebagai sumber pembelajaran, sehingga pengetahuan siswa terbatas, sarana pembelajaran masih terbatas, belum memanfaatkan multi media,  jumlah jam mengajar guru di tiap sekolah sangat banyak, sehingga pada setiap kali mengikuti on-service selalu meninggalkan jam pelajaran di sekolah,  keberadaan sekolah tempat on-service yang jauh dari lokasi tempat tinggal guru,  menumbuhkan kesadaran guru untuk melaksanakan lesson study secara mandiri.