SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
25
ANALISA KOROSI DAN PENGENDALIANNYA
M. Fajar Sidiq
Akademi Perikanan Baruna Slawi
E-mail : mr_paimin@yahoo.com
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan tingkat curah hujan dan
kelembaban yang tinggi serta intensitas sinar matahari yang tinggi pula, dan sebagai negara
berkembang, di Indonesia juga banyak bermunculan industri-industri yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap tingkat pencemaran pada lingkungan. Fenomena alam dan
material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses.
Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi.
Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat reaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan penurunaan kualitas yang disebabkan oleh reaksi
kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. Dua jenis mekanisma
utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan reaksi elektrokimia.
Korosi dapat terjadi didalam lingkungan kering dan juga lingkungan basah. Korosi yang
terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan
sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama..Hasil dari proses
kerusakan berupa berbagai produk korosi misalnya berbagai macam oksida logam, kerusakan
permukaan logam secara morfologi, perubahaan sifat mekanis, perubahan sifat kimia. Dengan
dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme dari
korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pencegahan terbentuknya korosi
Kata Kunci: korosi, elektrokimia, morfologi
PENDAHULUAN
Korosi merupakan penurunan kualitas
yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan
logam dengan unsur-unsur lain yang
terdapat di alam . Korosi yang di
berdasarkan proses elektro-kimia
(electrochemical process) terdiri dari 4
komponen utama yaitu:
a) Anode (Anoda)
Anoda biasanya terkorosi dengan
melepaskan elektron-elektron dari atom-
atom logam netral untuk membentuk ion-
ion yang bersangkutan. Ion-ion ini mungkin
tetap tinggal dalam larutan atau bereaksi
membentuk hasil korosi yang tidak larut.
Reaksi pada anoda dapat dituliskan dengan
persamaan :
M MZ+
+ ze-
Dengan z adalah valensi logam dan
umumnya z = 1, 2, atau 3
b) Cathode (Katoda)
Katoda biasanya tidak mengalami
korosi, walaupun mungkin menderita
kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu.
Reaksi yang terjadi pada katoda berupa
reaksi reduksi. Reaksi pada katoda
tergantung pada pH larutan yang
bersangkutan, seperti :
1) pH < 7 : H+
+ e-
H ( atom )
2H H2 ( gas )
2) pH ≥ 7 :2H2O+O2+4e-
4OH-
c) Elektrolit
Elektrolit adalah larutan yang
mempunyai sifat menghantarkan listrik.
Elektrolit dapat berupa larutan asam, basa
dan larutan garam. Larutan elektrolit
mempunyai peranan penting dalam korosi
logam karena larutan ini dapat menjadikan
kontak listrik antara anoda dan katoda
d) Anoda dan Katoda harus terhubung
secara elektris
Antara anoda dan katoda harus ada
hubungan listrik agar arus dalam sel korosi
dapat mengalir. Hubungan secara fisik tidak
diperlukan jika anoda dan katoda
merupakan bagian dari logam yang sama.
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
26
Proses tersebut dapat dilihat dalam bentuk
sel korosi basah sederhana berikut :
Gb.1 Sel Korosi Sederhana
( Trethewey, 1991 )
Karena hampir mustahil untuk
mencegah korosi, maka mengendalikan
tingkat korosi bisa menjadi solusi paling
hemat. Insinyur-insinyur korosi kemudian
terus dilibatkan di dalam menaksir ongkos
solusi-solusi mereka kepada pencegahan
korosi dan menaksir masa penggunaan dari
peralatan. Dengan mengenali kapan korosi
akan terjadi, dan dengan mengerti
mekanisme yang yang terjadi maka ahli
korosi akan mengeliminasi korosi dengan
desain yang bagus.
Menurut ilmu thermodinamika,
reaksi atau transformasi terjadi dari kondisi
dengan energi bebas tinggi ke energi
rendah. Sebagai contoh, bijih besi
mempunyai energi bebas rendah dan
cenderung stabil. Pada proses ekstraksi,
besi dipisahkan dari oksigen dan proses ini
memerlukan energi sehingga energi bebas
besi menjadi tinggi. Besi dengan kondisi
energi bebas tinggi cenderung berubah
menjadi produk korosi yang mempunyai
energi bebas rendah.
Gb. 2 Kurva Energi Bebas Bijih Logam,
Logam, Dan Produk( Trethewey, 1991 )
Tingkat kecenderungan terjadinya
korosi pada logam dinyatakan dengan
perubahan energi bebas ∆G sedangkan laju
korosi ditentukan oleh energi aktivasi ∆G++
yang menunjukan penghalang energi yang
harus dilawan oleh atom-atom logam
supaya terjadi korosi. Laju reaksi korosi
dapat dinyatakan dengan persamaan :
Laju = tetapan laju x [ reaktan – reaktan ]
Besaran dalam kurung menyatakan
konsentrasi zat dan tetapan laju dapat
dinyatakan dengan penghalang energi
sebagai berikut :
Tetapan laju = C eksp [−∆G++
/ RT ]
Dengan C dan R tetapan, ∆ G++
adalah
penghalang energi dan T temperatur
mutlak.
 Thermodinamika reaksi korosi
Ada beberapa factor yang menentukan
terjadinya korosi, antara lain :
- Semua interaksi antara unsur dan senyawa
tergantung pada perubahan energi bebas
- Perubahan secara alami ( spontan ) terjadi
jika perubahan energi bebas ∆G negatif
yaitu terjadi pelepasan energi
- kebanyakan logam mempunyai
kecenderungan terjadi korosi
Sebagai contoh dapat dilihat pada ketiga
reaksi berikut, logam Mg dan Cu akan
terkorosi secara alamiah dilingkungan
basah karena ∆G negative sedangkan emas
( Au ) tidak terkorosi
Mg + H2O + ½ O2 Mg ( OH )2
∆G0
= - 596 kj / mol
Cu + H2O + ½ O2 Cu ( OH )2
∆G0
= - 119 kj / mol
Au + 3
/2 H2O + 3
/4 O2 Au ( OH )3
∆G0
= +66 kj / mol
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
27
1. JENIS KOROSI
Kebanyakan logam ada secara
alami sebagai bijih-bijih yang stabil dari
oksida-oksida, karbonat atau sulfida.
Diperlukan energi untuk mengubah
bijih logam menjadi sesuatu yang
bermanfaat,. Korosi hanyalah
perjalanan sifat pembalikan satu proses
yang tidak wajar kembali kepada suatu
keadaan tenaga yang lebih rendah.
Secara umum, tipe dari korosi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Korosi Seragam ( Uniform Corrosion )
Korosi seragam merupakan korosi
dengan serangan merata pada seluruh
permukaan logam. Korosi terjadi pada
permukaan logam yang terekspos pada
lingkungan korosif.
2. Korosi Galvanik
Korosi galvanik terjadi jika dua logam
yang berbeda tersambung melalui elektrolit
sehingga salah satu dari logam tersebut
akan terserang korosi sedang lainnya
terlindungi dari korosi. Untuk memprediksi
logam yang terkorosi pada korosi galvanic
dapat dilihat pada deret galvanik
3. Korosi Celah
Mirip dengan korosi galvanik, dengan
pengecualian pada perbedaan konsentrasi
media korosifnya. Celah atau ketidak
teraturan permukaan lainnya seperti celah
paku keling ( rivet ), baut, washer, gasket,
deposit dan sebagainya, yang bersentuhan
dengan media korosif dapat menyebabkan
korosi terlokalisasi
4. Korosi Sumuran
Korosi sumuran terjadi karena adanya
serangan korosi lokal pada permukaan
logam sehingga membentuk cekungan atau
lubang pada permukaan logam. Korosi
logam pada baja tahan karat terjadi karena
rusaknya lapisan pelindung ( passive film )
5. Retak Pengaruh Lingkungan (
environmentally induced cracking )
Merupakan patah getas dari logam
paduan ulet yang beroperasi di lingkungan
yang menyebabkan terjadinya korosi
seragam. Ada tiga jenis tipe perpatahan
pada kelompok ini, yaitu : stress corrosion
cracking (SSC), corrosion fatigue cracking
(CFC), dan hydrogen-induced cracking
(HIC)
6. Kerusakan Akibat Hidrogen (
Hidrogen damage )
Kerusakan ini disebabkan karena
serangan hydrogen yaitu reaksi antara
hydrogen dengan karbida pada baja dan
membentuk metana sehingga menyebabkan
terjadinya dekarburasi, rongga, atau retak
pada permukaan logam. Pada logam reaktik
seperti titanium, magnesium, zirconium dan
vanadium, terbentuknya hidrida
menyebabkan terjadinya penggetasan pada
logam.
7. Korosi Batas Butir ( intergranular
corrosion )
Korosi yang menyerang pada batas
butir akibat adanya segregasi dari unsur
pasif seperti krom meninggalkan batas butir
sehingga pada batas butir bersifat anodic
8. Dealloying
Dealloying adalah lepasnya unsure-
unsur paduan yang lebih aktif (anodik) dari
logam paduan, sebagai contoh : lepasnya
unsur seng atau Zn pada kuningan ( Cu –
Zn ) dan dikenal dengan istilah
densification.
9. Korosi Erosi
Korosi erosi disebabkan oleh
kombinasi fluida korosif dan kecepatan
aliran yang tinggi. Bagian fluida yang
kecepatan alirannya rendah akan
mengalami laju korosi rendah, sedangkan
fluida kecepatan tinggi menyebabkan
terjadinya erosi dan dapat menggerus
lapisan pelindung sehingga mempercepat
korosi.
10. Korosi Aliran (Flow induced
Corrosion)
Korosi Aliran digambarkan sebagai
effek dari aliran terhadap terjadinya korosi.
Meskipun mirip, antara korosi aliran dan
korosi erosi adalah dua hal yang berbeda.
Korosi aliran adalah peningkatan laju
korosi yang disebabkan oleh turbulensi
fluida dan perpindahan massa akibat dari
aliran fluida diatas permukaan logam.
Korosi erosi adalah naiknya korosi
dikarenakan benturan secara fisik pada
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
28
permukaan oleh partikel yang terbawa
fluida.
Gb. 2. Aliran Fluida Dalam Pipa yang dapat
menyebabkan korosi aliran
(Uhlig, 2000 )
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gb.3. Jenis – Jenis Korosi ( Jones, 1991)
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Laju Korosi
Umumnya problem korosi disebabkan
oleh air, tetapi ada beberapa faktor selain
air yang mempengaruhi laju korosi,
diantaranya:
1. Faktor Gas Terlarut.
 Oksigen (O2), adanya oksigen yang
terlarut akan menyebabkan korosi pada
metal seperti laju korosi pada mild
stell alloys akan bertambah dengan
meningkatnya kandungan oksigen.
Reaksi korosi secara umum pada besi
karena adanya kelarutan oksigen
adalah sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2-
+ 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH
 Karbondioksida (CO2), jika karbon
dioksida dilarutkan dalam air maka
akan terbentuk asam karbonat (H2CO3)
yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya
bentuk korosinya berupa pitting yang
secara umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3
Fe + H2CO3 FeCO3+H2
2. Faktor Temperatur
Penambahan temperatur umumnya
menambah laju korosi walaupun
kenyataannya kelarutan oksigen berkurang
dengan meningkatnya temperatur. Apabila
metal pada temperatur yang tidak uniform,
maka akan besar kemungkinan terbentuk
korosi.
3. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7
bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk
pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi
untuk besi, laju korosi rendah pada pH
antara 7 sampai 13. Laju korosi akan
meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
4. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat
Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan
mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang
mana jika gas tersebut kontak dengan besi
akan menyebabkan terjadinya korosi.
5. Faktor Padatan Terlarut
 Klorida (Cl), klorida menyerang
lapisan mild steel dan lapisan stainless
steel. Padatan ini menyebabkan
terjadinya pitting, crevice corrosion,
dan juga menyebabkan pecahnya
alooys.
 Karbonat (CO3), kalsium karbonat
sering digunakan sebagai pengontrol
korosi dimana film karbonat
diendapkan sebagai lapisan pelindung
permukaan metal, tetapi dalam
produksi minyak hal ini cenderung
menimbulkan masalah scale.
 Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya
terdapat dalam minyak. Dalam air, ion
sulfat juga ditemukan dalam
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
29
konsentrasi yang cukup tinggi dan
bersifat kontaminan, dan oleh bakteri
SRB sulfat diubah menjadi sulfide
yang korosif.
3. DAMPAK KOROSI
Korosi yang terjadi pada logam tidak
dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah
dan dikendalikan sehingga struktur atau
komponen mempunyai masa pakai yang
lebih lama. Setiap komponen atau struktur
mengalami tiga tahapan utama yaitu
perancangan, pembuatan dan pemakaian.
Ketidakberhasilan salah satu aspek seperti
korosi menyebabkan komponen akan
mengalami kegagalan.
Kerugian yang akan dialami dengan
adanya korosi meliputi finansial dan
safety, diantaranya :
 Penurunan kekuatan material
 Penipisan
 Downtime dari equipment
 Retak & Pitting
 Kebocoran fluida
 Embrittlement
 Penurunan sifat permukaan
material
 Penurunan nilai / hasil produksi
 Modification
4. Metode Pencegahan Korosi
Dengan dasar pengetahuan tentang
proses korosi yang dapat menjelaskan
mekanisme dari korosi, dapat dilakukan
usaha-usaha untuk pencegahan
terbentuknya korosi
a) Pengubahan Media
Korosi merupakan interaksi antara
logam dengan media sekitarnya, maka
pengubahan media sekitarnya akan dapat
mengubah laju korosi. Ada tiga situasi yang
dapat terjadi yaitu:
 Media sekitar / lingkungan berupa gas
 Media sekitar berupa larutan dengan
ion-ion tertentu
 Logam terbenam dalam tanah.
b) Seleksi Material
Metode umum yang sering digunakan
dalam pencegahan korosi yaitu pemilihan
logam atau paduan dalam suatu lingkungan
korosif tertentu untuk mengurangi resiko
terjadinya korosi.
c) Proteksi Katodik (Cathodic
Protection)
Proteksi katodik adalah jenis
perlindungan korosi dengan
menghubungkan logam yang mempunyai
potensial lebih tinggi ke struktur logam
sehingga tercipta suatu sel elektrokimia
dengan logam berpotensial rendah bersifat
katodikdan terproteksi
Macam : Impressed Current
Galvanic Sacrificial Anode
Galvanic Zinc Application
• Zinc Metallizing
• Zinc-Rich Paints
• Hot-Dip Galvanizing
d) Proteksi Anodik (Anodic
Protection)
Adanya arus anodik akan
meningkatkan laju ketidak-larutan logam
dan menurunkan laju pembentukan
hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam-
logam “active-passive” seperti Ni, Fe, Cr,
Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat
logam dikontrol seksama (dengan
potentiostat) maka logam akan bersifat
pasif dan pembentukan logam-logam tak
terlarut akan berkurang.
e) Inhibitor Korosi
Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya korosi adalah
dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara
umum suatu inhibitor adalah suatu zat
kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia.
Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat
kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu
lingkungan, dapat menurunkan laju
penyerangan korosi lingkungan itu
terhadap suatu logam. Mekanisma
penghambatannya terkadang lebih dari satu
jenis.
Sejumlah inhibitor menghambat korosi
melalui cara adsorpsi untuk membentuk
suatu lapisan tipis yang tidak nampak
dengan ketebalan beberapa molekul saja,
ada pula yang karena pengaruh lingkungan
Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259
30
membentuk endapan yang nampak dan
melindungi logam dari serangan yang
mengkorosi logamnya dan menghasilkan
produk yang membentuk lapisan pasif,
dan ada pula yang menghilangkan
konstituen yang agresif.
f) Pengubahan Media / Lingkungan
Kerja (Environment Change)
Korosi merupakan interaksi antara
logam dengan media sekitarnya, maka
pengubahan media sekitarnya akan dapat
mengubah laju korosi. Ada tiga situasi yang
dapat terjadi yaitu:
 Media sekitar / lingkungan berupa
gas
 Media sekitar berupa larutan dengan
ion-ion tertentu
 Logam terbenam dalam tanah.
g) Pelapisan (Coatings)
Prinsip umum dari pelapisan yaitu
melapiskan logam induk dengan suatu
bahan atau material pelindung.
Jenis - jenis coating :
• Metallic coatings
• Paint /organic coatings
• Chemical conversion coatings
• Miscellaneous coatings (enamel,
thermoplastics)
KESIMPULAN
1. Kondisi Indonesia yang beriklim
tropis dengan curah hujan dan
intensitas sinar mata hari yang
tinggi serta polusi udara dari air laut
, sungai dan industri mempercepat
terjadinya proses korosi
2. Korosi merupakan penurunan mutu
logam oleh reaksi elektrokimia
dengan lingkungannya. Korosi yang
terjadi pada logam tidak dapat
dihindari, tetapi hanya dapat
dicegah dan dikendalikan sehingga
struktur atau komponen mempunyai
masa pakai yang lebih lama.
3. Dengan mengenali kapan korosi
akan terjadi, dan dengan
mengerti mekanisme yang yang
terjadi maka ahli korosi akan
dapat mengeliminasi korosi dan
resikonya.
Daftar Pustaka
1. Dalimunthe, I.S., 2004, “ Kimia
Dari Inhibitor Korosi ”, Universitas
Sumatra Utara
2. Jones, D.A., 1991, Principle and
Prevention of Corrosion, Mc.
Millan Publishing Company, New
York
3. Roberge, P. R., 1999, Handbook of
Corrosion Engineering, McGraw-
Hill Companies, Inc., New York
4. Trethewey, K. R. &Chamberlain, J.,
1991, Korosi Untuk Mahasiswa
Sains dan Rekayasa , PT.
GramediaPustakaUtama, Jakarta
5. Uhlig. H.M., 2000, Uhlig`s
Corrosion Handbook, Second
Edition, John Wiley & Sons, Inc.
6. Widharto, S., 2001, Karat dan
Pencegahannya, P.T. Pradnya
Paramita, Jakarta

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (17)

makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
 
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju KorosiPerhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju Korosi
 
Korosi suatu material
Korosi suatu materialKorosi suatu material
Korosi suatu material
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
 
Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau Perkaratan
 
Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)
 
Material Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiMaterial Teknik - Korosi
Material Teknik - Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
3 korosi
3 korosi3 korosi
3 korosi
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iii
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
korosi
korosikorosi
korosi
 
Korosi pada besi
Korosi pada besiKorosi pada besi
Korosi pada besi
 
Modul2_Korosi
Modul2_KorosiModul2_Korosi
Modul2_Korosi
 

Semelhante a Analisa korosi

Semelhante a Analisa korosi (20)

Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Materi korosi
Materi korosiMateri korosi
Materi korosi
 
PPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptxPPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptx
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
materi korosi.pptx
materi korosi.pptxmateri korosi.pptx
materi korosi.pptx
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
ELEKTROKIMIA
ELEKTROKIMIAELEKTROKIMIA
ELEKTROKIMIA
 
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSIMAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
 
reaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimiareaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimia
 
Elektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElektroplating indra baru
Elektroplating indra baru
 
K6 20192020.pdf
K6 20192020.pdfK6 20192020.pdf
K6 20192020.pdf
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdf
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 

Último

Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 

Último (19)

Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 

Analisa korosi

  • 1. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 25 ANALISA KOROSI DAN PENGENDALIANNYA M. Fajar Sidiq Akademi Perikanan Baruna Slawi E-mail : mr_paimin@yahoo.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan tingkat curah hujan dan kelembaban yang tinggi serta intensitas sinar matahari yang tinggi pula, dan sebagai negara berkembang, di Indonesia juga banyak bermunculan industri-industri yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap tingkat pencemaran pada lingkungan. Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat reaksi dengan lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan penurunaan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. Dua jenis mekanisma utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan reaksi elektrokimia. Korosi dapat terjadi didalam lingkungan kering dan juga lingkungan basah. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama..Hasil dari proses kerusakan berupa berbagai produk korosi misalnya berbagai macam oksida logam, kerusakan permukaan logam secara morfologi, perubahaan sifat mekanis, perubahan sifat kimia. Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pencegahan terbentuknya korosi Kata Kunci: korosi, elektrokimia, morfologi PENDAHULUAN Korosi merupakan penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam . Korosi yang di berdasarkan proses elektro-kimia (electrochemical process) terdiri dari 4 komponen utama yaitu: a) Anode (Anoda) Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-elektron dari atom- atom logam netral untuk membentuk ion- ion yang bersangkutan. Ion-ion ini mungkin tetap tinggal dalam larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang tidak larut. Reaksi pada anoda dapat dituliskan dengan persamaan : M MZ+ + ze- Dengan z adalah valensi logam dan umumnya z = 1, 2, atau 3 b) Cathode (Katoda) Katoda biasanya tidak mengalami korosi, walaupun mungkin menderita kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Reaksi yang terjadi pada katoda berupa reaksi reduksi. Reaksi pada katoda tergantung pada pH larutan yang bersangkutan, seperti : 1) pH < 7 : H+ + e- H ( atom ) 2H H2 ( gas ) 2) pH ≥ 7 :2H2O+O2+4e- 4OH- c) Elektrolit Elektrolit adalah larutan yang mempunyai sifat menghantarkan listrik. Elektrolit dapat berupa larutan asam, basa dan larutan garam. Larutan elektrolit mempunyai peranan penting dalam korosi logam karena larutan ini dapat menjadikan kontak listrik antara anoda dan katoda d) Anoda dan Katoda harus terhubung secara elektris Antara anoda dan katoda harus ada hubungan listrik agar arus dalam sel korosi dapat mengalir. Hubungan secara fisik tidak diperlukan jika anoda dan katoda merupakan bagian dari logam yang sama.
  • 2. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 26 Proses tersebut dapat dilihat dalam bentuk sel korosi basah sederhana berikut : Gb.1 Sel Korosi Sederhana ( Trethewey, 1991 ) Karena hampir mustahil untuk mencegah korosi, maka mengendalikan tingkat korosi bisa menjadi solusi paling hemat. Insinyur-insinyur korosi kemudian terus dilibatkan di dalam menaksir ongkos solusi-solusi mereka kepada pencegahan korosi dan menaksir masa penggunaan dari peralatan. Dengan mengenali kapan korosi akan terjadi, dan dengan mengerti mekanisme yang yang terjadi maka ahli korosi akan mengeliminasi korosi dengan desain yang bagus. Menurut ilmu thermodinamika, reaksi atau transformasi terjadi dari kondisi dengan energi bebas tinggi ke energi rendah. Sebagai contoh, bijih besi mempunyai energi bebas rendah dan cenderung stabil. Pada proses ekstraksi, besi dipisahkan dari oksigen dan proses ini memerlukan energi sehingga energi bebas besi menjadi tinggi. Besi dengan kondisi energi bebas tinggi cenderung berubah menjadi produk korosi yang mempunyai energi bebas rendah. Gb. 2 Kurva Energi Bebas Bijih Logam, Logam, Dan Produk( Trethewey, 1991 ) Tingkat kecenderungan terjadinya korosi pada logam dinyatakan dengan perubahan energi bebas ∆G sedangkan laju korosi ditentukan oleh energi aktivasi ∆G++ yang menunjukan penghalang energi yang harus dilawan oleh atom-atom logam supaya terjadi korosi. Laju reaksi korosi dapat dinyatakan dengan persamaan : Laju = tetapan laju x [ reaktan – reaktan ] Besaran dalam kurung menyatakan konsentrasi zat dan tetapan laju dapat dinyatakan dengan penghalang energi sebagai berikut : Tetapan laju = C eksp [−∆G++ / RT ] Dengan C dan R tetapan, ∆ G++ adalah penghalang energi dan T temperatur mutlak.  Thermodinamika reaksi korosi Ada beberapa factor yang menentukan terjadinya korosi, antara lain : - Semua interaksi antara unsur dan senyawa tergantung pada perubahan energi bebas - Perubahan secara alami ( spontan ) terjadi jika perubahan energi bebas ∆G negatif yaitu terjadi pelepasan energi - kebanyakan logam mempunyai kecenderungan terjadi korosi Sebagai contoh dapat dilihat pada ketiga reaksi berikut, logam Mg dan Cu akan terkorosi secara alamiah dilingkungan basah karena ∆G negative sedangkan emas ( Au ) tidak terkorosi Mg + H2O + ½ O2 Mg ( OH )2 ∆G0 = - 596 kj / mol Cu + H2O + ½ O2 Cu ( OH )2 ∆G0 = - 119 kj / mol Au + 3 /2 H2O + 3 /4 O2 Au ( OH )3 ∆G0 = +66 kj / mol
  • 3. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 27 1. JENIS KOROSI Kebanyakan logam ada secara alami sebagai bijih-bijih yang stabil dari oksida-oksida, karbonat atau sulfida. Diperlukan energi untuk mengubah bijih logam menjadi sesuatu yang bermanfaat,. Korosi hanyalah perjalanan sifat pembalikan satu proses yang tidak wajar kembali kepada suatu keadaan tenaga yang lebih rendah. Secara umum, tipe dari korosi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Korosi Seragam ( Uniform Corrosion ) Korosi seragam merupakan korosi dengan serangan merata pada seluruh permukaan logam. Korosi terjadi pada permukaan logam yang terekspos pada lingkungan korosif. 2. Korosi Galvanik Korosi galvanik terjadi jika dua logam yang berbeda tersambung melalui elektrolit sehingga salah satu dari logam tersebut akan terserang korosi sedang lainnya terlindungi dari korosi. Untuk memprediksi logam yang terkorosi pada korosi galvanic dapat dilihat pada deret galvanik 3. Korosi Celah Mirip dengan korosi galvanik, dengan pengecualian pada perbedaan konsentrasi media korosifnya. Celah atau ketidak teraturan permukaan lainnya seperti celah paku keling ( rivet ), baut, washer, gasket, deposit dan sebagainya, yang bersentuhan dengan media korosif dapat menyebabkan korosi terlokalisasi 4. Korosi Sumuran Korosi sumuran terjadi karena adanya serangan korosi lokal pada permukaan logam sehingga membentuk cekungan atau lubang pada permukaan logam. Korosi logam pada baja tahan karat terjadi karena rusaknya lapisan pelindung ( passive film ) 5. Retak Pengaruh Lingkungan ( environmentally induced cracking ) Merupakan patah getas dari logam paduan ulet yang beroperasi di lingkungan yang menyebabkan terjadinya korosi seragam. Ada tiga jenis tipe perpatahan pada kelompok ini, yaitu : stress corrosion cracking (SSC), corrosion fatigue cracking (CFC), dan hydrogen-induced cracking (HIC) 6. Kerusakan Akibat Hidrogen ( Hidrogen damage ) Kerusakan ini disebabkan karena serangan hydrogen yaitu reaksi antara hydrogen dengan karbida pada baja dan membentuk metana sehingga menyebabkan terjadinya dekarburasi, rongga, atau retak pada permukaan logam. Pada logam reaktik seperti titanium, magnesium, zirconium dan vanadium, terbentuknya hidrida menyebabkan terjadinya penggetasan pada logam. 7. Korosi Batas Butir ( intergranular corrosion ) Korosi yang menyerang pada batas butir akibat adanya segregasi dari unsur pasif seperti krom meninggalkan batas butir sehingga pada batas butir bersifat anodic 8. Dealloying Dealloying adalah lepasnya unsure- unsur paduan yang lebih aktif (anodik) dari logam paduan, sebagai contoh : lepasnya unsur seng atau Zn pada kuningan ( Cu – Zn ) dan dikenal dengan istilah densification. 9. Korosi Erosi Korosi erosi disebabkan oleh kombinasi fluida korosif dan kecepatan aliran yang tinggi. Bagian fluida yang kecepatan alirannya rendah akan mengalami laju korosi rendah, sedangkan fluida kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya erosi dan dapat menggerus lapisan pelindung sehingga mempercepat korosi. 10. Korosi Aliran (Flow induced Corrosion) Korosi Aliran digambarkan sebagai effek dari aliran terhadap terjadinya korosi. Meskipun mirip, antara korosi aliran dan korosi erosi adalah dua hal yang berbeda. Korosi aliran adalah peningkatan laju korosi yang disebabkan oleh turbulensi fluida dan perpindahan massa akibat dari aliran fluida diatas permukaan logam. Korosi erosi adalah naiknya korosi dikarenakan benturan secara fisik pada
  • 4. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 28 permukaan oleh partikel yang terbawa fluida. Gb. 2. Aliran Fluida Dalam Pipa yang dapat menyebabkan korosi aliran (Uhlig, 2000 ) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gb.3. Jenis – Jenis Korosi ( Jones, 1991) 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi Umumnya problem korosi disebabkan oleh air, tetapi ada beberapa faktor selain air yang mempengaruhi laju korosi, diantaranya: 1. Faktor Gas Terlarut.  Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut : Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH  Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara umum reaksinya adalah: CO2 + H2O H2CO3 Fe + H2CO3 FeCO3+H2 2. Faktor Temperatur Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi. 3. Faktor pH pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13. 4. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB) Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya korosi. 5. Faktor Padatan Terlarut  Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya alooys.  Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale.  Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga ditemukan dalam
  • 5. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 29 konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif. 3. DAMPAK KOROSI Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama. Setiap komponen atau struktur mengalami tiga tahapan utama yaitu perancangan, pembuatan dan pemakaian. Ketidakberhasilan salah satu aspek seperti korosi menyebabkan komponen akan mengalami kegagalan. Kerugian yang akan dialami dengan adanya korosi meliputi finansial dan safety, diantaranya :  Penurunan kekuatan material  Penipisan  Downtime dari equipment  Retak & Pitting  Kebocoran fluida  Embrittlement  Penurunan sifat permukaan material  Penurunan nilai / hasil produksi  Modification 4. Metode Pencegahan Korosi Dengan dasar pengetahuan tentang proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pencegahan terbentuknya korosi a) Pengubahan Media Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi. Ada tiga situasi yang dapat terjadi yaitu:  Media sekitar / lingkungan berupa gas  Media sekitar berupa larutan dengan ion-ion tertentu  Logam terbenam dalam tanah. b) Seleksi Material Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu pemilihan logam atau paduan dalam suatu lingkungan korosif tertentu untuk mengurangi resiko terjadinya korosi. c) Proteksi Katodik (Cathodic Protection) Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodikdan terproteksi Macam : Impressed Current Galvanic Sacrificial Anode Galvanic Zinc Application • Zinc Metallizing • Zinc-Rich Paints • Hot-Dip Galvanizing d) Proteksi Anodik (Anodic Protection) Adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidak-larutan logam dan menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam- logam “active-passive” seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat logam dikontrol seksama (dengan potentiostat) maka logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam-logam tak terlarut akan berkurang. e) Inhibitor Korosi Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Mekanisma penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan
  • 6. Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN : 2087-2259 30 membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif. f) Pengubahan Media / Lingkungan Kerja (Environment Change) Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi. Ada tiga situasi yang dapat terjadi yaitu:  Media sekitar / lingkungan berupa gas  Media sekitar berupa larutan dengan ion-ion tertentu  Logam terbenam dalam tanah. g) Pelapisan (Coatings) Prinsip umum dari pelapisan yaitu melapiskan logam induk dengan suatu bahan atau material pelindung. Jenis - jenis coating : • Metallic coatings • Paint /organic coatings • Chemical conversion coatings • Miscellaneous coatings (enamel, thermoplastics) KESIMPULAN 1. Kondisi Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan dan intensitas sinar mata hari yang tinggi serta polusi udara dari air laut , sungai dan industri mempercepat terjadinya proses korosi 2. Korosi merupakan penurunan mutu logam oleh reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama. 3. Dengan mengenali kapan korosi akan terjadi, dan dengan mengerti mekanisme yang yang terjadi maka ahli korosi akan dapat mengeliminasi korosi dan resikonya. Daftar Pustaka 1. Dalimunthe, I.S., 2004, “ Kimia Dari Inhibitor Korosi ”, Universitas Sumatra Utara 2. Jones, D.A., 1991, Principle and Prevention of Corrosion, Mc. Millan Publishing Company, New York 3. Roberge, P. R., 1999, Handbook of Corrosion Engineering, McGraw- Hill Companies, Inc., New York 4. Trethewey, K. R. &Chamberlain, J., 1991, Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa , PT. GramediaPustakaUtama, Jakarta 5. Uhlig. H.M., 2000, Uhlig`s Corrosion Handbook, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. 6. Widharto, S., 2001, Karat dan Pencegahannya, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta