1. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Materi Penyuluhan : IMUNISASI
Pokok Bahasan :
1) Pengertian imunisasi
2) Tujuan dari imunisasi
3) Jenis jenis inunisasi pada bayi
4) Imunisasi pada ibu hamil
5) Jadwal imunisasi
Waktu Penyuluhan : 20 Menit
Sasaran : Pengunjung Puskesmas
Tanggal :-
Waktu :-
Tempat : Puskesmas Sicincin
Pelaksana penyuluhan :
1. Penyaji : YULIAWATI
LATAR BELAKANG
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang
sering muncul pada masyarakat banyak ditemukan penyakit seperti:
polio,campak,hepatitis B ,TBC,dipteri.karna dari itu harus diberikan
imunisasi pada bayi.
TUJUAN
1. Umum
Warga masyarakat mampu memahami dan mengerti tentang imunisasi
2. Khusus
Keluarga mampu :
1) Mengetahui pengertian imunisasi
2) Mengetahui manfaat dari imunisasi
3) Mengetahui jenis jenis imunisasi
2. 4) Mengetahui jadwal imunisasi
5) Mengetahui bahaya jika tidak diberikan imunisasi
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
MEDIA
1. Leaflet
2. Flipchart
SETTING TEMPAT
Ruang Tunggu Puskesmas Sicincin
DENAH TEMPAT
Audien Audien
Audien
Audien Audien
Audien
Audien Audien
Audien
Audien
Audien
3. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No Waktu
Penyaji Peserta
1 5 menit Pembukaan :
1. Salam pembukaan - Menjawab salam
2. Perkenalan - Memperhatikan
3. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
4. Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan
2 10 menit Penyajian isi :
1. Menjelaskan dan - Memperhatikan dan
menguraikan materi tentang mencatat penjelasan
: penyuluh dengan
a) Pengertian cermat
b) Tujuan dari imunisasi
c) Jenis jenis imunisasi
d) Manfaat imunisasi
e) Jadwal imunisasi
f) Penyakit penyakit yang
yang dapat dihindari dari
imnisasi
2. Memberikan kesempatan
kepada peserta penyuluhan - Menanyakan hal-hal
untuk bertanya yang belum jelas.
3. Menjawab pertanyaan
peserta penyuluhan yang - Memperhatikan
berkaitan dengan materi
yang belum jelas.
3 5 menit Penutup :
1. Menyimpulkan materi yang - Memperhatikan.
telah disampaikan.
4. 2. Evaluasi penyuluhan dengan - Menjawab
pertanyaan secara lisan.
3. Salam - Menjawab salam
MATERI
Terlampir
SUMBER
Yupi Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta
: EGC.
Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.
5. MATERI
IMUNISASI
A. PENGERTIAN
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari
penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
B. TUJUAN IMUNISASI
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan
lain sebagainya.
C. JENIS JENIS IMUNISASI PADA BAYI
1. Imunisasi BCG
termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan
terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan
virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar
memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke
dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
2. Imunisasi hepatitis B
ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara
memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika
menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit
disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB)
6. dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga
dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
3. Vaksin Polio
Vaksin merupakan cara pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi
suatu penyakit. Vaksin bukanlah obat apalagi untuk penyakit polio
yang belum ada obatnya. Vaksin polio bekerja dengan cara
merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio tanpa
terjangkit penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin
polio dilakukan secara oral, dimana didalam vaksin tersebut
terkandung virus polio hidup yang telah dijinakkan. Namun dalam
penerapannya ternyata dalam beberapa kasus penyakit polio justru
disebabkan oleh vaksin oral tersebut. Setelah tahun 2000 pemberian
vaksin dilakukan dengan memasukkan virus polio yang sudah mati
atau tidak aktif lagi, dan pemebrian vaksin ini dilakukan dengan cara
menyuntikkan vaksin pada lengan atau kaki.
4. Pemberian vaksin polio pada balita
Pemberian vaksin polio umumnya diberikan pada saat usia anak-anak.
Secara umum pemberian vaksin dilakukan secara bertahap dalam 4
dosis, dan pemberian dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 – 18
bulan, 4 – 6 tahun. Berdasarkan penjelasan diatas memang penyakit
polio bukan penyakit yang mematikan, namun memandang akibat
kelumpuhan yang ditimbulkannya maka perlu adanya tindakan
pencegahan. Terutama untuk balita apabila terjangkit penyakit ini
tentunya akan mengganggu perkembangan fisik dari balita tersebut,
oleh karena itu orang tua harus memahami pentingnya imunisasi polio
pada balita
7. 5. munisasi DPT
merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi.
Imunisasi ini biasanya diberikan dalam beberapa tahapan. Untuk
totalnya, pemberian imunisasi ini mencapai enam kali. Biasanya
dilakukan mulai dari bayi usia 2 bulan hingga usianya mencapai 12
tahun.
Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti difteri,
tetanus, dan pertusis. Bayi disarankan untuk diberikan imunisasi ini
saat usianya 2 bulan. Tapi jika bayi Anda usianya sudah melebihi 2
bulan dan belum di imunisasi DPT lakukan saja sesuai urutan tahapan
berdasarkan usianya
6. Imunisasi campak
Tanda klinis awal campak biasanya demam tinggi, yang muncul 10-12
hari setelah terpapar virus ini dan berlangsung selama 4-7 hari. Pilek,
batuk, mata merah dan berair, dan munculnya bercak putih pada
sebelah dalam pipi atau yang disebut Koplik’s Spot merupakan tanda
awal penyakit ini. Setelah beberapa hari, ruam mulai muncul yaitu
bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit, biasanya pada muka dan
leher atas. Setelah 3 hari, ruam ini menyebar, biasanya ke daerah
tangan dan kaki. Ruam ini muncul selama 5-6 hari lalu menghilang
dengan sendiri. Biasanya, ruam ini muncul 14 hari setelah terpapar
virus ini (dengan batasan 7-18 hari).
D. IMUNISASI PADA IBU HAMIL
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) adalah upaya membangun kekebalan
tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko
terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini diberikan pada ibu
hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu
terhadap terjadinya infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi
perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi.
8. TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
TT 3, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada
kelas satu.
TT 4, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada
kelas dua.
TT 5, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada
kelas tiga.
E. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BAYI
Umur Pemberian Vaksinasi
Jenis Vaksin Bulan Tahun
LHR 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 10 12 18
BCG 1 Kali
Hepatitis B 1 2
Polio 1 2 3 4 5
DPT 1 2 3 4 5 6 (td) 7 (td)
Campak 1 5
9. Umur Vaksin Keterangan
Saat Hepatitis HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam
lahir B-1 setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6
bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan
HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak
diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg
positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5
ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.
Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral
diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada
bayi lain)
1 Hepatitis Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval
bulan B-2 HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila
bulan BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih
dahulu dan BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
2 DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6
bulan minggu, dapat dipergunakan DTwp atau
10. DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi
dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan
DTP-1
4 DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan
bulan secara terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T).
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
bulan dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3
11. pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk
B-3 mendapatkan respons imun optimal, interval
HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan.
9 Campak- Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,
bulan 1 campak-2 merupakan program BIAS pada SD
kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan.
15-18 MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum
bulan mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat
diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau
PRP-OMP).
18 DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun
12. bulan setelah DTP-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 Hepatitis Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >
tahun A 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-
12 bulan.
2-3 Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi
tahun direkomendasikan untuk umur > 2 tahun.
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu
diulang setiap 3 tahun.
5 DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun
tahun (DTwp/DTap)
Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada
tahun. anak yang belum mendapatkan MMR-1.
10 dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT
tahun atau TT) diberikan untuk mendapatkan
13. imunitas selama 25 tahun.
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
F. PENYAKIT YANG BISA TERHINDAR DARI IMUNISASI
1) Imunisasi BCG: Ditujukan untuk memberikan kekebalan bayi terhadap
bakteri tuberkolosis (TBC)
2) Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit
Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
3) Imunisasi Polio: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadap penyakit
polio (kelumpuhan
4) Ismunisasi hepatitis B:memberikan kekebalan terhadap hepatitis B
5) Imunisasi campak: memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
6) Imunisasi TT (Tetanus Toxoid): upaya membangun kekebalan tubuh
untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi
pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini diberikan pada ibu hamil
sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu
terhadap terjadinya infeksi ini, mengingat pada proses persalinan
terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi.
14. PENUTUP
Demikianlah proposal ini penulis buat, semoga dilaksanakan sesuai rencana
Sicincin, Februari 2013
( YULIAWATI )
Disetujui Oleh :
Pembimbing Akademik CI Klinik
( ) ( Elni Sari, SKM )