MENAWARKAN JASA KONSULTASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM/HR)
- Konsultan SOP HR
- Konsultan sistem renumerasi/ penggajian
- Konsultan job analysis
- Konsultan pembuatan sistem HR
- Konsultan pembuatan peraturan perusahaan
- Konsultan pelatihan dan program pengembangan kompetensi
- Konsultan Sistem Manajemen Unjuk Kerja
Hubungi amarylliap@yahoo.com atau hp: 08129369926
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
PROGRAM PELATIHAN DALAM PERUSAHAAN
1. KONSULTAN SUMBER DAYA MANUSIA/ HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
SYSTEM/ KOMPETENSI/ PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA-----------AMARYLLIA PUSPASARI
(amarylliap@yahoo.com, 08129369926)
METODE PENYUSUNAN
PROGRAM PELATIHAN YANG TEPAT DAN EFEKTIF
APA ITU PELATIHAN?
Setiap perusahaan mengalami dilema setiap kali akan melakukan program
pengembangan investasi yang berkaitan dengan proses pengembangan pelatihan dalam
perusahaan. Selain memakan biaya, program pelatihan itu sendiri perlu dilihat apakah
dapat secara tepat dan efektif digunakan untuk memperbaiki kinerja sumber daya manusia.
Beberapa client, baik dari perusahaan besar maupun kecil mengeluhkan bahwa efek positif
dari pelatihan hanya dapat membantu pengembangan kinerja dari manajemen operasional
yang ada dalam perusahaan. Habis itu bisa-bisa hanya bubar jalan saja.
Pemahaman pelatihan itu sebenarnya apa? Apakah hanya dengan duduk di dalam
suatu ruangan yang kemudian dilakukan proses penjelasan secara terus-menerus dan
dikombinasikan dengan adanya konsep teoritis dan praktek bisa dapat secara tepat
menjelaskan arti dan konsep dari pengembangan dari kompetensi sumber daya manusia?
Lalu jenis apakah pelatihan yang efektif.
Pengertian terhadap pelatihan yang biasa dipahami adalah seperti itu. Proses yang
terjadi secara in class yang digunakan untuk mengembangkan suatu proses terhadap
optimalisasi dan pengembangan kompetensi yang ada dalam organisasi. Konsep yang lebih
luas menunjukkan bahwa pada setiap harinya, karyawan dalam suatu organisasi/
perusahaan menjalankan kegiatan pengembangan terhadap kompetensi dirinya baik itu
disadari ataupun tidak disadari.
Berangkat dari sana, terbentuklah konsep yang berkaitan dengan program yang
disebut sebagai on the job training. Kegiatan On The Job Training adalah program dimana
level supervisor atau manajerial yang menjadi kepala unit dalam suatu business unit
menjadi bagian yang penting dalam konsep pengembangan terhadap manajemen organisasi
untuk berkembang. Hal ini digawangi oleh bisnis manufacturing yang melihat program on
the job training adalah kegiatan yang penting untuk dikembangkan dan dioptimalkan dalam
aspek pengembangan mekanisme kinerja perusahaan.
2. Setelah melihat definisi ini, ada baiknya, setiap kepala unit menjalankan fungsi
sebagai trainer yang tepat bagi bawahan dimana unit kepala tersebut menjadi pimpinan.
TAHAPAN PROSES PENYUSUNAN PELATIHAN YANG EFEKTIF
Bagaimana membangun dan menyusu program pelatihan yang efektif. Hal yang
terpenting dalam proses pengembangan program pelatihan ini adalah menyusun silabus
atau kurikulum pelatihan. Sebelum melakukan proses penyusunan silabus, ditetapkan
terlebih dahulu tujuan dari pelatihan, apa yang hendak dicapai. Satu hal yang pasti dalam
proses pencapaian tujuan pelatihan tersebut, adalah memastikan bahwa unit kompetensi
dari program pelatihan akan tercapai melalui pelatihan tersebut.
Berikut adalah skema untuk penyusunan silabus untuk kebutuhan pengembangan pelatihan
berbasiskan kompetensi.
PROSES EVALUASI COMPETENCY
KOMPETENSI ASSESSMENT
KARYAWAN
IDENTIFIKASI
NILAI KETIDAKSESUAIAN
KETIDAKSESUAIAN
PERBAIKAN
MELALUI PELATIHAN
UNIT KOMPETENSI
3. Dari gambaran skema ini kita bisa melihat bagaimana pelatihan bisa digunakan sebagai
strategi untuk menutup unit kompetensi yang tidak sesuai dengan standar persyaratan
jabatan yang dimiliki seseorang.
Seorang Marketing Manager yang tadinya adalah seorang salesman biasa, kemudian harus
menduduki posisi manajerial yang dimana ia dibebani dengan setumpuk tugas administrasi
yang hampir memenuhi 80% dari beban dan tanggung jawab pekerjaannya. Tentu saja ia
menjadi pusing, bagaimana tidak apabila sebelumnya, ia biasa bertemu dengan pelanggan
dan lebih menggunakan kemampuan verbal dibandingkan dengan kemampuan administratif
maka sekarang kondisi yang dimilikinya terbalik. Ia mendapati dirinya mendapatkan beban
bagaimana ia menjadi terkena tanggung jawab yang berat untuk proses operasional
pekerjaan administratif.
Tentu saja, tidak baik apabila ia membebankan orang lain untuk menjalankan fungsi
administrasi yang ia miliki. Sehingga tidak salah, apabila ia kemudian berminat untuk
mengikuti pelatihan pengelolaan data dan administrasi, pelatihan pembuatan surat bisnis,
filing management dan pelatihan SOP (Standard Operating Procedure). Bagaimana pun juga
ia harus mengubah konsep berpikirnya untuk lebih mengembangkan kemampuan dalam
penyusunan konsep dan pengembangan sistem manajer yang dimilikinya.
Dari proses penyusunan silabus ini kemudian dilakukan proses penyusunan modul
pelatihan. Modul pelatihan yang tepat dan efektif harus mengembangkan strategi
komunikasi yang dinamis. Terdapat beberapa tips untuk tata cara dalam proses
penyusunan materi pelatihan yang tepat dan efektif.
1. Informasikan dengan Jelas Ide
Pemberian ide sebaiknya dijelaskan secara gamblang, hindarkan penggunaan bahasa
yang menyerupai bahasa buku.
Berikut adalah salah satu contoh sederhana bagaimana, ide bisa diubah dari bahasa
buku menjadi bahasa komunikatif.
P
Trainer adalah fungsi TRAINER
E
Yang harus menjalankan
S
Fungsi komunikatif dari proses
pelatihan A
N
TRAINEE
BAHASA
Bahasa Buku
KOMUNIKASI
4. Melihat dari diagram di atas, dapat kita perhatikan bahwa dalam suatu konsep
penyajian pelatihan, sebaiknya sedikit menggunakan bahasa buku dan lebih banyak
menggunakan bahasa komunikasi. Dalam Bahasa Komunikasi, informasi yang
tersampaikan adalah bahasa yang berbentuk diagram dan dapat dipahami secara
tepat oleh audiens, karena bahasa diagram adalah bentuk bahasa universal yang
dapat dipahami oleh siapa pun.
2. Memberikan pengalaman bukan pengetahuan
Suatu pelatihan yang efektif lebih banyak menyampaikan pengalaman yang tepat
dan cocok dengan kondisi dari audiens pelatihan. Penggunaan pengalama yang
dirangkumkan dan disesuaikan dengan kondisi client akan memberikan nilai lebih.
Namun untuk lebih mengoptimalkan nilai dari pesan pelatihan, sebaiknya trainer
mengurangi informasi mengenai “Saya”, trainer sebaiknya memahami bahwa proses
pelatihan bukanlah promosi pribadi diri sisi positif trainer.
Pelatihan Leadership, umumnya adalah jenis pelatihan yang mengkondisikan
peserat pelatihan untuk berada dalam kondisi optimal dimana individu tersebut
berada dalam situasi role play yang mana ia berada dalam situasi untuk menjadi
seorang pemimpin yang sangat optimal dalam memimpin situasi.
Buatlah role play yang efektif sehingga peserta pelatihan berada dalam kondisi
yang membuat diri trainee tersebut yang mengalami tantangan untuk
mengembangkan dirinya sebagai leader bukan di dalam kondisi dimana trainee
harus mendengar cerita dari trainer mengenai pengalaman kepemimpinannnya.
Jadi meskipun trainer itu sendiri adalah bekas seorang direktur, bukan berarti
individu itu harus menceritakan seluruh pengelamannya dalam mengelola aspek
kepemimpinan dalam perusahaan.
Mengembangkan konsep penggunaan permainan dan role play dapat menjadi nilai
positif yang kuat dalam proses pelatihan.
3. Mengembangkan Gambaran Umum menjadi spesifik
Dalam proses penyusunan tema pelatihan, jenis pelatihan yang memiliki nilai jual
yang tinggi adalah pelatihan yang dimana investasi dari pihak perusahaan yang
memberikan pelatihan langsung kembali. Beberapa perusahaan sangat
mengharapkan adalah pengembangan yang terkait dengan optimalisasi dari tujuan
pelatihan. Misalnya, dalam pelatihan salesmanship, pihak perusahaan tentunya
berharap dengan program pelatihan yang dijalankan oleh perusahaan tersebut
5. sehingga karyawan yang dikirimkan untuk pelatihan tersebut dapat meningkatkan
kapasitas dalam proses penjualannya.
Hindarkan pemberian informasi dan pelatihan yang terlalu umum, buat spesifik
sesuai dengan ruang lingkup dari peserta pelatihan dan tujuan dari program
pelatihan yang dibentuk itu sendiri. Pelatihan yang menggunakan determinasi
umum dengan contoh-contoh persoalan yang tidak menyentuh secara spesifik ke
dalam aplikasi di lapangan dapat menyebabka permasalahan yang terkait dengan
bagaimana proses aplikasi pengembangan pelatihan itu menjadi dijalankan.
4. Proses Pembelajaran dengan Teknik Penyegaran
Salah satu dari kelemahan beberapa program pelatihan adalah dengan membuat
asumsi bahwa peserta pelatihan tidak memahami isi pelatihan tersebut. Hal yang
paling penting dari seorang penyusun materi pelatihan adalah dengan
mengembangkan dan mengoptimalkan teknik penyegaran kepada audiens nya, yaitu
dengan melihat pada sisi lain bagaimana informasi tersebut tersajikan.
PEMAHANAN PEMAHAMAN ISO 9001
ISO 9001:2008 DENGAN PEMBERIAN CONTOH
INFORMASI KLAUSUL PENJELASAN PENERAPAN
PADA TIAP UNIT ORGANISASI
TEKNIK DENGAN
GAMBARAN
PENDEKATAN “LAMA” LANGSUNG PADA
APLIKASI SISTEM
5. Proses Penyusunan Evaluasi Pelatihan
Bagaimana cara menjalankan evaluasi pelatihan yang tepat, sekali lagi lakukan
proses penetapan tujuan dari program pelatihan yang dimaksud untuk kemudian
dilakukan proses penyusunan terhadap sistematika dan mekanisme pelatihan.
Tidak seluruh pelatihan dapat dilakukan proses evaluasi pelatihan langsung setelah
program pelatihan tersebut selesai dijalankan. Beberapa program pelatihan
membutuhkan waktu evaluasi dengan selang waktu yang cukup panjang untuk
memastikan bahwa program pelatihan itu dapat secara tepat dan efektif
bermanfaat.
Dalam program pelatihan leadership, peserta pelatihan mendapatkan program kerja
6. yang harus dikerjakan dalam selang waktu tertentu untuk memastikan perbaikan
terhadap keahlian leadership seseorang. Setelah melewati selang waktu tertentu,
kemudian dijalankan proses evaluasi pelatihan yang dipastikan untuk melihat apakah
pelatihan tersebut memang telah efektif untuk dijalankan.
Membangun suatu kontruk pelatihan yang efektif adalah suatu proses yang membutuhkan
kinerja tim dan referensi eksternal yang kuat. Persiapan adalah segalanya dalam menyusun
materi pelatihan yang baik. Kesalahan dalam program pembuatan persiapan pelatihan,
justru akan membangun suatu kesalahan dalam pencapaian tujuan pelatihan. Beberapa
pusat pelatihan membangun tim validasi dan verifikasi yang kuat yang akan menjalankan
proses perbaikan secara terus menerus terhadap program pelatihan agar pelatihan tersebut
dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Dan tentu saja menjadi efektif dan memberi nilai
positif bagi peserta pelatihan itu sendiri.